Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

DOSEN MUDA
UNTUK MEMFASILITASI BELAJAR MANDIRI PADA MATA KULIAH
MEDAN ELEKTROMAGNETIK
DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY

Muhamad Ali dan Toto Sukisno


Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY
Website : Http://www.elektro.uny.ac.id/muhal
Email : muhal@uny.ac.id

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis


multimedia interaktif mata kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro FT UNY kepada mahasiswa. Media pembelajaran ini didesain untuk
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS membantu mahasiswa dalam belajar secara mandiri menggunakan bantuan program
MULTIMEDIA UNTUK MEMFASILITASI BELAJAR MANDIRI komputer.
PADA MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan
DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY model pengembangan perangkat lunak melalui 5 tahap. Tahap pertama yaitu melakukan
analisis kebutuhan, tahap selanjutnya yaitu melakukan desain yang meliputi
pembangunan aliran data atau Data Flow Diagram, yang menggambarkan aliran data
spesifik dari proses program, diagram alir program (flowchart), yang merupakan
Oleh:
gambaran urutan proses dan hubungan antara proses secara mendetail dalam program.
Langkah yang ketiga yaitu pengembangan dan selanjutnya implementasi. Tahap terakhir
melakukan pengujian. Untuk mengetahui kelayakan media ini digunakan intrumen
Muhamad Ali, MT
berupa review dari ahli media dan ahli pembelajaran terhadap produk yang dihasilkan.
Totok Sukisno, S.Pd
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif mata kuliah Medan Elektromagnetik telah berhasil dikembangkan
dan sudah dapat diimplementasikan. Dari hasil validasi media pembelajaran oleh ahli
media pembelajaran didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan media ini telah
memenuhi unsur-unsur kelayakan yang meliputi aspek aspek tampilan, operasional dan
aspek interaksi antara pebelajar dan pengajar dengan skor rata-rata 3,74 pada skala
likert. Berdasarkan kriteria prosentase skor, media ini dapat dikatakan layak digunakan
LEMBAGA PENELITIAN
untuk mendukung belajar mandiri.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2007

2
I. PENDAHULUAN 2. Apakah media pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk memfasilitasi

A. Latar Belakang belajar mandiri dalam mata kuliah Medan Elektromagnetik yang dibuat layak
digunakan untuk mendukung pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses belajar mengajar di Jurusan berdasarkan penialaian ahli materi dan ahli media pembelajaran?
Pendidikan Teknik Elektro khususnya pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro 3. Bagaimanakah pengaruh media pembelajaran yang dikembangkan terhadap
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, ternyata jumlah dosen yang kompetensi mahasiswa?
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer multimedia masih sangat sedikit,
dengan kata lain, kebanyakan media pembelajaran yang digunakan masih bersifat C. Tujuan Penelitian
konvensional karena hanya menggunakan buku teks (media cetak).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengembangkan media
Mata kuliah Medan Elektromagnetik merupakan salah satu mata kuliah yang
pembelajaran berbasis multimedia interaktif mata kuliah Medan Elektromagnetik di
sudah lama diajarkan dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro. Mata kuliah Medan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Secara rinci tujuan yang akan dicapai
Elektromagnetik bersifat teori dan diberikan pada semester tiga dengan nilai kredit dua
sebagai berikut :
SKS. Mata kuliah Medan Elektromagnetik termasuk jenis mata kuliah yang cukup sulit
1. Merancang dan mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia
untuk dipelajari, karena mengandung unsur matematika yang spesifik yaitu vektor
interaktif yang dapat digunakan untuk memfasilitasi belajar mandiri dalam mata
dalam koordinat tiga dimensi baik koordinat kartesius, tabung maupun bola maupun
kuliah Medan Elektromagnetik?
persamaan differensial yang berkenaan dengan sifat-sifat gelombang. Untuk itu
2. Mengukur kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
permasalahan yang perlu segera dicari solusinya adalah bagaimana usaha yang tepat
penilaian ahli media pembelajaran dan ahli materi
untuk mengajarkan mata kuliah Medan Elektromagnetik agar mahasiswa dapat dengan
3. Mengukur kompetensi mahasiswa pada kuliah Medan Elektromagnetik setelah
mudah berhasil menguasainya?. Melalui penelitian pengembangan media pembelajaran
menggunakan media pembelajaran ini.
interaktif berbasis multimedia untuk memfasilitasi belajar mandiri diharapkan motivasi
mahasiswa untuk menguasai materi yang diberikan oleh dosen akan dapat dicapai II. TINJAUAN PUSTAKA
dengan baik. Sebagai mata kuliah yang baru tentunya masih memerlukan banyak
A. Media Pembelajaran
sumber-sumber belajar pendukung guna membantu keberhasilan mahasiswa dalam
belajar. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar di kelas
perlu diperhatikan dua komponen utama yaitu metode mengajar dan media
B. Rumusan Masalah
pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan Penggunaan dan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu mempunyai
pada penelitian ini, yaitu : konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai. Fungsi media
1. Bagaimana rancangan dan pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia dalam proses belajar mengajar yaitu untuk meningkatkan rangsangan peserta didik
interaktif yang dapat digunakan untuk memfasilitasi belajar mandiri dalam mata dalam kegiatan belajar. Ali, M (2005) dalam Seminar Hasil penelitiannya menyatakan
kuliah Medan Elektromagnetik? bahwa penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang
diajarkan. Dengan demikian, adanya interaksi antara pebelajar dengan media

3 4
merupakan wujud nyata dari tindak belajar. Sementara, bentuk belajar mengajar Dalam kaitan ini, maka pembahasan akan dititikberatkan pada media
merupakan salah satu komponen dalam strategi penyampaian, apakah pebelajar di pembelajaran dengan menggunakan komputer. Sebagai bagian dari sistem
kelompokkan ke dalam kelompok besar, kecil, perseorangan atau mandiri. pembelajaran, media mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemampuan atau
Ciri-ciri umum media pembelajaran yaitu: keterampilan untuk: 1) membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit, misalnya
1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai Konsep fluks yang terjadi pada Transformator dan sistem peredaran darah manusia; 2)
hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau membawa obyek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar,
diraba dengan panca indera. seperti binatang buas; 3) menampilkan obyek yang terlalu besar ke dalam kelas, seperti
2. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software candi, pasar; 4) menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang seperti mikro organisme; 5) memungkinkan pebelajar mampu berinteraksi dengan
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. lingkungan (Sadiman, 2002).
3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
4. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di B. Penggunaan Media Pembelajaran
dalam maupun di luar kelas.
Pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi
5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka momunikasi dan interaksi guru dan
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami
siswa dalam proses pembelajaran.
sebelumnya. Menurut Bruner dalam Arsyad (2005) ada tiga tingkatan utama modus
6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi),
belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau
dan pengalaman abstrak (symbolic). Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan
perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Pengaruh media
penerapan suatu ilmu.
dalam pembelajaran dapat dilihat dari jenjang pengalaman belajar yang akan diterima
Tresna dalam Ali (2005) menjelaskan bahwa peranan media dalam pembelajaran
oleh siswa. Dale menggambarkan bentuk kerucut (Gambar 1), hasil belajar seseorang
mempunyai pengaruh sebagai berikut: 1) Media dapat menyiarkan informasi yang
diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan
penting; 2) Media dapat digunakan untuk memotivasi pebelajar pada awal kuliah; 3)
kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai pada lambang verbal
Media dapat menambah pengayaan dalam belajar; 4) Media dapat menunjukkan
(abstrak). Semakin keatas di puncak kerucut, semakin abstrak media penyampaian
hubungan-hubungan; 5) Media dapat menyajikan pengalaman-pengalaman yang tidak
pesan itu.
dapat ditunjukkan oleh dosen; 6) Media dapat membantu belajar perorangan; dan 7)
Media dapat mendekatkan hal-hal yang ada di luar ke dalam kelas. Sedangkan Latuheru
dalam Ali (2005) berpendapat bahwa peran media dalam pembelajaran adalah: 1)
membangkitkan motivasi belajar pebelajar; 2) mengulang apa yang telah dipelajari
pebelajar; 3) merangsang pebelajar untuk belajar penuh semangat; 4) mengaktifkan
respon pebelajar; dan 5) segera diperoleh umpan balik dari pebelajar.

5 6
III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT Universitas
Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan pada semester gasal 2007/2008 dengan alokasi
waktu 6 bulan, terhitung dari bulan Mei 2007 – Oktober 2007, dengan rincian sebagai
berikut :
B. Jenis Penelitian

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale Penelitian ini merupakan pengembangan media pembelajaran mata kuliah
Medan Elektromagnetik dengan model Research and Development (R&D).

C. Belajar Mandiri 1. Pendekatan Fungsional dan Struktural


Media Pembelajaran Mata Kuliah Medan Elektromagnetik merupakan suatu
Belajar mandiri muncul sebagai jawaban atas masalah pendidikan terhadap
sistem pembelajaran yang terdiri dari software, hardware dan brainware. Software
kualitas pembelajaran. Diawali dari kekurangan pembelajaran klasikal yang
terdiri dari berupa aturan, prosedur, program komputer, kurikulum dan aspek-aspek
mengabaikan keragaman individu, kemudian muncul pembelajaran individual yang
pendukung lainnya yang bersifat abstrak. Hardware berupa sistem komputer, dan
menghargai perbedaan individu. Menurut Anderson dalam Ali (2005), pembelajaran
berbagai peralatan pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran ini. Sedangkan
individual dapat didefinisikan sebagai bagian usaha dari guru dan atau pengelola
brainware berupa pengajar dan pebelajar.
sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan individu diantara siswa
2. Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak
terhadap pribadi, sosial dan perkembangan akademik dengan lebih baik dari
Pengembangan media pembelajaran Mata Kuliah Medan Elektromagnetik dalam
pembelajaran tradisional yakni pembelajaran yang tidak diindividualisasikan.
penelitian ini menggunakan metode pengembangan perangkat lunak. Adapun tahapan
Pertimbangan pada individu belajar memang perlu dipertimbangkan, karena pada
yang harus dilalui adalah sebagai berikut :
hakekatnya individu itulah yang belajar bukan orang lain atau guru. Dengan demikian,
aktivitas siswa perlu dilibatkan sebagaimana dikemukakan Vembriarto (1985) bahwa
pengajaran individual adalah pengajaran yang diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga tiap-tiap siswa terlibat setiap saat dalam proses belajarnya itu dengan hal-hal
yang paling berharga bagi dirinya sebagai individu.

Gambar 2. Bagan Tahapan-tahapan Umum Pengembangan

7 8
3. Rancangan Ujicoba IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rancangan ujicoba merupakan bagian yang terpenting agar media pembelajaran
A. Hasil Penelitian
Mata Kuliah Medan Elektromagnetik pada e-learning yang dikembangkan layak untuk
dipergunakan. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: Hasil validasi ahli media pembelajaran
a. Validasi ahli media pembelajaran
Validasi oleh ahli media pembelajaran dilakukan dengan mekanisme memberikan
b. Analisis konseptual
hasil pengembangan media pembelajaran yang sudah jadi dalam bentuk CD lalu ahli
c. Revisi berdasarkan penilaian yang berupa masukan, kritik atau saran ahli media
media memberikan penialaian terhadap media tersebut dalam bentuk angket isian.
untuk dilakukan perbaikan.
Jumlah ahli media pembelajaran yang memberikan penilaian terhadap media ini
4. Metode dan Instrumen Pengumpul Data sebanyak 3 orang. Angket kepada ahli media pembelajaran berisi tentang (1) aspek
Metode dan instrumen pengumpul data dalam penelitian ini dilakukan dengan tampilan, (2) aspek operasional dan (3) aspek interaksi.
cara sebagai berikut:
 Berkaitan dengan aspek desain tampilan, operasional dan interaksi, peneliti meminta Tabel 6. Penilaian ahli media pembelajaran
ahli media untuk mereview terhadap media yang dikembangkan. No Aspek Jumlah Butir Rata-rata skor Persentase
 Sedangkan untuk mengukur kualitas media pembelajaran dilakukan dengan angket 1 Tampilan 17 3,51 89,67
terhadap pengguna media ini. 2 Operasianal 4 3,81 95,33
3 Interaksi 3 3,83 95,67
Dalam proses ujicoba atau validasi media pembelajaran dalam kelompok kecil,
Total 24 3,74 93,56
diberikan alat pengumpul data berupa angket dengan skala likert. Skor yang diperoleh
dengan menggunakan skala likert ini kemudian diberi rerata. Untuk keperluan analisis Tabel 1 menunjukkan bahwa skor persentase aspek tampilan yang diberikan oleh
kualitatif, maka masing-masing jawaban yang diperoleh diberi skor sebagai berikut: validator adalah 89.67%. Untuk aspek operasional didapat data skor persentase aspek
Kriteria Skor pengoperasian program yang diberikan oleh validator sebesar 95,33% dan aspek
Sangat baik 4 interaksi validator memberikan skor persentase sebesar 95,67%.
Baik 3 Berdasarkan kriteria yang ada jumlah skor persentase aspek tampilan,
Kurang 2 operasional dan interaksi adalah sebesar 89,67%, 95,33% dan 95,67%, maka media
Sangat Kurang 1 pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi syarat minimal sebesar 75%
sehingga layak untuk digunakan sebagai pendukung pembelajaran mandiri.

B. Pembahasan

Media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik untuk memfasilitasi


belajar mandiri sudah dapat diimplementasikan sebagai salah satu media pembelajaran.
Dari data yang diambil berdasarkan kuesioner dari aspek tampilan, operasional dan
interaksi diperoleh data yang cukup baik dengan rata-rata 3,74 pada skala likert. Hal ini

9 10
menunjukkan bahwa media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik DAFTAR PUSTAKA
memberikan nilai tambah yang cukup signifikan pada mahasiswa sebagai bahan untuk
belajar mandiri. 1. Ali, M, Dkk (2005), Pengembangan Bahan Pembelajaran Berbantuan Komputer Untuk
Berdasarkan hasil survey dan ujicoba peneliti terhadap sampel mahasiswa Memfasilitasi Belajar Mandiri Dalam Mata Diklat Penerapan Konsep Dasar
Listrik Dan Elektronika Di Smk, Laporan Penelitian Research Grant PHK A2
keberadaan mata kuliah Medan Elektromagnetik sangat membantu mahasiswa dalam
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY
mendapatkan materi pembelajaran, memahami materi, meningkatkan semangat belajar
2. Arsyad, A (2005), Media Pendidikan. Jakarta:Pustekkom Diknas & PT. Raja Grafindo
mahasiswa dan kompetensi pada mata kuliah Medan Elektromagnetik.
Perkasa.
3. Cahyadi, Ani. (2004). Pengembangan Pembelajaran Berbasis Komputer Mata Kuliah Ilmu
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan Di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN
ANTASARI Banjaramasin. Tesis Magister PPS Universitas Negeri Yogyakarta,
A. Kesimpulan tidak diterbitkan.
4. Sadiman, Arief S, dkk. (2002). Media Pendidikan. Jakarta:Pustekkom Diknas & PT. Raja
Dari hasil pembuatan, pengujian dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat
Grafindo Perkasa.
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
5. Schramm, J. (1973). Media Besar Media Kecil: Alat dan Teknologi Pengajaran.
1. Media pembelajaran berbasis multimedia interaktif mata kuliah Medan
Terjemahan Abdul Gafur, Semarang: IKIP Press.
Elektromagnetik telah berhasil dikembangkan dengan.
6. Suderadjat, H (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV Cekas
2. Media pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kualitas berdasarkan Cipta Grafika.
penilaian ahli media pembelajaran yang diukur berdasarkan dimensi kualitas yang 7. Sujarwo. (1988). Teknologi Pendidikan (Edisi terjemahan Fred Percival and Henry
meliputi aspek operasional, tampilan dan interaksi dengan rata-rata 3,74 skala likert Ellington). Jakarta: Erlangga
sehingga layak digunakan untuk belajar mandiri. 8. Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
3. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan kompetensi Paramita.
mahasiswa melalui belajar mandiri.

B. Saran

1. Perlu dilakukan uji coba kepada mahasiswa secara lebih luas.


2. Perlu dilakukan pengembangan materi secara keseluruhan sehingga akan
meningkatkan kualitas materi.

11 12

Anda mungkin juga menyukai