Anda di halaman 1dari 21

JURNAL

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA IV : FILUM COELENTERATA

OLEH:
NADA JUWITA
D061201010

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
COELENTERATA

Nada Juwita’1, Muh.Fikri2


1
Praktikan Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa” yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau
bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisasisa hewan
atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Fosil terbagi atas beberapa filum yaitu filum
Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelmintes, Annelida, Molusca, Arthropoda,
Echinodermata, dan Chordate. Namun dalam praktikum ini khusus untuk membahas filum
Coelenterata. Praktikum paleontologi dalam acara filum Coelenterata ini bermaksud
untuk memberikan pemahaman kepada praktikan agar dapat praktikan mengembangkan
pemahaman tentang filum coelenterata dengan tujuan praktikan dapat mengetahui klasifikasi dari
filum coelenterata, untuk mengidentifikasi dan mengenali bentuk-bentuk fosil, untuk mengetahui
manfaat dari fosil. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu melakukan pendeskripsian
sebanyak 7 sampel fosil yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pendahuluan > praktikum
> asistensi > penyusunan jurnal. Adapun hasil yang didapatkan, yaitu sampel fosil Pachyteichisma
Iopas Q. dengan kelas Hexactinellida, Cnemidiastrum Rimulosum (GOLDF) dengan kelas
Demospongia, Hyalotragos Rugosum (MSTR.) dengan kelas Hexactinellida, Cyclolites Ellipticus
(LAM). dengan kelas Demospongia, Cnemidiastrum Rimulosum (GOLDF) dengan kelas
Demospongia, Stellispongia Glomerata Q. dengan kelas Calcarea, Verruculina Tenuis dengan kelas
Calcarea.

Kata kunci: Fosil, Taksonomi, Coelenterata

I. Pendahuluan serta lingkungan kehidupannya


1.1. Latar Belakang (paleoekologi) selama umur bumi
Paleontologi adalah ilmu yang atau dalam skala waktu geologi
mempelajari tentang bentuk-bentuk terutama yang diwakili oleh fosil.
kehidupan yang pernah ada pada Paleontologi menggunakan
masa lampau termasuk evolusi dan fosil atau jejak organisme yang
interaksi antar satu dengan lainnya
terawetkan di dalam lapisan kerak Salah satu bagian dalam
bumi, yang terawetkan oleh proses- mempelajari ilmu paleontologi yaitu
proses alami, sebagai sumber utama mengetahui filum dari spesies-
penelitian. spesies yang menjadi fosil, yaitu
Adanya kehidupan di Bumi filum Protozoa, Bryozoa,
ditandai dengan ditemukannya fosil Coelenterata, Coelenterata,
makhluk hidup. Pengenalan fosil Brachiopoda, Mollusca,
sangat penting agar mengetahui Echinodermata, dan Arthropoda.
kondisi kehidupan pada masa Dari filum-filum itu, kita dapat
lampau. Dalam mempelajari ilmu mengetahui bagaimana keadaan
tentang fosil, terlebih dahulu kita lingkungan tempat tinggal organisme
harus mengetahui proses ini pernah hidup. Selain itu, kita
terbentuknya fosil tersebut, unsur dapat mengetahui komunitas apa saja
yang terkandung di dalam fosil yang hidup di sekitar fosil ini pada
tersebut, dan dimana lingkungan waktu itu serta kegunaan lain dari
hidup dari fosil itu sebelumnya. filum-filum tersebut. Pada
Dalam mempelajari fosil, kita dapat kesempatan ini akan dilakukan
menentukan umur suatu lingkungan. praktikum tentang filum
Dengan mendeskripsikan fosil, kita Coelenterata.
juga dapat mengetahui bagaimana 1.2. Maksud dan Tujuan
kondisi lingungan pada saat fosil Adapun maksud diadakannya
tersebut masih hidup. praktikum ini ialah agar praktikan
Ada fosil yang merupakan sisa- mengembangkan pemahaman
sisa kehidupan dari hewan, adapun tentang filum coelenterata. Tujuan
dari tumbuhan. Fosil yang dari praktikum ini ialah
merupakan sisa-sisa kehidupan dari 1. Untuk mengetahui apa itu
hewan disebut filum. Sedangkan Filum Coelenterata
fosil yang merupakan sisa-sisa 2. Untuk mengetahui ciri – ciri
kehidupan dari tumbuhan disebut dari filum Coelenterata
divisi. 3. Untuk mengetahui manfaat
dari filum Coelenterata
II. Tinjauan Pustaka berfungsi sebagai mulut
2.1 Coelenterata (dikelilingi oleh tentakel)
Secara umum Coelenterata 2. Termasuk fauia invertebrata
(Cnidaria) adalah hewan invertebrata (tidak bertulang belakang).
yang mempunyai rongga dengan 3. Dinding tubuh terdiri dari:
bentuk tubuh seperti tabung dan epidermis (ekstoterm) dan
mulut yang dikelilingi tentakel. endodermis (gastroderm)
Filum Coelenterata berasal dari lapiran dalam.
bahasa Yunani, yaitu Coelenteron 4. Mulut langsung berhubungan
yang artinya rongga. Sehinga dapat dengan rongga
didefinisikan Coelenterata Gastrovasekule>>enteron.
merupakan hewan invertebrata yang 5. Disekitar mulut terdapat
memiliki rongga tubuh yang tentakel yang berfungsi sebagai
berfungsi atau digunakan sebagai anus.
alat pencernaan (gastrivaskuler). 6. Mempunyai 2 bentuk, yaitu
Tubuh hewan berongga terdiri dari Polyp berbentuk seperti tabung
jaringan luar (eksoderm), jaringan dan Medua seperti payung.
dalam (endoderm), dan sistem otot 7. Hidup secara sessile atau
yang membujur dan menyilang. tertambat di dasar laut.
Contoh hewan berongga antara lain
2.3 Bentuk Tubuh Filum
ubur-ubur, hydra, dan anemon laut.
Coelenterata
(Amin, 2018).
Menurut Tim Asisten
2.2 Ciri-Ciri Filum Coelenterata
Paleontologi 2023 Universitas
Menurut Tim Asisten
Hasanuddin dalam buku "Penuntun
Paleontologi 2023 Universitas
Praktikum Paleontologi", bagian-
Hasanuddin dalam buku "Penuntun
bagian tubuh dari filum Coelenterata
Praktikum Paleontologi", ciri-ciri
adalah sebagai berikut:
umum dari filum coelenterata adalah
1. Oral disk : lingkaran
sebagai berikut:
terluar dari tubuh fosil yang
1. Bentuk simetri radial/biradial,
menyerupai disk
dengan satu lubang yang
2. Oral opening : lingkaran yang aseksual dan tahap medusa
terdalam dari tubuh fosil yang yang seksual. Contohnya adalah
merupakan tempat masuknya Obelia sp, dan Hydra sp. (Tim
air dan mineral Asisten, 2023).
3. Holdfast : bagian tubuh
2. Scyphozoa
fosil yang tertambat
Ciri utama dari kelas ini adalah
bentuk tubuh medusa lebih dominan
daripada bentuk polipnya dan
memiliki lapisan mesoglea yang
tebal. Medusa tersebut dapat
mengapung dan berenang bebas di
dalam air. Tentakel-tentakelnya
mengandung knidoblas yang pada
Gambar 2.2. Bentuk Tubuh Filum beberapa spesies dapat menyebabkan
Coelenterata
rasa sakit. (Pujiyanto, 2018).
2.4 Klasifikasi Filum Karena bentuk tubuhnya yang
Coelenterata menyerupai mangkuk atau cawan
Berdasarkan bentuk tubuhnya, transparan, sehingga sering disebut
filum Coelenterata dibagi menjadi ubur-ubur mangkuk. Permukaan
tiga kelas, yaitu Hydrozoa, tubuh bagian bawah terdapat rongga
Scyphozoa, dan Anthozoa. mulut yang dikelilingi empat
1. Hydrozoa tentakel. Mulut ini berhubungan
Hewan dalam kelas Hydrozoa dengan rongga pencernaan.
ada yang hidup soliter dan ada yang Contohnya adalah Aurelia aurita.
hidup berkoloni. Hyrdrozoa yang (Tim Asisten, 2023).
soliter mempunyai bentuk polip, 3. Anthozoa
sedangkan yang berkoloni dengan Semua anggota kelas Anthozoa
bentuk polip yang dominan dan tidak memilki bentuk medusa dan
beberapa jenis membentuk medusa. hanya ditemukan di laut. Umumnya
Beberapa jenis Hydrozoa mengalami mereka hidup membentuk
dua siklus hidup yaitu tahap polip
koloni.Contoh spesies dari kelas ini a) Untuk mengidentifikasi unit-unit
adalah Anemon laut. (Pujiyanto, stratigrafi permukaan bumi, atau
2018). untuk mengidentifikasi umur
relatif clan posisi relatif batuan
2.5 Manfaat Coelenterata
yang mengandung fosil.
Manfaat hewan dari filum ini
b) Identifikasi ini dapat dilakukan
adalah sebagai penyusun taman laut
dengan mempelajari fosil
yang sangat indah karena Anemon
indeks.
laut memiliki tentakel yang warna
c) Menjadi dasar dalam
warna yang sangat menarik. Hewan
mempelajari paleoekologi dan
dari filum Coelenterata
paleoklimatologi. Struktur dan
menghasilkan sekret yang
distribusi fosil diasumsikan
selanjutnya menjadi massa yang
dapat mencerminkan kondisi
keras dan tahap terhadap hempasan
lingkungan tempat tumbuhan
ombak sehingga berfungsi sebagai
tersebut tumbuh dan
pelindung pantai, tempat berlindung
bereproduksi.
ikan, tempat mencari makan, dan
d) Untuk mempelajari
tempat bertelur beberapa jenis biota
paleofloristik, atau kumpulan
laut. (Pujiyanto, 2018).
fosil tumbuhan dalam dimensi
Berdasarkan cara hidupnya
ruang dan waktu tertentu. Hal ini
yang tertambat di dasar laut maka
dapat memberikan gambaran
dapat digunakan sebagai penciri
mengenai distribusi populasi
kehidupan terumbu karang di laut
tumbuhan dan migrasinya,
sehingga kehadirannya sangat
sebagai respon terhadap
membantu dalam lingkungan
perubahan yang terjadi pada
pengendapan serta umur batuan.
lingkungan masa lampau.
(Tim Asisten, 2022).
e) Menjadi dasar dalam
2.6 Kegunaan Fosil
mempelajari evolusi tumbuhan,
Adapun kegunaan dari fosil ialah
yaitu dengan cara mempelajari
sebagai berikut :
perubahan suksesional
tumbuhan dalam kurun waktu
geologi
f) Untuk korelasi. Kemampuan 2.7 Aplikasi Fosil Dalam Disiplin
kita untuk mengetahui Ilmu
sedimentasi batuan sangat Adapun pengaplikasian fosil
terbatas. Dengan dalam disiplin ilmu ialah sebagai
membandingkan fosil yang berikut :
terdapat di suatu tempat dengan a) Fosil Sebagai Indikator
tempat lain, kita dapat Lingkungan Pengendapan.
mengadakan korelasi. Fosil yang Dalam menentukan lingkungan
terdapat di suatu tempat karena pengendapan, fosil sangat
kesamaan-kesamaan, terpaksa berperan penting yang mana
dan harus dipersamakan dengan fosil dapat menunjukan
fosil yang terdapat di tempat lingkungan atau keadaan tempat
lain. pengendapan fosil tersebut
g) Menentukan lingkungan ditemukan. Fosil tidak mungkin
pengendapan. Fosil hanya terbentuk di sembarang tempat.
dijumpai pada batuan sedimen, Fosil dapat menunjukkan
baik sedimen kontinen maupun lingkungan pengendapan baik
marin. Suatu kehidupan akan asam maupun basa.
diendapkan pada batuan tertentu
b) Fosil Sebagai Indikator
bila batuan tersebut mengalami
Paleogeografi.Fosil berguna
pelapukan dan tererosi, maka
dalam mempelajari bentuk fisik
fosil yang berasal dari kontinen
suatu daerah di masa lampau.
mungkin tertransport dan
Fosil dapat merekonstruksi
menjadi endapan marin, jadi
suatu daerah ke zaman umur
dengan melihat fosil yang
fosil ditemukan. Dengan di
dikandung suatu sedimen, kita
temukannya fosil tersebut,
dapat mengetahui lingkungan
geologi dapat mengetahui
pengendapan batuan tersebut
bentuk daerah tersebut di masa
(Zikri, 2018).
lampau.
c) Fosil Sebagai Indikator Umur tersebut. Terkadang ditemukan
Geologi. Penentuan umur fosil organisme yang bukan
geologi dapat dilakukan dengan merupakan organisme yang
meneliti fosil. Lapisan yang berhabitat di daerah itu. Ini
mana fosil ditemukan dapat menunjukkan bahwa adanya
menjadi indikator umur fosil. migrasi suatu organisme.
Dengan mengetahui umur fosil, Disamping itu fosil juga dapat
geolog dapat memperkirakan menunjukkan ada atau tidaknya
umur suatu batuan maupun evolusi yang terjadi di daerah
lapisan. d. Fosil Sebagai ditemukannya fosil tersebut.
Indikator Proses Sejarah (Zikri, 2018).
Geologi. Fosil dapat 2.9 Pengertian Filum Coelenterata
menunjukkan proses geologi Filum Coelenterata adalah
suatu wilayah. Ditemukannya hewan yang mempunyai rongga
fosil dapat mengidentifikasi besar di tengah-tengah tubuhnya
aktivitas tektonik lempeng yang berfungsi seperti Usus pada
daerah tesebut maupun proses hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga
geologi lainnya yang mengubah itu disebut rongga Gastrovaskuler.
bentuk fisik daerah tersebut. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat
Penemuan fosil akan Tentakel disekitar mulutnya yang
mengidentifikasi jika fosil berfungsi untuk menangkap dan
tersebut telah tertransport memasukkan makanan ke dalam
ataupun telah berpindah ke tubuhnya. Tentakel yang dilengkapi
lapisan lainnya, sehingga geolog sel Knidoblas yang mengandung
dapat mengetahui proses geologi racun sengat disebut Nematokis (ciri
yang telah terjadi. khas dari hewan berongga).
Dinding tubuhnya terdiri dari 2
d) Fosil Sebagai Indikator Evolusi
lapisan yaitu:
dan Migrasi. Fosil yang
1. Ektoderm = bagian luar
ditemukan di suatu daerah tidak
2. Endoderm = bagian dalam
selalu fosil organisme native
(asli) yang menduduki daerah
Diantara dua lapisan tersebut Laboratorium Paleontologi,
terdapat lapisan tipis yang Departemen Teknik Geologi,
disebutMesoglea. Karena dinding Fakultas Teknik, Universitas
tubuhnya terdiri dari dua lapisan Hasanuddin. Adapun metode yang
kulit maka hewan itu disebut hewan dilakukan adalah menganalisis
Diploblastik sampel fosil secara langsung untuk
III Metode Penelitian pengenalan fosil, proses pemfosilan
Tabel 3.1. Flowchart dan lingkungan pengendapannya.
3.2 Tahapan Penelitian
Praktikum Paleontologi Acara
II “Filum Coelenterata” dilaksanakan
pada hari Jumat, 29 September 2023
di Laboratorium Paleontologi,
Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin. Adapun metode yang
dilakukan adalah menganalisis
sampel fosil secara langsung untuk
pengenalan, mempelajari identifikasi
fosil dan proses pemfosilannya.
3.3 Tahapan Penelitian
Pada diagram alir di atas dimulai
Metode praktikum kali ini
dengan pendahuluan, yang kemudian
menggunakan metode kualitatif,
tahap kedua analisis data yaitu
yang dimana melakukan
pemberian tugas pendahuluan, dan
pendekripsian, untuk mendapatkan
kemudian praktikum dan pembuatan
kesimpulan dalam penamaan fosil
jurnal.
yang diamati.
3.1 Metode
Pada praktikum ini, terdapat
Praktikum Paleontologi Acara
beberapa tahapan-tahapan dalam
II “Coelenterata” dilaksanakan pada
pembuatan laporan, antara lain :
hari Jumat, 29 September 2023,
pukul 13.30 – 15.30 WITA di
3.3.1 Tahap Pendahuluan asistensi terhadap laporan tersebut
kepada asisten.
Pada tahap ini, praktikan akan
3.3.5 Tahap Pengumpulan
diberi tugas pendahuluan. dimana
Laporan
pada tahap ini praktikan akan
Pada tahap ini, praktikan
mempelajari literatul-literatul yang
melakukan pengumpulan laporan
terkait dengan pembentukan fosil
yang telah di ACC oleh asisten
3.3.2 Tahap Praktikum
sebagai tahap akhir dari tahapan
Pada tahap ini, praktikan akan
penelitian.
melakukan deskripsi sampel dan
penggambaran sampel yang telah
disediakan, adapun pendeskripsian
yang dilakukan oleh praktikan yaitu
dengan menentukan taksonomi,
bentuk, proses pemfosilan, umur
tahun, dan juga lingkungan
pengendapan.
3.3.3 Analisis Data
Pada tahap ini, Pada tahapan
ini akan dilakukan analisis data
deskripsi yang telah diambil saat
praktikum. Untuk menunjang
analisis data, akan diberi bimbingan
oleh para asisten.
3.3.4 Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, praktikan akan
membuat laporan dari hasil analisis
data tadi sebagai hasil akhirnya
dalam bentuk jurnal. Dan dilakukan
IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Adapun hasil dan pembahasan pada praktikum kali ini adalah:
NO FILUM KELASTabelORDO FAMILI GENUS
4.1 Hasil Praktikum SPESIES
Cyathophy Cyathophy Cyathophyllum
713 Coelenterata Anthozoa Rogusa
llumidae llum bathycalix

Platyschis Platyschis Platyschisma


740 Coelenterata Anthozoa Rogusa
manidae ma nohtensis (KEYS)

Turbinolia Turbinolia sulcata


1840 Coelenterata Anthozoa Rogusa Turbinolia
nidae (LAM)

Cyathophy Cyathophy Cyathophyllum


395 Coelenterata Anthozoa Rogusa
llumidae llum dinanthus (GOLDF)

Spinocyrit Spinocyrit Spinocyrita


818 Coelenterata Anthozoa Rogusa
anidae a granulosa

Heliophyll Heliophyll Heliophyllum halli


841 Coelenterata Anthozoa Rogusa
umidae um (EDW. & H.)
Zaphrentisi Zaphrentis phrygia
811 Coelenterata Anthozoa Rogusa Zaphrentis
dae (FAF. & CLIFF.)
akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah
4.2 Pembahasan cekungan yang relatif stabil.
4.2.1 Fosil Peraga 818 Bersaman dengan itu, material-
material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah
cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
Foto 4.2.1 Fosil Peraga 818
material terkompaksi mengakibatkan
Fosil dengan nomor peraga pori-pori akan mengecil, air yang
818 ini berasal dari Filum terkandung di antara material-
Coelenterate, dengan kelas material akan keluar, masuklah
Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk material sementasi yang halus.
dalam Famili Spinocyritanidae, Setelah itu material mengalami
Genus Spinocyrita, dan mempunyai sementasi dan terjadi proses leaching
Spesies Spinocyrita Grabulosa. (proses pencucian fosil). Seiring
Setelah organisme ini mati, dengan berjalannya waktu, akhirnya
akan mengalami transportasi oleh organisme dan material sedimen
media geologi berupa air, angin atau terlitifikasi (pembatuan), sehingga
es ke daerah cekungan, selama organisme tersebut menjadi fosil.
tranportasi, material-material yang Adapun proses pemfosilan yang
tidak resisten terhadap pelapukan terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Tryplasma dan spesies Tryplasma
penggantian sebagian tubuh fosil loveni (EDW. & H.)
oleh mineral sehingga bentuk fosil Setelah organisme ini mati,
masih terlihat. akan mengalami transportasi oleh
Fosil ini berbentuk Konikal. media geologi berupa air, angin atau
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang es ke daerah cekungan, selama
menandakan bahwa fosil ini tranportasi, material-material yang
memiliki komposisi kimia berupa tidak resisten terhadap pelapukan
Karbonatan (CaCO3), sehingga akan mengalami pergantian terhadap
diketahui bahwa lingkungan material yang resisten terhadap
pengendapan dari fosil ini adalah laut pelapukan. Setelah itu material
dangkal, serta berdasarkan skala tersebut terendapkan pada daerah
waktu geologi fosil ini berumur 361- cekungan yang relatif stabil.
370 juta tahun (Middle Devonian). Bersaman dengan itu, material-
Kegunaan dari fosil ini adalah material sedimen juga ikut
untuk mengetahui lingkungan purba, tertransportasikan. Di daerah
menentukan umur batuan dan lainnya cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
4.2.2 Fosil Peraga 266
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-

Foto 4.2.2 Fosil Peraga 266


material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Fosil dengan nomor peraga
Setelah itu material mengalami
266 ini masuk dalam filum
sementasi dan terjadi proses leaching
Coelentrata, kelas Anthozoa, ordo
(proses pencucian fosil). Seiring
Rugosa, famili Tryplasmaidae, ordo
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil.
Fosil dengan nomor peraga
Adapun proses pemfosilan yang
395 ini berasal dari Filum
terjadi pada spesies ini adalah
Coelenterata , dengan kelas
pemineralisasi, Perminelasasi yaitu
Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk
penggantian sebagian tubuh fosil
dalam Famili Cyathophyllumidae,
oleh mineral sehingga bentuk fosil
Genus Cyathophyllum, dan
masih terlihat. yaitu penggantian
mempunyai spesies Cyathophyllum
secara keseluruhan bagian dari fosil
Dinanthus GOLDF
dengan mineral lain. Fosil Ini
memiliki bentuk conical. Bereaksi Setelah organisme ini mati,

ketika ditetesi HCl yang menandakan akan mengalami transportasi oleh

bahwa fosil ini memiliki komposisi media geologi berupa air, angin atau

kimia berupa Karbonatan (CaCO3), es ke daerah cekungan, selama

sehingga diketahui bahwa tranportasi, material-material yang

lingkungan pengendapan dari fosil tidak resisten terhadap pelapukan

ini adalah laut dangkal serta akan mengalami pergantian terhadap

berdasarkan skala waktu geologi material yang resisten terhadap

fosil ini memiliki perkiraan umur pelapukan. Setelah itu material

±423-435 Juta Tahun (Silur Tengah). tersebut terendapkan pada daerah

Kegunaan dari fosil ini adalah cekungan yang relatif stabil.

untuk mengetahui lingkungan purba, Bersaman dengan itu, material-

menentukan umur batuan, perubahan material sedimen juga ikut

iklim serta regresi laut. tertransportasikan. Di daerah

4.2.3 Fosil Peraga 395 cekungan inilah material akan


terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
Foto 4.2.3 Fosil Peraga 395
terkandung di antara material- 4.2.4 Fosil Peraga 841
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen Foto 4.2.4 Fosil Peraga 841

terlitifikasi (pembatuan), sehingga Fosil dengan nomor peraga


organisme tersebut menjadi fosil. 841 ini berasal dari Filum
Adapun proses pemfosilan yang Coelenterata , dengan kelas
terjadi pada fosil ini adalah Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu dalam Famili Heliophyllumidae,
penggantian sebagian tubuh fosil Genus Heliophyllum, dan
oleh mineral sehingga bentuk fosil Mempunyai spesies Heliophyllum
masih terlihat. Halli EDW Setelah organisme ini

Fosil ini berbentuk konikal. mati, akan mengalami transportasi

Bereaksi ketika ditetesi HCl yang oleh media geologi berupa air, angin

menandakan bahwa fosil ini atau es ke daerah cekungan, selama

memiliki komposisi kimia berupa tranportasi, material-material yang

Karbonatan (CaCO3), sehingga tidak resisten terhadap pelapukan

diketahui bahwa lingkungan akan mengalami pergantian terhadap

pengendapan dari fosil ini adalah laut material yang resisten terhadap

dangkal, serta berdasarkan skala pelapukan. Setelah itu material

waktu geologi fosil ini berumur 361- tersebut terendapkan pada daerah

370 juta tahun (Devon Tengah) cekungan yang relatif stabil.


Bersaman dengan itu, material-
Kegunaan dari fosil ini adalah
material sedimen juga ikut
untuk mengetahui lingkungan purba,
tertransportasikan. Di daerah
menentukan umur batuan, perubahan
cekungan inilah material akan
iklim serta regresi laut.
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan Kegunaan dari fosil ini adalah
mengalami tekanan, dari tekanan untuk mengetahui lingkungan purba,
tersebut akan mengakibatkan menentukan umur batuan dan
material terkompaksi mengakibatkan lainnya.
pori-pori akan mengecil, air yang
4.2.5 Fosil Peraga 740
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Foto 4.2.5 Fosil Peraga 740

organisme tersebut menjadi fosil.


