Anda di halaman 1dari 14

SASI

Volume 24 Nomor 2, Juli - Desember 2018: hal. 124 - 137


Fakultas Hukum Universitas Pattimura
p-ISSN: 1693-0061 | e-ISSN: 2614-2961

Perlindungan Hukum Bagi Pemilik


Karya Cipta Batik Tulis Dewi Rengganis Di Desa Jatiurip
Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo

Nuzulia Kumala Sari1


Dyah Ochtorina Susanti2
1
Fakultas Hukum Universitas Jember, Jember, Indonesia
E-mail: nuzuliaks@gmail.com
2
Fakultas Hukum Universitas Jember, Jember, Indonesia
E-mail: dyahochtorina.fh@unej.ac.id

Abstract: This research background by the existence of Dewi Rengganis Batik which is
the characteristic of Jatiurip Village, Krejengan District, Probolinggo Regency, where
each batik motif tells about the figure of Dewi Rengganis who is the daughter of Prabu
Brawijaya from the Majapahit Kingdom, but the batik has not been registered. This
resulted in the owner of Batik Dewi Rengganis not getting legal protection. The results
of this study using normative Legal Research with statute approach and conceptual
approach are to provide an explanation and understanding of the importance of
copyright registration to protect the copyrighted works of Batik Dewi Rengganis, and
describe legal protection for owners of Batik Dewi Rengganis works in
Jatiurip Village, Krejengan District Probolinggo Regency.

Keywords: Legal Protection, Copyright, Batik Dewi Rengganis.

A. PENDAHULUAN. Pajarakan. 1 Berkaitan dengan hal


tersebut, Wilayah Kabupaten Probolinggo
Desa Jatiurip merupakan salah satu
yang dikelilingi oleh gunung-gunung
Desa yang terletak di Kecamatan
yang membujur dari barat ke timur, yakni
Krejengan, Kabupaten Probolinggo.,
Gunung Semeru, Gunung Argopuro,
dimana kecamatan krejengan sendiri
Gunung Tengger dan Gunung Lamongan
berada di sebelah tenggara dengan
menyebabkan tanah yang ada di
batas-batas Utara yakni Kecamatan
Kabupaten Probolinggo, termasuk di
Kraksaan, Timur yakni Kecamatan
Desa Jatiurip mengandung mineral yang
Besuki, Selatan yang merupakan
berasal dari ledakan gunung berapi
Kecamatan Gading, dan arah Barat
berbatasan dengan Kecamatan
1
http://www.probolinggo.org / index.php /
beranda / probolinggo - kabupaten/krejengan,
(Diakses pada tanggal 5 Desember 2018).

124 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
berupa pasir dan batu, lumpur bercampur Gambar 1.
dengan tanah liat yang berwarna kelabu Batik Dewi Rengganis
kekuning-kuningan. Sifat tanah semacam
ini mempunyai tingkat kesuburan tinggi
dan sangat cocok untuk jenis tanaman
sayur-sayuran dan tanaman lainnya,
sehingga mengacu pada potensi tersebut,
mayoritas masyarakat Jatiurip dimana
bermata pencaharian sebagai Petani
dengan memanfaatkan lahan pertanian
yang luas dan subur untuk memperbaiki
perekonomiannya.
Berkaitan dengan hal tersebut,
selain potensi di bidang pertanian, Desa
Jatiurip juga memiliki potensi besar di
bidang Kerajinan dan ketrampilan. Hal
ini dibuktikan dengan adanya beberapa
usaha di bidang kerajinan dan
ketrampilan di Desa Jatiurip, dan salah
satu yang paling dikenal yaitu Batik
Tulis Dewi Rengganis.
Batik Tulis Dewi Rengganis
merupakan salah satu dari tiga pioner
pengrajin batik tulis di Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur. Hasil batiknya
dari segi kualitas dan kuantitas memang
tidak perlu diragukan lagi, bahkan,
konsistensi dan eksistensinya dalam
menginspirasi sesama insan batik di
Kabupaten Probolinggo dalam berkarya
itu masih terjaga hingga saat ini.
Batik Dewi Rengganis sendiri
memiliki ciri khas serta keunikan motif
yang berbeda dengan motif-motif batik
lainnya, dimana disetiap motif batik
tersebut menceritakan sosok sang Dewi
Rengganis yang digambarkan sebagai
seorang perempuan yang sangat cantik
jelita dan merupakan salah seorang putri
dari Prabu Brawijaya, Raja Majapahit,
yang menurut cerita rakyat setempat,
sang putiri pernah tinggal di antara
Kecamatan Krucil, Tiris dan Krejengan.
Dewi Rengganis sendiri. 2 Terkait
demikian, untuk lebih jelasnya, berikut
contoh motif Batik Dewi Rengganis:
Berdasarkan penjelasan
sebagaimana yang telah diuraikan di atas,
2
Hasil Wawancara Tim Pengabdian perlu diketahui pula bahwa untuk
Nuzulia Kumala Sari dan Dyah Ochtorina Susanti, membuat dan menghasilkan motif Batik
pada bulan Desember 2018.

125 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Dewi Rengganis tidaklah mudah, peneliti dapat menentukan bentuk
diperlukan suatu keterampilan dan pengaturan perlindungan hukum
kreatifitas yang tentu membutuhkan terhadap pemilik motif Batik Dewi
waktu lama, bahkan hingga Rengganis yang ada di Desa Jatiurip,
mengorbankan waktu, tenaga, dan Kecamatan Krejengan, dan Kabupaten
pikiran. Hal itu dikarenakan motif Dewi Probolinggo.
Rengganis merupakan perwujudan karya
intelektual manusia, maka wajar jika
Batik Dewi Rengganis harulah C. PEMBAHASAN
dilindungi agar pihak-pihak lain tidak
Perlindungan hukum bagi suatu
menggunakannya untuk kepentingan
produk hasil karya intelektual sangatlah
komersial tanpa izin dari pencipta karya
penting dan diperlukan, sebab karya
tersebut. Latar belakang yang sudah
intelektual dihasilkan oleh manusia tidak
dijelaskan diatas maka terdapat topik
secara instan, akan tetapi memerlukan
menarik yang perlu dibahas dan menjadi
pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya.
tema sentral dalam artikel ini yaitu apa
Adanya pengorbanan tersebut
bentuk perlindungan hukum bagi
menjadikan karya intelektual yang
pemilik karya cipta motif batik tulis
dihasilkan memiliki kualitas yang baik
Dewi Rengganis?
dan bernilai ekonomis, sehingga dapat
dinikmati manfaatmya. Berdasarkan
konsep tersebut, sebagai bentuk
B. METODE PENELITIAN
penghargaan atas hasil karya yang telah
Jenis penelitian dalam karya ilmiah dihasilkan, maka dibentuklah
ini yakni penelitian hukum normatif atau perlindungan hukum bagi hak kekayaan
penelitian doktrinal, yang dilakukan intelektual tersebut, dengan tujuan untuk
dengan mengkaji berbagai aturan hukum memajukan perkembangan kemajuan
yang bersifat formil seperti ilmu pengetahuan, seni dan sastra serta
undang-undang dan peraturan-peraturan sebagai motivasi pencipta, pendesain,
lain yang kemudian dihubungkan dengan dan penemu agar lebih inovatif lagi
permasalahan yang akan dibahas dalam dalam menghasilkan sebuah karya
penelitian ini. Soejono dan Abdurrahman intelektual, salah satunya karya dalam
dalam Dyah Ochtorina Susanti bentuk seni membatik.4
mengemukakan bahwa penelitian Sehubungan dengan penjelasan di
normatif atau doktrinal adalah penelitian atas, perlunya perlindungan hukum
yang objek kajiannya adalah dokumen terhadap pencipta, pendesain, atau
peraturan perundang-undangan dan penemu karya intelektual, juga
bahan pustaka. 3 Berdasarkan hal didasarkan pada 5 (lima) teori yang
tersebut, maka objek kajian di dalam dikemukakan oleh Robert M. Sherwood,
karya ilmiah ini yaitu berbagai peraturan yaitu pertama, Reward Theory, yang
perundang-undangan yang berkaitan memiliki makna berupa pengakuan
dengan peraturan-peraturan dan bahan terhadap karya intelektual yang telah
pustaka yang memuat perlindungan dihasilkan oleh seseorang sehingga
hukum hak cipta Batik Dewi Rengganis. kepada penemu/pencipta atau pendesain
Peraturan dan bahan pustaka tersebut harus diberikan penghargaan sebagai
Hal ini dilakukan digunakan agar imbalan atas upaya-upaya kreatif dalam
3
Soejono dan Abdurrahman. (2003).
Metode Penelitian Hukum. (Jakarta: Rineka 4
Hanifa, Mila. (2012). Perlindungan
Cipta,), h. 56. Dalam Susanti, Dyah Ochtorina dan Hukum Terhadap Akses dan Pembagian
A’an Efendi. (2014). Penelitian Hukum (Legal Keuntungan Atas Pemanfaatan Sumber Daya
Research). Jakarta: Sinar Grafika, h. 110. Genetik. Tesis, Universitas Indonesia, h. 45

126 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
menemukan/menciptakan karya-karya berguna8, atau dengan kata lain bahwa
intelektualnya. 5 Terkait demikian, negara dan/atau pihak lain (bukan negara)
Mieke Komar dan Ahmad M. Ramli memberikan insentif agar orang atau
menjelaskan bahwa sebagai suatu hak badan hukum akan termotivasi, sehingga
yang berasal dari kemampuan intelektual berupaya untuk terus menghasilkan
manusia, maka Hak Kekayaan karya intelektual yang lebih kreatif dan
Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) inovatif. Terkait bentuk konkrit dari
perlu mendapat perlindungan hukum penerapan Incentive Theory, yaitu
yang memadai, sebagai imbalan atas ditetapkannya royalti sebagai hak dari
jerih payah penemu/pencipta/pendesain penemu / pemilik / pendesain.
suatu karya intelektual. Pemberian royalty diharapkan dapat
Teori yang kedua, yakni Recovery memacu semangat kepada penemu /
Theory. Teori ini berprinsip bahwa pencipta / pendesain untuk
penemu/pencipta/pendesain yang telah mengembangkan dan menciptakan
mengeluarkan waktu, biaya serta tenaga inovasi- inovasi baru yang lebih baik dan
dalam menghasilkan karya berguna bagi masyarakat.9
intelektualnya harus memperoleh Teori yang keempat yaitu Risk
kembali apa yang telah dikeluarkannya Theory, teori yang menyatakan bahwa
tersebut. 6 Pengeluaran-pengeluaran suatu karya mengandung resiko. Resiko
tersebut sebagai wujud konkret dari yang dapat memungkinkan orang lain
pengorbanan yang telah diberikan yang terlebih dahulu menemukan cara
seseorang atau badan hukum dalam atau memperbaikinya, 10 misalnya
menghasilkan karya intelektual yang adanya resiko yang mungkin timbul dari
bermanfaat untuk masyarakat. Berdasar penggunaan secara ilegal karya tersebut.
demikian, pemerintah harus membentuk Hal lainnya yakni resiko berupa
hukum HKI yang berlandaskan asas pemanfaatan HKI tanpa izin atau
keadilan dengan mengembalikan persetujuan dari pemilik atau pemegang
keseluruhan pengeluaran sebagai bentuk HKI yang terdaftar jika hal itu
perbaikan terhadap pengorbanan berupa menimbulkan kerugian secara ekonomis
pemikiran, tenaga, waktu, biaya, bahkan maupun moral bagi penemu / pencipta /
perasaan tersebut.7 pendesain, sehingga perlu diberikan
Teori selanjutnya yakni Incentive suatu bentuk pelindungan hukum
Theory, teori yang menjelaskan adanya terhadap upaya atau kegiatan yang
keterkaitan antara pengembangan mengandung resiko tersebut. 11 Teori
kreatifitas dengan memberikan insentif yang terakhr yakni Economic Growth
bagi para penemu/pencipta/pendesain Stimulus Theory, teori yang mengakui
tersebut. Artinya, insentif perlu diberikan bahwa perlindungan atas HKI adalah
untuk mengupayakan terpacunya merupakan suatu alat dari pembangunan
kegiatan-kegiatan penelitian yang ekonomi, berupa keseluruhan tujuan
dibangunnya suatu sistem perlindungan
atas HKI yang efektif.
5
Sherwood, Robert M. (1990).
Berdasarkan kelima teori di atas,
Intellectual Property and Economic Development:
Westview Special Studies in Science,Technology maka dapat dilihat bahwa perlindungan
and Public Agency. SanFransisco: Westview Press hukum terkait HKI bagi
Inc, h. 37 penemu/pemilik/pencipta atas karya
6
Ibid.
7
Syaifuddin, Muhammad dan Handayani,
Sri (2017). Hukum Perlindungan Rekayasa 8
Sherwood, Robert M. Op. Cit., h. 39.
Genetika : Relasi Moral, Hak Kekayaan 9
Syaifuddin, Muhammad dan Handayani,
Intelektual, dan Pelindungan Varietas Tanaman Sri. Op. Cit., h. 146.
dan Paten di Indonesia. Malang: Setara Press, h. 10
Sherwood, Robert M. Op. Cit., h. 39.
146. 11
Ibid.

