Anda di halaman 1dari 5

INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Vol. 1 (3) 2019, 46-50

HUBUNGAN PENGETAHUAN K3 TERHADAP KESADARAN BERPERILAKU


K3 PADA MAHASISWA DI LABORATORIUM
1
Rini Yana
1
Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya,
rini.yana.rh@gmail.com

Sumbisi: 25 Oktober 2018 ; Penerimaan: 20 Juli 2019

ABSTRAK
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium sangatlah penting untuk
diterapkan. Penerapan perilaku K3 sangat ditentukan oleh pengetahuan K3. Mahasiswa
belum begitu banyak pengetahuannya tentang K3 di laboratoriumdan masih kurangnya
kesadaran untuk berperilaku K3. Penelitian ini perlu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku K3 pada mahasiswa FK di
laboratorium.Penelitian ini menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment atau
analisis korelasi berupa data variabel untuk mengetahui hubungan variabel bebas yaitu
pengetahuan K3 (X), dengan variabel terikat yaitu kesadaran berperilaku K3 (Y). Teknik
pengumpulan data menggunakan kuisioner dan populasi, dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang sedang praktikum di
laboratorium Biokimia berjumlah 229 responden. Setelah diuji terdapat hubungan antara
pengetahuan K3 dengan kesadaran berperilaku K3 di laboratorium (r = 0,482) yang
tergolong cukup. Besarnya hubungan pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku
K3 sebesar 23,21 % dan sisanya 76,79 % ditentukan oleh variabel lain.Taraf signifikansi
(α) sebesar 5 % menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif hubungan
pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku K3 mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya di laboratorium dilihat dari nilai t hitung >t tabel atau 7,25 >1,97.

Kata kunci : Pengetahuan K3; laboratorium; Mahasiswa; Kesadaran berperilaku K3.

PENDAHULUAN menimbulkan kecelakaan kerja dan


Dalam melalukan aktivitas, kita penyakit akibat kerja serta tindakan
memerlukan kondisi kerja yang aman, antisifatif bila terjadi kecelakaan kerja
sehat dan nyaman. Untuk itu kedaan (Malinasari dan Azzuri 2013).
kerja seperti ini sangat diperlukan untuk Secara hakikat K3 merupakan
menjamin bahwa perkerjaan tersebut suatu bidang ilmu multi disiplin yang
dapat mencapai hasil kerja yang menerapkan upaya pemeliharaan dan
diinginkan. Dalam dunia kerja, keadaan peningkatan kondisi lingkungan tempat
kerja yang demikian disebut dalam kerja, mencegah terjadinya kerugian dan
istilah K3. K3 adalah singkatan dari pencemaran lingkungan kerja (Sholihah,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang 2013).
dalam bahasa Inggrisnya disebut Kesehatan kerja dapat diartikan
sebagai Occupational Health and Safety sebagai suatu bentuk dari adanya
(OHS). Secara umum K3 atau OHS jaminan kesehatan yang diberikan pada
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem seseorang saat melakukan pekerjaan
program yang dibuat bagi pekerja dan termasuk di laboratorium. Dengan
pengusaha sebagai upaya pencegahan demikian orang yang bekerja di
(preventif) timbulnya kecelakaan kerja laboratorium wajib mendapat jaminan
dan penyakit akibat kerja di dalam kesehatan.
lingkungan kerja. Dengan demikian, kita Kecelakaan kerja menurut Cecep
harus mengenali hal-hal yang berpotensi (2014) adalah kejadian yang tidak

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)


46
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
R. Yana /Vol. 1 (3) 2019, 46-50

terduga dan tidak diharapkan, karena menjamin keamanan dan keselamatan


tidak ada kesengajaan tetapi bagi pekerja tenaga laboratorium dan
mengakibatkan kerugian dan mahasiswa sebagai pengguna
penderitaan. laboratorium. Juga menjamin keamanan
Ada banyak sekali tujuan dan keselamatan sarana dan prasarana
kesehatan kerja yang ditujukan untuk yang penting di laboratorium.
yang bekerja sebagai petugas atau
pengguna laboratorium. Secara umum TUJUAN
tujuan penerapan K3 di laboratorium Tujuan yang ingin dicapai dalam
menurut AR Effendi (2018) adalah penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Untuk melindungi tenaga hubungan pengetahuan K3 terhadap
laboratorium serta pengguna kesadaran berperilaku K3
laboratorium lainnya dari resiko padamahasiswadi laboratorium.
kerja.
2. Untuk memastikan bahwa seluruh LATAR BELAKANG
peralatan dan bahan di K3 belum mendapat perhatian
laboratorium dalam kondisi aman yang memadai dari semua pihak, antara
untuk digunakan. lain pada mahasiswa yang masih
3. Untuk menjaga seluruh aktivitas di kurangpengetahuan K3 serta belum
laboratorium baik praktikum, sadar untuk berperilaku K3 di
pelatihan serta penelitian dapat laboratorium
terlaksana dengan baik.
4. Untuk menciptakan lingkungan METODE PENELITIAN
kerja yang aman dan nyaman. Menurut Arikunto (2010) Metode
penelitian adalah cara yang digunakan
Berdasarkan pengamatan kepada oleh peneliti dalam mengumpulkan data
mahasiswa, K3 belum mendapat penelitian. Sedangkan menurut
perhatian yang memadai dan belum Sugiyono (2014) Metode Penelitian
sadar berperilaku K3 terutama ketika merupakan cara ilmiah untuk
berada di laboratorium. Mahasiswa mendapatkan data dengan tujuan dan
merasa kurang praktis menggunakan kegunaan tertentu. Metode penelitian
peralatan keselamatan kerja, sehingga yang dilakukan dalam penelitian adalah
mereka menyepelekan hal-hal yang deskriptif dengan jenis korelasional.
berhubungan dengan K3. Metode korelasi adalah metode
Demikian juga kurangnya penelitian yang berusaha
sosialisasi serta belum sepenuhnya menghubungkan antara satu unsure
memperhatikan perihal K3 serta kurang dengan unsur lain untuk menciptakan
tegasnya kita menindaklanjuti bentuk baru yang berbeda dari
mahasiswa yang melanggar. sebelumnya, Sugiyono (2014). Jenis
Kesadaran berperilaku K3 harus penelitian yang digunakan adalah
ditanamkan kepada semua mahasiswa, penelitian korelasional karena
salah satu caranya dengan memberikan mengidentifikasi hubungan dari suatu
pendidikan kesehatan dan keselamatan variabel terhadap variabel lain. Metode
kerja (K3), sehingga dapat bersikap yang digunakan adalah Peason Product
positif terhadap K3. Moment (PPM) atau analisa korelasi
Untuk itu dapat diambil data variabel untuk mengetahui variabel
kesimpulan bahwa K3 sangat penting bebas (X) yaitu pengetahuan K3 dengan
untuk diterapkan karena dapat variabel terikat (Y)yaitu kesadaran

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)


47
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
R. Yana /Vol. 1 (3) 2019, 46-50

berperilaku K3. Sehingga penelitian ini variabel Y yang datang dari variabel X,
hanya menjelaskan data sesuai fakta sebesar kuadrat koefisien korelasinya.
berdasarkan pengukuran pada Koefisien penentu ini menjelaskan
responden. besarnya pengaruh nilai variabel X
Angka korelasi berkisar antara -1 terhadap naik turunnya variabel Y. untuk
s/d +1 ,semakin mendekati 1 maka menyatakan besar kecilnya sumbangan
korelasi semakin mendekati sempurna. X terhadap Y dapat ditentukan dengan
Sementara nilai negative dan positif rumus diterminan sebagai berikut :
2
mengindikasihkan arah hubungan. KP = r x 100 %
Yang positif menandakan bahwa pola Dimana :
hubungan searah atau semakin tinggi KP = Besarnya koefisien penentu
(X) menyebabkan kenaikan pula (Y) (determinan)
sebagai variabel. r = Koefisien korelasi
Interprestasi angka korelasi
menurut Prof. Sugiyono (2007) Untuk mengetahui apakah
0 - 0,199 …….. SangatLemah signifikan pengetahuan K3 dengan
0,20 - 0,399 …….. Lemah kesadaran berperilaku K3 dengan
0,40 - 0,599 ……. Sedang menguji rumus thitung
0,60 - 0,799 ……. Kuat
0,80 - 1,0 ……. SangatKuat
Korelasi Pearson ini biasanya
digunakan untuk mengetahui hubungan Keterangan :
pada dua variabel, dengan r = KoefisienKorelasi
mensyaratkan data terdistribusi normal. n = Jumlah Responden
Rumus yang digunakan adalah (n-2 = db, derajat bebas)
sebagai berikut : Kaidah pengujiannya :
Jika thitung ≥ dari ttabel, maka signifikan
Jika thitung ≤ dari ttabel, maka tidak
signifikan
(Riduwan, 1997; 123)
Keterangan : Kemudian tingkat kesalahan (α) =
r = Koefisien korelasi 0,05 dengan rumus derajad bebas (db)
∑X = Jumlah skor variabel bebas =n– 2
∑Y = Jumlah skor variabel terikat Tempat dan Waktu Penelitian,
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Variabel Penelitian adalah segala Biokimia Fakultas Kedokteran
sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti Universitas Sriwijaya di Inderalaya.
untuk dipelajari sehingga diperoleh Waktu penelitian dilakukan pada awal
informasi tentang hal tersebut, lalu bulan September 2018.
ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2015). Populasi yang menjadi objek
Dalam hal ini variabel bebas adalah penelitian ini adalah mahasiswa baru
pengetahuan K3 (X) sedangkan variabel Fakultas Kedokteran angkatan 2018
terikatnya adalah kesadaran berperilaku yang akan mengikuti praktikum Kimia
K3 (Y). Medik.
Apabila koefisien korelasi Teknik pengumpulan data
dikuadratkan, akan menjadi koefisien dilakukan dengan kuisioner, dengan
penentu (KP) atau koefisien determinasi, memberikan seperangkat pertanyaan
yang artinya penyebab perubahan pada

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)


48
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
R. Yana /Vol. 1 (3) 2019, 46-50

yang tertulis kepada respoden untuk berdistribusi normal, data dipilih secara
dijawabnya, Sugiyono (2015). acak (random), dan data mempunyai
Kuisioner dalam penelitian ini pasangan yang sama.
digunakan untuk mengetahui variabel Untuk mendapatkan nilai koefisien
pengetahuan K3 dan kesadaran korelasi (r) adalah
berperilaku K3 di laboratorium pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya dengan jumlah
responden sebanyak 229 mahasiswa. r = 0,482
Pertanyaan dibuat dengan berpedoman Jadi, terdapat hubungan antara
pada indikator variabel-variabel pengetahuan K3 dengan kesadaran
penelitian ini dalam beberapa butir soal. berperilaku K3 di laboratorium , dimana
Pengetahuan K3 adalah hasil interpretasi koefisien korelasi (r =
kemampuan untuk mengetahui dan 0,482) tergolong cukup kuat.
mendapat informasi-informasi berkaitan Adapun nilainya berkisar antara -
dengan kesehatan dan keselamatan 1≤ r ≤ +1, nilai r = ± 1 dikatakan korelasi
kerja yang diperoleh dari hasil sempurna sedangkan r = 0 berarti tidak
penglihatan dan pendengaran. Untuk adanya korelasi antara kedua variabel.
kisi-kisi pembuatan pertanyaan dari Tanda positif dan negatif dari sebuah
pengetahuan K3 yaitu diberikan nilai korelasi menunjukkan arah dari
pertanyaan mengenai pemahaman, korelasi tersebut, Jika nilai r bertanda
pengertian dan tujuan K3, identifikasi positif dikatakan hubungan kedua
faktor penyebab kecelakaan kerja, dan variabel adalah searah atau
menguraikan cara pencegahan positif,sedangkan jika nilai r negatif
kecelakaan serta pentingnya dikatakan hubungan kedua variabel
penggunaan APD saat bekerja di adalah berlawanan arah atau negatif,
laboratorium. dan dapat dilihat pada gambar 1.
Kesadaran berperilaku K3 adalah Setelah nilai koefisien korelasi
kesadaran dari dalam diri seseorang diperoleh, nilai koefisien determinasi
untuk menerapkan prosedur K3. Untuk juga dapat diperoleh dengan persamaan
2
kisi-kisi pertanyaan kesadaran KP = r x 100 % = 23,210 %
berperilaku K3 adalah perilaku
bertanggung jawab terhadap diri sendiri, 60
50
perilaku bertanggung jawab terhadap 40
lingkungan, mentaati peraturan yang 30
20
ada di laboratorium dan perilaku 10
0
terhadap bahaya fisik dan psikologis. 0 20 40 60

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Hubungan pengetahuan K3


Tabel 1. Hasil variabel pengetahuan terhadap kesadaran berperilaku K3,
K3(X) dan kesadaran berprilaku K3(Y) yaitu korelasi positif
n ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY

229
10185 10416 454863 476688 464389 Nilai KP pada persamaan diatas
menunjukkan seberapa besar nilai
variabel bebas yaitu pengetahuan K3
Sebelum dilakukan pengujian mempengaruhi nilai variabel terikat yaitu
data diasumsikan bahwa data ini kesadaran berperilaku K3 pada
memenuhi persyaratan yaitu, mahasiswa di laboratorium.

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)


49
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
R. Yana /Vol. 1 (3) 2019, 46-50

Nilai (1 – KP) akan menunjukkan pengetahuan K3 dengan kesadaran


persentase besarnya pengaruh faktor- berperilaku K3 pada mahasiswa di
faktor lain diluar faktor yang ada pada laboratorium adalah signifikan.
variabel bebas, dalam mempengaruhi
variabel terikat. KESIMPULAN
Artinya pengaruh hubungan Setelah diuji terdapat hubungan
pengetahuan K3 terhadap kesadaran antara pengetahuan K3 terhadap
berperilaku K3 sebesar 23,210 % dan kesadaran berperilaku K3 di
sisanya 76,790 % ditentukan oleh laboratorium (r = 0,482) yang tergolong
variabel lain. cukup.
Untuk mengetahui apakah ada Besarnya hubungan pengetahuan
hubungan yang signifikan antara K3 terhadap kesadaran berperilaku K3
pengetahuan K3 terhadap kesadaran sebesar 23,21 % dan sisanya 76,79 %
berperilaku K3 mahasiswa di ditentukan oleh variabel lain.
laboratorium dengan langkah pengujian Taraf signifikansi(α) sebesar 5 %
sebagai berikut, yaitu menentukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
hipotesis, dimana yang positif hubungan pengetahuan K3
Ha : Terdapat hubungan antara terhadap kesadaran berperilaku K3
pengetahuan K3 dengan kesadaran mahasiswa di laboratorium, dilihat dari
berperilaku K3 nilai t hitung >t tabel atau 7,25 >1,97.
Ho : Tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan K3 dengan DAFTAR PUSTAKA
Kesadaran berperilaku K3 Effendi, A. 2018. K3 Laboratorium
Atau Ha : r ≠ 0 dan Ho : r = 0 Pendidikan, Bandar Lampung.
Kemudian menentukan tingkat Sucipto,CD. 2014. Kesehatan dan
signifikansi pengujian menggunakan uji Keselamatan Kerja. Gosyen
dua sisi dengan tingkat signifikansi α = Publishing, Yogyakarta
5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini Riduwan, BA. 2009. Pengantar Statistik
berarti kita mengambil resiko salah Sosial. Alfabeta, Bandung.
dalam mengambil keputusan untuk Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
menolak hipotesis yang benar Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
sebanyak-banyaknya 5 % atau 0,05 Sugiyono, 2017. Metode Penelitian
adalah ukuran standar yang sering Kuantitatif. Alfabeta, Bandung.
digunakan dalam penelitian. Internet : Koefisien determinasi, 24 Juli
Menentukan t hitung berdasarkan 2014. https://aliefworkshop.com
rumus diatas diperoleh nilai adalah 7,25 Internet : Cara Mendapatkan Nilai T-
dan dengan ketentuan tingkat kesalahan tabel & F-tabel di exel 2013 –
α = 0,05 , dengan derajat kebebasan Maringngerrang.
(db) n - 2 atau 229 - 2 = 227. Sehingga http://www.maringngerarrang.com
(0,05 , 227) diperoleh untuk t tabel
sebesar 1,97 (pada tabel t) atau dapat
dicari di Ms Exel dengan ketik =
tinv(0.05 , 227) lalu enter.
Dari pengujian ini Ho ditolak jika t
hitung < t tabel atau t hitung > t tabel,
oleh karena nilai t hitung > t tabel atau
7,25 > 1,97 artinya bahwa korelasi
variabel X dengan Y atau hubungan

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)


50

Anda mungkin juga menyukai