Anda di halaman 1dari 3

November 21th , 2017

Vivih Inayah Nurul Qolbi

1155030275

Perkembangan Sastra Pada Masa Bani Abbasiyah

Masa kekhalifahan Abbasiyah merupakan masa kekhalifahan terlama pada masa sejarah muslim
klasik, yakni dari tahun 750-1258 M. Masa Kekhalifahan Abbasiyah dianggap sebagai masa keemasan
islam (the golden age) baik dalam bidang politik, agama, ekonomi, sosial, budaya, dan segala bidang
lainnya mengalami kemajuan pesat daripada masa-masa sebelumnya. Salah satunya adalah di bidang
sastra. Berbeda dengan pada masa Bani Umayyah yang hanya mengenal dunia syair sebagai titik puncak
dari berkesenian ini dikarenakan pula Bani Umayyah adalah bani yang sangat resisten terhadap pengaruh
selain Arab, maka pada zaman Abbasiyah inilah prosa berkembang subur. Mulai dari novel, buku-buku
sastra, riwayat, hikayat, dan drama.Bermunculanlah para sastrawan yang ahli di bidang seni bahasa ini
baik puisi maupun prosa. Wilayah kajian sastra tidak hanya puisi dan prosa tetapi sudah meluas dalam
bidang karya tulis lainnya. Sastrawan pada masa ini dianggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan
(Rusmana, 2011).