127 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
intelektual yang telah dihasilkan, dapat dipaksakan pelaksaannya dengan
dilakukan agar penemu/pemilik/pencipta suatu sanksi. 15 Berdasarkan pengertian
mendapatkan hak-haknya baik itu hak hukum tersebut, maka tujuan dari hukum
berupa moral, materi, dan hak-hak sendiri yakni agar tercapai suatu
lainnya. Perlindungan juga diberikan ketertiban dalam masyarakat sehingga
sebagai bentuk penghargaan atas kerja diharapkan kepentingan manusia akan
keras, pengorbanan waktu, tenaga, dan terlindungi untuk mencapai tujuannya
biaya untuk menghasilkan karya dan bertugas membagi hak dan
intelektual dan inovatif tersebut. kewajiban antar perorangan dalam
Sehubungan dengan makna masyarakat, membagi wewenang dan
perlindungan hukum sendiri, kata mengutamakan pemecahan masalah
“perlindungan” menurut Kamus Bahasa hukum serta memelihara kepastian
Indonesia diartikan sebagai tempat hukum. 16 Hukum juga dibuat untuk
berlindung, hal (perbuatan, dan melindungi kepentingan seseorang
sebagainya) melindungi. Pada tataran
12
dengan cara mengalokasikan suatu
umum, perlindungan berarti mengayomi kekuasaan kepadanya secara terukur,
sesuatu dari hal-hal yang berbahaya, dalam arti ditentukan keluasan dan
sesuatu tersebut bisa berupa kepentingan, kedalamannya, untuk bertindak dalam
benda atau pun barang. Perlindungan rangka kepentingannya, yang disebut
juga mengandung arti pengayoman yang sebagai hak.17
diberikan oleh seseorang terhadap orang Definisi hak dikemukakakan oleh
yang lebih lemah.13 Soeroso yaitu kewenangan atau
Berkenaan dengan kata hukum, kekuasaan yang diberikan oleh hukum
menurut Hans Kelsen dalam Jimly kepada subyek hukum. 18 Hal ini
Asshidiqie dan Ali Safa’at, berperndapat menunjukkan bahwa hanya kekuasaan
bahwa hukum adalah tata aturan (rule) tertentu saja yang dapat disebut sebagai
sebagai suatu sistem aturan-aturan (rules) hak. Terkait demikian, menurut hukum,
tentang perilaku manusia. Berdasar terdapat 5 (lima) ciri-ciri hak yaitu:19 (1)
demikian, hukum tidak menumpuk pada Melekat pada seseorang yang disebut
satu aturan tunggal (rule) tetapi sebagai pemilik atau subjek dari hak itu;
separangkat aturan (rules) yeng memiliki (2) Tertuju kepada orang lain, yaitu yang
satu kesatuan sehingga dapat dipahami menjadi pemegang kewajiban, dimana
sebagai suatu sistem, konsekuensinya antara hak dan kewajiban memiliki
adalah tidak mungkin memahami hukum keterkaitan yang sangat erat. (3) Ada
jika hanya memperhatikan satu aturan pada seseorang mewajibkan pihak lain
saja. 14 Sudikno Mertokusumo, juga untuk melakukan (commission) atau
memberikan pengertian hukum yakni
sebagai kumpulan peraturan - peraturan 15
Syahputra, Erwin. (2017). Pengentasan
atau kaidah-kaidah dalam suatu Kemiskinan Melalui Hukum Sebagai Sarana
kehidupan bersama, keseluruhan Pemberdayaan CSR (Corporate Social
peraturan tentang tingkah laku yang Responsibility) Dalam Kegiatan Pertambangan
Emas Di Tapanuli Selatan. Tesis, Universitas
berlaku dalam kehidupan bersama, yang
Diponegoro, h. 59.
16
http://erepo.unud.ac.id / 9833 / 3 / 0be0e
12
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. f7d5a 3081532e 17e5236d8ff561. pdf, (Diakses
(2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat pada tanggal 7 Februari 2018).
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, h. 864. 17
Ibid.
13
http://erepo.unud.ac.id / 9833 / 3 / 18
Soeroso. (2013). Pengantar lImu
0be0ef7 d5a 3081532e17e5236d8ff561. pdf, Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, h. 269.
(Diakses pada tanggal 07 Mei 2018). 19
Susanti, Dyah Ochtorina. 2011. Bahan
14
Asshidiqie, Jimly dan Safa’at, Ali. Ajar Mata Kuliah Teori Hukum, disampaikan di
(2006). Teori Hans Kelsen tentang Hukum. Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas
Jakarta: Sekjen dan Kepaniteraan MK-RI, h.13. Islam Kadiri (UNISKA). h. 2.

128 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
tidak melakukan (omission) sesuatu pengambilan keputusan, pemerintah
perbuatan; (4) Commission atau harus berdasarkan diskresi dan bersikap
omission sebagaimana yang dimaksud hati- hati. 23 Hal ini berbeda dengan
pada point 3 menyangkut sesuatu yang bentuk perlindungan hukum kedua yakni
bisa disebut sebagai objek dari hak; (5) represif, yang bertujuan untuk
mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa menyelesaikan terjadinya sengketa, baik
tertentu yang menjadi alasan melekatnya secara litigasi maupun non litigasi
hak itu kepada pemiliknya. sebagai upaya perlindungan hukum bagi
Berdasarkan penjelasan di atas, rakyat.24
maka definisi perlindungan hukum Berdasarkan pengertian kedua
menurut Satjipto Raharjo adalah suatu bentuk perlindungan hukum di atas,
tindakan memberikan perlindungan atau pengaturan perlindungan hukum
pengayoman kepada hak asasi manusia terhadap hasil karya intelektual termasuk
yang dirugikan orang lain, dimana pada bentuk perlindungan preventif.
perlindungan tersebut diberikan kepada Pengaturan sebagaimana yang dimaksud
masyarakat agar masyarakat dapat dibuat dengan tujuan untuk mencegah
menikmati semua hak-hak yang terjadinya permasalahan-permasalahan
diberikan oleh hukum. 20 Berkaitan yang timbul terkait dengan pelanggaran
dengan pendapat Satjipto, Setiono juga hak karya-karya intelektual manusia,
mengemukakan bahwa perlindungan salah satu pengaturan tersebut yakni Hak
hukum merupakan tindakan atau upaya Cipta yang diatur di dalam
untuk melindungi masyarakat dari Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
perbuatan sewenang-wenang penguasa tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut
yang tidak sesuai dengan aturan hukum, UU Hak Cipta).
serta mewujudkan ketertiban dan Definisi Hak Cipta di dalam
ketentraman sehingga manusia dapat hukum positif Indonesia telah diatur,
menikmati hak-hak yang dimilikinya.21 tepatnya di dalam Pasal 1 ayat 1 UU Hak
Di Indonesia sendiri, perlindungan Cipta yang isinya sebagai berikut:
hukum yang banyak digunakan yakni “ Hak Cipta adalah hak eksklusif
perlindungan hukum Salmond yang pencipta yang timbul secara
dikembangkan oleh Philipus M. Hadjon, otomatis berdasarkan prinsip
yang enurut pendapatnya dalam Dyah deklaratif setelah suatu ciptaan
Ochtorina Susanti, perlindungan hukum diwujudkan dalam bentuk nyata
dibagi menjadi 2 (dua) bentuk, yakni tanpa mengurangi pembatasan
perlindungan hukum preventif dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perlindungan hukum represif. 22 Bentuk perundang-undangan”.
perlindungan hukum yang pertama yakni
perlindungan hukum preventif Pengertian lain Hak Cipta adalah
merupakan perlindungan yang bertujuan hak yang mengatur karya intelektual di
untuk mencegah terjadinya sengketa, bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
dalam hal ini rakyat dapat mengajukan yang dituangkan dalam bentuk yang
keberatan (inspraak) atau pendapatnya khas dan telah dituangkan dalam wujud
sebelum ditetapkannya keputusan tetap, atau dengan kalimat lain. 25 Hak
pemerintah, dimana pada saat Cipta juga diartikan lain yaitu hak

20
Rahardjo., Satjipto. (2000). Ilmu hukum. 23
Ibid.
Bandung: Citra Aditya Bakti, h. 53 24
Ibid.
21
Setiono. (2004). Rule of Law 25
Mujiyono. 2017). Buku Panduan
(Supremasi Hukum). Surakarta: Program Permohonan Hak Kekayaan Intelektual (Hak
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, , h. 3. Cipta). Yogyakarta: Sentra HKI LPPM
22
Susanti, Dyah Ochtorina Op. Cit., h.2 Universitas Negeri Yogyakarta, h. 1.

129 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
eksklusif bagi pencipta atau penerima Berkenaan dengan hal tersebut, UU Hak
hak untuk mengumumkan atau Cipta telah mengatur ruang lingkup atau
memperbanyak ciptaannya atau jenis-jenis hasil karya yang dapat
memberikan izin untuk itu dengan tidak memperoleh perlindungan yang
mengurangi pembatasan-pembatasan tercantum di dalam Pasal 40 ayat (1) UU
menurut peraturan perundang- undangan Hak Cipta yang membaginya menjadi 3
yang berlaku.26 bidang yakni bidang ilmu pengetahuan,
Berkaitan dengan definisi-definisi seni, dan sastra, dan bidang-bidang
hak cipta di atas, dapat ditemukan 3 (tiga) tersebut meliputi karya-karya sebagai
unsur yang terdapat di dalam definisi hak berikut:
cipta, yakni hak eksklusif, pencipta, dan 1. Bidang Ilmu Pengetahun, terdiri
ciptaan. Hak eksklusif sebagaimana yang dari:
dimaksud diartikan bahwa tidak ada a. Alat peraga yang dibuat untuk
orang lain yang boleh menggunakan, kepentingan pendidikan dan
memanfaatkan, dan melakukan hak itu ilmu pengetahuan;
hak tersebut tanpa izin pencipta. Hal ini b. Peta;
dimaksudkan sebagai bentuk c. Kompilasi Ciptaan atau data,
penghargaan dari hasil jerih payah dalam baik dalam format
mengorbankan akal, tenaga, pikiran, dan yangdapat dibaca dengan
waktu pencipta tersebut. 27 Terkait Program Komputer maupun
pengertian Pencipta yakni seorang atau media lainnya;
beberapa orang yang secara sendiri- d. Program Komputer.
sendiri atau bersama-sama menghasilkan 2. Bidang Seni
suatu ciptaan yang bersifat khas dan a. Terjemahan, tafsir, saduran,
pribadi. 28 Ciptaan sebagaimana yang bunga rampai, basis data,
dimaksud yaitu setiap hasil karya cipta adaptasi, aransemen,
di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan modifikasi;
sastra yang dihasilkan atas inspirasi, b. Buku, pamflet, karya tulis
kemampuan, pikiran, imajinasi, yang diterbitkan, dan semua
kecekatan, keterampilan, atau keahlian hasil karya tulis lainnya;
yang diekspresikan dalam bentuk e. Ceramah, kuliah, pidato, dan
nyata.29 Hal ini dengan kata lain bahwa Ciptaan sejenis lainnya.
suatu ciptaan tidak boleh hanya berupa 3. Bidang Sastra
khayalan semata tanpa ada bukti konkrit, a. Lagu dan/atau musik dengan
dan dapat dilihat, dirasakan, atau diraba atau tanpa teks;
oleh manusia. Terkait demikian, perlu b. Film, drama musikal, tari,
diketahui dan dipahai pula bahwa tidak koreografi, pewayangan, dan
semua karya-karya intelektual yang pantomim;
diciptakan oleh pencipta dapat c. Karya seni rupa dalam
dilindungi dan berlaku UU Hak Cipta. segala bentuk seperti
lukisan,gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung,
26
Hariyani, Iswi. (2010). Prosedur
Mengurus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau kolase;
yang Benar. Yogyakarta: Penerbit Pustaka d. Karya seni terapan;
Yustisia, h. 44. e. Karya arsitektur;
27
Sitorus, Ade Uswatun. (2015). Hak f. Karya seni batik atau seni
Cipta dan Perpustakaan. Jurnal Iqra’ Vol. 09
motif lain;
No.02, Oktober, h. 253.
28
Lihat Pasal 1 angka 2 Undang-Undang g. Karya fotografi;
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta h. Potret;
29
Lihat Pasal 1 angka 3 Undang-Undang i. Karya sinematografi;
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

130 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
j. Terjemahan, aransemen, Gambar 2.
transformasi, atau modihkasi Motif Putri Kalibuntu
ekspresi budaya tradisional;
k. Kompilasi budaya tradisional
selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
l. Video.

Ruang lingkup karya cipta yang


dapat dilindungi sebagaimana yang
disebut di atas menunjukkan bahwa Motif Putri Kalibuntu
terdapat batasan-batasan terhadap hasil menceritakan tentang Desa Kalibuntu
karya intelektual, karena tidak semua yang rakyatnya hidup sebagai nelayan.
ciptaan seseorang mendapatkan Desa Kalibuntu juga terkenal dengan
perlindungan hak cipta. Berdasarkan pesona kecantikan perempuan -
jenis-jenis karya cipta di atas, maka perempuan desanya, sehingga batik
motif batik tulis Dewi Rengganis hasil Kalibuntu digambarkan dengan motif
karya intelektual pencipta yang ikan berbentuk putri.
dihasilkan oleh warga Desa Jatiurip
masuk ke dalam kategori karya cipta Gambar 3.
yang dilindungi dan mendapatkan Motif Rengganis Kasmaran
perlindungan hukum hak cipta yang di
atur di dalam UU Hak Cipta.
Batik Dewi Rengganis sendiri
merupakan usaha seorang warga
bernama Rosyami warga RT 03/RW 03,
Dusun Kuripan, Desa Jatiurip
Kecamatan Krejengan, dibantu beberapa
pekerja yang juga merupakan warga
Desa dari dusun yang sama. Batik Dewi Motif Rengganis Kasmaran
Rengganis tersebut merupakan produk menceritakan tentang Dewi Rengganis
asli Desa Jatiurip yang memiliki ciri yang sedang jatuh cinta, sehingga
khas tersendiri dari motif-motif batik digambarkan dengan bentuk hati
lainnya, dimana motif batik Dewi diibaratkan panah yang menusuk jantung
Rengganis tersebut diambil dari cerita sang dewi, ada pula gambar sang dewi
kerajaan Majapahit pada masa melayang seolah-olah terlena oleh panah
pemerintahan Prabu Brawijaya, yang cinta tersebut.
mengulik kisah perjalanan kerajaan
tersebut pada setiap motifnya sehingga Gambar 4.
maknanya pun berbeda-beda. Terkait Motif Panji Laras
demikian, untuk lebih jelasnya, berikut
beberapa gambar Batik Dewi Rengganis
beserta makna yang terkadung di dalam
motif tersebut.

Motif Panji Laras menceritakan


tentang seorang Pangeran yang senang

131 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
mengadu ayam, sehingga digambarkan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki
dengan sepasang ayam yang sedang oleh batik-batik lain. Hal inilah yang
bertarung. kemudian menjadi alasan banyaknya
peminat motif Batik Dewi Rengganis
Gambar 5. yang tidak hanya dari wilayah
Motif Mendem Tresno Kabupaten Probolinggo saja, akan tetapi
sudah menjangkau hingga ke wilayah
luar Kabupaten Probolinggo bahkan
Jawa Timur. Banyaknya peminat Batik
Dewi Rengganis ini, mengakibatkan
produksi batik meningkat, bahkan Batik
Dewi Rengganis dapat memproduksi 10
helai batik dalam sehari. Hal ini tentu
menguntungkan tidak hanya untuk Bu
Motif Mendem Tresno Rosyami selaku penemu / pendesain /
menceritakan bawang merah pencipta Batik Dewi Rengganis, akan
Probolinggo yang mempunyai cita rasa tetapi juga menguntungkan bagi warga
khas dan disukai banyak orang, sehingga pengrajin - pengrajin lain yang ikut
digambarkan dalam bentuk bawang membantu dalam pembuatan Batik.
merah probolinggo yang di Adanya Batik Dewi Rengganis
tengah-tengahnya terdapat gambar cinta juga mengurangi pengangguran warga
yang memperlihatkan kecintaan Desa Jatiurip, bahkan dapat
masyarakat pada bawang merah meningkatkan perekonomian masyarakat
Probolinggo. Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan,
Kabupaten Probolinggo. Manfaat dan
Gambar 6. keuntungan yang diperoleh dari adanya
Motif Pengasihan Dewi Rengganis Batik Dewi Rengganis sebagaimana
yang disebutkan di atas menunjukkan
bahwa batik tersebut haruslah dijaga dan
dillindungi, apalagi motif Dewi
Rengganis merupakan motif batik
pertama kali yang ada di Indonesia dan
menjadi temuan atau ciptaan baru,
bahkan menjadi ciri khas dari Desa
Jatiurip, Kecamatan Krejengan,
Motif Pengasihan Dewi Rengganis Kabupaten Probolinggo.
menceritakan sifat penyayang Dewi Perlindungan sebagaimana yang
Rengganis yang digambarkan bentuk dimaksud yakni berupa perlindungan
mahkota sang dewi, dimana warna biru hak cipta. Perlindungan hak cipta
sebagai warna background atau latar diberikan sebagai bentuk reward kepada
menandakan dalamnya kasih Dewi Bu Rosyami atas karya ciptaannya yakni
Rengganis. Selanjutnya ada pula gambar Batik Tulis Dewi Rengganis. Hak cipta
daun dan sulur menandakan sebuah sendiri merupakan hak eksklusif yang
kekuatan yang akan menyatu dalam diberikan kepada pencipta atas produk
sebuah kasih saying. ciptaannya yang terdiri dari 2 jenis hak
Motif-motif batik tulis Dewi yang di dapat pencipta yaitu pertama,
Rengganis di atas dibuat tidak dengan hak moral dan hak ekonomi. Bekenaan
cara yang instan, namun diperlukan dengan hak moral diartikan sebagai hak
keterampilan khusus untuk membuatnya, yang melekat secara abadi pada diri
apalagi motif batik Dewi Rengganis Pencipta itu sendiri untuk melakukan

132 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
hal-hal diantaranya: 30 (a) tetap yang diperoleh dapat digunakan oleh
mencantumkan atau tidak pencipta untuk melakukan hal-hal
mencantumkan nama pencipta pada diantaranya: 34 (a) penerbitan ciptaan; (b)
salinan sehubungan dengan pemakaian penggandaan ciptaan dalam segala
ciptaannya untuk umum; (b) bentuknya; (c) penerjemahan ciptaan; (d)
menggunakan nama alias atau nama pengadaptasian, pengaransemenan, atau
samara pencipta; (c) mengubah pentransformasian ciptaan; (e)
ciptaannya sesuai dengan kepatutan Pendistribusian ciptaan atau salinannya;
dalam masyarakat; (d) mengubah judul (f) pertunjukan ciptaan; (g)
dan anak judul ciptaan; dan (e) Pengumuman ciptaan; (h) Komunikasi
mempertahankan haknya dalam hal ciptaan; dan (i) penyewaan ciptaan.
terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, Hal-hal tersebut dapat digunakan
modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat untuk kepentingan komersil dan
merugikan kehormatan diri atau reputasi mengambil keuntungan, baik melalui
dari pencipta. Berkaitan dengan hal penjualan hasil ciptaannya, sewa, dan
tersebut, hak moral tidak dapat dialihkan lain sebagainya. Sebaliknya, hak
selama pencipta masih hidup, tetapi ekonomi sebagaimana yang dimaksud
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan tidak dapat digunakan dan dimanfaatan
dengan wasiat atau sebab lain sesuai oleh orang lain, kecuali pencipta atau
dengan ketentuan peraturan pemegang hak cipta memberikan izin
perundang-undangan setelah pencipta untuk menggunakan hasil
meninggal dunia, dimana pengalihannya ciptaannya. Terkait demikian, apabila
35

dilakukan secara tertulis.31 orang lain melanggar hak ekonomi


Sehubungan dengan penjelasan di pencipta dengan melakukan
atas, untuk melindungi hak moral penggandaan dan/atau penggunaan
tersebut, maka pencipta memiliki hak secara komersial produk ciptaan tanpa
sebagai pencipta atas karya cipta batik izin dari pencipta atau pemegang hak
tulis Dewi Rengganis tersebut serta cipta, maka maka orang tersebut akan
informasi elektronik Hak Cipta yang dikenakan sanksi.
meliputi informasi mengenai suatu Pada UU Hak Cipta terkait sanksi
ciptaan, yang muncul dan melekat secara yang diberikan kepada pelanggar hak
elektronik yang berhubungan moral maupun hak ekonomi pencipta
pengumuman ciptaan; nama pencipta, juga telah di atur. Pada hak moral, sanksi
aliasnya atau nama samarannya; tersebut tercantum di dalam Pasal 112
pencipta sebagai pemegang Hak Cipta; UU Hak Cipta yang menjelaskan bahwa
masa berlakunya hak cipta dan kondisi seseorang yang tanpa hak menggunakan
penggunaan ciptaan; nomor; serta kode hak moral sebagaimana yang telah
informasi.32 disebutkan di atas untuk kepentingan
Kedua, hak ekonomi yakni hak komersil, dikenakan pidana berupa
eksklusif yang diperoleh pencipta atau pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
pemegang Hak Cipta untuk dan/atau pidana denda paling banyak Rp
mendapatkan manfaat ekonomi atas 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
ciptaan yang dihasilkan.33 Hak ekonomi Berbeda dengan hak moral yang
hanya terdapat satu pengaturan terkait
30
Lihat Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang pengenaan sanksi pidananya, Berkenaan
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
31
Lihat Pasal 5 ayat (2) dan (3)
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Hak Cipta. 34
Lihat Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang
32
Lihat Pasal 7 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 35
Lihat Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang
33
Lihat Pasal 8 Undang-Undang Nomor Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

133 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
dengan hak moral di atur di dalam Pasal dikarenakan dengan adanya
113 UU Hak Cipta yang di dalamnya perlindungan hak cipta, maka Bu
terbagi menjadi 4 (empat) jenis Rosyami selaku Pencipta motif batik
diantaranya: jenis pertama, seseorang tersebut dapat ditetapkan menjadi
yang tanpa hak menyewakan hasil pemilik dan memperoleh hak cipta atas
ciptaan pencipta, maka dipidana paling karya intelektualnya sebagaimana yang
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana telah dijelaskan di atas.
denda paling banyak Rp100.000.000,00 Berkenaan dengan bentuk
(seratus juta rupiah).36 Kedua, seseorang perlindungan represif,
yang tanpa hak menerjemahkan, diimplementasikan melalui ketersediaan
mengadaptasikan, mengaransemen, atau pilihan penyelesaian sengketa hak cipta,
mentransformasikan ciptaan, dan dimana apabila terjadi pelanggaran
mempertunjukkan ciptaan untuk tujuan terhadap hak atas kekayaan intelektual
komersil, maka dipidana dengan pidana pencipta, maka dapat diselesaikan
penjara paling lama 3 (tiga) tahun melalui jalur litigasi (pengadilan) atau
dan/atau pidana denda paling banyak Rp nonlitigasi (Alternatif Penyelesaian
500.000.000,00 (lima ratus juta Sengketa atau APS, seperti negosiasi,
rupiah).37Ketiga, , seseorang yang tanpa mediasi, konsiliasi, dan lain-lain).
hak menerbitkan, menggandakan ciptaan Berkaitan dengan hal tersebut, dari
dalam segala bentuknya, kedua jenis penyelesaian sengketa di atas,
mendistribusikan ciptaan atau salinannya, penyelesaian yang banyak diminati
dan/atau mengumumkan ciptaan untuk dalam menyelesaikan sengketa HKI dan
tujuan komersil, maka dipidana dengan lingkungan yakni menggunakan
pidana penjara paling lama 4 (empat) penyelesaian melalui Alternatif
tahun dan/atau pidana denda paling Penyelesaian Sengketa (selanjutnya
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar disingkat (APS). APS merupakan upaya
rupiah). 38 Keempat, setiap orang yang hukum yang ditempuh akibat
melakukan perbuatan sebagaimana yang ketidakpuasan penyelesaian sengketa
disebutkan pada jenis yang ketiga dan melalui proses litigasi yang konfrontatif
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dan bertele-tele. 40 Terkait demikian,
maka dipidana dengan pidana penjara selain biayanya murah, penyelesaian
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau menggunakan metode ini juga tidak
pidana denda paling banyak Rp memakan banyak waktu dan tenaga. Hal
4.000.000.000,00 (empat miliar inilah yang kemudian menjadi alasan
rupiah). 39
penyelesaian melalui jalur non litigasi ini
Berdasarkan penjelasan yang telah banyak diminati oleh masyarakat.
diuraikan di atas, maka dapat dilihat Pengaturan terkait APS sendiri
bahwa perlindungan Hak Cipta sangatlah tertuang di dalam Undang-Undang
diperlukan agar orang lain tidak Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
sewenang-wenang mengambil, mencuri, dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
dan mengakui karya milik pencipta, (selanjutnya disebut UU Arbitrase dan
termasuk perlindungan terhadap motif APS). Pengaturan APS diatur pula di
Batik Tulis Dewi Rengganis. Hal itu dalam UU Hak Cipta, tepatnya pada
Pasal 95 ayat (1) UU Hak Cipta yang
36
Lihat 113 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
37
Lihat 113 ayat (2) Undang-Undang 40
Kurniawaty, Yuniar. (2017).
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Efektivitas Alternatif Penyelesaian Sengketa
38
Lihat 113 ayat (3) Undang-Undang Dalam Sengketa Kekayaan Intelektual
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. (Alternative Dispute Resolution On Intellectual
39
Lihat 113 ayat (4) Undang-Undang Property Dispute). Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 14 No. 02 - Juni, h. 166.

134 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
menjelaskan bahwa penyelesaian oleh para pihak. 43 Hal yang
sengketa hak cipta dapat dilakukan dicapai dari negosiasi berupa
melalui alternatif penyelesaian sengketa, penyelesaian kompromi. 44
arbitrase, atau pengadilan. Terkait Negosiasi juga diartikan sebagai
pengertian APS sendiri menurut UU Hak proses yang dilakukan oleh dua
Cipta adalah proses penyelesaian pihak wakil dengan permintaan
sengketa melalui mediasi, negosiasi atau (kepentingan) yang saling
konsiliasi. Berdarkan pengertian tersebut, berbeda dengan membuat suatu
maka terdapat 3 (tiga) bentuk APS yang persetujuan secara kompromis
dapat digunakan untuk menyelesaikan dan memberikan kelonggaran
sengketa pelanggaran Hak Cipta, demi tercapainya penyelesaian
termasuk ciptaan motif Batik Dewi secara damai. 45 Terkait
Rengganis, yakni: demikian, para pihak yang
1) Mediasi adalah penyelesaian melakukan negosiasi disebut
penyelesaian sengketa dengan negosiator. Mekanisme APS
melibatkan pihak ketiga yang dalam bentuk ini yakni para
netral guna membantu para pihak pihak yang bersengketa
mencapai kesepakatan. 41 Mediasi berhadapan langsung dalam
juga diartikan sebagai mendiskusikan permasalahan
mekanisme penyelesaian yang dihadapi secara korporatif
sengketa dengan bantuan pihak dan terbuka.46
ketiga yang disebut Mediator. 3) Konsiliasi adalah penciptaan
Mediator dalam hal ini tidak penyesuaian pendapat dan
berwenang untuk memutus penyelesaian suatu sengketa dengan
sengketa, tetapi hanya membantu suasana persahabatan dan tanpa ada
para pihak untuk menyelesaikan rasa permusuhan yang dilakukan di
pengadilan sebelum ketiga
persoalan-persoalan yang
dimulainya persidangan dengan
dikuasakan kepada mediator maksud untuk menghindari proses
tersebut, serta memberikan legitasi. 47 Konsiliasi juga
bimbingan atau arahan guna merupakan mekanisme penyelesaian
mencapai penyelesaian namun sengketa dengan intervensi pihak
tidak berfungsi sebagai hakim ketiga. Pihak ketiga (konsiliator)
yang berwenang mengambil mengambil inisiatif menyusun dan
putusan.42 merumuskan langkah-langkah
2) Negosiasi adalah suatu bentuk penyelesaian, yang selanjutnya
penyelesaian sengketa oleh para diajukan dan ditawarkan kepada
pihak, tanpa bantuan pihak lain, para pihak yang bersengketa.
dengan cara musyawarah atau Konsiliator tidak berwenang
membuat putusan, tetapi hanya
berunding untuk mencari
berwenang membuat rekomendasi,
pemecahan yang dianggap adil yang pelaksanaannya sangat
tergantung dari itikad baik para

41
Umam, Khotibul. (2010). Penyelesaian
Sengketa di Luar Pengadilan. Yogyakarta:
Pustaka Yustisia, h. 10. Ibid., h. 15
43
42
Tim Peneliti Alternative Disputes Ibid.
44

Resolution. (2000). Laporan Penelitian 45


Umam, Khotibul. Op. Cit., h. 10.
Alternative Despute Resolution (Penyelesaian 46
Sodikin. (2003). Penegakan Hukum
Sengketa Alternatif) dan Court Connected Dispute Lingkungan: Tinjauan atas Undang-Undang
Resolution (Penyelesaian Sengketa yang Terkait Nomor 23 Tahun 1997. Jakarta: Djambatan, h.
dengan Pengadilan. Jakarta: Proyek Penelitian 105.
dan Pengembangan Mahkamah Agung RI, h. 16. 47
Khotibul Umam. Loc. Cit.

135 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
pihak yang bersengketa sendiri.48 Hariyani, Iswi. (2010). Prosedur
Mengurus HAKI (Hak Atas
Bentuk-bentuk APS sebagaimana Kekayaan Intelektual) yang Benar.
yang disebutan di atas dapat digunakan oleh Yogyakarta: Penerbit Pustaka
masyarakat, khususnya pemilik Batik Dewi Yustisia.
Rengganis untuk menyelesaikan sengketa di Mujiyono. 2017). Buku Panduan
bidang hak cipta atas kepemilikan motif
Permohonan Hak Kekayaan
Batik Dewi Rengganis. APS merupan jalur
penyelesaian yang efektif untuk masyarakat, Intelektual (Hak Cipta). Yogyakarta:
sebab selain biaya murah, Sentra HKI LPPM Universitas
penyelesaiannyapun juga cepat, sehingga Negeri Yogyakarta.
tidak perlu menunggu terlalu lama. Rahardjo., Satjipto. (2000). Ilmu hukum.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sherwood, Robert M. (1990). Intellectual
D. P E N U T U P Property and Economic
Development: Westview Special
Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Studies in Science,Technology and
Pemilik Karya Cipta Motif Batik Tulis Public Agency. SanFransisco:
Dewi Rengganis terdiri dari 2 (dua) Westview Press Inc.
bentuk yaitu pertama, bentuk Sodikin. (2003). Penegakan Hukum
perlindungan preventif yang Lingkungan: Tinjauan atas
diimplementasikan dalam pembentukan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 1997. Jakarta: Djambatan.
tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut Soeroso. (2013). Pengantar lImu Hukum.
UU Hak Cipta) sebagai pengaturan Jakarta: Sinar Grafika.
perlindungan hukum hak cipta terhadap Susanti, Dyah Ochtorina dan A’an Efendi.
karya intelektual motif Batik Dewi (2014). Penelitian Hukum (Legal
Rengganis untuk mencegah terjadinya Research). Jakarta: Sinar Grafika.
permasalahan-permasalahan yang timbul Syaifuddin, Muhammad dan Handayani,
terkait dengan pelanggaran hak atas hasil Sri (2017). Hukum Perlindungan
ciptaan dari pencipta. Kedua, bentuk Rekayasa Genetika : Relasi Moral,
perlindungan represif yang Hak Kekayaan Intelektual, dan
diimplementasikan melalui ketersediaan Pelindungan Varietas Tanaman dan
pilihan penyelesaian sengketa hak cipta, Paten di Indonesia. Malang: Setara
dimana apabila terjadi pelanggaran Press.
terhadap hasil karya cipta motif Dewi Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia.
Rengganis, maka dapat diselesaikan (2008). Kamus Bahasa Indonesia.
melalui jalur litigasi (pengadilan) atau Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
nonlitigasi (negosiasi, mediasi, dan Pendidikan Nasional.
konsiliasi). Umam, Khotibul. (2010). Penyelesaian
. Sengketa di Luar Pengadilan.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

DAFTAR PUSTAKA Lain-Lain

Asshidiqie, Jimly dan Safa’at, Ali. (2006). Hanifa, Mila. (2012). Perlindungan
Teori Hans Kelsen tentang Hukum. Hukum Terhadap Akses dan
Jakarta: Sekjen dan Kepaniteraan Pembagian Keuntungan Atas
MK-RI. Pemanfaatan Sumber Daya Genetik.
Tesis, Universitas Indonesia.
48
Tim Peneliti Alternative Disputes Kurniawaty, Yuniar. (2017). Efektivitas
Resolution. Op. Cit., h. 16.

136 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Dalam Sengketa Kekayaan
Intelektual (Alternative Dispute
Resolution On Intellectual Property
Dispute). Jurnal Legislasi Indonesia,
Vol. 14 No. 02 – Juni.
Setiono. (2004). Rule of Law (Supremasi
Hukum). Surakarta: Program
Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret.
Susanti, Dyah Ochtorina. 2011. Bahan
Ajar Mata Kuliah Teori Hukum,
disampaikan di Program Pasca
Sarjana Ilmu Hukum Universitas
Islam Kadiri (UNISKA).
Sitorus, Ade Uswatun. (2015). Hak Cipta
dan Perpustakaan. Jurnal Iqra’ Vol.
09 No.02, Oktober.
Syahputra, Erwin. (2017). Pengentasan
Kemiskinan Melalui Hukum
Sebagai Sarana Pemberdayaan
CSR (Corporate Social
Responsibility) Dalam Kegiatan
Pertambangan Emas Di Tapanuli
Selatan. Tesis, Universitas
Diponegoro.
Tim Peneliti Alternative Disputes
Resolution. (2000). Laporan
Penelitian Alternative Despute
Resolution (Penyelesaian Sengketa
Alternatif) dan Court Connected
Dispute Resolution (Penyelesaian
Sengketa yang Terkait dengan
Pengadilan. Jakarta: Proyek
Penelitian dan Pengembangan
Mahkamah Agung RI.
http://www.probolinggo.org / index.php /
beranda / probolinggo -
kabupaten/krejengan.
http://erepo.unud.ac.id / 9833 / 3 /
0be0ef7 d5a
3081532e17e5236d8ff561. pdf.
http://erepo.unud.ac.id / 9833 / 3 / 0be0e
f7d5a 3081532e 17e5236d8ff561.
pdf.

137 | S A S I V o l u m e 2 4 N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 8

Anda mungkin juga menyukai