Fosil dengan nomor peraga
Adapun proses pemfosilan yang
740 ini berasal dari filum
terjadi pada fosil ini adalah
Coelenterata, dengan kelas
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk
penggantian sebagian tubuh fosil
dalam Famili Plathschismanidae,
oleh mineral sehingga bentuk fosil
Genus Plathschisma, dan
masih terlihat.
Mempunyai spesies Plathschisma
Fosil ini berbentuk Konikal. Nonthhensiskeys.
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
Setelah organisme ini mati,
menandakan bahwa fosil ini
akan mengalami transportasi oleh
memiliki komposisi kimia berupa
media geologi berupa air, angin atau
Karbonatan (CaCO3), sehingga
es ke daerah cekungan, selama
diketahui bahwa lingkungan
tranportasi, material-material yang
pengendapan dari fosil ini adalah laut
tidak resisten terhadap pelapukan
dangkal, serta berdasarkan skala
akan mengalami pergantian terhadap
waktu geologi fosil ini berumur 361-
material yang resisten terhadap
370 juta tahun (Devon Tengah).
pelapukan. Setelah itu material menandakan bahwa fosil ini
tersebut terendapkan pada daerah memiliki komposisi kimia berupa
cekungan yang relatif stabil. Karbonatan (CaCO3), sehingga
Bersaman dengan itu, material- diketahui bahwa lingkungan
material sedimen juga ikut pengendapan dari fosil ini adalah laut
tertransportasikan. Di daerah dangkal, serta berdasarkan skala
cekungan inilah material akan waktu geologi fosil ini berumur 346-
terakumulasi, semakin lama material 360 Juta Tahun (Devon Atas).
akan bertambah dan menumpuk dan Kegunaan dari fosil ini adalah
mengalami tekanan, dari tekanan untuk mengetahui lingkungan purba,
tersebut akan mengakibatkan menentukan umur batuan dan
material terkompaksi mengakibatkan lainnya.
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
4.2.6 Fosil Peraga 713
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil.
Adapun proses pemfosilan yang Foto 4.2.6 Fosil Peraga 713
terjadi pada fosil ini adalah Fosil dengan nomor peraga
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu 713 ini masuk dalam Filum
penggantian sebagian tubuh fosil Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo
oleh mineral sehingga bentuk fosil Rugosa, famili Cyatophyllumidae,
masih terlihat. ordo Cyatophyllum dan spesies
Fosil ini berbentuk konikal. Cyatophyllum bathycalix.
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
Setelah organisme ini mati, Adapun proses pemfosilan yang
akan mengalami transportasi oleh terjadi pada spesies ini adalah
media geologi berupa air, angin atau Permineralisasi yaitu penggantian
es ke daerah cekungan, selama sebagian tubuh fosil oleh mineral
tranportasi, material-material yang sehingga bentuk fosil masih terlihat.
tidak resisten terhadap pelapukan
Fosil ini berbentuk Conical.
akan mengalami pergantian terhadap
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
material yang resisten terhadap
menandakan bahwa fosil ini
pelapukan. Setelah itu material
memiliki komposisi kimia berupa
tersebut terendapkan pada daerah
Karbonatan (CaCO3), sehingga
cekungan yang relatif stabil.
diketahui bahwa lingkungan
Bersaman dengan itu, material-
pengendapan dari fosil ini adalah laut
material sedimen juga ikut
dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah
waktu geologi fosil ini berumur ±370
cekungan inilah material akan
Juta Tahun (Devon Tengah).
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan Kegunaan dari fosil ini adalah

