Anda di halaman 1dari 19

Naskah Publikasi

Hubungan Ketepatan Waktu Distribusi Dengan Asupan Makan Pasien


Di Rsud Wates Kabupaten Kulon Progo

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar


Sarjana Gizi di Program Studi SI Imu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu
UniversitasAlma Ata Yogyakarta

Oleh :
Yeni Rosita
150400196

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2017

1
2
3
HUBUNGAN KETEPATAN WAKTU DISTRIBUSI DENGAN ASUPAN MAKAN
PASIEN DI RSUD WATES KABUPATEN KULON PROGO
Yeni Rosita1), Tjaronosari2) Yeni Prawiningdyah 3)

ABSTRAK

Latar Belakang:Ketepatan waktu pemberian makanan ini penting bagi pasien


karena sangat berkaitan erat dengan siklus biologis manusia, metabolisme tubuh,
sebagai pendukung dalam terapi farmasi. Dalam penelitian Kusumayanti tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi pasien dewasa di ruang
rawat inap rumah sakit yang dilakukan di tiga rumah sakit yaitu RS Sanglah
Denpasar, RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan RS M. Jamil Padang pada tahun 2002
disimpulkan bahwa asupan energi yang tidak adekuat merupakan faktor resiko
malnutrisi di rumah sakit.
Tujuan:Untuk mengetahui hubungan ketepatan waktu distribusi makanan
dengan asupan makan pasien i di RSUD Wates
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional. Pengumpulan data dilakukan di RSUD Wates pada bulan Maret hingga
April 2017. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang
dilayani oleh Instalasi Gizi RSUD Wates (Rerata tahun 2016 sebanyak 154
pasien). Penentuan sampel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga
besar sampel adalah 59 pasien.Data ketepatan waktu distribusi dan asupan
makan pasien diperoleh dengan menggunakan kuesioner.Asupan makan
diperoleh dengan melakukan pengamatan sisa makan responden dengan
metode Comstock selama 6 kali makan.Semua data yang telah terkumpul
dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil : Ketepatan waktu distribusi makanan pagi,siang dan sore pada
pengamatan hari I berturut-turut sebesar 98,31%, 93,22%, 89,83%. Ketepatan
distribusi pada pengamatan hari II sebesar 93,22%, 100%, dan 91,53%. Rerata
sisa makanan responden untuk setiap jenis hidangan ≤ 30%, sehingga asupan
dalam kategori baik. Hasil uji korelasi Chi Squere menunjukan ρ value ketepatan
waktu distribusi hari I dengan sisa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan
sayur berturut-turut 0,095; 0,028; 0,735, dan 0,028. Sedangkan ρ value
ketepatan waktu distribusi hari II dengan sisa makanan pokok sebesar 0,01.
Kesimpulan : Ada hubungan antara ketepatan waktu distribusi dengan asupan
makan lauk hewani dan sayur pada pengamatan hari I. Dan tidak ada hubungan
antara ketepatan waktu distribusi dengan asupan makanan pokok dan lauk
nabati.

Kata Kunci : Ketepatan waktu distribusi, asupan makan pasien, sisa makan
pasien

1
Mahasiswa S1 Gizi Universitas Alma Ata Yogyakarta, Email: yrsita@gmail.com
2
Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Email: tjaronosari@yahoo.co.id
3
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito Yogyakarta, Email :
yenipraweningdyah@yahoo.com

4
THE RELATIONSHIP OFTIME DISTRIBUTION ACCURACY WITH
PATIEN INTAKE IN THE REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF WATES
KULON PROGO REGENCY
Yeni Rosita1), Tjaronosari2) YeniPrawiningdyah3)
ABSTRACK

Bacground :In time to give foods is very importen for patient because be related
with humand biological cycleand body metabolism. Morover as supporter in
pharmacy therapy, where medicine effectiveness is influenced nutrition
availability in body. In Kusumawati researching about factor influencing incident
adult patient malnutrition in the room of the hospitalizations of hospital done in
three hospitals is The hospital of Sanglah Denpasar, The hospital of Dr. Sardjito
Yogyakarta and The hospital of Jamil Padang in 2002 is conclutded that the
intake of energy is not adekuat is factor risiko malnutrition in the hospital.

The Purpose : for knowing the relationship oftime distribution accuracy with
patien intake in the regional public hospital of Wates .
Method :This research is observational research with plan cross sectional. The
date of announcement is done the regional public hospital of Wates on March to
April 2017. The population of this research is all patients of the hospitalizations
taken care of nitrient installation of the regional public hospital of Wates (on the
average in 2016 is 154 patients). The determination of sampel use inklusi criteria
and eksklusi. Until big sampel is 59 patient. The date of accuracy time of
distribution and the intake of patient is got with using the questionnaire. The
intake of eating is got with doing observation of the rice rest of respondents with
method Comstock for 6 times eating. All date have been collected be analyzed
with test of Chi-Square with the level of trust 95%.

The result : The time distribution accuracy of morning, afternoon on the


observation of first day in succesion is 98,31%, 93,22%, 89,83. The time
distribution accuracy in second day observation is 93,22%, 100%, and 91,53%.
The everage of respondent food residual for every kinds of dishes ≤ 30%, the
result the intake in good category. The correlation test tesult of Chi Squereshows
ρ valueess time distribution accuracy on the first day with the principal food
residue side dish of an animal, side dish of phyto and vegetable in succesion
0,095; 0,028; 0,735, and 0,028. Whereas ρ value time distribution accuracy on
second day with the principal food residue is 0,01.

The conclution : There is relationship between time distribution accuracy with


the intake of side dish of an animal of food and vegetable in research the first
day. And there is relationship between time distribution accuracy with in take of
principal and side dish of phyto.

The key of word : time distribution accuracy, patient intake , food waste

1. University student of Under graduate nutrient of Alma Ata Yogyakarta, Email:


yrsita@gmail.com
2. Health polytechnic of Kemenkes Yogyakarta, Email: tjaronosari@yahoo.co.id
3. The center common hospital of Dr. Sardjito Yogyakarta, Email :
yenipraweningdyah@yahoo.com

5
PENDAHULUAN Selain itu sebagai pendukung dalam
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah terapi farmasi, dimana efektifitas obat
pelayanan yang diberikan dan dipengaruhi ketersediaan nutrisi
(3)
disesuaikan dengan keadaan pasien dalam tubuh .
berdasarkan keadaan klinis, status
Waktu makan yang berbeda dengan
gizi, dan status metabolisme tubuh.
kebiasaan makan pasien
Keadaan gizi pasien sangat
mempengaruhi asupan makan
berpengaruh pada proses (4)
pasien . Dalam penelitian yang
penyembuhan penyakit, sebaliknya
dilakukan oleh Yuliana (2012) dari 26
proses perjalanan penyakit dapat
sampel penelitian, dapat disimpulkan
berpengaruh terhadap keadaan gizi
bahwa ada hubungan antara
pasien. Selain itu masalah gizi lebih
ketepatan jam distribusi dan asupan
dan obesitas erat hubunganya
makan pada pasien dengan diet nasi
dengan penyakit degeneratif, seperti (5)
di RSUD Atambua NTT .Namun
diabetes melitus, penyakit jantung
hasil yang berbeda diperoleh dari
koroner, hipertensi, dan penyakit
penelitian Yulis (2016) tentang
kanker, memerlukan terapi gizi untuk
hubungan ketepatan waktu dan rasa
membantu penyembuhannya( 1 ).
makanan dengan sisa makanan
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan biasa kelas II dan III di RSUD
nomor 128 tahun 2008 tentang Soewondo Pati. Dari 41 responden
Standar Pelayanan Minimal (SPM) diperoleh hasil uji korelasi Rank
Rumah Sakit ditetapkan bahwa Sperman kesimpulan bahwa tidak
indikator standar pelayanan minimal ada hubungan antara ketepatan
gizi meliputi: 1.) Ketepatan waktu waktu penyajian dan rasa makanan
pemberian makanan kepada pasien dengan sisa makanan pasien kelas II
(100 %), 2). Sisa makanan yang dan III di RSUD RAA Soewondo Pati
(6)
tidak dihabiskan oleh pasien (≤ 25%), .
dan 3). Tidak ada kesalahan
(2)
Penelitian lain dilakukan Dian B
pemberian diet (100%) . Ketepatan
(2012) tentang hubungan penampilan
waktu pemberian makanan ini
makanan dan faktor lainya dengan
penting bagi pasien karena sangat
sisa makanan kelas 3 Seruni RS Puri
berkaitan erat dengan siklus biologis
Cinere Depok Bulan April – Mei
manusia dan metabolisme tubuh.
tahun 2012. Hasil analisa bivariat

6
dengan Chi Square diperoleh tahun 2015, RSUD Wates memiliki
(11)
kesimpulan bahwa penampilan kapasitas 232 tempat tidur . Dari
makanan dan rasa makanan data sekunder diketahui bahwa rata-
berhubungan dengan sisa makanan, rata Bed Occupancy Rate (BOR)
sedangkan ketepatan waktu Tahun 2016 adalah 81,80% dengan
penyajian dan keramahan petugas rata-rata Length of Stay (LOS) 3-4
penyaji tidak berhubungan dengan hari. Total pasien yang dilayani
(7)
sisa makanan . instalasi gizi selama tahun 2016
adalah 56.147 pasien, dan pasien
Asupan zat gizi yang adekuat bagi
dengan diet nasi dan lunak (tim dan
pasien yang dirawat inap di rumah
bubur ) sebanyak 16.685 pasien
sakit sangat diperlukan dalam upaya
(30%).
mencegah penurunan status gizi
(8)
selama perawatan . Dalam Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
penelitian Kusumayanti tentang tertarik untuk melakukan penelitian
faktor – faktor yang mempengaruhi tentang hubungan antara ketepatan
kejadian malnutrisi pasien dewasa di waktu pemberian diet dengan
ruang rawat inap rumah sakit yang asupan makan pasien di RSUD
dilakukan di tiga rumah sakit yaitu Wates.
RS Sanglah Denpasar, RS Dr.
Sardjito Yogyakarta dan RS M. Jamil BAHAN DAN METODE
Padang pada tahun 2002
disimpulkan bahwa asupan energi Penelitian ini adalah penelitian

