Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI PROGRAM ADMINISTRASI TERPADU MANAJEMEN

PASUNG (ATM-PASUNG) DI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO


Adelia Tiara Ulfa
S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Tiaradelia4@gmail.com

Indah Prabawati, S. Sos, M. Si.


S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan hukum
Universitas Negeri Surabaya
prabawatiindah@yahoo.co.id

Abstrak

Pemasungan merupakan salah satu masalah yang terjadi di Jawa Timur. Kebijakan yang dilakukan pemerintah
untuk mengurangi kasus pemasungan adalah melalui program Administrasi Terpadu Manajemen Pasung (ATM-
Pasung). ATM-Pasung digagas Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 460/11166/031/2014
tentang pembebasan Skizofrenia yang dipasung. Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten yang
belum berhasil menangani kasus pemasungan bagi orang dengan penderita gangguan jiwa. Salah satu kecamatan
dengan tingkat pemasungan tertinggi adalah Kecamatan Buduran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis implementasi Program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Fokus dari
penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan melalui model
implementasi Donal D Van Meter dan Carl E. Van. Horn yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,
karakteristik agen pelaksana, komunikasi, disposisi, dan lingkungan ekonomi, sosial, politik. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari Ketua Tim Pelaksana Program ATM-Pasung,
Pendamping ATM-Pasung di Kecamatan Buduran, Keluarga penderita gangguan jiwa yang dipasung, Pegawai
Puskesmas yaitu Bidan Desa, dan Masyarakat yaitu tetangga sekitar korban pemasungan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah dengan
pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
implementasi program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo sudah cukup baik meskipun
masih ditemukan beberapa kendala yang dihadapi.

Kata Kunci: Implementasi, Manajemen Pasung.

Abstrack

Confinement is a problem that exists in East Java. Government’s policy to reduce the confinement cases is
throught Administrasi Terpadu Manajemen Pasung (ATM-Pasung). ATM-Pasung was initiated under East Java
Governor’s Decision Letter number 460/11166/031/2014 about the release of confined schizophrenic. Sidoarjo
regency is one of the regency that has not been able to handle the confinement cases for people with mental issues.
One of the districts with a high confinement rate is Buduran. The objective of this research is to analyze the ATM-
Pasung program implementation in Buduran, Sidoarjo. The focus of this reseach is about the factors influencing
the policy implementation which are the scope and goal of the policy, resources, implementation agents,
communication, disposition, and the environment of the economy, social, and politics. The type of research used
is descriptive with qualitative approach. The subject of the research consists of the head of the ATM Pasung
implementation team, the accompanying team in Buduran district, the family of the confined mental health
patient, the employees of the Puskesmas including the village midwife, and the society; the neighbors around the
confined. The data collection technique used is through interview, observation, and documentation. The data
analysis used is through data collection, reduction, and drawing the conclusion. It can be then concluded that the
ATM-Pasung program implementation in Buduran, Sidoarjo is good enough, even though there are setbacks
faced.
Keywords: Implementation, Confinement Management.

PENDAHULUAN Pemasungan di berbagai pelosok Jawa Timur


Gangguan jiwa (ODGJ) masih dianggap sebagai masih dengan mudah ditemui. Berdasarkan data
sosok yang menakutkan, sulit diatur dan kerap yang diperoleh dari Dinas Sosial Provinsi Jawa
membahayakan orang lain, sehingga interaksi Timur (dinsos.jatimprov.go.id), pada tahun 2016
orang dengan gangguan jiwa dicegah terhadap jumlah pemasungan di Provinsi Jawa Timur
masyarakat umum atau dibatasi dengan mencapai 1.200 orang. Sebanyak 741 diantaranya
pemasungan. Menurut Kamus Besar Bahasa masih dipasung dan 459 orang sudah bebas pasung.
Indonesia, pemasungan adalah perbuatan
membelenggu seseorang dengan alat yang Dari permasalahan di atas maka sudah
berbentuk kayu apit atau kayu berlubang yang sepatutnya korban pasung mendapatkan perhatian
dipasangkan pada kaki, tangan atau leher, namun serius baik dari pemerintah ataupun masyarakat agar
pada kenyatanyaannya definisi pemasungan tidak pemasungan ulang tidak terjadi. Dalam hal ini
hanya mencakup dengan dibelenggu menggunakan pemerintah harus hadir untuk melakukan langkah
kayu atau dirantai, melainkan juga dikurung di konkrit yang terpadu dan komprehensif terhadap
dalam suatu kamar hingga tidak bisa menikmati tindakan pemasungan. Berawal dari kondisi
kebebasan sebagaimana manusia lainnya. tersebut, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
Pemasungan atau pengurungan terhadap membuat gebrakan inovasi pelayanan dalam strategi
orang dengan gangguan jiwa merupakan perbuatan penanganan pasung terpadu, yaitu Administrasi
yang dikategorikan sebagai perampasan hak untuk Terpadu Manajemen Pasung atau disingkat menjadi
hidup secara layak, meskipun dilakukan oleh ATM-Pasung dilaksanakan di seluruh
keluarga dengan tujuan keamanan baik untuk Kabupaten/Kota. ATM-Pasung digagas berdasarkan
penderita ODGJ ataupun orang sekitar. Malfasari, Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor
dkk dalam Wijayanti dan Masykur (2016:2) 460/11166/031/2014 tentang Pembebasan
mendefinisikan pasung dengan cara membedakan Skizofrenia yang Dipasung. Cara yang digunakan
terlebih dahulu perbedaan antara restraint adalah tidak hanya menunggu dalam melakukan
(pengikatan), seclusion (pengurungan), dan pembebas pasung tetapi menjemput untuk
confinement (pasung). Perbedaan mendasar yang melakukan pembebasan pasung yang melibatkan
perlu ditengarai untuk menandai pasung Forum Pimpinan Daerah. Tujuan utama dari
(confinement) atau pengikatan dan pengurungan Program Administrasi Terpadu Manajemen Pasung
(restraint dan seclusion) adalah: Restraint dan yaitu untuk mempercepat dalam mencapai Jawa
seclusion merupakan tindakan yang dilakukan Timur Bebas Pasung sedangkan tujuan khusus dari
oleh pihak medis yang berwenang dan pasung atau program ini adalah meeningkatkan peran serta
confinement dilakukan oleh non-profesional dan masyarakat dalam pembebasan orang dengan
bukan praktisi, misalnya oleh keluarga dan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung,
masyarakat. meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
Perlakuan terhadap orang yang memiliki penderita ODGJ yang dipasung, terpenuhinya
gangguan jiwa atau skizofernia dengan cara kebutuhan layanan dasar penderita ODGJ yang
dikurung atau dipasung dapat dianggap sebagai dipasung, dan mengembalikan fungsi sosial
perbuatan pelanggaran hak asasi manusia. Pada penderita ODGJ yang dipasung kepada keluarga dan
dasarnya setiap manusia berhak untuk hidup bebas masyarakat.
dari penyiksaan sebagaimana yang termaktub Dalam pelaksanaannya akan menyediakan
dalam sejumlah peraturan perundang-undangan. data valid tentang jumlah penderita skizofernia
Undang-Undang No 18 Tahun 2014 Tentang yang dipasung dan dapat diperbaharui setiap saat,
Kesehatan Jiwa Pasal 86. Adanya jaminan undang- terdeketsinya penderita skizofrenia yang dipasung
undang tersebut mewajibkan setiap ODGJ untuk dan yang akan dipasung kembali oleh keluarga
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas sehingga dapat dicegah. Tersedianya aplikasi
pelayanan kesehatan dan tidak dipasung karena pasung berbasis IT yang bernama E-pasung yang
pemasungan merupakan bentuk kekerasan bisa diakses para pemangku kepentingan kapan dan
terhadap ODGJ. dimana saja melalui website
Pemasungan merupakan masalah sosial epasung.dinsos.jatimprov.go.id. Dalam
yang komplek yang penanganannya membutuhkan penanganan penderita gangguan jiwa melalui
kerja sama yang terpadu antar pemangku ATM-Pasung memungkinkan untuk memberikan
kepentingan terkait dan secara komprehensif baik jaminan tidak ada lagi pemasungan bagi penderita
pencegahan, pengobatan, maupun rehalibitasi.
ganguan jiwa karena adanya pendampingan yang antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, Lingkungan
dilakukan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Ekonomi, Sosial, dan Politik. Variabel tersebut akan
Kecamatan sehingga diharapkan dengan sistem ini membantu penulis dalam menganalisis
Jawa Timur akan menjadi provinsi pertama yang implementasi program Administrasi Terpadu
Zero Pasung. manajemen Pasung (ATM-PASUNG) di
Salah satu kabupaten yang tidak terlepas Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dari
dari kasus pemasungan adalah Kabupaten Sidoarjo, penjelasan di atas, penulis mengangkat masalah ini
terhitung sejak tahun 2016 ditemukan sebanyak 14 ke dalam sebuah judul penelitian yakni
kasus yang tersebar di beberapa wilayah. Terdapat “Implementasi Program Administrasi Terpadu
temuan kasusu pemasungan di Kabupaten Sidoarjo. Manajemen Pasung (ATM-PASUNG) di
Berdasarkan informasi dari pendamping pasung di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.”
Kabupaten Sidoarjo jumlah yang ditemukan adalah
sebanyak 7 orang. Adapun wilayah yang tercatat
dalam data pasung ialah Kecamatan Krian,
METODE
Kecamatan Balongbendo, Kecamatan Buduran, Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan metode penelitian
Kecamatan Tulangan, Kecamatan Sidoarjo, dan
Kecamatan Buduran (dinsos.jatimprov.go.id). deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penjelaan
Kecamatan dengan jumlah pasung tertinggi adalah mengenai Implementasi Program Administrasi
Kecamatan Buduran dengan jumlah penderita Terpadu Manajemen Pasung (ATM-Pasung) di
pasung sebanyak 4 orang. Saat ini penderita pasung Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo
di Kecamatan Buduran. Pelaksanaan ATM-Pasung menggunakan model teori implementasi dari Van
di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo masih Meter dan Van Horn:
mengalami beberapa kendala/hambatan. Hambatan
1. Ukuran dan tujuan kebijakan
yang ditemukan di lapangan diantaranya adalah
2. Sumberdaya
minimnya partisipasi masyarakat dalam proses
3. Karakteristik agen pelaksana,
perawatan penderita pasung, serta partisipasi
4. Sikap/kecenderngan (dispotition) para
keluarga dan minimnya jumlah sumber daya
pelaksana.
manusia dalam hal ini adalah pendamping. Keluarga
5. Komunikasi antarorganisasi dan aktivitas
merasa keberatan melepas penderita pasung untuk
pelaksana,
dibebaskan dan dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ)
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
dengan alasan beragam, misalnya korban pasung
yang telah dibebaskan dan dirawat di rumah sakit
Teknik pengumpulan data yang digunakan
jiwa tidak boleh dikembalikan pada keluarga
dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara,
dengan alasan malu, atau menolak melakukan
dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang
pembebasan pasung karena dikhawatirkan penderita
digunakan dalam penulisan laporan ini ada tiga
gangguan jiwa tersebut akan mengganggu
teknik, dikutip dari Sugiyono dengan bukunya
ketertiban umum. Selain itu, keluarga juga
Memahami Penelitian Kualitatif, ketiga teknik
beranggapan bahwa selesai dibebaskan baik secara
tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan
pasung maupun perawatan di rumah sakit jiwa,
penarikan kesimpulan.
pasien dianggap sudah sembuh, padahal penderita
gangguan jiwa membutuhkan pengobatan secara
rutin yang tidak dilakukan oleh keluarga. Akibat HASIL DAN PEMBAHASAN
pengobatan yang tidak rutin tersebut pasien kambuh Administrasi Terpadu Manajemen Pasung atau
dan dipasung kembali oleh keluarga. Maka dari itu disingkat menjadi ATM Pasung dilaksanakan di
di Kecamatan Buduran masih ditemukan satu seluruh Kabupaten/Kota. ATM-Pasung digagas
korban pasung yang belum dibebaskan. Selain itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur
hambatan lain yang ditemukan adalah minimnya nomor 460/11166/031/2014 tentang Pembebasan
sumber daya manusia yaitu pendamping yang Skizofrenia yang Dipasung. ATM-Pasung memiliki
menangani korban pasung. Berdasarkan uraian di beberapa strategi dalam penanganannya yaitu
atas penelitian ini akan lebih tepat apabila dianalisis dengan membagi skala prioritas penanganan pasung
dengan menggunakan teori implementasi kebijakan per wilayah atas dasar jumlah penderita pasung yang
menggunakan teori implementasi Van Meter dan memiliki penderita gangguan jiwa yang mengalami
Van Horn dengan enam variabel implementasi yaitu, pemasungan. Administrasi Terpadu Manajemen
ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, Pasung dimulai dari pendataan yang dilakukan oleh
karakteristik agen pelaksana, sikap/kecenderngan pendamping melalui aplikasi E-pasung dengan
(dispotition) para pelaksana, komunikasi
website epasung.dinsosjatim.go.id. E-Pasung masyarakat terutama keluarga penderita pasung
merupakan aplikasi online yang dapat diakses di dengan dilakukannya pembebasan pasung meskipun
situs e-psung.dinsos.jatim.go.id. E-Pasung akan dengan negosiasi yang cukup lama. Sikap positif ini
menampilkan data terkait jumlah pemasungan yang muncul karena mengetahui bahwa dengan
tersebar di Jawa Timur. Manfaat dari adanya E- dilakukannya pemasungan maka semakin
Pasung adalah untuk menampilkan data real korban memperparah keadaan korban pasung dan memutus
pemasungan agar terdata dengan benar sehingga hak yang seharusnya didapatkan, selain itu bantuan
memudahkan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan bimbingan dari pendamping juga berpengaruh
untuk melakukan penanganan. Pendataan dilakukan dalam keberhasilan ini. Faktnya dalam pelaksanaan
di Puskesmas Kecamatan Buduran berdasarkan program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran,
pengaduan masyarakat. Kabupaten Sidoarjo ini masih belum memenuhi
ukuran keberhasilan. Hal ini dibuktikan dengan
Selain melakukan pendataan terhadap temuan di lapangan yaitu masih adanya pemasungan
korban pasung, pendamping juga melakukan yang dilakukan oleh keluarga di Kecamatan
koordinasi di tingkat desa dengan tokoh agama Buduran. Sehingga tujuan dari program ATM-
tokoh masyarakat, perangkat desa hingga kader Pasung masih belum sepenuhnya tercapai.
kesehatan, dan puskesmas terdekat serta aparat Dalam Program ATM-Pasung ini terdapat
keamaan, setelah itu akan dilakukan pembebasan sasaran yang harus dituju. Sasaran dari Program
pasung yang kemudian penderita gangguan jiwa ATM-Pasung adalah keluarga yang melakukan
akan dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Pendamping pemasungan kepada penderita dengan gangguan
juga akan mempersiapkan keluarga dan masyarakat jiwa yang dipasung. Program ATM-Pasung sendiri
untuk nantinya menerima kembali klien. Setelah sudah sesuai dengan kelompok sasaran. Hal ini
dilakukan resosialisasi (pengembalian klien ke dibuktikan dengan hasil temuan lapangan dimana
keluarga) pendamping melakukan asistensi penderita gangguan jiwa sudah mendapatkan
sosial/pendampingan terutama dalam kebutuhan pelayanan dan pembebasan.
Skizofrenia Bebas Pasung serta monitoring
keberlanjutan pengobatan. 2. Sumber Daya
Tujuan umum dari program ATM-Pasung Sumber daya manusia yang menjalankan
berdasarkan buku panduan ATM Pasung (11:2016) pelaksanaan Program ATM-Pasung di Kecamatan
adalah untuk mempercepat dalam mencapai Jawa Buduran, Kabupaten Sidoarjo yaitu Dinas Sosial
Timur bebas pasung, adapun tujuan khususnya Provinsi Jawa Timur, Tenaga Kesejahteraan Sosial
adalah: 1) Meningkatkan peran serta masyarakat Kecamatan (TKSK), pegawai puskesmas yaitu
dalam pembebasan orang dengan gangguan jiwa Bidan Desa. Dalam pelaksanaan program ATM-
(ODGJ) yang dipasung. 2) Meningkatkan pelayanan Pasung ini para pelaksana sudah ditempatkan dan
dan rehabilitasi sosial bagi penderita ODGJ yang difungsikan pada tempatnya masing-masing.
dipasung. 3) Terpenuhinya kebutuhan layanan dasar Menurut Pak Yusmanu selaku ketua pelaksana
penderita ODGJ yang dipasung. 4) Mengembalikan program ATM-Pasung menyatakan bahwa jumlah
fungsi sosial penderita ODGJ yang dipasung kepada pelaksana terutama pendamping masih belum cukup
keluarga dan masyarakat. Untuk mengkaji untuk melaksanakan program ATM-Pasung di
implementasi Program Administrasi Terpadu Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Jumlah
Manajemen Pasung (ATM-Pasung) di Kecamatan pendamping yang hanya satu untuk seluruh
Buduran, Kabupaten Sidoarjo peneliti Kabupaten Sidoarjo ini membuat pendamping
menggunakan model teori implementasi dari Van cukup kesulitan untuk melakukan kunjungan secara
Meter dan Van Horn dengan enam variabel yaitu: rutin atau terjadwal. Sehingga berakibat pada
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan efektivitas pelayanan yang diberikan.
Pelaksanaan program ATM-Pasung berada Selain jumlah sumber daya manusia yang
di bawah koordinasi Dinas Sosial Provinsi Jawa mencukupi, untuk menentukan keberhasilan
Timur. Latar belakang diadakannya program ATM- implementasi Program ATM-Pasung, kualitas atau
Pasung adalah karena masih banyaknya jumlah kemampuan sumber daya manusia juga
pemasungan dan pemasungan kembali di Jawa menentukan keberhasilan implementasi.
Timur sehingga Gubernur Jawa Timur Khususnya untuk pendamping dan Bidan Desa
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa yang sudah cukup berkompeten dalam
Timur nomor 460/11166/031/2014 tentang melaksanakan program ATM-Pasung di
Pembebasan Skizofrenia yang Dipasung. Sementara Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Untuk
itu ukuran keberhasilan program ATM-Pasung pendamping desa memang tidak ada kriteria
adalah dengan ditunjukannya respon baik dari khusus, melainkan memiliki rasa tanggungjawab
yang tinggi dan memiliki jiwa sosial yang dinilai yang dilakukan oleh pendamping. Mengenai waktu
bagus. Sehingga untuk pendamping tidak penyaluran honor pendamping dan pemakakan
diharuskan sarjana dengan minimal pendidikan untuk korban pemasungan dilakukaan saat tiga
SMA. Untuk pendamping pasung di Kecamatan bulan sekali. Pencairan honor tersebut juga
Buduran, Kabupaten Sidoarjo berpendidikan SMA berkaitan dengan pertemuan pendamping dengan
dan ntuk Bidan Desa berpendidikan D3. Dengan ketua pelaksana dalam rangka memberikan laporan-
kompetensi pendidikan yang dimiliki pendamping laporan dan digunakan untuk menyelesaikan
dan Bidan Desa berdampak pada kecepatan, permasalahan lapangan dan koordinasi tambahan.
ketepatan dan ketanggapan dalam memberikan Untuk pertemuan dengan Bidan Desa dilakukan
pelayanan. setiap dua minggu sekali. Bidan Desa akan rutin
Sumber daya finansial adalah sumber daya memberikan setiap laporan bai dari segi obat
yang berkaitan dengan alokasi dana. Ketika maupun apa yang sudah terjadi di lapangan.
sumber daya manusia yang berkualitas Pertemuan yang dilakukan oleh pendamping dan
berkompeten telah tersedia tetapi dana dalam keluarga korban pasung tidak berdasarkan jadwal
anggaran tidak tersedia mka akan menjadi melainkan dengan waktu yang fleksibel, jadi tidak
persoalan untuk merealisasikan tujuan kebijakan ada waktu khusus mengingat pendamping yang
publik. harus melakukan pendampingan juga di seluruh
Dalam hal ini sumber daya finansial adalah Kecamata di Kabupaten Sidoarjo.
terkait dana yang digunakan untuk jalannya
program ATM-Pasung. Untuk program ATM-
Pasung dana yang dialokasikan tiap tahun di c) Karaktersitik Agen Pelaksana
provinsi Jawa Timur adalah Rp. 1.400.000.000 Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
yang berasal dari APBD. Pelaksanaan di membentuk tim khusus untuk pelaksanaan program
Kecamatan Buduran membutuhkan dana untuk ATM-Pasung dalam hal ini diketuai oleh Pak
menggaji pendamping dan pemberian pemakanan Yusmanu yang bertanggungjawab penuh atas
bagi korban pemasungan. berjalannya program baik di tingkat provinsi
Dalam penyaluran dana yang menjadi maupun kecamatan. Tenaga Kesejahteraan Sosial
hambatan adalah gaji yang diberikan kepada Kecamatan (TKSK) yang bertugas sebagai
pendamping masih dirasa kurang. Hal ini diakui pendamping bertugas melakukan pendampingan
pula oleh Pak Yusmanu selaku ketu pelaksana terhadap korban pasung dan keluarga pemasungan
program ATM-Pasung dan Bu Sriani sebagai yang dimulai dengan pendataan terhadap korban
pendamping pasung. Gaji yang diberikan adalah pasung di lapangan hingga monitoring untuk
besaran gaji selama 9 bulan untuk perawatan mengetahui perkembangan korban pasung. Untuk
selama 12 bulan. Kurangnya anggaran dana untuk puskemas yang melibatkan Bidan Desa bertugas
gaji pendamping inilah yang menjadi salah satu untuk menerima pelapporan masyarkat terkait
faktor tidak ditambahnya sumber daya. Maka pemasungan dan memberikan perawatan berupa
diperlukan dana terkait honor pendamping demi penyaluran obat dan memberikan laporan terkait
kelangsungan pelayanan yang lebih baik lagi. korban pasung yang ada di lapangan.
Sumber daya yang perlu diperhatikan Karakteristik agen pelaksana yang
selain sumber daya manusia dan sumber daya mendukung berjalannya Program ATM-Pasung di
finansial adalah sumber daya waktu. Ketika sumber Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidarjo adalah
daya manusia dan sumber daya finansial sikap gigih, tanggap, bertanggungjawab dan
mendukung, akan tetapi waktu yang digunakan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kegigihan
untuk menjalankan sebuah kebijakan tidak pelaksana tercermin melalui tekad yang kuat dan
mencukupi, maka hal ini dapat menjadi bagian dari sungguh-sungguh dalam menjalankan program.
ketidakberhasilan kebijakan publik. Berdasarkan Tanggungjawab ditunjukan melaui pelaksana yang
hasil penelitian, terdapat 3 sumber daya waktu yang senantiasa melaporkan perkembangan terkini
diteliti yaitu waktu penyalurah dana baik berupa korban pasung. Tingkat keberhasilan dalam
honor keapada pendamping dan pemakanan, waktu menjalankan suatu program juga harsu didukung
pendampingan kepada keluarga dan korban dengan tanggung jawab dan peran masing-masing
pemasung, serta waktu pertemuan dengan pelaksana implementator, setiap implementator harus
yaitu ketua pelaksana program dan Bidan desa. mengetahui apa yang hasur sidlakukan serta
Program ATM-Pasung diimpelemntasikan sejak bagaimana tanggungjawabnya kepada program
tahun 2016 di seluruh wilayah provinsi Jawa Timur yang tengah dijalankan. Pelaksanaan program
termasuk di Kecamatan Buduran. Dalam program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran Kabupaten
ini pencarina dana dilakukan selama 3 bulan sekali Sidoarjo telah didukug dengan pelaksana yang
menjalankan tanggungjawabnya masing-masing. koordinasi dengan puskesmas setempat yaitu Bidan
Berdasarkan hasil temuan di lapangan diketahui Desa mengenai tugas dan wewenangnya masing-
bahwa semua pihak yang terlibat baik dari pelaksana masing. Selanjutnya jika sudah melakukan
dan kelompok sasaran sudah cukup mendukung, hal pembebasan pasung, pendamping akan melakukan
ini terlihat dari sikap nyata melakukan pembebasan. koordinasi dengan RSJ terkait untuk proses
Meskipun masih ada yang belum memenuhi target perawatan. Selain koordinasi, indikator lainnya
tujuan. Pelaksana program ini telah melaksanakan adalah komunikasi. Komunikasi yang baik
tugas sesuai dengan tanggugjawab masing-masing merupakan faktor keberhasilan sebuah
serta dukungan yang senantiasa diberikan kepada implementasi, karena dengan komunikasi yang
keluarga pasung untuk melakukan pembebasan dan baik, pelaksana program ATM-Pasung di
perawatan kepada penderita gangguan jiwa yang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo akan
dipasung. mampu mencapai tujuannya. Pada awal pelaksanaan
program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran,
d) Disposisi Implementator Kabupaten Sidoarjo pendamping telah melakukan
Sikap penerimaan atau penolakan dari sosialisasi kepada masyarakat mengenai program
pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi ini. Sosialisasi ini dilakukan tidak hanya sekali saat
keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi awal pelaksanaan proram, melainkan setiap kali
kebijakan publik., khususnya Implementasi pendamping melakukan kunjungan terhadap korban
Program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran, pasung, sosialisasi ini dilakukan kepada perangkat
Kabupaten Sidoarjo. Selain itu kondisi pemahaman desa dan masyarakat sekitar.
implementator terhadap kebijakan serta intensitas Melalui hasil penelitian di lapangan
disposisi implementator juga memengaruhi peneliti menilai bahwa dalam pelaksanaan program
keberlangsungan implementasi program. Dari hasil ATM-Pasung di Kecamatan Buduran, Kabupaten
penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa pihak- Sidoarjo para pelaksana kebijakan sudah
pihak yang terlibat memberikan respon yang baik mengkomunikasikan. Terbukti dengan adanya
terhadap pelaksaan program ATM-Pasung di sosialisasi yang dilakukan oleh pendamping pada
Kecamatan Buduran. Dukungan dan respon yang setiap kunjungan dan penggunaan media
positif inilah yang nantinya dapat mencapai tujuan komunikasi yang digunakan untuk saling terhubung
dengan baik. Para pelaksana tersebut sudah paham dan berkoordinasi. Sehingga setiap kejadian di
dengan tugas dan fungsinya masing- masing, lapangan dapat terpantau dengan baik oleh semua
dan para petugas pelaksana program ATM-Pasung implementator.
juga sudah ditempatkan sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. f) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik
e) Komunikasi antarorganisasi merupakan faktor yang mendukung implementasi
Implementasi program ATM-Pasung di program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran,
Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Lingkungan Ekonomi, Sosial,
memerlukan adanya koordinasi dan komunikasi dan Politik termasuk lingkungan eksternal yang
antar pihak-pihak yang terlibat. Koordinasi dalam turut mendorong keberhasilan implementasi yang
pelaksanaan Program ATM-Pasung di Kecamatan dilakukan. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Buduran, Kabupaten Sidoarjo dilakukan oleh yang tidak kondusif dapat menjadikan kegaglan
beberapa pihak Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, implementasi suatu kebijakan. Dalam pelaksanaan
Pendamping dan Bidan Desa. Pada praktiknya program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran,
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur memberikan Kabupaten Sidoarjo yang paling mempengaruhi
wewenang penuh kepada Pendamping untuk adalah lingkugan sosial, dimana masyarakat secara
melakukan tugasnya. Selain itu Dinas Sosial tidak langsung mempengaruhi program ATM-
Provinsi Jawa Timur dalam hal ini, Pak Yusmanu Pasung untuk dapat menyukseskan program
selaku pelaksana program ATM-Pasung diperlukan partsipasi dari masyarakat bukan hanya
memberikan koordinasi terkait pendataan di e- dari pelaksana. Faktor sosial yang mempengaruhi
pasung dan strategi pelaksanaan program. Dalam berasal dari partisipasi masyarakat dalam program
praktik pelaksanaan program ATM-Pasung di ATM-Pasung. Partisipasi masyarakat dalam
Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, bentuk program ATM-Pasung cenderung fluktatif. Di
koordinasi yang dilakukan oleh pendamping adalah beberada desa partisipasi masyarakat sudah cukup
mengenai persiapan pelaksanaan program dan baik dengan ikut melakukan perawatan berupa
keberlangsungan program. Dalam persiapan dukungan. Namun di tempat dimana masih ada
pelaksanaan program pendamping melakukan pemasungan partsipasi masyarakat dan keluarga
masih kurang, sehingga proses pembebasan pasung waktu. Dari segi sumber daya manusia terkait
masih belum dapat dilakukan. Selain lingkungan jumlah pelaksana terutama pendamping masih
sosial dalam program ATM-Pasung ini juga terdapat belum cukup untuk melaksanakan program ATM-
ingkungan ekonomi. Kondisi ekonomi pada Pasung di Kecamatan Buduran, Kabupaten
pelaksanaan program ATM-Pasung di Kecamatan Sidoarjo. Jumlah pendamping yang hanya satu
Buduran, Kabupaten Sidoarjo adalah terkait untuk seluruh Kabupaten Sidoarjo ini membuat
keadaan ekonomi yang ada di Kecamtan Buduran. pendamping cukup kesulitan untuk melakukan
Kebanyakan keluarga korban pemasungan adalah kunjungan secara rutin atau terjadwal sehingga
bekerja sebagai petani dan penajhit, sehingga hal ini berakibat pada efektivitas pelayanan yang
berdampak pada penggunaan bantuan pemakanan. diberikan.
Bantuan pemakanan yang diberikan sangat Dalam penyaluran dana yang menjadi
membantu kelompok sasaran, karena mengurangi hambatan adalah gaji yang diberikan kepada
beban keseharian mereka. Melalui program ATM- pendamping masih dirasa kurang. Hal ini
Pasung ini dapat membantu masyarakat dalam dikarenakan penggajian hanya dilakukan selama 9
proses pengobatan dan mengembalikan fungsi bulan untuk masa pengabdian 12 bulan.
sosial korban pasung sehingga dapat kembali Kekurangan anggaran dana ini pula yang
produktif dan meningkatkan taraf ekonomi. menyebabkan belum ditambahnya jumlah
pendamping. Terkait sumber daya waktu, tidak ada
PENUTUP permasalahan dan dapat dilakukan dengan baik
Simpulan oleh para pelaksana, meskipun dengan jumlah
Berdasarkan hasi penelitian, implementasi program pendamping yang kurang namun pendamping
ATM-Pasung sudah berjalan dengan baik, meskipun dalam melakukan pertemuan rutin baik dengan
di beberapa hal masih ditemukan beberapa kendala. keluarga pasung dan anggota implementator yang
Hal tersebut diketahui berdasarkan teori indikator lain.
keberhasilan yang disebutkan oleh Donald S. Van Karakteristik agen pelaksana yang
Meter dan Carl E. Van Horn, yaitu standar dan mendukung berjalannya Program ATM-Pasung di
sasaran kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidarjo adalah
Agen pelaksana, Komunikasi, Disposisi sikap gigih, tanggap, bertanggungjawab dan
Implementator, dan, kondisi ekonomi, sosial dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kegigihan
politik. pelaksana tercermin melalui tekad yang kuat dan
Pelaksanaan program ATM-Pasung berada sungguh-sungguh dalam menjalankan program.
di bawah koordinasi Dinas Sosial Provinsi Jawa Tanggungjawab ditunjukan melaui pelaksana yang
Timur. Latar belakang diadakannya program ATM- senantiasa melaporkan perkembangan terkini
Pasung adalah karena masih banyaknya jumlah korban pasung. Sikap ini sudah ditunjukan dengan
pemasungan dan pemasungan kembali di Jawa baik oleh para pelaksana.
Timur sehingga Gubernur Jawa Timur Dari segi disposisi implementator dalam
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa pelaksanaan program ATM-Pasung dapat dikatakan
Timur nomor 460/11166/031/2014 tentang baik karena semua pihak yang terlibat baik dari
Pembebasan Skizofrenia yang Dipasung. Tujuan pelaksana dan kelompok sasaran sudah cukup
dari program ATM-Pasung adalah untuk menekan mendukung, hal ini terlihat dari sikap nyata
angka pemasungan di Jawa Timur. Sementara itu melakukan pembebasan. Meskipun masih ada yang
ukuran keberhasilan program ATM-Pasung adalah belum memenuhi target tujuan yaitu ditemukannya
dengan ditunjukannya respon baik dari masyarakat kasus pemasungan yang belum dapat dibebaskan .
terutama keluarga penderita pasung dengan Selain itu, setiap pelaksana paham dan mengerti
dilakukannya pembebasan pasung. Di Kecamatan dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-
Buduran, Kabupaten Sidoarjo ukuran keberhasilan masing.
implementasi sudah cukup, namun belum dapat Berdasarkan hasil penelitian yang
dikatakan baik, karena masih ada satu korban diperoleh peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam
pasung dimana keluarga belum mau melakukan praktik pelaksanaan program ATM-Pasung di
pembebasan. Sehingga tujuan dari Program ATM- Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, para
Pasung belum dapat tercapai secara baik karena pelaksana yang terlibat telah berkoordinasi dengan
masih ditemukannya kasus pemasungan yang belum baik, para pelaksana telah berfungsi sesuai dengan
dibebaskan di Kecamatan Buduran, Kabupaten tugas masing-masing yang telah diberikan. Dalam
Sidoarjo. pelaksanaan program ATM-Pasung di Kecamatan
Dalam pelaksanaan Program ATM-Pasung Buduran, Kabupaten Sidoarjo para pelaksana
memerlukan sumber daya manusia, finansial, dan kebijakan sudah mengkomunikasikan setiap
kegiatan dengan baik. Terbukti dengan adanya Booklet Inovasi Pelayanan Publik ATM-PAsung
sosialisasi yang dilakukan oleh pendamping pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur 2017.
setiap kunjungan dan penggunaan media Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif :
komunikasi yang digunakan untuk saling terhubung Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan berkoordinasi. Sehingga setiap kejadian di dan Ilmu Sosial. Jakarta : Kencana
lapangan dapat terpantau dengan baik oleh semua Prenama Media Group.
implementator. Dewi, Dian Suluh Kusuma. Strategi Pemerintah
Dalam pelaksaan program ATM-Pasung Kabupaten Ponorogo dalam Penanganan
lingkungan ekonomi, sosial, dan politik juga ikut Penderita Kesehatan Jiwa. Universitas
mempengaruhi keberhasilan program. Ketiganya Muhamadiyah Ponorogo. 2015.
saling berkesinambungan dan mempengaruhi, jika Guan Lili, dkk. Unlocking patients with mental
salah satu faktor bermasalah maka akan disorders who were in restraint at home:
berpengaruh terhadap pelaksanaan program. Dari a national follow up study of China’s new
ketiga faktor tersebut yang masih perlu diperbaiki public mental health initiatives. Plos One.
adalah faktor sosial yang di dalamnya terdapat 2015.
partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk Mardalis. 2009. Metode Penelitian: Suatu
melakukan perawatan. Berikutnya adalah faktor Pendekatan Proposa Edisi 11. Jakarta:
politik yang memerlukan dukungan politik demi PT. Bumi Aksara.
terwujudnya tujuan dari program. Pada pelaksanaan Santosa, Pandji. 2012. Administrasi Publik; Teori
program ATM-Pasung di Kecamatan Buduran dan Aplikasi Good Governance. Bandung:
dukungan politik dari kepala daerah masih sangat Refika Aditama.
minim sehingga perlu dilakukan peningkatan. Siregar, Yuli Hariati. Gambaran Masalah
Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4
UCAPAN TERIMA KASIH Padangsidimpuan. Universitas Sumatera
Peneliti ucapkan terima kasihyang tak terhingga Utara. Skripsi. 2016
kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi
penulisan jurnal ini diantaranya: Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
1. Indah Prabawati, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik;
Jurusan Administrasi Publik dan Dosen Konsep. Teori dan Aplikasi). Yogyakarta:
Pembimbin yang telah memberikan arahan Pustaka Pelajar.
kepada penulis sampai terselesaikannya Sugandi, Yogi. 2011. Administrasi Publik; Konsep
skripsi ini. dan Perkembangan Ilmu di Indonesia.
2. Tjitjik Rahaju, S.Sos., M.Si. dan Weni Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosdiana, S.Sos., M.AP., selaku dosen Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
penguji. Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
3. M. farid Ma’rud S.Sos, M.AP. yang telah R&D. Bandung: Alfabeta
membimbing dan menelaah jurnal yang ditulis Suyatna, Bagong. (2005). Metode Penelitian
peneliti Sosial: Berbagai Alternative Pendekatan.
4. Seluruh Dosen S1 Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor
DAFTAR PUSTAKA 460/11166/031/2014 tentang Pembebasan
Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Skizofrenia yang Dipasung.
Publik. ALFABETA. Bandung. Thoha, Miftah. 2002. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu
Alfiah Siti, dan Suripto. Indonesia Bebas Pasung Administrasi Negara. Jakarta:
2017. Inovasi IAN (Inovasi.Ian.go.id). RajaGrafindo Persada.
2016. Undang-Undang No 18 Tahun 2014 Tentang
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Kesehatan Jiwa.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik Proses
Rineka Cipta. dan Analisis. Jakarta : Intermedia.
Asher Laura, dkk. ”I cry everyday and night, I Wijayanti Aldia P, dan Masykur Achmad M. Lepas
have my son tied in chains”: physical untuk Kembali Dikukung: Studi Kasus
restraint of people with schizophrenia in Pemasungan Kembali Eks Pasien
community settings in Ethiopia. Gangguan Jiwa. Jurnal Empati Volum 5.
Globalization Health. 2017. 2016
ATM Pasung, dinsos.jatimprov.go.id. (diakses 29 Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori dan
September 2017). Proses. Jakarta: PT Buku Kita.

Anda mungkin juga menyukai