Anda di halaman 1dari 22

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh peneliti dan pengelola administrasi penelitian

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN TAHUN TUNGGAL


ID Proposal: 0c96963f-c4af-4bcd-bd77-5f5360a16e75
Laporan Kemajuan Penelitian: tahun ke-1 dari 1 tahun

1. IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TANAH TERCEMAR MENGGUNAKAN


FILTER MEDIA CARBON AKTIF BERBASIS BAHAN TEMPURUNG KELAPA

B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU

Bidang Fokus RIRN / Bidang


Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang Ilmu
Unggulan Perguruan Tinggi

Teknologi
pengolahan
Pengolahan bijih
Material Maju mineral strategis Teknik Kimia
mineral strategis lokal
berbahan baku
lokal

C. KATEGORI, SKEMA, SBK, TARGET TKT DAN LAMA PENELITIAN

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 3 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

DEDY
KHAERUDIN Universitas
Teknik Industri 6714633 0
Bina Bangsa
Ketua Pengusul

Membantu Ketua
ARDI HIDAYAT Peneliti Untuk
S.E., M.M Melakukan Uji
Universitas
Manajemen Coba Alat 6113933 0
Bina Bangsa
Anggota Pengusul Teknologi dan
1 Penyusunan RAB
Penelitian

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib

Status target capaian (


Keterangan (url dan nama
Tahun accepted, published, terdaftar
Jenis Luaran jurnal, penerbit, url paten,
Luaran atau granted, atau status
keterangan sejenis lainnya)
lainnya)

Jurnal Sains dan Teknologi :


Artikel di Jurnal Nasional
1 Accepted Jurnal Keilmuan Aplikasi
terakreditasi peringkat 1-6
Teknologi Industri

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Analisa Prototype Teknologi


1 Alat peraga Telah bersertifikat
Pengolahan Air

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 20,000,000
Tahun 1 Total Rp. 20,000,000

Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

Bahan ATK Lem Fox Pcs 5 25,000 125,000

Bahan ATK Ballpoint Box 2 50,000 100,000

Bahan ATK Flasdisk Buah 2 180,000 360,000

Foto Copy
Laporan
Bahan ATK Pcs 2 250,000 500,000
Kemajuan dan
Akhir

Bahan ATK Materai 6000 Pcs 25 7,000 175,000

Kertas HVS 80 Gr
Bahan ATK Rim 10 70,000 700,000
A4

Bahan Penelitian (Habis Pipa pvc 4 in 140


Bahan Batang 5 350,000 1,750,000
Pakai) mm merek AW

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Dop 4 in Rucika Buah 4 25,000 100,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Valve ½ in Rucika Buah 5 25,000 125,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis Klem tengki pvc


Bahan Buah 4 10,000 40,000
Pakai) ½ in Rucika

Bahan Penelitian (Habis Shock drat luar ½


Bahan Buah 6 8,500 51,000
Pakai) in Rucika
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

Bahan Penelitian (Habis Shock drat dalam


Bahan Buah 2 7,000 14,000
Pakai) ½ in Rucika

Bahan Penelitian (Habis L bow ½ in


Bahan Buah 7 6,500 45,500
Pakai) Rucika

Bahan Penelitian (Habis Union ½ in


Bahan Buah 9 50,000 450,000
Pakai) Rucika

Bahan Penelitian (Habis Sambungan ½ in


Bahan Buah 3 4,500 13,500
Pakai) Rucika

Bahan Penelitian (Habis Seal karet ½ in


Bahan Buah 4 3,500 14,000
Pakai) Rucika

Bahan Penelitian (Habis Paralon ½ in AW


Bahan Batang 12 320,000 3,840,000
Pakai) Rucika

Bahan Penelitian (Habis Lem isarplas


Bahan Buah 11 60,000 660,000
Pakai) kuas Kaleng

Bahan Penelitian (Habis Siltip 12 mm x 10


Bahan Buah 30 15,000 450,000
Pakai) m

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Drum minyak Buah 1 650,000 650,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis Tempurung


Bahan Karung 7 25,000 175,000
Pakai) Kelapa

Bahan Penelitian (Habis Alat Bor Cordless


Bahan Buah 1 2,795,000 2,795,000
Pakai) Makita DDF 453

Bahan Penelitian (Habis mesin las Mig


Bahan Buah 1 2,100,000 2,100,000
Pakai) 120 A CO2

Bahan Penelitian (Habis Welding elektroda


Bahan Kg 2 38,000 76,000
Pakai) 2 mm 100 batang

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Zn Cl2, 25% Kg 2 65,000 130,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis


Bahan CaCl / KCl Kg 2 85,000 170,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Batu Zeloit Kg 5 10,400 52,000
Pakai)

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Pasir Silika Kg 25 3,000 75,000
Pakai)

Pengumpulan
Biaya konsumsi Makan OH 10 35,000 350,000
Data

Sewa Tempat
Sewa Peralatan Obyek penelitian Tempat 1 500,000 500,000
Percobaan (Lab)

Perjalanan ke
Sewa Peralatan Transport penelitian Pcs 1 314,000 314,000
tempat penelitian

Pelaporan,
HR Penyusuan
Luaran Wajib,
Sekretariat/Administrasi Administrasi OB 2 700,000 1,400,000
dan Luaran
Peneliti Laporan
Tambahan

Pelaporan, Biaya Publikasi artikel di Biaya Publikasi


Pcs 1 700,000 700,000
Luaran Wajib, Jurnal Nasional jurnal
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

dan Luaran terakreditasi Sinta


Tambahan 4 yaitu Jurnal
Sains dan
Teknologi : Jurnal
Keilmuan Aplikasi
Teknologi Industri

Pelaporan,
Luaran Wajib, Luaran KI (paten, hak
Biaya Hak Paten Pcs 1 1,000,000 1,000,000
dan Luaran cipta dll)
Tambahan

6. KEMAJUAN PENELITIAN

A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran
yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.

Latar Belakang Penelitian ini adalah permasalahan ketersedian air bersih dimana air
yang digunakan saat ini berasal dari sumurgalian (air tanah) untuk memenuhi kebutuhan
warga sehari-hari, kondisi air sangat keruh, kuning, berasa asam dan berbau akibat berasal
dari pencemaran sisa buangan air domestic dari air limbah cucian, kamar mandi, limbah WC
dan sisa sistem pengairan sawah, meskipun saat ini memiliki satu unit pengolahan air bersih
pada kenyataanya hal tersebut belum maksimal untuk menuhi kebutuhan warga sekitar
karena Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dari pemerintah pusat terbatas hanya
diperuntukan air limbah rumah tangga hasilnya digunakan untuk mengairi sawah bukan
untuk memenuhi kebutuhan air domestik warga Desa Panenjoan, unit pengolahan air itupun
sudah tidak berfungsi.
Tujuan nya untuk menguji coba pengolahan air tanah dengan mendisain instalasi filter
air dari pipa pvc menggunakan media carbon aktif dari tempurung kelapa untuk pengolahan
air tercemar agar menghasilkan kualitas air baku yang baik di Kp.Sendal Kopo, Desa
Panenjoan, Kec. Carenang yang akan dikerjakan bersama antara tim Peneliti Universitas
Bina Bangsa, selain pembuatan filter air sekaligus memberikan workshop serta penyuluhan
akan menjaga dan mengelola air bersih sehingga dengan demikian teratasinya masalah
yang di memiliki Desa Panenjoan akan air yang keruh dan berbau menjadi air yang memiliki
kualitas standar air bersih melalui disainintalasi air menggunakan media carbon aktif dari
tempurung kelapa.
Metode yang akan dipakai adalah dengan system uji coba Analisa teknologi dengan
membuat disain filter air sederhana terbuat dari pipa pvc sebagai tempat busa filter, injuk,
batu zeloit, carbon aktif dan pasirsilika, kemudian membuat arang dari tempurung kelapa
dengan cara proses pembakaran kedap udara, setelah itu mengaktifkan arang dengan
melakukan rendaman kedalam larutan kimia ZnCl2, CaCl atau KCl selama 12-18 jam,
dilanjutkan dengan instalasi filter air dengan menempatkan semua media kedalam filter yang
telah dibuat pada tahap 1, serta memberikan workshop dan penyuluhan kepada warga Desa
Panenjoan akan menjaga dan mengelola air bersih dilingkungan tempat tinggal. Target
Luaran Wajib yang ditargetkan dari hasil penelitian tersebut ini adalah publikasi pada jurnal
terakreditasi Sinta 4 yaitu Jurnal Sains dan Teknologi : Jurnal Keilmuan Aplikasi Teknologi
Industri. Sedangkan untuk TKT yang akan dikembangkan berupa hasil Analisa prototype
penggunaan teknologi air tanah dari filter media carbon aktif tempurung kelapa

B. KATA KUNCI: Tuliskan maksimal 5 kata kunci.


Filterair ; arangaktif ; air bersih ; media filter ; instalasi filter

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di
setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan
atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan
sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus
penjelasan di setiap poin.
C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah
dicapai sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian meliputi data, hasil analisis, dan capaian luaran
(wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan
pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar,
tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

1. Analisis kadar air carbon aktif dari tempurung kelapa


Pada Gambar 6 merupakan hasil media tempurung kelapa yang telah di proses menjadi arang
dari hasil pembakaran kemudian dikatifkan dengan larutan ZnCl2, CaCl atau KCl 25% selama
12-18 jam dan diambil 1 gram dari tiap 12 jam, 16 jam dan 18 jam dikeringkan melalui
pengovenan pada suhu 110 oC selama 2 jam didinginkan dan di timbang [1] [2].

Gambar 1. Proses perendaman carbon dengan ZnCl2, CaCl atau KCl 25% selama
12-18 jam
Kemudian di hitung kadar air rata-rata:
Berat aktif awal - Berat aktif setelah pemanasan
Kadar =  100%
Berat aktif awal

Tabel 1. Hasil penentuan kadar air arang aktif dari tempurung kelapa.
Lama Berat arang aktif (gram)
Larutan Perendaman 1 Kadar air
Perendam gram arang Setelah (%)
Mula-mula
(jam) pemanasan
CaCl2, ZnCl2,
12 1,0956 1,0127 7,567
KCl 25 %
CaCl2, ZnCl2,
16 1,1095 1,0286 7,292
KCl 25 %
CaCl2, ZnCl2,
18 1,1183 1,0308 7,824
KCl 25 %

Tabel 1 menujukan bahwa carbon aktif yang dihasilkan akan memiliki daya serap (adsorbsi)
yang baik di banding tanpa proses pengaktifan dengan kandungan kadar air 7-8 %, kondisi
tersebut disebabkan arang yang telah mengalami proses pengaktifan akan menghasilkan luas
permukaan arang semakin besar ditandai dengan volume dan diameter pori dari arang melebar,
pori-pori arang semakin bersih yang sebelumnya masih tertutup zat pengotor terutama
komponen mineral silica, hidrocarbon, tar dan senyawa organik didalamnya, setelah kondisi
carbon itu aktif, daya serap akan meningkat dengan baik ketika digunakan.
2. Analisis kadar abu carbon aktif dari tempurung kelapa
Carbon aktif yang telah di uji kadar airnya kemudian di bakar selama 2 jam pada suhu 110 oC
dalam cawan nikel yang telah diketahui beratnya dengan konstan.Carbon aktif diabukan
dengan furnace pada suhu 700oC selama 2 jam, didinginkan dan ditimbang. [3] [4].

1
Berat arang aktif awal - Berat arang aktif setelah pengabuan
Kadar =  100%
Berat arang aktif awal

Tabel 2. Hasil penentuan kadar abu arang aktif dari tempurung kelapa.
Lama Berat arang Kadar
Larutan Perendaman 1 aktif setelah Kadar abu
Perendam gram arang pemanasan abu (%) rata-
(jam) (gram) rata (%)
CaCl2, ZnCl2,
12 1,0127 9,647
KCl 25 %
CaCl2, ZnCl2,
16 1,0286 7,253 7,890
KCl 25 %
CaCl2, ZnCl2,
18 1,0308 6,771
KCl 25 %

Tabel 2 menunjukan hasil kondisi carbon setelah proses pengaktifan akan memberikan
karakteristik dari carbon yang berbeda terutama kadar air dan kadar abu yang akan memberikan
kualitas arang menjadi baik dalam menyerap mineral pengotor pada air. Kadar air yang
terkandung pada carbon setelah pengaktifasi menjadi 7,56 % kondisi tersebut memenuhi syarat
menurut SNI maksimal 15%. Sedangkan kadar abu yang terkandung pada carbon setelah
aktifasi 7,89% kondisi tersebut memenuhi syarat menurut SNI maksimal 10%. Kadar air dan
kadar abu pada carbon yang telah aktif akan memberikan kemampuan memaksimalkan pada
carbon aktif dalam proses penyerapan sifat higrokopis.
3. Cara Kerja Filter Air
Sample air yang di ambil dari Desa Panenjoan dilewatkan melalui alat filter air dengan
beberapa tahapan kerja: tahapan pertama air melewati injuk, busa filter, pada tahap ini
merupakan tahap penyaringan air dari material yang memiliki ukuran partikel lebih besar,
seperti lumpur setelah itu air melewati tahapan kedua yaitu melewati pasir silika pada tahap ini
pasir silika (SiO2) mampu menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air
yang tidak hilang setelah melewati tahap pertama, pada tahap ini kondisi air sudah menujukan
bening namun masih mengandung mineral logam Fe dan sejenisnya. Tahap ketiga air melewati
carbon aktif, tahap ini merupakan tahap dimana air di serap melewati pori-pori carbon aktif,
gugus fungsi carbon aktif seperti carbonil, hidroksil dan karboksilat yang memberikan sifat
amfoter pada carbon merupakan penyebab permukaan carbon aktif menjadi reaktif secara
kimiawi dan mempengaruhi sifat adsorpsinya.
Liyanage, C.D & Pieris, M. (2015) Carbon aktif dengan gugus fungsi tersebut bisa bersifat
asam maupun basa. Sample air yang melewati carbon aktif cenderung banyak mengandung
sejumlah ion negative sedikit ion positif, hal tersebut dapat dilihat dari nilai pH yang
menujukan asam, dan rasa asam itu sendiri pada sampel air, baik ion negative maupun positif
akan di ikat oleh gugus fungsi dari carbon aktif, hasilnya proses yang berlansung pada tahap
ini air yang mengadug sejumlah mineral yang tidak diinginkan seperti warna, rasa, bau dan
kandungan logam akan terserap oleh zat carbon [5]. Tahap keempat air melewati batu zeolite,
pada tahap ini merupakan tahap penyempurna setelah melewati tahap sebelumnya, Pori-pori
zeolite yang terisi ion-ion Na, K, Ca, Mg dan molekul H2O, sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran ion dan pelepasan air secara bolak-balik, kadar pH setelah melewati batu zeolite
akan mengalami kenaikan akibat dari batu zeolite sebagai penukar dan penyerap kation.

Gambar 2. Cara kerja filter air kiri, backwash kanan dan air bersih

2
Air sample yang di ambil dari Desa Panenjoan memiliki kondisi yang semula berwarna
keruh ke kuningan, berasa asam dan berbau, setelah di teliti dan di analisa dengan bantuan alat
spektofotometer dengan panjang gelombang 510nm hasil tersebut menunjukan adanya
kandungan logam Fe dan mineral lain di ke 6 titik sample yang diambil dengan nilai rata-rata
sebesar 3,02 mg/l nilai ini tidak jauh beda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Naryanto, et,. All (2019) Tingginya zat padat tersuspensi akibat dampak limbah dari aktivitas
domestik terkandung Fe yang tinggi pada beberapa sumur penduduk akibat pengaruh air
permukaan masuk ke dalam airtanah [6]. Sample air tersebut kemudian di uji dengan
menggunakan filter air mulai uji warna, pH dan uji logam Fe.

Tabel 3. Hasil pengujian sample sebelum dan sesudah filtrisasi.


5. Warna dan 6. Fisik dan kandungan
estetika Kimia
4. Kualitas
air Kandungan besi
pH rata-rata
sumur (Fe) rata-rata
Rasa Warna dari 6 titik
dari 6 titik
sampel
sampel (mg/l)
Kuning
Sebelum filter Asam, kecut 4 3,02
keruh
Sesudah filter Normal Putih bening 6,8 0,65

Tabel 3 merupakan hasil setelah dilakukan filtrisasi dengan menggunakan media carbon
aktif dan media penujuang lainya membuktikan hasil adanya perubahan, hal tersebut terbukti
dengan warna, rasa, pH dan kandungan logam Fe berubah jauh lebih baik. Perubahan warna
semula keruh kekuningan berubah menjadi bening hal tersebut diakibatkan bekerjanya media
busa, pasir silika dalam menyerap mineral yang terkadung di dalam sample, busa sebagai
penyaring kotoran kasar, seperti lumpur sedangkan pasir silika sebagai pre-filter untuk
menghilangkan kandungan lumpur, tanah, partikel kecil dan sedimen pada air. Untuk rasa asam
disebabkan oleh pH dari sample air itu sendiri disebabkan oleh bakteri dan kandungan ion
negative yang ada didalamnya. pH yang semula 4 setelah melewati filterisasi naik menjadi 6,8
diakibatkan bekerjanya batu zeolit sebagai penukar ion mineral yang memiliki muatan positif
diikat oleh zeolite yang bermuatan negative dengan tujuan penyeimbang ion pada sample air
tersebut.

Gambar 3. Hasil uji pH dan uji logam Fe


Gambar 8 merupakan hasil uji kandungan besi mengalami penurunan dari 3,02 mg/l menjadi
0,65 mg/l hal tersebut dikarenakan carbon aktif memiliki peranan yang besar dalam menyerap
volutan pada sample dengan sifat amorf yang luas permukaannya berkisar antara 300-3500
m2/g, selain itu sebagai pengikat ion logam yang baik dimana kadar Fe pada air tidak boleh
melebihi dari 1 mg/l sesuai dengan Permenkes No.32 Tahun 2017 [7].

Gambar 4. Hasil air sebelum (kiri) dan sesudah (kana)

3
Gambar 9 hasil yang di peroleh dari kondisi sebelum dan sesudah menujukan perbedaan air
tercemar dari Desa Panenjoan setelah disaring dengan menggunakan filter sangat berbeda,
artinya filter tersebut bekerja secara maksimal mulai dari perubahan warna dari keruh kuning
ke bening dan memiliki rasa yang tawar.
Capaian luaran wajib sedang dalam proses review oleh reviewe jurnal TEKNIKA : Jurnal
Sains dan Teknologi Terakreditasi SINTA 4 dan untuk capaian luaran tambahan berupa HAKI
masih dalam proses penyelesaian.

D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran
tambahan (jika ada) yang dijanjikan. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual,
hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung
dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis
luaran yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan
melalui Simlitabmas.

Capaian luaran wajib sedang dalam proses review oleh reviewe jurnal TEKNIKA : Jurnal
Sains dan Teknologi Terakreditasi SINTA 4, serta sudah dalam prose penerimaan Letter Of
Acceptance (LOA) kemudian untuk capaian luaran tambahan berupa HAKI masih dalam
proses penyelesaian.

4
E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (untuk
Penelitian Terapan, Penelitian Pengembangan, PTUPT, PPUPT serta KRUPT). Bukti pendukung realisasi
kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti dokumen
realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas.

F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama
melakukan penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian
dan luaran penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.

G. RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA: Tuliskan dan uraikan rencana penelitian di tahun berikutnya
berdasarkan indikator luaran yang telah dicapai, rencana realisasi luaran wajib yang dijanjikan dan
tambahan (jika ada) di tahun berikutnya serta roadmap penelitian keseluruhan. Pada bagian ini
diperbolehkan untuk melengkapi penjelasan dari setiap tahapan dalam metoda yang akan direncanakan
termasuk jadwal berkaitan dengan strategi untuk mencapai luaran seperti yang telah dijanjikan dalam
proposal. Jika diperlukan, penjelasan dapat juga dilengkapi dengan gambar, tabel, diagram, serta pustaka
yang relevan. Jika laporan kemajuan merupakan laporan pelaksanaan tahun terakhir, pada bagian ini dapat
dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai.

Sebagaimana tercantum dalam proposal induk (sebelumnya), dalam rencana tahapan


penelitian berikutnya ini, bertujuan untuk menghasilkan unit pengolahan air tercemar
dengan capasitas yang lebih besar, agar bisa di pergunakan dan terpasang untuk 1 unit tiap-
tiap RT yang ada di Desa Panenjoan. Selain itu edukasi dilakukan tidak cukup 1 kali edukasi,
dalam tahap selanjutnya terus di lakukan berkali-kali dan dibina agar masyarakat memiliki
tingkat kesadaran dan kepekaan tersediri akan. Guna mencapai tujuan rencana penelitian
selanjutnya, maka penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua tahap selamadua tahun.
Tahun kedua ini pada intinya memasuki kegiatan pengembangan (development).
Adapun targetnya adalah untuk memperoleh kapasitas unit pengolahan yang lebih besar dan
dapat di implementasikan 1 unit tiap RT.
Secara rinci tujuan penelitian tahun kedua adalah untuk:

1. Membuat disain alat filter yang memiliki kapasitas lebih besar dengan memakai ukuran
diameter dan panjang yg besar
2. Menyusun media didalam filter, batu Zeloit, pasir silika, carbon aktiv, injuk dan busa
lebih persisi lagi. Agar komposisi dari tiap alat filter memiliki kemampuan yang
maksimal dalam mengolah limbah air domestic secara maaksimal
3. Dapat dipastikan alat terinstal 1 unit di tiap RT dengan baik dan benar
4. Eduksi terhadap warga tiap RT berkelanjutan terus menerus sampai masyarakat
memiliki tingkat kesadaran dan sensitifitas tinggi terhadap lingkungan.

Luaran penelitian tahun kedua berupa capasitas filter air lebih besar dan terpasang 1
unit di tiap RT, Artikel di Jurnal Nasional terakreditasi peringkat 1-4, kesadaran dan
sensitifitas warga lebih peka terhadap lingkunya. Untuk mencapai target dan tujuan khusus
tersebut, penelitian ini akan tetap menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
dengan rancangan studi kasus. Sesuai dengan kriteria tahun pertama, lokasinya meliputi:
Tiap RT yang ada di Desa Panenjoan

5
Disain unit pengolahan air limbah domestic di buat dengan melihat dan megukur
factor kandungan pencemar air lebih detail lagi di tiap masing-masing RT yang ada di Desa
Panenjoan.

Rencana Tahap Tahun Berikutnya:


Membuat kapasitas dari filter air lebih besar dan akan di pasang 1 unit pengolahan air di
tiap RT yang ada di Desa Panenjoan. Edukasi Kesehatan lingkungan untuk tiap RT

Rencana Tahun berikutnya


- Pengembangan Capasita filter lebih besar
- Edukasi Pendidikan air bersih sering
dilakukan di tiap RT

Pelaksanaan Penelitian

▪ Lokasi : Rt 1, s/d Rt 14,


▪ Kegiatan : Desain Filter air kapasitas besar
dengan ukuran diameter pipa PVC dan
Panjang lebih besar.
▪ Edukasi masyarakat air bersih sering
dilakukan di tiap RT

Luaran:
• Publikasi di jurnal ilmiah terakreditasi.
• Kesadaran dan sensitifitas masyarakat
akan air bersih dan menjaga lingkunga
meningkat

Hasil:
Unit pengolahan filter air dengan
menggunakan media karbon aktif dapat
terinstal dengan baik di tiap RT.

Rekomendasi Hasil

6
H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada laporan kemajuan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

1. Shi, K., Ren, M & Zhitomirsky, I (2014). “Activated Carbon-Coated Carbon Nanotubes for
Energy Storage in Supercapacitors and Capacitive Water Purification”. ACS Sustainable
Chemistry & Engineering
2. Reza, Md.S., et.all (2020). “Preparation of activated carbon from biomass and its’
applications in water and gas purification, a review”. Arab Journal of Basic and Applied
Sciences. VOL. 27, NO. 1, 208–238
3. Anggraeni, I.S & Yulian, L.E (2015). “Pembuatan Karbon Aktif Dari Limbah Tempurung
Siwalan (Borassus Flabellifer L) Dengan Menggunakan Aktivator Seng Klorida (ZnCl2)
Dan Natrium Karbonat (Na2CO3). Departement Diploma Of Chemical Engineering Faculty
of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology.
4. Susmanto, P., et.all (2020). “Pengolahan Zat Warna Direk Limbah Cair Industri Jumputan
Menggunakan Karbon Aktif Limbah Tempurung Kelapa pada Kolom Adsorpsi”. Jurnal
Riset Sains dan Teknologi. Vol 4 No. 2.
5. Liyanage, C.D & Pieris, M. (2015). “A Physico-Chemical Analysis of Coconut Shell
Powder”. Internstional Symposium on Applied Chemsitry, Procedia Chemistry Vol.16,
pages 222-228.
6. Naryanto., et.all (2019). “Groundwater and River Water Quality Assessment in Serang
District Flood Area Related to Providing Clean Water Supply” Pusat Teknologi Reduksi
Risiko Bencana, Kedeputian TPSA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung
Geostech, Lantai 1, Kompleks Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
7. Permenkes No.32 Tahun 2017 “Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Prsayratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiensi Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum

7
Dokumen pendukung luaran Wajib #1

Luaran dijanjikan: Artikel di Jurnal Nasional terakreditasi peringkat 1-6

Target: Accepted
Dicapai: Accepted

Dokumen wajib diunggah:


1. Naskah artikel
2. Surat keterangan accepted dari editor

Dokumen sudah diunggah:


1. Naskah artikel
2. Surat keterangan accepted dari editor

Dokumen belum diunggah:


- Sudah lengkap
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 17 NO 02 (2021) 000–000

TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI


Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ju-tek/

Analisis penerapan teknologi pengolahan air tanah tercemar


menggunakan filter media carbon aktif berbasis bahan tempurung
kelapa
Dedy Khaerudina,1, Ardi Hidayat2
a
Teknik Industri, Fakultas Sain dan Teknologi, Universitas Bina Bangsa, Jl.Raya Serang-Jankarta, Km.03 No.1B, Pakupatan, Kota Serang, Banten
Indonesia.
1
E-mail: dedy.khaerudin.binabangsa.ac.id
b
Menejemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Bangsa, Jl.Raya Serang-Jankarta, Km.03 No.1B, Pakupatan, Kota Serang, Banten Indonesia.

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat artikel: Salah satu sumber mata air bersih yang digunakan warga Kp.Sendal Kopo, Desa Panenjoan, Kecamatan
Diajukan pada 00 Desember 00 Carenang, Kabupaten Serang berasal dari sumur galian (air tanah), memiliki masalah dengan kondisi
Direvisi pada 00 Januari 00 sangat keruh, kuning, berasa asam dan berbau akibat berasal dari pencemaran beberapa limbah dan sisa
Disetujui pada 00 Februari 00 sistem pengairan sawah. Unit pengolahan air bersih Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dimiliki
Tersedia daring pada 00 Maret 00 warga sekitar sudah tidak berfungsi dari pemerintah pusat. Salah satu alternatif dalam pengolahan air tanah
yang tercemar dengan mendisain instalasi filter air dari pipa pvc menggunakan media carbon aktif dari
Kata kunci: tempurung kelapa dan media tambahan busa filter, injuk, batu zeloit, carbon aktif dan pasir silika agar
Carbon aktif, filter air, workshop, injuk, menghasilkan kualitas air baku yang baik. Analisis air sederhana dengan membuat filter air. Hasil analisis
batu zeloit, tempurung kelapa. menujukan kadar air carbon aktif sebagai media utama yang di buat setelah menambahkan agen aktivator
ZnCl2, CaCl atau KCl 25% selama 12-18 jam menujukan hasil memenuhi syarat standar SNI < 15%. yaitu
Keywords: 7,56 % sedangkan kadar abu 7,89% memenuhi syarat standar SNI < 10%. Alat tersebut di uji terhadap
Activated carbon, water filter, workshop, sample air mulai dari warna, pH, dan kadar Fe dari Desa Panenjoan. Warna air setelah di uji dengan
injuk, zeolite stone, coconut shell. menggunakan filter air menujukan hasil yang sangat baik, semula berwaran keruh kekuningan setelah
melewati filter menjadi putih bening, sedangkan pengujian pH menunjukan hasil 6,9 masih dalam ambang
batas karena menurut peraturan menteri kesehatan, Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010 pH sebesar 6,5-8,5
sedangkan kadar Fe yang dihasilkan 0,65 mg/l sedangkan menurut Permenkes
No.492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 0,3 mg/l.

ABSTRACT

One source of clean water used by residents of Kp.Sendal Kopo, Panenjoan Village, Carenang District,
Serang Regency comes from dug wells (groundwater), has a problem with very cloudy, yellow, sour taste
and smells due to contamination from residual waste and the rest of the rice field irrigation system. The
clean water treatment unit for Community Based Sanitation (Sanimas) owned by local residents is no
longer functioning from the central government. One alternative in treating polluted groundwater is to
design a water filter installation from PVC pipes using activated carbon media from coconut shells and
additional media for filter foam, injuk, zeloite stone, activated carbon and silica sand in order to produce
good raw water quality. Simple water analysis by making a water filter. The results of the analysis showed
that the water content of activated carbon as the main medium was made after adding the activating agent
ZnCl2, CaCl or KCl 25% for 12-18 hours, indicating that the results met the SNI standard requirements <
15%. namely 7.56% while the ash content of 7.89% meets the requirements of the SNI standard < 10%.
The tool was tested on water samples ranging from color, pH, and Fe content from Panenjoan Village.
The color of the water after being tested using a water filter showed very good results, initially it was
cloudy yellowish after passing through the filter to become clear white, while the pH test showed the
results of 6.9 were still within the threshold because according to the regulation of the minister of health,
Number: 492/Menkes/ Per/IV/2010 the pH is 6.5-8.5 while the level of Fe produced is 0,65 mg/l while
according to Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 it is 0.3 mg/l.
Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.36055/teknika.
2 TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000

1. Pendahuluan

Hasil pemetaan zonasi air limbah domestik yang dilakukan oleh POKJA AMPL-BM Kab. Serang (2015), Desa Panenjoan Kecamatan Carenang dengan
layanan on site pendekatan komunal melalui program sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat yang kurang mampu dipadukan dengan pemicuan untuk
layanan on site berbasis rumah tangga bagi masyarakat yang lebih mampu dengan area beresiko tinggi dan memerlukan penanganan segera (indicator warna
merah). Kondisi air untuk keperluan domestik Desa Panenjoan saat ini memiliki keadaan keruh, berasa asam dan berbau. Desa Panenjoan sebagian besar
masyarakatnya mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan akan air baku/ air bersih dalama aktivitas domestic setiap harinya, penggunaan dan
pemanfaatan air untuk domestic akan menimbulkan pencemaran air apabila tidak dilakukan pengelolaan dan penanganan secara terpadu, libah cair yang
tercemar akibat naiknya dari volume pencemaran air buangan domestik baik dari air limbah cucian, kamar mandi (grey water) dan limbah dari WC (Black
Water) seperti terlihat pada gambar Gambar 1 menujukan bahwa pencemaran air buangan domestic dari air limbah cucian kamar mandi mencemari
lingkungan.

Gambar 1. Pencemaran air buangan domestic dari air limbah cucian kamar mandi

POKJA AMPL-BM Kab. Serang (2015), dalam Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan
air limbah secara umum apakah sistem on site maupun sistem off site [1]. Kriteria yang dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan
tersebut antara lain: Kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (urban, peri urban, rural), karakteristik tata guna lahan/ Central of Business Development
(CBD) serta resiko kesehatan lingkungan.
Permasalahan yang di alami Desa Panenjoan yang belum menikmati air bersih, layaknya Desa lain, meskipun saat ini memiliki satu unit teknologi
pengolahan air limbah pada kenyataanya hal tersebut belum maksimal untuk menuhi kebutuhan warga sekitar karna Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas)
dari pemerintah pusat terbatas hanya diperuntukan air limbah rumah tangga hasilnya digunakan untuk mengairi sawah bukan untuk memenuhi kebutuhan
air domestik warga Desa Panenjoan yang begitu luas, di tambah kondisi saat ini unit teknologi pengolahan air tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik
hal tersebut terbukti air masuk dan keluar unit pengolahan tersebut sama hasilnya.

Gambar 2. Air sumur desa Panenjoan

Gambar 2 menunjukan bahwa warga Desa Panenjoan saat ini belum menikmati air bersih untuk kebutuhan domestik warganya karena kondisi air yang
digunakan sangat keruh kekuningan, berasaasam dan berbau di duga kuat berasal dari pencemaran sisa buangan air domestic air limbah cucian, kamar
mandi, limbah WC dan sisa sistem pengairan sawah.
Kebutuhan akan air baku/ air bersih bagi semua warga Desa Panenjoan sangatlah penting hal tersebut berdasarkan hasil pemetaan zonasi air limbah
domestik yang dilakukan oleh POKJA AMPL-BM Kab. Serang (2015), menunjukan area ini beresiko tinggi dan memerlukan penanganan segera (indicator
warna merah) diperkuat hasil survei dan analisis sampel air yang diambil dari Desa Panenjoan menujukan keruh, rasa asam dan berbau.
Sampel air yang di ambil dari Desa Panenjoan di analisis warna, rasa, dan bau hasil kajian berdasarkan jurnal yang pernah dilakukan dan artikel dengan
kasus yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahmawanti, N & Dony, N (2012), carbon aktif dari media tempurung kelapa memiliki kapasitas
untuk menghilangkan bahan kimia bermasalah pada sumber air yang paling efisien dan hemat biaya [2]. Satayeva, A.R., et.all (2018), kalium karbonat
digunakan sebagai agen pengaktivasi dan desilisasi pada arang dengan tujuan mengembangkan pori carbon dengan luas permukaan spesifik yang tinggi
(>1200m g−1) dan efisien untuk penghilangan nitrat larut dalam air [3]. Bisowarno, B.H, Noviyanti, J & Martina, A (2017), media filter dengan
menggunakan arang carbon aktif, pasir, laterit mampu dan Efisiensi mengurangi 100% besi, 53% pengurangan sulfat, 20% pengurangan padatan terlarut
dan 12% pengurangan kekerasan [4]. Bhatnagar,. et.all (2013), carbon aktif salah satu adsorben yang banyak digunakan untuk pengolahan air dan pengolahan
air limbah dengan tujuan untuk menghilangkan polutan organik dan anorganik, carbon aktif dalam proses adsorpsi sangat di pengaruhi oleh luas permukaan
carbon dan struktur pori carbon [5]. Chaudhari, S.N & Bogawar, K.A (2017), filter dengan media ganda terbuat dari arang aktif batok kelapa terbukti lebih
efisien ekonomis dan tahan lama, selain itu mampu menghilangkan partikulat dan menghilangkan suspensi lainnya berupa kotoran dari air yang melewati
media filter sehingga menghilangkan kekeruhan jauh lebih baik dan mudah diterapkan [6].
Paredes, L., et.all (2018) Carbon aktif granular diterapkan sebagai teknologi pasca pengolahan di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk
meningkatkan eliminasi mikropolutan organik (OMP). Filter carbon aktif digunakan untuk mengolah limbah pemukim dengan cepat sangat efisiensi mampu
menurunkan kontaminan menjadi 50% setelah 100 hari operasi (<7200 BV) dan memiliki jejak lebih ramah lingkungan. Keenam peneliti tersebut
menunjukan hasil yang sama bahwa kontaminan utama air tersebut masih dapat dihilangkan dengan metode fisis yaitu penyaringan air sederhana [11]. Jenis
karbon aktif (AC) berbiaya rendah dan dikembangkan dengan baik disintesis dari tempurung kelapa dan lumpur kota melalui ko-pirolisis dua tahap [14].
Carbon aktif dengan nanotube carbon dan graphene akan lebih efisien dalam menghasilkan kinerja di diskusikan pemurnian air [17].
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000 3

Hal tersebut setelah dilakukan survai dan analisa uji warna, rasa dan bau serta kajian penelitian yang dilakukan Chapman., et.all (2015) dan Devatha,
Thalla & Katte (2016), peneliti tersebut selaras dengan kesimpulan yang dilakukan POKJA AMPL-BM Kab. Serang (2015) menunjukan kondisi pencemaran
tersebut di duga kuat berasal dari pencemaran sisa buangan air domestic dari air limbah cucian, kamar mandi, limbah WC dan sisa sistem pengairan sawah
[7] [8]. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu penggunaan carbon aktif dari tempurung kelapa sebagai media utamanya adapun
perbedaannya dengan penelitian ini ialah disain yang di buat sangat ekonomis digunakan untuk keperluan warga Desa Panenjoan yang rata-rata memiliki
kemampuan ekonomi yang rendah, selain itu alat ini sangat fleksibel dapat di instal dengan mudah dari satu tempat ke tempat yang lain.

2. Metodologi Penelitian

Gambar 3 proses pembuatan filter air dari pipa pvc satu rakitan dengan ukuran pipa spesifik diameter 4 in dengan panjang ½ meter sebanyak 2 buah, 4 buah
Dop 4 in, 5 buah valve ½ in, 4 bauh klem tangki vpc ½ in, 6 bauh shock drat luar ½ in, 2 buah shock drat dalam ½ in, 7 buah L bow ½ in, 5 buah union ½
in, 3 buah sambungan T ½ in, 4 buah seal karet ½ in, paralon ½ in sebanyak 21 buah panjang 5 cm, pipa paralon ½ in panjang 18 cm 2 batang, pipa paralon
½ in panjang 17 cm 1 batang, pipa paralon ½ in panjang 45 cm 1 batang, pipa paralon ½ panjang 7,5 cm 2 batang, lem pipa, kemudian semua komponen
pipa vpc tersebut di instal membentuk satu kesatuan.

Gambar 3. Part proses pembuatan filter air dari pralon PVC

Gambar 4 merupakan pembuatan arang aktif melalui proses pembakaran tempurung kelapa yang dilakukan di dalam tangki besi (drum kapasitas 200
L), yang sebelumnya sudah di lubangi dengan mesin bor 4 titik kecil dibagian bawah dengan ukuran ½ in, dan 3 in dibagian atas terhubung dengan pipa
besi 3 in menyentuh dasar drum bagian dalam sepanjang 920 mm, tiap ujung piap besi di las bagian bawah dan atas, ujung bagian atas bisa di tutup,
tempurung kelapa tersebut dimasukan dan dibakar sedikit demi sedikit sampai menyala menghasilkan api kebiruan kemudian di tutup rapat dengan tanah
liat dan didiamkan semalaman sampai benar-benar tempurung kelapa berubah menjadi arang.

Gambar 4. Disain drum tempat proses pembuatan arang dari tempurung kelapa

Arang hasil pembakaran telah dingin dikeluarkan dari drum pembakaran, dipilih arang yang mengalami pembentukan arang sempurna dengan meilhat
hasil arang yang hitam kelam apabila di banting akan pecah seperti tembikar dari tanah liat, kemudian arang tersebut diaktifkan melalui perendaman selama
12-18 jam dengan larutan ZnCl2, CaCl atau KCl 25% [15] [16]. Kemudian di saring dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Perendaman tersebut akan
mengaktifkan unsur carbon yang memiliki bentuk amorf dengan struktur yang tidak beraturan yang terkandung dalam arang. Setelah tahap proses pembuatan
tabung filter air sederhana selesai dan pembuatan arang aktif jadi, kemudian menempatkan semua bahan ke dalam pipa filter air terbuat yang terdiri dari
busa filter, injuk, batu zeloit, carbon aktif, pasir silika, injuk dan busa filter dengan baik
Teknologi pengolahan air limbah merupakan teknologi air yang mampu merubah air keruh, rasa asam dan bau menjadi air bersih melalui proses
filterisasi dengan pemakaian media utama carbon aktif memiliki bentuk amorf tidak beraturan, pori permukaan yang luas dengan sifat carbon sebagai
adsorben yang mampu mengadsopsi kandungan ion yang ada dalam air keruh, rasa asam dan bau semisal NO3-, NH4, H2S secara maksimal [24] [25]. Selain
media utama filter tersebut di beri penambahan media penunjang yang memiliki fungsi penyempurna dalam proses penjernihan air seperti pasir silika
digunakan untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel besar / kecil dalam air dan biasa digunakan untuk penyaringan tahap awal dan batu zeloit sebagai
ion exchanger alami, mengikat bakteri E. Coli dalam air menghasilkan kualitas air yang baik dan layak pakai dalam memenuhi kebutuhan domestik seluruh
warga Desa Panenjoan. [22] [23].
4 TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000

Gambar 5. Desain filter air

Gambar 5 merupaka prototype implementasi dilakukan langsung dengan mencoba mengalirkan sample air keruh dan bau melalui pipa in filter Kp.
Sendal Kopo Rt/Rw: 004/001, yang nantinya diharapkan dapat diimplementasikan secara menyeluruh bagi warga Desa Panenjoan, air keruh dan berbau
tersebut melewati filter air, di dalam filter, air akan melewati media filter yang telah terdapat busa filter, injuk, batu zeloit, carbon aktif, pasirsilika, carbon
aktif, injuk dan terakhir melewati busa filter.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Analisis kadar air carbon aktif dari tempurung kelapa

Pada Gambar 6 merupakan hasil media tempurung kelapa yang telah di proses menjadi arang dari hasil pembakaran kemudian dikatifkan dengan larutan
ZnCl2, CaCl atau KCl 25% selama 12-18 jam dan diambil 1 gram dari tiap 12 jam, 16 jam dan 18 jam dikeringkan melalui pengovenan pada suhu 110 oC
selama 2 jam didinginkan dan di timbang [18] [19].

Gambar 6. Proses perendaman carbon dengan ZnCl2, CaCl atau KCl 25% selama 12-18 jam

Kemudian di hitung kadar air rata-rata:


Berat aktif awal - Berat aktif setelah pemanasan
Kadar =  100% (1)
Berat aktif awal

Tabel 1. Hasil penentuan kadar air arang aktif dari tempurung kelapa.

Lama Perendaman Berat arang aktif (gram)


Larutan Perendam Kadar air (%)
1 gram arang (jam) Mula-mula Setelah pemanasan

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 12 1,0956 1,0127 7,567

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 16 1,1095 1,0286 7,292

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 18 1,1183 1,0308 7,824

Tabel 1 menujukan bahwa carbon aktif yang dihasilkan akan memiliki daya serap (adsorbsi) yang baik di banding tanpa proses pengaktifan dengan
kandungan kadar air 7-8 %, kondisi tersebut disebabkan arang yang telah mengalami proses pengaktifan akan menghasilkan luas permukaan arang semakin
besar ditandai dengan volume dan diameter pori dari arang melebar, pori-pori arang semakin bersih yang sebelumnya masih tertutup zat pengotor terutama
komponen mineral silica, hidrocarbon, tar dan senyawa organik didalamnya, setelah kondisi carbon itu aktif, daya serap akan meningkat dengan baik ketika
digunakan.

3.2. Analisis kadar abu carbon aktif dari tempurung kelapa

Carbon aktif yang telah di uji kadar airnya kemudian di bakar selama 2 jam pada suhu 110oC dalam cawan nikel yang telah diketahui beratnya dengan
konstan.Carbon aktif diabukan dengan furnace pada suhu 700oC selama 2 jam, didinginkan dan ditimbang. [20] [21].
Berat arang aktif awal - Berat arang aktif setelah pengabuan
Kadar =  100% (2)
Berat arang aktif awal
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000 5

Tabel 2. Hasil penentuan kadar abu arang aktif dari tempurung kelapa.

Berat arang aktif Kadar abu


Lama Perendaman Kadar abu
Larutan Perendam setelah pemanasan rata-rata
1 gram arang (jam) (%)
(gram) (%)

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 12 1,0127 9,647

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 16 1,0286 7,253 7,890

CaCl2, ZnCl2, KCl 25 % 18 1,0308 6,771

Tabel 2 menunjukan hasil kondisi carbon setelah proses pengaktifan akan memberikan karakteristik dari carbon yang berbeda terutama kadar air dan
kadar abu yang akan memberikan kualitas arang menjadi baik dalam menyerap mineral pengotor pada air. Kadar air yang terkandung pada carbon setelah
pengaktifasi menjadi 7,56 % kondisi tersebut memenuhi syarat menurut SNI maksimal 15%. Sedangkan kadar abu yang terkandung pada carbon setelah
aktifasi 7,89% kondisi tersebut memenuhi syarat menurut SNI maksimal 10%. Kadar air dan kadar abu pada carbon yang telah aktif akan memberikan
kemampuan memaksimalkan pada carbon aktif dalam proses penyerapan sifat higrokopis.

3.3. Cara Kerja Filter Air

Sample air yang di ambil dari Desa Panenjoan dilewatkan melalui alat filter air dengan beberapa tahapan kerja: tahapan pertama air melewati injuk, busa
filter, pada tahap ini merupakan tahap penyaringan air dari material yang memiliki ukuran partikel lebih besar, seperti lumpur setelah itu air melewati
tahapan kedua yaitu melewati pasir silika pada tahap ini pasir silika (SiO2) mampu menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air yang
tidak hilang setelah melewati tahap pertama, pada tahap ini kondisi air sudah menujukan bening namun masih mengandung mineral logam Fe dan sejenisnya.
Tahap ketiga air melewati carbon aktif, tahap ini merupakan tahap dimana air di serap melewati pori-pori carbon aktif, gugus fungsi carbon aktif seperti
carbonil, hidroksil dan karboksilat yang memberikan sifat amfoter pada carbon merupakan penyebab permukaan carbon aktif menjadi reaktif secara
kimiawi dan mempengaruhi sifat adsorpsinya.
Liyanage, C.D & Pieris, M. (2015) Carbon aktif dengan gugus fungsi tersebut bisa bersifat asam maupun basa. Sample air yang melewati carbon aktif
cenderung banyak mengandung sejumlah ion negative sedikit ion positif, hal tersebut dapat dilihat dari nilai pH yang menujukan asam, dan rasa asam itu
sendiri pada sampel air, baik ion negative maupun positif akan di ikat oleh gugus fungsi dari carbon aktif, hasilnya proses yang berlansung pada tahap ini
air yang mengadug sejumlah mineral yang tidak diinginkan seperti warna, rasa, bau dan kandungan logam akan terserap oleh zat carbon [12]. Tahap keempat
air melewati batu zeolite, pada tahap ini merupakan tahap penyempurna setelah melewati tahap sebelumnya, Pori-pori zeolite yang terisi ion-ion Na, K, Ca,
Mg dan molekul H2O, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ion dan pelepasan air secara bolak-balik, kadar pH setelah melewati batu zeolite akan
mengalami kenaikan akibat dari batu zeolite sebagai penukar dan penyerap kation.

Gambar 7. Cara kerja filter air kiri, backwash kanan dan air bersih

Air sample yang di ambil dari Desa Panenjoan memiliki kondisi yang semula berwarna keruh ke kuningan, berasa asam dan berbau, setelah di teliti dan
di analisa dengan bantuan alat spektofotometer dengan panjang gelombang 510nm hasil tersebut menunjukan adanya kandungan logam Fe dan mineral lain
di ke 6 titik sample yang diambil dengan nilai rata-rata sebesar 3,02 mg/l nilai ini tidak jauh beda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Naryanto,
et,. All (2019) Tingginya zat padat tersuspensi akibat dampak limbah dari aktivitas domestik terkandung Fe yang tinggi pada beberapa sumur penduduk
akibat pengaruh air permukaan masuk ke dalam airtanah [9]. Sample air tersebut kemudian di uji dengan menggunakan filter air mulai uji warna, pH dan
uji logam Fe.

Tabel 3. Hasil pengujian sample sebelum dan sesudah filtrisasi.

Warna dan estetika Fisik dan kandungan Kimia


Kualitas air Kandungan besi (Fe)
sumur pH rata-rata dari 6
Rasa Warna rata-rata dari 6 titik
titik sampel
sampel (mg/l)

Sebelum filter Asam, kecut Kuning keruh 4 3,02

Sesudah filter Normal Putih bening 6,8 0,65

Tabel 3 merupakan hasil setelah dilakukan filtrisasi dengan menggunakan media carbon aktif dan media penujuang lainya membuktikan hasil adanya
perubahan, hal tersebut terbukti dengan warna, rasa, pH dan kandungan logam Fe berubah jauh lebih baik. Perubahan warna semula keruh kekuningan
berubah menjadi bening hal tersebut diakibatkan bekerjanya media busa, pasir silika dalam menyerap mineral yang terkadung di dalam sample, busa sebagai
penyaring kotoran kasar, seperti lumpur sedangkan pasir silika sebagai pre-filter untuk menghilangkan kandungan lumpur, tanah, partikel kecil dan sedimen
6 TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000

pada air. Untuk rasa asam disebabkan oleh pH dari sample air itu sendiri disebabkan oleh bakteri dan kandungan ion negative yang ada didalamnya. pH
yang semula 4 setelah melewati filterisasi naik menjadi 6,8 diakibatkan bekerjanya batu zeolit sebagai penukar ion mineral yang memiliki muatan positif
diikat oleh zeolite yang bermuatan negative dengan tujuan penyeimbang ion pada sample air tersebut.

Gambar 8. Hasil uji pH dan uji logam Fe

Gambar 8 merupakan hasil uji kandungan besi mengalami penurunan dari 3,02 mg/l menjadi 0,65 mg/l hal tersebut dikarenakan carbon aktif memiliki
peranan yang besar dalam menyerap volutan pada sample dengan sifat amorf yang luas permukaannya berkisar antara 300-3500 m2/g, selain itu sebagai
pengikat ion logam yang baik dimana kadar Fe pada air tidak boleh melebihi dari 1 mg/l sesuai dengan Permenkes No.32 Tahun 2017 [13].

Gambar 9. Hasil air sebelum (kiri) dan sesudah (kana)

Gambar 9 hasil yang di peroleh dari kondisi sebelum dan sesudah menujukan perbedaan air tercemar dari Desa Panenjoan setelah disaring dengan
menggunakan filter sangat berbeda, artinya filter tersebut bekerja secara maksimal mulai dari perubahan warna dari keruh kuning ke bening dan memiliki
rasa yang tawar.

4. Kesimpulan

Kondisi air sumur yang berwarna keruh kekuningan, berasa asam dan berbau, setelah dilakukan analisa diperoleh hasil penyebab utama adalah limbah
domestic, limbah cucian, kamar mandi, limbah WC dan sisa sistem pengairan sawah. Dari hasil air setelah melewati filter air berubah kuning keruh menjadi
putih bening, sedangkan rasa tadinya asam menjadi normal, untuk pH yang semula asam meningkat menjadi pH netral dan yang terakhir kandungan logam
besi (Fe) turun signifikan masuk kedalam batas ambang baik dan memenuhi persyaratan mejadi air layak digunakan sesuai Permenkes No.32 Tahun 2017.

Ucapan terima kasih

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Kepal Desa Panenjoan, Kec.Carenang, Kab. Serang, Prov. Banten, khususnya Kp. Sedal Kopo yang telah
memberikan izin lokasi untuk mengambil 5 titik sampel dari Desa dan Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi, yang telah
mendanai penelitian kami hingga tahun 2020 Skema Penelitan Dosen Pemula (PDP). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Laboratorium
Kimia Dasar Fakultas Sain dan Teknologi, Universitas Bina Bangsa atas izin diperbolehkanya melakukan uji sampel.

DAFTAR PUSTAKA

[1] POKJA AMPL-BM Kabupaten Serang (2015) "Strategi Sanitasi Kabupaten Serang"http://www.ampl.or.id/digilib/read/99-draft-akhir-strategi-
sanitasi-kabupaten serang/3017
[2] Rahmawanti, N & Dony., N (2012) "Studi Arang Aktif Tempurung Kelapa DalamPenjernihan Air Sumur Perumahan Baru Daerah Sungai
Andai" Al Ulum Sains dan Teknologi, Vol.1 No.2
[3] Satayeva, A.R., et.all (2018). "Investigation of rice husk derived activated carbon forremoval of nitrate contamination from water" Science of the
Total Environment, Vol. 630, pp.1237–1245
[4] Bisowarno, B.H, Noviyanti, J & Martina, A (2017). "Penerapan Teknologi Tepat GunaDalam Penyediaan Air Bersih Di Sekolah dan
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Cukang genteng. Proposal Pembangunan Masyarakat". Lembang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Universitas Katolik Parahyangan.
[5] Bhatnagar., et.all (2013), "An overview of the modification methods of activated carbonfor its water treatment applications". Chemical
Engineering Journal. Vol.219 pp. 499– 511
[6] Chaudhari, S.N & Bogawar, K.A (2017). " Modification In Rapid Sand Filter Wiyh Coconut Shells As Capping Media" International Journal
For Technological Research In Engineering, Volume 4, Issue 12, ISSN (Online): 2347 – 4718
[7] Chapman., et.all (2015). "The Domestic Politics of Strategic Retrenchment, Power Shifts, and Preventive War". International Studies Quarterly,
Vol. 59, pp 133–144. University of Texas at Austin
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 00 NO 00 (2020) 000–000 7

[8] Devatha, Thalla & Katte (2016). "Green synthesis of iron nanoparticles using differentleaf extracts for treatment of domestic waste water".
Journal of Cleaner Production, Volume 139, 15 December 2016, Pages 1425-1435.
[9] Naryanto., et.all (2019). “Groundwater and River Water Quality Assessment in Serang District Flood Area Related to Providing Clean Water Supply”
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana, Kedeputian TPSA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung Geostech, Lantai 1, Kompleks
Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
[10] Rahmawati, N & Dony, N (2016). “Studi Arang Aktif Tempurung Kelapa Dalam Penjernihan Air Perumahan Baru Daerah Sungai Andai”. Al Ulum
Sains dan Teknologi Vol.1 No.2. Pages 84-88.
[11] Paredes, L., et.all (2018). “Integrating granular activated carbon in the post-treatment of membrane and settler effluents to improve organic
micropollutants removal”. Chemical Engineering Journal Vol. 345 pages 79-86.
[12] Liyanage, C.D & Pieris, M. (2015). “A Physico-Chemical Analysis of Coconut Shell Powder”. Internstional Symposium on Applied Chemsitry,
Procedia Chemistry Vol.16, pages 222-228.
[13] Permenkes No.32 Tahun 2017 “Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Prsayratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiensi Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum”.
[14] Liang, Q., et.all (2020). “Optimized preparation of activated carbon from coconut shell and municipal sludge” Materials Chemistry and Physics.
Vol.241.
[15] Ömer, Ş., et.all (2015). “Preparation of High Surface Area Activated Carbon from Elaeagnus angustifolia Seeds by Chemical Activation with ZnCl2
in One-Step Treatment and its Iodine Adsorption” Separation Science and Technology. Vol. 50, 2015 - Issue 6
[16] Varila, T., et.all (2017). “Activated Carbon Production from Peat Using ZnCl2: Characterization and Applications” Peat into activated carbons,”
BioResources. Vol.No.12 page 4
[17] Sweetman, M.J., et.all (2017). “Activated Carbon, Carbon Nanotubes and Graphene: Materials and Composites for Advanced Water Purification”
Journal of carbon reasearch. Vol.03 No.18
[18] Shi, K., Ren, M & Zhitomirsky, I (2014). “Activated Carbon-Coated Carbon Nanotubes for Energy Storage in Supercapacitors and Capacitive Water
Purification”. ACS Sustainable Chemistry & Engineering
[19] Reza, Md.S., et.all (2020). “Preparation of activated carbon from biomass and its’ applications in water and gas purification, a review”. Arab Journal
of Basic and Applied Sciences. VOL. 27, NO. 1, 208–238
[20] Anggraeni, I.S & Yulian, L.E (2015). “Pembuatan Karbon Aktif Dari Limbah Tempurung Siwalan (Borassus Flabellifer L) Dengan Menggunakan
Aktivator Seng Klorida (ZnCl2) Dan Natrium Karbonat (Na2CO3). Departement Diploma Of Chemical Engineering Faculty of Industrial Technology
Sepuluh Nopember Institute of Technology.
[21] Susmanto, P., et.all (2020). “Pengolahan Zat Warna Direk Limbah Cair Industri Jumputan Menggunakan Karbon Aktif Limbah Tempurung Kelapa
pada Kolom Adsorpsi”. Jurnal Riset Sains dan Teknologi. Vol 4 No. 2.
[22] Afeez, O., et.all (2019). “Experimental investigation of the effects of silica nanoparticle on hole cleaning efficiency of water-based drilling mud”.
Journal of Petroleum Science and Engineering. Vol 172, Pages 1226-1234
[23] Nursyamsi, N & Maulana, I (2019). “Effect the silica sand percentage as subtitution of fine agregate on the concrete compressive strength”. IOP
Conf. Series: Materials Science and Engineering 801
[24] Le-Minh, N., et.all (2018). “Factors affecting the adsorption of gaseous environmental odors by activated carbon: A critical review”. Critical Reviews
in Environmental Science and Technology. Vol. 48, Issue 4.
[25] Huang, H., et.all (2020). “Identifying the function of activated carbon surface chemical properties in the removability of two common odor
compounds”. Water Research. Vol. 178, 115797.
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI
Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Jenderal Sudirman KM 3, Kotabumi, Cilegon, Banten, Indonesia
Tel : 0254-376712
Email : teknika@untirta.ac.id
Website : http://jurnal.untirta.ac.id/ju-tek/

Surat Penerimaan

Dengan ini menerangkan bahwa artikel berikut:


Judul : Analisis penerapan teknologi pengolahan air tanah tercemar menggunakan
filter media carbon aktif berbasis bahan tempurung
Penulis : Dedy Khaerudin, Ardi Hidayat
Instansi : Universitas Bina Bangsa

Diajukan pada tanggal 2 Mei 2020


Lolos pemeriksaan awal pada 10 Mei 2021
Mengirim revisi pemeriksaan awal pada 20 Juni 2021
Lolos pemeriksaan reviewer pada 25 Juni 2021
Diterima untuk diterbitkan pada 1 Juli 2021

Dinyatakan diterima pada tahap Pemeriksaan Reviewer. Artikel akan diterbitkan pada Edisi
17 Nomor 2 Bulan November 2021. Penulis artikel harap mengirimkan semua dokumen yang
kurang lengkap. Dokumen yang kurang lengkap, tidak mengirimkan revisi sesuai saran editor
dan reviewer, dan mengirimkan revisi lebih dari deadline akan menyebabkan terhambatnya
publikasi atau ditariknya surat penerimaan ini. Informasi lebih lanjut silahkan hubungi
teknika@untirta.ac.id.

Cilegon, 2 Juli 2021

Ahmad Shulhany, S.Pd., M.Si.


Ketua Pengelola
Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi
Daftar capaian Luaran Tambahan belum diisi:

1. Alat peraga, target: Telah bersertifikat

Anda mungkin juga menyukai