Anda di halaman 1dari 20

MATERI 1

 SEJARAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pelajaran civics  Pendidikan kemasyarakatan  Pendidikan kewarganegaraan 
Pendidikan kewarganegaraan, civics, dan hukum  PMP.

 DEFINISI MATKUL menurut ahli


John Mahoney: Civic education memuat nilai-nilai moral yang berguna bagi pembentukan
kepribadian peserta didik sebagai bekal hidup bermasyarakat kini dan mendatang.

Numan Somantri: Ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan


manusia dalam perkumpulan yang terorganisasi serta individu-individu dalam Negara.

Edmonson: Studi tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yang terkait dengan


kewajiban, hak, hak istimewa warga Negara.

Azyumardi: Cakupan pendidikan kewarganegaraan lebih luas dari pendidikan demokrasi dan
HAM. Karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal.

Zamroni: Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga bersikap kritis
dan bertindak demokratis

 TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. Membentuk kecakapan partisipasif warga yang bermutu, bertangggung jawab dalam
berbangsa dan bernegara.
2. Menjadikan warga negara cerdas, aktif, kritis, dan demokratis dengan komitmen menjaga
persatuan dan integritas bangsa.
3. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban (kebebeasan, persamaan, toleransi).

 RUANG LINGKUP PKN


a. HAM b. Demokrasi c. Civil Education

 PARADIGMA PKN
[1] Pembelajaran demokratis, [2] Tidak Feodalistik, [3] Tidak dogmatic, indoktrinasi dan
otoriter.

 URGENSI PKN
a. Meningkatnya politic literacy
b. Meningkatnya political apathism.
c. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang menjunjung nilai moral, etik
dan religious, nilai kemanusiaan, keadilan, nasionalisme, dan cinta tanah air.
d. Mengembangkan sikap demokratik, berkeadaban, dan bertanggungjawab.
MATERI 2

 PENGERTIAN MAKNA IDEOLOGI


a. Ideologi: kumpulan gagasan,ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan
sistemik yang menyangkut bidang politik (pertahanan keamanan), sosial, budaya dan
keagamaan.
b. Ideologi negara: cita-cita negara yang menjadi dasar bagi suatu teori/sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan.
c. Ideologi: Suprastruktur, mencerminkan kekuatan lapisan.

 CIRI IDEOLOGI
1. Berada di derajat tertinggi sebagai nilai hidup berbangsa dan negara.
2. Mewujudkan asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya.

 MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA INDONESIA


a. Ideologi merupakan hasil refleksi dengan cara mengambil jarak dengan realitas
kehidupan.
b. Ideologi melakukan dialekta dengan masyarakat, ideology realistis, masyarakat
mendekati ideal.
c. Ideology menentukan eksistensi suatu bangsa karena berfungsi membimbing/memandu
untuk mencapai tujuan.

 PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LAINNYA


a. Pancasila: pedoman perjuangan/keyakinan, dasar, arah dan pedoman.
b. Liberalisme: kemampuan individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
Cirinya dituangkan dalam bentuk pemerintahan yang demokratis. Paham ini cenderung
memberi ruang individualistis.
c. Konservatisme: kedudukan masyarakat dan entitas lain bukan sekadar penjumlahan
unsur-unsurnya. Tetapi kelompok yang paling banyak menciptakan kebahagian. Cirinya;
masyarakat tertata, kekuasaan pemerintahan yang mengikay dan bertanggungjawab,
tanggungjawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu yang lemah
d. Komunisme: perubahan atas sistem kapitalisme dicapai dengan cara revolusi dan
pemerintahan oleh diktator proletariat.
e. Fasisme: tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan simbil-
simbol untuk mencapai kebesaran Negara.
 FILSAFAT PANCASILA
1. Filsafat pancasila: refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa yang bertujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang
mendasar dan menyeluruh.
2. Pancasila sebagai cita hukum (rechtidee): pacasila adalah cita hukum yang menguasai
hukum dasar negara, baik hukum dasar yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
3. Pancasila sebagai norma fundamental: norma-norma hukum yang berada dalam batang
tubuh UUD 1945 pada hakikatnya dibentuk oleh norma fundamental negara pancasila.
MATERI 3

 HAKIKAT DAN DIMENSI IDENTITAS NASIONAL


- Pengertian Identitas nasional ialah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain.
- Ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya
dengan bangsa lain.
- Sifat identitas nasional: Relatif dan kontekstual  Kritis  penyegaran  Reflektif.

 KOMPONEN IDENTITAS NASIONAL


1) Pola perlaku (adat, budaya, kebiasaan, gotong royong).
2) Lambang-lambang (Bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan).
3) Alat kelengkapan (Bangunan, pakaian adat, teknologi bercocok tanam, kapal laut,
pesawat terbang).
4) Tujuan yang ingin dicapai (Budaya unggul, prestasi di bidang tertentu).

 PENYEBAB IDENTITAS NASIONAL BERAGAM


1. Geografis
2. Ekologi
3. Demografi
4. Sejarah
5. Kebudayaan
6. Watak Masyarakat

 KOMPONEN IDENTITAS NASIONAL


1) Pola perlaku (adat, budaya, kebiasaan, gotong royong)
2) Lambang-lambang (Bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan)
3) Alat kelengkapan (Bangunan, pakaian adat, teknologi bercocok tanam, kapal laut,
pesawat terbang)
4) Tujuan yang ingin dicapai (Budaya unggul, prestasi di bidang tertentu)

 GLOBALISASI DAN KETAHANAN NASIONAL


- Pengertian globalisasi ialah ketergantungan diantara sesame masyakarat dunia baik
budaya maupun ekonomi.
- Globalisasi adalah Perkampungan global (Global Village) yang taka da batas antar
Negara.
- Globalisasi adalah wajah globalisasi internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi,
esternisasi, deteritorialisasi.

 PEMANTIK GLOBALISASI
a. Informasi dan Teknologi
b. Globalisasi
c. Terciptanya kompetisi dalam skala besar dan luas melalui regulasi (cipta kerja).
d. Kapitalisme

 KETAHANAN NASIONAL
- Definisinya ialah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandalkan kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancama, hambatan, serta gangguan
(DN/LN/langsung/taklangsung) yang membahayakan integritas, identitas, dan
keberlangsungan bangsa dan Negara.
- Peluang dan tantangan di era globalisasi bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.

 MULTIKULTURALISME ANTARA NASIONALISME DAN GLOBALISASI


a. Konsep pengakuan (rekognisi) dari suatu entitas budaya dominan terhadap keberadaan
budaya lain yang minoritas.
b. Konsep multikulturalisme menjunjung perbedaan budaya bahkan menjaganya agar tetap
hidup dan berkembang secara dinamis. Berkarakter toleran.
c. Masyarakat majemuk (plural society) –menekankan etnisitas chauvinism--tidak sama
dengan dengan keragaman budaya (plural cultural).

 RELASI PANCASILA DAN MULTIKULTURALISME


- Multikulturalisme sebagai perwujudan nilai pancasila yang menempatkan kebudayaan
tidak sebagai particular, tetapi faktor penting dan utama.
- Multikulturalisme ialah Pandangan kebudayaan yang praksis, (Pancasila ialah cita-cita).
- Sejumlah kebudayaan yang hidup berdampingan dan menghargai kebudayaan satu
lainnya.
- Multikulturalisme sebagai strategis budaya masa depan bangsa Indonesia, (Perubahan
cara pandang dari pluralism ke multikulturalisme membutuhkan proses panjang).
MATERI 4

 PENGERTIAN NEGARA
a. Komponen Negara ada 3: Rakyat, Wilayah, Pemerintah berdaulat.
b. Definisi negara: masyarakat politik yang independen menempati wilayah tertentu dan
anggotanya bersatu dengan tujuan menghadapi tantangan atau kekuatan dari luar dan
mempertahnakan tatanan internal

 PENGERTIAN BANGSA
a. Kesatuan, solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang saling merasa setia
kawan dengan satu lainnya (ernest renan).
b. Komunitas politik yang dibayangkan (imagined political community) dalam wilayah yang
jelas batasnya dan berdaulat (ben anderson).
c. Elemen pokok bangsa: jiwa, kehendak, perasaan, pikiran, kebulatan dan ketunggalan,
kerohaniannya.

 SIFAT NEGARA
1). Memaksa 2). Monopoli 3). Mencakup semua

 TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA


1. Penertiban (Law and order)
2. Pertahanan
3. Menegakkan keadilan
4. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
5. Pertahanan.

 TUJUAN NKRI
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah.
- Mewujudkan kesejahteraan umum.
- Mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Melaksanakan ketertiban dunia.

 PENGERTIAN KONSTITUSI
a. Era yunani kuno, konstitusi bersifat materil, belum diformalkan.
b. Aristoteles membedakan antara konstitusi dengan undang-undang. Politiea  konsitusi
dan nomoi  undang-undang.
c. Herman Heller
- Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan (sifatnya politis dan sosiologis, belum merupakan pengertian hukum).
- Pencarian unsur konstitusi yang hidup di masyarakat untuk dijadikan kaidah hukum.
- Baru setelah hal tersebut melalui proses penulisan dalam suatu naskah uud sebagai
hukum tertinggi.

d. Carl J. Friedrich
1) Filosofis (philosophical)
2) Struktural (structural)
3) Legal (legal),
4) Dokumentarian (documentarian)
5) Prosedural (procedural).

 NILAI KONSTITUSI (KARL LOEWENSTEIN)


a. Nilai Normatif (normative value), suatu konstitusi berlaku dalam negara dan norma-
normanya dilaksanakan dalam kenyataan (realitas).
b. Nilai Nominal (nominal value), suatu konstitusi berlaku dalam negara, tetapi ada pasal-
pasal tertentu (sebagai norma konstitusi) yang belum dilaksanakan (berlaku tidak
sempurna).
c. Nilai Semantik (semantical value), suatu konstitusi berlaku dalam negara, tetapi hanya
dijadikan sebagai ‘lip-service’, jargon, semboyan dan pemanis pembenaran semata.

 FUNGSI KONSTITUSI
a. Membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
dalam negara.
b. Fungsi konstitusi mengatur dalam dua bentuk:
(1) Secara vertikal  pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan atau
pembagian kekuasaan secara teritorial.
(2) Secara horizontal pembagian kekuasaan menurut fungsinya yang tertuang dalam
trias politica.

 MATERI MUATAN UUD


K.C.Wheare
1). Pernyataan pilihan/manifesto, 2). Pengakuan dan keyakinan, 3). Pernyataan mengenai
cita-cita bangsa/negara, 4). Piagam negara.

Sri Soemantri
1). Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negara.
2). Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
3). Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental.

 PROSES PEMBENTUKAN, KELEMBAGAAN, PEMBENTUK, PERDEBATAN POKOK


Urutannya ialah: UUD 1945  UUD RIS  UUD Sementara 1950  Amandemen UUD
1945.
 PROSES DAN LEMBAGA PEMBENTUKAN

UUD 1945 UUD RIS UUDS 1950 Amandemen UUD 1945

Konferensi Meja Bundar 19 Mei 1950


Sidang I BPUPKI 28 23 Agustus – 2 Nov 1949 penandatanganan piagam
Mei- 1 Juni 1945 (Mendirikan RIS, persetujuan oleh Reformasi 1998, Pemilu
Panitia Kecil (Piagam Penyerahan RI ke RIS, pemerintah RIS dan RI 1999 menghasilkan
Jakarta) 22 Juni 1945 UNI antara Belanda dan untuk melaksanakan DPR/MPR 1999-2004.
RIS) Negara Kesatuan

12 Juli 1950 RIS dan RI Argumentasi


29 Okt 1949 setuju RUUDS. Disahkan Amandemen:
Sidang II BPUPKI 10
penandtanganan pada 14/8/1950 oleh 1. Belum ditetapkan
– 16 Juli 1945
persetujuan konstitusi RIS Senat RIS dan DPR. UUD1945 2. Executive
17/8/1950 berlaku UUDS Heavy 3. Tidak uptodate

31 Januari 1950 diteken UU Federal No 7 Tahun Amandemen I (1999)


Sidang PPKI 18 Kepres RIS No 48/1950 1950 ditetapkan Amandemen II (2000)
Agustus 1945 (piagam penandatanganan perubahan UUD RIS Amandemen III (2001)
RIS, Konstitusi RI) menjadi UUDS 1950 Amandemen IV (2002)

 PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN
a. Rakyat suatu negara meliputi semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah
kekuasaan negara dan tunduk padda kekuasaan negara itu (cst kansil &cristie cst kansil).
b. “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara” (pasal 26 ayat 1
uud 1945).
c. “penduduk ialah warga negara indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia” (pasal 26 ayat 2 uud 1945).

 MANUSIA DAN WARGA NEGARA


- Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban asasi sebagai manusia (human rights and
human responsibilities).
- Setiap warga negara (citizen) memiliki hak dan kewajiban konstitusional (constitutional
rights and obligations).
- Ham lebih luas daripada hak konstitusional warga negara.
- Konsepsi warga negara berlaku dalam lingkungan negara (state). Sedangkan warga
masyarakat berlaku dalam domain masyarakat (civil society).

 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


Hak konstitusional warga
a. HAM tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional bagi warga negara
indonesia saja. [hak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan]
b. HAM khusus untuk wni berlaku keutamaan tertentu [hak untuk bekerja]
c. Hak menduduki jabatan melalui elected official
d. Hak diangkat dalam jabatan tertentu (appointed officials)
e. Hak melakukan upaya hukum dalam melawan keputusan negara yang dianggap
merugikan hak konstitusional

 KEWAJIBAN ASASI MANUSIA DAN WARGA NEGARA


a. Kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain (pasal 28j ayat 1).
b. Kewajiban dalam menjalankan hak dan kebebasan untuk tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan UU (pasal 28j ayat 2).
c. Kewajiban membayar pajak dan pungutan lain (pasal 23a).
d. Kewajiban bela negara (pasal 27 ayat 3).
MATERI 5
 PENGERTIAN DEMOKRASI
a. Demokrasi berasal dari kata demos : rakyat, dan cratos : kedaulatan/kekuasaan.
b. Demokrasi: bentuk pemerintahan rakyat (government of the people), kekuasaan tertinggi
di tangan rakyat dan dilaksanakan secara langsung oleh rakyat atau wakil rakyat melalui
mekanisme pemilu secara luber
c. Demokrasi; Pemerintahan dari rakyat, oleh dan untuk rakyat
d. Demokrasi merupakan kumpulan ide dan prinsip tentang kebebasan, praktik dan prosedur
untuk menggapai kebebasan.
e. Demokrasi merupakan wujud dari institusionalisasi dari kebebasan (institutionalization of
freedom)

 PRNSIP DEMOKRASI
1. Pemerintah dari rakyat (government of the people).
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people).

 NORMA DAN PILAR DEMOKRASI


a. Keasadaran Pluralisme  Musyawarah  Cara dan Tujuan Linier  Norma Kejujuran
dan Pemufakatan  Trial and Error dalam Demokrasi.

b. Urutan dari yang tertinggi:


1. Kedaulatan Rakyat
2. Pemerintah berdasarkan persetujuan yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas (hasil pemilu).
4. Jaminan hak-hak asasi manusia.
5. Pembatasan kekuasaan melalui konstitusi
6. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
7. Toleransi, pragmatism, kolaborasi, dan mufakat.

 CIRI DEMOKRASI (ROBERT A. DAHL)


1. Pejabat yang dipilih
2. Pemilihan yang bebas dan fair
3. Hak pilih yang mencakup semua
4. Hak untuk menjadi calon dalam suatu jabatan
5. Kebebasan berpendapat lisan/tulisan
6. Informasi alternatif yang konstruktif.

 SYARAT NEGARA HUKUM DEMOKRASI


a. Perlindungan konstitusional.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c. Pemilu yang bebas.
d. Kebebasan menyatakan pendapat.
e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
f. Civic education.

 DEMOKRASI DI INDONESIA
Demokrasi konstitusional (1945 – 1959)  masa demokrasi konstitusional yang
menonjolkan peran parlemen serta partai politik. Kabinet seringkali jatuh karena koalisi yang
dibangun tidak solid. Partai non pemerintah tidak mampu memunculkan program alternatif.

Demokrasi terpimpin (1959-1965)  dominasi presiden, serta terbatasnya peranan partai


politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peran abri dalam urusan sosial
politik:
1) Tap mprs no iii/1963 tentang pengangkatan soekarno sebagai presiden seumur hidup.
2) Tahun 1960 pembubaran dpr diganti dprd gr yang perannya sebagai pembantu presiden.
3) Intervensi presiden di legislatif (perpres 14/1960) dan yudikatif (uu no 19/1964).
4) Penyimpangan di bidang legislasi dg adanya penetapan presiden (penpres).
5) Berdirinya badan ekstra konstitusional “front nasional”.

Demokrasi pancasila [1965 – 1998]  sebagai koreksi atas sistem demokrasi terpimpin.
Melandaskan pada pancasila dan uud 1945 serta tap mpr:
1) Pembatalan tap mprs no iii/1963 tentang jabatan presiden seumur hidup.
2) Perubahan uu no 19/1964 menjadi uu no 14/1970 kembalinya kebebasan badan peradilan.
3) Mengembalikan fungsi parlemen, fungsi kontrol dan pimpinan dpr gr tidak lagi menjadi
menteri.
4) Keran kebebasan dibuka, pers bebas.
5) Dalam perjalanannya, kekuasaan tertumpu pada presiden. Kebijakan monoloyalitas pns
ke golkar.
6) Pelaksanaan pemilu yang ajeg namun menyimpang dari substansi demokrasi.

Masa reformasi [1998 – sekarang]  reformasi kebijakan paket politik, amandemen


konstitusi, pelaksanaan pemilu langsung, pelaksanaan pilkada langsung, penguatan ham,
pemberantasan korupsi, dwi fungsi abri, kebebasan pers.

 PARTAI POLITIK
a. Pasal 1 ayat (1) uu no 2 tahun 2011 tentang partai politik: “partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara
keutuhan negara kesatuan republik indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar negara republik indonesia tahun 1945”.
b. Scattschieder (1942)  partai politik membentuk demokrasi (politcail parties created
democracy).
c. Robert michels  partai politik selalu melahirkan dominasi yang bersifat oligarkis.
d. Pelembagaan partai politik menentukan kualitas demokrasi kehidupan politik suatu
negara.

 FUNGSI PARTAI POLITIK


a. Miriam budiarjo  [i] sarana komunikasi politik [ii] sosialisasi politik [iii] sarana
rekrutmen politik [iv] pengatur konflik
b. Yves meny dan andrew knapp  [i] mobilisasi dan integrasi [ii] sarana pembentukan
pengaruh terhadap perilaku pemilih [iii] sarana rekrutmen politik [iv] sarana elaborasi
ragam pilihan kebijakan.

 PEMILIHAN UMUM
1) Pilar penting dalam sistem demokrasi adalah mekanisme penyaluran pendapat rakyat
secara berkala melalui pemilu.
2) Signifikansi pemilu: [i] Pendapat rakyat selalu dinamis dan berkembang dari waktu ke
waktu. Pemilu untuk mengoreksi pendapat sebelumnya, [ii] Dinamika dalam negeri dan
internasional, [iii] Perubahan pemilih dikarenakan adanya pemilih baru/pemilih pemula,
[iv] Untuk sirkulasi kepemimpinan secara teratur dan ajeg.

 ISLAM DAN DEMOKRASI


1) Islam dan demokrasi merupakan dua sistem yang berbeda. Islam tidak bisa
disubordinatkan dengan demokrasi karena islam sistem politik yang kaffah. Demokrasi
dianggap konsep barat yang tidak tepat dijadikan acuan. Islam tidak bisa dipadukan
dengan demokrasi.
2) Islam berbeda dengan demokrasi jika dipahami demokrasi dimaknai secara prosedural.
Mengakui eksistensi demokrasi tetapi mengakui perbedaan antara keduanya. Islam
dimaknai sistem politik demokratis jika dimaknai demokrasi adalah daulat rakyat. Tokoh:
Al-Maududi, M. Natsir.
3) Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi.
Islam dalam dirinya demokratis seperti konsep syura dan ijma’ (konsensus).

 PENYEBAB LAMBATNYA TRANSFORMASI DEMOKRASI DI NEGARA ISLAM


a. Pemahaman Doctrinal, demokrasi dinilai bertentangan dengan ajaran agama (elie
khudori).
b. Persoalan Kultur, warisan masyarakat muslim yang terbiasa dengan autokrasi dan
ketaatan absolut pada pemimpin agama/penguasa (bernard lewis)
c. Sifat Alamiah Demokrasi, dibutuhkan kesabaran, keuletan dan proses dalam
berdemokrasi. John esposito & o. Voll optimistis masa depan demokrasi di negara-negara
islam

MATERI 6

 TEORI NEGARA HUKUM


a. Abad XVIII (1885): albert venn dicey memperkenalkan istilah the rule of law.
b. Abad XIX: di eropa muncul rechstaat sebagai reaksi atas praktik kesewenang-wenangan
melalui praktik negara polisi (polize staat).
c. Hakikatnya “The Rule of Law” dan “Rechstaat” pada dasarnya sama.
d. Perbedaannya: The Rule of Law berkembang secara evolusioner, sedangkan Recshtaat
hasil dari perjuangan melawan obsolutisme dengan cara revolusioner.

 PERBEDAAN THE RULE OF LAW DAN RECSHTAAT


The Rule of Law
1. Supremasi absolut.
2. Persamaan di hadapan hukum.
3. Konstitusi bukanlah sumber tetap sebagai konsekwensi bahwa hak-hak individu
dirumuskan dan ditegaskan melalui lembaga peradilan.
4. Tradisi common law.

