Anda di halaman 1dari 22

STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA

DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan
Volume: Number: Month-Year
Page:…..-…..

STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN


DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA
KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT
Adnan Latief Nugraha

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Negeri Malang, Malang 65114, Indonesia
adnan.latief.1705336@students.um.ac.id

Kata kunci :
ABSTRAK
Implementasi Implementasi Kurikulum Merdeka adalah strategi pemerintah untuk melakukan
Kurikulum Merdeka transformasi pendidikan. Adanya berbagai kebijakan baru dalam Kurikulum Merdeka
Desain Grafis merupakan sebuah terobosan dengan tujuan untuk mengatasi krisis pembelajaran yang
telah lama terjadi. Penerapan Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 1 Sukadana pada
setiap mata pelajarannya akan membawa siswa pada dunia belajar baru yakni dunia
belajar Pancasila (P5). Untuk matapelajaran yang bersifat tambahan seperti Desain
Grafis inilah yang menjadi fokus, bagaimanakah Kurikulum Merdeka dapat terlaksana,
dan bagaimanakah jalannya.pembelajaran dengan menerapkannya P5 atau dunia belajar
Pancasila pada matapelajaran Desain Grafis di SMK Negeri 1 Sukadana.
Bentuk desain peneltian yang dipilih adalah studi kasus. Studi kasus ini difokuskan
pada fenomena yang diteliti yaitu studi implementasi pembelajaran pada mata pelajaran
dasar desain grafis secara offline. Instrument dari penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan peneliti dengan wawancara terstruktur dengan guru dan
siswa SMK Negeri 1 Sukadana. Selain itu juga, peneliti melakukan observasi pada saat
pembelajaran luring dan membagikan angket untuk menghasilkan data yang lebih
konkrit.
Dapat disimpulkan bahwa jalannya pembelajaran desain grafis materi vector dan bitmap
dilakukan di lab computer. Guru menggunakan metode konvensional yang mana guru
tidak hanya mentransfer pengetahuan, melainkan lebih fokus pada pengulangan atau
repetisi materi dengan memberikan demonstrasi pada saat praktikum dan siswa diminta
mengikuti langkah langkah yang guru berikan dengan menggunakan media software
CorelDraw V7 untuk pembelajaran materi Vector dan menggunakan software
Photoshop untuk pembelajaran Bitmap.
Pada penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 1 Sukadana terkait Implementasi
Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran desain grafis dinilai sudah baik. Ini
membuktikan bahwa Kurikulum Merdeka bisa di Implementasikan pada mata pelajaran
desain grafis di SMK Negeri 1 Sukadana.

PENDAHULUAN
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran serba guna, dimana isinya disajikan secara optimal
kepada siswa sehingga mereka memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan memperkuat keterampilannya. Guru
juga bebas memilih perangkat pembelajaran yang berbeda untuk menyesuaikan kegiatan dengan kebutuhan dan minat belajar
siswa. Berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 262 Tahun 2022 tentang Perubahan Kepmendikbud Nomor 56 Tahun 2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, bahwa pengembangan kurikulum satuan
pendidikan mengacu pada Kurikulum Merdeka untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
secara utuh. Oleh karena itu, banyak sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka, termasuk pada jenjang SMK.
Dengan menerapkan kurikulum baru, tentu terdapat beberapa perubahan dari kurikulum sebelumnya yang dapat guru
perhatikan. Meskipun begitu, perubahan yang terjadi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka jenjang SMK disesuaikan
dengan keahlian peserta didik.
Sekolah SMK Negeri 1 Sukadana merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara,
Provinsi Kalimantan Barat. SMK Negeri 1 Sukadana menerapkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan
karakter siswa. Mengintegrasikan nilai-nilai seperti integritas, kerja keras, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, dan kejujuran
dalam kurikulum. Tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan teknis yang relevan dengan bidang kejuruan, tetapi
juga mengajarkan siswa tentang etika kerja, profesionalisme, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial. SMK Negeri 1

1
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Sukadana percaya bahwa dengan pendidikan karakter yang baik, siswa kami akan menjadi individu yang sukses dalam karir
mereka dan memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.
SMK Negeri 1 Sukadana telah menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2022 lalu untuk tahun ajaran baru.
Penerapan Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 1 Sukadana pada setiap mata pelajarannya akan membawa siswa pada dunia
belajar baru yakni dunia belajar Pancasila (P5). Pada mata pelajaran yang bersifat sub atau tambahan seperti Desain Grafis,
siswa dilatih menjadi kreatif dalam bidang seni. Untuk matapelajaran yang bersifat tambahan seperti Desain Grafis inilah yang
menjadi fokus, bagaimanakah Kurikulum Merdeka dapat terlaksana, dan bagaimanakah jalannya.pembelajaran dengan
menerapkannya P5 atau dunia belajar Pancasila pada matapelajaran Desain Grafis di SMK Negeri 1 Sukadana.

METODOLOGI PENELITIAN
Bentuk desain peneltian yang dipilih adalah studi kasus. Studi kasus ini difokuskan pada fenomena yang diteliti yaitu
studi implementasi pembelajaran pada mata pelajaran dasar desain grafis secara offline. Instrument dari penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti dengan wawancara terstruktur dengan guru dan siswa SMK Negeri 1
Sukadana. Selain itu juga, peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran luring dan membagikan angket untuk
menghasilkan data yang lebih konkrit. Kelompok sasaran yang digunakan dalam penelitian yang diberikan peneliti adalah
wawancara yang dilakukan dalam bentuk implementasi kurikulum pelatihan dasar desain grafis. Peserta dalam penelitian ini
adalah guru mata pelajaran desain grafis dasar dari SMK Negeri 1 Sukadana dan siswa Kelas X TJKT (Teknik Jaringan
Komputer dan Telekomunikasi) dari SMK Negeri 1 Sukadana. Sampel penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan
satu orang guru mata pelajaran dasar desain grafis di SMK Negeri 1 Sukadana dan 60 siswa kelas X di TJKT. Dengan
demikian, sampel penelitian ini adalah sebanyak 61 orang yang terdiri dari guru dan siswa 2 kelas X TJKT yang mengikuti
latihan pengenalan desain grafis SMK Negeri 1 Sukadana.
Wawancara sebagai instrumen digunakan dalam penelitian kualitatif karena mampu menggali informasi terkait dengan
peristiwa masa lalu, situasi saat ini, dan perkiraan masa depan dari waktu ke waktu. Dalam mengungkapkan penelitian
kualitatif, data yang diperoleh melalui wawancara bersifat transparan, komprehensif, dan tidak terbatas, sehingga dapat diolah
menjadi informasi yang lengkap dan menyeluruh. (Ulfatin, 2014). Keterbatasan wawancara ini membuat informasi yang
diperoleh sedikit. Wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya. Setiap peserta
ditanya pertanyaan yang sama dan dalam urutan yang sama. Jenis wawancara ini hampir sama dengan kuesioner tertuli.
Wawancara dalam kelompok dapat menjadi sarana berharga bagi peneliti yang tertarik dalam memahami fungsi normal
kelompok atau dinamika yang terkait dengan topik yang sedang diselidiki. Observasi merupakan metode yang digunakan untuk
secara visual melihat dan mengamati perubahan dalam fenomena sosial yang sedang berlangsung.
Dalam proses ini, perubahan tersebut dapat dievaluasi berdasarkan pengamatan yang dilakukan (Margono, 2007).
Menurut Suharsim Arikunto, observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek di lingkungannya, yang masih dalam
proses atau dalam tahap penelitian, dengan menggunakan panca indera. Pengamatan dilakukan secara sadar sesuai kaidah
pengamatan yang berlaku. Menurut Widyoko, angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden sesuai dengan keinginan pengguna.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari hasil wawancara dan respon yang diungkapkan melalui pengisian
angket oleh para siswa. Sebelumnya angket yang telah diberi pertanyaan mengenai penelitian ini, dibagikan kepada siswa
uhntuk memperkuat jawaban dari hasil wawancara. Sedangkan angket untuk guru mata pelajaran dasar desain grafis SMK
Negeri 1 Sukadana berbeda isinya dengan angket untuk siswa. Data lainnya yakni data hasil observasi yang dilakukan peneliti
ke sekolah berupa bukti visual berjalannya pembelajaran. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana proses jalannya penerapan kurikulum sekarang yang harus dilakukan secara daring khususnya saat
praktikum dasar desain grafis. Teknik analisis data dari penelitian kualitatif yang digunakan peneliti yakni ada 3 langkah, (1)
Reduksi Data, (2) Display Data, dan (3) Kesimpulan dan Verifikasi. Penjelasan dari langkah analisis data tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
Lastname Author, 3 word of article title 3

Bagan Analisis Data

Reduksi data adalah proses membuang data yang tidak diperlukan, menyederhanakan dan mengklasifikasikan data
sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang lebih bermakna dan memudahkan untuk menarik kesimpulan. Volume data
yang besar dan kompleks memerlukan analisis data dalam tahapan reduksi untuk memilih dan menentukan apakah data tersebut
relevan dengan tujuan akhir. Display Data, atau penyajian informasi, adalah kegiatan di mana sekumpulan informasi disusun
dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami sehingga diperoleh hasil yang lebih penting darinya hingga suatu kesimpulan.
Data kualitatif dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti teks naratif (dalam bentuk catatan lapangan), kisi-kisi, matriks,
grafik, atau diagram. Representasi ini mengatur data ke dalam model relasional agar lebih mudah dipahami.
Tahap akhir dalam analisis data kualitatif melibatkan penarikan kesimpulan dan pemeriksaan data, yang melibatkan
evaluasi hasil reduksi data dengan tetap terkait dengan tujuan analisis yang ingin dicapai. Langkah ini bertujuan untuk menggali
makna dari informasi yang dikumpulkan melalui identifikasi hubungan, kesamaan, atau perbedaan dalam informasi tersebut.
Selanjutnya, kesimpulan diambil sebagai jawaban terhadap permasalahan yang ada. Kesimpulan awal yang disajikan bersifat
sementara dan dapat berubah jika tidak ada bukti yang mendukung dalam tahap pengumpulan data berikutnya. Jika kesimpulan
yang diajukan pada tahap awal didukung oleh bukti yang sah, hal itu dapat mengarah pada kesimpulan yang rasional. Verifikasi
berarti penilaian keterterapan data terhadap tujuan yang terkandung dalam konsep dasar analisis lebih akurat dan objektif. Salah
satu cara ini dapat dilakukan adalah melalui peer review.

HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan dalam waktu 2x pertemuan dengan materi pembelajaran berbeda. Alokasi setiap pertemuan adalah 2
x 45 menit atau setara dengan dua jam pelajaran. Pertemuan pertama dilakukan di lab. TKJ 2 di SMK Negeri 1 Sukadana
dengan siswa kelas X jurusan TJKT 2 berjumlah 33 siswa dan seorang guru mata pelajaran desain grafis. Pertemuan pertama
guru mengajar materi Vektor, sedangkan pertemuan kedua guru mengajar materi Bitmap.
Pada pertemuan pertama, pelajaran dimulai dari guru memberikan salam dan dilanjutkan dengan do’a. Kemudian guru
membimbing siswa dan membantu siswa mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Guru kemudian
menjelaskan sedikit tentang pembelajaran dan preview materi yang akan dipelajari pada pertemuan hari itu. Siswa antusias
mendengarkan penjelasan guru. Kemudian guru melemparkan pertanyaan-pertanyaan singkat seperti pre-test untuk menguji
siswa apakah ada yang sudah punya gambaran mengenai materi yang akan dipelajari. Disini ada 2 siswa perempuan yang sudah
memiliki gambaran dan pengetahuan tentang materi yang akan dijelaskan guru. Guru kemudian melanjutkan dengan
menjelaskan materi dngan jelas dan dilanjutkan dengan praktik langsung membuat gambar vector dengan memanfaatkan
pengolah gambar vector yakni CorelDraw V7. Guru memberikan langkah-langkah pembuatan logo Google Chrome dan
menjelaskan tools pada CorelDraw V7. Guru melakukan secara perlahan agar siswa dapat mengikuti dengan seksama dan hati
hati.
Setelah selesai guru berkeliling untuk melihat bagaimana hasil kerja siswa apakah sudah benar atau masih merasa
kesusahan. Guru membantu siswa yang merasa kesusahan dengan memberikan arahan apa saja yang harus dilakukan. Rata-rata
siswa laki-laki merasa sedikit kesusahan disbanding siswa perempuan. Kemudian setelah dirasa semua bias membuat dengan
benar, guru sekali lagi memberikan pertanyaan dengan mengulang apa saja langkah-langkah yang benar. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dengan mudahnya siswa jawab. Setelah guru merasa evaluasi sudah dinilai bagus, guru menutup pelajaran dengan
berdoa bersama dan mengucapkan salam.
Pertemuan kedua, proses pembelajaran berjalan sama seperti pertemuan pertama yang membahas materi vector.
Pertemuan kedua membahas tentang bitmap yang dimulai dengan guru memberikan pertanyaan “apa itu gambar bitmap?”
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

kemudian seorang siswa menjawab “gambar yang pecah jika di zoom terlalu besar”. Kemudian guru menjelaskan lebih rinci
mengenai apa itu bitmap dan apa saja alat yang dapat mengolah gambar bitmap. Disini guru menggunakan Photoshop sebagai
media pengolah gambar bitmap. Guru menjelaskan langkah langkah cara menghilangkan background sebuah foto dan
menggantinya dengan background lain. Siswa dengan antusias mengikuti langkah-langkah guru dengan mencari gambar yang
lebih bagus dan yang mereka sukai di google. Praktikum berjalan seperti pertemuan pertama, dan saat sudah selesai guru
memberikan evaluasi berupa pertanyaan pertanyaan mengenai praktikum hari ini. Kemudian pembelajaran ditutup dengan doa
dan salam sebelum siswa dan guru keluar kelas.
Pada penelitian pembelajaran SMK Negeri 1 Sukadana, P5 tidak diterapkan pada mata pelajaran desain grafis,
sedangkan P5 sendiri merupakan penelitian yang mencoba mengamati dan memecahkan masalah dengan lima masalah utama
yaitu kekuatan diri, pemahaman diri, pemberdayaan diri, perkembangan diri sendiri, dan peran sosial. Pelaksanaan P5 di SMK
Negeri 1 Sukadana hanya dilaksanakan pada mata pelajaran inti. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti juga ikut serta menjadi
pendidik sementara dan sekaligus membantu guru saat proses praktikum berlangsung. Dari penelitian yang sudah dilakukan,
siswa lebih memilih materi bitmap karena dapat memanipulasi gambar pada Photoshop.
Narasumber yakni guru desain grafis Pak Ilyasa Supianto S.Pd. dari SMK Negeri 1 Sukadana. Berdasarkan jawaban dari
Pak Ilyasa, Salah satu media yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran desain grafis adalah perangkat lunak
pengolah gambar yakni Photoshop untuk bitmap dan CorelDraw untuk vector.
Guru mengenali karakteristik dan kebutuhan khusus siswa ketika menggunakan media pembelajaran. Desain ini
didasarkan pada kebutuhan siswa, metrik meliputi keterampilan siswa, kemampuan dan sikap yang ingin siswa kuasai dalam
suatu pelajaran atau materi. Pak Ilyasa juga menjelaskan langkah-langkah guru dalam menggunakan media pembelajaran,
mengidentifikasi software dan alat edit gambar desain grafis.
Dalam mengajar, Pak Ilyasa menggunakan metode pengajaran tradisional, dimana guru tidak membagi informasi, tetapi
mengulang, yaitu siswa tidak diminta untuk menganalisis secara kritis, melainkan hanya menghafal. Model media yang
digunakan guru adalah pengenalan oleh guru di awal kemudian dipraktekkan siswa pada saat latihan.
Guru melibatkan siswa agar aktif dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti pre-test dan menjelaskan langkah
langkah membuat desain grafis sehingga ada daya tari siswa untuk mengetahui lebih lanjut dan menjadi semangat untuk
mencoba dan belajar. Untuk evaluasi, Guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan lagi kepada siswa tentang langkah-
langkah yang telah dilakukan pada saat praktikum dan apakah siswa sudah memahaminya atau belum. Hasil dari evaluasi
tersebut yakni berupa gambar yang teknik dan langkah langkahnya sama dan tepat seperti yang guru ajarkan sebelumnya.
Kendala dan kesulitan dalam menggunakan media belajar menurut Pak Ilyasa yakni, kemampuan siswa tidak semuanya
sama, ada siswa yang memiliki daya tangkap cepat namun ada yang lambat. Kemudian spesifikasi dari komputer tidak bisa
menggunakan perangkat lunak pengolah gambar photoshop versi baru atau versi yang lebih tinggi dari versi CS6. Harapan dari
Pak Ilyasa yakni sekolah dapat menambahkan media yang lebih menunjang pembelajaran desain grafis agar siswa dan guru
dapat memanfaatkan media dengan lebih baik tanpa harus ketinggalan dengan sekolah yang ada di kota besar.
Data mengenai hasil penelitian pembelajaran dari siswa didapat melalui siswa yang mengisi angket lewat google form
yang telah disediakan. Berikut data beserta pertanyaan dan presentase dari jawaban siswa.

Gambar 4.1. Diagram Indikator Mempesona Guru selalu ceria


saat mengajar
Lastname Author, 3 word of article title 5

Gambar 4.2. Diagram Guru selalu memberi perhatian

Gambar 4.3. Diagram Guru berbusana sopan dan rapi

Gambar 4.4. Diagram Guru selalu menginspirasi dan memotivasi


STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.5. Diagram Indikator Berwibawa Guru selalu


bertutur kata yang baik

Gambar 4.6. Diagram Perilaku Guru membuat segan siswa

Gambar 4.7. Diagram Guru berpenampilan tenang


Lastname Author, 3 word of article title 7

Gambar 4.8. Diagram Guru adil dan obyektif

Gambar 4.9. Diagram Indikator Tegas Guru selalu memberi


tanggapan pertanyaan siswa

Gambar 4.10. Diagram Guru sangat percaya diri saat mengajar


STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.11. Diagram Nada bicara Guru tepat

Gambar 4.12. Diagram Penuh Panggilan Jiwa Guru sigap dan bersemangat

Gambar 4.13. Diagram Guru antusias dalam mengajar


Lastname Author, 3 word of article title 9

Gambar 4.14. Diagram Samapta Guru berpenampilan bugar dan sehat

Gambar 4.15. Diagram Guru sangat ramah

Gambar 4.16. Diagram Guru suka menolong siswa yang kesulitan


STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.17. Diagram Guru sangat berempati kepada siswa yang bermasalah

Gambar 4.18. Diagram Guru selalu memberikan motivasi di awal pembelajaran

Gambar 4.19. Diagram Guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran


Lastname Author, 3 word of article title
11

Gambar 4.20. Diagram Guru selalu melakukan pre-test

Gambar 4.21. Diagram Penyampaian materi oleh Guru berurutan dan mudah diikuti

Gambar 4.22. Diagram Guru selalu mengingatkan pentingnya Keselamatan Kerja


STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.23. Diagram Guru selalu mendemonstrasikan praktek dengan baik

Gambar 4.24. Diagram Materi pembelajaran saling berhubungan

Gambar 4.25. Diagram Guru selalu membimbing saat mengerjakan tugas/praktikum


Lastname Author, 3 word of article title
13

Gambar 4.26. Diagram Guru suka diajak diskusi dengan siswa saat mengerjakan tugas/praktikum

Gambar 4.27. Diagram Guru selalu mengajak berfikir pada saat pembelajaran

Gambar 4.28. Diagram Guru memberikan kesempatan siswa untuk kritis saat pembelajaran
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.29. Diagram Guru menganjurkan siswa untuk kreatif dan inovatif saat pembelajaran

Gambar 4.30. Diagram Guru mengajak siswa untuk selalu bekerjasama dan berkomunikasi

Gambar 4.31. Diagram Guru menilai siswa mengerjakan tugas/praktikum


Lastname Author, 3 word of article title
15

Gambar 4.32. Diagram Guru selalu memeriksa kondisi alat praktek/belajar sebelum pembelajaran berakhir

Gambar 4.33. Diagram Guru memberikan postest

Gambar 4.34. Diagram Guru memberikan saran/remidi bagi siswa yang kurang
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Gambar 4.35. Diagram Guru memberi tantangan bagi siswa yang sudah bisa

Instrumen Observasi
Nama Guru : Ilyasa Supianto, S.Pd.
Materi : Vektor
Media : CorelDraw V7
No Aspek yang diamati Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Ket
Baik Kurang
1. Persiapan
Guru membuat RPP ✓
Guru memulai pelajaran ✓
dengan do’a dan salam
Menyiapkan Media ✓
Guru memilih media ✓
dengan tepat
2. Penyajian
Guru mengkomunikasikan ✓
tujuan pembelajaran.
Guru mengenalkan media ✓
Guru merincikan prosedur ✓
penggunaan media secara
terperinci.
Penggunaan media ✓
mempertinggi perhatian
siswa
Menggunakan metode ✓
yang menarik
Lastname Author, 3 word of article title
17

Guru melakukan ✓
demonstrasi
Guru terampil ✓
menggunakan media
Siswa melakukan ✓
demonstrasi
Siswa berpartisipasi aktif ✓
Guru meminimalisasi ✓
verbalisme
3. Tindak lanjut
Siswa memperoleh ✓
pengalaman nyata
Timbal balik ✓
Guru menjajaki tujuan ✓
Evaluasi ✓
4. Kondisi media
Sesuai dengan tujuan ✓
Relevan dengan materi ✓
Mudah digunakan siswa ✓ Siswa masih terkendala
dengan penggunaan
media
Sesuai dengan tingkat ✓
kemampuan berpikir siswa
Tabel IV.1. Instrumen Observasi Materi Vektor

Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran Desain grafis membahas materi tentang vector. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
gambar berbasis vector, contohnya seperti logo atau gambar yang di zoom tidak akan menjadi rusak atau pecah. Guru
memberikan penjelasan terkait gambar vector sambil melakukan tanya jawab. Guru kemudian mendemonstrasikan cara
membuat logo google chrome dengan media CorelDraw V7 dan siswa mengikuti langkah langkah yang sama seperti yang
guru contohkan. Siswa ikut aktif dan terlibat dalam pembuatan logo google chrome. Guru memberikan evaluasi terkait
langkah langkah pembuatan logo. Siswa masih kesulitan dalam memahami media pengolah gambar vector yakni
Coreldraw.

Nama Guru : Ilyasa Supianto, S.Pd.


STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Materi : Bitmap
Media : Photoshop CS6
No Aspek yang diamati Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Ket
Baik Kurang

1. Persiapan
Guru membuat RPP ✓

Guru memulai pelajaran ✓


dengan do’a dan salam

Menyiapkan Media ✓

Guru memilih media dengan ✓


tepat

2. Penyajian
Guru mengkomunikasikan ✓
tujuan pembelajaran

Guru memperkenalkan ✓
berbagai media dalam
pembelajaran

Guru menjelaskan langkah- ✓


langkah penggunaan media

Penggunaan media ✓
mempertinggi perhatian
siswa

Menggunakan metode yang ✓


menarik

Guru melakukan demonstrasi ✓

Guru terampil menggunakan ✓


media
Lastname Author, 3 word of article title
19

Siswa melakukan ✓
demonstrasi

Siswa berpartisipasi aktif ✓

Guru meminimalisasi ✓
verbalisme

3. Tindak lanjut
Siswa memperoleh ✓
pengalaman nyata

Timbal balik ✓

Guru menjajaki tujuan ✓

Evaluasi ✓

4. Kondisi media
Sesuai dengan tujuan ✓

Relevan dengan materi ✓

Mudah digunakan siswa ✓


Sesuai dengan tingkat ✓
kemampuan berpikir siswa

Tabel IV.2. Instrumen Observasi Materi Bitmap

Deskripsi Pembelajaran
Pelajaran desain grafis membahas materi bitmap. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian guru melakukan
tanya jawab kepada siswa terkait materi bitmap, seperti apa gambar bitmap dan apa yang terjadi jika kita melakukan zoom
terlalu besar. Guru memberi penjelasan tentang apa saja gambar bitmap. Guru mengaitkan pembelajaran degnan
pengalaman siswa sehari hari. Guru melakukan demonstrasi untuk mengedit background pada sebuah foto dan siswa
mengikuti langkah langkah yang telah guru contohkan. Guru memberikan evaluasi untuk siswa terkait editing gambar
berbasis bitmap. Siswa lebih memahami bitmap disbanding dengan materi pertemuan sebelumnya yakni vector.
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang menghasilkan informasi deskriptif
mengenai individu dan perilaku yang diamati dalam bentuk tulisan atau ucapan (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007: 3).
Seiring berjalannya waktu, konsep kurikulum telah mengalami perkembangan yang melibatkan berbagai definisi yang disusun
oleh para ahli dalam bidang tersebut. Definisi-definisi tersebut mencakup rentang yang luas, mulai dari pandangan yang sangat
sederhana di mana kurikulum dianggap sebagai sekumpulan mata pelajaran hingga pemahaman bahwa kurikulum juga
merupakan suatu aktivitas social (Herry Widyaston, 2014:1). Kurikulum merdeka merupakan metode pembelajaran yang
dikaitkan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga mereka dapat memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari sesuai
dengan minatnya.
Kurikulum Merdeka juga dapat dijadikan sebagai kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang serba guna yang
muatannya lebih optimal sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat
keterampilannya. Guru juga dapat memilih perangkat pembelajaran yang berbeda untuk menyesuaikan pembelajaran dengan
kebutuhan dan minat belajar siswa. Desain grafis adalah pembuatan desain berdasarkan publikasi, presentasi atau bahkan
pemrosesan gambar, fotografi, tipografi, ilustrasi dan penataan topik di situs web serta media statis seperti buku, majalah, dan
brosur dengan cara yang menarik dan logis. Setelah desain selesai, diharapkan dapat menarik perhatian, nilai tambah dan juga
meningkatkan animo masyarakat.
Pada penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 1 Sukadana terkait Implementasi Kurikulum Merdeka pada mata
pelajaran desain grafis dinilai sudah cukup baik. Ini membuktikan bahwa Kurikulum Merdeka bisa di implementasikan pada
mata pelajaran desain grafis di SMK Negeri 1 Sukadana. Namun hasil yang baik tersebut masih memiliki kekurangan seperti
tidak diterapkannya P5 pada mata pelajaran sub seperti desain grafis. Direktorat Jenderal GTK menekankan bahwa keberhasilan
konsep belajar yang merdeka sangat bergantung pada tiga aspek penting. Salah satunya adalah perlunya guru untuk
menghormati anak-anak. Kedua, guru harus mendidik anak secara holistik. Ketiga, guru harus mendidik secara tepat atau
kontekstual.
P5 merupakan salah satu langkah yang diambil untuk mencapai profil pelajar Pancasila yang dapat menunjukkan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, termasuk iman dan taqwa, kebhinnekaan global, gotong royong, kemandirian, serta
berpikir kritis dan kreatif. Aplikasi P5 menjadi istimewa karena tidak terintegrasi pada setiap mata pelajaran, tetapi memiliki
bagian khusus dalam pembagian pelajaran, memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dengan belajar dari teman, guru bahkan tokoh masyarakat. menganalisis masalah
panas di lingkungan sekitarnya. SMK Negeri 1 Sukadana sudah menerapkan P5 pada hampir setiap mata pelajarannya.
Penerapan P5 hanya pada mata pelajaran utama, sedangkan pada sub mata pelajaran masih belum menerapkan P5 seperti pada
mata pelajaran desain grafis, namun implementasi kurikulum merdeka pada mata pelajarannya sudah dapat dinilai baik.
Dari sudut pandang merdeka belajar, guru berkewajiban memperlakukan anak dengan hormat. Pendidikan dan
pengajaran harus berpusat pada anak, sehingga kegiatan pendidikan tidak dilihat sebagai mesin, tetapi sebagai makhluk hidup.
Guru harus menerima anak dengan potensinya dan mendidik anak sesuai dengan minat dan kemampuannya. dr. Iwan Syahril
menegaskan, anak memiliki kesempatan yang berbeda setiap tahunnya. Oleh karena itu, guru harus senantiasa beradaptasi dan
belajar memahami potensi anak secara utuh. Agar anak-anak yang datang, apapun potensinya, bisa tumbuh dalam pelukan kita.
Dari perspektif ini, guru desain grafis dinilai baik tetapi masih terdapat beberapa kekurangan, seperti yang ditunjukkan dalam
kuesioner yang menunjukkan kekurangannya (warna hijau) pada Gambar 4.6. Grafik perilaku guru membuat segan siswa.
Pendidikan yang komprehensif menghasilkan individu atau masyarakat yang bijaksana secara menyeluruh. Sebaliknya,
jika sistem pendidikan tidak menerapkan pendidikan holistik, maka kebijaksanaan dalam masyarakat akan kehilangan
substansinya. Pentingnya pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana pendidikan seharusnya relevan bukan
hanya sifatnya yang alamiah dan sifatnya yang zaman. Mengingat hakikat alam, pendidikan hendaknya menjadikan peserta
didik lebih manusiawi dan mampu menerima perbedaan faktor geografis dan kondisi alam. Sebaliknya, karena sifat zaman,
pendidikan menuntut siswa untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang dipengaruhi oleh faktor budaya, termasuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek tersebut terlihat pada pembelajaran dimana siswa sangat antusias dengan
pembelajaran yang melatih kreativitas mata pelajaran editing desain grafis di SMK Negeri 1 Sukadana.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Lastname Author, 3 word of article title
21

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana jalannya proses pembelajaran dasar desain grafis pada
materi vector dan bitmap pada Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 1 Sukadana kelas X TJKT. Data diperoleh melalui
wawancara, observasi, dan angket kepada guru desain grafis dan siswa kelas X TJKT 2. Berdasarkan Hasil Penelitian, dapat
disimpulkan bahwa jalannya pembelajaran desain grafis materi vector dan bitmap dilakukan di Lab Komputer. Guru
menggunakan metode konvensional yang mana guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, melainkan lebih fokus pada
pengulangan atau repetisi materi dengan memberikan demonstrasi pada saat praktikum dan siswa diminta mengikuti langkah
langkah yang guru berikan dengan menggunakan media software CorelDraw V7 untuk pembelajaran materi Vector dan
menggunakan software Photoshop untuk pembelajaran Bitmap. Guru memberikan demonstrasi langkah langkah untuk
kemudian bisa diikuti oleh siswa untuk membuat logo untuk vector dan mengedit gambar bitmap. Guru melakukan evaluasi
setelah praktikum selesai dengan memberikan pertanyaan mengenai langkah langkah yang telah dicontohkan sebelumnya.
Siswa berperilaku aktif terutama pada pembelajaran Bitmap yakni saat mengedit gambar dengan mengubah background. Guru
menutup pelajaran setelah siswa bisa menjawab evaluasi yang guru berikan dan saat jam pelajaran telah selesai.
Kendala yang dihadapi guru saat mengajar desain grafis adalah kurangnya fasilitas seperti komputer dengan spesifikasi
yang tinggi. Kendala yang lainnya ialah kurangnya tenaga guru khususnya pada mata pelajaran desain grafis. Kurangnya
pemahaman siswa tentang komputer juga salah satu yang menyebabkan siswa susah memahami tentang editing gambar pada
desain grafis. Kendala lainnya yakni kurangnya pemahaman siswa dalam dunia digital dan kurangnya pengetahuan tentang
komputer yang membuat Guru kewalahan dalam menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan saat praktikum berlangsung.
Impelementasi Kurikulum Merdeka terhadap mata pelajaran dasar desain grafis di SMK Negeri 1 Sukadana dinilai sudah
cukup baik namun masih banyak kekurangan seperti belum diterapkannya P5 pada mata pelajaran desain grafis kemudian
sarana penunjang mata pelajaran desain grafis seperti kamera, PC yang lebih layak, dan sarana penunjang desain grafis lainnya.
Tholib (2000:97) mengungkapkan bahwa sarana pendidikan adalah perangkat yang langsung dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan, seperti ruangan, buku, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain. Kemudian masih kurangnya tenaga
pengajar untuk dapat mengangani banyaknya kelas pada mata pelajaran desain grafis. Angket indikator mengenai guru yang
telah diisi siswa menunjukan rata-rata guru dinilai sangat baik dan banyak juga yang menilai baik. Angket indikator yang
diberikan siswa tidak mencapai target pengisian yang seharusnya berjumlah 33 siswa dan hanya diisi oleh 28 orang siswa kelas
X TJKT 2.

Saran
Pada pembelajaran yang memiliki praktikum pada mata pelajarannya, seperti mata pelajaran desain grafis, Guru
sebaiknya berperan lebih aktif melakukan interaksi kepada siswa, karena siswa akan bisa lebih memahami langkah langkah
pada praktikum dari pada harus mengikuti pendemonstrasian gutu didepan kelas. Pembelajaran desain grafis, anak dilatih
kekreatifitasannya dalam editing khususnya pada materi Vektor dan Bitmap. Jadi sebaiknya orang tua dapat berperan penting
dalam mengajarkan hal komputerisasi di luar jam sekolah. Hal ini dibutuhkan, karena pengetahuan tentang teknologi pada era
digital seperti sekarang ini anak harus bisa memahami dan menggunakan media khususnya computer dalam melakukan hal
yang berhubungan dengan pendidikan seperti praktikum pada desain grafis.
Guru hendaknya mengenalkan terlebih dahulu pada media media baru atau media alternative dalam praktikum desain
grafis. Sebagai contoh, guru dapat memberikan alternative aplikasi lain dalam editing selain penggunaan CorelDraw dan
Photoshop, selain itu guru dapat memberikan contoh alternative kepada siswa jika ingin melakukan editing walau hanya
berbekal mobile device. Daya tarik siswa akan bertambah jika siswa dapat membuat atau mengedit gambar yang mereka sukai
menjadi gambar yang lebih menarik. Maka peran guru harus dapat membuat siswa tersebut memahami tentang materi terutama
dalam penggunaan media perangkat lunak pengolah gambar Vektor ataupun Bitmap.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2014. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Renaka Cipta.
STUDI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS KURIKULUM MERDEKA
DI SMK NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Depdiknas, P. K. B. 2006. Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slameto. 2013. Belajar & Faktor-Faktor ”Yang” Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono P D. 2016. metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. In Alfabeta, cv.

Jamil, S. H., & Aprilisanda, I. D. 2020. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Pada Masa

Pandemik Covid-19. Behavioral Accounting Journal, 3 (1), 37 – 46. https://doi.org/10.33005/baj.v3i1.57

Trilling, B., & Fadel, C. 2009. 21st Century Skills, Enhanced Edition: Learning for Life in Our Times. John Wiley & Sons.

Lamada, M. S. 2010. Perencanaan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Yang Relevan Dengan Dunia Kerja.

Makassar, Indonesia: FT Universitas Negeri Makassar

Fitriana, L. 2020. Pendidikan Merdeka: Transformasi Sistem Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic, 2(1),

55-66.

Ghazali, M. 2019. Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan

Humaniora, 7(2), 79-88.

Maulida, R. , & S. I. 2020. Kurikulum Merdeka: Konsep dan Implementasinya di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal

Pendidikan Vokasi, 10(3), 406–416.

Zuhairi, A. , & S. I. 2020. Implementasi Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Agama Islam di Sekolah Menengah

Kejuruan . Jurnal Pendidikan Vokasi, 10(1), 39-47.

Syahid, A. , Y. A. , & S. W. 2019. Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia,

11(2), 140-149.

Suharsono, A. , & M. G. 2018. Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Pengembangan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan

Dan Kebudayaan, 24(2), 115-123.

Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan IslamKementrian Agama RI, h.10.

Anda mungkin juga menyukai