Anda di halaman 1dari 6

Penelitian

PENGEMBANGAN BAKAT SENI ANAK PADA TAMAN KANAK-KANAK


Putu Aditya Antara
email: putu.aditya.antara@gmail.com
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan Ganesha
Jl. Udayana No. 11, Singaraja, Kec. Buleleng, Bali
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dalam mengembangkan bakat seni pada
anak di TK dan faktor yang berkaitan dengan pengembangan bakat seni yang dikembangkan pada anak di TK.
Penelitian ini dilakukan di TK Ratna Kumara di Desa Medahan, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali dengan
melibatkan 40 anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Data dikumpulkan
dengan cara melakukan pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Data dianalisis menggunakan
teknik analisis data kualitatif Spradley. Hasil penelitian menunjukkan (a) bakat seni anak dikembangkan
melalui stimulasi secara individu seperti yoga, meditasi, permainan tradisional, bernyanyi, bermain musik,
dan mendongeng selain itu bisa dilakukan menggunakan stimulasi secara sosial seperti creative movement,
bermain peran, bekerja gotong royong; dan (b) beberapa faktor yang mendukung keberhasilan anak
mengembangkan bakat seni, yaitu guru memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan anak,
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memperlihatkan hubungan yang akrab
dan tim kerja yang baik sesama guru, serta menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan orang
tua, didukung dengan fasilitas belajar yang memadai dan lingkungan yang nyaman serta sehat.

Kata-kata kunci: pengembangan, bakat seni anak, taman kanak kanak

DEVELOPMENT OF CHILDREN’S ARTISTIC TALENT


AT KINDERGARTEN
Abstract: This study aimed at finding out how learning develop the kindergarten children’s artistic talent and
the factors related to the development of the artistic talents. This research was conducted in Ratna Kumara
Kindergarten at the Medahan village, Blahbatuh, Gianyar, Bali involving 40 children. As a qualitative case
study, this research collected data by observation, interviews, and document analysis. Data analysis used
Spradley techniques. The results found out: (a) the artistic talent is developed through a child’s individual
stimulation such as yoga, meditation, traditional games, singing, playing music and storytelling and in addition
it can be done using social stimulation such as creative movement, role play, cooperative works; and (b) some
factors supporting the success of children to develop their artistic talent that teachers should know such as
the knowledge and understanding of children’s education, ability to create joyful learning, to show a close
relationship and a good working team of fellow teachers, establish good communication and cooperation
with parents, and the support of adequate learning facilities and comfortable healthy environment.

Keywords: development, children art talent, kindergarten.

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini lebih mengutamakan mungkin untuk dilakukan anak dalam proses
proses pembelajaran yang terintegrasi karena anak pembelajaran.
memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan Kenyataan yang terjadi di masyarakat bahwa
secara maksimal untuk berbagai kemampuan dalam tanpa disadari semua perilaku serta kepribadian orang
memecahkan masalah kehidupannya di masa depan. tua yang baik ataupun tidak ditiru oleh anak. Anak
Perkembangan anak yang dicapai merupakan tidak mengetahui apakah yang telah dilakukanya baik
integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan atau tidak karena anak usia prasekolah belajar dari
moral, fisik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional apa yang telah dia lihat. Pembelajaran tentang sikap,
(Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2009). Melihat perilaku, dan bahasa yang baik akan membentuk
berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam proses kepribadian anak yang baik pula. Hal ini perlu
pembelajaran anak, maka seorang guru harus bisa diterapkan sejak dini. Orang tua merupakan pendidik
memahami setiap potensi yang akan dikembangkan yang paling utama, sedangkan guru serta teman
sekaligus membuat kegiatan belajar yang semenarik sebaya merupakan lingkungan kedua bagi anak.

Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015 29
Pengembangan Bakat Seni ...

