Anda di halaman 1dari 6

18

6
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

MPPKI
ISSN 2597– 6052
DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3

Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia


The Indonesian Journal of Health Promotion
Artikel Review Open Access

Efektifitas Latihan ROM Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke:
Study Systematic Review

Effectiveness of ROM Exercise Against Increased Muscle Strength in Stroke Patients:


Study Systematic Review
1 2 *3
Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim , Maria Ulfah Azhar , Risnah
1,2,3
Universitas Islam Negeri Aluddin Makassar
*Korespondensi Penulis : risnah_ina@yahoo.com

Abstrak
Diketahuinya efektifitas latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Studi ini adalah Systematic
review. Sumber pencarian jurnal pada penelitian ini adalah Google Scholar, Pubmed dan Science Direct, artikel yang
diterbitkan dari tahun 2015-2019, jurnal intervensi untuk mengatasi kelemahan otot pada pasien stroke, merupakan
intervensi non farmakologi, merupakan intervensi yang efisien berdasarkan hasil penelitian dan intervensi yang mudah
dilakukan. Berdasarkan pada enam artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan enam artikel tentang efektifitas
latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke membuktikan bahwa 100% latihan ROM efektif dalam
mengatasi masalah kelemahan otot pada pasien pasien stroke. Latihan Range Of Motion (ROM) yang digunakan dalam
jurnal yang terpilih yaitu, dan Range of Motion (ROM) aktif dan pasif. Pemberikan latihan ROM yaitu minimal 2x sehari
setiap pagi dan sore dengan waktu 15-35 menit dan dilakukan minimal 4 kali pengulangan setiap gerakan. Berdasarkan 6
jurnal yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi, dapat disimpulkan bahwa latihan ROM efektif meningkatkan kekuatan
otot. Dengan pemberikan latihan yaitu minimal 2x sehari setiap pagi dan sore dengan waktu 15-35 menit dan dilakukan
minimal 4 kali pengulangan setiap gerakan

Kata Kunci : Latihan ROM, Kekuatan otot, Stroke, Systematic Review

Abstract
Knowing the effectiveness of ROM exercises on increasing muscle strength in stroke patients. This study is a Systematic
review. Journal search sources in this study are Google Scholar, Pubmed and Science Direct, articles published from 2015-
2019, an intervention journal to overcome muscle weakness in stroke patients, are non-pharmacological interventions, are
efficient interventions based on research results and easy interventions done. Based on six articles according to inclusion
criteria. Based on six articles about the effectiveness of ROM exercise on increasing muscle strength in stroke patients, it
proves that 100% ROM exercise is effective in overcoming the problem of muscle weakness in stroke patients. Range of
Motion (ROM) exercises used in selected journals namely, and active and passive Range of Motion (ROM). Providing ROM
exercises, namely at least 2x a day every morning and evening with a time of 15-35 minutes and performed a minimum of 4
repetitions of each movement. Based on 6 selected journals according to inclusion criteria, it can be concluded that ROM
exercises are effective in increasing muscle strength. By giving an exercise that is at least 2x a day every morning and
evening with a time of 15-35 minutes and done at least 4 repetitions of each movement.

Keywords : ROM exercises, Muscle strength, Stroke, Systematic Review

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved
187
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

PENDAHULUAN satu gejala yang ditimbulkan yaitu adanya kecatatan


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan berupa kelumpuhan anggota gerak hemiparesis atau
masalah yang sangat substantial. Menurut WHO kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang
memperkirakan penyakit tidak menular menyebabkan terkena seperti jari-jari tangan. Fungsi ekstremitas
sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan diseluruh begitu penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dunia. Dari berbagai penyakit yang sering ditemukan dan merupakan bagian yang paling aktif, maka jika
sekarang, stroke adalah salah satu penyakit tidak terjadi kelemahan pada ekstremitas akan sangat
menular yang prevalensi semakin meningkat dari menghambat dan mengganggu kemampuan dan
tahun ke tahun. Penyakit stroke telah menjadi masalah aktivitas sehari-hari seseorang (6).
kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan Pasien stroke yang mengalami kelumpuhan di
pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab Indonesia sekitar 56,5%. Stroke pada orang dewasa
terbanyak di dunia (1). akan berdampak menurunkan produktivitas dan
Data dari World Health Organization (WHO) menjadi beban berat bagi keluarga, sehingga pasien
tahun 2015 setiap tahun terdapat 15 juta orang di stroke diharuskan mampu untuk beradaptasi dengan
seluruh dunia menderita stroke, 5 juta di antaranya kondisi akibat stroke (7).
meninggal, dan 5 juta orang tersisa cacat permanen. Seseorang yang mengalami stroke perlu
Stroke menjadi penyebab kedua kematian di dunia menjalani proses rehabilitasi yang dapat mengembalikan
pada kelompok umur 60 tahun ke atas dan menjadi fungsi motoriknya sehingga pasien tidak mengalami
penyebab kematian kelima pada orang yang berusia defisit kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-
15 sampai 59 tahun. Saat ini stroke masih menempati hari, kemandirian pasien akan meningkat, tingkat
urutan ketiga penyebab kematian di Negara ketergantungan pasien pada keluarga akan berkurang
berkembang setelah penyakit jantung coroner dan sehingga akan meningkatkan pula harga diri dan
kanker (2). mekanisme koping pasien. Berbagai metode telah
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi dikembangkan untuk penanganan pada pasien stroke
500.000 terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau seperti electrotherapy, hydrotherapy, exercise therapy,
125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami range of motion. Dalam rangka meningkatkan proses
cacat ringan atau berat, prevalensi stroke di Indonesia pemulihan, telah dikembangkan metode rehabilitasi dan
naik dari 7% menjadi 10,9%. Pada tahun 2018 pemilihan intervensi harus disesuaikan dengan kondisi
prevalensi stroke tertinggi terdapat di Kalimantan pasien (8).
Timur (14,7%). Saat ini stroke menempati urutan Latihan ROM juga sangat efektif dilakukan
ketiga sebagai penyakit mematikan setelah penyakit untuk meningkatkan kekuatan otot, dimana latihan ini
jantung dan kanker (3). dapat dilakukan 3-4 kali sehari oleh perawat atau
Di Sulawesi Selatan berdasarkan hasil survei keluarga pasien tanpa harus disediakan tempat khusus
penyakit tidak menular berbasis rumah sakit, stroke atau tambahan biaya bagi pasien (9).
menempati urutan ke-5 dari lima penyakit tidak Untuk mencegah terjadinya cacat permanen
menular setelah kecelakan lalu lintas, hipertensi, asma pada pasien stroke maka perlu dilakukan latihan
dan diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa mobilisasi dini berupa latihan ROM yang dapat
insiden stroke di Sulawesi Selatan masih cukup tinggi. meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan
Terdapat 67,6% kasus stroke di Sulawesi Selatan yang kekuatan otot. Sehingga peneliti tertarik untuk
telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan, prevalensi meneliti study systematic review terkait dengan
tertinggi dijumpai di Kabupaten Wajo 13,6% dan efektifitas latihan ROM terhadap peningkatan
terendah di Kabupaten Pangkajene Kepulauan 2,9%, kekuatan otot pada pasien stroke..
dengan prevalensi stroke pasien lama sebanyak 1.811
kasus dan pasien baru sebanyak 3.512 kasus dengan METODE
160 kematian (4). Sumber jurnal pada penelitian ini adalah
Stroke merupakan sindrom klinis yang menggunakan database google schoolar, pubmed,
berkembang cepat akibat gangguan otak fokal maupun Science direct dengan artikel tahun 2015-2019, fulltext
global yang disebabkan adanya gangguan aliran darah artikel yang sesuai dengan tujuan penelitian, terdapat
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ISSN, merupakan jurnal intervensi latihan ROM
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam terhadap peningkatan kekuatan otot pada stroke. Setelah
beberapa jam) sehingga terjadi sumbatan atau menggumpulkan data dan informasi, semua data
pecahnya pembuluh darah otak (5). diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi
Pada pasien stroke masalah utama yang akan kemudian diseleksi kerelevanan menggunakan Duffy’s
timbul yaitu rusaknya/matinya jaringan otak yang Research Appraisal Checklist Approach, dilanjutkan
dapat menyebabkan menurunnya bahkan hilangnya dengan analisis kompratif untuk melihat perbandingan
fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut. Salah antara pikiran utama karya tulis ini dengan beberapa
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
188
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

teori yang relevan, dan untuk selanjutnya memberikan tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendi, dan
rekomendasi teknik non farmakologi yang dapat memperbaiki toleransi otot untuk latihan.
digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot pada
Latihan range of motion (ROM) merupakan
pasien stroke yang mengalami hemiparesis.
bagian dari proses rehabilitasi untuk mencapai tujuan
yaitu meningkatkan kekuatan otot. Latihan beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN kali dalam sehari dan dilakukan pengulangan setiap
Berdasarkan hasil pencarian artikel penelitian, gerakan agar latihan tersebut dapat optimal di lakukan
didapatkan 285 jurnal yang membahas tentang Latihan sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang
ROM pada stroke, namun terdapat 6 jurnal yang akan menghambat pasien untuk dapat mencapai
membahas tentang latihan ROM terhadap peningkatan kemandirian dalam melakukan fungsinya sebagai
kekuatan otot pada pasien stroke berdasarkan kriteria manusia
inklusi dan lembar penilaian Duffy’s Research Appraisal
Checklist Approach. Penulis mengambil artikel dilihat Judul kedua ditulis oleh Rahayu, (2015)
dari segi aplikabilitas intervensi dan sesuai dengan dengan judul “Pengaruh pemberian latihan range of
kriterian inklusi yang telah ditetapkan yaitu artikel tahun motion (ROM) terhadap Kemampuan motorik pada
2015-2019, fulltext artikel yang sesuai dengan tujuan pasien post stroke di rsud gambiran”. Hasil jurnal ini
penelitian, terdapat ISSN, merupakan jurnal intervensi menunjukkan ada pengaruh pemberian latihan range
latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pada of motion terhadap kemampuan motorik pada pasien
stroke. Latihan Range Of Motion (ROM) yang post stroke. Pada penelitian ini di berikan latihan
digunakan dalam jurnal yang terpilih yaitu, dan Range of range of motion (ROM) pasif pada responden
Motion (ROM) aktif dan pasif. Pemberikan latihan ROM sebanyak 2x sehari selama 7 hari dan dilakukan pada
yaitu 2x sehari setiap pagi dan sore dengan waktu 15-35 pagi dan sore hari.
menit dan dilakukan 4 kali pengulangan setiap gerakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
intervensi dengan latihan Range of motion dua kali
Terdapat 6 Jurnal yang terpilih berdasarkan sehari lebih efektif dari pada menggunakan latihan
kriteria inklusi dan lembar penilaian Duffy’s Research Range of motion satu kali sehari karena dapat
Appraisal Checklist Approach,dari 6 jurnal yang meningkatkan kekuatan otot yang efektif. Program
terpilih terdapat 2 jenis latihan ROM yang efektif latihan Range of motion akan meningkatkan
dalam meningkatkan kekuatan otot yaitu Range of fleksibilitas sendi, fungsi aktivitas, persepsi nyeri dan
Motion (ROM) pasif dan aktif. Pemberikan latihan gejala-gejala depresi pada sampel penderita stroke dan
ROM yaitu 2x sehari setiap pagi dan sore dengan fasilitas perawatan jangka-panjang (Long-term care
waktu 15-35 menit dan dilakukan 4 kali pengulangan facitily) (5).
setiap gerakan selama 4 minggu latihan.
Penelitian yang berjudul “ Comparison of
Peneliti pertama yang ditulis oleh Kristiani Muscle Strength in Stroke Patients between The Given
(2018) dengan judul “ Pengaruh range of motion and Not Given Range of motion Exercise”. Setelah
exercise terhadap kekuatan otot pada pasien stroke di mereview jurnal ini didapatkan bahwa ada perubahan
wilayah puskesmas sidotopo surabaya” dari hasil yang signifikan terhadap kekuatan otot pada
meriview artikel tersebut didapatkan kesimpulan ekstremitas setelah di berikan latihan range of motion
bahwa terdapat pengaruh latihan ROM terhadap selama 7 hari sebanyak 2 kali sehari (1).
kekuatan otot pada pasien stroke setelah 1 bulan
menjalani latihan ROM yang menunjukkan terdapat Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian
peningkatan kekuatan otot setelah latihan Range of yang dilakukan oleh Cahyati (2013) dengan hasil
motion dari skala 3 ke skala 4 dan skala 4 meningkat rerata kekuatan otot sebelum intervensi yaitu 1,93,
menjadi skala 5. Latihan ini dilakukan dengan rerata kekuatan otot sesudah intervensi yaitu 3,13.
frekuensi 2x sehari dalam 5 hari (10). Hasil ini menunjukkan bahwa latihan ROM
meningkatkan kekuatan otot sebesar 2,20. Hasil uji
Penelitian ini menunjukkan bahwa data nilai statistik disimpulkan terdapat perbedaan yang
kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat dapat signifikan antara nilai kekuatan otot sebelum dan
menjawab beberapa tujuan latihan Range of motion kekuatan otot sesudah latihan pada kelompok
(ROM) yaitu mempertahankan atau memelihara intervensi (p= 0,001; α= 0,05). (8).
fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara mobilitas
persendian dan mencegah kelainan bentuk, kekakuan Menurut penulis latihan range of motion (ROM)
dan kontraktur. Nilai kekuatan otot dan rentang gerak dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien yang
yang meningkat tersebut juga memberi jawaban pada mengalami kelemahan otot karena dengan latihan yang
manfaat Range of motion (ROM) yaitu memperbaiki berulang-ulang dapat menimbulkan rangsangan yang
meningkatkan aktivitas kimia, neuromuscular dan

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
189
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

aktivitas pada otot sehingga terjadi peningkatan setiap pagi dan sore dengan waktu setiap latihan 20
kontraksi pada kelompok otot tertentu. Latihan ROM menit selama 1 bulan. Pada penelitian ini di dapatkan
ini dapat meningkatkan kekuatan otot pasien selama hasil terjadi kenaikan kekuatan otot dari skala 2
dilakukan dengan teknik yang tepat dan dilakukan menjadi skala 3 setelah diberikan latihan range of
secara terprogram minimal dua kali/hari motion (ROM) aktif. Adanya pengaruh dari
pemberian latihan ROM aktif untuk meningkatkan
Jurnal penelitian yang keempat ditulis oleh
kekuatan otot pada penderita stroke (13).
Nababan (2019) dengan judul “Pengaruh rom pada
pasien stroke iskemik terhadap peningkatan kekuatan Biasanya durasi yang diberikan dalam
otot di rsu Royal prima Medan tahun 2018” setelah pemberian latihan ROM adalah selama 20 menit dan
mereview jurnal ini didapatkan nilai rerata sebelum dilakukan 2x sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
dilakukan intervensi adalah 2,50 dan pada saat setelah Latihan gerak secara berulang membuat konsentrasi
dilakukan intervensi selama 5 hari didapatkan nilai untuk melakukan gerakan berulang dengan kualitas
rerata 10,00 dengan p-value sebesar 0,059 < 0,05 sebaik mungkin. Gerakan berulang kali dan terfokus
artinya bahwa ada pengaruh latihan ROM pada pasien dapat membangun koneksi baru antara motor sistem
stroke iskemik terhadap peningkatan kekuatan otot dan mengaktifkan spinal motorneuron adalah dasar
(11). pemulihan pada stroke (14).
Kekuatan otot adalah adalah kemampuan otot Berdasarkan uji statistik dalam jurnal pada
menahan beban baik berupa beban eksternal maupun tabel 4.1 menggunakan uji Wilcoxon dan Uji Paired
beban internal. Kekuatan dari sebuah otot umumnya T-test dengan nilai p = 0,000 atau α<0, 05 yang
diperlukan dalam melakukan aktifitas. Se-mua gerakan menunjukkan signifikan atau ada pengaruh latihan
merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot range of motion (ROM) pasif atau aktif dalam
sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambar- menangani masalah kelemahan otot pada pasien
kan sebagai kemampuan otot menahan beban berupa stroke. Hasil tersebut menunjukkan bahwa latihan
beban eksternal (external force) maupan beban internal range of motion (ROM) efektif diberikan pada pasien
(internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan stroke yang mengalami kelemahan otot khususnya
dengan sistem neuromuskuler yaitu sebera-pa besar pada ekstremitas karena dapat meningkatkan kekuatan
kemampuan sistem saraf meng-aktifasi otot untuk otot. Penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
