PAI - Malu
PAI - Malu
b . Tidak lagi mengharap atau menghiraukan pujian dan hinaan orang lain.
c. Tidak lagi melihat kepada manfaat dan bahaya dari sebuah perbuatan, akan tetapi pada hakikat
perbuatan. Contohnya amal yang kita lakukan adalah perintah Allah Swt...
C. Malu
1. Pengertian Malu
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, malu adalah merasa sangat tidak enak hati karena berbuat
sesuatu yang kurang baik, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dan
sebagainya; segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak takut, dan sebagainya. Malu
dalam ajaran Islam disebut al-haya'. Al-haya merupakan sikap menahan diri takut melakukan
perbuatan yang buruk dan berusaha menjauhinya agar tidak mendapat celaan atau hinaan. Al-haya
adalah akhlak yang sesuai dengan sunah yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perkara-
perkara yang buruk. Rasulullah saw. menyebutkan bahwa sifat malu merupakan cabang dari iman
karena dengan sifat malu seseorang dapat tergerak melakukan kebaikan dan menghindari
keburukan. Rasulullah saw. menjelaskan sifat malu dalam terjemahan hadis berikut. "Dari Abdullah
bin "Umar: Suatu saat Nabi saw. bertemu seorang laki-laki yang mencela saudaranya yang pemalu.
Bahkan laki-laki tersebut mengatakan rasa malu telah membahayakanmu. Maka Rasulullah bersabda:
'Berhentilah kamu mencela saudaramu, karena malu adalah bagian dari iman." (H.R. Bukhari)
Kandungan dari hadis tersebut menjelaskan bahwa sifat malu adalah bagian dari cabang iman. Sebab
sifat malu dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan maksiat dan hal- hal yang dilarang agama.
Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa sifat malu akan selalu mengantarkan seseorang pada kebaikan.
Jika ada seseorang yang tidak berani melakukan kebaikan maka sebabnya bukanlah sifat malu yang
dimilikinya, tetapi disebabkan sifat penakut dan kelemahan yang dimiliki seseorang tersebut.
Sifat malu sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena dapat menjadi perantara meningkatkan
keimanan sampai pada puncaknya. Manusia yang memiliki sifat malu ialah manusia yang mampu
untuk menahan dan menutup diri dari hal-hal yang akan dapat mendatangkan aib atau keburukan
pada dirinya. Dengan demikian, jika pada masa sekarang ini banyak perilaku buruk yang muncul dari
umat beragama, seperti pencurian, penipuan, bahkan kasus korupsi, maka itu tidak lain karena sudah
menipisnya rasa malu dalam diri seorang hamba tersebut.
Sifat malu perlu ditampilkan seseorang dalam semua aktivitas kehidupan. Apabila seseorang
mengamalkan sifat malunya maka ia dapat menahan diri dari perbuatan tercela, hina, dan keji.
Melalui sifat malu, seseorang akan berusaha mencari rezeki yang halal dan merasa menyesal jika
tidak bisa melakukan kebaikan setiap hari. Apabila seseorang hilang rasa malunya, secara bertahap
perilakunya akan buruk kemudian menurun kepada yang lebih buruk dan hina.
2. Macam-Macam Malu
b. Malu naluri (gharizah) adalah sifat malu yang Allah ciptakan pada diri hamba sehingga
mengantarkan hamba tersebut melakukan kebaikan dan menghindari keburukan serta memotivasi
untuk berbuat yang indah. Inilah yang termasuk cabang dari iman karena bisa menjadi perantara
menaikkan derajat iman.