Dengan demikian, orang yang paling penting bagi kemampuan dan kebutuhan yang berbeda dengan
anak adalah orang tua, guru dan teman sebaya karena orang dewasa, dan salah satu kebutuhan anak yang
dari merekalah anak mengenal sesuatu yang baik dan khas adalah kebutuhan mengekspresikan diri atau
tidak baik (Hurlock, 1978). Berbagai hal yang anak menyatakan diri. Pendidikan seni dapat memberikan
pelajari dari lingkungannya merupakan potensi besar kontribusi kepada perkembangan pribadi anak
yang akan menjadi gambaran berbagai perilaku yang (siswa). Kontribusi yang dimaksud berkaitan dengan
anak miliki dalam fase perkembangan selanjutnya. pemberian ruang berekspresi, pengembangan potensi
Realitas sosial yang ada di sekitar masyarakat kreatif dan imajinatif, peningkatan kepekaan rasa,
memperlihatkan tidak semua anak dapat melewati menumbuhkan rasa percaya diri, dan pengembangan
tahap perkembangannya dengan baik dan selalu wawasan budaya.
bisa tumbuh menjadi anak yang menyenangkan. Hal yang paling utama dari sebuah seni adalah
Permasalahan yang dapat muncul pada perilaku anak- ditemukannya ruang bagi ekspresi diri, artinya seni
anak seperti perilaku yang tidak adaptif, merusak, menjadi wahana untuk mengungkapkan keinginan,
serta mengganggu diri sendiri dan lingkungan. perasaan, pikiran melalui berbagai bentuk aktivitas
Sebuah stimulasi untuk menanggulangi berbagai seni sehingga menimbulkan kesenangan dan
permasalahan anak yang terkait dengan perilaku bisa kepuasaan. Berekspresi seni rupa melalui elemen
dilakukan dengan mengembangkan bakat seni yang visual berupa garis, warna, bidang, tekstur, volume,
dimiliki anak. dan ruang. Berekspresi seni musik melalui nada,
Bakat seni merupakan bakat khusus yang irama, melodi, dan harmoni. Berekspresi seni tari
dimiliki seseorang. Terdapat tiga dimensi yang melalui elemen gerak, ruang (bentuk dan volume),
terkandung dalam bakat, yaitu sebagai berikut: (a) waktu (irama), energi (dinamika). Berekspresi teater
dimensi perseptual, yaitu kemampuan di dalam melalui pemeranan/pelakonan, bahasa, dan dialog.
melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, Secara implisit ekspresi diri mengandung makna
perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan komunikasi karena siapa pun mengeskpresikan
persepsi, (b) dimensi psikomotor, mencakup kekuatan, sesuatu mempunyai tujuan untuk menyampaikan
impuls, kecepatan gerak, kecermatan dan kordinasi, pesan kepada orang lain.
dan (b) dimensi intelektual, mencakup ingatan, Sejumlah penelitian telah meyakinkan bahwa
pengenalan, berpikir dan evaluatif (Guildford dalam 90% komunikasi emosi disampaikan tanpa kata-
Muba, 2010) . kata, keterampilan ini dapat sangat meningkatkan
Bakat pada umumnya diartikan sebagai kemampuan anak memahami perasaan orang lain
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang sehingga mampu bertindak cepat (Shapiro dalam M.
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat Jazuli, 2008). Ekspresi diri juga bermakna aktualisasi
terwujud (Munandar, 1999). Berbeda dengan bakat , diri karena apa yang diungkapkan melibatkan sosok
kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu subjek yang menampilkan/mengungkapkan kepada
tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. orang lain. Berekspresi juga dapat dimaknai bermain
Kemampuan menunjukan tindakan dapat dilakukan karena bermain adalah pekerjaan anak yang bisa
sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan memberikan kebebasan, kesenangan, dan tantangan
dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan sebagaimana ketika mereka bermain. Melalui
dimasa yang akan datang. permainan, anak-anak akan memperoleh kesempatan
Pengembangan bakat seni tentu diwariskan belajar dan mempraktikkan cara-cara baru dalam
melalui pendidikan yang diberlangsungkan baik berpikir, merasakan, dan bertindak. Dengan demikian,
pendidikan formal maupun informal, sehingga berekspresi berarti pembelajaran emosi yang selalu
bisa dikatakan bahwa pendidikan seni merupakan melibatkan daya kreasi sering muncul secara spontan
usaha sadar untuk mewariskan atau menularkan ketika anak mengungkapkan sesuatu, berkomunikasi,
kemampuan berkesenian sebagai perwujudan dan bermain.
transformasi kebudayaan dari generasi ke generasi Selain itu, seni bisa digunakan sebagai
yang dilakukan oleh para seniman atau pelaku seni pengembangan potensi kreatif. Potensi kreatif ditandai
kepada siapa pun yang terpanggil untuk menjadi bakal oleh kemampuan berpikir kritis, rasa ingin tahu
calon seniman (Jazuli, 2008). menonjol, percaya diri, sering melontarkan gagasan
Anak adalah pribadi yang unik memiliki baru orisinil, berani mengambil resiko dan tampil beda,