melakukan kontraksi, sehingga semakin banyak serat dalam meningkatan kekuatan otot pada pasien stroke
otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula keku-atan dengan latihan Range of motion aktif maupun pasif.
yang dihasilkan otot tersebut (12). Latihan Range of motion harus dilakukan secara rutin
Jurnal penelitian yang keenam ditulis oleh dan terprogram.
Harahap (2014) dengan judul pengaruh latihan (ROM) Latihan yang terprogram akan mempengaruhi
pasif terhadap kekuatan otot skstremitas pada pasien hasil yaitu tercapainya peningkatan kekuatan otot setelah
stroke di ruang RA4 RSUP H. Adam Malik Medan diberikan intervensi. Apabila latihan Range of motion
tahun 2014. Pada penelitian ini dilakukan latihan tidak dilakukan secara reguler dan terprogram maka
range of motion (ROM) pasif 2 x sehari selama 7 hari kondisi otot ini akan kembali seperti semula. Hal ini
intervensi dengan hasil pengukuran tingkat kekuatan berkaitan dengan masa recovery dari sistem persendian
otot sebelum diberikan latihan nilai kekuatan otot 1 energi yang digunakan saat latihan itu (15).
dan setelah dilakukan latihan range of motion
Pelaksanaan latihan ROM harus disesuaikan
meningkat menjadi nilai 3 (7).
dengan kondisi pasien, untuk pasien dengan stroke
Selaras dengan penelitian yang dilakukan akibat trombosis dan emboli jika tidak ada komplikasi
Murtaqib (2013) yang menunjukkan adanya lain dapat dimulai setelah 2 sampai 3 hari setelah
peningkatan rentang gerak sendi selama 1 minggu dan serangan itu dan dalam hal perdarahan subaracnoid
2 minggu pemberian latihan ROM pasif dengan p dimulai setelah 2 minggu, trombosis atau emboli yang
value 0,001. Latihan ROM ini dilakukan 1 hari 2 kali tidak ada infark miokard tanpa komplikasi lain dimulai
yaitu pagi dan sore hari selama 10-15 menit sehingga setelah minggu ke-3 dan jika tidak ada aritmia dimulai
memiliki kesempatan untuk mengalami penyebuhan pada hari ke-10. Implementasi dilakukan secara rutin
dengan baik khususnya dalam meningkatkan kekuatan dalam waktu latihan antara 15-35 menit, tetapi ketika
otot. pasien tampak lelah, ada perubahan di wajah dan tidak
ada peningkatan yang menonjol dalam tanda-tanda vital
Jurnal penelitian yang keenam yang ditulis oleh
setiap latihan , maka harus segera dihentikan (16).
Nurtanti (2018) “Efektifitas range of motion (ROM)
aktif terhadap peningkatan kekuatan otot pada penderita Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
stroke” pada penelitian ii dilakukan latihan range of bahwa latihan ROM aktif maupun pasif sangat
motion (ROM) aktif yang dilakukan 2x sehari bermanfaat bagi pasien stroke yang mengalami
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
190
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

kelemahan otot atau terjadi hemiparese karena dapat dengan melakukan latihan ROM. Latihan ROM adalah
meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki tonus otot, terapi rehabilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan
dan meningkatkan mobilisasi sendi. atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot,
sehingga pasien mampu memenuhi kebutuhan dasar
Range of motion (ROM) ini dapat memberikan
sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal
efek yang lebih pada fungsi motorik anggota ekstremitas
meskipun dengan keterbatasan fisik. Pasien mampu
pada pasien stroke. Efek dari latihan ini akan berdampak
menggunakan segala sumber daya yang masih
setelah latihan akan terjadi peningkatan kekuatan otot.
dimilikinya seperti separuh anggota gerak yang masih
Dimana pelaksanaan latihan ROM dapat dilakukan
berfungsi, bantuan alat untuk berjalan dan bantuan
minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari
keluarga agar tubuhnya berfungsi seperti semula.
secara rutin dengan durasi waktu 15-35 menit dan latihan
dilakukan minimal 4 minggu untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Systematic Review yang telah
Latihan Range Of Motion (ROM) dapat
dilakukan tentang latihan range of motion (ROM)
menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke
aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler.
disimpulkan bahwa latihan ROM efektif dalam
Rangsangan melalui neuromuskuler akan
meningkatkan kekuatan otot. Dengan pemberikan latihan
meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot
yaitu 2x sehari setiap pagi dan sore dengan waktu 15-35
ekstremitas terutama saraf parasimpatis yang
menit dan dilakukan 4 kali pengulangan setiap gerakan.
merangsang untuk produksi asetilcholin, sehingga
Waktu pemberian latihan ini sebaiknya lebih lama
mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui
minimal 4 minggu karena telah terbukti berpengaruh
muskulus terutama otot polos ekstremitas akan
terhadap peningkatan kekuatan otot. Terapi tersebut
meningkatkan metabolism pada metakonderia untuk
direkomendasikan untuk digunakan karena tekniknya
menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot
sederhana, tidak membutuhkan alat dan bahan, tidak
ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan
memerlukan kemampuan khusus untuk menerapkannya
meningkatan tonus otot polos ekstremita (1).
dan dapat dilakukan oleh semua pasien stroke yang
Pada prinsipnya pemulihan stroke dapat mengalami kelemahan otot.
terjadi sepanjang waktu, sekitar 30% penderita stroke
akan pulih sempurna atau mendekati sempurna seperti DAFTAR PUSTAKA
sebelum sakit. Sekitar 50% yang selamat dan berusia 1. Rhestifujiayani E, Huriani E, Muharriza M.
di bawah 65 tahun bisa bekerja kembali, sekitar 70% Comparison of Muscle Strength in Stroke
pasien stroke yang bertahan hidup hingga 20 tahun Patients between The Given and Not Given
kemudian dan sekitar 30% pasien yang bertahan hidup Range of Motion Exercise. Nurse Media J
dengan menderita cacar ringan sampai sedang. Nurs. 5(2):88–100.
Artinya bahwa pada pasien stroke khususnya yang 2. Mendis S, Davis S, Norrving B. Organizational
mengalami hemiparesis mempunyai peluang untuk update: the world health organization global
dapat pulih kembali, salah satunya dengan latihan status report on noncommunicable diseases
ROM yang telah terbukti dari beberapa penelitian 2014; one more landmark step in the combat
mengatakan bahwa latihan tersebut sangat efektif against stroke and vascular disease. Stroke.
dalam meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke 2015;46(5):e121–2.
yang mengalami hemiparesis. 3. RI KK. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta
Kemenkes RI. 2018;
Latihan range of motion ini dapat memulihkan
4. Selatan DKS. Profil kesehatan Sulawesi
kemandirian atau mengurangi tingkat ketergantungan
Selatan 2015. Diperoleh dari http//dinkes-
pasien supaya pasien dapat hidup mandiri dan optimal
sulsel go id/new/images/pdf/profil/profil%
seperti sebelum terserang stroke. Sehingga latihan ROM
20kesehatan% 20sulsel. 2015;20(2008):20.
dapat dikaitkan dengan teori keperawatan tentang teori
5. Rahayu KIN. Pengaruh Pemberian Latihan
adaptasi Calista Roy. Pada stroke klien dapat mengalami
RAnge of Motion (ROM) Terhadap Kemampuan
kelemahan otot satu sisi maupun kelumpuhan akibat
Motorik Pada Pasien Post Stroke Di RSUD
hilangnya control gerakan volunter oleh otak. Keadaan
Gambiran. J keperawatan. 2016;6(2).
ini dapat mengakibatkan kerusakan
6. Marlina M. PENGARUH LATIHAN ROM
mobilitas fisik dan juga pasien mengalami
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-
OTOT PADA PASIEN STROKE ISKEMIK
hari (ADL), maupun perawatan diri (17). Untuk
DI RSUDZA BANDA ACEH. Idea Nurs J.
memenuhi kebutuhan aktivitas dan istrahat yang
2012;3(1):11–20.
dikemukakan oleh Calista Roy, salah satunya adalah
7. Harahap Z. Pengaruh Latihan (ROM) Pasif
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
191
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3

Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada


Pasien Stroke Di Ruang RA4 RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014. J Ilm PANNMED
(Pharmacist, Anal Nurse, Nutr Midwivery,
Environ Dent. 2015;9(3):206–9.
8. Cahyati Y, Nurachmah E, Hastono SP.
Perbandingan Peningkatan Kekuatan Otot
Pasien Hemiparese Melalui Latihan ROM
Unilateral dan Bilateral. J Keperawatan
Indones. 2013;16(1):40–6.
9. Astrid M. Pengaruh Latihan Range of Motion
(ROM) terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak
Sendi dan Kemampuan Fungsional Pasien
Stroke di RS Sint Carolus Jakarta. J Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan. 2011;3(1).
10. Kristiani RB. PENGARUH RANGE OF
MOTION EXERCISE TERHADAP
KEKUATAN OTOT PADA PASIEN
STROKE DI WILAYAH PUSKESMAS
SIDOTOPO SURABAYA. J Ners LENTERA.
2018;5(2):149–55.
11. Nababan T. PENGARUH ROM PADA
PASIEN STROKE ISKEMIK TERHADAP
PENINGKATAN KEKUATAN OTOT DI
RSU. ROYAL PRIMA MEDAN TAHUN
2018. J Keperawatan Prior. 2019;2(1):1–8.
12. WAHYUNINGSIH D, MUHAMMADIYAH
STIK. PEMBERIAN LATIHAN ROM UNTUK
MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT
PADA PASIEN STROKE DI RSUD Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN.
13. Nurtanti S, Ningrum W. EFEKTIFITAS
RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN
OTOT PADA PENDERITA STROKE. J
KEPERAWATAN GSH. 2019;7(1):14–8.
14. Andarwati NA. Pengaruh Latihan ROM
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pasien
Hemiparese Post Stroke Di RSUD Dr.
Moewardi Sukarta Skripsi Fak Ilmu Kesehat
Univ Muhammadiyah, Surakarta. 2013;
15. Wiwit S. Stroke dan penanganannya:
memahami, mencegah, dan mengobati stroke.
Jogjakarta: Katahati. 2010;
16. Black JM, Hawks JH. Medical-surgical
nursing: Saunders. Elsevier; 2009.
17. Yudha F. Pengaruh range of motion (rom)
terhadap kekuatan otot dan rentang gerak
pasien pasca perawatan stroke. 2014.

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved

Anda mungkin juga menyukai