Tokoh-tokoh Sastra Pada Masa Bani Abbasiyah

1. Ibnu Sina (370 H – 428 H / 980 M – 1037 M)


Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina (Ibnu Sina) adalah seorang ahli kedokteran
Muslim. Ia dilahirkan di Bukhara 370 H/980 M. Beliaau dibesarkan di lembah Sungah Daljah dan
Furat, tepi selatan Laut Kaspia, kawasan Bukhara. Di sana ia banyak belajar ilmu pengetahuan
dan ilmu agama. Ia mendalami filsafat, biologi dan kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah
emmahami seluruh teori kedokteran melebihi sipa pun. Ibnu sina diangkat menjadi penasihat para
dokter yang praktik pada masa itu. Ia dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia. Bukunya yang
terkenal adalah Qanun fi Al-Thibb (Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran). Ia juga menulis buku
berjudul Asy-Syifa' dan An-Najat.
2. Al-Farabi (870 M – 950 M)
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlagh al-Farabi dilahirkan di
Farab dan meninggal di Aleppo. Ia menguasai 70 bahasa, sehingga ia menguasai banyak ilmu
pengetahuan, yang paling menonjol adalah ilmu mantik. Kemahirannya dalam ilmu mantik
melebihi Aristoteles. Ia kemudian dikenal sebagai guru kedua dalam ilmu filsafat. Al-Farabi
memasukkan ilmu logika dalam kebudayaan Arab. Dalam bidang filsafat, AlFarabi lebih
menitikberatkan pada persoalan kemanusiaan, seperti akhlak, kehidupan intelektual, politik dan
seni. Ia termasuk ke dalam filsuf kemanusiaan dan berpendapat bahwa antara filsafat dan agama
tidak bertentangan.
3. Ibnu Rusyd
Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd (w. 595 H / 1198 M) lahir di Kordoba,
Spanyol. Ia dibesarkan dalam keluarga yang tegun menegakkan agama dan berpengetahuan luas.
Neneknya seorang ahli fikih dan tokoh politik yang berpengaruh serta hakim agung di Andalusia.
Ibnu Rusyd belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran kepada Ibnu Basykawal, Ibnu
masarroh dan Abu Ja'far Harun. Beliau dikenal orang barat dengan nama Averroes, lewat
karyanya yaitu Al-Kulliyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Pemikiran-
pemikiran Ibnu Rusyd sangat berpengaruh di negara-negara Eropa, dan banyak dikaji di tingkat
universitas. Ia adalah seorang tokoh muslim yang ahli dalam bidang filsafat dan kedokteran.
4. Al-Khawarizmi ( 780 M – 850 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia termasuk
tokoh dalam bidang matematika. Dia dikenal sebagai bapak Aljabar. Di barat, dikenal dengan
sebutan Algoarismi/Algorism, yaitu aritmatika atau ilmu hitung desimal dengan menggunakan
angka arab. Istilah algoritma disandarkan pada namanya tersebut. Ia juga ahli dalam bidang
astronomi dan geografi. Karyanya dalam bidang astronomi adalah Zij As-Sindhind, dan dalam
bidang geografi, Al-Khawarizmi menuulis buku Surah Al-Ardh (bentuk bumi). Para tokoh
ilmuwan Muslim setelah Al-Khawarizmi adalah Al-Khazim, Giyatuddin Jamsid al-Kasyi, Abu
Wafa Al-Bayazani dan Umar Khayam.
5. Al-Ghazali
Al-Ghazali adalah seorang tokoh ahli tasawuf. Dia termasuk tokoh alrian tasawuf sunni,
bersama Abu Qasim Al-Qusairi. Perkembangan ilmu tasawuf ditandai degnan peralihan dari
tasawuf ke zuhud. Perkembangan selanjutnya adalah tasawuf akhlaki dan falsafi. Tasawuf falsafi
berdasarkan pada AL_Qur'an dan Hadis. Tasawuf ini dinamakan tasawuf sunni. Al-Ghazali
sebagai tokoh tasawuf, banyak mengkritik ahli filsafat, seperti yang tertuang dalam karyanya
Tahafutul Falasifah maupun Tahafut al-Tahafut. Di antara karyanya yang terkenal adalah Ihya'
Ulumuddin (Menghidupkan kembali ilmu-Ilmu agama), maupun 'Ajaibul Qalbi (keajaiban-
keajaiban hati).
6. Ibnu Khaldun
Ibunu Khaldun disebtu sebagai bapak sosiologi islam. Lahir di Tunisia pada 732 H/1332
M dan meninggal pada 808 H/1406 M. Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abddurrahman bin
Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasan. Karyanya yang terkenal
adalah Muqaddimah. Kitab ini berisi pembahasan tentang masalah sosial manusia. Kitab ini
membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Dia dipandang sebagai peletak dasar ilmu
sosial dan politik Islam.
7. Al – Kindi
Al Kindi adalah filsuf besar pertama Islam. Al-Kindi lahir di Kufah dan nama lengkapnya
adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin al-
Asy’as bin Qais al-Kindi. Nama al-Kindi berasal dari nama salah satu suku Arab yang besar
sebelum Islam, yaitu suku Kindah. Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim yang pertama karena
ia adalah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Al-Kind menyimpulkan karya-
karya filsafat Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim pertama yang menyelaraskan
filsafat dan agama. Karya-karya al-Kindi berjumlah kurang lebih 270 buah. Salah satu karya Al
Kindi di bidang filsafat adalah Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al Qawl fih yang berisi
tentang sebuah pengatar logika. Dari karya-karyanya itu dapat diketahui bahwa al-Kindi adalah
orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.
