Kualitas Sari Jahe Sebagai Bahan Pembuatan Puding
Kualitas Sari Jahe Sebagai Bahan Pembuatan Puding
ABSTRACT
Pudding is a dessert that many people like where this dish has a chewy texture and a sweet taste.
Puddings are generally made from milk and thickening agents such as gelatin, gelatin powder, egg
yolks and other ingredients. The purpose of this study was to determine the quality of pudding with
the addition of ginger juice which was assessed in terms of color, aroma, taste and texture. Ginger is
one of the spice plants that has good properties for the health of the body because it is one of the spices
that contains antioxidants. In addition, ginger also has essential oils that are efficacious to prevent and
treat various diseases. This type of research is experimental research, with the data sources used are
primary data and secondary data. The data collection method used is a questionnaire and observation
mechanism. The results of the research that has been done show that ginger pudding has an attractive
* How to Cite
Wijaya , P. M. K. A., & Mariani , N. W. R. (2023). Kualitas Sari Jahe Sebagai Bahan Pembuatan Puding. Jurnal Ilmiah Pariwisata
Dan Bisnis, 2(7), 1617-1631. https://doi.org/10.22334/paris.v2i7.484
color, strong aroma, delicious taste and soft texture. And the durability of the ginger pudding stored in
the refrigerator lasts for 1 week.
1. PENDAHULUAN
Covid-19 sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi dibanyak negara di
seluruh dunia. Gejala-gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk
kering, rasa lelah, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, diare hingga kehilangan
indra rasa dan penciuman. Gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul
secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala
ringan.
Di masa pandemi yang belum berakhir ini, pemerintah Indonesia masih
berupaya keras memutus rantai penularan Covid-19. Himbauan pemerintah agar
masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker,
menjaga jarak dan lebih sering mencuci tangan untuk menjaga dan menciptakan
perilaku hidup yang sehat. Selain itu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan
sistem imun tubuh.
Sistem imun tubuh penting untuk dijaga di masa pandemi ini, selain istirahat
yang cukup, mengkonsumsi nutrisi yang teratur dan banyak mengandung vitamin C
sebagai sumber antioksidan. Rempah-rempah dapat digunakan sebagai sumber
antioksidan alami yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Antioksidan dapat
ditemukan dari bahan golongan rempah-rempah yang umumnya telah dikenal di
masyarakat contohnya adalah jahe, (Helmalia, 2019).
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah yang berasal dari Asia
Selatan, dan sekarang telah tersebar ke seluruh dunia. Jahe dimanfaatkan sebagai
bahan obat herbal karena mengandung minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif,
yang berkhasiat dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit, (Kusumo, 2020).
Kandungan yang terdapat pada jahe yaitu protein 9%, zat tepung 50% lebih, vitamin
khususnya niacin dan vitamin A, juga mengandung zat mineral, (Nirmala, 2018).
Terdapat satu penelitian terdahulu sebagai acuan dan pembanding dalam
penelitian ini serta untuk menghindari anggapan kesamaan terhadap penelitian ini,
kajian yang terkait dengan pemanfaatan sari jahe. Salah satu penelitian tersebut
menurut Nurlila, 2020. Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh di Era Pandemi Covid- 19 di
Kelurahan Kadia Kota Kendari, melakukan pelatihan pembuatan sejumlah olahan
minuman dari produk jahe sebagai varian minuman. Olahan yang berbahan dasar
dari jahe biasaya adalah jamu, wedang jahe, kue jahe, permen jahe dan lain
sebagainya. Tidak banyak orang suka mengkonsumsi olahan dari jahe karena rasanya
yang cukup kuat dan sedikit pedas. Cara lain untuk mengolah jahe agar lebih menarik
minat orang yang kurang menyukai rasa jahe adalah dengan cara mencampurkan sari
jahe ke dalam puding.
1618
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Puding adalah makanan selingan setelah makanan utama yang sudah umum
dikenal dan dikonsumsi masyarakat. Istilah puding digunakan di Eropa abad
pertengahan, di Britania Raya, istilah puding sering digunakan untuk hidangan
penutup yang dibuat dari telur dan tepung serta dimasak dengan cara dikukus, atau
direbus (Arini, 2015). Puding sebagai hidangan penutup yang mempunyai rasa manis
dan terbuat dari agar-agar. Tetapi ada jenis puding yang bukan terbuat dari agar-agar,
yaitu dari telur serta campuran tepung pati. Puding dengan bahan baku susu (yogurt),
tepung maizena, tapioca, atau telur dihidangkan setelah didinginkan terlebih dahulu,
bahkan puding juga dapat menggunakan bahan dari kulit buah sebagai campuran
(Anonim, 2014 dalam Arini 2015).
Berdasarkan uraian yang dipaparkan penulis berinisiatif untuk menggunakan
jahe sebagai bahan tambahan untuk membuat puding, sehingga penulis mengambil
judul Kualitas Sari Jahe Sebagai Bahan Pembuatan Puding. Dari latar belakang yang
telah dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana
kualitas dan daya tahan puding dengan tambahan sari jahe dari segi warna, aroma,
rasa, dan tekstur?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tujuan dari penelitian
yang dilakukan yaitu untuk mengetahui kualitas dan daya tahan puding dengan
tambahan sari jahe dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
2. METODE PENELITIAN
Tempat yang dibutuhkan untuk melakukan eksperimen adalah tempat yang
memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai. Dalam penelitian ini tempat
yang digunakan untuk proses eksperimen adalah rumah peneliti yakni di Jalan Serma
Gede No. 11, Sanglah Timur, Denpasar Barat. Penyusunan penelitian ini dimulai dari
bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2021.
Adapun persiapan yang harus dilakukan seperti persiapan tempat, persiapan
alat dan persiapan bahan. Persiapan yang pertama adalah persiapan tempat
eksperimen. Persiapan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tempat yang
digunakan sesuai dengan standar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
mempersiapkan tempat adalah seperti mempersiapkan area kerja agar
mempermudah proses eksperimen dan memperhatikan hygiene dan sanitasi untuk
memastikan area kerja (dapur) terbebas dari kotoran dan kuman.
Alat masak adalah peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan bahan
mentah sampai menjadi bahan yang siap dikonsumsi. Peralatan yang digunakan pada
proses pembuatan puding jahe adalah satu buah pisau yang digunakan untuk
mengupas dan memotong bahan, parutan untuk memarut jahe untuk dicari sarinya
saja, talenan sebagai alas untuk memotong bahan, timbangan untuk menimbang
bahan yang akan digunakan, gelas ukur untuk mengukur berapa banyak cairan yang
diperlukan, cup plastik untuk wadah adonan puding, sendok kayu untuk mengaduk
1619
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
bahan puding, sendok makan untuk mencampurkan beberapa bahan, panci sebagai
wadah untuk merebus puding, saringan, dan kompor.
Bahan yang digunakan pada saat membuat puding jahe adalah susu cair
sebanyak 550 ml, 5 gr bubuk agar-agar, 90 gram gula pasir, 20 gram sari jahe, dan 3
gram garam. Dalam pembuatan puding jahe ini tidak terlalu berbeda dengan
pembuatan puding pada umumnya, hanya saja pada puding jahe menggunakan sari
jahe sebagai bahan tambahan.
Proses membuat puding jahe adalah dengan cara mencuci jahe dan kupas
menggunakan pisau. Setelah jahe dikupas, jahe diparut menggunakan parutan lalu
disaring untuk mencari sarinya. Setelah mendapatkan sari jahe, tahap selanjutnya
adalah menimbang gula pasir sebanyak 90 gram, agar-agar bubuk 5 gram, 3 gram
garam dan susu cair 550 ml. Setelah itu masukan semua bahan kecuali sari jahe ke
dalam panci lalu aduk agar gula, bubuk agar-agar dan garam larut tetapi dalam
keadaan kompor belum menyala. Setelah semua bahan tercampur rata hidupkan
kompor dengan api sedang lalu aduk secara terus menerus.
Proses merebus semua bahan memakan waktu kira-kira 20 menit. Setelah
mendidih, matikan api lalu beri sari jahe sebanyak 20 ml dan aduk hingga tercampur
rata. Setelah suhu menurun, tuang adonan ke dalam cup plastic dan diamkan hingga
mulai mengental dan suhu tidak terlalu panas. Setelah suhu menurun, puding dapat
dimasukan ke lemari pendingin.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil test organoleptik yang diambil dari 30 orang
responden yang menilai kualitas puding dengan tambahan sari jahe yang ditinjau dari
aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur serta data kualitatif yaitu berupa resep puding.
Dalam penelitian ini yang merupakan data primer adalah hasil nilai dari uji
organoleptik dan uji daya tahan puding, serta data sekunder adalah resep pembuatan
puding.
Dalam penelitian ini kuisioner yang digunakan adalah kuisioner uji
organoleptik. Kuisioner ini akan dibagikan kepada 30 orang responden yang akan
menjawab pertanyaan yang sudah disediakan dengan memberikan jawaban
berdasarkan skala likert.
1620
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Dari tabel di atas dapat dilihat mengenai skala pengukuran likert. Skala
pengukuran likert ini akan digunakan dalam uji organoleptik kepada 30 orang
responden guna mengetahui kualitas produk. Jika responden memilih angka 5 pada
kriteria rasa, maka puding yang diuji memiliki rasa yang sangat enak.
1621
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Jika responden memilih angka 4 pada kriteria rasa, maka puding yang diuji memiliki
rasa yang enak. Jika responden memilih angka 3 pada kriteria rasa, maka puding yang
diuji memiliki rasa yang cukup enak. Jika responden memilih angka 2 pada kriteria
rasa, maka puding yang diuji memiliki rasa yang kurang enak. Dan jika responden
memilih angka 1 pada kriteria rasa, maka puding yang diuji memiliki rasa yang tidak
enak.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati daya tahan produk
yang disimpan pada lemari pendingin. Daya tahan produk yang disimpan pada
lemari pendingin akan di uji dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur selama 1
minggu.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data Deskriptif Kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif akan digunakan
untuk mengukur hasil uji organoleptik dan hasil uji daya tahan produk.
Data yang diperoleh langsung dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif
dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur yang diperoleh dari hasil penilaian 30
responden terhadap produk yang diteliti dengan angka yang dapat disusun dengan
interval nilai pada masing-masing organoleptik dengan memperoleh skor maksimal 5
dan skor minimal 1.
Panjang interval =
150 − 30
=
5
= = 24 (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙)
Dari perhitungan tersebut maka dapat menghasilkan nilai interval yang disajikan
pada tabel 3.5
1622
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat mengenai nilai interval yang akan dinilai
dari puding jahe. Fungsi nilai interval adalah untuk mengetahui kualitas produk dari
data uji organoleptik yang sudah direkap. Apabila pada kriteria rasa mendapatkan
hasil sebesar 126 – 150, maka puding yang diuji memiliki rasa yang sangat enak. Dan
apabila pada kriteria rasa mendapatkan hasil sebesar 30 – 53, maka puding yang diuji
memiliki rasa yang tidak enak.
Uji daya tahan ini dilakukan dengan mencatat perubahan dari segi warna,
aroma, rasa dan tekstur. Pengamatan ini dilakukan pada puding yang disimpan pada
1623
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
lemari pendingin dengan suhu 16°C yang diamati setiap hari selama 1 minggu dapat
disajikan pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan mengenai daya tahan produk yang akan
diamati selama satu minggu. Produk diamati per hari dalam satu minggu untuk
mengetahui daya tahan dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur.
Perubahan yang terjadi akan dicatat setiap harinya pada kolom yang sudah
disediakan.
1624
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
1625
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Tekstur
Puding jahe yang baik memiliki tekstur lembut dan kenyal, untuk mendpatkan tekstur
lembut yaitu dengan menggunakan susu.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari uji organoleptik puding dengan
campuran jahe yang dinilai dari 30 responden pada indikator warna, aroma, rasa dan
tekstur adalah sebagai berikut :
Warna
Responden yang menilai sangat menarik dengan skor (5) sebanyak 4 orang, maka
dapat dihitung 4 x 5 = 20 skor.
Responden yang menilai menarik dengan skor (4) sebanyak 13 orang, maka dapat
dihitung 13 x 4 = 52 skor.
Responden yang menilai cukup menarik dengan skor (3) sebanyak 7 orang, maka
dapat dihitung 7 x 3 = 21 skor.
Responden yang menilai kurang menarik dengan skor (2) sebanyak 5 orang, maka
dapat dihitung 5 x 2 = 10 skor.
Responden yang menilai tidak menarik dengan skor (1) sebanyak 1 orang, maka dapat
dihitung 1 x 1 = 1 skor.
Total skor = 20 + 52 + 21 + 10 + 1 = 104.
1626
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Aroma
Responden yang menilai sangat kuat dengan skor (5) sebanyak 7 orang, maka dapat
dihitung 7 x 5 = 35 skor.
Responden yang menilai kuat dengan skor (4) sebanyak 8 orang, maka dapat dihitung
8 x 4 = 32 skor.
Responden yang menilai cukup kuat dengan skor (3) sebanyak 12 orang, maka dapat
dihitung 12 x 3 = 36 skor.
Responden yang menilai kurang kuat dengan skor (2) sebanyak 2 orang, maka dapat
dihitung 2 x 2= 4 skor.
Responden yang menilai tidak kuat dengan skor (1) sebanyak 1 orang, maka dapat
dihitung 1 x 1 = 1 skor.
Total skor = 35 + 32 + 36 + 4 + 1 = 108.
Rasa
Responden yang menilai sangat enak dengan skor (5) sebanyak 11 orang, maka dapat
dihitung 11 x 5 = 55 skor.
Responden yang menilai enak dengan skor (4) sebanyak 14 orang, maka dapat
dihitung 14 x 4 = 56 skor.
Responden yang menilai cukup enak dengan skor (3) sebanyak 4 orang, maka dapat
dihitung 4 x 3 = 12 skor.
Responden yang menilai kurang enak dengan skor (2) sebanyak 1 orang, maka dapat
dihitung 1 x 2 = 2 skor.
Responden yang menilai tidak enak dengan skor (1) sebanyak 0 orang, maka dapat
dihitung 0 x 1 = 0 skor.
Total skor = 55 + 56 + 12 + 1 + 0 = 125.
Tekstur
Responden yang menilai sangat lembut dengan skor (5) sebanyak 5 orang, maka dapat
dihitung 5 x 5 = 25 skor.
Responden yang menilai lembut dengan skor (4) sebanyak 12 orang, maka dapat
dihitung 12 x 4 = 48 skor.
Responden yang menilai cukup lembut dengan skor (3) sebanyak 13 orang, maka
dapat dihitung 13 x 3 = 39 skor.
1627
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Responden yang menilai kurang lembut dengan skor (2) sebanyak 0 orang, maka
dapat dihitung 0 x 2 = 0 skor.
Responden yang menilai tidak lembut dengan skor (1) sebanyak 0 orang, maka dapat
dihitung 0 x 1 = 0 skor.
Total skor = 25 + 48 + 39 + 0 + 0 = 112.
1628
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Dari segi rasa pada hari pertama dan hari kedua rasa puding masih enak. Pada
hari ketiga dan keempat rasa puding masih dalam kategori enak. Pada hari kelima dan
keenam rasa puding masih bertahan enak dan hari ke tujuh rasa puding tetap enak.
Dari segi tekstur hari pertama dan hari kedua tekstur puding masih lembut. Pada
hari ketiga dan keempat tekstur puding masih dalam kategori lembut. Pada hari
kelima tekstur puding masih bertahan lembut. Pada hari keenam dan ketujuh tekstur
puding menjadi cukup lembut. Tekstur berubah karena terkena suhu dingin secara
terus menerus selama 1 minggu.
lebih keras karena terkena suhu dingin secara terus menerus selama 7 hari. Maka dari
itu masa simpan puding jahe pada lemari pendingin tidak dapat bertahan lebih dari 1
minggu.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap puding jahe pada indikator
warna masuk ke dalam kategori menarik, pada indikator aroma masuk ke dalam
kategori kuat, pada indikator rasa masuk ke dalam kategori enak, dan pada indikator
tekstur masuk ke dalam kategori lembut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada produk yang disimpan
pada lemari pendingin dengan suhu 16°C serta menggunakan cup plastik sebagai
wadah selama 1 minggu, mendapat hasil bahwa pada aspek warna, aroma dan rasa
puding mampu bertahan sedangkan pada aspek tekstur mengalami penurunan
kualitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, adapun saran
yang didapatkan berupa dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pemanfaatan jahe sebagai bahan olahan makanan agar lebih banyak orang ingin
mengkonsumsi jahe yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Arini, Widya. 2015. "Kadar Antioksidan Dan Uji Organoleptik Puding Kulit Buah
Manggis Dengan Penambahan Buah Kurma Sebagai Perasa Manis Alami".
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi. Universitas Muhhamadiyah.
Surakarta.
Aryanta, I Wayan Redi. 2019. Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. Widya Kesehatan.
Volume I.
Atmoko, T. Prasetyo Hadi. 2017. Peningkatan Higiene Sanitasi Sebagai Upaya
Menjaga Kualitas Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan
Dhamar Palembang. Jurnal Khasanah Ilmu. Volume 8 No. 1
Darmawan, Muhamad. 2014. Pengaruh Penambahan Karaginan Untuk Formulasi
Tepung Puding Instan. JPB Perikanan. Volume 9.
https://doi.org/10.15578/jpbkp.v9i1.102
Helmelia, Andi Widya. 2019. Potensi Rempah-Reampah Tradisional Sebagai Sumber
Antioksidan Alami Untuk Bahan Baku Pangan Fungsional. Canrea Journal.
Volume 2 Issue 1. https://doi.org/10.20956/canrea.v2i1.113
Nirmala, Patrica Dita Yuni. 2018. "Pengaruh Penambahan Variasi Sari Jahe (Zingiber
officinale) Terhadap Kualitas Yoghurt Secara Uji Organoleptik". Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
1630
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis EISSN: 2828-3325
Vol 02 No 7, 2023: 1617-1631
https://dx.doi.org/10.22334/paris.v2i7
Nurlila, Umi Ratna & Fua Jumarddin La. 2020. Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh di
Era Pandemi Covid- 19 di Kelurahan Kadia Kota Kendari. Jurnal Mandala.
Volume 1. https://doi.org/10.35311/jmpm.v1i2.12
Nurlita, Diah. 2018. Pembuatan Serbuk Jahe Sebagai Minuman Kesehatan Bagi Warga
Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. JCES FKIP
UMMat. Volume 1 No. 1 https://doi.org/10.31764/jces.v1i1.150
Kusumo dkk. 2020. Jamu Tradisional Indoneisa : Tingkatkan Imunitas Tubuh Secara
Alami Selama Pandemi. Jurnal Layanan Masyarakat. Volume 4 No 2, 467.
https://doi.org/10.20473/jlm.v4i2.2020.465-471
Saif, Muhammad. 2018. Pengaruh Kualitas Produk Makanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Produk Makanan Medan Napoleon. Fakultas Psikologi.
Universitas Sumatera Utara.
1631
https://paris.ipb-intl.ac.id/
Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International license. (CC BY 4.0)