Teks Fiksi
Teks Fiksi
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
Pastiin jawabannya bener dengan cara lihat kunci dan Kalau mau download soal lebih banyak lagi, buka
pembahasan soal ini di dengan masukin kode 002066 ke search box. lewat ya!
zenius.net/bahas zenius.net/download-
soal/
1991
Aku mengenal Kasih Kinanti setahun lalu di kios Mas Yunus, langganan kami berbuat dosa. Di sanalah kawan-
kawan sesama pers mahasiswa diam-diam menggandakan beberapa bab novel Anak Semua Bangsa dan berbagai buku
terlarang lainnya. Seingatku, Kinan tengah membuat fotokopi buku-buku karya Ernesto Laclau dan Ralph Miliband yang
akan menjadi bahan diskusi. Sebetulnya aku pernah bertemu Kinan sekilas di beberapa acara pers mahasiswa di kampus,
tapi aku hanya mengenalnya sebagai Kasih Kinanti dan ternyata dia juga sudah mengetahui namaku dari beberapa
tulisanku di koran mahasiswa Aulagung.
***
“Coba gambarkan peta bagaimana seseorang yang berangkat dari kampus bisa mencapai rumah ini?” [tanya
Daniel].
Sebelum Kinan membuka mulutnya, Alex segera membalas dengan sigap lengkap dengan irama dan aksen Flores
yang merdu.
“Jalan Godean terus saja sampai pasar, lalu belok kanan ke arah utara. Lima kilometer nanti bertemu
perempatan, kau akan menemukan sebatang pohon beringin. Belok kiri, 300 meter dari sana masuklah ke Desa Pete,
jalan terus melalui sekolah taman kanak-kanak yang berpagar merah, terus saja mengikuti jalan yang menurun. Nanti
masuk lagi ke gang yang agak sempit, terus saja, nah, rumah di sebelah kiri, dengan patokan sebuah pohon beringin lain
yang jauh lebih besar dan tua dan akar yang menggapai tanah.”
Jawaban Alex bukan melegakan Daniel, tapi malah membuat wajah Manado yang putih itu menjadi merah. Daniel
mempersoalkan bagaimana bisa mencapai rumah hantu itu jika untuk mengucapkan arah jalannya saja sudah makan
waktu 15 menit.
Bagaimana caranya kami menyampaikan informasi kepada kawan-kawan bahwa kini diskusi dan sekretariat
mahasiswa Winatra sudah pindah ke tengah hutan Desa Pete?
“Soal jarak dan keruwetan arah….”, Kinan menatap wajah Daniel yang tampaknya belum puas, “justru itu
kelebihannya. Karena rumah hantu ini tersembunyi, kita akan aman. Rasanya para lalat itu akan sukar menemukan desa
ini. Kita bebas mendiskusikan buku siapa saja, apakah karya Laclau atau Ben Anderson, atau bahkan novel Pak Pramoedya
akan menghirup udara merdeka di sini.”
No. 1
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
Ungkapan langganan kami berbuat dosa pada paragraf pertama merujuk pada ….
No. 3
Mengapa Kinan dan teman-temanya memilih rumah yang tersembunyi sebagai sekretariat mahasiswa Winatra?
No. 4
No. 5
Sunu adalah salah satu mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mahasiswa Winatra. Ia hendak kembali ke kampusnya
setelah mengikuti diskusi di sekretariat yang baru. Dia berjalan seorang diri. Ketika sampai di TK yang berpagar merah,
Sunu lupa arah. Manakah arah yang tepat menuju Jalan Godean dari TK tersebut?
A. Belok kiri setelah 300 meter, lalu akan menemui perempatan. Kemudian jalan sepanjang 5 km, belok kanan ke
arah utara sampai menemui pasar. Lalu lurus terus sampai Jalan Godean.
B. Belok kanan setelah 300 meter, lalu akan menemui perempatan yang terdapat pohon beringin. Kemudian jalan
sepanjang 5 km, belok kiri sampai menemui pasar. Lalu lurus terus sampai Jalan Godean.
C. Jalan lurus sampai perempatan yang terdapat pohon beringin. Belok kiri, lalu jalan sepanjang 5 km. Kemudian
belok kiri, jalan terus sampai menemui pasar. Lalu, lurus lagi sampai Jalan Godean.