30 Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015
Pengembangan Bakat Seni ...

terbuka terhadap pengalaman baru, menghargai diri ungkapan perasaan yang dinyatakan dengan
sendiri dan orang lain (Jazuli, 2008). Dengan demikian, tampilan visual dan gerakan tubuh manusia dengan
anak kreatif selalu memunculkan gagasan baru, mempertimbangkan struktur seni seperti persepsi,
orisinil, cemerlang, dan unik. produksi, dan refleksi yang diimplementasikan dengan
Seni sangat mampu memberikan peluang yang perasaan senang serta gembira.
amat luas bagi berkembang dan potensi kreatif anak Setiap anak memiliki keanekaragaman baik
secara bebas (nyaman) serta menyenangkan karena secara fisik, psikis, intelektual, sikap, minat, dan
tidak ada indoktrinasi, tidak mengenal benar dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan
salah, tetapi selalu dalam situasi harmoni. Keadaan yang harus dihadapi dengan segala upaya dan
semacam ini memungkinkan anak memiliki keberanian ketabahan serta kesabaran yang maksimal. Sering
untuk mengungkapkan ide dan meningkatkan rasa terdapat siswa yang kurang antusias atau kurang
empati, menyadari kemampuan sendiri, serta siap serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal
menerima tanggapan lingkungan terhadap apa semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan
yang diungkapkan. Dengan adanya keberanian membosankan. Namun demikian masalah seperti itu
tersebut, pendidik cukup sebagai fasilitator yang perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan,
berperan memberikan arahan dan pelayanan secara sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk
proporsional dan konstruktif. Misalnya, menciptakan mengatasi masalah dan hambatan yang ada.
suasana yang mampu memotivasi kepada siswa Pengembangan bakat seni yang dimiliki anak
untuk berani mencetuskan idenya, menyediakan memang merupakan tugas guru dalam lingkungan
sarana yang mendorong eksplorasi dan eksperimen, persekolahan. Guru yang bertugas mengembangkan
bersikap komunikatif, serta cerdas dalam menciptakan seni anak harus berupaya semaksimal mungkin
lingkungan sekolah yang bebas sekaligus tertib. untuk memotivasi dan mengajak anak dalam
Eisner dan Ecker menginformasikan pendapat keikutsertaannya pada kegiatan pembelajaran
tokoh pendidikan seni di Amerika Margaret Mathias, seni baik musik, gambar maupun tari. Hal tersebut
Bella Boas, Florence Cane, dan Victor D’Amico bahwa dimaksudkan supaya seni tidak menjadi momok bagi
pendidikan seni potensial untuk mencetak manusia siswa. Sebaliknya, pengembangan bakat seni justru
kreatif. Hasil penelitian Mohanty dan Hejmadi tahun harus menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan
1992 menginformasikan bahwa setelah 20 hari anak dan sekaligus sebagai ajang kreasi dan rekreasi
belajar menari dan bermusik kemudian diberi tes bagi siswa. Oleh karena itu, kegiatan apresiasi ini
berpikir kreatif, ternyata hasil skornya lebih tinggi merupakan stimulus bagi anak untuk mencintai
dari anak yang tidak belajar menari dan bermusik. kekayaan khasanah seni budaya Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa menari dan bermusik Propinsi Bali yang terdiri dari 7 kabupaten
dapat meningkatkan daya kreatif. Berdasarkan hasil dan 1 kotamadya jika ditelusuri lebih mendalam
penelitian tersebut kemudian menyebar ke seluruh memiliki budaya yang relatif berbeda namun secara
penjuru dunia sebagai gerakan pendidikan seni yang umum memiliki kesamaan. Dari pilot project yang
mempromosikan kekreatifan (Jazuli, 2008: 105). dilakukan pada beberapa Taman Kanak-kanak (TK)
Bakat seni merupakan cara berpikir seseorang peneliti menemukan ada kekhasan yang menarik
tentang seni dan secara struktur bakat seni terdiri perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang
dari tiga bagian yaitu persepsi, produksi, dan refleksi pengembangan bakat seni anak. Kemenarikan itu
(Gardner dalam Stinson, 1991). Persepsi dapat peneliti temui berada pada TK Ratna Kumara yang
diartikan sebagai kemampuan melihat secara jelas berada di Desa Medahan, Blahbatuh, Gianyar, Bali.
perbedaan elemen atau kualitas sebuah objek; Selama melakukan observasi awal pada TK tersebut
produksi yang dimaksud, yaitu kemampuan seseorang peneliti melihat anak-anak yang baru beberapa
untuk menciptakan produk seni, sedangkan refleksi bulan disana telah menunjukkan kemajuan pada
adalah kemampuan melihat diri sendiri dengan beberapa hal yaitu anak melakukan kegiatan seni
memahami karya orang lain dan mampu memilih dengan penuh semangat dan antusias serta memiliki
objek sesuai dengan ketertarikan diri sendiri dan bukan ketenangan dalam berperilaku. Hal ini diperkuat lagi
karena orang lain. dari informasi yang diberikan beberapa guru dan orang
Berbagai pemaparan teori di atas merujuk tua anak yang peneliti temui selama observasi awal
pada sebuah kesimpulan bahwa bakat seni adalah dilakukan. Ketika itu beberapa orang tua menyatakan

Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015 31
Pengembangan Bakat Seni ...

kebahagiaan mereka melihat ada perkembangan pengembangan bakat seni anak yang dikembangkan
positif yang relatif cepat pada bakat seni putra putrinya. pada anak di Taman Kanak-kanak Bali Q-Ta di Desa
Fokus penelitian ini adalah pembelajaran Medahan, Blahbatuh, Gianyar, Bali? Penelitian ini
yang dilakukan guru dalam pengembangan bakat bertujuan untuk mengetahui pembelajaran yang
seni anak pada Taman Kanak-kanak Ratna Kumara dilakukan guru di Taman Kanak-kanak Ratna Kumara
dengan rumusan masalah: (a) pembelajaran yang di Desa Medahan, Blahbatuh, Gianyar, Bali dalam
bagaimanakah dilakukan guru di Taman Kanak- pengembangan bakat seni anak; serta mengetahui
kanak Ratna Kumara di Desa Medahan, Blahbatuh, faktor-faktor terkait dengan pengembangan bakat seni
Gianyar, Bali dalam pengembangan bakat seni anak? anak yang dikembangkan pada anak
dan (b) faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilibatkan dalam penelitian ini pihak guru juga
dengan pendekatan studi kasus, di mana peneliti dilibatkan sejumlah 2 orang guru dan 1 kepala sekolah
memfokuskan dengan beberapa pembatasan pada serta 5 orang tua anak yang juga menjadi informan
penelusuran untuk menemukan interaksi yang guna mendukung seluruh data penelitian.
mendalam penuh makna pada upaya terapi agresifitas Analisis data dilakukan secara maju dan
anak. bertahap sesuai dengan fokus penelitian setelah
Dalam pengumpulan data penelitian, proses mengorganisasikan data. Analisis data penelitian ini
penelitian menggunakan model alur penelitian maju mengikuti model Spradley (1980), yaitu dimulai dari
bertahap (the developmental research sequence): (1) langkah kelima. Adapun jenis analisis yang dilakukan
menentukan situasi sosial penelitian, (2) melaksanakan adalah (a) domain analysis, (b) taxonomi analysis, (c)
pengamatan berperan serta, (3) membuat catatan componential analysis dan (d) theme analysis.
lapangan, (4) melaksanakan pengamatan deskriptif, Teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam
(5) melakukan analisis domain, (6) mengadakan penelitian ini meliputi; (1) perpanjangan keikutsertaan,
pengamatan terfokus, (7) melakukan analisis (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, dan (4)
taksonomi, (8) melaksanakan pengamatan terpilih, auditing. Teknik pemeriksaan keabsahan data tersebut
(9) melakukan analisis komponen, (10) analisis dipilih karena penelitian ini merupakan penelitian
tema, (11) menulis tema budaya, serta (12) menulis studi kasus dengan latar penelitian kelas/kelompok.
etnografi (Spradley, 1980). Jumlah anak yang menjadi Tujuan penafsiran data dalam penelitian ini meliputi
subjek penelitian berjumlah 25 orang yang berada deskripsi data, deskripsi analitik dan penyusunan
pada kelompok B TK Ratna Kumara. Selain anak, teori substantif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Bentuk pengembangan bakat seni anak pada TK yang kita lakukan dalam pengembangan bakat
Ratna Kumara seni anak, seperti dengan mengadakan permainan
Berdasarkan hasil analisis domain, analisis tradisional untuk beberapa kegiatan belajar, selain
dokumen, dan hasil wawancara dengan informan itu kami melibatkan anak dalam kegiatan bernyanyi,
ditemukan bahwa guru menggunakan berbagai mendongeng, disini kekhasan kami dari TK lain yaitu
strategi dalam pengembangan bakat seni anak-anak selalu melaksanakan meditasi dalam memulai dan
di TK. Penggunaan pembelajaran yang bervariasi mengakhiri kegiatan belajar serta melakukan kegiatan
bertujuan agar anak secara individu selalu senang yoga setiap dua hari sekali.”
dan menikmati kegiatan belajar yang dilakukan Secara khusus, kegiatan meditasi dan yoga ini
seperti yoga, memahami emosi, meditasi, permainan dilakukan dengan maksud bisa mengharmonisasikan
tradisional, bernyanyi, bermain musik, menari dan antara pikiran dan perbuatan sehingga anak akan
mendongeng. selalu tenang dan lebih bisa fokus dalam mengikuti
Salah satu contoh kutipan wawancara yang pembelajaran dan menjadi terapi agresivitas anak
dilakukan dengan guru dan analisis domain dalam secara tidak langsung. Salah satu cara yang
kegiatan pengembangan bakat seni anak sebagai dilakukan dalam meditasi yaitu mengatur nafas dan
berikut. memperhatikan nafas yang keluar masuk hidung
Kepala Sekolah : “Sebetulnya banyak strategi sambil mendengarkan musik instrumental.

32 Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015
Pengembangan Bakat Seni ...

Sedangkan yoga yang dilakukan anak movement dan bermain peran secara sosial terapi
untuk pengembangan bakat seni anak bukanlah agresivitas bisa dilakukan dengan mengajak anak
yoga yang memiliki gerakan rumit namun yoga melakukan gotong royong yang terdiri dari kegiatan
dasar dan sederhana seperti Surya Namaskar. bekerja sama dalam melakukan permainan, bekerja
Surya namaskar merupakan teknik penting dalam sama dalam menyelesaikan tugas, dan membagi
melakukan yoga. Kelenturan dan penerapannya tugas di kelas.
merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pengembangan
memperoleh hidup yang sehat, kuat dan merupakan bakat seni anak yang dikembangkan pada anak
persiapan untuk pembangkitan spiritual, terapi dan Taman Kanak-kanak Bali Q-Ta.
meningfkatkan kesadaran. Adapun tahapan gerakan Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
surya namaskar seperti Pranamasana (Berdiri yang memadai tentang pengembangan bakat seni
Tegak), Hasta Uttanasana (Tangan Diangkat), anak. Guru merupakan orang yang bertanggung
Padahastasana (Membungkuk Hingga Tangan Di jawab penuh dalam kegiatan pembelajaran selama
Kaki), Asva Sancalanasana (Menunggang Kuda), anak-anak berada di TK. Kemampuan guru dalam
Parvatasana (Posisi Gunung), Astanga Namaskara menjalin komunikasi dan berinteraksi dengan anak
(Sujud Dengan Delapan Bagian Tubuh Di Lantai), sangat menentukan kesuksesan/keberhasilan guru
Bhujangasana (Posisi Ular), Parvatasana (Posisi dalam memberikan terapi. Selain guru para orang tua
Gunung), Asva Sancalana (Posisi Menunggang mendukung upaya yang dilakukan guru. Walaupun
Kuda), Padahastanasana (Tangan Menyentuh Kaki), ketika anak-anak berada di TK guru merupakan orang
Hasta Uttanasana (Posisi Mengangkat Tangan), yang bertanggung jawab penuh atas anak, namun
Pranamasana (Posisi Berdoa). Maka dari itu dengan peranan orang tua sangat besar pengaruhnya dalam
membiasakan anak meditasi dan yoga akan bisa upaya terapi agresivitas anak. Keberadaan orang
memberikan ketenangan dan peningkatan perhatian tua untuk turut mematuhi berbagai macam peraturan
yang tinggi sehingga agresivitas anak akan berkurang. yang ditetapkan sekolah dan melanjutkan aturan untuk
Selain itu, berdasarkan analisis data diberikan di rumah sangat membantu terapi yang
ditemukan bahwa pengembangan bakat seni anak diberikan di sekolah.
bisa dikembangkan dalam secara sosial seperti Selain guru dan orang tua, faktor sarana
creative movement yang merupakan gerak yang dan prasarana juga mendukung pengembangan
dikombinasikan untuk mengekspresikan pengalaman bakat seni anak. Fasilitas dan sarana prasarana
batin dan mengungkapkan perasaan seseorang serta pembelajaran yang tersedia di TK Ratna Kumara
dilakukan dengan memberikan kebebasan pada memadai. Hal ini bisa dilihat baik dari fasililtas dan
anak untuk bergerak sesuai imajinasinya dengan sarana yang terdapat dalarn ruang kelas yang
memperhatikan waktu, ruang dan penekanan. dikhususkan untuk pembelajaran anak TK sendiri
Gerak kreatif yang dilakukan dengan tepat oleh anak maupun di ruangan-ruangan lain yang di pakai
memberikan peningkatan dan perkembangan yang secara bersama. Ketersediaan sarana prasarana ini
berkualitas pada fisik, kemampuan keseimbangan sangat membantu upaya pengernbangan budi pekerti
dan koordinasi, pemahamanan akan ritme dan tempo, manak, karena guru bisa menggunakannya untuk
dan memiliki kemampuan prediksi kejadian yang akan memberikan program stimulasi yang lebih bervariatif,
terjadi selanjutnya serta memiliki kesadaran tubuh sehingga upaya pengembangan budi pekerti anak
yang tinggi dan yang lebih penting gerak kreatif bisa bisa dicapai lebih optimal. Begitu pula lingkungan TK
dipakai sebagai terapi psikologis pada gangguan Ratna Kumara juga cukup nyaman dan sehat untuk
perilaku anak. Selain itu kegiatan bermain peran juga pelaksanaan kegiatan pembelajairan. Kondisi ruangan
mampu memberikan efek terapi agresivitas anak yang bersih dan pencahayaan yang cukup membuat
karena kegiatan bermain ini mampu memecahkan anak betah berada dalam lokal dan dapat bermain
masalah (diri dan sosial), melalui serangkaian tindakan dan bereksplorasi mengembangkan kemampuan
pemeranan yang efeknya bisa mengeksplorasi yang mereka miliki. Selain itu wilayah pedesaan yang
perasaan-perasaan, memperoleh wawasan (insight) sejuk dan suasana persawahan membuat suasana
tentang sikap-sikap, nilai-nilai dan persepsinya, belajar menjadi tenang. Begitu juga kondisi dan situasi
mengembangkan keterampilan dan sikap dalam di halaman sekolah yang selalu bersih dan dibatasi
memecahkan masalah yang dihadapi. Selain creative membuat anak terjauh dari bahaya yang mengancam.

Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015 33
Pengembangan Bakat Seni ...

PENUTUP
Kesimpulan karakteristik anak. Selain itu guru harus selalu
Dari hasil dan pembahasan yang telah berkomunikasi dengan orang tua anak agar
diuraikan dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut. pengembangan bakat seni anak lebih holistik dan
Pertama, pengembangan bakat seni anak dilakukan berkelanjutan. Para pengelola taman kanak-kanak
pada proses pembelajarannya setiap hari. Konsep memberi dukungan pada guru untuk pengembangan
pengembangan bakat seni anak yang dikembangkan bakat seni anak-anak, terlebih memberikan
pada TK Ratna Kumara meliputi pengembangan bakat kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan dan
seni anak secara individu dan pengembangan bakat pendidikan khusus tentang pengembangan bakat
seni anak secara sosial. Secara individu meliputi yoga, seni anak. Sedangkan orang tua hendaknya dapat
memahami emosi, meditasi, permainan tradisional, menunjukkan kerjasama yang baik dengan guru
bernyanyi, bermain musik, dan mendongeng. diantaranya dengan turut mematuhi tata tertib dan
Sedangkan secara sosial seperti creative movement, sekaligus memotivasi anak untuk mematuhi tata
bermain peran dan bekerja gotong royong. tertib yang diterapkan di TK. Di samping itu juga
Kedua, faktor-faktor yang berkaitan dengan orang tua juga hendaknya memberikan contoh yang
pengembangan bakat seni anak seperti kualitas guru, baik dalam berkomunikasi dengan anak di rumah
kerjasama dengan orang tua dan fasilitas sarana sehingga anak akan mudah mencari figur orang
prasarana pembelajaran yang tersedia di TK Ratna yang baik dan menjadi tauladan. Dalam penelitian ini
Kumara memadai. disarankan juga pada peneliti lain agar melanjutkan
Saran penelitian ini pada model pengembangan bakat seni
Kepada para guru diharapkan meningkatkan anak yang bisa digunakan di tempat penelitian yang
kompetensi diri dalam mengembangan terapi lain sehingga ditemukan formulasi yang tepat untuk
agresifitas anak agar mampu menangani berbagai pengembangan bakat seni anak di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Breakwell, G. M. (1998). Coping aggressive behaviour: education: Children with exceptionalities.
Mengatasi perilaku agresif. Penerbit Kanisius. Hongkong: The Chinese University Press.
Yogyakarta. Munandar, U. (1999). Mengembangkan bakat dan
Dodge, D. T.,& Colker, L. J. (2000). The creative kreativitas anak sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
curriculum for early childhood. Washington: Nurliana, R. (2010). Teknik deprivasi sebagai upaya
Teaching Strategic inc. menangani agresivitas. http://etd.eprint.ums.
Eliason, C.,& Jenkins, L. (2008). A practical guide ac.12/7985/1/F 1000 500 23. diakses tanggal
to early childhood curriculum. New Jersey: 2 Mei 2014
Pearson Prentice Hall Semiawan. C.R. (2002). Belajar dan pembelajaran
Hawkins, A. M. (2003). Bergerak menurut kata dalam taraf usia dini. Jakarta: Prenhallindo.
hati. Metode baru dalam menciptakan tari, Shaffer, R . D. (1994). Social and personality
diterjemahkan oleh I Wayan Dibia, Jakarta: Ford development. University of georgia edisi 3. New
Foaundation dan Masyarakat Seni Indonesia. York: Brooks/Cole Publising Company.Pacific
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak, Jilid 2. Alih Grove, California.
bahasa Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga. Sheridan, M.D. (2011). Play in early childhood: from
Jazuli, M. (2008). Paradigma kontekstual pendidikan birth to six years. New York: Routledge, 2011.
seni. Surabaya: Unesa University Press. Smith, J. (1976). Dance composition. A practical guide
Kauffman, J. M. (1985). Characteristics of childrens for teacher. Surrey: Unwin Brothers Ltd.
behavior disorder. Colombus: Charles C. Stinson, S.W. (1991). Promising practice in arts
Merillil. educations assesment. Los angeles: proceding
Laban, R. (1976). Modern educational dance. New of the international early childhood creative arts
York: McDonald and Evans Ltd. conference-american alliance for health, phscal
McBrayer, K.F.P.,& Lian, M.G.J. (2002). Special needs educations, recreation and dance.

34 Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI - Vol. 10, No.1, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai