PKN Kelompok 5
PKN Kelompok 5
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Latar belakang
Indonesia merupakan negara hukum, artinya semua kehidupan negara harus
didasarkan pada hukum. Agar konsep negara hukum benar-benar terlaksana, maka ada dua
hal yang harus diupayakan Indonesia, yaitu perlindungan hukum dan penegakan hukum.
Dilansir dari buku Perlindungan Hukum Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Konstitusional
(2020) karya Trianah Sofiani, dijelaskan definisi perlindungan hukum menurut Philipus M.
Hadjon. Menurut Philipus M. Hajdon, perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat
dan martabat, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasarkan ketentuan hukum. Artinya, perlindungan hukum dilakukan dengan menggunakan
sarana hukum yang ditujukan untuk melindungi harkat dan martabat, serta pengakuan
terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap subyek hukum.
Apabila dihubungkan dengan negara Indonesia, maka perlindungan hukum bagi
masyarakat Indonesia harus berdasarkan prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat
dan martabat manusia yang bersumber pada pancasila. Sebagai negara hukum, Indonesia
wajib melakukan perlindungan hukum kepada semua warga negaranya tanpa terkecuali.
Sebab perlindungan hukum merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap warga
negara Indonesia. Hak setiap warga negara Indonesia untuk memperoleh perlindungan
hukum telah diatur dalam pasal 28 D ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Penegakan hukum Selain perlindungan hukum, Indonesia juga wajib
melakukan penegakan hukum sebagai konsekuensi atas bentuk negara hukum.
Dalam buku Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat (2015) karya Laurensius
Arliman, dijelaskan bahwa penegakan hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Inti dari
kegiatan penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum sebagai
pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik itu oleh para subyek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegak hukum.
PEMBAHASAN
Dengan demikian pertahanan negara harus dilihat dalam dua kerangka besar, yaitu
secara konseptual sebagai Sistem Pertahanan Indonesia dan secara operasional sebagai Postur
Pertahanan Indonesia. Dalam Sistem Pertahanan terdapat dua elemen utama, yakni aspek
kewilayahan dan aspek sumber daya. Konsep kewilayahan dalam sistem pertahanan
Indonesia membagi wilayah pertahanan Indonesia ke dalam pertahanan berlapis yang terdiri
dari tiga bagian, yaitu pertahanan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Wilayah Yurisdiksi
(Perairan Teritorial), dan Wilayah Pulau-Pulau Terdalam. Sedangkan postur pertahanan
terdiri dari tiga elemen utama, yaitu kekuatan pertahanan, kemampuan pertahanan dan juga
gelar pertahanan. Kekuatan pertahanan dalam postur pertahanan Indonesia dapat dilihat dari
besaran kekuatan yang dimiliki oleh TNI, yaitu alutsista dan jumlah personil. Mengingat
luasnya cakupan isu strategis bidang pertahanan dan keamanan tersebut, maka untuk tahun
2016, Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka Penguatan Sistem Pertahanan
Negara hanya melakukan analisis dan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kemampuan pertahanan negara, khususnya terhadap peraturan perundang-
undangan terkait pengamanan tindak pidana yang mengancam keamanan negara dan
penguatan koordinasi intelijen, yang sekaligus merupakan isu strategis keempat dari sektor
pertahanan dalam RPJMN 2015-2019. Pengelolaan stabilitas di era keterbukaan ini
diperlukan karena kita menginginkan pembangunan demokrasi yang di dalamnya
mengakomodasi harmoni dengan kebebasan dan keterbukaan, penegakan hukum dan
toleransi. Meskipun stabilitas tidaklah inheren dengan demokrasi. Stablilitas yang ingin
diciptakan adalah stabilitas dalam kerangka demokrasi dan bukan stabilitas yang otoriter.
Di sinilah hukum yang salah satu fungsinya adalah menciptakan kepastian dan ketertiban
memegang peran sentral dalam menjaga stabilitas nasional. Reformasi konstitusi telah
menegaskan secara eksplisit bahwa Indonesia adalah negara hukum. Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan: ”Negara Indonesia
adalah negara hukum.” Ketentuan tersebut mengandung makna antara lain bahwa adanya
pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, adanya prinsip peradilan yang
bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta
jaminan keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak
yang berkuasa. Artinya, dengan hukum yang benar-benar supreme diharapkan akan
melahirkan ketertiban (order) atau tata kehidupan yang harmonis dan keadilan bagi
masyarakat, dengan demikian pada gilirannya hukum dapat berperan dalam menjaga
stabilitas negara.
PENUTUP
Kesimpulan
Penegakan hukum merupakan kewibawaan suatu negara yang harus diciptakan agar negara
tersebut tidak runtuh. Dalam UUD 1945 Nomor 3 Tahun 2022 menyebutkan bahwa
Pertahanan Negara ada segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa bangsa dari
segala bentuk ancaman. Dalam sistem pertahanan terdapat dua elemen utama, yakni aspek
kewilayahan dan aspek sumber daya. Sedangkan postur pertahanan terdiri dari tiga elemen
utama, yaitu kekuatan pertahanan, kemampuan pertahanan dan juga gelar pertahanan.
Daftar Pustaka
https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/dejure/article/view/56
https://www.hukumonline.com/berita/a/perbedaan-perlindungan-dan-
penegakan-hukum-lt6230577e1a784
http://eprints.ums.ac.id/50583/3/BAB%201.pdf
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/12/17/145445369/hakikat-
perlindungan-hukum-dan-penegakan-hukum