Anda di halaman 1dari 60

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

MATERI AJAR
BAHASA INGGRIS 2

JURusan ILMU QUR'AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UIN MATARAM
2024
2.1 KOLEKSI AL-Qur'an

Kata ArabTafsirdigunakan dalam arti “penjelasan Al-Qur'an”. Ilmu tentang


TafsirdisebutkamuS ool at-Tafsiryang mengacu pada aturan dasar dan
informasi yang diperlukan untuk pemahaman yang benar tentang Al-
Qur'an. Di bagian Dasar-Dasar iniTafsir (US ool at-Tafsir),kita akan melihat
bagaimana Al-Qur'an ditulis dan disusun menjadi satu kitab, serta makna
ilmunya.

A. MASA NABI(R)609-632 M1

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi MuH ammad (R)dalam beberapa bagian sepanjang dua puluh
tiga tahun kenabiannya. Kapan pun timbul masalah atau kapan pun Allah ingin memberikan
kepada Nabi (saw).R)dan nasihat khusus para pengikutnya, Allah akan mengirimkan malaikat
Jibril dengan sebagian Al-Qur'an yang akan dia bacakan kepada Nabi (R).Dengan demikian, Al-
Qur’an tidak diturunkan sekaligus dalam bentuk lengkapnya, seperti kitab-kitab wahyu
sebelumnya, melainkan sebagian-sebagian dalam kurun waktu tertentu.

Pelestarian Al-Qur'an
Ketika Jibril pertama kali membacakan sebagian Al-Qur'an kepada Nabi (saw).R),Nabi (R) mencoba
mengulanginya setelah dia, kata demi kata. Allah kemudian menyuruh Jibril menyuruhnya untuk tidak
melakukan hal itu. Dia malah diberitahu untuk mendengarkan Al-Qur'an dengan cermat. Ketika (R)melakukan
hal itu, Allah SWT menjadikan dia mampu mengingat segala sesuatu tanpa usaha apa pun dari pihaknya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

‫( ﻓﹶﺈِﺫﹶﺍ‬17) -‫ﻪ‬-‫ﺁﻧ‬-‫ﻗﹸﺮ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻪ‬-‫ﻌ‬-‫ﻤ‬-‫ﺎ ﺟ‬-‫ﻨ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫( ﺇِﻥﱠ ﻋ‬16) ِ‫ﻞﹶﺑِﻪ‬-‫ﺠ‬-‫ﻌ‬-‫ ﻟِﺘ‬-‫ﻚ‬-‫ﺎﻧ‬-‫ ﺑِﻪِ ﻟِﺴ‬-‫ﻙ‬-‫ﺮ‬-‫ﺤ‬-‫ﻻﹶ ﺗ‬

-‫ﻪ‬-‫ﺁﻧ‬-‫ ﻗﹸﺮ‬-‫ﺒِﻊ‬-‫ ﻓﹶﺎﺗ‬-‫ﺎﻩ‬-‫ﺃﹾﻧ‬-‫ﻗﹶﺮ‬

“Janganlah menggerakkan lidahmu untuk tergesa-gesa (mempelajarinya). Sesungguhnya kami akan

mengumpulkannya dan membacanya. Maka ketika kita membacanya, ikutilah bacaannya.”2

1CE(yaitu Era Kristen) digunakan sebagai penggantiIKLAN(Anno Domini,menyala. pada tahun Tuhan
kita) karena umat Islam tidak mengakui Yesus, putra Maryam, sebagai Tuhan, tetapi sebagai Nabi
Tuhan Allah.
2 Surat al-Qiyaamah (75):16-8.
Hal ini sangat penting bagi Nabi Muhammad SAW.R)Ingatlah semua yang diwahyukan kepadanya,
sebab dia tidak dapat membaca dan menulis.

Nabi (R)mewariskan seluruh Al-Qur'an kepada para sahabatnya sebelum dia meninggal. Dia
menggunakan sejumlah cara berbeda untuk memastikan bahwa mereka menghafal dan
mencatatnya persis seperti yang dia pelajari.

1. Nabi (R)digunakan untuk membacakan dengan suara keras berbagai bagian Al-Qur'an di S
alah(Sholat berjamaah). Dengan cara itu, para pengikutnya biasa mendengarkan
sebagian Al-Qur'an setiap hari.

2. Setiap orang yang masuk Islam akan diajarkan bagian-bagian Al-Qur'an yang harus
mereka gunakan dalam doa sehari-hari. Dengan demikian, umat Islam selalu
mempelajari atau mengajarkan berbagai bagian Al-Qur'an.

3. Nabi (R)memberitahukan kepada para pengikutnya bahwa sebaik-baiknya mereka adalah yang
mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an. Hal ini mendorong mereka untuk berusaha lebih keras
lagi dalam menghafal Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain.

4. Mereka yang bisa membaca dan menulis diberitahu oleh Nabi (R)untuk
menuliskan berbagai bagian Al-Qur'an yang diturunkan. Nabi (R)akan
memberi tahu mereka urutan pencatatan ayat-ayat tersebut.

Karena belum ada kertas di Arab pada saat itu, maka Al-Qur'an dituliskan pada
apa saja yang tersedia. Para sahabat menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an pada daun
kurma, batu pipih, kulit pohon, kayu, kulit binatang yang dikeringkan bahkan pada
tulang belikat domba atau unta. Dengan demikian, ayat-ayat Al-Qur'an terpelihara
di hati umat Islam, serta tertulis, pada masa hidup Nabi (saw).R).Sejak orang
masuk Islam pada berbagai titik pada masa Nabi (R)misinya, hanya sedikit dari
mereka yang mendengar seluruh isi Al-Qur'an langsung dari Nabi (saw).R).Juga
beberapa sahabat mampu menghafal lebih baik dari yang lain. Jadi, meskipun
mereka semua hafal sebagian Al-Qur'an, namun hanya sedikit yang mampu
menghafal seluruh Al-Qur'an pada masa Nabi (saw).R)seumur hidup.
Ketika Nabi (R)meninggal pada tahun 632 M, seluruh isi Al-Qur'an tidak ditulis
dalam satu kitab yang utuh. Kitab ini dicatat pada berbagai bahan tulisan dan
disimpan dalam kepemilikan berbagai pengikut Nabi (saw).R).Masing-masing
memiliki bagian tetapi tidak satupun yang memiliki semuanya. Karena ayat Al-
Qur'an terus diturunkan hingga beberapa bulan sebelum Nabi Muhammad SAW.
R) kematian, para sahabat lebih mementingkan pencatatan dan hafalannya
dibandingkan menyatukannya dalam satu kitab. Akibatnya, pengumpulan Al-
Qur'an menjadi satu teks tidak dilakukan pada masa Nabi (saw).R)seumur hidup.

B. MASA ABU BAKR 632-634 M

Setelah wafatnya Nabi (R),muncullah tiga kelompok utama yang menentang


Islam di semenanjung Arab.
1. Kelompok pertama terdiri dari mereka yang memutuskan tidak mau membayar
pajak Islam,zakat,kepada siapa pun selain Nabi (R).Mereka tidak merasakan hal itu
Zakatadalah rukun Islam seperti ituS alah,S aduhDan H ajj.Mereka malah melihat
Zakatsebagai penghormatan; semacam pajak yang dibayarkan kepada orang yang
menaklukkan mereka. Jadi, ketika Nabi (R)meninggal, mereka merasa tidak perlu
lagi membayarnya. Ketika Abu Bakar menjadi pemimpin negara Islam, kelompok
ini menolak membayar biaya tersebutZakatdan mengirim tentara ke ibu kota,
Madeenah, untuk menggulingkan negara Muslim. Mereka menuntut agar mereka
dibebaskan dari pembayaranZakatatau mereka akan menyerang dan
menghancurkan pusat-pusat Islam.

2. Kelompok pertama terdiri dari orang-orang yang masuk Islam untuk menghindari kekalahan,
dan juga orang-orang yang hanya ingin berada di pihak yang menang. Kelompok ini sama
sekali tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka ingin menghancurkan Islam agar
mereka bebas melakukan apa pun yang mereka ingin lakukan. Sejak tentara dari mereka
yang menolak untuk membayarZakattampak kuat, banyak dari orang-orang munafik yang
bergabung dengan mereka.

3. Kelompok ketiga adalah nabi-nabi palsu dan nabi-nabi perempuan. Di Najd, di


wilayah Yamaamah, seorang Arab dari sukuH aneefah yang disebut Mysaylima
mengklaim kenabian. Di bagian selatan Arabia, orang Arab lain dari suku 'Ans
bernama al-Aswad, mengaku kenabian dan mengambil alih Najraan. Di
sebelah utara Arabia ada seorang wanita Arab bernama SajaaH dari suku
Tameem juga mengaku kenabian dan mengangkat senjata melawan
negara Islam. Nabi-nabi palsu ini mengajak orang-orang untuk meninggalkan Islam dengan
mengklaim bahwa Allah telah menurunkan kepada mereka hukum-hukum baru yang
membolehkan sebagian besar hal-hal yang dilarang oleh Nabi Mu.H ammad (R).

Umat Islam sejati di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakr, terpaksa melawan hal ini
tiga kelompok dalam rangka menegakkan kembali Islam di seluruh jazirah Arab.

Tulisan Pertama
Selama perang ini dikenal sebagaiRiddah(murtad), banyak dari mereka yang menghafal
sebagian besar Al-Qur'an dibunuh. Orang-orang Islam yang banyak membaca Al-Qur'an di
dalam hati mereka, mengetahui betul pahala yang Allah janjikan kepada orang-orang yang
berperang demi Islam. Jadi, mereka akan selalu berada di garis depan dalam semua
pertempuran.

'Umar bin al-Khatt aab menyadari bahaya dari apa yang terjadi dan khawatir jika tidak
segera dilakukan, Al-Qur'an akan hilang dari generasi umat Islam mendatang. Jadi dia
menemui Khalifah Abu Bakar dan menasihatinya agar seluruh Al-Qur'an ditulis dalam
satu kitab agar tidak hilang. Abu Bakar pada mulanya menolak melakukan hal
tersebut, karena Nabi (saw).R)tidak menyuruh laki-laki melakukannya. Dia takut
membawa sesuatu yang baru ke dalam agamanya karena Nabi (saw).R)telah
memperingatkan mereka untuk pindah agama. Umat Kristiani telah sesat sebelum
mereka karena mereka berpindah agama yang dibawa Nabi Isa setelah beliau
meninggalkan mereka. Maka Abu Bakar sangat menentang adanya perubahan
apapun terhadap agama yang diusung Nabi MuH ammad (R)tidak menyuruh mereka
melakukannya. Namun, setelah memikirkan situasinya dengan cermat, ia menyadari
bahwa nasihat 'Umar benar dan itu bukanlah perubahan agama. Nabi (R)telah
memerintahkan mereka untuk menuliskan berbagai ayat dan surah Al-Qur'an, ketika
Al-Qur'an sedang diturunkan, untuk membantu melestarikannya. Menyusun semua
yang tertulis menjadi satu kitab yang lengkap hanyalah merupakan penyempurnaan
dari apa yang Nabi (saw).R)telah dimulai.

Khalifah Abu Bakar meminta Zayd ibn Thaabit untuk bertugas mengumpulkan dan menulis
seluruh Al-Qur'an. Zayd pada mulanya menolak melakukan hal tersebut karena alasan yang
sama seperti Abu Bakar, namun setelah beberapa waktu dia juga menyadari bahwa hal tersebut
benar. Zaid dipilih karena dia:

1) Salah satu pembaca Al-Qur'an terbaik.


2) Salah satu dari sedikit orang yang telah menghafal seluruh Al-Qur'an pada masa Nabi
(R)seumur hidup.

3) Salah satu dari mereka yang Nabi (R)diminta untuk menuliskan Al-Qur'an.

4) Salah satu dari sedikit orang yang hadir ketika Nabi (R)membaca seluruh Al-
Qur'an selama Ramadhan terakhir hidupnya.

Zayd memulai prosesnya dengan mengumpulkan semua materi yang menjadi dasar
penulisan Al-Qur'an. Dia kemudian mengumpulkan di sekelilingnya semua orang yang juga
telah menghafal seluruh Al-Qur'an atau sebagian besarnya. Ia lalu membandingkan apa
yang ditulisnya dengan apa yang ia dan orang lain hafal. Jika semua sepakat, ia lalu
menuliskannya di halaman kulit. Dengan cara ini seluruh Al-Qur'an ditulis pada masa
pemerintahan Khalifah pertama. Setelah selesai, Zayd menyerahkannya kepada Khalifah
Abu Bakar yang menyimpannya sampai kematiannya, dua tahun setelah dia menjadi
Khalifah. Tepat sebelum kematiannya, Abu Bakar menyerahkan Al-Qur'an kepada 'Umar
yang telah dipilihnya menjadi Khalifah kedua. 'Umar menyimpan salinan Al-Qur'an ini
sampai kematiannya, sepuluh tahun kemudian, di tangan seorang pembunuh bernama
Abu Lu'lu.' Al-Qur'an kemudian diserahkan kepada putrinya,H afS ah, yang juga salah
seorang Nabi (R)istri.H afS ah menyimpan Al-Qur'an di rumahnya di al-Madeenah, tapi dia
menyediakannya bagi siapa saja yang ingin membuat salinannya, atau memeriksa
keakuratan apa yang telah mereka hafal.

C.ZAMAN 'UTHMAAN 644-656 M

Setelah kematian Khalifah kedua, 'Umar, sebuah komite yang terdiri dari enam
sahabat Nabi (saw) yang paling terkenal (R)memilih 'Utsman bin 'Affaan menjadi
khalifah ketiga.

Pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar (634-644 M), negara Islam berkembang
melampaui batas jazirah Arab hingga ke Mesir, Suriah dan Irak. Pada masa
pemerintahan Khalifah 'Utsman berikutnya, ekspansi berlanjut ke Persia, India,
Rusia, Cina, Turki dan melintasi Afrika Utara. Banyak masyarakat di wilayah ini
menerima Islam dan belajar membaca Al-Qur'an dari umat Islam awal. Al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi (saw).R)dalam tujuh dialek Arab yang berbeda, dan umat
Islam awal mengajarkan Al-Qur'an dalam bacaan yang berbeda.
Tulisan Kedua
Di provinsi-provinsi Muslim, sebagian orang Arab mulai menyombongkan diri bahwa
dialek mereka lebih unggul dibandingkan dialek lain. Selain itu, ketika umat baru
melakukan kesalahan dalam pembacaan Al-Qur'an, terkadang sulit untuk mengetahui
apakah itu benar-benar sebuah kesalahan atau apakah itu salah satu dari tujuh
bacaan yang diajarkan oleh Nabi (saw).R).Masalah-masalah ini akhirnya menjadi
sumber kebingungan di provinsi-provinsi Muslim di luar Arab. Salah satu sahabat nabi
(S AH aabah) dengan namaH udhayfah ibn al-Yamaan memperhatikan kebingungan
saat dia berada di Itaq, dan khawatir hal itu akan menyebabkan perpecahan umat
Islam dan perubahan Al-Qur'an. Sekembalinya ke ibu kota, dia memberi tahu Khalifah
'Utsman tentang apa yang dia dengar dan lihat. Khalifah 'Utsman menyadari
keseriusan situasi dan memanggil mayorS AH aabahbersama-sama untuk mencari
solusi atas permasalahan tersebut. Mereka memutuskan untuk membuat salinan
resmi Al-Qur'an dari yang disusun pada masa Khalifah Abu Bakar dan membatasi
orang-orang untuk membacanya.

'Utsman bertanyaH afS ah untuk salinan asli Al-Qur'an dan meminta Zayd ibn Thaabit untuk
memimpin sebuah komite yang terdiri dari empat ulama Al-Qur'an yang akan mengambil
tugas membuat salinan resmi. Ketika salinannya selesai, aslinya dikembalikan keH afS ah.
Sebanyak tujuh salinan dibuat dan satu dikirim ke Makkah, satu lagi ke Suriah, satu ke
Basrah, satu ke Kufah, satu ke Yaman, satu ke Bahrain dan satu lagi disimpan di ibu kota,
al-Madeenah. Khalifah 'Utsman mengirimkan seorang pembaca resmi Al-Qur'an dengan
setiap salinannya untuk menjernihkan masalah apa pun yang mungkin timbul di kemudian
hari. Beliau juga memerintahkan agar semua salinan Al-Qur'an lainnya dimusnahkan,
karena orang-orang telah membuat catatan di salinan pribadi mereka dan beberapa
salinan tidak lengkap. Semua salinan baru kemudian dibuat dari salinan resmi yang disebut
MuS -haf Utsman,dan dengan cara itulah Al-Qur'an terselamatkan dari perubahan atau
kehilangan apa pun. Proses ini selesai pada tahun 646 M, dua tahun setelah 'Utsman
menjadi khalifah baru.

MEMORISASI AL-Qur'an
Meskipun jumlah totalnyaS AH aabahyang telah hafal seluruh Al-Qur'an dan membacanya
kembali kepada Nabi (saw).R)sebelum kematiannya baru berusia delapan tahun, banyak
orang lain yang menghafalnya setelah kematiannya. Faktanya, seiring dengan
bertambahnya generasi umat Islam, jumlah penghafal seluruh Al-Qur'an semakin
meningkat. Saat ini terdapat ratusan ribu umat Islam di seluruh dunia yang telah
melakukan hal tersebut.

Tidak ada buku lain, baik agama atau lainnya, yang dapat dihafal sebesar ini
sepanjang sejarah. Panjang Al-Qur'an kira-kira empat perlima dari panjang
Perjanjian Baru umat Kristen, namun tidak ada satu orang pun dalam sejarah
yang diketahui telah menghafal Perjanjian Baru secara lengkap. Faktanya, jika
semua kitab di dunia ini dihancurkan, satu-satunya kitab yang dapat ditulis ulang,
kata demi kata tanpa satu kesalahan pun adalah Al-Qur'an.

Signifikansi Pelestarian Al-Qur'an


Allah berjanji dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan mengambil tanggung jawab untuk melindungi Firman-
Nya yang terakhir dari kehilangan. Dia berkata,

‫ﺎﻓِﻈﹸﻮﻥﹶ‬-‫ ﻟﹶﺤ‬-‫ﺎ ﻟﹶﻪ‬-‫ﺇِﻧ‬-‫ ﻭ‬-‫ﺎ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺰ‬-‫ ﻧ‬-‫ﻦ‬-‫ﺤ‬-‫ﺎ ﻧ‬- ‫ﺇِﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Pengingat (Al-Qur'an) dan sesungguhnya


Kami akan menjaganya.”3

Dengan demikian, Al-Qur'an telah dilestarikan baik secara lisan maupun tulisan, dengan cara yang
belum pernah ada dalam kitab agama lain dalam sejarah.

Mengapa Allah melestarikan Al-Qur'an dan membiarkan Kitab Wahyu Ilahi-Nya yang
terdahulu diubah atau hilang? Jawaban atas pertanyaan itu terletak pada tiga fakta
berikut:

1. Nabi-nabi terdahulu dan kitab-kitab mereka diutus kepada kaum tertentu pada
periode sejarah tertentu. Setelah periode tersebut berakhir, seorang nabi baru
diutus dengan Kitab baru untuk menggantikan Kitab sebelumnya. Jadi, Kitab-Kitab
ini tidak perlu dipelihara oleh Allah sendiri. Pelestarian yang sebelumnya

3Surat al-H ijr (15):9.


Buku diserahkan kepada manusia sebagai ujian bagi mereka. Maka ketika
umat tersesat, mereka mengubah apa yang tertulis dalam kitab-kitab yang
dibawa para nabi, agar hal-hal yang diharamkan dapat dibolehkan.
Dengan cara itu semua Kitab Wahyu sebelumnya bisa berubah atau hilang.

2. Nabi MuH ammad (R)adalah nabi terakhir yang diutus Allah, dan dia tidak diutus
kepada kaum tertentu atau waktu tertentu. Dia diutus kepada seluruh umat
manusia hingga akhir dunia.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

‫ﻮﻥﹶ‬-‫ﻠﹶﻤ‬-‫ﻌ‬-‫ﺎﺱِ ﻟﹶﺎ ﻳ‬-‫ ﺍﻟﻨ‬-‫ ﺃﹶﻛﹾﺜﹶﺮ‬-‫ﻟﹶﻜِﻦ‬-‫ﺍ ﻭ‬-‫ﺬِﻳﺮ‬-‫ﻧ‬-‫ﺍ ﻭ‬-‫ﺸِﲑ‬-‫ﺎﺱِ ﺑ‬-‫ ﺇِﻟﱠﺎ ﻛﹶﺎﻓﱠﺔﹰ ﻟِﻠﻨ‬-‫ﺎﻙ‬-‫ﻠﹾﻨ‬-‫ﺳ‬-‫ﺎ ﺃﹶﺭ‬-‫ﻣ‬-‫ﻭ‬

“Kami hanya mengutus kamu (Muhammad) sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi

peringatan kepada seluruh umat manusia, namun kebanyakan manusia tidak memahaminya.”4

Oleh karena itu, Kitab wahyu beliau, Al-Qur'an, harus dijaga secara khusus dari
perubahan atau kehilangan apa pun agar dapat tersedia bagi semua generasi
manusia hingga hari terakhir dunia.

3. Al-Qur'an adalah mukjizat utama yang diberikan kepada Nabi MuH ammad
(R)untuk membuktikan bahwa dia adalah seorang nabi Tuhan yang sejati dan bukan seorang
penipu ulung. Jadi, Al-Qur'an harus diselamatkan untuk membuktikan kepada generasi
selanjutnya bahwa MuH ammad (R) benar-benar nabi Tuhan yang terakhir. Semua nabi palsu
yang datang setelah Nabi MuH ammad (R)membawa kitab-kitab yang mereka klaim diturunkan
dari Allah, namun tidak ada satupun yang mempunyai kemampuan ajaib untuk dihafal ribuan
orang, dan tidak ada yang menyempurnakan pesan dalam Al-Qur'an.

Pentingnya pelestarian Al-Qur'an adalah bahwa Islam tetap terjaga kemurnian aslinya
karenanya. Manusia selalu dapat kembali kepada sumber-sumber Islam tidak peduli apa
yang telah ditambahkan atau dilupakan oleh orang-orang seiring berjalannya waktu.
Semua prinsip penting Islam dapat ditemukan dalam Al-Qur'an. Konsekuensinya,
pelestarian Al-Qur'an berarti pelestarian Islam dalam bentuk akhirnya. Hilangnya Injil Yesus
berarti umat Kristiani tidak akan pernah bisa kembali kepada ajaran sejati Nabi Isa kecuali
dengan menerima Islam. Begitu pula dengan aslinya

4Surat Saba (34):28.


Taurat hilang ketika Kuil Nabi Sulaiman di Yerusalem dihancurkan oleh bangsa Babilonia.
Dengan demikian, umat Yahudi tidak bisa kembali kepada ajaran murni Nabi Musa kecuali
dengan mengikuti Islam.

Hanya dalam Islam ajaran murni para nabi terpelihara tanpa perubahan apa pun.
Itulah sebabnya Allah berfirman dalam Al-Qur'an,

-‫ﻼﻡ‬-‫ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﺍﹾﻹِﺳ‬-‫ﺪ‬-‫ ﻋِﻨ‬-‫ﻳﻦ‬-‫ﺇِﻥﱠ ﺍﻟﺪ‬

“Sesungguhnya agama yang diterima Allah hanyalah Islam.”5

5Surat Aal 'Imran, (3):19.


2.2 WAHYU MAKKAN DAN MADEENAN

Al-Qur'an diturunkan sebagian kepada Nabi Muhammad SAW.R)dari awal


kenabiannya hingga sesaat sebelum kematiannya. Dengan demikian, Al-Qur'an
diturunkan terus menerus selama dua puluh tiga tahun.

Banyak bagian dari Al-Qur'an yang secara umum diwahyukan untuk memecahkan
permasalahan yang ada di kalangan komunitas Muslim baik di Makkah maupun
Madinah. Karena persoalan dan kebutuhan Makkah berbeda dengan Madinah,
maka wahyu Makkah dan Madinah mempunyai ciri khusus tersendiri.

Penting untuk mengetahui perbedaan antara wahyu Mekkah dan Madinah


jika ingin memahami Al-Qur'an dengan jelas. Karena betapa pentingnya Al-
Qur'an bagi Islam, para cendekiawan Muslim sejak zaman S AH aabahtelah
mencurahkan banyak waktu dan usaha dalam bidang studi ini.

CIRI-CIRI WAHYU MAKKAN

Wahyu Mekah didefinisikan sebagai semua ayat dan surah Al-Qur'an yang
dibawa oleh Jibril kepada Nabi (R)sebelumHijrah1(622 M). Ini termasuk
ayat-ayat yang diturunkan di dalamnyaT aa'if serta yang diturunkan di
daerah lain di luar Makkah. Wahyu-wahyu ini mewakili tahap pertama
gerakan Islam di mana fundamentalnya ditegakkan.

1. TawH kebutuhan :

Ketika Islam pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Makkah, mereka berada dalam
keadaan kafir. Kebanyakan dari mereka beriman kepada Allah, namun mereka menempatkan
banyak perantara di antara mereka dan Allah. Mereka membuat berhala untuk mewakili
perantara ini dan memuja mereka selain Allah. Dengan demikian, wahyu awal mengajarkan
manusia tentang keesaan dan kekuasaan Allah atas segala sesuatu. Mereka mengatakan kepada
orang-orang bahwa Allah tidak memiliki orang tua, keturunan atau pasangan apa pun

1Hijrahnya Nabi(R)ke Madinah.


yang berbagi kuasa-Nya. Mereka juga menunjukkan bahwa berhala tidak dapat membawa kebaikan dan
tidak dapat menahan kejahatan. Dan mereka mempertanyakan logika menyembah sesuatu yang bahkan
tidak bisa dilihat atau didengar.

2.S alah :
Setelah turunnya ayat pertama wahyu datang memberitahukan kepada Nabi (saw).R)bahwa dia
telah dipilih untuk menjadi kenabian, Allah mengutus Jibril untuk mengajarinya tata cara shalat
yang benar. Hal ini perlu dilakukan karena cara berdoa yang benar tidak dapat dicapai dengan
penalaran yang logis. Oleh karena itu, bahkan Nabi (R)sendiri harus diajari cara beribadah yang
benar kepada Allah. Demikianlah ayat-ayat awal yang diserukan kepada Nabi (saw).R)dan
kelompok pengikut awalnya untuk membuat merekaS alah secara teratur.

Karena masyarakat Mekah mempunyai kebiasaan menyembah berhala dengan keyakinan bahwa
dewa-dewa buatan rumah ini akan membawakan doa mereka kepada Allah untuk mereka, ayat-ayat
awal juga bertujuan untuk memperjelas kesalahpahaman ini. Ayat-ayat tersebut mengajarkan hal ituS
alah hanya boleh dilakukan untuk dan kepada Allah, karena hanya Dia yang mampu menjawabnya.

Tekanan besar terjadiS alahkarena hubungannya denganT baiklah. Benar S alahditujukan


kepada Allah saja merupakan cara penyampaian yang paling mendasarTawH perluke
dalam praktik.

3. Yang Tak Terlihat :

Karena tidak mungkin manusia dapat mengetahui tentang dunia gaib, ayat-ayat awal
mengajarkan mereka tentang keajaiban, misteri, dan kengeriannya. Ayat-ayat tersebut
menggambarkan surga dan kenikmatannya untuk mendorong orang-orang beriman agar terus
beramal shaleh dan menjamin mereka mendapat pahala. Mereka juga menggambarkan api
Neraka dan siksanya untuk mendorong orang-orang beriman agar berusaha menghindari
perbuatan jahat. Gambaran tentang api dan penghuninya juga meyakinkan orang-orang yang
beriman bahwa siapa pun yang berbuat zalim dalam hidup ini tidak akan luput dari siksa Allah.
Penjelasan seperti itu juga ditujukan untuk menakut-nakuti orang-orang kafir agar
mempertimbangkan kembali posisi mereka sebelum terlambat. Beberapa ayat juga memberikan
alasan kepada mereka yang tidak dapat menerima kebangkitan dengan memberikan contoh
dari alam, seperti hujan yang turun ke bumi yang mati dan menghidupkannya kembali.
“Dan Allah-lah yang mengirimkan angin untuk menggerakkan awan dan
Kami dorong ke bumi setelah matinya. Demikian pula (akan terjadi)
Kebangkitan.”Soorah FaaT ir (35) : 9

Ada pula yang berpendapat secara logika bahwa menciptakan kembali kehidupan lebih mudah
daripada menciptakannya, padahal di sisi Allah sama saja.

“Dan Dialah yang mengawali penciptaan, kemudian menciptakannya kembali (setelah


musnah) yang lebih mudah bagi-Nya….” Surah ar Kamar (30) : 27

4. Keberadaan Allah :
Ada sebagian orang Mekah yang meragukan keberadaan Allah. Oleh karena
itu, beberapa ayat awal menyajikan argumen logis yang membuktikan
keberadaan Allah. Terkadang pembuktian diambil dari alam dan makhluk
hidup yang ada di masyarakat. Allah bertanya kepada orang Mekah,

“Mengapa mereka tidak memperhatikan unta dan bagaimana mereka


diciptakan, dan langit dan bagaimana ia diangkat, dan gunung-gunung dan
bagaimana mereka kokoh, dan bumi dan bagaimana ia tersebar?”Surat al-
Ghaashiyah (88) : 17-20

Di lain waktu logika lurus digunakan. Allah bertanya kepada mereka apakah mereka diciptakan dari ketiadaan
atau mereka menciptakan diri mereka sendiri:

“Apakah mereka diciptakan dari ketiadaan ataukah mereka sendiri yang


menciptakannya?”Soorah aT -T lantai (52) : 35

Jawabannya harus salah satu atau yang lain. Karena mereka tahu bahwa mereka tidak menciptakan
diri mereka sendiri, mereka harus menyadari bahwa mereka diciptakan. Sekalipun mereka
mengatakan bahwa mereka berasal dari orang tuanya dan orang tuanya berasal dari orang tuanya
dan seterusnya. Jumlahnya akhirnya berkurang menjadi orang yang datang dari ketiadaan. Oleh
karena itu, Allah, Sang Pencipta, harus diterima agar keberadaan kita bisa masuk akal.

5. Tantangan :
Untuk membuktikan kepada kaum Quraisy bahwa Al-Qur'an berasal dari Allah dan bahwa
MuH ammad (R)adalah seorang nabi Allah, beberapa ayat Mekah menantang orang Arab
untuk meniru Al-Qur'an. Banyak bab dimulai dengan huruf-huruf seperti “Alif, LaamDan
Mim,” “Saad,”atau“Siang"untuk menggoda orang-orang Makkah dengan huruf-huruf yang
sama dengan yang mereka gunakan dalam pidato-pidato berbunga-bunga dan puisi-puisi
mereka. Allah menciptakan Al-Qur'an dengan huruf yang sama, namun mereka tidak bisa
menirunya. Karena bangsa Arab tidak mampu menghasilkan satu surah pun yang
menyerupai surah terkecil dalam Al-Qur'an, sifat mukjizat Al-Qur'an dan asal mula
keilahiannya terbukti dengan jelas kepada orang-orang pada saat itu. Namun, banyak dari
mereka lebih suka melihat Al-Qur'an sebagai mantra magis, dan Nabi (saw).R)sebagai
pesulap ulung.

6. Orang-Orang Zaman Dahulu :

Ayat-ayat Makkah sering menyebutkan contoh-contoh sejarah peradaban sebelumnya,


seperti 'Iklandan ituThamood. Mereka disebutkan untuk memperingatkan orang-orang
yang telah menolak risalah Islam. Ayat-ayat tersebut berbicara tentang keajaiban
peradaban kuno. Mereka mencatat banyaknya nikmat yang telah dianugerahkan Allah
kepada masyarakat di peradaban tersebut. Kemudian mereka menceritakan bagaimana
manusia mendurhakai Allah dan mengingkari nikmat-Nya, dan bagaimana azab Allah
menimpa mereka ketika mereka sama sekali tidak menyadari apa yang akan terjadi jika
Allah menghendakinya. Contoh-contoh ini cukup familiar bagi orang-orang Arab karena
reruntuhan peradaban tersebut masih dapat dilihat. Misalnya saja makam batuMadaa'
masuk S aaliH berada langsung di jalur perdagangan ke Suriah.

7. Iman :
Sangat sedikit hukum yang diwahyukan dalam ayat-ayat Makkah. Sebaliknya, ayat-ayat
tersebut berkonsentrasi pada prinsip-prinsip yang akan membangunEemaan(iman)
dari umat Islam awal. Ayat-ayat ini berbicara tentang pentingnya bertakwa kepada
Allah dan menyadari kehadiran-Nya serta mengetahui segala sesuatu. Seringkali berisi
nasehat-nasehat tentang bersabar, tekun, jujur dan amanah, guna membangun
karakter moral spiritual umat Islam awal yang merupakan minoritas dan mendapat
banyak tekanan dari masyarakat Makkah.

8. Ayat Pendek :
orang MekahSurahbiasanya memiliki syair yang pendek, rima yang menarik, dan ritme
yang sangat kuat. Sifat-sifat ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para pendengar
yang pada dasarnya menentang risalah Islam. Syairnya harus pendek karena penonton
tidak akan mau mendengarkan pernyataan yang panjang dan berlarut-larut. Begitu mereka
mendengar satu ayat Al-Qur'an, mereka menutup telinga dengan jari dan berpaling. Oleh
karena itu, ayat-ayat tersebut sering kali harus segera ditegaskan. Seringkali nyanyian
tersebut mirip dengan nyanyian para peramal dan peramal, namun maknanya sangat jelas,
sedangkan nyanyian tersebut sebagian besar tidak jelas dan samar-samar. Misalnya,
peramal Zabraa memperingatkan umatnya tentang bencana yang akan segera menimpa
mereka sebagai berikut :

Oleh angin yang berkibar, dan malam yang turun. Demi

pagi yang bersinar, dan bintang yang menusuk. Di balik

awan yang diguyur hujan,

Sesungguhnya pohon-pohon di lembah itu sungguh-sungguh menipu, dan

giginya bergemeretak hingga bengkok.

Sesungguhnya batu-batu besar di gunung memberi peringatan akan

duka, yang tidak akan ada jalan keluarnya.

Peramal Zabraa

CIRI-CIRI WAHYU MADEENAN

Wahyu Madinah adalah semua ayat dan surah Al-Qur'an yang


diturunkan setelah Hijrah. Ini termasuk ayat-ayat yang diturunkan
selama peperangan, serta ayat-ayat yang diturunkan di Makkah dan
Minaa selama dan setelah Ibadah Haji. Semua ayat ini dianggap
Madinan karena mewakili wahyu tahap kedua gerakan Islam di mana
terjadi konsolidasi negara Islam.

Berikut beberapa ciri-ciri utama ayat Madeenan :

1. Hukum :
Setelah Madeenah menjadi pusat gerakan Islam yang baru, lahirlah negara
Islam. Nabi (R)menjadi penguasa atas umat Islam di Madinah, serta atas
orang-orang Yahudi dan penyembah berhala Arab yang tinggal di sana.
Sebuah konstitusi dibuat dan sistem peradilan didirikan. Dengan demikian,
ayat-ayat pada masa Madeenan memuat banyak hukum sosial, ekonomi dan
spiritual yang diperlukan untuk organisasi dan pengembangan negara Islam.
Pada periode inilah tiga rukun Islam yang terakhir,Zakaah, SawmDanhaji,
terungkap. Demikian pula, pada periode inilah minuman beralkohol, makan
daging babi, dan perjudian dilarang.

2. Ahli Kitab :
Di Madeenah, umat Islam pertama kali bertemu dengan orang Yahudi. Untuk mencoba
menggoyahkan keyakinan umat Islam, orang-orang Yahudi biasa bertanya kepada Nabi (R)
berbagai pertanyaan tentang Allah, nabi-nabi terdahulu, dan alam ghaib. Mereka
mengajukan pertanyaan tentang asal mula jiwa dan terbuat dari apa. Dengan demikian,
sejumlah ayat Madinah mewakili jawaban atas banyak pertanyaan yang diajukan kaum
Yahudi. Umat Muslim di Madinah juga melakukan kontak dengan umat Kristen dalam
skala yang lebih besar. Sebagai akibatnya, kita menemukan sejumlah ayat Madinah yang
menjelaskan kesalahpahaman umat Kristen tentang Nabi Isa dan Allah. Mereka
menunjukkan bahwa kelahiran Yesus tidak lebih besar dari kelahiran Adam yang tidak
mempunyai ayah dan ibu.

“Sesungguhnya kemiripan Isa di sisi Allah sama dengan kemiripan Adam.. Dia
menciptakannya dari tanah, lalu bersabda kepadanya, 'Jadilah!' Dan memang
benar.”

Surah Aal - 'Imran (3) : 59

Mereka juga menekankan bahwa mukjizat Yesus seperti menghidupkan kembali orang
mati hanya atas izin Allah. Oleh karena itu, Isa bukanlah Tuhan dan bukan pula Anak Allah,
dan Allah bukanlah anak ketiga dari ketiganya.

3. Munaafiquun :
Untuk pertama kalinya sejak awal risalah terakhir kita menemukan orang masuk Islam, namun
tidak mempercayainya. Di Mekah, umat Islam ditindas dan diserang, sehingga tidak ada seorang
pun yang masuk Islam kecuali dia benar-benar beriman. Di sisi lain, umat Islam di Madinah kuat
dan mereka menguasai kota tersebut. Jadi, kami menemukan beberapa
orang masuk Islam untuk mengambil manfaat dari kekuatannya dan menentangnya
dari dalam. 'Abdullaah ibn Ubayy ibn Salool hendak dinobatkan menjadi Raja
Madeenah ketika Nabi (saw).R)tiba. Nabi (R)dijadikan penguasa Madinah dan pupuslah
harapan Ibnu Salool. Karena umat Islam kuat dan dia tidak bisa menentang mereka
secara terbuka, dia menerima Islam dan berupaya melawannya dari dalam. Dia
akhirnya menjadi kepalaMunaafiqoon(orang munafik). Oleh karena itu, ayat-ayat
Madinah memperingatkan umat Islam tentang bahayanya orang-orang munafik dan
mengajari mereka cara menghadapi mereka secara efektif.

4. Jihad :
Hak berperang melawan musuh diberikan pertama kali di al-Madeenah. Pada masa Mekah,
umat Islam dilarang melakukan perlawanan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan mendasar:
(1) Kaum Muslim adalah minoritas dan dapat dengan mudah dimusnahkan, dan (2) hanya
mereka yang kuat yang dapat bertahan dalam ujian ini. Periode Makkah mempersiapkan
landasan gerakan Islam yang akan datang. Pada masa Madinah terjadi serangkaian
peperangan melawan kekuatan-kekuatan kafir hingga akhirnya Makkah ditaklukkan dan
seluruh jazirah Arab berada di bawah kekuasaan Islam. Oleh karena itu, sejumlah ayat
Madinah mengajarkan umat Islam prinsip-prinsip perang dalam Islam. Misalnya, mereka
mengajarkan cara menghadapi tawanan perang dan mereka melarang mundur saat
melakukan penyerangan kecuali sebagai tipu muslihat untuk menjebak musuh. Mereka
juga mendorong umat Islam untuk mempersiapkan diri dengan senjata dan perlengkapan
perang terbaik yang bisa mereka temukan.

5. Ayat Panjang :
Ayat-ayat Madinah cenderung lebih panjang dibandingkan ayat-ayat Makkah.
Faktanya, ada sejumlah ayat Madinah yang lebih panjang dari keseluruhan surat-surat
pada masa Makkah. Ayat Al-Qur'an yang paling panjang adalah ayat tentang pinjaman
2di MadinahSoorah, al-Baqarah. Ayat ini berisi kurang lebih 143 kata. TerpendekSoorah

Al-Qur'an adalah MakkahSurat al-Kawthar,3yang berisi total hanya 11 kata terpisah


dalam tiga ayat pendeknya. Kebutuhan untuk menarik perhatian para pendengar
sudah tidak ada lagi karena Islam sudah kuat dan pengikutnya banyak. Oleh karena
itu, penonton pada tahap ini bersedia mendengarkan dengan penuh perhatian ayat-
ayat yang lebih panjang yang mengajarkan hukum-hukum penting Islam.

2 Surat al-Baqarah (2) : 292.


3 ItuSoorah102.
6. Urutan Surat-surat :
Meskipun seluruh ayat-ayat Mekah diturunkan pada periode yang sama, ayat-ayat
tersebut tidak dihafal dan tidak ditulis dengan urutan yang sama seperti saat ayat-
ayat tersebut diturunkan. Ayat dari berbagaiSurahterungkap sekaligus. Kapan pun
satu ayat diturunkan sekaligus. Setiap kali satu ayat diturunkan, Nabi
(R)akan menyuruh ahli-ahli Tauratnya untuk menuliskannya diSoorahmilik siapa
benda itu. Jika baru Soorahditurunkan, dia akan membacakannyaSoorahsesuai
urutan pencatatannya. Alkisah ayat Madeenan danSurahmulai diturunkan, Nabi (
R)akan menyuruh para sahabatnya untuk menempatkannya sebelum atau
sesudah Makkah tertentuSurahdan ayat. Jadi, ketika wahyu Al-Qur'an telah
lengkap, ayat-ayat Mekah dapat ditemukan di MadinahSurahdan ayat-ayat
Madinah di MakkahSurah. Nabi (R)menyusun ulang ayat-ayat danSurahAl-Qur'an
sesuai dengan perintah Allah. Alasannya, ayat-ayat yang diturunkan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang sedang berkembang, padahal urutan tujuan
bacaannya perlu divariasikan agar tidak membuat Al-Qur'an terkesan berat
sebelah dalam penyajiannya. Perpaduan ayat dan surah dari kedua tahapan
tersebut memberikan pembaca gambaran yang lebih seimbang tentang risalah
Islam.

PENTINGNYA

Ada sejumlah alasan mengapa perlu dilakukan pembedaan antara


Mekah dan MadinahSurahdan ayat. Berikut ini hanya tiga alasan
terpenting:

1. Fiqih (Hukum Islam)

Berbagai hukum Islam diturunkan dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun. Beberapa undang-
undang membatalkan undang-undang sebelumnya dan undang-undang lainnya terungkap sedikit
demi sedikit. Oleh karena itu, perlu diketahui pada titik waktu mana berbagai undang-undang tersebut
diturunkan agar dapat diterapkan dengan baik. Hukum-hukum pada masa Madeenan akhir kadang-
kadang menggantikan hukum-hukum sebelumnya. Misalnya, alkohol dilarang secara bertahap.
Undang-undang pertama mengenai alkohol hanyalah sebuah peringatan akan bahayanya. Allah
berfirman,

“Dan ketika mereka bertanya kepadamu tentang hal ituKhamr(alkohol) danMaysir


(berjudi), beritahukan kepada mereka bahwa itu mengandung manfaat bagi sebagian
orang, namun dosanya lebih besar daripada manfaatnya.”Surat al-Baqarah (2):20
Hukum kedua yang diturunkan memperingatkan umat Islam agar menjauhinyaShalat
ketika mereka mabuk (mabuk). Allah berfirman,

“Janganlah kamu datang shalat dalam keadaan mabuk (mabuk), sampai kamu
mengetahui apa yang kamu ucapkan.”

Surat an-Nisaa' (4) : 43

Namun, hukum ketiga adalah larangan total untuk mendekati minuman beralkohol dalam
bentuk apa pun. Allah berfirman,

“Sesungguhnya miras, perjudian dan mezbah kurban adalah najis


akibat ShayT pekerjaan aan, jadi menjauhlah dari mereka.”Surat al-
Maa'idah (5) : 93

Jika seseorang tidak mengetahui urutan turunnya ayat-ayat ini, ia mungkin salah mengira
bahwa meminum minuman beralkohol itu diperbolehkan selama ia tidak mabuk dan sadar.
S alah. Atau, ada anggapan bahwa mengambil keuntungan dari penjualan minuman
beralkohol diperbolehkan.

2. Dakwah
Dengan memahami urutan turunnya ayat-ayat Al-Qur'an, seseorang dapat mengetahui metode
pengajaran Islam yang terbaik. Misalnya, Al-Qur'an mengajarkan orang-orang beriman untuk
tidak mengutuk atau mengolok-olok berhala orang-orang kafir agar tidak mengusir mereka dan
agar mereka tidak mengutuk Allah karena ketidaktahuan. Sebaliknya mereka disuruh berunding
dengan orang-orang kafir dan menunjukkan kepada mereka secara logis mengapa
penyembahan berhala itu salah. Allah berfirman,

“Apakah kamu menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah yang sama sekali tidak memberi
manfaat dan tidak merugikanmu?”

Surat al-Anbiyaa' (21) : 66

3. Sirah
Banyak peristiwa penting dalam kehidupan Nabi yang tercatat dalam berbagai
Al-Qur'an. Oleh karena itu, dengan mengetahui urutan turunnya ayat-ayat
tersebut, kita dapat merangkum sebagian besar biografi Nabi (saw).R).
2.3 QUR'AAN: BUKU UNIK

Kata Al-Qur'an, suatu kata benda verbal, mempunyai arti yang setara denganQiraa'ah,
karena keduanya berasal dari kata kerjaQara'a,yang artinya membaca. Artinya, Al-
Qur'an secara harafiah berarti bacaan atau bacaan. Namun, istilah Al-Qur'an secara
historis digunakan secara khusus untuk menyebut kitab yang diturunkan Allah kepada
Nabi Mu.H ammad (R)melalui malaikat Jibril. Istilah Al-Qur'an disebutkan di sejumlah
tempat di seluruh kitab yang mengacu pada dirinya sendiri. Misalnya,

“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk (manusia) kepada yang paling


adil.” (Surat al-Israa' (17:9)

Nama Al-Qur'an digunakan untuk menyebut Al-Qur'an secara keseluruhan seperti pada
ayat yang dikutip sebelumnya, serta setiap ayat atau kelompok ayat:

“Dan jika Al-Qur'an dibacakan, hendaknya kamu mendengarkannya dengan tenang (dan
diam).”

(Surat al-Aa'raaf (7:38)

Kitab juga disebut dengan nama lain, misalnyaFurqaan


(Perbedaannya),

“Maha Suci Allah yang menurunkanFurqaankepada hamba-Nya agar dia menjadi


pemberi peringatan bagi seluruh alam.”(Surat al-Furqaan (25):1)

Dan, ituDzikir(Pengingat),

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannyaDzikirdan sesungguhnya Kami akan


memeliharanya.” (Surah al-H ijr (15:9)
Al-Qur'an sendiri dapat diartikan sebagai firman Allah yang diturunkan dalam
bahasa Arab dalam bentuk ritmis kepada Nabi Mu.H ammad (R).Bacaannya
digunakan dalam ibadah bahkan surah terkecilnya (Soorah) bersifat ajaib.

Pernyataan-pernyataan Nabi yang diilhami Allah yang dicatat oleh para pengikutnya
umumnya disebut sebagaiH adeeth.1Misalnya saja sahabat Nabi (S AH aabee), 'Umar
bin al-Khatt ab, melaporkan bahwa dia pernah berkata,“Sesungguhnya amal (dinilai)
berdasarkan niatnya.”2Namun, dalam beberapa pernyataannya, Nabi
(R)menghubungkan apa yang dia katakan kepada Allah. Misalnya yang lainS AH aabee,Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW.R)dikatakan,“Allah SWT berfirman, 'Aku adalah
sebagaimana hamba-Ku memikirkan Aku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat Aku. Maka
jika dia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku, dan jika
dia mengingat-Ku dalam satu kelompok, maka Aku akan mengingatnya dalam kelompok yang
lebih baik.'”3Untuk membedakan jenis iniH adeethdari tipe sebelumnya disebut sebagaiH adeeth
Qudsee(Suci H adeeth) dan yang pertama disebut sebagaiH adeeth Nabawee(ProfetikH adeeth).

Namun Al-Qur'an tidak dianggap sama denganH adeeth QudseeUntuk sejumlah


alasan. Pertama, Al-Qur'an berasal dari Allah, baik kata-katanya maupun maknanya,
sedangkan dalam halH adeeth Qudsee,maknanya berasal dari Allah, tapi
perkataannya berasal dari nabi (R).Kedua, Allah menantang bangsa Arab dan umat
manusia pada umumnya untuk menghasilkan satu surah saja yang setara dengan satu
surah Al-Qur'an dan ketidakmampuan mereka untuk melakukannya membuktikan sifat
ajaibnya. Hal ini tidak terjadi pada kasusH adeeth Qudsee.Ketiga, pembacaan Al-Qur'an
Digunakan dalamShalatdan itu sendiri dianggap sebagai bentuk ibadah. Nabi (R)dikatakan,
“Barangsiapa membaca surat dari kitab Allah SWT, maka dia akan mendapatkan amal kebaikan
(dicatat untuknya) dan setiap kebaikan bernilai sepuluh kali lipat nilainya. Dan saya tidak hanya
mengatakan ituAlif Laam Mimadalah sebuah surat, tapi aku mengatakan ituAlifadalah sebuah
surat, Laamadalah surat, danMimadalah sebuah surat.”4Sedangkan pembacaanH adeeth
Qudseetidak membawa satu pun dari sifat-sifat ini.

Cara Presentasi

1Tindakan Nabi, persetujuan diam-diam, dan ciri-ciri fisiknya juga disebut sebagai H
adeeth.
2 Dikumpulkan oleh al-Bukharee (S Ahih al-Bukhari(Arab-Inggris), vol.1, hal.1, no.1) dan Muslim (S Ahih Muslim(
Terjemahan Bahasa Inggris), vol.3, hal.1056, no.4692).
3Dikumpulkan oleh al-Bukharee dan Muslim (S Ahih Muslim(Terjemahan Bahasa Inggris), vol.4, hal.1408, no.6471.
4Diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ood dan dikumpulkan oleh at-Tirmith ya.
Al-Qur'an adalah komunikasi terakhir Tuhan tentang kehendak ilahi-Nya kepada umat manusia.
Itu adalah Sang Pencipta yang berbicara kepada manusia dan mengambil bentuk percakapan
manusia. Ketika manusia mengganti topik pembicaraan secara acak selama percakapan, topik-
topik Al-Qur'an berubah secara acak. Akibatnya, format Al-Qur'an cukup unik di antara kitab-
kitab lainnya. Secara keseluruhan bukanlah sebuah buku dalam arti kata biasa yang di dalamnya
terdapat pendahuluan dan penjelasan pokok bahasan yang diikuti dengan kesimpulan. Ia juga
tidak terbatas hanya pada penyajian peristiwa-peristiwa sejarah, permasalahan-permasalahan
filsafat, fakta-fakta ilmu pengetahuan, atau hukum-hukum sosial, meskipun semuanya dapat
ditemukan terjalin bersama di dalamnya tanpa ada hubungan dan keterkaitan yang jelas. Subjek
diperkenalkan tanpa informasi latar belakang, peristiwa sejarah tidak disajikan dalam urutan
kronologis, topik baru terkadang muncul di tengah-tengah topik lain tanpa alasan yang jelas,
dan pembicara serta lawan bicaranya mengubah arah tanpa peringatan sedikit pun. Pembaca
yang tidak menyadari keunikan Al-Qur'an sering kali dibuat bingung ketika mendapati hal
tersebut bertentangan dengan pemahamannya terhadap sebuah kitab, khususnya kitab
“agama”. Oleh karena itu, Al-Qur'an mungkin tampak tidak teratur dan serampangan baginya.
Namun, bagi mereka yang memahami pokok permasalahan, tujuan, dan tema sentralnya, Al-
Qur'an justru sebaliknya.

Tema Utama
Pokok bahasan Al-Qur'an pada hakikatnya adalah manusia: manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan
Penciptanya, Allah, manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, dan manusia dalam hubungannya
dengan ciptaan lainnya. Tema utama yang ada di seluruh Al-Qur'an adalah bahwa hanya Allah SWT yang
berhak disembah dan manusia harus tunduk pada hukum Allah dalam kehidupan pribadinya dan dalam
hubungannya dengan ciptaan secara umum. Atau dengan kata lain tema pokoknya adalah ajakan untuk
beriman kepada Allah dan mengerjakan amal shaleh sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah.

Jika pembaca mengingat fakta-fakta dasar ini, ia akan menemukan bahwa dari awal sampai akhir, topik-topik
dasar Al-Qur'an semuanya berhubungan erat dengan tema utamanya dan bahwa keseluruhan kitab ini
merupakan argumen yang beralasan dan kohesif untuk mendukung tujuan-tujuannya. tema. Al-Qur'an
mempunyai tujuan yang sama, apakah itu menggambarkan penciptaan manusia dan alam semesta, atau
peristiwa-peristiwa dalam sejarah manusia. Karena tujuan Al-Qur'an adalah untuk memberi petunjuk kepada
manusia, maka Al-Qur'an menyatakan atau membahas hal-hal hanya sejauh yang relevan dengan tujuan
tersebut dan mengabaikan rincian yang tidak perlu dan tidak relevan. Ia juga mengulangi tema utamanya
berulang kali dalam penyajian setiap topik baru.

Empat prinsip berikut harus diingat oleh pembaca baru Al-Qur'an jika ingin
menghindari kebingungan dan disorientasi yang tidak perlu:
1. “Buku ini adalah satu-satunya yang sejenis di dunia.”

2. “Gaya sastranya sangat berbeda dari buku-buku lain.”

3. “Temanya unik.”

4. “Pemikiran yang sudah terbentuk sebelumnya tentang sebuah kitab hanya merupakan penghalang bagi
pemahaman Al-Qur'an.”5

KEAJAIBAN AL-Qur'an

Keajaiban Yang Diberikan Kepada Para Nabi

Manusia mempunyai rasa tidak suka untuk tunduk pada manusia lain kecuali ia dipaksa oleh
kekuatan fisik atau superioritas mentalnya, atau jika ia diperlihatkan prestasi yang jauh melebihi
manusia. Dalam dua kasus pertama, ia menyerah dengan enggan, sedangkan pada kasus ketiga,
ia menyerah karena kepercayaannya pada kekuatan yang lebih tinggi atau kekuasaan yang tidak
dapat dibandingkan dengan manusia. Oleh karena itu, Allah menganugerahi rasul-rasul-Nya
tidak hanya dengan wahyu, tetapi juga dengan mukjizat, yang dengan jelas membuktikan
kepada manusia asal usul ilahi dan kebenaran pesan-pesan mereka. Ketidakmampuan umat
meneladani mukjizat para nabi membuat mereka rela menjadi saksi keesaan Allah dan menaati
perintah para nabi.

Karena kesulitan dalam komunikasi dan transportasi, para nabi mula-mula diutus hanya
kepada orang-orang di mana mereka dibesarkan. Oleh karena itu, mukjizat-mukjizat yang
mereka bawakan khususnya disesuaikan dengan bidang ilmu yang diunggulkan oleh
masyarakat mereka agar mukjizat-mukjizat tersebut mempunyai manfaat.
efek maksimal pada mereka. Misalnya, Nabi Musaa (Musa) (R)dibesarkan di antara
orang-orang Mesir yang terkenal karena penguasaan seni gaib, ilmu sihir, dan sihir.
Allah memberinya mukjizat yaitu mampu meletakkan tangan di dalam jubah dan
tangannya. Saat para penyihir dan penyihir berkumpul untuk menantang
Nabi Musa (R),staf yang mereka perankan tampak di hadapan penonton sebagai

5Maududi, Abu Ala;Arti Al-Qur'an(Islamic Pub Ltd.), Pakistan, Edisi Kedua, 1971, vol.2,
hal.7.
ular. Kemudian Allah mengubah tongkat Nabi Musa menjadi seekor ular sungguhan yang
menelan ilusi optik lawan-lawannya. Kekalahan itu merupakan bukti yang cukup bagi para
penyihir dan dukun yang mengetahui bahwa tidak ada manusia yang bisa mengubah sifat
tongkat seperti yang rupanya dilakukan Moosaa. Mereka tersungkur dalam ketundukan dan
keyakinan yang tulus kepada dewa Moosaa, meskipun ada ancaman terhadap hidup mereka
yang diucapkan oleh tuan mereka, sang Firaun. Contoh lainnya adalah Nabi Isa (Isa) yang dipilih
Allah dari kalangan Yahudi. Orang-orang Yahudi khususnya terkenal karena kemampuan
mereka yang luar biasa dalam bidang kedokteran. Para dokter Yahudi sangat dihormati dan
dipuja karena kemampuan ajaib mereka dalam menyembuhkan tulang, menyembuhkan luka,
dan menyembuhkan orang sakit. Oleh karena itu, Allah melebihkan Nabi
'Eesaa (R)dengan kemampuan ajaib membuat orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, dan
menghidupkan kembali orang mati. Kemampuan ini jelas melampaui kemampuan para dokter Yahudi pada
masa itu dan mereka tahu betul bahwa tidak ada manusia biasa yang mampu melakukan prestasi.

Padahal Allah SWT memberikan Nabi 'Isaa (R)keajaiban yang lebih menakjubkan lagi: dia mampu
membentuk burung dari tanah liat, menghirupnya, dan mereka akan terbang. Sejak itu
Nabi MuH ammad (R)adalah nabi terakhir yang diutus tidak hanya kepada kaum tertentu saja,
melainkan kepada seluruh umat manusia, Allah memberinya mukjizat yang bukan saja membuat
takjub orang-orang di antara siapa ia dibesarkan, namun juga menantang dan
memukau pikiran manusia hingga hari-hari terakhir dunia ini. Nabi MuH ammad (R),
seperti para nabi lain sebelum dia, diberikan sejumlah mukjizat lain yang dampaknya
pada dasarnya terbatas pada orang-orang pada masanya; misalnya terbelahnya bulan
atas permintaan tanda dari sukunya, tercurahnya air dari tangannya pada suatu saat
ketika ia dan para sahabatnya kekurangan air, serta fenomena kerikil dan batu yang
memberi tanda.Salamkepadanya (menyapanya dengan kalimat,“Assalaamu'alaikum,'
yang artinya “Salam sejahtera”), sekedar menyebutkan a
sedikit. Namun keajaiban Nabi MuH ammad (R)yang sesuai dengan pertolongan Allah
kepada nabi-nabi sebelum beliau adalah sebuah mukjizat sastra.

Orang-orang Arab hanya mempunyai sedikit keterampilan unik atau akumulasi pengetahuan,
namun mereka sangat bangga dengan keterampilan pidato dan sastra mereka. Kontes tahunan
diadakan di pameran seperti itu'Ukkaadh,di mana banyak baris pidato dan puisi dibacakan dari
ingatan. Bahasa mereka telah mencapai perkembangan dan kefasihan serta dianggap sebagai
kualitas tertinggi yang bisa dimiliki manusia. Faktanya, sepuluh puisi paling terkenal begitu
dihormati sehingga diukir dengan emas dan digantung di dalamnyaKa'bahuntuk "Alif Laam
Mim”atau“Qaaf”atau“Siang,' menggoda pikiran orang Arab, seolah-olah mereka mengatakan
“dari surat-surat ini yang kalian gabungkan menjadi percakapan sehari-hari, serta karya-karya
besar puisi dan prosa kalian, terbentuklah sebuah kitab yang bab terpendeknya tidak lebih dari
tiga baris, namun kalian tidak dapat
tirulah, sekeras apa pun kamu berusaha!” Nabi (R)menyatakan,“Semua Nabi
diberikan sesuatu yang membuat orang beriman kepada mereka. Hal
yang diberikan kepadaku tidak lain adalah wahyu (Al-Qur'an) yang diturunkan Allah kepadaku.
Maka aku berharap agar aku mempunyai pengikut terbanyak di antara mereka pada hari
kiamat.”6

Tantangan

Al-Qur'an tidak hanya unik dalam cara menyajikan pokok bahasannya, namun juga
unik karena merupakan mukjizat itu sendiri.

Yang kami maksud dengan istilah mukjizat adalah pertunjukan supranatural atau
bahkan luar biasa yang tidak dapat ditiru. Telah didokumentasikan bahwa Nabi
MuH ammad (R)menantang orang-orang Arab untuk menghasilkan karya sastra yang kualitasnya
sama dengan Al-Qur'an, namun mereka tidak mampu melakukannya, meskipun mereka terkenal
dengan kefasihan dan kekuatan sastra mereka. Tantangan untuk mereproduksi Al-Qur'an dihadirkan
kepada bangsa Arab dan umat manusia dalam tiga tahap:

1. Seluruh Al-Qur'an: Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan Nabi (saw).R)


untuk menantang seluruh ciptaan untuk menciptakan kitab setinggi Al-Qur'an,

“Katakanlah: Sekalipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk


menghasilkan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan mampu melakukannya
meskipun mereka saling bekerja sama.”

(Surat al-Israa' (17:88)7

2. Sepuluh Surat (Bab): Sesaat setelah tantangan sebelumnya, Allah


kembali memerintahkan Rasul-Nya (R)untuk menantang orang-orang Arab yang menyatakan bahwa
Al-Qur'an adalah MuH penemuan ammad untuk menghasilkan sepuluh bab seperti sepuluh bab
lainnyaSurahdari Al-Qur'an:

6 Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan dikumpulkan oleh al-Bukhaari (S Ahih al-Bukhari(Arab-Inggris), vol.6,
hal.474, no.504) dan Muslim.
7 Surat al-Israa' adalah yang ke-50Soorahterungkap.
“Atau jika mereka mengatakan bahwa dia yang menciptakannya, katakanlah (kepada mereka),
'Bawakan sepuluh penemuan Surahsuka itu. Dan bolehlah kamu menyeru siapa pun selain Allah
yang mampu (membantumu) jika kamu (benar-benar) jujur (dalam perkataanmu). Jika mereka
tidak mengabulkan (permintaan pertolonganmu), maka ketahuilah kalian semua bahwa hal itu
hanya diturunkan dengan sepengetahuan Allah.'”

(Surah Hood (11:13-14)8

3. Satu Surat: SelanjutnyaSoorah,yang diturunkan, Allah datangkan


tantangan tersebut mencapai puncaknya dengan meminta mereka yang menyangkal asal
muasalnya untuk meniru bahkan satu punSoorah,yang terpendek hanya terdiri dari tiga
ayat,Surat al-Kawthar.

“Atau jika mereka mengatakan bahwa dia yang menciptakannya, katakanlah (kepada mereka), 'Bawakanlah satu

surah yang serupa.'”

(Surah Yunus (10:38)9

Tantangan terakhir ini diulangi beberapa waktu kemudian sebagai berikut:

“Dan jika kamu sekalian merasa ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada
hamba Kami, maka bawalah satuSoorahsuka itu."(Surat al-Baqarah (2:23)10

Tantangan-tantangan ini bukan sekedar kata-kata kosong tanpa ada yang peduli untuk membuktikannya

salah. Nabi MuH milik Ammad (R)seruan untuk monoteisme, penghapusan penyembahan
berhala dalam segala bentuknya, dan kesetaraan budak dan tuan mereka mengancam seluruh
kerangka sosial-ekonomi masyarakat Makkah pada umumnya, dan posisi tersebut.
dari keputusan tersebutQuraisysuku, dari mana Nabi MuH ammad (R)datang, khususnya.
Makkah, pusat perdagangan Arab, sekaligus pusat spiritualnya, sangat ingin menghentikan
penyebaran Islam. Tantangannya sangat jelas, yang harus dilakukan oleh para penentang
Nabi untuk menghancurkan gerakan ini adalah dengan melakukan hal tersebut
membuat satuSoorahseperti salah satu dari mereka yang Nabi (R)dan para
pengikutnya membacakan kepada orang-orang. SejumlahQuraisyorator dan penyair

8Sooraah Hood berada di urutan ke-52Soorahterungkap.


9Soorah Yoonus adalah yang ke-53Soorahterungkap.
10 Surat al-Baqarahadalah yang ke-87Soorahterungkap.
mencoba meniru Al-Qur'an, namun tentu saja gagal. Karena tidak mampu menandingi
tantangan Nabi, kaum Quraisy mencari metode lain untuk menghancurkan gerakan Islam.
Mereka terpaksa mempersembahkan Nabi MuH ammad harta yang sangat banyak, kedudukan
raja atas mereka, dan wanita-wanita mereka yang paling mulia dan cantik sebagai imbalan atas
janjinya untuk berhenti mengajak orang-orang masuk Islam. Namun satu-satunya jawabannya
adalah meskipun matahari diletakkan di tangan kanannya dan bulan di tangan kirinya, dia tidak
akan berhenti mengajak orang lain masuk Islam.11ItuQuraisy juga terpaksa menyiksa budak dan
kerabat mereka yang telah memeluk Islam dalam upaya sia-sia untuk membuat mereka kembali
ke paganisme. Kemudian mereka mengorganisir sebuah
boikot ekonomi terhadap Nabi (R)dan anggota klannya,Banoo Hasyim,dalam upaya untuk
membuat mereka kelaparan hingga tunduk. Namun rencana ini pun akhirnya gagal.
Akhirnya, mereka berencana untuk membunuhnya di rumahnya dengan mengirimkan
pemuda bersenjata dari masing-masing klanQuraisyagar bersalah atas pembunuhannya
dibagikan oleh semua orang dan balas dendam oleh Nabi (R)klan menjadi mustahil.
Namun, Allah SWT memampukan Nabi (saw).R)dan para pengikutnya melarikan diri dari Makkah dan
bergabung dengan sekelompok mualaf baru yang muncul di antara suku-suku di sebuah kota di utara
bernama Yatsrib.

Islam menyebar dengan cepat melalui ketenangan Yatsrib, dan dalam waktu satu tahun umat Islam
menjadi mayoritas kota. Nabi (R)kemudian diangkat menjadi penguasa dan nama
kota diubah menjadi Madeenah. Selama delapan tahun berikutnya, klan-klan di
Mekkah dan wilayah sekitarnya melakukan serangkaian kampanye pertempuran
yang gagal melawan negara Muslim yang baru muncul di Madinah, yang berakhir
dengan invasi Muslim ke Mekkah itu sendiri. Semua pertumpahan darah ini bisa
dihindari jika sajaQuraisydan sekutunya hanya mampu menghasilkan tiga baris
puisi atau prosa mengalir yang mirip dengan yang terpendekSoorahdari Al-
Qur'an. Oleh karena itu, tidak ada keraguan mengenai keunikan gaya sastra Al-
Qur'an, keajaiban sajaknya, dan sifat ritmenya yang luar biasa.

Ada anggapan bahwa Al-Qur'an yang tidak dapat ditiru belum tentu unik, karena penyair-penyair
besar seperti Shakespeare, Chaucer, atau penyair-penyair besar dalam bahasa apa pun
cenderung memiliki gaya yang sangat berbeda sehingga membedakan mereka dari orang-orang
sezamannya. Namun, jika beberapa penyair terkemuka masa kini melakukan studi mendalam
terhadap tulisan Shakespeare dan menulis soneta bergaya Shakespeare dengan tinta dan kertas
bekas, kemudian mengklaim bahwa ia telah menemukan puisi yang hilang dari dunia sastra
Shakespeare, klaimnya mungkin akan salah. diterima, bahkan setelahnya

??? tidak dicatat dalam teks aslinya.


11
studi yang cermat. Bahkan penyair terhebat pun bisa ditiru, betapapun uniknya gaya
mereka, sama seperti para pelukis terkenal yang pernah ditiru.12

Namun Al-Qur'an berada jauh di atas tingkat ini, karena upaya untuk memalsukan bab-bab telah dilakukan
selama berabad-abad, namun tidak ada satu pun yang bertahan dalam pengamatan yang cermat. Dan,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, dorongan untuk meniru Al-Qur'an lebih banyak muncul pada
masa turunnya Al-Qur'an dibandingkan pada masa-masa lain ketika keterampilan sastra berada pada
puncaknya, namun tidak ada upaya yang berhasil.

Faktanya, beberapa sarjana Inggris menganggap sebagian besar karya Shakespeare


12

ditulis oleh orang sezamannya, Christopher Marlowe.


2.4 METODOLOGI TAFSIER

T Al-Qur'an, kitab wahyu terakhir Tuhan kepada manusia, mewakili sumber utama
prinsip-prinsip yang membentuk jalan hidup yang dikenal sebagai Islam. Ayat-ayat Al-
Qur'an berisi nasehat dan petunjuk berupa hukum, perumpamaan, cerita, dan dalil
bagi orang-orang yang memilih beriman kepada Tuhan dan hari kiamat. Oleh karena itu,
keberhasilan dan kebahagiaan seorang mukmin dalam kehidupan ini dan akhirat sangat
bergantung pada pemahaman, internalisasi, dan penerapan konsep-konsep yang
terkandung dalam Kitab. Namun kedalaman pemahaman terhadap makna-makna Al-
Qur'an akan berbeda-beda pada setiap individu karena adanya perbedaan kodrati dalam
kecerdasan. Variasi ini bahkan ada di kalanganS AH aabah (para sahabat Nabi (R),terlepas
dari kejelasan ekspresi Al-Qur'an dan wahyu dalam tujuh dialek yang berbeda. Terlebih lagi,
Allah Yang Maha Bijaksana memilih untuk menempatkan hal-hal yang bersifat umum
dalam Al-Qur'an, sebagian di antaranya kemudian Dia jelaskan dalam ayat-ayat lainnya,
sementara sebagian lagi Dia jelaskan hanya kepada Nabi (saw).R).Nabi (R) mengetahui dan
memahami Al-Qur'an secara utuh karena Allah telah memilihnya sebagai wahananya dan
menjelaskan semuanya kepadanya. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam satu ayat.

-‫ﻪ‬-‫ﺎﻧ‬-‫ﻴ‬-‫ﺎ ﺑ‬-‫ﻨ‬-‫ ﺇِﻥﱠ ﻋﻠﹶﻴ‬-‫ﺛﹸﻢ‬4-‫ﻪ‬-‫ﻻﹶﻧ‬-‫ ﻗﹸﺮ‬-‫ﺒِﻊ‬-‫ ﻓﺎ ﺗ‬-‫ﻓﹶﺈِﺫﹶﺍ ﻗﹶﺮﺃﹾﻧﺎﻩ‬4-‫ﻪ‬-‫ﺁﻧ‬-‫ﻗﹸﺮ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻪ‬-‫ﻌ‬-‫ﻤ‬-‫ﺎ ﺟ‬-‫ﻨ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ﺇِﻥﱠ ﻋ‬

“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (untuk kamu) dan membacakannya (untuk kamu) adalah

tanggung jawab Kami, maka ketika Kami membacakannya untuk kamu, dengarkanlah. Kemudian

Kamilah yang akan menjelaskannya.”1

Oleh karena itu, tugas Nabi untuk menjelaskan Al-Qur'an kepada para pengikutnya melalui
tindakannya, serta pernyataannya. Allah telah menyatakan hal ini dalam Al-Qur'an:

-‫ﻬِﻢ‬-‫ﻝﹶ ﺇِﻟﹶﻴ‬-‫ﺰ‬-‫ﺎ ﻧ‬-‫ﺎﺱِ ﻣ‬-‫ ﻟِﻠﻨ‬-‫ﻦ‬-‫ﻴ‬-‫ﺒ‬-‫ ﻟِﺘ‬-‫ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻚ‬-‫ﺎ ﺇِﻟ ﹶﻴ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺃﹶﻧﺰ‬-‫ﻭ‬

“Kami telah menurunkan Pengingat (Al-Qur'an) kepadamu (Wahai MuH ammad) agar kamu
dapat menjelaskan kepada manusia apa yang diwahyukan kepada mereka.”2

1 Surat al-Qiyaamah(75):17-9.
2Soorah an-NaH aku(16):44.
Akibatnya,S AH aabahsemua berpaling kepada Nabi (R)bila memungkinkan
selama hidupnya untuktafsir(penjelasan, pengertian, penafsiran) Al-
Qur'an. Misalnya, Ibnu Mas’ud meriwayatkan ketika diturunkan ayat
berikut:

‫ﻭﻥﹶ‬-‫ﺪ‬-‫ﺘ‬-‫ﻬ‬-‫ ﻣ‬-‫ﻢ‬-‫ﻫ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻦ‬-‫ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣ‬-‫ﻢ‬-‫ ﻟﹶﻬ‬-‫ﻟﹶﺌِﻚ‬-‫ ﺑِﻈﹸﻠﹾﻢٍ ﺃﹸﻭ‬- ‫ﻢ‬-‫ﻬ‬-‫ﺎﻧ‬-‫ﻮﺍ ﺇِﳝ‬-‫ﻠﹾﺒِﺴ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻟﹶﻢ‬-‫ﻮﺍ ﻭ‬-‫ﻨ‬-‫ ﺁﻣ‬-‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mengaburkan keimanannya dengan


pelanggaran (th ulm), bagi mereka ada keamanan, dan mereka mendapat petunjuk,”3

beberapa sahabat menjadi tertekan, karena makna linguistik umum darith ulm
mencakup segala jenis kesalahan, besar atau kecil, dan tidak ada satupun yang bebas
dari kesalahan. Namun, ketika mereka mendekati Nabi (r) tentang hal itu, beliau
menjawab,

‫ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪِ ﺇِﻥﱠ‬-‫ﺮِﻙ‬-‫ﺸ‬-‫ ﻻﹶ ﺗ‬-‫ﻲ‬-‫ﻨ‬-‫ﺎ ﺑ‬-‫ﻨِﻪِﻳ‬-‫ﺎﻥﹸ ﻻِﺑ‬-‫ﺎ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻟﹸﻘﹾﻤ‬-‫ ﻛﹶﻤ‬-‫ﻮ‬-‫ﺎ ﻫ‬-‫ﻤ‬-‫ﻮﻥﹶ ﺇِﻧ‬-‫ﻈﹸﻨ‬-‫ﺎ ﺗ‬-‫ ﻛﹶ ﻤ‬-‫ﻮ‬-‫ ﻫ‬-‫ﺲ‬-‫ﻟﹶﻴ‬

-‫ﻈِﻴﻢ‬-‫ ﻋ‬-‫ ﻟﹶﻈﹸﻠﹾﻢ‬-‫ﻙ‬-‫ﺮ‬-‫ﺍﻟﺸ‬

“Hal ini tidak seperti yang kalian semua pikirkan. Hal ini tidak lebih dari apa yang dikatakan Luqmaan
kepada putranya,'Sesungguhnya,melalaikan(menyekutukan Tuhan) adalah bentuk yang paling
agungth ulm.'4”5

Demikianlah Nabi (R)memperjelas bagi mereka bahwa makna yang lebih luas darith ulmtidak dimaksudkan
pada ayat pertama; melainkan digunakan untuk merujukmelalaikan.

Dalam kejadian ini, Nabi (R)menjelaskan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an,


menunjukkan langkah pertama dalam metode pemahaman dan penafsiran Al-
Qur'an yang ditetapkan Tuhan untuk semua generasi umat Islam hingga hari
kiamat. Setelah wafatnya Nabi,S AH aabahberpaling kepada mereka yang
lebih berbakat dalam memahami Al-Qur'an dan yang mampu menghabiskan
lebih banyak waktu bersama Nabi (saw).R)untuk penafsiran dan penjelasan Al-
Qur'an.

TafsirDanTa'weel

3 Surat al-An'aam(6):82.
4 Surah Luqmaan(31):3.
5 Shahih Muslim, jilid. 1, hal. 72, tidak. 226.
Kata-katatafsirDanta'weeldianggap sinonim oleh generasi awal umat
Islam; Namun, pada abad-abad setelah era tersebut taabi'undan murid-
muridnya (abad ke-9 dan ke-10 M/abad ke-3 dan ke-4 H), istilah tersebut
ta'weelmengambil makna baru dengan implikasi baru dan berbahaya. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk melihat istilah-istilah ini dalam konteks
aslinya, serta penggunaannya di kemudian hari.
Katatafsir,yang berasal dari kata kerjafasara,secara harafiah berarti penjelasan
atau pemaparan, seperti pada ayat tersebut,

‫ﺍ‬-‫ﻔﹾﺴِﲑ‬-‫ ﺗ‬-‫ﻦ‬-‫ﺴ‬-‫ﺃﹶﺣ‬-ّ‫ﻘِﻮ‬-‫ ﺑِﺎﻟﹾﺤ‬-‫ﺜﹶﻞٍ ﺇِﻻﱠ ﺟِﺌﹾﻨﺎﹶﻙ‬-‫ ﺑِ ﻤ‬-‫ﻚ‬-‫ﻮﻧ‬-‫ﺄﹾﺗ‬-‫ﻻ ﻳ‬-‫ﻭ‬

“Setiap perumpamaan yang mereka bawakan, Kami akan sampaikan kepadamu kebenaran
dan penjelasan yang lebih baik (tafsir).6

Namun dalam ilmu-ilmu Al-Qur'an, istilah ini diartikan sebagai cabang ilmu yang
dengannya Al-Qur'an dipahami, dijelaskan maknanya, serta diperoleh pokok-pokok
hukum dan hikmahnya.7

Di sisi lain, katata'weel,yang berasal dari kata kerjaawwala,


secara harafiah berarti penafsiran. Ketika katata'weeldigunakan dalam konteks suatu
perintah, artinya pelaksanaan atau implementasinya, seperti dalamH adeethdiriwayatkan
oleh 'Aa'ishah yang mana dia berkata, "Rasulullah (R)digunakan untuk melaksanakan (
yata'awwal) Al-Qur'an dengan mengatakan dalamruko'(membungkuk) dansujood(sujud)
[selamaS alah],

(‫ ﻟِﻲ‬-‫ ﺍﻏﹾﻔِﺭ‬-‫ﻡ‬-‫ ﺍﻟﻠﱠﻬ‬-‫ﺩِﻙ‬-‫ﻤ‬-‫ﺒِﺤ‬-‫ﻨﹶﺎ ﻭ‬-‫ﺒ‬-‫ ﺭ‬-‫ﻡ‬-‫ ﺍﻟﻠﱠﻬ‬-‫ ﺎﻨﹶﻙ‬-‫ﺤ‬-‫ﺒ‬-‫) ﺴ‬

'Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dan Terpujilah Engkau. Ya Allah, maafkan
aku'.”8

Dia mengacu pada pelaksanaan perintah Allah SWT dalam ayat,

‫ﺎ‬-‫ﺍ ﺑ‬-‫ﻮ‬-‫ﻛﹶﺎﻥﹶ ﺗ‬,-‫ﻩ‬-‫ﻔِﺮ‬-‫ﻐ‬-‫ﺘ‬-‫ﺍﺳ‬-‫ ﻭ‬-‫ّﺑِﻚ‬-‫ﺪِ ﺭ‬-‫ﻤ‬-‫ ﺑِﺤ‬-‫ﺒِﺢ‬-‫ﻓﹶﺴ‬

6 Surat al-Furqaan(25):33.
7 Biaya Al-Itqaan 'Uloom al-Qur'aan, jilid. 2, hal. 174.
8Dikumpulkan oleh al-Bukharee (Shahih Al-Bukhari, jilid. 1, hal. 434, tidak. 781) dan Islam (Shahih

Muslim, jilid. 1, hal.255-6, no. 981).


“Maha Suci Tuhanmu dan mohon ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha
Pengampun.”9

Kapanta'weeldigunakan untuk merujuk pada berita atau informasi, mengacu pada


kejadiannya, seperti dalam ayat,

‫ﻭﻥﹶ‬-‫ﻨﻈﹸﺮ‬-‫ﻞﹾ ﻳ‬-‫ﻫ‬4‫ﻮﻥﹶ‬-‫ﻣِﻨ‬-‫ﺆ‬-‫ﻡٍ ﻳ‬-‫ﺔﹰ ﻟِﻘﹶﻮ‬-‫ﻤ‬-‫ﺣ‬-‫ﺭ‬-‫ﻯ ﻭ‬-‫ﺪ‬-‫ﻠﹶﻰ ﻋِﻠﹾﻢٍ ﻫ‬-‫ ﻋ‬-‫ﺎﻩ‬- ‫ﻠﹾﻨ‬-‫ﺎﺏٍ ﻓﹶﺼ‬-‫ ﺑِﻜِﺘ‬-‫ﻢ‬-‫ﺎﻫ‬-‫ ﺟِﺌﹾﻨ‬-‫ﻟﹶﻘﹶﺪ‬-‫ﻭ‬

-‫ﺄﹾﻭِﻳﻠﹶﻪ‬-‫ﺇِﻻﱠ ﺗ‬

“Sesungguhnya Kami telah membawakan kepada mereka kitab ilmu—dan menjelaskannya


secara rinci—menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Apakah
mereka hanya menunggu terjadinya (ta'weelahu) (apa yang ada di dalam Kitab)?”10

Artinya, Allah mengolok-olok orang-orang yang tidak menerima wahyu dengan menanyakan apakah
mereka dengan bodohnya menantikan terjadinya hari akhir dan tanda-tandanya, Hari Kiamat, Surga,
dan Neraka, padahal semuanya sudah terlambat.

Namun, ketika kata tersebutta'weeldigunakan untuk merujuk pada rekaman ucapan,


itu mengacu pada penjelasan atau penafsirannya, seperti dalam ayat:

-‫ﺮ‬-‫ﺃﹸﺧ‬-‫ﺎﺏِ ﻭ‬-‫ ﺍﻟﹾﻜِﺘ‬-‫ ﺃﹸﻡ‬-‫ﻦ‬-‫ ﻫ‬-‫ﺎﺕ‬-‫ﻜﹶﻤ‬-‫ﺤ‬-‫ ﻣ‬-‫ﺎﺕ‬-‫ ﺁﻳ‬-‫ﻪ‬-‫ ﻣِﻨ‬-‫ﺎﺏ‬- ‫ ﺍﻟﹾﻜِﺘ‬-‫ﻚ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ﻝﹶ ﻋ‬-‫ﺰ‬-‫ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺃﹶﻧ‬-‫ﻮ‬- ‫ﺎﺀَ ﻫ‬-‫ﺘِﻐ‬-‫ﺍﺑ‬-‫ﺔِ ﻭ‬-‫ﻨ‬-‫ﺍﻟﹾﻔِﺘ‬

َ‫ﺎﺀ‬-‫ﺘِﻐ‬-‫ ﺍﺑ‬-‫ﻪ‬-‫ ﻣِﻨ‬-‫ﻪ‬-‫ﺎﺑ‬-‫ﺸ‬-‫ﺎ ﺗ‬- ‫ﻮﻥﹶ ﻣ‬-‫ﺒِﻌ‬-‫ﺘ‬-‫ﻎﹲ ﻓﹶﻴ‬-‫ﺯﻳ‬- -‫ ﻓِﻲ ﻗﹸﻠﹸﻮﺑِﻬِﻢ‬-‫ ﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬-‫ ﻓﹶﺄﹶﻣ‬-‫ﺎﺕ‬-‫ﺎﺑِﻬ‬-‫ﺸ‬-‫ﺘ‬-‫ﻣ‬

ِ‫ﺄﹾﻭِﻳﻠِﻪ‬-‫ﺗ‬

“Dialah yang menurunkan Kitab kepadamu. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang


jelas yang merupakan hakikat Kitab dan ayat-ayat lain yang tidak jelas. Adapun
orang-orang yang hatinya terpelintir, mereka mengikuti apa yang tidak jelas,
berusaha menabur perselisihan dan mencari penafsirannya (ta'weelahu).11

Oleh karena itu, para ulama awaltafsirmenggunakan kata-kata itutafsirDanta'weel secara


bergantian. Misalnya saja Ibnu Jareer aT -T abaree, dalam miliknyatafsir, biasanya

9Soorah an-NaS R(110):3.


10 Surat al-A'raaf(7):52-3.
11 Surat Aal 'Imran(3):7.
memperkenalkan setiap bagian dengan kalimat, “Pendapat mengenaita'weel
(penjelasan) pernyataan Yang Maha Agung.”12
Pada abad-abad berikutnya, ketika banyak penjelasan yang menyimpang dan sesat,
istilah tersebutta'weeldigunakan oleh para ulama pada masa itu untuk membenarkan mereka
dan memberikan kesan legitimasi. Mereka mendefinisikanta'weelsebagai pergeseran suatu
ekspresi dari makna yang jelas ke salah satu makna yang mungkin terjadi karena konteksnya;13
yaitu, penafsiran suatu bagian dengan cara yang berbeda dari makna yang jelas, karena alasan
apa pun yang dianggap relevan oleh seorang sarjana. Misalnya, para ulama masa ini yang
berada di bawah pengaruh Mu'tazilee (Rasionalis) menjelaskan kata 'tangan' pada ayat berikut,
yang mengacu pada sumpah yang diambil olehS AH aabah:

-‫ﺪِﻳﻬِﻢ‬-‫ ﺃﹶﻳ‬-‫ﻕ‬-‫ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﻓﹶﻮ‬-‫ﺪ‬-‫ﻳ‬

“Tangan Allah berada di atas tangan mereka.”14

Mereka menafsirkannya sebagai pertolongan dan dukungan Allah dengan alasan sederhana, seperti
yang mereka katakan, Allah tidak mungkin punya tangan. Ini 'ta'weel' didasarkan pada premis yang
salah bahwa menganggap tangan Allah secara otomatis berarti mengkonseptualisasikan Dia dalam
wujud manusia. Namun, sama halnya dengan menyebut Allah sebagai makhluk hidup (Al-H ya) sama
sekali tidak menjadikan-Nya serupa dengan manusia, karena nyawa-Nya sama sekali tidak sama
dengan hidup kita, menyebut tangan Allah sebagai tangan sungguhan tidak menjadikan-Nya serupa
dengan manusia, karena tangan-Nya sama sekali tidak sama dengan tangan kita. Perlu diketahui
bahwa penegasan olehAhl as-Sunnah wa al-Jamaa'ahbahwa Allah mempunyai tangan yang nyata
bukan berarti mereka memahami tangan-Nya sebagai bagian tubuh.

Al-Qur'an adalah kitab wahyu Ilahi terakhir yang diturunkan kepada manusia, dan Allah telah berjanji
untuk melindunginya dari segala distorsi atau kehilangan. Dia berkata dalam Al-Qur'an:

‫ﺎﻓِﻈﹸﻮﻥﹶ‬-‫ ﻟﹶﺤ‬-‫ﺎ ﻟﹶﻪ‬-‫ﺇِﻧ‬-‫ ﻭ‬-‫ﺎ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺰ‬-‫ ﻧ‬-‫ﻦ‬-‫ﺤ‬-‫ﺎ ﻧ‬- ‫ﺇِﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Pengingat (Al-Qur'an) dan sesungguhnya Kami


akan menjaganya.”15

12 LamaH biaya aat 'Uloom al-Qur'aan, hal.123-4.


13 MabaaH biaya en 'Uloom al-Qur'aan,P. 326.
14 Surat al-Fat-H (48):10.
15 Surat al-H ijr(15):9.
Bentuk tertulis dan bacaannya telah dipertahankan tanpa perubahan sedikit pun
selama lebih dari seribu empat ratus tahun, seperti yang telah disebutkan dalam bab-
bab sebelumnya. Hal ini tidak dapat dikatakan mengenai Injil Nabi Isa (Isa).R),maupun
kitab-kitab Perjanjian Lama yang diriwayatkan oleh nabi-nabi terdahulu, maupun
kitab-kitab lain yang diwahyukan oleh Allah. Namun, perlindungan Allah terhadap Al-
Qur'an tidak berhenti sampai disitu saja; Dia juga menjaga makna aslinya. Jika
perlindungan terhadap makna Al-Qur'an tidak terjadi, maka orang-orang sesat akan
mengubah Kitab Allah menjadi tumpukan simbol, teka-teki dan kode-kode yang
terbuka bagi beragam penafsiran, dan makna aslinya akan hilang. Allah melestarikan
makna Al-Qur'an dengan menjelaskan beberapa sifat umum di dalam Al-Qur'an itu
sendiri dan dengan mempercayakantafsirsisanya kepada Rasul-Nya, MuH Ammad bin
Abdillah (R)(570-632 M).

ItuS AH aabah(para sahabat) diajarkan untuk mencari pemahamannya


terhadap Al-Qur'an terlebih dahulu dari Al-Qur'an itu sendiri, kemudian dari
penjelasan dan penerapan Nabi Muhammad SAW.R)dan dari pemahaman mendalam
mereka terhadap bahasa Al-Qur'an. Setelah Nabi wafat, orang-orang yang masuk
Islam sebagai mualaf pertama-tama bergantung pada Al-Qur'an untuk menjelaskan
dirinya sendiri, kemudian mereka bergantung pada agama. S AH aabahmenjelaskan
Al-Qur'an kepada mereka. ItuS AH aabahakan menginformasikan siswa mereka di
antarataabi'untentang keadaan di mana ayat-ayat itu diturunkan, penafsiran yang
diberikan oleh pernyataan Nabi dan tindakannya, dan akhirnya mereka akan
menjelaskan arti dari beberapa kata yang mungkin tidak dikenal atau yang mungkin
memiliki arti berbeda bagi orang Arab di luar Arab. Semenanjung Arab. Dengan
berlalunya zamanS AH aabah, para ulama di kalangantaabi'unmemikul tanggung
jawab besar untuk menyampaikan makna asli Al-Qur'an kepada generasi Muslim
berikutnya persis seperti yang mereka terima. Generasi ketigalah yang memulai
proses pengumpulan dan pencatatan berbagai narasitafsirdaritaabi'un.

Dari metodologi Nabi (saw) yang disebutkan di atas.R)dan para sahabatnya


serta generasi awal cendekiawan Muslim setelah mereka, langkah-langkah berikut ini
telah disimpulkan oleh para cendekiawan ortodoks sebagai syarat-syarat yang
diperlukan untuk melakukan perbaikan.tafsirdari Al-Qur'an:

1.TafsirAl-Qur'an demi Al-Qur'an

Ada banyak tempat dalam Al-Qur'an di mana pertanyaan diajukan secara berurutan
untuk menangkap pikiran pembaca dan selanjutnya dijawab untuk meningkatkan dampak
konsep yang dimaksud. Di tempat lain, pernyataan umum dibuat dan kemudian
kemudian dijelaskan untuk memvariasikan cara penyajian dan mendorong pembaca dan
pendengar untuk lebih banyak merenung. Proses penjelasan diri ini disebut sebagaitafsir Al-
Qur'an demi Al-Qur'an. Allah memilih untuk memperjelas maksud-Nya dengan menurunkan
ayat-ayat penjelas lainnya. Misalnya, Allah bertanya,

-‫ﺎ ﺍﻟﻄﱠﺎﺭِﻕ‬-‫ ﻣ‬-‫ﺍﻙ‬-‫ﺩﺭ‬- ‫ﺎ ﺃﹶ‬-‫ﻣ‬-‫ﻭ‬4ِ‫ﺍﻟﻄﱠﺎﺭِﻕ‬-‫ﻭ‬

"OlehAT -T aariq(the Knocker atau Night Approacher)— dan apa yang akan
membuatmu mengerti apa ituAT -T aariqadalah?"

Dia kemudian menjawab pertanyaan-Nya di ayat berikutnya:

-‫ ﺍﻟﺜﱠﺎﻗِﺐ‬-‫ﻢ‬-‫ﺠ‬-‫ﺍﻟﻨ‬

“Itu adalah bintang yang menusuk (Venus).”16

Allah juga menyatakan dalam Al-Qur'an:

-‫ﻜﹸﻢ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ﻠﹶﻰ ﻋ‬-‫ﺘ‬-‫ﺎ ﻳ‬-‫ﺎﻡِ ﺇِﻻﱠ ﻣ‬-‫ﻌ‬-‫ﺔﹸ ﺍﻟﹾﺄﹶﻧ‬-‫ﻬِﻴﻤ‬-‫ ﺑ‬-‫ ﻟﹶﻜ ﹸﻢ‬-‫ﻘﹸﻮﺩِ ﺃﹸﺣِﻠﱠﺖ‬-‫ﻓﹸﻮﺍ ﺑِﺎﻟﹾﻌ‬-‫ﻮﺍ ﺃﹶﻭ‬-‫ﻨ‬-‫ ﺁﻣ‬-‫ﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬-‫ﻬ‬-‫ﺎﺃﹶﻳ‬-‫ﻳ‬

“Hai orang-orang yang beriman…binatang yang digembalakan telah dijadikanH alaal


untukmu kecuali apa yang dibacakan kepadamu.”17

Dua ayat kemudian dia menguraikan pengecualian terhadap aturan umum:

‫ﻨِﻘﹶﺔﹸ‬-‫ﺨ‬-‫ﻨ‬-‫ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ﺮِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﺑِﻪِ ﻭ‬-‫ﻴ‬-‫ﺎ ﺃﹸﻫِﻞﱠ ﻟِﻐ‬-‫ﻣ‬-‫ ﺍﻟﹾﺨِﱰِﻳﺮِ ﻭ‬-‫ﻢ‬-‫ﻟﹶﺤ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻡ‬-‫ﺍﻟﺪ‬-‫ﺔﹸ ﻭ‬-‫ﺘ‬-‫ﻴ‬-‫ ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ﻜﹸﻢ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ ﻋ‬-‫ ﺖ‬-‫ﻣ‬-‫ﺮ‬-‫ﺣ‬

-‫ﻊ‬-‫ﺒ‬-‫ﺎ ﺃﹶﻛﹶﻞﹶ ﺍﻟﺴ‬-‫ﻣ‬-‫ﺔﹸ ﻭ‬-‫ﻄِﻴﺤ‬-‫ﺍﻟﻨ‬-‫ﺔﹸ ﻭ‬-‫ﻳ‬-‫ﺩ‬-‫ﺮ‬-‫ﺘ‬-‫ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ﻗﹸﻮﺫﹶﺓﹸ ﻭ‬-‫ﻮ‬-‫ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ﻭ‬

“Hewan yang mati tanpa disembelih, darah, daging babi, hewan yang dikurbankan selain
Allah, hewan yang dicekik sampai mati, hewan yang dibunuh dengan cara disembelih.”

16Soorah aT -T aariq(86):1-3.
17 Surat al-Maa'idah(5):1.
pukulan atau jatuh dari ketinggian, mati karena ditanduk, atau dimakan
sebagian oleh binatang buas, haram bagimu.”18

Contoh lain dapat dilihat pada ayat di mana Allah menggambarkan diri-Nya dengan
bersabda:

-‫ﺎﺭ‬-‫ﺼ‬-‫ ﺍﻟﹾﺄﹶﺑ‬-‫ﺭِﻛﹸﻪ‬-‫ﺪ‬-‫ﻻﹶ ﺗ‬

“Penglihatan tidak dapat mencakup Dia.”19

Ayat ini menyiratkan bahwa Allah tidak akan terlihat baik di dunia maupun di akhirat. Namun,
Allah kemudian menggambarkan orang-orang beriman di akhirat sebagai:

‫ﺓﹲ‬-‫ﺎﻇِﺮ‬-‫ﺎ ﻧ‬-‫ﻬ‬-‫ﺑ‬-‫ﺇِﻟﹶﻰ ﺭ‬

“Menatap Tuhan mereka,”20

dan dia berkata tentang orang-orang kafir:

‫ﻮﻥﹶ‬-‫ﻮﺑ‬-‫ﺠ‬-‫ﺤ‬-‫ﺌِﺬٍ ﻟﹶﻤ‬-‫ﻣ‬-‫ﻮ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻬِﻢ‬-‫ﺑ‬-‫ ﺭ‬-‫ﻦ‬-‫ ﻋ‬-‫ﻢ‬-‫ﻬ‬-‫ﻛﹶﻼﱠ ﺇِﻧ‬

“Sesungguhnya mereka akan terselubung dari Tuhannya pada hari itu.”21

Oleh karena itu, sebelum mencari penjelasan atau penafsiran di tempat lain, Al-Qur'an harus diandalkan
untuk menjelaskan dirinya sendiri, karena Allah SWT lebih mengetahui apa yang dimaksudkan-Nya.

2.TafsirAl-Qur'an olehSunnah
Dalam banyak kesempatan, Nabi (R)menambahkan klarifikasi lebih lanjut pada
berbagai ayat Al-Qur'an. Allah telah mempercayakan tugas menjelaskan Al-Qur'an kepada
Nabi (saw).R).Kepercayaan ini diungkapkan dalam Al-Qur'an dengan tegas,

18Surat al-Maa'idah(5):3.
19Surat al-An'aam(6):103.
20 Surat al-Qiyaamah(75):23.
21 Surat al-Mutaffifin(83):15.
-‫ﻬِﻢ‬-‫ﻝﹶ ﺇِﻟﹶﻴ‬-‫ﺰ‬-‫ﺎ ﻧ‬-‫ﺎﺱِ ﻣ‬-‫ ﻟِﻠﻨ‬-‫ﻦ‬-‫ﻴ‬-‫ﺒ‬-‫ ﻟِﺘ‬-‫ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻚ‬-‫ﺎ ﺇِﻟ ﹶﻴ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺃﹶﻧﺰ‬-‫ﻭ‬

“Kami telah menurunkan Pengingat (Al-Qur'an) kepadamu (Wahai MuH ammad) agar
kamu dapat menjelaskan kepada manusia apa yang diwahyukan kepada mereka.”22

ِ‫ﻠﹶﻔﹸﻮﺍ ﻓِﻴﻪ‬-‫ﺘ‬-‫ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺍﺧ‬-‫ﻢ‬-‫ ﻟﹶﻬ‬-‫ﻦ‬-‫ﻴ‬-‫ﺒ‬-‫ ﺇِﻻﱠ ﻟِﺘ‬-‫ﺎﺏ‬-‫ ﺍﻟﹾِ ﻜﺘ‬-‫ﻚ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ﺎ ﻋ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺎ ﺃﹶﻧﺰ‬-‫ﻣ‬-‫ﻭ‬

“Kami hanya menurunkan Kitab kepadamu (Wahai MuH ammad) agar kamu
menjelaskan kepada mereka hal-hal yang membedakan mereka.”23

ItuS AH aabahmemahami hal ini dengan jelas dan selalu berpaling kepada Nabi (
R)untuk klarifikasi setiap kali mereka ragu tentang arti dari salah satu bagian Al-
Qur'an. Faktanya, sebagian besar detail halusnyaS alah, zakat,S aduh, H ajj,hukum
waris, dll. dijelaskan baik melalui pernyataan Nabi atau demonstrasi dan
penerapan praktis (theSunnah). Dengan demikian, penjelasan Nabi tentang ayat-
ayat Al-Qur'an disebut sebagaitafsirAl-Qur'an olehSunnah. Misalnya, diSurat al-
FaatiH ah,Nabi (R)menjelaskan bahwa “al-maghD oobi 'alayhim” (yang menjadi
murka Allah) adalah orang-orang Yahudi, dan “AD -D aaleen“(orang-orang yang
sesat itu) adalah orang-orang Nasrani.24Pada suatu kesempatan dia membacakan
syair:

ٍ‫ﺓ‬-‫ ﻗﹸﻮ‬-‫ ﻣِﻦ‬-‫ﻢ‬-‫ﺘ‬-‫ﻄﹶﻌ‬-‫ﺘ‬-‫ﺎ ﺍﺳ‬-‫ ﻣ‬-‫ﻢ‬-‫ﻭﺍ ﻟﹶﻬ‬-‫ﺃﹶﻋِﺪ‬-‫ﻭ‬

“Persiapkan kekuatan apa pun yang kamu bisa untuk mereka.”25

Dia kemudian berkata,

( -‫ﻲ‬-‫ﻣ‬-‫ﺓﹶ ﺍﻟﺮ‬-‫ ﺃﹶﻻﹶ ﺇِﻥﱠ ﺍﻟﹾﻘﹸﻮ‬-‫ﻲ‬-‫ﻣ‬-‫ﺓﹶ ﺍﻟﺮ‬-‫ ﺃﹶﻻﹶ ِ ﺇﻥﱠ ﺍﻟﹾﻘﹸﻮ‬-‫ﻲ‬-‫ﻣ‬-‫ﺓﹶ ﺍﻟﺮ‬-‫) ﺃﹶﻻﹶ ﺇِﻥﱠ ﺍﻟﹾﻘﹸﻮ‬

22 Soorah an-NaH aku(16):44.


23 Soorah an-NaH aku(16):64.
24 Diriwayatkan oleh 'Adee binH aatim dan dikumpulkan oleh at-Tirmith ee dan AH gila. DinilaiH asanoleh al-
Albaanee diS AH yaH Sunan at-Tirmith ya, jilid. 3, hal. 19-20, tidak. 2353.
25 Surat al-Anfaa l(8):60.
“Sesungguhnya kekuatan sedang menembak.”Dia mengulanginya tiga kali.26

Dalam riwayat lain beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut:

-‫ﺛﹶﺮ‬-‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﻮ‬-‫ﺎﻙ‬-‫ﻨ‬-‫ﻄﹶﻴ‬-‫ﺎ ﺃﹶﻋ‬-‫ﺇِﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamual-Kawthar,”27

mengacu pada sungai di surga yang diberikan Allah kepadanya.28

KarenaSunnahdidasarkan pada petunjuk dari Allah, itu mewakili bagian


kedua dari janji Allah untuk menjelaskan Al-Qur'an:

-‫ﻪ‬-‫ﺎﻧ‬-‫ﻴ‬-‫ﺎ ﺑ‬-‫ﻨ‬-‫ﻠﹶﻴ‬-‫ ﺇِﻥﱠ ﻋ‬-‫ﺛﹸﻢ‬

“Maka sesungguhnya Kamilah yang menjelaskannya.”29

Ibnu 'Abbaas menjelaskan bahwa pernyataannya,“Kemudian Kami yang


menjelaskannya,” artinya, “di lidahmu [wahai MuH ammad].”30Oleh karena itu, tidak ada
penafsiran manusia lain yang dapat didahulukan daripada penafsiran Nabi (saw).R).

3.TafsirAl-Qur'an olehAathar
Kapan punS AH aabahtidak dapat menemukantafsirdari sebuah bagian dalam Al-
Qur'an itu sendiri atau di dalamSunnah,mereka akan menggunakan penalaran mereka
sendiri berdasarkan pengetahuan mereka tentang konteks ayat-ayat dan seluk-beluk
bahasa Arab di mana Al-Qur'an diturunkan. Akibatnya, salah satu komentator Al-Qur'an
terbesar, Ibnu Katheer, menulis dalam kata pengantarnyatafsir, “Jika kami tidak dapat
menemukan yang cocoktafsirdalam Al-Qur'an atau dalamSunnah, kita pergi ke pendapatS
AH aabah. Sesungguhnya mereka lebih mengetahui Al-Qur'an daripada

Diriwayatkan oleh 'Uqbah bin 'Aamir dan dikumpulkan oleh Muslim (Shahih Muslim, jilid. 3, hal. 1060, tidak. 4711). Kata yang
26

digunakan dalamH adeethadalahrami, yang bisa berarti menembakkan anak panah atau melempar tombak. Hal ini juga dapat
diterapkan untuk menembakkan senjata atau roket.
27 Surat al-Kawthar(108):1.
28Dilaporkan oleh Anas dan dikumpulkan oleh Muslim (Shahih Muslim, jilid. 1, hal. 220, tidak. 790) dan AH gila.
29 Surat al-Qiyaamah(75):19
30 Shahih Al-Bukhari, jilid. 6, hal. 422, tidak. 450.
orang lain karena pengetahuan mereka tentang keadaan turunnya wahyu,
pemahaman mereka yang lengkap dan akurat, dan amal shaleh mereka.”
Penjelasan ini mengenaiS AH aabahdikenal sebagaitafsirolehaathaar(
perkataan dari S AH aabah). Misalnya ketika Ibnu Abbas ditanya tentang ayat:

‫ﺎ‬-‫ ﺇِﻻﱠ ﻣ‬-‫ﻦ‬-‫ﻬ‬-‫ﺘ‬-‫ ﺯِﻳﻨ‬-‫ﺪِﻳﻦ‬-‫ﺒ‬-‫ﻻﹶ ﻳ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻦ‬-‫ﻬ‬-‫ﻭﺟ‬-‫ ﻓﹸﺮ‬-‫ﻔﹶﻈﹾﻦ‬-‫ﺤ‬-‫ ﻳ‬-‫ ﻭ‬-‫ﺎﺭِﻫِﻦ‬-‫ﺼ‬-‫ ﺃﹶﺑ‬-‫ ﻣِﻦ‬-‫ﻦ‬-‫ﻀ‬- ‫ﻀ‬-‫ﻐ‬-‫ﺎﺕِ ﻳ‬-‫ﻣِﻨ‬-‫ﺆ‬-‫ﻗﹸﻞﹾ ﻟِﻠﹾﻤ‬-‫ﻭ‬

‫ﺎ‬-‫ﻬ‬-‫ ﻣِﻨ‬-‫ﺮ‬-‫ﻇﹶﻬ‬

“Dan suruhlah wanita-wanita yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dan
menjaga kesucian mereka dan hanya memperlihatkan dari perhiasan mereka apa yang
(biasanya) terlihat,”31

dia menjawab, “Yang dimaksud adalah wajah dan tangan.”32Pada kesempatan lain, setelah membaca ayat
tersebut,

‫ﻭﻥﹶ‬-‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﺎﻓِﺮ‬-‫ﻢ‬-‫ ﻫ‬-‫ﻟﹶﺌِﻚ‬-‫ ﻓﹶﺄﹸﻭ‬-‫ﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬-‫ﺎ ﺃﹶﻧﺰ‬-‫ ِ ﺑﻤ‬-‫ﻜﹸﻢ‬-‫ﺤ‬-‫ ﻳ‬-‫ ﻟﹶﻢ‬-‫ﻦ‬-‫ﻣ‬-‫ﻭ‬

“Dan barang siapa yang tidak memutuskan berdasarkan apa yang diturunkan Allah,
maka a kafir(kafir).”33

Ibnu 'Abbaas berkata, “Itu adalah salah satu bentukkufur(ketidakpercayaan) kurang dari nyatakufur.”34

31 Soorah an-Noor(24): 31.


32 Dikumpulkan oleh Ibnu Abee Shaybah disebuah l-MuS annaf, jilid. 4, hal. 283, dan al-Bayhaqee masukas-
Sunan al-Kubraa.Al-Albaanee memerintahJilbab a l-Mar'ah a l-Muslimah, hal. 59-60, bahwaisnaadpernyataan
ini adalahS AH yaH .
33 Surat al-Maa'idah(5):44
34Dikumpulkan oleh al-H aakim, jilid. 2, hal. 313. Pernyataan serupa dikumpulkan oleh Ibnu Jareeer dalam karyanya Tafsir, jilid.
4, hal. 597, tidak. 12068. Persoalan ini merupakan salah satu kontroversi yang sedang hangat di zaman kita, pertanyaannya
adalah: Apakah pernyataan Ibnu Abbas berlaku bagi para penguasa di zaman kita, yang memerintah dengan cara campuran?
Sharee'ahhukum dan hukum buatan manusia. Pendapat sebagian besar ulama nampaknya adalah ketika penguasa meyakini
bahwa hukum buatan manusia lebih baik atau sama baiknya dengan hukumSharee'ah,atau meskipun mereka tidak sebaik itu
Sharee'ah,boleh memerintah dengan mereka, maka dia adalah akafiryang telah meninggalkan Islam. Akan tetapi, jika ia
menerapkan hukum-hukum buatan manusia sambil meyakini bahwa ia berdosa dalam melakukan hal tersebut, maka ia
bersalah kufuradalahkufurperbuatannya, yang membuatnya berdosa besar, namun tidak mengeluarkannya dari Islam.
Melihatsebuah t-TaH -th eer min Fitnah at-Takfeeroleh Syekh al-Albaanee, yang memberikan banyak dokumentasi dari
pernyataan klasik dan modernbegitulahulama untuk mendukung pendiriannya.
Namun, itutafsirditurunkan dari Nabi (R)dan ituS AH aabah tidak mencakup seluruh
ayat Al-Qur'an. Nabi (R)hanya menjelaskan apa yang tidak jelas bagiS AH aabah,dan
mereka, pada gilirannya, hanya menjelaskan apa yang tidak jelas bagi merekataabi'un.
Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak bidang yang menjadi tidak jelas akibat
evolusi bahasa tersebut. Oleh karena itu,taabi'unharus membuat penjelasan lebih lanjut
setelah meninggalnyaS AH milik aabahzaman. Penjelasan ini dianggap sebagai bagian dari
tafsirolehaathaardan harus diutamakan di atas pendapat pribadi jika ada kebulatan suara
di antara mereka. Jika mereka berbeda pendapat, tidak ada pendapat yang diutamakan
dibandingkan pendapat lainnya kecuali didukung oleh bahasanya.

Pada era tersebuttaabi'un, banyak orang Kristen dan Yahudi menjadi Muslim. Akibatnya,
beberapa di antaranyataabi'unmeriwayatkan kisah-kisah dari sumber-sumber Yahudi dan Nasrani
dalam penjelasannya terhadap Al-Qur'an. Narasi seperti itu kemudian dikenal sebagaiIsraa'eeleeyaat.
Pada generasi selanjutnya, buku-bukutafsirdipenuhi dengan narasi-narasi seperti itu, banyak di
antaranya tidak dapat ditelusuri ke sumber mana pun yang dapat dipercaya.

4.TafsirAl-Qur'an menurut Bahasa


Seiring berjalannya waktu, kata-kata memperoleh makna baru dan makna lama
menjadi hilang, kata-kata asing masuk ke dalam bahasa, dan sebagian besar kosa kata
tidak lagi digunakan. Proses alamiah ini memerlukan penjelasan beberapa kata dalam Al-
Qur'an menurut arti harafiah dan gramatikalnya. Akibatnya, periode ini menjadi saksi
munculnya kamus-kamus yang ditulis khusus untuk membahas kosa kata dan filologi
bahasa Arab Al-Qur'an. Dalam kasus di mana kata-kata mempunyai lebih dari satu arti,
langkah ini menimbulkan perbedaan pendapat yang hanya dapat diselesaikan dengan
mencari dukungan di dalamnyaSunnah. Misalnya, "domba”secara harafiah berarti
menyentuh, namun secara kiasan berarti hubungan seksual. Dengan demikian, para ulama
kemudian mempunyai dua pendapat mendasar mengenai ayat berikut,

‫ﺎ‬-‫ﺒ‬-‫ﺍ ﻃﹶﻴ‬-‫ﺻﻌِﻴﺪ‬
- ‫ﻮﺍ‬-‫ﻤ‬-‫ﻤ‬-‫ﻴ‬-‫ﺎﺀً ﻓﹶﺘ‬-‫ﻭﺍ ﻣ‬-‫ﺠِﺪ‬-‫ ﺗ‬-‫ﺎﺀَ ﻓﹶﻠﹶﻢ‬-‫ﺴ‬-‫ ﺍﻟﻨ‬-‫ﻢ‬-‫ﺘ‬-‫ﺴ‬-‫ ﻻﹶﻣ‬-‫ﺃﹶﻭ‬

"...atau kamu (laamastum) wanita dan tidak dapat menemukan air, lalu buatlah
tayammum(pemurnian ritual dengan debu).35

35Surat an-Nisaa'(4):43.
Imam asy-Syafi'i dan Maalik berpendapat bahwa yang dimaksud dengan sentuhan tangan, meskipun
masing-masing imam menambahkan ketentuan tertentu di dalamnya. Di sisi lain, Imam Aboo H
aneefah memutuskan bahwa itu berarti hubungan seksual. Namun, istri-istri Nabi melaporkan bahwa
beliau mencium mereka sebelum melakukan pertunjukanS alah,yang menunjukkan bahwa sentuhan
tidak dimaksudkan dalam ayat ini.36

Keempat metode ini berada di bawah judul umumtafsir bir-riwaayah atautafsir bil-
ma'thoor(tafsirberdasarkan narasi) dan, dengan demikian, memberikan sedikit ruang
untuk argumen. Meskipun langkah keempat sering kali didasarkan pada narasi dari
generasi sebelumnya, pada saat lain langkah ini bisa sangat berpendirian dan
kontroversial. Misalnya Yusuf Ali terang-terangan menerjemahkan kata “burooj” digunakan
pada tahun 85 soorasebagai “tanda-tanda Zodiak,” sementara Pickthall menerjemahkannya
sebagai “Rumah-Rumah Para Bintang,” namun mengatakan dalam pengantarnya pada
soorabahwa itu “diterapkan pada tanda-tanda zodiak.” Oleh karena itu, menurut mereka,
Allah bersumpah berdasarkan tanda-tanda zodiak. Beberapa Muslim berbahasa Inggris
menganggap ini sebagai dukungan tidak langsung terhadap astrologi. Namun, "burooj”
awalnya hanya berarti “konfigurasi bintang”, dan baru kemudian digunakan untuk merujuk
pada figur khayalan zodiak, yang ditumpangkan oleh orang Babilonia dan Yunani kafir.
Astrologi telah dilarang oleh Nabi (R)dengan tegas, karena hal ini termasuk dalam larangan
umum untuk mengunjungi peramal. Nabi (R)dikatakan,

( ٍ‫ﺪ‬-‫ﻤ‬-‫ﺤ‬-‫ﻠﹶﻰ ﻣ‬-‫ﺰِﻝﹶ ﻋ‬-‫ﺎ ﺃﹸﻧ‬-‫ ﺑِﻤ‬-‫ ﻛﹶﻔﹶﺮ‬-‫ﺎ ﻓﹶﻘﹶﺪ‬-‫ ﻛﹶﺎﻫِﻨ‬... ‫ﻰ‬-‫ ﺃﹶﺗ‬-‫ﻦ‬-‫) ﻣ‬

“Siapapun...mengunjungi seorang peramal [dan percaya pada apa yang dikatakannya]37telah kafir terhadap
apa yang diwahyukan kepada MuH ammad.”38

5.TafsirAl-Qur'an menurut pendapat

Pendapat-pendapat yang berdasarkan kajian cermat terhadap empat langkah pertama


dapat dianggap valid sepanjang tidak bertentangan dengan langkah-langkah tersebut. Demikian
pula penerapan makna-makna nyata Al-Qur'an pada situasi yang ada dan dunia

36 ItuH adeethdiriwayatkan oleh 'Aa'ishah dan dikumpulkan oleh Aboo Daawood (Sunan Abu Dawud, jilid. 1,
hal. 43, tidak. 179), at-Tirmith ee, Ibnu Majah dan AH gila. Al-Albaanee mengautentikasinyaS AH yaH Sunan
AbiDaawood, jilid. 1, hal. 36, tidak. 165.
37 Penambahannya dari versi Aboo Daawood.
38 Dikumpulkan oleh at-Tirmith ee dan Ibnu Majah. Yang serupaH adeethdikumpulkan oleh Aboo Daawood (
Sunan Abu Dawud, jilid. 3, hal. 1095, tidak. 3895) dan disahkan oleh al-Albaanee inS AH yaH Sunan Abee
Daawood,jilid. 2, hal 739, tidak. 3304.
pembentukan kesimpulan berdasarkan kesamaannya juga diperbolehkan, sepanjang
penafsiran tersebut tidak bertentangan dengan penjelasan klasik yang otentik.
Namun, penafsiran bebas berdasarkan gagasan filosofis, ilmiah, atau sektarian
dilarang sama sekali. Nabi (R)dilaporkan mengatakan,

‫ ﺇِﻟﹶﻰ‬-‫ﻭﻩ‬-‫ﺩ‬-‫ ﻓﹶﺮ‬-‫ﻪ‬-‫ ﻣِﻨ‬-‫ﻢ‬-‫ﻬِﻠﹾﺘ‬-‫ﺎ ﺟ‬-‫ﻣ‬-‫ﻠﹸﻮﺍ ﻭ‬-‫ﻤ‬-‫ ﻓﹶﺎﻋ‬-‫ﻪ‬-‫ ﻣِ ﻨ‬-‫ﻢ‬-‫ﻓﹾﺘ‬-‫ﺮ‬-‫ﺎ ﻋ‬-‫ﺍﺕٍ ) ﻓﹶﻤ‬-‫ﺮ‬-‫ ( ﺛﹶﻼﹶﺙﹶ ﻣ‬. -‫ﺁﻥِ ﻛﹸﻔﹾﺮ‬-‫ﺍﺀُ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬-‫) ﺍﻟﹾﻤِﺮ‬

(.ِ‫ﺎﻟِﻤِﻪ‬-‫ﻋ‬

“Argumen berdasarkan pendapat tentang Al-Qur'an adalahkufur.”Dia mengulanginya tiga kali, lalu berkata,“Apa yang

Anda ketahui tentangnya, tindak lanjuti; dan apa yang kamu tidak mengetahuinya, sampaikanlah kepada orang yang

mengetahui.”39

Kita bisa melihat dari hal di atasH adeethbahwa Nabi (R)dengan tegas memperingatkan
para sahabatnya dan generasi umat Islam selanjutnya tentang penafsiran Al-Qur'an
berdasarkan spekulasi dan pendapat yang tidak berdasar. Alasannya adalah bahwa Al-
Qur'an adalah landasan Islam dan oleh karena itu, Al-Qur'an harus tetap murni dan tidak
diubah. Jika kebebasan diberikan kepada setiap orang untuk menafsirkan Al-Qur'an sesuai
keinginan mereka, nilai Al-Qur'an akan hancur total, dan Islam sendiri akan dirusak hingga
ke akar-akarnya. Jadi, satu-satunya yang bisa diterimatafsiradalah yang mengikuti urutan
berikut:tafsirAl-Qur'an demi Al-Qur'an, kemudian olehSunnah,kemudian dengan perkataan
S AH aabah,kemudian dengan bahasa, dan terakhir dengan pendapat, sepanjang
didasarkan pada empat cara di atas dan tidak bertentangan dengan salah satu
diantaranya.

MenyimpangTafsir

Untuk memperjelas potensi bahaya dan korupsi yang melekat di dalamnya


tafsir menurut pendapat yang tidak berdasar, berikut contoh yang menyimpang
tafsirtelah dikumpulkan dari berbagai gerakan, sekte, dan aliran filsafat dari masa
lalu hingga saat ini. Dari abad kesepuluh M (abad ke-4 H), beberapa S oofees telah
menafsirkan “Firaun” sebagai hati dalam perintah Allah kepada Nabi Musaa:

‫ﻰ‬-‫ ﻃﹶﻐ‬-‫ﻪ‬-‫ﻥﹶ ﺇِﻧ‬-‫ﻮ‬-‫ﻋ‬-‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﻓِﺮ‬-‫ﺐ‬-‫ﺍﺫﹾﻫ‬

39 Dilaporkan oleh Aboo Hurairah dan dikumpulkan oleh AH gila, Ibnu Jareer dalam bukunyaTafsirdan Aboo
Ya'laa. Diotentikasi oleh al-Albaanee diSilsilah al AH aadeeth aS -S AH yaH ah, jilid. 4. hal.26-8.
“Pergilah menghadap Firaun, karena sesungguhnya dia telah melakukan pelanggaran,”40

karena hatilah yang menindas setiap orang, yang menyebabkan dia melanggar. Ada pula
yang menafsirkan perintah Allah kepada Nabi Musaa:

-‫ﺎﻙ‬-‫ﺼ‬-‫ﺃﹶﻟﹾﻖِ ﻋ‬-‫ﻭ‬

“Lemparkan tongkatmu,”41

sebagai perintah untuk membuang dunia materi dan hanya bergantung pada
Allah. Spiritualistik initafsirmerupakan indikasi dariS gerakan oofee terlalu
menekankan spiritual dibandingkan material.
Di kalangan Mu'tazilee (Rasionalis)tafsirPada masa Abbasiyah,
wahyu ditafsirkan menurut logika manusia. Oleh karena itu, kata “hati”
dalam ayat berikut diberi arti baru:

‫ﻟﹶﻜِﻦ‬-‫ﻠﹶﻰ ﻭ‬-‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺑ‬-‫ﻣِﻦ‬-‫ﺆ‬-‫ ﺗ‬-‫ﻟﹶﻢ‬-‫ﻰ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﻭ‬-‫ﻮﺗ‬-‫ﻰِ ﺍ ﻟﹾﻤ‬-‫ﺤ‬-‫ ﺗ‬-‫ ﺃﹶﺭِﻧِﻰ ﻛﹶﻴﻒ‬-‫ﺏ‬-‫ ﺭ‬-‫ﺮﺍﻫِﻴﻢ‬-‫ ﺇِﺫﹾ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺇِﺑ‬-‫ﻭ‬

‫ ﻗﹶﻠﹾﺒِﻰ‬-‫ﺌِﻦ‬-‫ ﹾﻄﻤ‬-‫ﻟﱢﻴ‬

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku, tunjukkan padaku


bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.' [Allah] menjawab, 'Apakah kamu
tidak beriman?' Ibrahim berkata, 'Ya, tapi (aku bertanya kepadaMu) agar hatiku
tenang.”42

Dikatakan bahwa Ibrahim mempunyai seorang teman yang dia sebut sebagai “hatinya”
dan, dengan demikian, arti sebenarnya dari ayat tersebut adalah, “Ya, tapi aku bertanya
kepadaMu agar temanku bisa tenang.”43Penafsiran ini dianggap perlu untuk
menghilangkan keraguan yang dirasakan Ibrahim dalam hatinya, karena menurut kaum
Rasionalis, hal itu tampaknya tidak sesuai dengan kenabian.

Si She'ahtafsirpada akhir era Abbasiyah, di bawah pengaruh mereka


obsesi yang berlebihan terhadap keturunan Nabi, menafsirkan ayat:

40 Surat an-Naazi'aat(79):17.
41 Soorah an-Naml(27):10.
42 Surat al-Baqarah(2):260.
43 Initafsirdiberikan oleh Ibnu Fawrak dikutip dalamMabaaH biaya en 'Uloom a l-Qur'aan, P. 358.
ِ‫ﺎﻥ‬-‫ﻘِﻴ‬-‫ﻠﹾﺘ‬-‫ﻳﻦِ ﻳ‬-‫ﺮ‬-‫ﺤ‬-‫ ﺍﻟﹾﺒ‬-‫ﺝ‬-‫ﺮ‬-‫ﻣ‬

“Dia membiarkan dua lautan mengalir dengan bebas dan keduanya bertemu,”44

sebagai referensi untuk 'Alee, menantu Nabi, dan FaaT imah, putri
Nabi; dan dalam ayat berikut:

‫ﺎﻥﹸ‬-‫ﺟ‬-‫ﺮ‬-‫ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻟﹸﺆ‬-‫ﺎ ﺍﻟﻠﱡﻮ‬-‫ﻤ‬-‫ﻬ‬-‫ ﻣِﻨ‬-‫ﺝ‬-‫ﺮ‬-‫ﺨ‬-‫ﻳ‬

“Dari keduanya muncul mutiara dan koral,”45

mereka menemukan referensi tentang cucu Nabi, al-H asan dan al-H usayn.46

Sekte Qaadiyanee, yang muncul di India pada akhir abad kesembilan


belas, mengklaim bahwa dalam ayat tersebut,

-‫ﲔ‬-‫ﺒِﻴ‬-‫ ﺍﻟﻨ‬-‫ﻢ‬-‫ﺎﺗ‬-‫ﺧ‬-‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲِ ﻭ‬-‫ﺳ‬-‫ﻟﹶﻜِﻦ ﺭ‬-‫ ﻭ‬-‫ﺎﻟِﻜﹸﻢ‬-‫ﺟ‬-‫ﺪٍ ﻣِﻦ ﺭ‬-‫ﺎ ﺃﹶﺣ‬-‫ ﺃﹶﺑ‬-‫ﺪ‬-‫ﻤ‬-‫ﺤ‬-‫ﺎ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻣ‬-‫ﻣ‬

“MuH ammad bukanlah bapak salah seorang di antara kamu, melainkan dialah
utusan Allah dan penutup (khaatam) dari para Nabi,”47

khaatamtidak berarti segel, seperti kebanyakan orang menerjemahkannya, tetapi cincin. Oleh
karena itu, mereka mengklaim bahwa sebagaimana cincin mempercantik jari, Nabi MuH ammad
(R)adalah keindahan kenabian. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah
Nabi MuH ammad (R)adalah nabi yang paling utama namun bukan yang terakhir.48Mereka juga
menegaskan bahwa meskipun kata tersebutkhaatamdiartikan sebagai “segel”, seperti segel yang
ditempelkan pada amplop yang menyegel isinya, namun tidak membatasi isinya. Penafsiran ini
dibuat untuk memvalidasi klaim pendiri mereka, Ghulam AH gila, sampai kenabian. Mereka juga
memutarbalikkan ayat berikut sehubungan dengan Nabi 'Eesaa:

44 Soorah ar-RaH maan(55):19.


45 Soorah ar-RaH maan(55):22.
Ibnu Baabooyah dial-KhiS aal.Dikutip dalamDuaH aar al-Anwaar, jilid. 24, hal. 97-9, no. 1-7.
46

47 Surat al-AH zaab(33):40.


48 Qadiyaniya t, P. 306.
ِ‫ ﺍﷲُ ﺇِﻟﹶﻴﻪ‬-‫ﻪ‬-‫ﻓﹶﻌ‬-‫ﻞ ﺭ‬-‫ ﺑ‬... -‫ﻢ‬-‫ ﻟﹶﻬ‬-‫ﻪ‬-‫ﺒ‬-‫ ﺷ‬-‫ ﻟﹶﻜِﻦ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻮﻩ‬-‫ﺻﻠﹶﺒ‬- ‫ﺎ‬-‫ ﻣ‬-‫ ﻭ‬-‫ﻠﹸﻮﻩ‬-‫ﺎ ﻗﹶﺘ‬-‫ ﻣ‬-‫ﻭ‬

“Mereka tidak menyalibnya dan tidak pula membunuhnya, namun hal itu dibuat
sedemikian rupa bagi mereka….Tetapi Allah mengangkatnya ke hadapan-Nya.”49

Mereka mengklaim bahwa “membangkitkan dia” berarti kebangkitan secara kiasan, seperti yang digunakan dalam ayat:

-‫ ﺫِﻛﹾﺮﻙ‬-‫ﺎ ﻟﹶﻚ‬-‫ﻨ‬-‫ﻓﹶﻌ‬-‫ﺭ‬-‫ﻭ‬

“Dan Kami meninggikan rasa hormatmu kepadamu.”50

Penafsiran ini diperlukan agar mereka dapat membuktikan doktrin mereka bahwa 'Eesaa
meninggal secara wajar di muka bumi setelah menikah dan mempunyai anak serta dimakamkan
di Kashmir, dan bahwa Ghulam AH gila adalah mesias yang dijanjikan yang kembalinya telah
dinubuatkan.51

Bahkan yang terbaru di Amerika, Elijah MuH ammad, pendiri sekte Elia dan
pengklaim kenabian (w. 1975), menafsirkan ayat tersebut,

‫ﻗﹰﺎ‬-‫ﺭ‬-‫ﺌِﺬٍ ﺯ‬-‫ﻮﻣ‬-‫ﺮِﻣِﲔ ﻳ‬-‫ﺠ‬-‫ ﺍﻟﹾﻤ‬-‫ﺮ‬-‫ﺸ‬-‫ﺤ‬-‫ ﻧ‬-‫ﻮﺭِ ﻭ‬-‫ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼ‬-‫ﻔﹶ ﺦ‬-‫ﻨ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻮﻡ‬-‫ﻳ‬

“Pada hari ketika terompet dibunyikan, Kami akan mengumpulkan penjahat-penjahat


yang bermata biru,”52

sebagai bukti bahwa penghuni api itu semuanya adalah orang-orang berkulit putih. Penafsiran ini
digunakan untuk mendukung doktrin Elia bahwa Allah SWT adalah manusia kulit hitam, bahwa semua
orang kulit hitam adalah tuhan dan semua orang kulit putih adalah setan.53Meskipun katazurqsecara
harfiah berarti biru, digunakan untuk merujuk pada kekeruhan pada kornea akibat penyakit mata
tertentu yang memberikan warna abu-abu kebiruan pada mata. Oleh karena itu, terjemahan yang
lebih akurat akan menjadi “bermata kabur.”

49 Surat an-Nisaa'(4):157-8.
50 Surat al-InshiraaH (94):4.
51 Ensiklopedia Islam Singkat,P. 24.
52 SoorahT aa Haa(20):102.
Pesan untuk Orang Kulit Hitam di Amerika, P. 14.
53
Menurut Elijah, karena orang kulit putih mirip dengan orang kulit hitam, maka ia
disebut sebagai “manusia” dalam Al-Qur'an, yaitu sejenis manusia!54Oleh karena itu, dalam
ayat:

‫ﺃﹸﻧﺜﹶﻰ‬-‫ ﺫﹶﻛﹶﺮٍ ﻭ‬-‫ ﻣِﻦ‬-‫ﺎﻛﹸﻢ‬-‫ﻠﹶﻘﹾﻨ‬-‫ﺎ ﺧ‬-‫ ﺇِﻧ‬-‫ﺎﺱ‬-‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬-‫ﻬ‬- ‫ﺎﺃﹶﻳ‬-‫ﻳ‬

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan,”55

Kata “Kami” ditafsirkan oleh Elia untuk merujuk pada manusia/dewa kulit hitam yang konon
menciptakan ras kulit putih (umat manusia).56

Beberapa contoh initafsirhanya berdasarkan pendapat sektarian jelas menunjukkan


inkoherensi dan penipuan yang diakibatkan oleh pengabaian metode yang benartafsir.Al-
Qur'an menjadi suara bagi klaim-klaim sesat dan sesat dari masing-masing sekte. Al-Qur'an
dimanipulasi tanpa ampun, karena tidak ada batasan logis atau aturan koheren yang harus
dipatuhi oleh para pendiri sekte ini; karenanya, ayat yang sama mungkin mempunyai beragam
makna bagi mereka. Penafsiran apa pun yang mendorong gagasan mereka menjadi benar.
Bagi mereka, Al-Qur'an bukan lagi sebuah kitab petunjuk, namun sebuah kitab yang berisi
rahasia tersembunyi sekte mereka, yang hanya dapat diungkapkan oleh para pemimpin
mereka dan orang-orang yang diinisiasi secara khusus.

Yaitu, manusia semu.


54

55 Soorah a l-H ujuraat(49):13.


56 Pesan untuk Orang Kulit Hitam di Amerika, P. 118.
3.1 DEFINISI

Definisi dariHadits
Kata Arabhadits pada dasarnya berarti 'suatu berita, percakapan, dongeng, cerita atau
laporan, baik sejarah atau legenda, benar atau salah, berkaitan dengan masa kini atau
masa lalu. Arti sekundernya sebagai kata sifat adalah 'baru' dan bukan qadeem, 'tua'.
Namun, seperti kata-kata Arab lainnya (missalaah, zakat), dia
makna berubah dalam Islam. Sejak zaman Nabi (R),cerita dan komunikasinya
mendominasi semua bentuk komunikasi lainnya. Oleh karena itu, istilah tersebut
haditsmulai digunakan hampir secara eksklusif untuk laporan yang menceritakan
tindakan dan perkataannya.1

Penggunaan Katahadits
Syarathaditstelah digunakan dalam kedua Al-Qur'an2dan hadis-hadis kenabian menurut
segala makna linguistiknya. Tiga kategori berikut adalah penggunaan yang paling
menonjol. Ini telah digunakan untuk mengartikan:

a) Al-Qur'an itu sendiri

ِ‫ﺚ‬-‫ﺪِﻳ‬-‫ﺬﹶﺍ ﺍﻟﹾﺤ‬-‫ ﺑِﻬ‬-‫ﻜﹶﺬﱢﺏ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻦ‬-‫ﻣ‬-‫ﻧِﻲ ﻭ‬-‫ﻓﹶﺬﹶﺭ‬

“Maka tinggalkan Aku sendiri bersama orang-orang yang menolak komunikasi ini
(Al-Qur'an)…”

Surat al-Qalam, (68):44

ِ‫ ﺍﷲ‬-‫ﺎﺏ‬-‫ﺪِﻳﺚِ ﻛِﺘ‬-‫ ﺍﻟﹾﺤ‬-‫ﻦ‬-‫ﺴ‬-‫ﺇِﻥﹶَ ﺃﹶﺣ‬

“Sesungguhnya sebaik-baik komunikasi adalah Kitab Allah…”3

b) Sebuah cerita sejarah

‫ﻰ‬-‫ﻮﺳ‬-‫ﺪِﻳﺚﹸ ﻣ‬-‫ ﺣ‬-‫ﺎﻙ‬-‫ﻞﹾ ﺃﹶﺗ‬-‫ﻫ‬-‫ﻭ‬

1Sastra Hadits,P. 1 danKajian Metodologi dan Sastra Hadits,hal.1-3.


2 SyaratH adeethdisebutkan 23 kali dalam Al-Qur'an.
3
“Apakah kisah Musa sudah sampai padamu?”SoorahTaahaa, (20):9

-‫ﺝ‬-‫ﺮ‬-‫ﻻﹶ ﺣ‬-‫ﺍﺋِﻴﻞﹶ ﻭ‬-‫ﺮ‬-‫ﻨِﻲ ﺇِﺳ‬-‫ ﺑ‬-‫ﻦ‬-‫ﺛﹸﻮﺍ ﻋ‬-‫ﺪ‬-‫ﺣ‬

“Kamu boleh berbicara tentang Bani Israel tanpa…”4

c) Percakapan umum

‫ﺪِﻳﺜﺎﹰ‬-‫ﺍﺟِﻪِ ﺣ‬-‫ﻭ‬-‫ﺾِ ﺃﹶﺯ‬-‫ﻌ‬-‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﺑ‬-‫ﺒِﻲ‬-‫ ﺍﻟﻨ‬-‫ﺮ‬-‫ﺇِ ﺫﹶﺍ ﺃﹶﺳ‬-‫ﻭ‬

“Ketika Nabi curhat kepada salah satu istrinya…”Surat at-TaH reem, (66):3.

-‫ﻚ‬-‫ ﻓِﻲ ﺃﹸﺫﹸﻧِﻪِ ﺍﹾﻷَﻧ‬-‫ﺐ‬-‫ ﺻ‬،-‫ﻪ‬-‫ﻭﻥﹶ ﻣِﻨ‬-‫ﻔِﺮ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻮﻥﹶ ﺃﹶﻭ‬-‫ ﻛﹶﺎﺭِ ﻫ‬-‫ ﻟﹶﻪ‬-‫ﻢ‬-‫ﻫ‬-‫ﻡٍ ﻭ‬-‫ﺪِﻳﺚِ ﻗﹶﻮ‬-‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﺣ‬-‫ﻊ‬-‫ﻤ‬-‫ﺘ‬-‫ﻦِ ﺍﺳ‬- ‫ﻣ‬

“Tembaga cair akan dituangkan ke telinga siapa pun yang menguping


pembicaraan orang-orang yang tidak menyukainya atau melarikan diri darinya.”5

DiantaraH adeethistilah ulamaH adeethberarti 'apa pun yang diturunkan


dari Nabi berupa tindakan, perkataan, persetujuan diam-diam, atau ciri-ciri
fisiknya. Para ahli hukum Islam tidak memasukkan penampakan fisik Nabi
dalam definisinya.

Kepentingan dariH adeeth:

1. Wahyu
Perkataan dan tindakan Nabi pada dasarnya didasarkan pada wahyu dari Allah dan, oleh karena
itu, harus dianggap sebagai sumber bimbingan mendasar nomor dua setelahnya.
Al-Qur'an. Allah dalam Al-Qur'an bersabda tentang Nabi (saw).R):

‫ﻰ‬-‫ﻮﺣ‬-‫ ﻳ‬-‫ﻲ‬-‫ﺣ‬-‫ ﺇِﻻﱠ ﻭ‬-‫ﻮ‬-‫ﻯ ﺇِﻥﹾ ﻫ‬-‫ﻮ‬-‫ﻦِ ﺍﻟﹾﻬ‬-‫ ﻋ‬-‫ﻄِﻖ‬-‫ﻨ‬-‫ﺎ ﻳ‬-‫ ﻣ‬-‫ﻭ‬

4Shahih Al Bukharee,jilid.
5Shahih Al Bukharee,jilid.
“Dia (MuH ammad) tidak berbicara berdasarkan hawa nafsunya; Sesungguhnya apa yang
disampaikannya adalah wahyu.”Surah an-Najm(53):3-4

Oleh karena itu,H adeethmewakili sumber pribadi bimbingan ilahi yang


Allah berikan kepada Nabi-Nya (R)yang sifatnya mirip dengan Al-Qur'an
diri. Nabi (R)mengulangi hal ini dalam salah satu rekaman pernyataannya, “
Sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan sesuatu yang serupa dengannya.”6

2. Tafsir:
Pelestarian Al-Qur'an tidak terbatas pada melindungi kata-katanya dari perubahan.
Jika demikian, maka makna-maknanya dapat dimanipulasi menurut keinginan
manusia, dengan tetap menjaga susunan kata-katanya. Namun Allah juga menjaga
makna hakikinya dari perubahan dengan mempercayakan penjelasan maknanya
Al-Qur'an kepada Nabi (R)diri. Allah menyatakan hal berikut dalam Al-Qur'an
mengenai penafsirannya:

‫ﻬِﻢ‬-‫ﻝﹶ ﺇِﻟﹶﻴ‬-‫ﺰ‬-‫ﺎ ﻧ‬-‫ﺎﺱِ ﻣ‬-‫ ﻟِﻠﻨ‬-‫ﻦ‬-‫ﻴ‬-‫ﺒ‬-‫ ﻟِﺘ‬-‫ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻚ‬-‫ﻟﹾﻨﺎ ﺇِﻟ ﹶﻴ‬-‫ﺰ‬-‫ ﺃﹶﻧ‬-‫ﻭ‬

“Dan Aku turunkan kepadamu Peringatan (Al-Qur'an) agar kamu menjelaskan


kepada manusia apa yang diwahyukan kepada mereka.”Soorah an-NaH aku,
(16):44
Oleh karena itu, jika seseorang ingin memahami makna Al-Qur'an, ia harus memahaminya
perhatikanlah apa yang Rasulullah (R)dikatakan atau dilakukan mengenai hal itu. Misalnya Dalam Al-
Qur'an, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mempersembahkansalaah(shalat resmi)
dan membayarzakat(amal wajib) diSurat al-Baqarah,(2), ayat 43. Namun, untuk menaatinya
instruksi dengan benar, seseorang harus mempelajari metodologi Nabi (R)dalam kasus ini. Di antara sekian
banyak klarifikasinya mengenaisalaahDanzakat, dia menginstruksikan para pengikutnya dengan mengatakan
“Berdoalah sebagaimana kamu melihatku berdoa,”7dan dia menetapkan bahwa 2,5% dari kelebihan
kekayaan, yang tidak digunakan selama satu tahun,8harus diberikan sebagaizakat.

3. Hukum

Salah satu tugas utama Nabi (R)adalah mengadili orang-orang yang berselisih. Karena semua penilaiannya
didasarkan pada wahyu, sebagaimana dinyatakan sebelumnya, maka demikianlah penilaiannya

6
7
8
harus dianggap sebagai sumber utama prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan
keputusan di Negara Islam. Allah juga menyatakan tanggung jawab ini dalam firman Al-
Qur'an:

‫ ﰲ‬-‫ﻢ‬-‫ﺘ‬-‫ﻋ‬-‫ﺎﺯ‬-‫ﻨ‬-‫ ﻓﹶﺈِﻥﹾ ﺗ‬-‫ﻜﹸﻢ‬-‫ﺮِ ﻣِﻨ‬-‫ﻟِﻲ ﺍﹾﻷَﻣ‬-‫ﺃﹸﻭ‬-‫ﻮﻝﹶ ﻭ‬- ‫ﺳ‬-‫ﻮﺍ ﺍﻟﺮ‬-‫ﻌ‬-‫ﺃﹶﻃِﻴ‬-‫ﻮﺍ ﺍﷲَ ﻭ‬-‫ﻌ‬-‫ﻮﺍ ﺃﹶﻃِﻴ‬-‫ﻨ‬-‫ ﺁﻣ‬- ‫ﺎ ﺍﻟﺬﱢﻳﻦ‬-‫ﻬ‬-‫ﺎﺃﹶﻳ‬-‫ﻳ‬

ِ‫ﻮﻝ‬-‫ﺳ‬-‫ﺍﻟﺮ‬-‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﺍﷲِ ﻭ‬-‫ﻭﻩ‬-‫ﺩ‬-‫ﺀٍ ﻓﹶﺮ‬-‫ﻲ‬-‫ﺷ‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul dan ulil amri di
antara kamu. Jika kamu berselisih tentang suatu hal, serahkan saja kepada Allah
dan Rasul.”Surat an-Nisaa,(4):59

Dengan demikian,haditssangat penting bagi kelancaran peradilan hukum di


Negara Islam.

4. Moral Ideal

Sejak Nabi (R)berpedoman pada wahyu dalam kehidupan pribadinya,


akhlak dan pergaulan sosialnya menjadi contoh utama akhlak umat Islam
hingga Hari Akhir. Fakta ini menarik perhatian dalam ayat Al-Qur'an
berikut:

‫ﺔﹰ‬-‫ﻨ‬-‫ﺴ‬-‫ﺓﹰ ﺣ‬-‫ﻮ‬-‫ﻮﻝِ ﺍﷲِ ﺃﹸﺳ‬-‫ﺳ‬-‫ ﰲ ﺭ‬-‫ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻟﹶﻜﹸﻢ‬-‫ﻟﹶﻘﹶﺪ‬

“Sesungguhnya bagi kalian semua ada teladan (perilaku) yang baik di


jalan Rasulullah.”
Surat al-AH zaab,(33):21
Oleh karena itu, kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad saw.R)seperti yang tercatat di
haditsmewakili kode etik yang ideal. Bahkan, ketika istri Nabi, 'Aa'ishah, ditanya
tentang tingkah lakunya, dia menjawab, “Akhlaknya adalah Al-Qur'an.”9

5. Pelestarian Islam
Ilmu narasi, kumpulan dan kritikhaditstidak diketahui oleh
dunia sebelum zaman Nabi (R).Faktanya, hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya ilmu
pengetahuan yang dapat diandalkan sehingga risalah para nabi terdahulu menjadi hilang atau hilang

9
terdistorsi pada generasi berikutnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hal ini sebagian
besar disebabkan oleh ilmu pengetahuanhaditsbahwa pesan terakhir Islam yang terpelihara di
dalamnya adalah kemurnian asli sepanjang masa. Hal ini disinggung dalam ayat Al-Qur'an:

‫ ﻟﹶﺤﺎﻓِﻈﹸﻮﻥﹶ‬-‫ﺎ ﻟﹶﻪ‬-‫ﺇِﻧ‬-‫ ﻭ‬-‫ﺎ ﺍﻟﺬﱢﻛﹾﺮ‬-‫ﻟﹾﻨ‬-‫ﺰ‬-‫ ﻧ‬-‫ﻦ‬-‫ﺤ‬-‫ﺎ ﻧ‬-‫ﺇِ ﻧ‬

“Sesungguhnya Aku telah menurunkan Pengingat itu, Sesungguhnya Aku akan menjaganya.”Soorah
Al-H ijr, (15):9

Haditsdan ituSunnah
Syarathaditstelah menjadi sinonim untuk istilah tersebutsunnah, meskipun ada
beberapa perbedaan dalam maknanya.Sunnah,menurut para ahli kamus bahasa Arab,
berarti 'jalan; kursus; aturan; cara bertindak atau tingkah laku hidup'.10Sunnah,sebagai
istilah teknis dalam Ilmuhadits,mengacu pada pernyataan, tindakan, persetujuan,
deskripsi fisik atau karakter apa pun yang dikaitkan dengan Nabi
(R)beserta biografinya sebelum atau sesudah awal kenabiannya. Oleh karena itu, ini
sinonim dengan istilah tersebuthadits.

Namun menurutUsol al-Fiqhilmu pengetahuan (metodologi hukum),sunnah


hanya mengacu pada pernyataan, tindakan dan persetujuan Nabi (R).Ini juga mengacu
pada apa pun yang didukung oleh bukti darisharee'ah; lawan daribid'ah. Dan dalam
ilmu LegalistikFiqhsyaratsunnahmengacu pada tindakan yang direkomendasikan
secara otentik diatribusikan kepada Nabi (R);perbuatannya mendapat pahala dan yang tidak berbuat tidak
mendapat hukuman. Kata ini juga digunakan untuk merujuk pada kebalikan daritawaran 'ahseperti dalam
pernyataan:Sunnahperceraian danBid'ahperceraian.

Menurut definisi umumnya, Al-Qur'an adalah bagian terpenting


darisunnahdisampaikan oleh Nabi (R).11Dapat juga dikatakan bahwa
haditsadalah wadah atau gudang di manasunnahdari Nabi
(R)disampaikan semasa hidupnya dan setelah kematiannya.

STRUKTURH ADEETH

10Leksikon Lanes,jilid. 1, hal. 1438.


11 Al-Bid'ah,P. 67.
:‫ﻗﺎﻝ‬R -‫ﺒِﻲ‬-‫ﻦِ ﺍﻟﻨ‬-‫ ﺃﹶﻧِﺲ ﻋ‬-‫ﻦ‬-‫ﺓﹶ ﻋ‬-‫ﺎﺩ‬-‫ ﻗﹶﺘ‬-‫ﻦ‬-‫ﺔﹶ ﻋ‬-‫ﺒ‬-‫ﻌ‬-‫ ﺷ‬-‫ﻦ‬-‫ْﻰ ﻋ‬-‫ﺛﹶﻨﺎ ﳛ‬-‫ﺪ‬-‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺣ‬-‫ﺩ‬-‫ﺪ‬-‫ﺴ‬-‫ﺎ ﻣ‬- ‫ﺛﹶﻨ‬-‫ﺪ‬-‫ﺣ‬

(( ِ‫ﻔﺴِﻪ‬-‫ ﻟِﻨ‬-‫ﺤِﺐ‬-‫ﺎﻳ‬-‫ﻪِ ﻣ‬-‫ ﻟِﺄﺧِﻴ‬-‫ﺤِﺐ‬-‫ﻰ ﻳ‬-‫ﺘ‬-‫ ﺣ‬-‫ﻛﹸﻢ‬-‫ﺪ‬-‫ ﺃﹶﺣ‬-‫ِ ﻣﻦ‬-‫ﺆ‬-‫)) ﻻﹶ ﻳ‬

-‫ﺨﺎﺭِﻱ‬-‫ ﺍﻟﹾﺒ‬-‫ﺍﻩ‬-‫ﻭ‬-‫ﺭ‬

Musaddad memberi tahu kami bahwa YaH yaa memberitahunya dari Syu'bah, dari Qataadah,
dari Anas dari Nabi (R)bahwa dia berkata:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia

mencintai untuk dirinya sendiri.”12

Dikumpulkan oleh al-Bukharee

Ini berarti bahwaH adeethsarjana MuH ammad ibn Ismaa'eel al-Bukhaaree dikumpulkan
dalam kitabnyaH adeethditeleponS AH yaH al-Bukharipernyataan: “Tidak beriman salah
seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai
untuk dirinya sendiri.”yang dia dengar darinyaH adeethguru Musaddad, yang
mendengarnya dari gurunya YaH yaa, yang diberitahu oleh gurunya Syu'bah bahwa ia
mendengarnya dari gurunya Qataadah, salah satu murid sahabat Nabi, yang
mendengarnya dikutip oleh sahabat Nabi Anas bin Maalik dari Nabi Muhammad SAW.
(R).

KOMPONEN

AH adeethterdiri dari dua bagian utama:Sanad(‫)ﺍﻟﺴﻨﺪ‬dan itumatn.(‫)ﺍﳌﱳ‬

ItuSanad(disebut jugaIsnaad)
Daftar perawi perkataan atau tindakan Nabi (R)disebut Sanad. Misalnya saja di
atasH adeethituSanadadalah: “Musaddad memberitahu kami hal itu

12(Shahih Al-Bukhari(Arab-Inggris), vol.1, hal.19, no.12). Itu juga dikumpulkan oleh Muslim (Shahih Muslim(

Terjemahan Bahasa Inggris), vol.1, hal.31, no.72).


YaH yaa memberitahunya dari Syu'bah dari Qataadah dari Anas dari Nabi
(R)bahwa dia berkata:”

Itumatn
Teks dariH adeethatau apa yang Nabi (R)benar-benar dikatakan atau dilakukan disebut matn.Misalnya saja
di atasH adeethitumatnadalah: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk
saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri.”
3.2 KOMPILASI HADIET

I. Era Nabi
Semasa hidup Nabi (R)tidak ada kebutuhan mendesak untuk menuliskan semua
pernyataannya atau mencatat tindakannya karena dia hadir dan bisa saja hadir
dikonsultasikan kapan saja. Faktanya, Nabi (R)dirinya membuat larangan umum
untuk menuliskan pernyataan-pernyataannya selain Al-Qur'an itu sendiri.1Dia
dilaporkan mengatakan, “Jangan menulis apapun dariku selain Al-Qur'an. Jika
Anda melakukannya, hapuslah.Hal ini untuk mencegah kemungkinan tertukarnya
Al-Qur'an dengan perkataannya sendiri pada masa turunnya wahyu. Akibatnya,
penekanan terbesar dalam menulis ditempatkan pada pencatatan ayat-ayat Al-
Qur'an. Namun banyak riwayat shahih yang dikumpulkan oleh para ulamaHadits,
itu membuktikan hal ituHaditsbahkan dicatat secara tertulis
pada masa hidup Nabi (R).Misalnya, 'Abdullaah bin 'Amr berkata: “Saya
Aku menulis segala sesuatu yang kudengar dari Rasulullah (R)dengan maksud untuk
menghafalkannya. Akan tetapi, sebagian orang Quraisy melarangku melakukan hal tersebut
dengan berkata, 'Apakah kamu menulis semua yang kamu dengar darinya, sedangkan
Rasulullah adalah manusia yang berbicara dalam keadaan marah dan senang?' Jadi saya
berhenti menulis, dan menceritakannya kepada Rasulullah (R).Dia menunjuk dengan jarinya ke
mulutnya dan berkata: 'Menulis! Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, hanya kebenaran
yang keluar darinya.'2

Aboo Hurairah berkata: Ketika Makkah ditaklukkan, Nabi (SAW).R)berdiri dan


memberikan khotbah [Aboo Hurairah kemudian menyebutkan khotbah tersebut]. Seorang
pria dari Yaman bernama Aboo Shaah bangkit dan berkata, “Ya Rasulullah! Tulislah
turun untukku.” Rasulullah (R)menjawab, “Tuliskan untuk Aboo Shaah.”3
Al-Waleed bertanya kepada Aboo 'Amr, “Apa yang mereka tulis?” Dia menjawab, “Khotbah
yang dia dengar hari itu.”4

Aboo Qaabeel berkata: Kami bersama 'Abdullaah ibn 'Amr ibn al-'AaS dan dia

1Shahih Muslim,zuhd, 72. Ini satu-satunya yang aslihaditsmengenai topik ini dan al-Bukhaaree serta

yang lain menganggapnya sebagai pernyataan Aboo Sa 'eed sendiri yang secara keliru dikaitkan
dengan Nabi (R).MelihatKajian Metodologi dan Sastra Hadits,P. 28.
2Sunan Abu Dawud,jilid. 3, hal. 1035, tidak. 3639 dan diautentikasi diShahih Sunan
Abee Daawood,jilid. , P. , no.3099. Kumpulan Hadits 'Abdullaah bin 'Amr dikenal
dengan sebutanas-Shahifah as-Saadiqah.
3Sunan Abu Dawud,jilid. 3, tidak. 3641 dan diautentikasi diShahih Sunan Abee
Daawood,jilid. , P. , TIDAK. 3100.
4 Ibid. jilid. 3 tidak. 3642 dan diautentikasiShahih Sunan Abee Daawood,TIDAK. 3101.
ditanya kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu Konstantinopel atau Roma? Maka
'Abdullah meminta sebuah peti yang tersegel dan dia berkata, "Keluarkan buku itu dari dalamnya."
Kemudian 'Abdullah berkata, “Saat kami bersama Rasulullah (R)menulis,
Rasulullah (R)ditanya, “Kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu,
Konstantinopel atau Roma?” Jadi Rasulullah (R)dikatakan: "Kota Heracilius akan
ditaklukkan terlebih dahulu.” artinya Konstantinopel.”5

II. Era Para Sahabat6


Setelah wafatnya Nabi (R)perkataan dan tindakannya menjadi semakin penting
karena dia tidak lagi berada di sana untuk berkonsultasi ketika masalah muncul.
Praktik narasi dalam skala besar dimulai pada periode ini. Misalnya saja ketika
Nabi (R)meninggal, para Sahabat berdebat tentang di mana akan menguburkannya. Perdebatan ini
berakhir ketika Aboo Bakr memberi tahu mereka bahwa Nabi (R)telah mengatakan, "Para nabi
harus dikuburkan dimanapun mereka meninggal.” Maka kuburan digali tepat di bawah tempat
tidur tempat dia meninggal di rumah 'Aa'ishah. Pada periode ini sejumlah pemimpin
Sahaabah menulishaditss Nabi (R).
Berikut ini hanyalah beberapa perawi hadis Nabi terkemuka yang
diketahui telah mencatatnya secara tertulis.
Aboo Hurairahkepada siapa 5374 saluranhaditsnarasi dikaitkan, sebenarnya
diriwayatkan 1236hadits.H asan di 'Amr ad-Damaree melihat banyak buku
miliknya.7
'Abdullah bin 'Abbaaskepada siapa 1660 saluran narasi digunakan untuk menulis apa pun
yang didengarnya8dan bahkan mempekerjakan budaknya untuk merekamnya.9

'Abdullah bin 'Amr bin al-'AaS kepada siapa 700 saluran diatribusikan
diketahui dalam buku rekamanhaditssemasa hidup Nabi dengan gelarnya AS -
S AH eefah aS -S AH yaH ah.
Aboo Bakardilaporkan telah menuliskan lebih dari 500 ucapan Nabi (saw) yang
berbeda.R).

Shahih:Musnad Ahmad(2/176),Sunan ad-Daarimee(1/126) danMustadrak al


5
Haakim(3/422).
6Para murid atau para sahabat Nabi (R),as-Sahaabah, kadang-kadang disebut sebagai generasi pertama
Islam. Barangsiapa yang mempunyai keistimewaan bertemu dengan Nabi (saw).R)dan meninggal karena
beriman kepadanya tergolong Sahaabee misalnya Aboo Bakr dan Ibnu 'Abbaas.
7Gemuk'H al-Baaree,jilid 1, hal. 217.
8 T abaqaat ibn Sa'd,jilid. 2, hal. 123.
9 Tarateeb,oleh al-Kattaanee, vol. 2, tidak. 247.
Ibn al-Jawzee, yang memberikan daftar semua sahabat yang terkait tradisi,
memberikan nama sekitar 1.060 bersama dengan jumlahH adeethdihubungkan oleh
masing-masing. 500 hanya terkait 1H adeethsetiap; 132 masing-masing hanya terkait
2; 80 terkait 3; 52 terkait 4; 32 terkait 5; 26 terkait 6; 27 terkait 7; 18 terkait 8; 11 terkait
9; 60 berhubungan antara 10 dan 20; 84 berhubungan antara 20 dan 100; 27
berhubungan antara 100 dan 500 dan hanya 11 berhubungan dengan lebih dari 500
dimana hanya 6 berhubungan dengan lebih dari 1.000H adeeth,dan mereka biasa
disebut sebagaimukaththiroon(para reporter dari banyak tradisi). Hari ini, lulusan
perguruan tinggiH adeethdi Universitas Islam Madinah diwajibkan hafal 250H adeeth
selama masing-masing empat tahun studinya (yaitu, total 1.000H adeeth).

Dari uraian di atas, dapat dengan mudah dilihat bahwa kurang dari 300 sahabat yang
menceritakan sebagian besar tradisi.10

AKU AKU AKU. Era Tabi'un1)11 st Abad Hijrah)

Setelah Islam menyebar ke Timur Tengah, India, Afrika Utara dan narasinyaHadits
sudah meluas, muncullah orang-orang yang mulai menciptakanHaditsS. Untuk
mengatasi perkembangan ini, Khalifah 'Umar ibn Abdul-Azeez (memerintah 99 hingga
101 H - 71 8 hingga 720 M) memerintahkan para ulama untuk menyusun
tradisi Nabi (R).Para ulama sudah mulai menyusun buku-buku yang berisi data
biografi berbagai perawiHaditsuntuk mengungkap para pembohong dan
pembuatnya. Aboo Bakr binH azm (w.120/737) termasuk di antara mereka yang
diarahkan oleh Khalifah untuk menyusunHadits. Khalifah 'Umar memintanya
untuk menuliskan semuanyahadits Sdari Nabi (R)dan 'Umar bin al-Khatt aab dan
memberi perhatian khusus pada pengumpulanhadits Sdari 'Amrah binti 'Abdir-
Rahmaan, yang pada saat itu adalah penjaga riwayat 'Aa'ishah yang paling
dihormati. Sa'd ibn Ibrahim dan Ibnu Shihaab az-Zuhree juga diminta untuk
menyusun buku dan az-Zuhree menjadi penyusun pertama kitab tersebut.hadits
untuk mencatat biografi para narator dengan referensi khusus pada karakter dan
kejujuran mereka. Pada periode ini kompilasi sistematishaditsdimulai dalam skala
yang cukup luas.

10 Sastra Hadits,hal.18-19.
11 Generasi yang mengikuti para sahabat yang belajar di bawah bimbingan mereka disebut sebagai Tabi'un
(pengikut atau penerus) misalnya Aboo Haneefah dan Mujaahid.
Namun di kalangan santri para sahabat banyak yang mencatathaditss dan
mengumpulkannya dalam buku. Berikut ini adalah daftar 12 narator teratashadits
di antara para sahabat Nabi dan murid-muridnya yang riwayatnya dalam bentuk
tertulis.
12
Aboo Hurairah (5374) :Sembilan muridnya tercatat pernah menulis
haditsdari dia.
Ibnu 'Umar (2630):Delapan muridnya menulishaditsdari dia.
Anas bin Malik (2286):Enam belas muridnya pernahhaditsdalam bentuk tertulis
darinya.
'Aa'ishah binti Abee Bakr (2210):Tiga muridnya memilikinyahaditsdalam bentuk
tertulis.
Ibnu 'Abbaas (1660):Sembilan muridnya merekamnyahaditsdalam buku. Jaabir bin

'Abdillaah (1540):Empat belas muridnya menuliskannyahadits. Aboo Sa'eed al-Khudri

(1170):Tidak ada satu pun muridnya yang menulis. Ibnu Mas'ood (748):Tidak ada satu pun

muridnya yang menulis.

'Abdullah bin 'Amr bin al-'AaS (700):Tujuh muridnya memilikinyahadits dalam bentuk
tertulis.

'Umar bin al-Khatt aab (537):Dia mencatat banyak halhaditss dalam surat resmi.

'Alee bin Abee Taalib (536):Delapan muridnya merekamnyahaditssecara


tertulis.
Aboo Moosaa al-Ash'aree (360):Beberapa miliknyahaditsberada dalam kepemilikan
Ibn 'Abbaas secara tertulis.

Al-Barraa bin 'Aazib (305):Diketahui telah mendiktekan narasinya.

Dari sembilan murid Aboo Hurairah diketahui pernah menulishadits,H Buku ammaam ibn
Munabbih masih bertahan dalam bentuk manuskrip dan telah diedit oleh Dr. Muhammad
Hamidullah dan diterbitkan pada tahun 1961 di Hyderabad, India.13

12Jumlah totalH adeethatau lebih tepatnya, saluran narasiH adeethdianggap berasal dari
rekannya.
13 Studi Sastra Hadits Awal,P. 38.
IV. Era Taabi'ut-Taabi'een2)14 dan Abad)

Pada periode setelah masa Taabi'un,Haditss dikumpulkan secara sistematis


dan ditulis dalam teks. Salah satu karya paling awal adalahal-Muwatta disusun
oleh Maalik bin Anas. Buku lain darihaditsjuga ditulis oleh ulama pada masa
Maalik seperti al-Awzaa'ee yang tinggal di Syria, 'Abdullaah ibn al-Mubaarak
dari Khurasan,H ammaad ibn Salamah dari Basrah dan Sufyaan ath-Thawree
dari Kufah. Namun, satu-satunya karya yang bertahan pada masa itu adalah
karya Imaam Maalik. Dapat dikatakan bahwa pada periode ini mayoritashadits
s dikumpulkan di berbagai pusat Islam.
Alasan mengapa ketiga generasi ini mendapat perhatian khusus adalah
karena Nabi (R)dilaporkan mengatakan, “Generasi yang paling baik adalah generasiku,
kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” Melalui tiga generasi
inilah hal itu terjadihaditspertama kali disampaikan secara lisan dan tulisan, hingga
terkumpul seluruhnya menjadi kumpulan-kumpulan dalam skala yang luas dan
sistematis.

V. Era Para Shahih (3rdAbad Hijrah)


Pada abad ketiga, muncullah para cendekiawan yang melakukan penelitian kritis
terhadap ilmu pengetahuanHaditss yang diriwayatkan dan disusun dalam dua abad
pertama. Mereka juga mengelompokkanHaditss yang mereka anggap akurat menurut
cabang Hukum Islam. Misalnya Dari periode ini adalah kitab Shahih al-Bukharee yang
berisi 7.275Haditsyang dipilih al-Bukhaari (meninggal 870 M) dari 600.000 dan Shahih
Muslim yang berisi 9.200Haditss yang dipilih Imam Muslim dari 300.000. Selain kedua
karya tersebut Hadits, ada empat karya lain yang menjadi terkenal pada periode ini.
Mereka adalah empat sunan yaitu Aboo Dawud (meninggal tahun 889 M), at-Tirmithee
(meninggal tahun 893 M), an-Nasaa'ee (meninggal tahun 916 M) dan Ibnu Maajah
(meninggal tahun 908 M).

Tahapan penulisan
1. Tahap pertama meliputi masa abad pertama Hijriyah yang dimulai pada bulan
Juli tahun 622 M atau awal abad M. Merupakan masa para sahabat dan
penerusnya yang sering disebut dengan zaman para sahabat.Shahihah, yaitu
lembaran atau semacam bahan tulis seperti tulang belikat atau

14Generasi murid penerus Taabi'un disebut sebagai penerus penerus Taabi'ut-


Tabi'een misalnya Maalik bin Anas.
perkamen di mana sejumlahhaditsditulis. MisalnyaShahihahAboo
Bakr danSaheefah Saadiqahdari 'Abdullah bin 'Amr. Tujuan tahap
pertama adalah merekamhaditstanpa format tertentu.
2. Periode kedua meliputi pertengahan abad kedua Hijriyah yang disebut dengan tahapMu
S annaf(yaitu pekerjaan terorganisir yang diklasifikasikan). Tahap kedua mewakili
kompilasi yang direncanakanhaditsdikelompokkan dalam judul yang menunjukkan
pokok bahasannya. MisalnyaMuwattaMalik

3. Tahap ketiga dikenal dengan tahapMusnad(kompilasi darihadits sesuai dengan


nama pendampingnya). Tahap ini dimulai pada akhir abad kedua Hijriah,
misalnyaMusnad Ahmad.
4. Tahap keempat dan terpenting disebut tahapShahih. Tahap ini dimulai
pada paruh pertama abad ketiga H (9thabad M) dan tumpang tindih
dengan periode musnad misalnyaShahih al-Bukharee, Shahih Muslim
DanShahih Ibnu Khuzaymah.

Anda mungkin juga menyukai