yang tidak adekuat merupakan observasional dengan rancangan

faktor resiko malnutrisi di rumah cros sectional. Subyek penelitian

sakit (9). adalah pasien dengan diet nasi yang


memenuhi kriteria inklusi, antara lain
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pasien mendapatkan diet makanan
Wates adalah rumah sakit milik biasa dengan bentuk makanan nasi
pemerintah daerah kabupaten Kulon atau lunak (tim atau bubur) yang
Progo yang merupakan rumah sakit sudah mendapatkan minimal 3 kali
tipe B pendidikan dan sudah makanan dari rumah sakit, berusia
terakreditasi paripurna versi KARS 18 - 55 tahun, dalam kondisi
2012 pada tahun 2016. Menurut SK kesadaran penuh (compos mentis)
Direktur RSUD Wates nomor 10 dan dapat berkomunikasi dengan

7
baik serta bersedia menjadi subyek sampel penelitian dengan
penelitia dengan menyetujui dengan menggunakan formulir
menandatangani informed consent. Comstock.Pengamatan sisa makan
Sedangkan kriteria eksklusi bila pasien dilakukan selama 6 kali
pasien mendapatkan perubahan makan setiap responden.Untuk uji
diet, dipuasakan, mengalami korelasi Chi-Square dilakukan
anoreksia yang dapat mengganggu menggunakan software SPSSbatas
dalam memberikan penilaian rasa kemaknaan (alpha) = 0,05 dan 95%
makanan, pulang saat pengambilan confidence interval.
data dan atau meninggal dunia.
Variabel bebas pada penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah ketepatan waktu distribusi
makanan, sedangkan variabel 1. Gambaran Umum Responden

terikatnya adalah asupan makan Dari Tabel 1 dapat diketahui


pasien. bahwa 59 responden yang

Penelitian bertempat di RSUD wates terlibat dalam penelitian, 53

Kabupaten Kulon Progo dan responden (89,83%) berjenis

berlangsung pada bulan Maret kelamin perempuan dan 45

sampai dengan April 2017. Populasi responden dengan diagnosa post

penelitian adalah 154 sectio caesarea (76,27%). Hal ini

pasien.Berdasarkan hasil berkaitan dengan jalannya

perhitungan diperoleh besar sampel penelitian yang dilakukan, yaitu

minimal adalah 59 setiap reponden dilakukan

pasienpengambilan sampel pengamatan asupan makan

dilakukan dengan purposive dengan metode Comstock

sampling(12). selama 2 hari. Sampel yang


memenuhi kriteria tersebut
Pengamatan dilakukan terhadap adalah pasien dengan diagnosa
pelaksanaan waktu distribusi sectio caesarea.Pasien dengan
makanan kepada pasien di RSUD diagnosa tersebut lama rawat
Wates yaitu makan pagi, makan inapnya selama kurang lebih 4 - 5
siang dan makan sore. Pengamatan hari sesuai dengan kondisi
juga dilakukan pada sisa makan masing-masing pasien.

8
Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur (Tahun)* 18 – 29 31 52.54


30 – 49 23 38.99
>50 5 8.47
Total 59 100.00
Jenis Kelamin Laki-Laki 6 10.17
Perempuan 53 89.83
Total 59 100.00
Pendidikan SD 14 23.73
SMP 18 30.51
SMA/SMK 25 42.37
D3 2 3.39
Total 59 100.00
Jenis Diet Bubur 3 5.08
Tim 6 10.17
Nasi 50 84.75
Total 59 100.00
Diagnosa Anemia 2 3.39
Post SectioCeasaria 45 76.27
Ruptur tendo acites 1 1.69
Trauma Abdomen 1 1.69
anemia menometrologi 1 1.69
AML 1 1.69
combutio grade II 1 1.69
Bronchitis 1 1.69
Asma 1 1.69
ORIF 1 1.69
Hemoroid 1 1.69
mioma uteri 1 1.69
insisi drainase abses mamae 1 1.69
Mastitis, anemia 1 1.69
Total 59 100.00
Sumber : Data Primer terolah

2. Ketepatan Waktu Distribusi 59 responden yang dilakukan


dalam rentang waktu 20 Maret
Hasil observasi ketepatan waktu
sampai dengan 20 April 2017 di
pemberian diet dilakukan selama
RSUD Wates tersaji dalam Tabel
2 hari atau 6 kali makan.terhadap
2.

9
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu Distribusi
Waktu Pengamatan I Pengamatan II
Distribusi Tepat tidak tepat Jumlah Tepat tidak tepat Jumlah
N % N % N % N % n % N %
Pagi 58 98,31 1 1.69 59 100.00 55 93.22 4 6.78 59 100.00
Siang 55 93.22 4 6.78 59 100.00 59 100.00 0 .00 59 100.00
Sore 53 89.83 6 10.17 59 100.00 54 91.53 5 8.47 59 100.00
Sumber : Data primer terolah

Dari Tabel 2 dapat diketahui adalah adalah pemberian makanan


bahwa waktu distribusi makanan yang terlalu cepat dapat
pada pengamatan I yang tidak menyebabkan pasien tidak segera
tepat waktu distribusinya tertinggi memakannya karena merasa
pada distribusi makan sore yaitu belum lapar sehingga
terjadi pada 6 responden ( 11,9%) . kemungkinan makanan tersebut
Pada pengamatan ke 2 pada akan mengalami penurunan suhu
distribusi makan siang semua yang pada akhirnya menyebabkan
terdistribusi tepat waktu. penurunan asupan makan(4). Bila
Sedangkan pada sore hari terjadi penurunan asupan
makanan terdistribusi tidak tepat makanan maka dikhawatirkan akan
tertinggi pada sore hari yaitu 5 menyebabkan malnutrisi akibat
responden (8,47%). Hal ini tidak asupan inadekuat. Hal ini sesuai
selaras dengan penelitian yang dengan penelitian Dwiyanti D
dilakukan oleh Muhir (1998) di RS (2002) yang menyimpulkan bahwa
Kesdam Jaya dalam Dian hasil analisa regresi logistik
Berdhika Sari (2012) yang multivariat membuktikan bahwa
menyatakan bahwa hampir pasien dengan asupan energi yang
setengan responden pada makan tidak cukup mempunyai resiko 2,4
pagi mendapat makanan terlalu kali untuk menjadi malnutrisi (9).
cepat dibandingkan jadwal yang
Hasil penelitian yang dilakukan di
disepakati dan pembagian makan
RSUD Wates saat ini menunjukan
terlalu dini sering terjadi pada pagi
bahwa frekuensi ketidaktepatan
hari(7).
waktu distribusi makanan lebih
Dampak buruk dari distribusi banyak terjadi di waktu makan
makan yang tidak tepat waktu sore dibandingkan makan pagi dan

10
siang. Bila dianalisa berkaitan Priyanto (2009) yang menyatakan
dengan jadwal dinas yang ada di ada hubungan antara jadwal
instalasi gizi RSUD Wates, penyajian makanan dengan
ketidaktepatan waktu distribusi terjadinya sisa makanan pada
pada pagi dan siang hari pasien rawat inap kelas III di
dilaksanakan oleh petugas RSUD Kota Semarang dengan
pramusaji yang berdinas pagi. nilai ρ- value sebesar 0,010 ( ρ >
(13)
Kegiatan dinas pagi di Instalasi 0,05) .Dalam Keputusan Menteri
Gizi masih ada ahli gizi yang Kesehatan No 129 tahun 2008
melaksanakan ketugasan sebagai tentang Standar Pelayanan
pengawas produksi. Sedangkan Minimal Rumah Sakit disyaratkan
pada sore hari karena tidak ada standar capaian minimal yang
ahli gizi dengan jadwal dinas sore, ditetapkan untuk ketepatan waktu
sehingga tidak ada yang bertugas distribusi adalah ≥ 90%. Bila
melaksanakan ketugasan tersebut. mengacu peraturan tersebut
capaian untuk RSUD Wates
Waktu makan pagi yang melebihi
belum sesuai dengan standar
waktu yang ditetapkan dan makan (2)
yang ditetapkan .Perlu dilakukan
sore yang terlalu awal berakibat
upaya intensif untuk mengurangi
pada jarak makan sore dengan
prosentase ketidaktepatan waktu
makan pagi hari berikutnya pada
distribusi makanan bagi pasien.
pasien terlalu jauh.Hal ini bisa
Selain sebagai upaya perbaikan
menpengaruhi pasien untuk
capaian standar SPM yang sudah
mengkonsumi makanan dari luar
ditetapkan pemerintah, ketepatan
rumah sakit. Bila hal ini terjadi
waktu pemberian makanan ini
pada pasien dengan diet khusus
penting bagi pasien karena sangat
akan mengganggu terapi diet yang
berkaitan erat dengan siklus
telah diberikan rumah sakit
biologis manusia dan metabolisme
sebagai upaya pengelolaan
tubuh. Selain itu sebagai
penyakit pasien. Selain itu bisa
pendukung dalam terapi farmasi,
mengakibatkan sisa makanan
(7)
dimana efektifitas obat dipengaruhi
rumah sakit yang tinggi . Hal ini
ketersediaan nutrisi dalam tubuh
sejalan dengan penelitian OH (3)
.

