Teknik Pendingin Dan Tata Udara: Fathan Dewadi
Teknik Pendingin Dan Tata Udara: Fathan Dewadi
net/publication/370631014
CITATIONS READS
0 4,943
5 authors, including:
Fathan Dewadi
Politeknik Negeri Jakarta
100 PUBLICATIONS 542 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Fathan Dewadi on 09 May 2023.
Penulis :
Fathan Mubina Dewadi
Zain Lillahulhaq
Irwanto
Tungga Bhimadi Karyasa
Denni Kartika Sari
ISBN : 978-623-198-193-6
Redaksi :
Jl. Pasir Sebelah No. 30 RT 002 RW 001
Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah
Padang Sumatera Barat
Website : www.globaleksekutifteknologi.co.id
Email : globaleksekutifteknologi@gmail.com
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.3.1 AC Paket ............................................................................................ 37
3.3.2 AC Senteral ...................................................................................... 40
3.4 Penggolongan Sistem Pengkondisian Udara ......................... 42
3.4.1 Sistem Udara Penuh................................................................... 42
3.4.2 Sistem Saluran Tunggal ........................................................... 43
3.4.3 Sistem Dua Saluran (Ganda)........................................................ 44
3.5 Refrigerant ................................................................................................. 46
3.6 Siklus Pendinginan................................................................................ 48
3.6.1 Sistem Pengkondisian Udara Langsung
(Direct Cooling) ............................................................................... 50
3.6.2 Sistem Pengkondisian Udara Tak Langsung
(Indirect Cooling) ........................................................................... 50
3.7 Jenis-Jenis Alat Pengkondisian Udara ........................................ 50
3.7.1 AC Split .............................................................................................. 51
3.7.2 AC Cassette ...................................................................................... 52
3.7.3 AC Window ..................................................................................... 52
3.7.4 AC Standing..................................................................................... 53
3.7.5 AC Split Duct ................................................................................... 54
3.8 Kenyamanan Termal ........................................................................... 55
3.9 Beban Pendinginan (Cooling Load) ............................................ 57
3.10 Dasar-Dasar Psikometrik ............................................................... 58
3.11 Faktor Perhitungan Beban Pendingin .................................... 60
3.11.1 Faktor Aspek Fisik ................................................................... 61
3.11.2 Faktor Jenis Beban ................................................................... 62
3.11.3 Sumber Beban Pendingin .................................................... 63
3.11.4 Aflikasi Sistem Pengkondisian Udara Pada
Gedung ............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 68
BAB 4 KOMISIONING DAN PEMELIHARAAN
SISTEM PENGKONDISIAN UDARA .............................................69
4.1 Pendahuluan............................................................................................. 69
4.2 Komponen Sistem Pengkondisian Udara ................................ 74
4.3 Tahapan Komisioning ......................................................................... 78
iii
4.4 Regulasi Dasar Pelaksanaan Komisioning ............................. 80
4.5 Pemeriksaan Komponen Saat Komisioning ........................... 83
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 88
BAB 5 PSIKOMETRIK DAN SIFAT-SIFATNYA ...................... 89
5.1 Pendahuluan............................................................................................. 89
5.2 udara kering dan uap air ................................................................... 89
5.3 Grafik psikometrik ................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 100
BIODATA PENULIS
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
RUANG LINGKUP TEKNIK
PENDINGIN DAN PENGKONDISIAN
Oleh Fathan Mubina Dewadi
1.1 Pendahuluan
Konsep pendingin sudah dikenal banyak orang terutama
jika berada di area tropis. Area tropis memiliki suhu yang cukup
panas sehingga pada ruangan tertentu butuh pendingin untuk
menyejukkan ruangan. Udara disekitar memiliki suhu yang tinggi
karena tekanan dan perbedaan jumlah partikel pada suatu titik
atau tempat (Abbas, et al., 2020). Dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari atau kebutuhan rumah tangga, alat pendingin yang
secara umum digunakan terdapat dua jenis yaitu AC dan kipas. AC
merupakan singkatan dari Air Conditioner yang berarti alat untuk
mengkondisikan udara. Sedangkan kipas merupakan sebuah alat
yang membelah lapisan udara sehingga terjadilah angin yang
tercipta dari mekanisme pergerakan baling-baling kipas (Dewadi,
et al., 2021). berikut akan dijelaskan mengenai skema kerja AC
pada gambar 1.1.
1
Gambar 1.1. Skema Kerja AC (IT Department, 2017)
3
Biasanya pada potensio akan berpengaruh putaran baling-
baling kipas dimana nomor 1 untuk kecepatan pelan, nomor dua
untuk kecepatan sedang dan nomor 3 untuk kecepatan tinggi.
Pengaturan ini tergantung dari konsumen (Farahdiansari, et al.,
2021).
PI. T1 = P2. T2
6
Untuk nilai keadaan awal, suhu akhir didapat sebesar 357,5
K, namun perlu diketahui suhu awal di keadaan akhir dimana yang
ditanyakan adalah nilai T1‘. Nilai efisiensi (η‘) sebesar 80%. Nilai T2‘
mengindikasikan suhu akhir keadaan awal yang telah dihitung
sebesar 357,5 K. Berikut akan dijabarkan mengenai perhitungan
suhu awal dalam keadaan akhir pada persamaan berikut (Dewadi,
et al., 2021).
7
DAFTAR PUSTAKA
9
Nanda, R. A. et al., 2022. Perancangan dan Perakitan Elektronika
Mikrokontroler Berbasis IOT untuk Studi Pengukuran
Sistem HVAC. JTMMX, VII(1), pp. 43-55.
S. et al., 2021. Pengaruh Penahanan Suhu Reaktor pada Pengujian
LDPE dengan Debit Air 46 L/Min. JTMMX, II(1), pp. 19-27.
Vernando, W. H., 2021. Youtube. [Online]
Available at:
https://www.youtube.com/watch?v=QP01qaDMWXE
[Accessed 30 November 2022].
Wibowo, C. & Dewadi, F. M., 2022. Design Pressure Reduction
System (PRS) untuk Compressed Natural Gas (CNG)
Kapasitas 30 Nm3/h dalam Sisi Teknis dan Ekonomis.
TEKINFO : Jurnal Penelitian Teknik dan Informatika , II(2),
pp. 60-65.
Wibowo, C., Dewadi, F. M. & Afgani, A. A., 2021. Implementasi
Material Titanium pada Sepeda Listrik sebagai Rangka yang
Efisien. JTMMX, II(1), pp. 13-18.
10
BAB 2
GAYA DAN ENERGI YANG
TERKANDUNG PADA BENDA
Oleh Zain Lillahulhaq
2.1 Pendahuluan
Gaya dan Energi merupakan suatu istilah yang sering
disebut dalam pembelajaran berbasis Fisika dan Teknik. Gaya dan
Energi merupakan besaran turunan yang diperoleh dari proses
pengoperasian besaran lain. Keduanya merupakan suatu besaran
vektor yang memiliki nilai dengan satuan tertentu dan dipengaruhi
oleh arah(Utomo, 2016). Materi ini akan membahas tentang :
1. Pengertian Gaya
2. Macam-macam Gaya
3. Hukum Newton
4. Pengertian Energi
5. Klasifikasi Energi
6. Hukum Termodinamika yang berkaitan dengan energi
11
dorongan pada sebuah benda untuk berpindah dari satu titik ke
titik lainnya. Gaya merupakan besaran turunan dari massa (kg) dan
percepatan (m/s2) benda dengan satuan Newton (N).
(1)
Dimana F : Gaya (Newton atau kgm/s )
2
m: massa (kg)
a : percepatan (m/s2)
12
Gambar 2.1. Klasifikasi Gaya
14
Gaya listrik merupakan gaya akibat tarik menarik muatan
dengan yang menyebabkan perpindahan arus yang lemah
(sementara).
(7)
Dimana F : Gaya coloumb (Newton)
k : koefisien muatan (Nm2/c2)
q : muatan listrik 1 dan 2 (c)
r : jarak muatan (m)
Gaya hambatan udara gaya hambat merupakan gaya
perlambatan yang dialami benda yang melintas melalui
fluida (air/udara). Perlambatan laju benda terjadi akibat
gesekan permukaan benda dengan partikel. Hambatan
adalah gaya yang menghambat pergerakan sebuah benda
padat melalui sebuah fluida ( cairan atau gas).
(8)
Dimana F : Gaya drag/hambat (Newton)
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
A : Luas penampang permukaan (m2)
V : kecepatan (m/s)
CD : koefisien drag fluida
Gaya magnet merupakan gaya tarikan yang terjadi pada
benda yang ada di dalam medan magnet.
(9)
Dimana F : Gaya magnet/Lorentz (Newton)
q : muatan (c)
v : kecepatan (m/s)
B : kuat medan magnet (tesla)
ϴ : sudut
15
2.4 Hukum Newton
Hukum newton merupakan hukum yang membahas
mengenai gaya yang terjadi pada sebuah benda. Hukum newton
terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Hukum Newton I
Benda yang diam akan tetap diam dan benda yang
bergerak akan tetap bergerak selama tidak ada gaya
eksternal yang bekerja dari luar. Dengan kata lain sebuah
benda akan mempertahankan kondisnya saat tidak ada
gaya (F) yang mempengaruhi.
∑ (10)
2. Hukum Newton II
Perubahan Gerakan pada benda berbading lurus dengan
gaya yang bekerja pada massa (m) benda tersebut. Selain
benda akan bergerak serah dengan garis normal dan titik
singgung benda dengan percepatan tertentu (a).
∑̅ ̅ ̅ (11)
3. Hukum Newton III
Suatu benda akan menghasilkan reaksi yang besarnya
sama gaya (aksi) yang bekerja padanya dengan arah
berlawanan.
∑ (12)
17
Saat akan menghitung energi dalam suatu benda, kita perlu
mendefinisikan jenis energi yang dimiliki benda tersebut untuk
memilih persamaan matematika yang tepat. Klasifikasi energi
berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Energi mekanik : potensi energi yang terkandung dalam
suatu benda saat benda berada pada ketinggian tertentu
atau bergerak pada kecepatan tertentu. Energi mekanik
terdiri energi potesial (Joule) dan kinentik (Joule).
Perhitungan energi mekanik (Joule) ditunjukan pada
persamaan berikut
(14)
(15)
Dimana m : massa (m)
g : percepatan gravitas (m/s2)
h : ketinggian (m)
v : kecepatan (m/s)
20
5. Energi kimia : merupakan energi yang dihasil dari reaksi
antar zat kimia. Secara sederhana pemanfaatan energi
kimia dalam kehidupan sehari-hari terjadi saat pemecahan
karbohidrat dan sari-sari makanan menjadi energi ditubuh
manusia. Selain itu proses fotosintesis juga merupakan
gambaran dari proses pengubahan CO2, air dan zat hara
menjadi karbohodrat dan oksigen. Rekasi antara molekul
kimia menghasilkan energi berupa panas ataupun listrik.
Perubahan energi kimia menjadi energi listrik dihasilkan
melalui reaksi reduksi oksidasi (redoks). Proses perubahan
energi kimia menjadi panas terjadi melalui reaksi
endoterm dan eksoterm. Contoh proses perubahan energi
kimia menjadi bentuk energi lain terjadi pada penggunaan
baterai, aki, reaksi pembakaran, pencernaan, fotosintesis
dan respirasi.
6. Energi thermal / Kalor : merupakan perpindahan energi
yang terjadi akibat perbedaan temperature diantara dua
titik. Proses perpindahan energi terjadi melalui proses
konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara
konduksi terjadi melalui perantara benda padat, misalnya
perpindahan panas pada besi yang dipanaskan. Konduksi
terjadi akibat ikatan antara molekul benda bergetar dan
menghasilkan panas. Perpindahan panas konveksi terjadi
dengan perantara fluida, misalnya pada air yang
dipanaskan. Sedangkan proses perpindahan panas radiasi
terjadi tanpa perantara. Proses radiasi terjadi diruang
hampa, misalnya gelombang panas matahari ke bumi.
Secara sederhana energi thermal (panas) dapat dihitung
melalui persamaan :
(20)
Dimana Q : Kalor (Joule)
m : massa (kg)
c : specific heat (J/kgoC)
21
T : Temperatur (oC)
Sumber energi panas diperoleh secara alami melalui panas
bumi dan matahari. Selain itu energi panas diperoleh dari
reaksi kimia dan pembakaran.
22
Energi dan usaha yang melintasi batas sistem dalam
perhitungan thermodinamika, arah perpindahan energi keluar dan
masuk dalam suatu sistem perlu dinyatakan dalam dengan tanda
positif dan negatif. Kondisi ini ditunjukan dalam bagan di gambar 3.
Energi yang masuk kedalam sebuah sistem dinyatakan dengan
tanda positif (+). Sedangkan Energi yang meninggalkan sistem
dinyatakan dengan tanda negatif (-). Suatu sistem dinyatakan pasif
bila ada usaha yang masuk kedalam sistem sehingga diberi tanda
negatif (-). Sebaliknya sebuah sistem yang aktif melakukan usaha
ke lingkungan mengindikasikan sistem positif (+). Konsep ini
nantinya akan digunakan dalam sistem perhitungan kekekalan
energi. Perhitungan persamaan energi dan usaha pada sistem
dinyatakan pada persamaan berikut.
(20)
Dimana Q : kalor / energi (joule)
U : energi tersimpan / energi dalam (joule)
W: Usaha (joule)
23
Sistem terbuka (open system) disebut juga dengan control
volume. Pada sistem terbuka, partikel atau massa benda
dapat berpindah melintasi batas sistem. Contoh sistem
tertutup : proses pembakaran api unggun di luar
lingkungan.
25
DAFTAR PUSTAKA
3.1 Pendahuluan
Dalam Sistem pengkondisian udara yang lebih dikenal
dengan sebutan Air Conditioning (AC) adalah suatu sistem untuk
mendinginkan udara sehingga dapat dicapai temperatur dan
kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap
kondisi udara dari ruangan atau tempat tertentu, selain itu
berfungsi juga untuk mengatur aliran udara dan kebersihannya.
Saat ini pengkondisian udara sudah banyak digunakan, antara lain
pada bidang industri, rumah tinggal, kos-kosan, pertokoan,
perkantoran, hotel, dan kendaraan. Untuk kendaraan dapat
digunakan pada mobil, bus, kereta api, kapal laut dan pesawat
terbang dan sebagainya (Arismunandar, W & Saito, H, 2002).
Penyegaran udara merupakan suatu proses mendinginkan
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang
sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari
suatu ruangan tertentu (Arismunandar, W & Saito, H, 2002). Selain
itu mengatur aliran udara dan kebersihannya. Di beberapa Negara
tertentu, beberapa faktor kesegaran yang dimaksudkan diatas
bahkan ditetapkan dalam Undang-undang (UU), sesuai dengan
tujuan penggunaan ruangan, salah satu adalah kantor, hotel,
kampus dan sebagainya. Menyegarkan udara dari ruangan untuk
memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan
kegiatan tertentu (Arora, 2001).
Sistem Pengkondisian Udara adalah suatu proses
mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan
kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap
27
kondisi udara dari suatu ruangan tertentu, mengatur aliran
udara dan kebersihannya. Sistem Pengkondisian Udara pada
umumnya dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu:
1. Sistem pengkondisian Udara untuk kenyamanan,
Menyegarkan udara dari ruangan untuk memberikan
kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan
tertentu.
2. Sistem Pengkondisian Udara untuk industri, Menyegarkan
udara dari ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan,
peralatan atau barang yang ada di dalamnya (Sunarno,
2005).
28
perencanaan pengkondisian udara adalah beban pendingin dan
pendistribusian udara. Perhitungan beban pendingin dilakukan
secara cermat dan distribusi udara dilakukan secara merata
(Klemens A. Rahangmetan dkk, 2019).
Sistem pengkondisian udara pada suatu ruang umumnya
terdiri dari evaporator, kondensor, receiver dan kadang-kadang
dilengkapi elemen pemanas yang tergabung menjadi satu dalam
evaporator housing (Marwan Efendi, 2005). Kebanyakan unit
pengkondisian udara digunakan untuk kenyamanan (comfort air
conditioning), yaitu untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman
bagi orang yang berada di dalam suatau ruangan. Hal-hal yang
mempengaruhi proses pendinginan ruangan. Perhitungan beban
mesin refrigerasi yang direncanakan. Beban pendinginan yang
terdapat pada suatu bangunan berasal dari banyak penyebab
antara lain:
a. Penghuni
Manusia dalam setiap kegiatannya selalu mengeluarkan
panas hasil dari metabolisme tubuh. Banyak yang
dikeluarkan tergantung dari aktivitas yang dilakukan umur
dan jenis kelamin. Semakin banyak yang dilakukan
semakin banyak panas yang dihasilkan.
b. Sinar Matahari
Sinar matahari yang mengenai bangunan baik dinding, atap
maupun pintu dan jendela akan meneruskan panas ke
dalam gedung. Panas ini akan merambat secara konduksi,
konveksi dan radiasi. Panas ini akan menaikkan suhu di
dalam gedung sehingga perlu diperhitungkan
pengaruhnya.
c. Infiltrasi
Infiltrasi adalah kerugian pendinginan yang disebabkan
perembesan udara luar yang masuk ke dalam ruangan, baik
lewat celah-celah pintu atau lubang ventilasi lainnya.