Rechstaat
1. Adanya undang-undang.
2. Pembagian kekuasaan (distribution of power).
3. Pengakuan kebebasan hak warga.
4. Pengakuan hak asasi manusia.
5. Tradisi civil law.

 ASAS POKOK NEGARA HUKUM


a. Asas monopoli paksa (zwangmonopol): monopoli penggunaan kekuasaan negara dan
paksaan untuk membuat orang menaati apa yang menjadi keputusan negara hanya berada
di tangan pejabat pengusa negara yang berwenang.
b. Asas persetujuan rakyat: rakyat hanya wajib tunduk pada peraturan yang disetuju oleh
rakyat baik langsung (UU) maupun tidak langsung (legislasi delegatif atau kuasa UU)
dari DPR.
c. Asas persekutuan hukum (legal partnership): rakyat dan pengusa bersama-sama dalam
persekutuan hukum, keduanya tunduk pada UU. Lahirlah konsep equality before the law.

 TIPE NEGARA HUKUM


a. Negara Hukum Liberal  Negara berstatus pasif, tunduk pada peraturan negara/negara
hanya mengurus keamanan warga/negara penjaga malam.
b. Negara Hukum Formal  Negara hukum yang harus mendapatkan pengesahan dari
rakyat. Segala tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang. Tipe ini juga
disebut negara demokratis berdasarkan hukum.
c. Negara Hukum Material  Memberi ruang kepada penguasa bila mendesak demi
kepentingan warga negaranya dapat melakukan tindakan menyimpang dari UU atau
berlaku asas oportunitas.

 TRADISI HUKUM CONTINENTAL


Tradisi ini berkembang di eropa daratan. Dalam sejarah hukum modern, prancis sebagai
negara yang terdahulu mengembangkan tradisi hukum ini.

Yang didasarkan atas hukum romawi disebut sebagai sistem civil law. Dikatakan hukum
romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran
romawi pada masa pemerintahan kaisar yustitianus (coropus iuris civilis) pada abad ke-5
(527-565 m).

 CIRI TRADISI HUKUM CONTINENTAL


1. Mengutamakan hukum tertulis.
2. Menyusun selengkap mungkin setiap peraturan hukum yang disusun dalam bentuk “kitab
undang-undang” (codified law system).
3. UU harus memenuhi syarat: bersifat umum (algemeen) dan tersusun lengkap dalam suatu
kodifikasi.
4. Kedudukan pemerintah atau hakim bertugas menerapkan suatu UU.
5. Disebut hukum sipil karena ditujukan pada hukum-hukum perdata termasuk perniagaan
atau dagang.
6. Hakim tidak terikat pada preseden, hanya terikat pada UU.
7. Sistem peradilan bersifat inkuisitorial yakni hakim memiliki peranan yang penting dalam
mengarahkan dan memutuskan perkara. Hakim juga aktif dalam menemukan fakta dan
cermat dalam menemukan bukti.

 TRADISI HUKUM ANGLO SAXSON


a. Inggris menjadi hulu dari tradisi hukum ini. Kemudian menyebar ke negara-negara yang
berada di bawah pengaruh inggris seperti amerika serikat, canada, australia dll. Sistem
hukum ini juga disebut sebagai common law atau hukum tidak tertulis (unwriten law).
b. Sistem hukum negara-negara anglo saxon mengutamakan cammon law yaitu kebiasaaan
dan hukum adat dari masyarakat, sedangkan undang-undang hanya mengatur pokok-
pokoknya saja dari kehidupan masyarakat, jadi bukanya tidak mempunyai undang-
undang sama sekali.

 CIRI-CIRI SISTEM HUKUM ANGLO SAXSON


1. Tidak menjadikan peraturan perundang-undangan sebagai sendi utama dalam sistem
hukumnya. Namun menjadikan yurisprudensi sebagai sendi utamanya, atau dikenal
dengan doktrin stare decisis et non quieta movere atau doktrin preseden (doctrine of
precedent).
2. Menerapkan prinsip adeversary system dalam proses peradilan yakni adanya dua belah
pihak yang berperkara baik perdata atau pidana yang saling bertentangan.
3. Kaidah atau asas hukum muncul dari kasus-kasus nyata di lapangan.
4. Tradisi hukum ini juga disebut yang berdasarkan kasus (case law system).

 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DUA SISTEM


Continential
 Kelebihan : [i] Menjamin kepastian, [ii] Sistematika jelas, [iii] Mudah ditemukan.
 Kelemahan : [i] Tidak fleksible, [ii] Tidak pernah lengkap.

Anglo Saxson
 Kelebihan : [i] Fleksibel, [ii] Lengkap.
 Kekurangan : [i] Kurang menjamin, [ii] Sistematika tidak jelas, [iii] Sulit diketemukan.

 NEGARA HUKUM INDONESIA


a. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945: Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
b. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia menganut sistem desentralisasi pasal 18
ayat (1) UUD 1945: “NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi .....dst”.
c. Alinea keempat pembukaan UUD 1945: “memajukan kesejahteraan umum”.
d. Pasal 33 dan pasal 34 UUD 1945: Kewajiban negara untuk mengatur dan mengelola
perekonomian, cabang-cabang produksi dan kekayaan alam dalam rangak mewujudkan
kesejahteraan sosial, memelihara fakir miskin dan anak terlantar serta memberikan
jaminan sosial dan kesehatan bagi warga negara.

 NEGARA HUKUM KESEJAHTERAAN (WELFARE STATE)


1. Pengakuan dan perlindungan HAM.
2. Pembagian kekuasaan baik vertikal maupun horizontal.
3. Prinsip kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
4. Penyelenggara negara dan pemerintahan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-
undangan.
5. Pengawasan oleh hakim yang merdeka (pasal 24 UUD 1945).
6. Penyelenggaraan pemilu secara periodik.
7. Tersedianya tempat pengaduan bagi rakyat atas tindakan pemerintah yang dianggap
merugikan warga negara yakni upaya administratif, ptun dan ombudsman.

 OPERASIONALISASI NEGARA HUKUM


a. F.R Bothlingk: Negara hukum yakni dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan
dibatasi oleh ketentuan hukum.
b. Burkens: Negara hukum merupakan negara yang menempatkan hukum sebagai dasar
kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya
dilakukan di bawah kekuasaan hukum.
c. Philipus M. Hadjon: negara hukum yakni segala sesuatu harus dilakukan menurut hukum
(everyting must be done according to law).
d. Hukum ditempatkan sebagai atruan main dalam penyelenggaraan kenegaraan,
pemerintahan dan kemasyarakatan. Target dan sasaran keberadaan negara hukum tak
lain bertumpu pada keadilan, ketertiban, kedamaian dan kemanfaatan.
MATERI 7

 PENGERTIAN HAM
a. Hak yang dimiliki manusia dan melekat pada dirinya karena yang bersangkutan sebagai
manusia.
b. Hak-hak yang melekat pada sifat kita dan tanpanya kita tidak dapat hidup sebagai
makhluk manusia.
c. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
setiap manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah-nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (pasal 1
ayat (1) uu no 39/1999 tentang HAM).
d. Tata nilai yang digunakan sebagai tolok ukur untuk menghargai dan menghormati
hakikat dan keberadaan manusia (semua orang) yang mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Selain itu, ham merupakan instrumen untuk membatasi kekuasaan agar para
penguasa tidak bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya (Jimly
Asshiddiqie).

 MANUSIA, HAM, DAN HAK WARGA NEGARA


a. Manusia mendapat 3 hak dalam hidupnya : [i] Hak dan Kewajiban Asasi, [ii] Hak
Warga Negara, [iii] Hak dan Kewajiban Konstitusional.
b. HAM tidak sama dengan Hak Warga Negara, HAM lebih luas dan universal
cakupannya.
c. Hak Warga Negara:
[i] Hak Konstitusional Warganegara yaitu hak yag dijamin dalam dan oleh UUD 1945.
[ii] Hak Hukum yaitu hak yang timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan
peraturan perundang-undangan di bawahnya.

 SEJARAH HAM
Penandatangan Magna Charta oleh Raja John Lackland (1215)  Penandatangan Petition of
Right oleh Raja Charles (1628)  Penandatangan Bill of Rights oleh Raja Willem (1689).

Amerika Serikat “Declaration of Independence” (14 Juli 1776)  Prancis Declaration Des
Droit De L’Homme Et Du Citoyen atau Pernyataan Hak-hak Asasi Manusia dan Warga
Negara (26 Agustus 1789)  Penetapan The Universal Declaration of Human Rights United
Nations atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (10 Desember 1948).
 SIFAT HAM DAN NEGARA
1. Inalienable (Tidak boleh dicabut).
2. Inderogable (Tidak boleh dikesampingkan/disangkal).
3. Invilioble (Tidak boleh dilanggar oleh siapapun).
 HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA
1. Obligation To Respect (Wajib menghormati).
2. Obligation To Fulfill (Wajib memenuhi).
3. Obligation To Protect (Wajib melindungi).

 KLARIFIKASI HAM
a) Non-Derogable Right – Hak absolut yang tidak diboleh dikurangi oleh negara meski
dalam keadaan darurat, contoh: hak hidup, hak bebas dari penyiksaan, hak bebas dari
perbudakan, hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi perjanjian utang, dll.
b) Derogable Right – Hak yang bisa dikurangi atau dibatasi pemenuhannya, contoh: hak
kebebasan berkumpul secara damai, hak kebebasan berserikat, hak menyatakan pendapat.

 HAM SEBELUM AMANDEMEN

PENGATURAN HAM MATERI

 Hak turut serta dalam pemerintahan


 Hak memperoleh keadilan
Pasal 27-31 UUD 1945  Hak atas kesejahteraan
 Hak atas kebebasan pribadi
 Hak atas rasa aman
 Hak mengembangkan diri

Kewajiban & tanggungjawab negara belum


-
diatur

 HAM PASCA AMANDEMEN

Generasi II Generasi III Generasi IV


Generasi I
(politik, ekonomi, sosial (hak-hak khusus dan (tanggungjawab negara
(hak-hak sipil)
dan budaya) pembangunan) & asasi warga negara)
Setiap warga negara Setiap orang wajib
Setiap warga berhak untuk Setiap orang menghormati ham
negara berhak berserikat untuk berhak atas orang lain dalam
hidup dan berkumpul dan lingkungan hidup tertib kehidupan
mempertahankan menyatakan yang bersih dan bermasyarakat,
hidupnya. pendapatnya secara sehat berbangsa dan
damai. bernegara

 PENGATURAN HAM DALAM KONSTITUSI

KONSTITUSI NORMA

 Pasal 27 ayat 1 & 2


 Pasal 28
UUD 1945 (18 AGUSTUS 1945)  Pasal 29 ayat 2
 Pasal 30 ayat 1
 Pasal 31 ayat 1
 Pasal 34 ( 7 pasal )
UUD RIS 1949 (27 DES 1949 – 17 Ketentuan dalam DUHAM seluruhnya
AGUSTUS 1950) diadopsi di UUD RIS ( Pasal 7 s.d Pasal 33 )

UUDS 1950 (17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI Seluruh ketentuan HAM di UUD RIS
1959) dimasukkan dengan sedikit perubahan
sehingga menjadi 36 pasal ( pasal 7–43 )

UUD 1945 PASCA AMANDEMEN Pasal 28A - Pasal 28J (dimasukkan dalam
perubaan kedua, tahun 2000)

 PENEGAKAN HAM
1. KOMNAS HAM.
2. Pengadilan HAM (UU Nomor 26 Tahun 2000).
3. Pengadilan HAM AD HOC  Putusan MK Nomor 18/PUU-V/2007 (Pasal 43 ayat 2).

 ISLAM DAN HAM


a. Hak Daruri (hak dasar): Hak mendasar yang dimiliki manusia, jika hilang maka akan
mengancam eksistensi manusia, contoh: hak hidup, hak atas keamanan, hak kepemilikan
harta benda.
b. Hak Sekunder: Hak yang memberi pengaruh atas hak dasar manusia, contoh: kehilangan
memperoleh sandang pangan-
c. Hak Tresier: hak lebih rendah tingkatannya dari hak dasar, hak sekunder.
 PIAGAM MADINAH DAN HAM
a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.
b. Hubungan muslim dengan non muslim didasarkan pada prinsip: berinteraksi dengan baik,
saling membantu dalam menghadapi musuh membela meeka yang teraniaya, saling
manasihati, menghormatii kebebasan beragama.

 DEKLARASI KAIRO TAHUN 1990


Isi-isinya ialah sebagai berikut:
1. Hak persamaan dan kebebasan
2. Hak hidup
3. Hak persamaan dan kebebasan
4. Hak perlindungan diri
5. Hak kehormatan pribadi
6. Hak berkeluarga
7. Hak persamaan laki dan perempuan
8. Hak anak dari ortu
9. Hak mendapatkan pendidikan
10. Hak kebebasan beragama
11. Hak kebebasan mencari suaka
12. Hak memperoleh pekerjaan
13. Hak memperoleh perlakuan sama
14. Hak kepemilikan
15. Hak tahanan dan napi

Anda mungkin juga menyukai