8. Ibnu Maskawaih
Ibnu Maskawaih lahir pada tahun 941 M dan meninggal pada tahun 1030 M. Nama
lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub bin Maskawaih terkenal sebagai
ahli sejarah dan filsafat. Selain itu, ia juga seorang moralis, penyair, serta ahli ilmu kimia.
Beberapa karya tulisnya yang sampai kini masih ada, antara lain Al-Fauz al-Akbar, Al-Fauz al-
Asgar, Tajarib al-Umam, Uns al-Farid, Tartib as-Sa’adah, As-Siyas, Jawidan Khirad, dan Tahzib
al-Akhlaq. Pemikiran filosofis Ibnu Maskawaih yang ditunjukkan pada etika dan moral dimuat
dalam tiga bukunyaq, yaitu Tartib as-Sa’adah, Tahzib al-Akhlaq, dan Jawidan Khirad
9. Ibnu Jarir Al-Thabary
Nama lengkapnya Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-
Thabary. Beliau dilahirkan di Thabaristan pada tahun 224 H. Diusia yang masih sangat belia,
beliau keluar dari negeri kelahirannaya menuju beberapa wilayah yang menurutnya cocok untuk
menimba ilmu. Diantara negara yang pernah dijelajahinya dalam pengembaraannya menunutut
ilmu adalah; Mesir, Syam, Irak. Kemudian menghabiskan sisa usianya di Baghdad. Bapak
sejarawan ini wafat di Baghdad pada tahun 310 H atau genap usianya 76 tahun. Diantara ilmu
yang dikuasai beliau adalah ilmu qiraat, tafsir, hadits, sejarah dan lain sebagainya. Adapun karya
tulisnya yang terkenal adalah kitab tafsir, kitab al-qiraat, al-’adadu wa al-tandzil, kitab ikhtilafu
al-ulama, tarikh al-umamu wa al-muluk, tarikh al-rijaal mina al-shahabah wa al-tabi’in, kitabu
ahkam syaraa’ii al-islam, kitab ushuluddin.
10. Imam Bukhori
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin
Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari. Lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M)- Wafat pada
tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari.
Karya Imam Bukhari antara lain; Al-Jami’ ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhori, Al-
Adab al-Mufrad, Adh-Dhu’afa ash-Shaghir, At-Tarikh ash-Shaghir, At-Tarikh al-Kabir, At-
Tarikh al-Ausath, At-Tafsir al-Kabir, Al-Musnad al-Kabir, dan masih banyak lagi.
11. Abu Hasan Al-Asy’ary
Nama lengkapnya Abul al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari. Al-Asy’ari lahir
tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M Al-Asy’ari lahir di Basra, namun
sebagian besar hidupnya diBaghdad. Ia meninggalkan karangan-karangan, kurang lebih
berjumlah 90 buah dalam berbagai lapangan. Kitabnya yang terkenal ada tiga : 1. Maqalat al-
Islamiyyin, 2. Al-Ibanah ‘an Ushulid Diniyah , 3. Al-Luma.
12. Washil bin Atho’
Washil bin ‘Atha’, lahir pada tahun 80 H, di Madinah, belajar pada Imam Hasan al-
Bashri di Bashrah, kemudian memisahkan diri dalam kasus hukum bagi pelaku dosa besar.
Meninggal pada tahun 131 H. Ajaran-ajarannya antara lain; Pelaku dosa besar berada di manzilah
bain manzilatain (posisi antara dua posisi yang ada), Paham Kadariyah yang diajarkan oleh
Ma’bad dan Ghailan. Paham ini mengajarkan bahwa manusialah yang menciptakan segala
perbuatannya, baik maupun buruk dan Allah bersifat adil, tidak mungkin berbuat jahat dan
bersifat zalim, dan Peniadan sifat-sifat Allah dalam arti bahwa apa yang disebut sifat Allah
sebenarnya Esensi Allah itu sendiri.
13. Al-Qusairy
Al Qusyairy mengatakan, bahwa ia lahir di Astawa pada bulan Rablul Awal tahun 376 H.
atau tahun 986 M. Syuja’ al Hadzaly menandaskan, beliau wafat di Naisabur, pada pagi hari
Ahad, tanggal 16 Rablul Akhir 465 H./l 073 M. Ketika itu usianya 87 tahun.Ia dimakamkan di
samping makam gurunya, Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq ra, dan tak seorang pun berani memasuki
kamar pustaka pribadinya dalam waktu beberapa tahun, sebagai penghormatan atas dirinya.
Beliau alim dalam ilmu-ilmu fikih, tafsir, hadits, ushul, adab, terutama tasawuf. Kitab beliau yang
terkenal mengenai tasawuf adalah Ar-Risalahul Qusyairiyah.
14. Abu Zakaria Al-Farra
Nama lengkapnya adalah Abu Zakaria Yahya bin Ziyad bin Abdullah bin Manshur ad-
Dailami. Al-Farra’ lahir di Kufah pada tahun 144 H pada masa pemerintahan Abu Ja’far al-
Manshur. Kufah merupakan kota pilihan al-Farra’ untuk menuntut ilmu dan merupakan pusat
studi filsafat, lexiografi dan gramatikal sebagai perangkat penstabilan bahasa Arab. Beliau wafat
dalam perjalanan ke Mekkah pada tahun 207 H dalam usia 63 tahun. Beberapa karyanya antara
lain; Alatul Kitab, Al-Ayyamu wa Al-layali, Al-Baha’, Al-Jam’u wa Tanbih fi al-Qur’an, Al-
Hudud, berisi tentang kaidah bahasa arab, Huruf al-Mu’jam, Al-Fakhir fi al-Amtsal, dan Abu
Zakaria Yuhana bin Masiwaih.

Referensi:

Ammar, H, dan Rozaqi Y. A. Tokoh Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Abbasiyah. Tersedia
http://hiukece.blogspot.co.id/2016/11/tokoh-ilmuwan-muslim-pada-masa-bani.html. Diakses pada
tanggal 20 November.

Rusmana, Dadan. 2011. Perkembangan Sastra Pada Masa Bani Abbasiah. Tersedia http://sastra
muslim.blogspot.co.id/2011/05/perkembangan-sastra-pada-masa-bani.html. Diakses pada tanggal
20 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai