Anda di halaman 1dari 6

35

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR


PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1), A. A. Rai Asmani, K. 1)


1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Angkutan Umum Penumpang (AUP) merupakan salah satu sarana transportasi yang
memerlukan perhatian secara khusus oleh pihak-pihak yang terkait yaitu pihak pemerintah
sebagai pembuat kebijakan (regulator), pihak penyelenggara sebagai penyedia jasa (operator)
dan masyarakat sebagai pengguna jasa (user). Hubungan antara pihak-pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan Angkutan Umum Penumpang (AUP) akan sangat menentukan tujuan
terselenggaranya angkutan umum penumpang terutama dari segi tarif. Penentuan tarif
angkutan umum penumpang harus dapat mengakomodir pihak-pihak yang terkait sehingga
tidak ada pihak yang dirugikan sehingga akan mengganggu operasional angkutan umum
penumpang.
Biaya operasional kendaraan merupakan salah satu indikator penentuan tarif yang bisa
digunakan sebagai dasar penentuan tarif minimal. Berdasarkan tarif minimal ini akan
dianalisis lebih lanjut sehingga bisa ditentukan layak tidaknya pengoperasian angkutan umum
penumpang.

Kata kunci: angkutan, biaya, tarif

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693


36

1 PENDAHULUAN tarif tersebut juga layak bagi kemampuan


Dinamika perkembangan social penumpang untuk membayar sewa
ekonomi dan pertumbuhan kota serta (affordability). Tarif angkutan umum yang
penyebarannya adalah dua factor kunci yang layak akan didapat apabila telah dihitung
menentukan perkembangan perkotaan. Dari terlebih dahulu biaya operasional
satu sisi dapat dikatakan bahwa kendaraannya sehingga tidak akan ada fihak
perkembangan perkotaan memegang yang dirugikan.
peranan penting dalam perkembangan social
ekonomi suatu negara. Hal tersebut dapat 2 ANGKUTAN UMUM PENUMPANG
dipelajari dari pengalaman pembangunan
Angkutan Umum Penumpang adalah
nasional, bahwa peranan perkotaan semakin
angkutan umum yang dilakukan dengan
meningkat ditandai dengan meningkatnya
system sewa atau bayar. Tujuan utama
ekonomi perkotaan dalam memberikan
keberadaan angkutan umum penumpang
kontribusi terhadap pendapatan nasional.
adalah menyelenggarakan pelayanan
Dari sisi lain system hirarki perkotaan angkutan yang baik dan layak bagi
ditentukan juga oleh lingkungan fisik masyarakat.
wilayahnya dan system transportasi yang
Ukuran pelayanan yang baik adalah
mempengaruhi terbentuknya struktur hirarki
sangat subyektif namun secara umum dapat
perkotaan tersebut. Struktur perkotaan
disebutkan pelayanan yang dapat
terdiri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,
memberikan tingkat keamanan yang tinggi,
belanja, sekolah,berobat,rekreasi dan
pelayanan yang cepat, tarif yang murah,
sebagainya.
perasaan nyaman dan sebagainya.
Kebutuhan hidup manusia yang tidak
Sistem angkutan umum penumpang
terbatas dan selalu mengalami
menurut tarif dan jenis pelayanan:
perkembangan dari waktu ke waktu
mengakibatkan meningkatnya aktifitas 1. Menurut tarif:
manusia yang menuntut penyediaan sarana a. Tarif Tetap: (Bus Kota,
dan prasarana transportasi yang memadai. Angkutan Kota, Kereta Api,
Penyediaan sarana dan prasarana dimaksud Kapal Laut, Pesawat Terbang).
tidak hanya dari segi kuantitas saja, namun b. Tarif Tidak Tetap: Tergantung
juga dari segi kualitas seiiring dengan pada jarak tempuh (taxi).
kemajuan teknologi yang berkembang pesat 2. Menurut Jenis Pelayanan:
dewasa ini. a. Memberikan jenis pelayanan
dengan rute tetap: (Bus Kota,
Pertumbuhan factor penyebab
Angkutan Kota, Kereta Api,
meningkatnya tarikan dan bangkitan
Kapal Laut, Pesawat Terbang).
perjalanan memerlukan peningkatan sarana
b. Memberikan pelayanan dari titik
dan prasarana transportasi.
asal sampai dengan tujuan :
Salah satu sarana transportasi yang (taxi).
dapat diharapkan menanggulangi
meningkatnya tarikan dan bangkitan
perjalanan dalam kota adalah angkutan 3 BIAYA
umum. Agar seluruh wilayah kota terlayani Pengertian biaya sangat beraneka
maka ditentukan trayek-trayek angkutan ragam, tergantung kepada situasi, tujuan dan
umum. Untuk mendapatkan pelayanan yang sudut pandang yang digunakan. Secara
layak dan nyaman, perlu ditetapkan suatu umum dapat didefinisikan sebagai suatu
tarif angkutan umum penumpang yang mana pengorbanan sumber daya yang ditujukan

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693


37

untuk memperoleh manfaat ( barang atau tak terduga dan keuntungan pemilik
jasa ) pada waktu sekarang dan masa yang kendaraan.
akan datang, kata biaya ini tidak sealu dapat Oleh karena itu untuk mendapatkan
dinilai dengan uang. Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk
kelompok yang mengalami biaya transport mengoperasikan kendaraan tersebut, dengan
berlainan, antara lain: asumsi-asumsi tertentu yang dianggap harus
1. Pemakai system berupa biaya yang ada.
harus dikeluarkan sebagai harga
langsung, seperti ongkos, tariff tol, 4.1 Biaya Langsung
dan lain-lain. Juga termasuk waktu Biaya langsung adalah jumlah biaya
yang telah terpakai, ketidak yang diperhitungkan dalam produksi jasa-
nyamanan penumpang dan jasa angkutan, secara garis besar komponen
kehilangan atau kerusakan barang. biaya langsung dibagi atas:
2. Pemilik system, berupa biaya
1. Biaya Penyusutan atau Depresiasi
langsung untuk operasional dan
2. Biaya Bunga Modal
pemeliharaan.
3. Biaya Awak Kendaraan
3. Non pemakai, adalah orang-orang
4. Biaya BBM
yang tidak memakai system itu,
5. Biaya Pemakaian Ban
tetapi terpengaruh oleh akibat-
6. Biaya Pemeliharaan/Reparasi
akibatnya (orang-orang yang tinggal
Kendaraan
didekat sarana-sarana transportasi)
7. Biaya Retribusi Terminal
seperti perubahan dari nilai tanah,
8. Biaya Administrasi
produktifitas, penurunan dari tingkat
9. Biaya Asuransi
lingkungan (polusi udara,
10. Biaya KIR Kendaraan
kebisingan, estetika).
4. Pemerintah, berupa subsidi dari
sumbangan modal, tetap juga 4.2 Biaya Tidak Langsung
kehilangan hasil dari pajak. Biaya tidak langsung dapat dibagi
menjadi beberapa komponen antara lain :
1. Biaya pegawai kantor
4 KOMPONEN BIAYA OPERASI
2. Biaya pengelolaan terdiri dari:
KENDARAAN
a. Penyusutan gedung kantor
Biaya adalah sebagai dasar penentuan b. Penyusutan bangunan pool dan
tariff jasa angkutan transportasi, tingkat bengkel
tariff transportasi berdasarkan pada biaya c. Penyusutan peralatan kantor
pelayanan yang terdiri dari biaya langsung d. Pemeliharaan kantor, bengkel
dan biaya tidak langsung. dan peralatannya
Biaya operasi kendaraan adalah biaya 3. Biaya administrasi kantor
yang dikeluarkan untuk mengoperasikan 4. Biaya listrik, air dan telepon
kendaraan. Biaya operasi kendaraan 5. Biaya perjalanan dinas
dipengaruhi oleh berbagai kondisi fisik 6. Pajak bumi dan bangunan
jalan, geometric, tipe perkerasan, kecepatan 7. Biaya izin usaha
operasi, dan berbagai jenis 8. Biaya izin trayek
kendaraan.Variabel penting yang 9. Biaya lain-lain/biaya tidak terduga
mempengaruhi hasil perhitungan biaya
operasi kendaraan adalah biaya lansung,
biaya tidak langsung, biaya overhead, biaya

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693


38

5 METODE PERHITUNGAN BIAYA a. Type


OPERASI KENDARAAN (BOK) b. Jenis Pelayanan
Ada beberapa metode perhitungan BOK c. Kapasitas/daya angkut
yaitu (LPM-ITB, 1997): Penumpang
2. Produksi per Bus
1. BOK yang dihitung dengan
a. Km-tempuh/rit
menggunakan metode dari
b. Frekwensi/hari
Departemen Perhubungan,
c. Km-tempuh/hari (a x b)
komponen-komponennya lengkap
d. Penumpang/rit
dan sesuai dengan pengeluaran yang
e. Penumpang/hari (b x d)
dibutuhkan dalam pengoperasian
f. Hari Operasi/bulan
kendaraan.
g. Km-tempuh/bulan (c x f)
2. BOK yang dihitung dengan
h. Penumpang/bulan (e x f)
menggunakan metode dari DLLAJ
i. Km-tempuh/tahun (g x 12 bln)
pada umumnya hampir sama dengan
j. Penumpang/tahun ( h x 12 bln
metode Departemen Perhubungan
3. Biaya Per Microbus-Km
namun ada komponen-komponen
a. Biaya Langsung
biaya yang dimasukkan hanya 50%
i. Biaya Penyusutan
dari biaya sebenarnya seperti: biaya
 Harga Kendaraan
KIR kendaraan, biaya retribusi
terminal dan biaya ijin trayek. Hal  Masa Penyusutan
ini akan menyebabkan BOK hasil  Nilai Residu
perhitungan menjadi lebih kecil dari  Penyusutan per Bus-Km
BOK yang sebenarnya. ii. Bunga Modal
3. BOK yang dihitung dengan  Bunga Modal/th
menggunakan metode dari FSTPT iii. Gaji dan Tunjangan Awak
(Forum Studi Transportasi Antar Microbus
Perguruan Tinggi) hampir sama  Susunan/jumlah awak bus
dengan metode Departemen  Sopir
Perhubungan namun komponen  Kondektur
biayanya tidak selengkap pada  Biaya Awak Microbus per
metode Departemen Perhubungan, tahun
seperti pada pemeliharaan  Gaji/upah
kendaraan,tidak mencantumkan  Uang Dinas
biaya untuk service besar dan  Jasa/Tunjangan
service kecil. Padahal pada  Kerja Operasi
kenyataannya kendaraan  Tunjangan Sosial
memerlukan komponen-komponen  Biaya per Microbus-Km
biaya tersebut. iv. Biaya Bahan Bakar Minyak
(BBM)
6 BIAYA OPERASI KENDARAAN  Pemakaian BBM/ M.bus/
Biaya Operasi Kendaraan pada hari
umumnya dibagi atas dua jenis dan  Km-tempuh/hari
analisanya sebagai berikut:  Pemakaian BBM
 Harga BBM
6.1 Biaya Dasar Angkutan Kota  Biaya BBM/microbus/hari
1. Karakteristik Kendaraan  Biaya BBM/bus-km

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693


39

v. Ban x. Retribusi Terminal


 Jumlah Pemakaian Ban  Retribusi Terminal/rit
 Daya tahan ban  Jumlah rit/tahun
 Harga ban/buah  Retribusi terminal/tahun
 Biaya ban/seat-km  Biaya retribusi terminal/
vi. Service Kecil Microbus-Km
 Service Kecil dilakukan xi. STNK
setiap 500 km  Biaya STNK/microbus
 Biaya bahan  Biaya STNK/seat-km
 Olie Mesin xii. KIR
 Gemuk  Frekuensi kir/th
 Minyak Rem  Biaya Setiap kali kir
 Solar/bensin  Biaya kir/th
 Upah atau service bila  Biaya kir/Seat-Km
dilakukan di luar b. Biaya Tidak Langsung
vii. Service Besar i. Biaya tidak langsung per
 Service besar dilakukan segmen usaha per tahun
setiap 3.000 km  Biaya Pengelolaan
 Biaya bahan:  Ijin Trayek
 Olie Mesin  Ijin Usaha (5jt / 7th)
 Olie Gardan ii. Biaya tidak langsung per
 Olie Transmisi microbus
 Gemuk iii. Biaya tidak langsung/ km
 Minyak Rem
 Platina 7 TARIF
 Busi Prinsip dasar kebijakan penetapan tarif
 Kondensor jasa perhubungan terdiri dari 3 ( tiga ) aspek
 Filter (olie+udara) pertimbangan yaitu :
 Solar/bensin
4. Sisi Operator selaku Penyedia
 Upah atau service bila Jasa,dimana pertimbangan financial
dilakukan di luar dengan pendekatan kepada factor
viii. Biaya General Overhoul kelangsungan usaha dengan
 General Overhoul memperhitumgkan biaya dari setiap
dilakukan setiap 225.000 jenis jasa perhubungan (Cost Of
Km service) dan nilai jasa yang
 Biaya Overhoul/tahun diproduksi dan penggunaan
 Upah teknologi (Value Of Service).
 Bahan 5. Sisi Masyarakat selaku Pengguna
 Jumlah Jasa, dimana pertimbangan social
 Biaya overhaul per ekonomi dengan pendekatan kepada
microbus-Km : daya beli masyarakat dengan
ix. Cuci Microbus memperhitungkan kemampuan
 Biaya cuci microbus/hari membayar (ability to pay) dan
 Biaya cuci microbus/bulan kemauan membayar (willingness to
 Biaya cuci microbus/ pay).
microbus-Km

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693


40

6. Sisi Pemerintah selaku Regulator, No.41 Tahun 1993, Tentang


dimana pertimbangan kebijakan Trayek.
nasional dengan lebih menekankan Idwan Santosa, 1996, Perencanaan
kepada stabilitas nasional, namun Prasarana Angkutan Umum.
tetap dengan memperhitungkan
tercapainya keadaan optimum
allocation resources dengan
memperhatikan criteria efisiensi dan
criteria pemerataan dalam
pembangunan serta menjaga tingkat
pelayanan (level of service) dalam
rangka peningkatan kinerja
pelayanan jasa perhubungan.
Untuk keperluan perhitungan tarif
angkutan umum, biaya-biaya diatas dirubah
menjadi total biaya per penumpang, karena
hal itu terdapat asumsi-asumsi lainnya yang
diambil oleh Departemen Perhubungan
sebagai dasar perhitungan tarif.

8 PENENTUAN TARIF
1. Biaya pokok per Microbus/km
merupakan jumlah dari biaya berikut
ini:
a. Biaya langsung (Rp. /km)
b. Biaya tidak langsung (Rp. /km)
2. Biaya pokok per Pnp-km diperoleh
dari Biaya pokok/bus dibagi dengan
jumlah seat, sehingga biaya pokok
per penumpang adalah biaya pokok
per Pnp-km dikali dengan jarak
tempuh.

9 DAFTAR PUSTAKA
Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan
Pusat Pendidikan dan Latihan
Perhubungan Darat, 1996
Denpartemen Perhubungan Republik
Indonesia, UU No.38 Tahun 2004,
Tentang Jalan
Denpartemen Perhubungan Republik
Indonesia, Keputusan Mentri
Perhubungan No.31 Tahun 1995,
Tentang Terminal
Denpartemen Perhubungan Republik
Indonesia, Peraturan Pemerintah

PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015 ISSN: 2303-2693

Anda mungkin juga menyukai