mengalami tekanan, dari tekanan untuk mengetahui lingkungan purba,

tersebut akan mengakibatkan menentukan umur batuan dan lainnya

material terkompaksi mengakibatkan 4.2.7 Fosil Peraga 1840


pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring Foto 4.2.7 Fosil Peraga 1840
dengan berjalannya waktu, akhirnya Fosil dengan nomor peraga
organisme dan material sedimen 1840 ini berasal Dari Filum
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Coelenterata, dengan kelas
organisme tersebut menjadi fosil. Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk
dalam Famili Turbinalianidae, Genus organisme dan material sedimen
Turbinalia, dan mempunyai spesies terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Turbinalia Sulcata LAM. organisme tersebut menjadi fosil.
Setelah organisme ini mati, Adapun proses pemfosilan yang
akan mengalami transportasi oleh terjadi pada fosil ini adalah
media geologi berupa air, angin atau permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
es ke daerah cekungan, selama penggantian sebagian tubuh fosil
tranportasi, material-material yang oleh mineral sehingga bentuk fosil
tidak resisten terhadap pelapukan masih terlihat.
akan mengalami pergantian terhadap Fosil ini berbentuk Konikal.
material yang resisten terhadap Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
pelapukan. Setelah itu material menandakan bahwa fosil ini
tersebut terendapkan pada daerah memiliki komposisi kimia berupa
cekungan yang relatif stabil. Karbonatan (CaCO3), sehingga
Bersaman dengan itu, material- diketahui bahwa lingkungan
material sedimen juga ikut pengendapan dari fosil ini adalah laut
tertransportasikan. Di daerah dangkal, serta berdasarkan skala
cekungan inilah material akan waktu geologi fosil ini berumur 45-
terakumulasi, semakin lama material 50 tahun (Eosen Tengah).
akan bertambah dan menumpuk dan Kegunaan dari fosil ini adalah
mengalami tekanan, dari tekanan untuk mengetahui lingkungan purba,
tersebut akan mengakibatkan menentukan umur batuan, perubahan
material terkompaksi mengakibatkan iklim serta regresi laut.
pori-pori akan mengecil, air yang V. Penutup
terkandung di antara material- 5.1 Kesimpulan
material akan keluar, masuklah Adapun kesimpulan dari
material sementasi yang halus. praktikum kali ini yaitu:
Setelah itu material mengalami
1. Coelenterata adalah hewan
sementasi dan terjadi proses leaching
invertebrata yang mempunyai
(proses pencucian fosil). Seiring
rongga denganbentuk tubuh
dengan berjalannya waktu, akhirnya
seperti tabung dan mulut yang medusa yang secara bergantian
dikelilingi oleh tentakel. terjadi pada siklus hidupnya.
2. Golongan Coelenterata 5.2 Saran
merupakan invertebrata yang Adapun saran untuk praktikum
sebagian besar hidupnya dilaut. kali ini yaitu:
Ukuran tubuhnya merupakan 5.2.1 Untuk Laboratorium
yang paling besar baik yang Adapun saran untuk
soliter maupun yangberbentuk laboratorium yaitu :
koloni jika dibandingkan 1. Menambah fosil baru
dengan invertebrata lainnya. 2. Suhu AC di stabilkan
Cara hidupnyayang melekat 3. Mempertahankan kebersihan
didasar perairan, disebut polip, lab
ada yang berenang bebas 5.2.2 Untuk Asisten
disebutmedusa. Adapun saran untuk asisten
3. Filum Coelenterata terdiri atas yaitu :
empat kelas. Tiga kelas 1. Menjaga kesehatan
knidoblastdimasukkan dalam 2. Mempertahankan cara
kelompok cnidarian (terdiri menjelaskannya
dari kelas hydrozoa, 3. Tetap menjadi asisten yang di
scyphozoan, dan sukai praktikan
kelasanthozoa), Coelenterata
DAFTAR PUSTAKA
memiliki bentuk tubuh simetri
radial, Hewanradial hanya Amin, Mustaghfirin. 2018.
memiliki bagian dorsal (atas) Paleontologi Semester 1.
Jakarta: Direktur Pembinaan
dan bagian ventral (bawah) SMK Kementerian Pendidikan
ataubagian oral (mulut) dan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
bagian aboral, tetapi tidak ada
bagian anterior (kepala)dan Fadly Irfan Mn. (2022). Hubungan

posterior (kaki). Bentuk tubuh Budaya Dan Kebudayaan

dasar hewan coelenterata terdiri Hukumsebagai Dasar

dari duavariasi, yaitu polip dan


Antropologi Hukum.
Universitas Ekasakti Padang.

Novita, S. (2021). Inventarisasi


Spesies Filum Coelentrata di
Kawasan Pantai Cermin Untuk
Pengembangan Bahan Ajar
Pada Mata Kuliah Taksonomi
Hewan Rendah. Universitas
Islam Sumatera Utara.

Pujiyanto, Sri. 2018. Menjelajah


Dunia Biologi 1. Solo:
Platinum.

Rahmadina. (2019). Taksonomi


Invertebrata. Medan.

Anda mungkin juga menyukai