D. Jalan lurus sampai perempatan yang terdapat pohon beringin. Belok kanan, lalu jalan sepanjang 5 km. Kemudian
belok kanan ke arah utara, jalan terus sampai menemui pasar. Lalu, lurus lagi sampai Jalan Godean.
E. Jalan lurus sampai perempatan yang terdapat pohon beringin. Belok kanan, lalu jalan sepanjang 5 km. Kemudian
belok kiri, jalan terus sampai menemui pasar. Lalu, lurus lagi sampai Jalan Godean.
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
Orang gila itu tidak bernama, sedang duduk di pojok jalan raya…. Jauh di sana, salak senapan bersahutan seperti
para serigala di malam purnama. Orang-orang penghuni kota mungil itu ribut berlarian dengan teriak-teriakan yang tidak
mungkin dipahami si Orang Gila. Mereka menjinjing barang-barang yang dikemas dalam buntalan-buntalan kecil dan
keluar rumah dalam gerakan-gerakan bergegas.
***
Setelah beberapa hari berlalu, kini ia merasa lapar. Di kota kecil yang mati itu ia terseok sendirian, mencoba
mengais sampah. Tiada juga ada makanan. Ia telah kalah gesit dengan tikus-tikus dan kucing liar. Tak ada lagi Cut Diah
berbaik hati memberinya makanan. Juga tak ada Wak Haji yang kerap memberinya roti dari toko.
Ia terdampar kemudian di sebuah bangunan sekolah yang separuh hangus terbakar…. Foto presiden (presiden lama
yang sudah terguling, bukan karena penguasa sekolah tidak tahu keberadaan presiden yang baru, tapi hal sepele
mengganti foto tidak sempat mampir di ingatannya) masih tergantung sebelum dilalap api.
***
Matanya nanar menatap perkampungan dan bibirnya bergetar hebat. Di sanalah, di sanalah, otaknya bekerja
dengan susah payah, di sanalah kau bisa temukan makanan untuk menunaikan tugas besar kehidupan: berperang
melawan kematian.
Ia tak menemukan apa-apa untuk dimakan. Apa pun isi rumah tersebut tentunya telah dibawa oleh si pemilik. Dan
kalau saja ada satu hal yang tersisa, tentu telah digondol para prajurit yang menjarah… Si Orang Gila itu lapar dan
tergeletaklah. Ia mulai mengerang.
1999
Sumber: Cerpen “Hikayat Si Orang Gila” karya Eka Kurniawan
No. 6
IV. Kota itu bertambah kacau karena terdapat bangunan publik yang dibakar.
Pernyataan yang tepat untuk menggambarkan isi cuplikan cerpen tersebut adalah ….
V No. 7
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
A. tempat sampah
B. rumah warga
C. sekolah
D. toko roti
E. desa
No. 9
No. 10
Manakah pernyataan yang tidak tepat terkait unsur cerita pada cuplikan cerpen tersebut?
A. Latar tempat cerpen tersebut adalah sebuah kota kecil yang sedang kacau.
B. Tokoh utama dalam cerpen tersebut digambarkan sebagai orang berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya.
C. Pemerintah adalah tokoh antagonis dalam cerpen tersebut.
D. Alur cerita yang digunakan penulis adalah alur maju, yaitu dimulai dari si Orang Gila mencari makan sampai dia
meninggal.
E. Cerita pendek tersebut memakai latar belakang suasana kekacauan politik.
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
No. 11
A. Ia memikirkan pekerjaannya yang belum selesai sehingga membuat dia pening dan berkunang-kunang.
B. Karyamin merasa kelelahan dan tidak sehat setelah seharian bekerja keras.
C. Di sepanjang jalan, Karyamin merasa tubuhnya sangat lemah karena dia menahan harus lapar.
D. Karyamin ragu untuk makan di warung karena utang dia kepada Saidah sudah menumpuk.
E. Karyamin khawatir bertemu dengan Pak Pamong di tengah sehingga ia terburu-buru pulang walaupun dalam
kondisi lemah.
No. 12
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
A. Pengumpul batu
B. Pengepul batu
C. Tengkulak batu
D. Kuli bangunan
E. Kuli panggul
No. 14
No. 15
Berilah tanda centang (√) pada kolom BENAR atau SALAH setiap pernyataan tentang makna senyuman Karyamin ketika
berhadapan dengan Pak Pamong
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
Dua puluh tiga rumah berada di pedukuhan itu, dihuni oleh orang-orang seketurunan. Konon, nenek moyang
semua orang Dukuh Paruk adalah Ki Secamenggala, seorang bramacorah yang sengaja mencari daerah paling sunyi
sebagai tempat menghabiskan riwayat keberandalannya. Di Dukuh Paruk inilah akhirnya Ki Secamenggala menitipkan
darah dagingnya. Semua orang di Dukuh Paruk tahu Ki Secamenggala, moyang mereka, dahulu menjadi musuh
kehidupan masyarakat. Tetapi mereka memujanya.
Satu dua orang telah datang membeli bongkrek. Istri Santayib melayani mereka. Hari itu tak terjadi kelainan di
permukiman terpencil itu.
Namun, semuanya berubah menjelang tengah hari. Seorang anak berlari-lari dari sawah sambil memegangi
perut. Di depan pintu rumahnya dia muntah, terhuyung, dan jatuh pingsan. Ibunya yang sudah mulai merasakan sakit
menyengat kepalanya menjerit dan memanggil para tetangga. Sebelum para tetangga datang, anak itu telah meregang
nyawa. Bahkan ibunya pun jatuh tak sadarkan dengan rona biru di wajahnya. Ibu dan anak terkulai tak sadarkan di tanah.
Jerit dari rumah pertama memulai kepanikan di Dukuh Paruk.
Kebodohan memang pusaka khas Dukuh Paruk. Namun, setidaknya orang-orang di sana bisa berpikir mencari
sebab malapetaka hari itu. Tidak semua warga Dukuh Paruk pusing, muntah, lalu terkulai. Ada sementara mereka yang
tetap segar. Dan mereka adalah orang-orang yang tidak makan tempe bongkrek.
Dalam haru biru kepanikan itu, kata-kata wuru bongkrek mulai diteriakkan orang. Santayib pembuat tempe
bongkrek itu sudah mendengar teriakan demikian. Hatinya ingin dengan sengit membantahnya. Namun, nuraninya juga
berbicara. Pergulatan berkecamuk sendiri di hati ayah Srintil itu.
Maut bekerja dengan sabar dan pasti. Maut telah berpengalaman dalam pekerjaannya sejak kematian yang
pertama. Tanpa terganggu oleh jerit dan ratap tangis, maut terus menjemput orang-orang Dukuh Paruk. Hari itu sembilan
orang dewasa meninggal. Juga sebelas anak-anak tidak tertolong. Belasan anak lainnya menjadi yatim piatu pada hari
yang sama.
No. 16
No. 17
Berikut ini adalah gejala yang dialami orang-orang di Dukuh Paruk pada siang itu, kecuali ….
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati
UTBK - PBM, PPU, dan Literasi Bahasa
Indonesia
Literasi Bahasa Indonesia
Teks Fiksi
Berdasarkan hipotesis orang-orang Dukuh Paruk, manakah pernyataan yang benar berkaitan dengan keracunan dan
tempe bongkrek?
A. Orang Dukuh Paruk yang keracunan siang itu tidak semuanya makan tempe bongkrek.
B. Sebagian orang Dukuh Paruk yang tidak merasakan gejala keracunan memakan tempe Bongkrek.
C. Semua orang Dukuh Paruk yang mengalami gejala keracunan pagi itu memakan tempe bongkrek.
D. Ada orang Dukuh Paruk yang memakan tempe bongkrek, tetapi tidak mengalami gejala keracunan.
E. Beberapa orang Dukuh Paruk yang makan tempe bongkrek tidak mengalami gejala keracunan.
No. 19
No. 20
Pada paragraf terakhir, Ahmad Tohari menggunakan perumpamaan. Kesan apa yang ingin ditampilkan Tohari?
Halaman
Link pembahasan soal
zenius. @zeniuseducati