29
d. Ventilasi
Pengaruh dari ventilasi adalah untuk menambah atau
mengurangi udara yang ada pada ruangan dengan udara
luar supaya terdapat udara yang sehat dan segar.
e. Partisi
Panas partisi berasal dari ruang yang kondisinya berbeda
atau perbatasan dengan yang tidak dikondisikan.
30
yang lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak
menggunakannya, sehingga untuk mendapatkan suhu udara yang
sesuai dengan yang diinginkan banyak alternatif yang dapat
diterapkan, diantaranya adalah dengan menaikkan koefisien
perpindahan kalor kondensasi (Yawara, Eka, Purnomo & Prajitno,
2002).
Dewasa ini terutama di daerah beriklim panas seperti di
Indonesia, AC merupakan suatu kebutuhan yang tidak lagi
nengandung arti kemewahan. Hal inipun juga merupakan
kebutuhan pada sarana transportasi baik udara, laut, maupun
darat. Pada transportasi darat terutama pada kendaraan mobil
bus berada pada kondisi yang sudah kurang baik, sehingga
walaupun sudah menggunakan AC, tetapi masih juga dirasakan
kurang nyaman.
Pengkondisian udara diperlukan untuk memberikan
kondisi lingkungan yang berudara nyaman, segar, dan bersih.
Oleh karena itu perlu perlakukan proses terhadap udara untuk
mengatur temperatur, kelembaban dan kebersihan, serta
mendistribusikannya secara serentak guna memenuhi
kenyamanan yang diinginkan. Sesuai dengan namanya, tata
udara atau pengkondisian udara berkaitan dengan kondisi
udara di dalam suatu ruang tertentu. Tata udara tidak hanya
berkaitan dengan pengaturan suhu udara melainkan juga
pengaturan kelembaban dan pergerakan udara ruang termasuk
penyaringan udara untuk mendapatkan udara ruang yang
bersih serta bebas polutan. Salah satu contohnya adalah bus
yang dilengkapi dengan sistem pengkondisian udara cenderung
merupakan alternatif utama bagi para penumpang yang ingin
menggunakan kendaraan angkutan umum atau bus, alasannya
adalah: (a) Kenyamanan dalam perjalanan, (b) Keamanan, dan
(c) Ketepatan waktu dalam perjalanan.
31
3.2 Sistem Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara dimaksudkan untuk
mendapatkan udara yang selalu nyaman, ini didapat melalui proses
perlakuan pengaturan terhadap suhu, kelembaban, kebersihan,
dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi
nyaman yang diinginkan. Pengaturan kecepatan radiasi termal, dan
kualitas udara seperti penyisihan partikel-partikel dan uap-uap
pengotoran. Dengan dikondisikannya udara pada suatu ruang
selain diperoleh efek kenyamanan juga diharapkan aktivitas atau
kerja yang dilakukan pada ruangan tersebut akan semakin efektif
dan efisien.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan
kenyamanan suatu lokasi yaitu bentuk dan ukuran ruangan,
pemilihan unit mesin pengkondisian udara dan yang tidak
kalah pentingnya adalah sirkulasi udara dalam ruangan
tersebut. Sirkulasi udara dalam ruangan berkaitan dengan
jumlah daya AC yang terpasang dan tempat pemasangannya.
Olehnya itu sebelum pemasangan sistem pengkondisian udara
(AC) maka terlebih dahulu dilakukan perancangan sistem
pendingin yang akan digunakan sehingga kenyamanan yang
diharapkan dapat tercapai dan sesuai dengan kebutuhan serta
hemat dalam penggunaan daya listrik.
Penggunaan AC memerlukan perhitungan beban
pendinginan yang tepat sesuai dengan beban di ruangan,
sehingga pemanfaatannya menjadi lebih efektif dan efisien,
karena apabila pemanfaatannya tidak tepat akan berakibat
pada kenyamanan udara yang diperoleh tidak optimal.
Teknik pengkondisian udara tidak hanya berfungsi
sebagai pendingin tetapi lebih daripada itu. Definisi
pengkondisian udara nyaman (comfort air conditioning) adalah
proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya secara
serentak guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh
32
penghuni yang berada di dalamnya. Oleh karena itu teknik
pengkondisian udara juga mencakup usaha pemanasan (yang
tidak menerapkan teknik refrigerasi kecuali untuk pompa
kalor), seperti pengaturan kecepatan, radiasi termal, dan
kualitas udara termasuk penyisihan partikel dan uap pengotor.
Pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban
yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi
udara dan suatu ruangan tertentu. Selain itu, mengatur aliran
udara dan kebersihannya. Di beberapa negara, beberapa faktor
kesegaran tersebut di atas ditetapkan dalam Undang-undang,
sesuai dengan tujuan penggunaan ruangan, misalnya untuk
kantor, hotel, dan sebagainya.
3.2.1 Jenis Kalor
Jenis kalor pada sistem pengkondisian udara adalah
sebagai berikut:
a. Kalor Sensibel, adalah suatu kalor yang berhubungan
dengan perubahan temperatur dari udara. Penambahan
kalor sensibel (sensible heat gain) adalah kalor sensibel yang
secara langsung masuk dan ditambahkan ke dalam ruangan
yang dikondisikan melalui konduksi, konveksi atau radiasi.
b. Kalor Laten, adalah suatu kalor yang berhubungan dengan
perubahan fasa dari air. Penambahan kalor laten (latent heat
gain) terjadi apabila ada penambahan uap air pada ruangan
yang dikondisikan, misalnya karena penghuni ruangan atau
peralatan yang menghasilkan uap.
33
a. Beban Kalor Luar (external cooling load)
Beban pendinginan ini terjadi akibat penambahan panas di
dalam ruangan yang dikondisikan karena sumber kalor
dari luar yang masuk melalui selubung bangunan (building
envelope), atau kerangka bangunan (building shell) dan
dinding partisi. Sumber kalor luar yang termasuk beban
pendinginan ini adalah:
1) Surya yang ditransmisikan melalui kaca
2) Radiasi surya yang melalui dinding dan atap,
dikonduksikan kedalam ruang dengan
memperhitungkan efek penyimpangan melalui dinding
3) Panas konduksi dan konveksi melalui pintu dan kaca
jendela akibat perbedaan temperatur
4) Panas karena infiltrasi oleh udara akibat pembukaan
pintu dan melalui celah-celah jendela
5) Panas karena ventilasi
b. Beban Kalor Dalam Ruangan (internal cooling load)
Beban kalor ini terjadi karena dilepaskannya kalor sensibel
maupun kalor laten dari sumber yang ada di dalam
ruangan yang dikondisikan (Samnur, 2011) Sumber kalor
yang termasuk beban kalor dalam adalah:
1) Panas karena penghuni
2) Panas karena lampu dan peralatan listrik
3) Panas yang ditimbulkan oleh peralatan lain
34
lampu-lampu termasuk dalam golongan ruangan yang dikenai
panas radiasi lebih banyak (Samnur, 2011). Penggunaan kaca
yang bersifat endotermik dan penggunaan lapisan pemantul
sinar ada jendela, tentu dapat mengurangi panas radiasi
matahari ke dalam ruangan yang bersangkutan. Mengenai
gedung yang lebih dan 55% ruangannya dikenai beban panas
laten lebih besar daripada panas sensibelnya, akan diterangkan
kemudian secara terperinci, misalnya, rumah berukuran besar,
ruangan pertemuan, restoran, gedung bioskop, dan sebagainya.
1. Luas Lantai
Luas lantai adalah jarak panjang dikalikan lebar ruangan
seperti pada gambar dimana jarak antara garis-garis teras
tembok digunakan dalam perhitungan ini.
2. Volume Ruangan
Volume ruangan adalah luas lantai dikali jarak antara titik
tengah lantai dan titik tengah langit-langit.
35
panas pada proses konversi. Pengeluaran panas badan secara
konstan berlangsung melalui tiga proses alamiah yang biasanya
terjadi secara simultan (Samnur, 2011), bertemperatur lebih
rendah dari temperatur kulit badan.
Panas akan membumbung naik. Hal ini dapat dilihat dari
asap yang berasal dari rokok yang menyala. Bila dua fenomena
ini diterapkan pada proses pengeluaran panas tubuh manusia,
hal berikut akan terjadi:
1) Badan menyerahkan panasnya ke udara dingin di sekeliling
badan.
2) Udara disekeliling menjadi hangat dan akan bergerak ke
atas.
3) Ketika udara hangat bergerak ke atas, tempatnya
digantikan udara dingin, maka terjadilah aliran konveksi
(Samnur, 2011).
36
Lampu merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan, karena panas yang di hasilkan akan
mempengaruhi pengkondisian udara dalam suatu ruangan.
Jumlah perolehan kalor dari dalam ruangan yang disebabkan
oleh penerangan/lampu tergantung pada daya dari lampu dan
jenis/cara pemasangannya (Samnur, 2011).
Peralatan-peralatan listrik sangat mempengaruhi
pengkondisian udara dalam suatu ruangan, karena peralatan
tersebut juga akan menghasilkan panas. Misalnya saja
komputer, kulkas, kipas angin, dan lain sebagainya (Samnur,
2011).
38
Gambar 3.2. Penyegar Udara Jenis Jendela (Window)
39
Gambar 3.3. Penyegar Udara Jenis Terpisah (Split)
3.3.2 AC Senteral
Pada dasarnya prinsip kerja antara AC Sentral dan AC
Paket sama, perbedaannya ada pada media pemindah kalor
pada evaporator dan kondensor. Cairan yang bertekanan tinggi
keluaran dari kondensor akan dimasukkan kedalam alat
ekspansi yang digunakan untuk menurunkan tekananyang
akan menyebabkan penurunan temperatur evaporasi
kemudian dimasukkan ke dalam evaporator.
Evaporator digunakan sebagai alat untuk menyerap
kalor dari beban pendingin yang dibawa oleh air sehingga
temperatur air yang dikondisikan akan turun dan refrigerant
akan mengalami perubahan fasa dari cair ke gas dan akan
40
disirkulasikan kembali ke dalam kompresor. Siklus air panas
dimulai dari kondensor dimana air akan mengmbil panas pada
refrigerant lalu air akan dimasukkan pada cooling tower
sehingga panas air akan dibuang ke lingkungan, air yang sudah
dingin disirkulasikan kembali oleh pompa masuk ke
kondensor.
Sirkulasi air dingin dimulai di evaporator disini
refrigerant akan mengambil kalor dari air sehinga air akan
mengalami penurunan temperatur sedangkan refrigerant akan
mengalami perubahan fasa dari cair ke fasa gas. Air sudah
mengalami penurunan temperatur akan dialirkan ke dalam
unit penukar kalor untuk menyerap panas beban pendingin
dan air yang sudah menyerap panas akan disirkulasikan
kembali kedalam evaporator melalui sebuah pompa.
41
3.4 Penggolongan Sistem Pengkondisian Udara
Jenis yang mendasari penggolongan sistem
pengkondisian udara sentral adalah untuk menjamin
pengaturan pengaturan ruangan yang diteliti, maka sesuai
dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah
dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa
sistem. Hal ini tersebut terutama menyangkut perkembangan
elemen pendinginnya.
Jenis-jenis sistem penyegaran udara adalah sebagai berikut:
3.4.1 Sistem Udara Penuh
Pada sistem ini udara dari ruangan yang akan
dikondisikan didinginkan oleh udara pendingin yang dihasilkan
dari mesin pendingin (air handling unit) dimana pada unit ini
udara akan membuang kalornya pada air chilled water
kemudian dimasukkan ke dalam ruangan oleh blower
sedangkan udara panas (return air) akan ditarik kembali ke
dalam unit tersebut.
42
3.4.2 Sistem Saluran Tunggal
Sistem ini merupakan sistem penghantar udara paling
banyak dipergunakan. Campuran udara ruangan didinginkan
dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam
ruangan melalui saluran udara.
Keuntungan dari sistem ini adalah:
a. Sederhana, mudah perancangannya, pemasangannya,
pemakaiannya dan perawatannya.
b. Biaya awal lebih rendah dan murah.
43
Gambar 3.6. Unit volume Udara Variable
44
Gambar 3.7. Sistem Dua Saluran (ganda) (Yuriadi, Kusuma)
45
3.5 Refrigerant
Refrigerant merupakan suatu media pendingin yang
dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau
untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik
termodinamika refrigerant yang digunakan dalam sistem
refrigerasi perlu diperhatikan agar sistem dapat bekerja
dengan aman dan ekonomis, adapun sifat refrigerant yang baik
adalah:
a. Tekanan penguapannya harus tinggi, untuk menghindari
b. kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan
turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya
perbandingan kompresi.
c. Tekanan pengembunan yang rendah sehingga
perbandingan kompresinya rendah dan penurunan
prestasi kompresi dapat dihindari.
d. Kalor laten penguapan harus tingggi agar panas yang
diserap oleh evaporator lebih besar jumlahnya, sehingga
untuk kapasitas yang sama, jumlah refrigerant yang
dibutuhkan semakin sedikit.
e. Koefisien prestasi harus tinggi, ini merupakan parameter
yang penting untuk menentukan biaya operasi
f. Konduktifitas thermal yang tinggi untuk menentukan
karakteristik perpindahan panas.
g. Viskositas yang rendah dalam fasa cair atau gas. Dengan
turunnya tahanan aliran refrigerant dalam pipa kerugian
tekanannay akan berkurang.
h. Konstanta dielektrik yang kecil, tahanan listrik yang besar
serta tidak menyebabkan korosi pada material isolasi
listrik.
i. Refrigerant hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan
material yang digunakan sehingga tidak menyebabkan
korosi.
j. Refrigerant tidak boleh beracun dan berbau.
46
k. Refrigerant tidak boleh mudah terbakar dan meledak.
l. Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak
merusak dan memperngaruhinya.
47
3.6 Siklus Pendinginan
Siklus pendinginan terdiri dari empat proses, yaitu:
1. Evaporasi (Penguapan)
merupakan proses pertukaran panas udara ruangan
dengan refrigerant. Pada tahap ini terjadi pertukaran
kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan atau
media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair
dalam evaporator sehingga refrigerant cair yang berasal
dari katup ekspansi yang bertekanan dan bertemperatur
rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi.
2. Kompresi
Memiliki dua fungsi:
Pertama, untuk menghisap refrigerant dari evaporator
dan menekannya ke kondenser. Kedua, untuk
meningkatkan tekanan refregerant. Pada tahap ini terjadi
di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap
dengan temperatur dan tekanan rendah dikompresi
secara isentropic sehingga temperatur dan tekanannya
menjadi tinggi (Arismunandar, Wiranto & Heizo Saito,
2002).
3. Kondensasi (Pengembunan)
Memiliki dua fungsi:
Pertama, untuk membuang panas yang disimpan
refrigerant pada evaporator. Kedua, untuk mengubah fase
refrigerant dari uap menjadi cairan. Pada tahap ini terjadi
didalam kompresor, dimana panas dari refrigerant yang
berfasa uap dari kompresor dibuang ke lingkungan
sehingga refrigerant tersebut mengalami kondensasi.
Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari fasa uap
superheat menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini
tekanan dan termperaturnya masih tinggi.
48
4. Ekspansi
Mengubah cairan refrigerant yang panas menjadi cairan
yang dingin dengan menurunkan tekanannya. Pada tahap
ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant
diturunkan tekanannya yang diikuti dengan turunnya
temperatur isentalphi (Sunarno, 2005).
49
sistem pengkondisian udara tak langsung (Indirect Cooling)
(Suhendar dkk, 2013).
3.7.3 AC Window
AC Window merupakan jenis AC yang semua komponen
utamanya terpasang dalam satu base plate. Setelah itu base
plate beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan
kedalam kotak plat sehingga menjadi satu unit kesatuan. AC
window adalah AC yang penerapan sistem pengkondisian
udaranya berfokus pada ruangan berukuran kecil, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10 unit AC ini dibuat dengan ukuran
kecil agar sesuai dengan ukuran jendela (Saputra, 2018).
52
Gambar 3.10. AC Window (Susanto dkk, 2017)
3.7.4 AC Standing
AC standing dan AC split merupakan jenis AC yang
hampir semua komponen dan cara kerjanya memiliki
kemiripan. Perbedaan diantara keduanya adalah pada AC jenis
split unit indoor terpasang di dinding. Seperti pada Gambar 11
AC Standing diletakkan di dalam ruangan langsung dan dapat
dipindah-pindah. Perbedaan antara AC standing dengan AC
split terletak pada kapasistasnya, dimana pada AC jenis
standing memiliki kapasitas lebih besar. Pada
pengaplikasiannya AC standing banyak digunakan untuk
kegiatan yang bersifat sementara (Susanto dkk, 2017).
53
Gambar 3.11. AC Standing (Susanto dkk, 2017)
54
Gambar 3.12. AC Split Duct (Susanto dkk, 2017)
56
Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan
temperature dan kelembapan udara agar memenuhi
persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
kecepatan dan distribusinya di dalam ruangan yang
dikondisikan juga merupakan factor yang tidak kalah
pentingnya. Bila pengkondisian udara ini ditujukan untuk
kenyamanan penghuninya maka konsentrasi oksidasi
oksigen juga merupakan factor yang tidak bisa dilupakan.
Pengkondisian udara biasanya dilakukan untuk:
5. Kenyamanan Yaitu untuk memberi kenyamanan
penghuninya dalam melakukan aktifitas tertentu ataupun
selagi istirahat.
6. Proses Yaitu ditujukan untuk menjaga kondisi udara di
dalam ruangan proses, agar yang dimaksud dapat berjalan
dengan lancar.
dimana:
Pw : Tekanan parsial uap air
Pws : Tekanan jenuh uap air
59
5. Kelembaban spesifik (rasio kelembaban)
Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang
terkandung didalam setiap kilogram udara kering, atau
perbandingan antara massa uap air dengan massa udara
kering yang ada didalam atmosfir. Kelembaban spesifik
dapat dirumuskan (Yuriadi, Kusuma):
Dimana:
W : Kelembaban spesifik
Mw : Massa uap air
Ma : Massa udara kering
6. Entalpi
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu
zat pada temperatur tertentu, atau jumlah energi kalor
yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan
x kg air (dalam fasa cair) dari 0oC sampai mencapai t oC dan
menguapkannya menjadi uap air (fasa gas).
7. Volume spesifik.
Volume spesifik merupakan volume udara campuran
dengan satuan meterkubik per kilogram udara kering.
60
2. Perhitungan beban kalor sesaat Perhitungan untuk
mengetahui biaya operasi jangka pendek dan jangka
panjang, serta untuk mengetahui karakteristik dinamik
dari instalasi yang bersangkutan.
61
b. Orientasi gedung
Lokasi gedung
Pengaruh sinar matahari dan mata angin
Pengaruh bayangan lain
Pengaruh pantulan panas
c. Penghuni
Jumlah, usia, jenis aktifitas, lamanya berada dalam
gedung
d. Fungsi gedung
Kantor, hotel, rumah sakit, pertokoan, pabrik, mall dan
lain lain.
e. Ventilasi
Kebuthan udara per orang
Penghuni merokok atau tidak
f. Peralatan
Jenis dan jumlah
g. Tingkat pemakaian gedung
Terus menerus atau terputus
62
3.11.3 Sumber Beban Pendingin
Sumber beban pendingin dapat digolongkan dalam tiga
jenis, yaitu:
a. Beban dari luar gedung
Yaitu kalor yang berasal dari luar gedung yang masuk ke
dalam ruangan yang akan dikondisikan. Yang termasuk
dalam beban pendingin dari luar gedung adalah:
Kondisi melalui luar, atap dan kaca
Radiasi matahari
Hotel
1. Untuk ruang tamu sebaiknya menggunakan sistem penyegar
udara dengan pengatur temperatur dan kelembaban, disini
dapat digunakan sistem air udara dengan unit koil kipas
udara atau unit induksi dimana volume udara primer
merupakan jumlah yang diperlukan untuk memberikan
ventilasi bagi kamar mandi dan closet.
2. Untuk ruang umum menggunakan saluran tunggal jenis
sentral.
3. ntuk hotel yang khusus digunakan untuk keperluan
pekerjaan sebaiknya menggunakan sistem saluran tunggal
untuk ruang tamu dan pemanas pada setiap salurn cabang
ke setiap ruang tamu atau dapat menggunakan unit koil
kipas udara jenis air penuh, pendinginan ruanga yang
terpasang di dinding, atau pendingin ruangan jenis pompa
kalor.
4. Untuk rumah apartemen dan asrama sistem yng dipakai
sama dengan yang dipakai di hotel dengan harus
mempertimbangkan ventilasi dapur.
64
Rumah Sakit
Rumah sakit adalah jenis bangunan yang mempunyai
banyak ruangan dengan berbagi fungsi yang berbeda dengan jenis
bangunan yang lainnya dimana lingkungannya harus dijaga agar
tetap bersih untuk mencegah penyebarannya dan
perkembanganbiakan bakteri organik.
1. Unit bangsal digunakan sistem penyegar udara jenis air
udara dengan unit koil kipas udara atau unit induksi. Disini
udara primer dimasukkan ke ruangan untuk ventilasi dan
bekerja dengan sistem udara luar penuh. Saringan udara
harus dirawat terpisah atau sama lain.
2. Untuk ruang konsultasi digunakan sistem penyegar udara
jenis air udara dengan pengaturan terpisah satu sama lain.
3. Untuk ruang tunggu digunakan sistem sentral atau sistem
unit paket.
4. Untuk ruang operasi digunakan sistem saluran tunggal
dengan penyegar udara yang terpisah. Sistem ini juga
dipakai untuk ruang periksa dan radioskop dengan catatan
dipakai sistem udara luar penuh dan udara yang masuk ke
ruangan harus bebas debu.
5. Untuk ruang pengurus rumah sakit dan perawat dipakai
sistem udara seperti pada gedung kantor.
65
Gedung Bioskop, Gedung Pertemuan Umum, Mesjid, Gereja
dan sebagainya
Untuk melayani gedung-gedung tersebut kita perlu
melakukan operasi pemanasan ruangan sebelum ruangan
tersebut digunakan, maka untuk jangka panjang kita tidak dapat
memberikan pengaruh pemanasan itu kepada pengunjung.
Untuk ruangan penonton dan pengunjung sebaiknya
menggunakan sistem saluran tunggal dimana udara dingin
dimasukkan ke dalam ruangan melalui langit-langit atau
dinding samping ruangan sehingga udara keluar melalui lantai
di bawah tempat duduk dan melalui bagian samping panggung.
Untuk gedung dengan langit-langit tinggi aliran udara panas.
Pemanasan sebaiknya dilakukan dengan memasukkan udara
panas melalui panel pada lantai. Karena tarikan udara dingin
dapat terjadi dipanggung maka mesin penyegar udara yang
dipergunakan harus dipasang dengan radiator pada dinding
untuk mencegah jatuhnya udara dingin.
Industri
Pada industri sistem penyegar udara yang dipakai dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1. Penyegar udara untuk untuk karyawan.
2. Penyegaran udara untuk industri (Proses produksi,
penyimpanan, Lingkungan kerja mesin dan sebagainya).
Tempat Tinggal
Sistem penyegaran udara yang dipakai disini tergantung
pada tingkat kegiatan keluarga, pekerjaan, pendapatannya.
1. Untuk rumah mewah dan besar digunakan sistem
penyegaran udara saluran tunggal sentral dengan sistem air
66
penuh dengan dengan koil kipas udara atau sistem unti
paket.
2. Untuk rumah pada umumnya, biasanya menggunakan satu
atau dua ruangan yang dilayani oleh pendingin ruangan.
3. Untuk apartemen digunakan sama seperti rumah biasa atau
menggunakan sistem saluran tunggal sentral atau sistem
unit koil kipas udara.
67
DAFTAR PUSTAKA
68
BAB 4
KOMISIONING DAN PEMELIHARAAN
SISTEM PENGKONDISIAN UDARA
Oleh Tungga Bhimadi Karyasa
4.1 Pendahuluan
Istilah yang lebih pas dan cocok untuk nama lain dari Air
Conditioning atau AC, serta dapat sebagai rangkaian kata untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain, utamanya untuk
komunikasi dengan engineering adalah, pergantian kata
pendinginan. Kata pendinginan lebih pas dengan kata
pengkondisian. Kata pendinginan dalam Sistem Pendingin Udara,
lebih cenderung bermakna pada persoalan memperlakukan udara
sebagai peran dalam proses pendinginan dengan atau tanpa udara,
untuk bercampur zat lain. Sedang pengkondisian berarti udara
tidak dicampur dengan gas lain, hanya dikondisikan.
Sistem Pengkondisian Udara (SPU) merupakan sistem
peralatan yang memperlakukan udara dengan cara
mengkondisikan udara untuk berperan sebagai pengatur level
dengan harga numerik dari antara lain untuk: suhu, kelembaban,
dan pemurnian zat adiktif. Zat adiktif disini sebagai pembantu
dalam pengaturan udara untuk mencapai kondisi suhu dan
kelembaban sesuai keinginan kita agar nyaman, dalam ruangan
tertentu.
Kondisi nyaman perlu untuk mereka yang bekerja dan atau
beristirahat dalam ruangan tertutup, misalnya dalam: gedung atau
ruangan bangunan tinggi. Nyaman itu perlu diperoleh demi untuk
mendapatkan kesehatan dan kesegaran, lebih-lebih pada negara
tropis seperti NKRI. Kebanyakan daerah bisnis di NKRI adalah
69
dalam kondisi: kurang nyaman, udara panas, lingkungan atmosfer
kotor, jalanan berdebu, angin bertiup tak tentu arah, dan udara
ruangan tidak membawa kesegaran. Segala usaha menuju atmosfer
bersih untuk NKRI akan sia-sia, karena ada angin muzon yang
bertiup sepanjang tahun dan membawa kotoran atmosfer ke
daerah sekitar katulistiwa.
SPU sebagai peralatan, tidak lepas dari kewajiban kita untuk
melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan sistem pengkondisian
udara atau SPU harus dilakukan secara rutin dan terjadwal.
Pemeliharaan dapat terjadi dari aksi perawatan dengan perlakukan
pada peralatan SPU secara: mendadak, berbeda dari tindakan
perawatan umumnya, atau terutama apabila terjadi kondisi
peralatan tiba-tiba tidak bekerja. Pemeliharaan sistem itu sendiri,
merupakan proses aksi pemeliharaan peralatan, dengan tujuan
untuk memastikan bahwa seluruh komponen dalam sistem
berfungsi sebagaimana mestinya, dan dalam waktu siklus hidup
yang seharusnya.
4(empat) pembagian lingkup Pemeliharaan peralatan
umumnya dan pemeliharaan untuk Sistem Pengkondisian Udara
atau SPU khususnya, ditinjau dari tujuan kegiatan yang dilakukan,
yaitu:
a. Pemeliharaan Korektif,
Yaitu perbaikan terhadap kerusakan peralatan utama
SPU atau yang menyebabkan operasional SPU tidak
dapat terjadi atau terganggu.
Tujuan perbaikan adalah, menjadikan SPU beroperasi
dengan sistem pengkondisian udara yang mendekati
sempurna.
Semula alat ini rusak akibat dalam operasionalnya,
tidak dapat menunjukkan angka kuantitatif misalnya
suhu dan kelembaban pada level kondisi nyaman.
Contoh tidak nyaman adalah dimana alat tidak dapat
mengkondisikan udara dengan suhu dan kelembaban
70
yang diminta.
Kerusakan alat ini misalnya diakibatkan: saluran
kotor, kurang isi freon, dan atau kompresor rusak.
b. Pemeliharaan Adaptif,
Yaitu perbaikan terhadap kerusakan pendukung alat,
meskipun SPU beroperasi normal, tetapi kekhawatiran
peralatan pendukung SPU kurang mendukung
sehingga dimungkinkan apabila ada catastrophy, fungsi
peralatan utama SPU terganggu.
Tujuan perbaikan menjadikan alat kembali beroperasi
dengan pendukung alat kokoh-kuat terhadap gangguan
lingkungan sekitar misalnya benturan.
Semula, kerusakan SPU ini akibat dalam
operasionalnya memberikan penafsiran kondisi SPU
tidak dalam level kondisi aman.
Contoh tidak aman adalah, dimana SPU ditempatkan
dengan fitting kurang kuat, sarangan kotor, serta bodi
SPU penyok.
Kondisi tidak aman menimbulkan kekhawatiran,
misalnya : SPU terjatuh, mengalami benturan,
pemeliharaan terjadwal dan cek rutin tidak dilakukan.
c. Pemeliharaan Preventif,
Yaitu perbaikan terhadap kerusakan yang diprediksi
akan terjadi. Kerusakan itu umumnya bersifat rutin.
Jika kerusakan muncul saat pemeriksaan SPU,
meskipun kerusakan belum terjadwal, dapat langsung
diperbaiki. Hal ini sebagai deteksi awal kerusakan
yang nanti mungkin terjadi.
Tujuan perbaikan adalah untuk menjadikan peralatan
memberikan kepercayaan akan kenyamanan terhadap
pengguna SPU, dan menghindari kemungkinan
kerusakan lain yang nantinya terjadi.
Semula, SPU ini beroperasi baik dan tidak rusak. Tetapi
71
service berkala wajib dilakukan untuk mengembalikan
pada level kondisi meyakinkan.
Contoh untuk pengguna SPU yang merasa bahwa
peralatan kurang meyakinkan, adalah karena dari
pengguna timbul rasa was-was atau kekhawatiran
bahwa: operasional SPU masih menjadikan ruangan
dalam kondisi tidak menyehatkan, misalnya: cek
kondisi refrigerant, dan rutin pembersihan sarangan
udara.
Hal ini diakibatkan misalnya: prediksi bakal ada
kerusakan dapat dicegah, juga memberi informasi dan
perbaikan rutin untuk SPU sejenis.
d. Pemeliharaan Perfektif,
Yaitu perbaikan terhadap kerusakan komponen SPU
yang tidak langsung mempengaruhi kinerja
operasional, dalam hal ini hanya diinginkan untuk
menjadikan alat lebih tampak elegan.
Ketidaksempurnaan kinerja SPU yang jika terjadi, tetap
harus diperbaiki.
Tujuan perbaikan yaitu menjadikan peralatan kembali
terpasang dengan gagah dan apik, lengkap dengan
asesori yang menarik.
Semula, SPU ini rusak akibat benturan dan goresan.
Dalam operasionalnya, SPU tidak mengakibatkan
fungsi operasional dari komponen utama alat
terganggu, begitu juga level kinerja tidak terganggu
atau berkurang.
Contoh kerusakan yang memerlukan perbaikan
perfektif adalah: cashing penyok, dudukan penyangga
SPU berkarat. dan kondisi sekitar SPU kotor.
Hal ini diakibatkan misalnya: keinginan pengguna
untuk menampilkan kinerja SPU lebih dari standar, dan
penampilan SPU menjadi lebih elegan.
72
Setiap selesai aktifitas terhadap SPU, dan sebelum SPU
ditempatkan atau dioperasikan riil, kegiatan komisioning wajib
dilakukan, terutama untuk SPU yang terpasang sebagai fasilitas
umum atau pengguna umum. Kegiatan komisioning merupakan
kegiatan pengujian wajib sesuai operasional pada peralatan yang
sebenarnya. Komisioning dilakukan setelah peralatan selesai
tuntas dilakukan pemeliharaan terhadap SPU tersebut.
Tujuan komisioning adalah untuk membuktikan bahwa:
struktur bila bangunan sipil, atau sistem bila peralatan, atau
komponen bila merupakan komponen tersendiri dari instalasi atau
alat terpisah, memenuhi persyaratan dengan aman dan nyaman
dioperasikan. Petugas atau engineer khusus yang menangani
pelaksanaan komisioning, harus memiliki sertifikat yang
berhubungan dengan keahlian mereka. Tes komisioning atau tes
fungsi, adalah tahapan dimana engineer khusus ini menguji
keseluruhan fungsi sistem.
Komisioning dan pemeliharaan SPU, merupakan dua
kegiatan terpisah yang dilakukan oleh dua bengkel berbeda. Tetapi
pekerja dan penanggung jawab 2(dua) kegiatan tersebut, harus
berhubungan erat dalam kerja sama untuk saling bertukar
informasi dan penyampaian level kondisi peralatan SPU dari
pemilik dengan yang sebenarnya. Umumnya komisioning
dilakukan oleh lembaga atau balai ketrampilan yang ditunjuk
pemerintah.
SPU adalah peralatan yang berfungsi dengan melakukan
perlakuan terhadap pendistribusian udara untuk mengatur: suhu,
kelembaban, kebersihan, sebagai penyegar udara yang baik.
Pendistribusian udara dilakukan secara serentak guna
mencapai kondisi nyaman yang diperlukan dari kegiatan orang-
orang dalam ruangan tersebut. Syarat penyegar udara yang baik
adalah bila: dapat mengatur dan menyesuaikan suhu dalam
ruangan, dapat menjaga dan mengatur kelembaban udara, dan
melengkapi peralatan penukaran udara yang berfungsi dengan
73
baik. Cara kerja SPU adalah dengan menyerap panas dari udara
ruangan, kemudian melepaskan panas tersebut keluar ruangan.
Dengan demikian, temperatur dalam ruangan akan berangsur-
angsur turun yang menghasilkan temperatur dingin sesuai yang
diinginkan.
74
5. Evaporator, berfungsi sebagai penyerap udara panas dari
ruangan untuk disandingkan dengan gas refrigerant,
sehingga permukaan pipa Evaporator basah, kemudian
terjadi proses penguapan dimana gas refrigerant berubah
cair dalam melakukan aktifitas pendinginan ruangan.
6. Blower atau Fan, dengan bentuk Blower adalah tabung
bersirip sesuai fungsinya untuk sirkulasi udara ruangan
7. Spray,
8. Receiver/driyer,
9. Katup ekspansi,
10. Sensor indera panas.
75
2. Inlet udara masuk (air inlet)
3. Filter udara (air filter)
4. Outlet udara keluar (air outlet)
5. Grill aliran udara datar (horizontal air flow grille)
6. Jalur aliran udara vertikal (Vertikal air flow louver)
7. Panel display (petunjuk off/on dan petunjuk suhu)
8. Remote Control Unit Outdoor
9. Pipa atau selang penghubung (connecting pipe)
10. Kabel penghubung
11. Katup switch pengatur kompresor untuk service.
77
4.3 Tahapan Komisioning
Tahapan komisioning terbagi menjadi 3(tiga) yaitu tahapan:
persiapan, pre-test komisioning, dan running komisioning,
diuraikan sebagai berikut dibawah ini, (Ilmu Teknik, 2022).
Tahapan Persiapan Komisioning:
1. Pengumpulan data, yang diperlukan adalah: shopdrawing
umumnya ukuran A3, diagram skematik, diagram kontrol,
deskripsi pengerjaan, daftar komponen, spesifikasi, dan
dokumen penunjang.
2. Pengajuan proposal pelaksanaan, yang diperlukan adalah
informasi berupa: pertimbangan dan strategi komisioning,
metode yang akan dijalankan, prosedur inspeksi, format
check list, format laporan komisioning, daftar alat ukur
yang digunakan, struktur organisasi pelaksanaan, daftar
atau catatan, dan analisa mitigasi risiko saat akan
dilaksanakan.
3. Penyusunan jadwal.
4. Pembentukan Tim, yang terdiri:wakil bengkel dimana
komisioning dilaksanakan, engineering penanggung jawab,
kontraktor, konsultan perencana, konsultan pengawas,
konsultan lapangan, dan pemilik.
79
5. Tahapan berikutnya adalah pemeriksaan tegangan listrik
yang digunakan atau yang masuk SPU, harus sesuai dengan
name plate tegangan yang disebutkan alat SPU yang
diujikan. Batas toleransi tegangan umumnya antara 200-
240 Volt.
6. Mengukur arus listrik masuk peralatan uji, dan
memastikan sesuai yang tercantum pada name plate.
7. Pengecekan tekanan refrigerant, dan pastikan sesuai
dengan tekanan kerja.
8. Pastikan juga, suhu ruangan sesuai dengan yang sudah
ditunjukkan pada thermostat. Toleransi diberikan sesuai
peraturan, misalnya dengan batas toleransi 2(dua) derajat
Celcius untuk SPU rumahan.
9. Diukur juga suhu kondensor yang harus lebih panas dari
suhu udara luar, dengan perbedaan umumnya antara 10-
15 derajat Celsius.
10. Diukur juga, suhu pada pipa hisap. Hasilnya untuk
mendapatkan tekanan dari tabel saturasi, apakah harganya
masih memenuhi. Kemudian diukur juga suhu pada super
heat SPU.
80
a. SPU yang dihuni manusia, harus dirancang
mempertahankan suhu minimum 25 derajat Celsius,
kelembaban relatif 60 persen, dengan toleransi
10(sepuluh) persen,
b. Semua SPU wajib memiliki efisiensi minimum kondisi
beban penuh sesuai tabel dalam SNI 6390-2011, misalnya
AC split <65.000 BTU/jam, Eff minimum COP 2.70 dan
KW/TR 1.303
c. SPU terpusat atau AC sentral, harus menggunakan Sistem
Variabel Air Volume atau VAV, yaitu sistem yang dapat
memvariasikan jumlah kebutuhan udara untuk
pendinginan sesuai yang diinginkan, pada setiap ruangan
tertutup atau zona tertutup untuk secara terkontrol dan
independen, sehingga hemat energi dengan tetap menjaga
kelembaban setiap ruangan.
d. Pada SPU harus sudah terpasang Variable Speed Drive
(VSD) atau Penggerak Kecepatan Variabel, untuk
operasional loop utama pompa air pendingin dan kipas
angin pendingin.
e. SPU yang dikomisioning harus menerapkan insulasi pipa
air pendingin dan pipa refrigerant, sesuai SNI-0306572
f. SPU tidak boleh menggunakan freon jenis CFC atau
Chlorofluorocarbons, karena senyawa ini dapat merusak
ozon. CFC sudah lama harus ditinggalkan untuk digunakan.
g. Khusus SPU AC-sentral, tingkat ventilasi minimum harus
sesuai dengan merujuk SNI 03-6572-2001 pasal 7.3, yaitu
pada setiap 18 meter kubik ruangan harus terjadi
pertukaran udara antara lain, untuk:
1. Perkantoran, restoran, toko, mall, swalayan, pabrik,
tempat parkir dan bengkel, masing-masing setiap 6
jam.
2. Lobi, koridor, tangga, masing-masing setiap 4 jam,
3. Ruangan kelas, bioskop, masing-masing setiap 8 jam.
81
h. Auditorium, ruang konferensi, parkir kendaraan tertutup,
dan ruangan untuk setiap 3(tiga) meter kubik yang dihuni
lebih dari satu orang, wajib dilengkapi dengan alat
Pemantau Karbon Dioksida atau PKD, dan diupayakan saat
SPU operasional, dengan menghasilkan konsentrasi CO2
kurang dari 1000 ppm, sesuai regulasi ASHRAE 62.1-1989.
82
Apabila regulasi ini dijalankan, pengalaman akan
memberikan penghematan energi, sehingga dapat mengurangi biaya
listrik, untuk operasional kipas angin hingga 70 persen.
Regulasi lain untuk AC Sentral yang harus dipenuhi,
sebelum peralatan dilakukan komisioning (Peraturan Gubernur
DKI 38/2012), antara lain adalah:
a. Desain dan operasional Menara Pendingin (Cooling
Tower).
b. Desain pengganti dari ventilasi mekanik sebanyak mungkin
dengan ventilasi alami.
c. Desain pemulihan energi dengan pemilihan jenis penukar
panas yang sesuai regulasi yang disarankan, terutama
dalam pemilihan teknologi terkini, misalnya dengan:
kumparan gulung penghematan energy 55% sampai 65%,
enthalpy penghematan energy wheel 85%, pipa panas
penghematan energy 45% sampai 65%, dan pelat penukar
panas penghematan energy 80%.
d. Desain dan pemilihan kipas angin pada langit-langit harus
sesuai persyaratan, dari panjang dan lebar ruangan
tertentu mengikuti SNI.
84
g. Pemeriksaan Unit Mesin Air Conditioning dengan:
Kegiatan pemeriksaan dilakukan dengan jadwal
mingguan (service kecil) dan pemeliharaan bulanan
(service besar).
Pemeriksaan berkala dilakukan menyeluruh sesuai
yang sudah dinyatakan sebelumnya. Hal ini mengikuti
regulasi dari aturan terkini dalam persyaratan untuk
mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). SLF wajib
dimiliki, dan yang didasarkan kepada lamanya unit SPU
beroperasi dalam satuan waktu.
Tujuan utama pemberian SLF adalah untuk menjamin
SPU dalam kondisi dengan peningkatan life-time dimasa
pakai, mengontrol konsumsi listrik, menghindari
kerusakan yang lebih parah, memaksimalkan
kenyamanan operasional SPU, menjaga kesehatan
penghuni ruangan, dan menjadikan penghuni ruangan
merasa nyaman.
h. Kegiatan Service Kecil, dengan melakukan pemeriksaan:
untuk AC sentral misalnya, dilakukan secara periodik
umumnya 2 sampai dengan 3 minggu sekali, dengan
kegiatan antara lain: pembersihan filter, pembersihan
body, pembersihan saluran pembuangan air, menjamin
hubungan kabel dengan power listrik aman, pemeriksaan
temperatur udara dingin, dan pengujian kekuatan
dudukan unit indoor.
i. Kegiatan Service Besar, dengan melakukan:
Secara periodik untuk AC sentral umumnya dilakukan
selama 3(tiga) sampai 4(empat) bulan sekali.
Pengecekan awal dan bila rusak diperbaiki, dalam hal:
suhu pendinginan, tekanan refrigerant, running amper
dari kompresor, fungsi remote control, putaran fan
outdoor unit, putaran blower indoor, dan melakukan
85
pencatatan pada log sheet sesuai form standar yang
tersedia.
Jika diperlukan, dilakukan pencucian komponen-
komponen SPU pada unit indoor dan unit outdoor.
Pembersihan saluran pembuangan air pada unit
indoor.
Cek ulang setelah finishing.
86
4. Sebutkan 3(tiga) tahapan komisoning, dan jelaskan
prosedur masing-masing tahapan secara singkat.
5. Penelusuran dari rujukan dengan google, sebutkan efisiensi
minimum yang lain, sesuai SNI 6.390-2011.
6. Penelusuran rujukan dari google, jelaskan fungsi dan
keserasian rangkaian untuk: MCB, Relay, Switch, dan
sambungan kabel.
7. Jelaskan 3(tiga) peran komisioning, khusus peralatan SPU,
sebagai salah satu penentu regulasi SLF.
87
DAFTAR PUSTAKA
88
BAB 5
PSIKOMETRIK DAN SIFAT-SIFATNYA
Oleh Denni Kartika sari
5.1 Pendahuluan
Dalam proses pendinginan udara ada beberapa proses yang
dilalui diantaranya: proses kontrol temperatur(pendinginan dan
pemanasan) dan kontrol kelembaban (humidifikasi dan
dehumidifikasi), Pengontrolan udara dapat dilakukan dengan
melewatkan udara kedalam pendingin atau koil pemanas. Kontrol
kelembaban dalam ruang yang dikondisikan dengan mengontrol
jumlah uap air di dalam ruangan
Psikometrik merupakan pengkajian terkait sifat sifat fisikal
campuran udara kering dan uap air atau kelembaban. Cakupan lain
dengan mempelajari perilaku campuran udara kering dan uap air
pada berbagai kondisi.
Analisis psikometrik dapat dimanfaatkan untuk
menentukan laju aliran volume udara yang akan didorong ke
dalam sistem saluran dan ukuran komponen sistem utama.
……….2
…………3
90
dan sebaliknya, bagaimana mekanisme udara lembab menjadi
dingin akan menghasilkan kondensasi. Grafik juga dapat digunakan
untuk memperkirakan kondensasi uap air. Grafik psychrometric
menjelaskan bahwa dengan menaikkan suhu permukaan atau
dengan menurunkan kadar air udara atau menggunakan beberapa
kombinasi keduanya dapat menghindari kondensasi permukaan.
Grafik psychrometric juga membantu dalam menghitung dan
menganalisis kerja dan transfer energi dari berbagai proses
pengkondisian udara.(Zheng, 2017).
Grafik psychrometric dibangun di atas dua konsep sederhana.
1. Udara dalam ruangan adalah campuran udara kering dan
uap air.
2. Ada sejumlah energi tertentu dalam campuran pada suhu
dan tekanan tertentu. Montgomery, R., & McDowall, R.
(2008)
91
Gambar 5.1. Grafik psikometri
92
⌽= …………4
93
kondisi yang sama. Istilah "Kelembaban Mutlak" mengacu pada
pon atau butir uap air yang terkandung dalam satu kaki kubik
campuran udara kering dan uap air pada kondisi tertentu.
b. Kelembaban absolut
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap udara,
dinyatakan dalam gram atau lb uap air per lb udara kering. Ini
juga dikenal sebagai kadar air atau rasio kelembaban. Rasio
kelembaban diwakili pada grafik oleh garis-garis yang berjalan
secara horizontal dan nilainya berada di sisi kanan (sumbu Y)
grafik yang meningkat dari bawah ke atas
94
c. Kelembaban spesifik
Kelembaban spesifik udara lembab adalah (tanpa dimensi)
rasio massa uap air mv dengan massa udara lembab ma +
mv dan rasio ini mewakili pengenceran uap di atmosfer
(Camuffo, 2014).
………….5
95
yang diperlukan untuk mengevaluasi pon kelembaban per
pon udara kering.
g. Temperatur titik pengembunan (dp) Suhu titik embun (dp)
adalah keadaan di mana suhu udara berubah menjadi titik
embun pada tekanan atmosfer dan uap air di udara mulai
mengembun. Suhu titik embun dapat pula didefinisikan sebagai
suhu udara jenuh yang memiliki tekanan uap yang sama
dengan kondisi udara yang ditinjau(Legg, 2017). Pada titik
embun, suhu bola kering dan suhu bola basah sama persis.
Suhu titik embun secara langsung berhubungan dengan
kuantitas aktual kelembaban di udara dan tidak banyak
berubah sepanjang hari kecuali jika cuaca bergerak melalui
suatu area dan menambah atau menghilangkan sejumlah besar
kelembaban.
h. Specific volume (SpV)
Volume spesifik merupakan merupakan volume yang ditempati
oleh udara dengan berat tertentu pada kondisi tertentu dapat
didefinisikan juga sebagai volume spesifik – adalah volume
yang ditempati oleh satu unit berat udara kering.
Volume spesifik udara juga dipengaruhi oleh tingkat
kelembaban dan tekanan atmosfer secara keseluruhan.
i. Tekanan Uap
Uap air adalah salah satu dari beberapa konstituen gas
udara, yang utama lainnya adalah nitrogen, oksigen dan
karbon dioksida. tekanan uap terhubung secara linier
dengan kelembaban absolut dan diwakili pada Grafik
Psikrometrik oleh garis-garis yang berjalan horizontal dan
nilai-nilai berada di sisi paling kanan grafik meningkat dari
bawah ke atas.
j. Tekanan uap jenuh
Tekanan karena keadaan uap jenuh disebut tekanan uap jenuh.
Tingkat tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah materi dan
suhu
96
k. Uap Superheated
Merupakan suatu kondisi fluida yang memiliki temperatur
kerja lebih dari nilai temperatur uap. Atau suatu ondisi dimana
ada kondensat dalam pipa uap.
………….6
〕 ………….7
⌽
…………..8
97
tekanan parsial uap air lebih besar dari tekanan jenuh air
pada temperatur campuran
o. Entalpi adalah panas total campuran udara dan uap air di atas
nol (Btu/lb udara). Nilai entalpi diambil sepanjang skala di atas
garis saturasi. Garis entalpi konstan berjalan secara diagonal ke
bawah dari kiri ke kanan melintasi grafik mengikuti hampir
persis garis suhu bola basah konstan Entalpi adalah ukuran
energi panas di udara karena panas sensibel atau panas
laten Entalpi berguna dalam aplikasi pemanasan dan
pendinginan udara
98
kondisireferensi tertentu umumnya pada P atmosfir dan suhu
0oC.
q. Entalpi spesifik
Entalpi spesifik udara lembab adalah sifat terhitung yang
menggabungkan panas sensibel dan panas laten dari 1 kg udara
kering ditambah uap air yang terkait, relatif terhadap datum
pada 0°C. Atau dapat di definiskan sebagai sifat termal
merupakan jumlah kalor di udara dan penjumlahan entalpi
udara kering dengan entalpi uap air
99
DAFTAR PUSTAKA
100
Zheng, H. 2017. Fundamental Relationships of Heat and Mass
Transfer in Solar Seawater Desalination Systems, Solar
Energy Desalination Technology. doi: 10.1016/b978-0-12-
805411-6.00003-8.
101
102
BIODATA PENULIS
103
BIODATA PENULIS
104
BIODATA PENULIS
105
BIODATA PENULIS
106
Selection Method (2021), Suggestion Aspect Design Model and
Proper Average Parameter Method for Preliminary Desain Phase of
Basic Trainer Turboprop Aircraft (2021), dan Reliability
Requirement Setting Model Used Management Action Selection
Method for Tanker Machinery System (2020). Penelitian penulis
bidang non teknik yang diseminarkan antara lain adalah: Inisiatif
Pergantian Tatanan Esensial Langkah Awal Pelaksanaan Revolusi
Mental, Peran Budaya Dalam Dinamika Sistem Politik Indonesia,
Membumikan Akhlak Rasul dengan Keteladanan yang Istiqomah
untuk Mewujudkan Rasa Keadilan, dan Stress and Health Family as
The Impact of Egoism and External Factor, kemudian penulisan
buku antara lain adalah: Manajemen Industri untuk Mahasiswa Non
Teknik (1995), Dasar Dasar Getaran Mekanik (2010), Konsep
Teknologi (2014), Pemeliharaan Sistem Berbasis Keandalan (2016),
Bunga Rampai Penelitian Teknik Mesin (2020), dan Dasar Dasar
Sistem Pengaturan (2022). Atas dedikasi dan kerja keras dalam
penelitian, Kemenristek DIKTI memberikan penghargaan, salah
satu Pemenang Hibah Fundamental Tahun 2014.
107
BIODATA PENULIS
108