11
3. Asupan Makan Pasien
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Rerata Sisa Makanan
Jenis Hidangan Sisa Waktu distribusi makanan
makanan Pagi Siang Sore
N % N % n %
Makanan Pokok ≤30% 57 96.61 56 94.92 56 94.92
> 30% 2 3.39 3 5.08 3 5.08
Total 59 100.00 59 100.00 59 100.00
Lauk Hewani ≤30% 57 96,1 55 93,22 55 6,78
> 30% 2 3,39 4 6,78 4 6,78
Total 59 100.00 59 100.00 59 100.00
Lauk Nabati ≤30% 55 93,22 55 93,22 55 93,22
> 30% 4 6,78 4 6,78 4 6,78
Total 59 100.00 59 100.00 59 100.00
Sayur ≤30% 58 98,31 58 98.31 56 94.92
> 30% 1 1.69 1 1.69 3 5.08
Total 59 100.00 59 100.00 59 100.00
Sumber : Data Primer terolah

Dalam Tabel 3 dapat diketahui Tabel 5. Pengamatan sisa


bahwa bahwa sisa makanan makanan responden dilakukan 2
responden dalam setiap jenis hari (6 kali makan) yaitu meliputi
hidangan yang disajikan dalam makanan pokok, lauk hewani,
kategori baik. Sisa semua lauk nabati dan sayur.
hidangan dengan prosentase ≤
Pada pengamatan I yang tersaji
30% dari porsi yang disajikan
dalam Tabel 4 dapat diketahui
pada waktu pagi, siang dan sore
bahwa responden dengan sisa ≤
menunjukan prosentase yang
30% dan tepat waktu
lebih tinggi di banding responden
distribusinya, tertinggi pada
dengan sisa makanan pokok
hidangan lauk hewani dan sayur
>30% .
yaitu 47 responden (79,66%).
4. Hubungan Ketepatan Waktu Sedangkan responden dengan
Distribusi dan Asupan Makan sisa >30% dan tidak tepat waktu
Pasien distribusinya, tertinggi pada
hidangan makanan pokok dan
Hasil pengamatan ketepatan
lauk nabati.
waktu penyajian berdasarkan
asupan makan responden dapat Pada pengamatan II yang tersaji
dibaca dalam Tabel 4 dan dalam Tabel 5 menunjukkan

12
jumlah responden dengan sisa ≤ Dan tidak ada respononden
30% dan tepat waktu dengan sisa >30% dan tidak tepat
distribusinya, mempunyai waktu distribusinya.Responden
prosentase yang sama pada dengan distribusi tidak tepat
semua hidangan yaitu 84,75%. waktu namun sisa ≤ 30%.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Asupan Makanan Menurut Ketepatan Waktu Distribusi Pengamatan I
Jenis Hidangan Sisa Ketepatan Waktu Distribusi Pengamatan I
Makanan
Tepat Tidak Tepat Total
N % N % N %
Makanan Pokok ≤ 30% 46 77.97 9 15.25 55 93.22
> 30% 2 3.39 2 3.39 4 6.78
Total 48 81.36 11 18.64 59 100.00
Lauk Hewani ≤ 30% 47 79.66 9 15.25 56 94.92
> 30% 1 1.69 2 3.39 3 5.08
Total 48 81.36 11 18.64 59 100.00
Lauk Nabati ≤ 30% 45 76.27 10 16.95 55 93.22
> 30% 3 5.08 1 1.69 4 6.78
Total 48 81.36 11 18.64 59 100.00
Sayur ≤ 30% 47 79.66 9 15.25 56 94.92
> 30% 1 1.69 2 3.39 3 5.08
Total 48 81.36 11 18.64 59 100.00
Sumber : Data primer terolah

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Asupan Makanan Menurut Ketepatan Waktu Distribusi Pengamatan II

Sisa Ketepatan Waktu Distribusi Pengamatan II


Jenis Hidangan makanan Tepat Tidak Tepat Total
N % N % N %
Makanan Pokok ≤30% 50 84.75 7 11.86 57 96.61
> 30% 0 0.00 2 3.39 2 3.39
Total 50 84.75 9 15.25 59 100.00
Lauk Hewani ≤30% 50 84.75 9 15.25 59 100.00
> 30% 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Total 50 84.75 9 15.25 59 100.00
Lauk Nabati ≤30% 50 84.75 9 15.25 59 100.00
> 30% 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Total 50 84.75 9 15.25 59 100.00
Sayur ≤30% 50 84.75 9 15.25 59 100.00
> 30% 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Total 50 84.75 9 15.25 59 100.00
Sumber : Data Primer terolah

13
Hasil uji korelasi Chi Squere dengan waktu distribusi pada pengamatan II
α = 0,05 dan 95% confidence menunjukan hasil yang berbeda.
interval menunjukan bahwa ρ value Diketahui bahwa tidak semua
pada pengamatan pertama antara variabel dalam beberapa waktu
ketepatan waktu distribusi dengan makan dapat dilakukan uji korelasi
asupan makanan pokok dan lauk karena kedua variabel tersebut
nabati lebih besar dari nilai α yaitu dalam kategori baik semua. Asupan
0,095 dan 0,735. Hal ini berarti Ho makan pasien dalam kategori baik
diterima atau hasil uji korelasi tidak dan waktu distribusi dalam kategori
signifikan. Sedangkan ρ value untuk tepat sehingga tidak bisa dilakukan
lauk hewani dan sayur yaitu 0,028 uji korelasi. Hasil uji Chi-Squere
dan 0,028. Hasil tersebut lebih kecil antara asupan makanan pokok
dari nilai α, yang berarti Ho ditolak dengan ketepatan distribusi
atau menunjukan ada hubungan menunjukan ρ value yang lebih kecil
antara ketepatan waktu distribusi dari nilai α, yaitu sebesar 0,001 yang
dengan asupan makan lauk nabati berarti Ho ditolak atau menunjukan
dan sayur di pengamatan I. adanya hubungan yang signifikan
antara asupan makanan pokok dan
Dari hasil uji Chi-Squere antara
ketepatan waktu distribusi.
asupan makan dengan ketepatan

Tabel 9. Hasil Uji Chi Squere dengan α = 0,05 dan 95% confidence interval
Waktu Jenis Asymp Hasil Pengujian Keterangan (taraf signifikansi
Penyajian/ Makanan Signifikansi (taraf signifikansi 0,05)
Hari (p-value) 0,05)
I Makanan 0.095 tidak signifikan, Ho tidak ada hubungan antara
Pokok diterima ketepatan waktu distribusi
dengan asupan makanan
Lauk Hewani 0.028 signifikan, Ho ditolak ada hubungan antara ketepatan
waktu distribusi dengan asupan
makanan
Lauk Nabati 0.735 tidak signifikan, Ho tidak ada hubungan antara
diterima ketepatan waktu distribusi
dengan asupan makanan
Sayur 0.028 signifikan, Ho ditolak ada hubungan antara ketepatan
waktu distribusi dengan asupan
makanan

14
Waktu Jenis Asymp Hasil Pengujian Keterangan (taraf signifikansi
Penyajian/ Makanan Signifikansi (taraf signifikansi 0,05)
Hari (p-value) 0,05)
II Makanan 0.001 signifikan, Ho ditolak ada hubungan antara ketepatan
Pokok waktu distribusi dengan asupan
makanan
Lauk Hewani - tidak bisa dimodelkan sisa makanan ≤ 30% semua
Lauk Nabati - tidak bisa dimodelkan sisa makanan ≤ 30% semua
Sayur - tidak bisa dimodelkan sisa makanan ≤ 30% semua
Sumber : Data Primer terolah
Hasil uji Chi Squere yang dilakukan mengkonsumsi makanan yang
menunjukan hasil yang bervariasi. disajikan rumah sakit.Sehingga
Pada pengamatan pertama responden cenderung untuk
menunjukan tidak ada hubungan menghabiskan makanan yang
antara ketepatan waktu distribusi disajiakan.
dengan asupan makanan pokok dan
Pada pengamatan pertama uji
lauk nabati. Artinya tepat ataupun
korelasi juga menunjukan adanya
tidak tepat waktu distribusi yang
hubungan antara asupan lauk
dilakukan tidak akan mempengaruhi
hewani dan sayur dengan ketepatan
asupan makan pokok pasien.
waktu distribusi makanan. Artinya
Asupan makan pasien tetap dalam
ketepatan waktu distribusi
kategori baik ditunjukan dengan sisa
mempengaruhi asupan lauk hewani
makanan ≤ 30% dari porsi yang
dan sayur.Terjadinya sisa makanan
disajiakan. Hal ini bisa disebabkan
bisa disebabkan karena kebiasaan
beberapa hal antara lain jarak waktu
makan yang dilakukan pasien
makan sore hari sebelumnya
sebelumnya.Apabila makanan yang
dengan waktu makan pagi yang jauh
disajikan sesuai dengan kebiasaan
menyebabkan pasien lapar dan
makan pasien, baik susunan menu
cenderung menghabiskan makanan
maupun besar porsi, dan kesukaan
yang disajiakan. Selain itu bisa juga
pasien terhadap makanan tertentu,
disebabkan responden sudah terikat
maka pasien cenderung bisa
persetujuan dengan peneliti untuk
menghabiskan makanan yang
tidak mengkonsumsi makanan dari
disajikan.Sebaliknya apabila
luar rumah sakit selama penelitian
makanan yang disajikan tidak sesuai
sehingga pasien hanya
dengan kebiasan makan pasien

15
sehari - hari, maka dibutuhkan waktu responden pos section caesarea
untuk penyesuaian (15). mempengaruhi nafsu makan pasien
sehingga asupan makan pada
Hasil penelitian ini tidak sesuai
pengamatan kedua semua dalam
dengan penelitian Umiyati S Yulis
kategori baik (4).
(2016) yang menganalisa
berdasarkan uji Rank Sperman Meskipun hasil korelasi dalam
diperoleh nilai ρ = 0,377 artinya ρ> penelitian di RSUD Wates ini tidak
0,05 artinya tidak ada hubungan semua menunjukan hasil signifikan
antara ketepatan waktu penyajian namun pihak penyelenggara
dengan sisa makanan di RSUD RAA makanan dalam hal ini instalasi gizi
Soewondo Pati. Dalam hasil RSUD Wates perlu meningkatkan
penelitian tersebut diketahui bahwa kualitas pelayanan. Perbaikan
penyajian makanan pagi, siang, dan beberapa lini pelayanan seperti
sore sudah sesuai dengan jadwal kepatuhan petugas terhadap standar
yang ditentukan, namun sisa operasional prosedur, perbaikan
makanan masih tinggi (6). kualitas makanan dan peningkatan
edukasi ahli gizi kepada pasien
Pada pengamatan ke dua, uji
tentang diet yang diberikan di rumah
korelasi Chi Squere menunjukan
sakit diharapkan mampu
hasil yang berbeda. Diketahui bahwa
meningkatkan mutu kualitas
ρ value = 0,001 atau <α , sehingga
pelayanan.
ada hubungan antara ketepatan
waktu distribusi dengan asupan KESIMPULAN DAN SARAN
makanan pokok. Artinya asupan
Penelitian hubungan ketepatan
makanan pokok dipengaruhi oleh
waktu distribusi dengan asupan
ketepatan waktu distribusi yang
makan pasien di RSUD Wates
dilakukan.Sedangkan untuk waktu
dilakukan terhadap sampel
distribusi dengan asupan lauk
sebanyak 59 orang sesuai syarat
hewani, lauk nabati dan sayur tidak
inklusi yang ditetapkan. Pengamatan
bisa dilakukan uji korelasi karena
dilakukan selama 2 hari atau 6 kali
variabel tersebut semua dalam
makan pasien. Dari hasil
kategori baik. Kondisi pasien yang
pengamatan ketepatan waktu
membaik dan keadaan ibu yang
distribusi menunjukan masih ada
segera menyusui bayinya pada

16
ketidaktepatan waktu distribusi yaitu hubungan yang signifikan antara
pada makan sore pengamatan ketepatan waktu distribusi dan
pengamatan yaitu sebesar 10,17%. asupan makanan pokok.
Hal ini masih di bawah standar batas Perlu dilakukan sosialisasi ulang
SPM rumah sakit yang ditetapkan kepada seluruh staf Instalasi Gizi
dalan peraturan bupati Kulon Progo. RSUD Wates tentang Standar
Asupan makan pasien di RSUD Pelayanan Minimal Instalasi Gizi
Wates sudah dalam kategori baik. agar capaian ketepatan waktu
Diamati dari sisa makanan yang distribusi menjadi lebih baik dan
disajikan diperoleh hasil di atas sesuai dengan Standar Pelayanan
standar yang ditetapkan yaitu ≤30% Minimal.
dari makanan yang dihidangkan baik Perlu juga dilakukan analisa
makanan pokok, lauk nabati, lauk kebutuhan tenaga ahli gizi agar
hewani, dan sayur. tugas pengawasan produksi pada
Hasil uji Chi Squere menunjukan dinas sore bisa dilakukan. Dengan
tidak semua variabel menunjukan adanya ahli gizi pada dinas sore
hubunganyang signifikan. Pada diharapkan kegiatan distribusi
pengamatan pertama menunjukan makan pada sore hari sesuai
adanya hubungan antara ketepatan dengan ketentuan direktur RSUD
waktu distribusi makanan dengan Wates.
asupan lauk hewani dan sayur.Dan Perlu penambahan materi edukasi
tidak ada hubungan antara gizi yang disampaikan ahli gizi
ketepatan waktu distribusi makanan kepada pasien post section
dengan asupan makanan pokok dan caesarea agar kesadaran pasien
lauk nabati. Pada hari kedua terhadap pentingnya asupan makan
didapatkan hasil bahwa ada lauk hewani dan sayur semakin baik.

17
DAFTAR PUSTAKA Malnutrisi Pasien Dewasa Di
Ruang Rawat Inap
1. Departemen Kesehatan RI. 2013.
Rumahsakit,Jurnal Gizi Klinik
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Indonesia Volume 1 No. 2004
Sakit. Dirjen Bina Kesehatan
10. Aritonang, I. Penyelenggaraan
Masyarakat. Jakarta.
Makanan. Luatika Nouvalitera.
2. Keputusan Menteri Kesehatan No
Yogyakarta. 2014
129 tahun 2008 tentag Standar
11. Profil RSUD Wates dalam
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
www.rsud.kulonprogokab.go.id
3. NHS (National Health service)
diakses pada tanggal 12 Januari
2005. Managing Food waste In
2017
the NHS Department of Healt
12. Cendanawangi D. N, Tjaronosari,
NHS estates.
Ika Ratna Palupi, Ketepatan Porsi
4. Moehji S. Pengaturan Makanan
Berhubungan dengan Asupan
Dan Diit Untuk Penyembuhan
Makan Pada Lanjut Usia di Panti
Penyakit. PT. Gramedia Jakarta.
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
1992
Bantul, Yogyakarta, Jurnal Gizi
5. Yulianan A.H, Farissa F, Yeni P.
dan Dietetik Indonesia, 2016
Ketepatan Jam Distribusi dan
13. Weekes, C.E, The Effect of
Asupan Makan Pasien dengan
Protected Mealtimes on Meal
Diet Nasi Di Rumah Sakit Umum
Interruption, Feeding Assistence,
Daerah ATambua , Universitas
Energy, and Protein Intake and
Respati Yogyakarta 2012 (sripsi)
Plate Waste, Journal
6. Umiyati Yulis S, Hubungan
Cambridge.(2007) 67 : E119
Ketepatan Waktu Penyajian Dan
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Rasa Makanan Dengan Sisa
No. 715/MENKES/SK/V/2003
Makanan Biasa Kelas II dan III di
tentang Persyaratan Higyne
RSUD RAA Soewondo Pati,
Sanitasi Jasaboga
[Sripsi]. Surakarta : Universitas
15. Almatsier. S. Prinsip Dasar Ilmu
Muhammadiyah Surakarta. 2016
Gizi, PT Gramedia Pustaka
7. Dian B. S. Hubungan Penampilan
Utama. Jakarta 2003
Makanan dengan Faktor Lainya
16. Sumarno, I, S Latinuludan E
dengan Sisa Makanan Pasien
Saraswati. 1997. Pola Konsumsi
Kelas 3 Seruni RS Puri Cinere
Makanan Rumah Tangga
Depok Bulan April – Mei Tahun
Indonesia. Gizi Indonesia
2012. [Skripsi].Universitas
17. Mukrie N. Manajemen Pelayanan
Indonesia .Jakarta . 2012.
Gizi Institusi Dasar. Jakarta.
8. Soegih R. Pola penanganan
Depkes RI. 1990.
kasus gizi di Puskesmas dan
18. Widyastuti, N. Pramono, A.
rumah sakit. Dalam Daldiyono &
Manajemen Jasa Boga. Graha
AR Thaha, editors. Kapita Selekta
Ilmu, Yogyakarta, 2014
Nutrisi Klinik. Jakarta:
19. Departemen Kesehatan RI.
Perhimpunan Nutrisi Enteral dan
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Parenteral Indonesia; 1998.
Sakit. Dirjen Pelayanan Medik
9. Kusumayanti I G A, Hamam H,
Direktorat Rumah Sakit Khusus
Susetyowati. Faktor-Faktor Yang
dan Swasta. Jakarta 1991
Mempengaruhi Kejadian

18
20. Moehyi, S. Penyelenggaraan Comstock di RSUP Dr. Sardjito.
Makanan Institusi dan Jasa Boga. [Tesis].Yogyakarta : UGM; 2001.
Penerbit Bhratara. Jakarta . 1992 26. Comstock, E. M. Pierre. 1981.
21. Hastuti, P.S. Gambaran Sisa Mackierman. Measuring
Makanan pada Pasien Dengan Individual Plate Waste In Scohol
Diet Lunak di Ruang Penyakit Lunch J. Am. Diet Association.
Dalam Rumah Sakit Umum 27. Peraturan Bupati Kabupaten
Daerah RA. Kartini Jepara, Kulon Progo No. 32 tahun 2009
[Tugas Akhir ]. Universitas tentang Standar Minimal
Muhammadiyah Semarang. 2012 Pelayanan RSUD Wates
22. Prawati, E. Gambaran Kepuasan 28. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar
Pasien terhadap Pelayanan J, Lwanga SK. Besar Sample
Makanan Biasa Pasien Rawat dalam Penelitian Kesehatan.
Inap Di Rumah Sakit Umum Yogyakarta: Gajahmada
Ungaran. [KTI] Universitas University Press; 1997
Muhammadiyah Semarang. 2012. 29. Priyanto Oki Hadi, Faktor –
23. Almatsier S. Persepsi Pasien Faktor yang Berhubungan
Terhadap Makanan di Rumah dengan Terjadinya Sisa Makanan
Sakit. Jurnal Gizi Indonesia. 1992 Pada Pasien Rawat Inap Kelas III
24. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. di RSUD Kota
Penilaian Status Gizi edisi 2 Semarang.[Skripsi]. Semarang :
Jakarta: Penerbit Buku FIK Uiversitas Negeri Semarang.
Kedokteran EGC; 2012. 2009
25. Murwani. R. Penentuan Sisa 30. Hamidarshat. Pemulihan Selepas
Makanan Pasien Rawat Inap Bersalin; 2007. Tersedia dalam
Dengan Metode TaksiranVisual http://www.hamidarshat.com
[Diakses 14 Juni 2017]

19

Anda mungkin juga menyukai