Anda di halaman 1dari 3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT JL.MEDAN MERDEKA BARAT No.8 TELP. (021) 3813269, 3842480 IG__:@djplkemenhubi151 JAKARTA 10110 Fax (021) 3811786, 3845430 FB :Ditien Perhubungan Laut EMAIL jpl@dephub.go.id Twitter :@djplkemenhub151 . Para Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama; . Para Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama; . Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam; Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan; Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan; . Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners’ Association (INSA); Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Indonesian Shipping Agencies Association (ISAA). OMaene x SURAT EDARAN Nomor: $6 - O38 4 Taw 2093 TENTANG KEWAJIBAN KAPAL BERBENDERA INDONESIA MEMILIKI SERTIFIKAT DANA JAMINAN GANTI RUGI PENCEMARAN MINYAK DAN/ATAU SERTIFIKAT DANA JAMINAN GANTI RUGI PENCEMARAN MINYAK BAHAN BAKAR DALAM RANGKA PEMENUHAN KELAIKLAUTAN KAPAL 1. Latar Belakang. Untuk melaksanakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim, kapal niaga berbendera Indonesia dengan jenis dan ukuran tertentu yang telah memiliki Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran atau asuransi atas tanggung jawabnya terhadap kerugian pihak ketiga wajib memiliki Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran. 2. Maksud dan Tujuan. Dalam rangka keseragaman penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) oleh Syahbandar, kapal niaga berbendera Indonesia dengan jenis dan ukuran tertentu yang beroperasi di perairan Indonesia dan /atau perairan internasional wajib memiliki Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak dan/atau Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak Bahan Bakar. 3. Ruang Lingkup Surat Edaran. Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi: - Penerbitan Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak; - Penerbitan Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak Bahan Bakar; dan ~ Pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak terhadap penerbitan sertifikat. 4. Dasar Hukum. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; . Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkuhgan Maritim; “Mentaati Peraturan Pelayaran Berarti Mendukung Terciptanya Keselamatan Berlayar” aoe e. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran; f. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1978 tentang Pengesahan International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage, 1969; g. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1999 tentang Pengesahan Protocol of 1992 to Amend the International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage, 1969 (Protokol 1992 tentang Perubahan Terhadap Konvensi internasional tentang Tanggung Jawab Perdata untuk Kerusakan Akibat Pencemaran Minyak, 1969); h. Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2014 tentang Pengesahan International Convention on Civil Liability for Bunker Oil Pollution Damage, 2001 (Konvensi Internasional tentang Tanggung Jawab Sipil atas Kerugian Akibat Pencemaran Minyak Bahan Bakar, 2001); i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim; j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 28 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar dan Persetujuan Kegiatan Kapal di Pelabuhan. 5. Isi Edaran. a. Pemilik dan operator kapal segera mengurus pertanggungan Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran yang berasal dari minyak muatan dan/atau minyak bahan bakar kapal sebelum mengajukan permohonan penerbitan sertifikat kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktur Perkapalan dan Kepelautan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Syahbandar berwenang menunda keberangkatan kapal untuk berlayar terhadap kapal- kapal yang wajib diterapkan aturan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 tahun 2022 jika kapal belum memiliki sertifikat: - Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak (Certificate of Insurance or Other Financial Security in Respect of Civil Liability for Oil Pollution Damage); - Sertifikat Nasional Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak (Certificate of Insurance or Other Financial Security in Respect of Civil Liability for Oil Pollution Damage); - Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak Bahan Bakar (Certificate of Insurance or Other Financial Security in Respect of Civil Liability for Bunker Oil Pollution. Damage); dan/atau - Sertifikat Nasional Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran Minyak (National Certificate of Insurance or Other Financial Security in Respect of Civil Liability for Bunker Oil Pollution Damage) yang merupakan persyaratan kelaiklautan dan pengoperasian kapal serta wajib berada di atas kap: c. Penerbitan sertifikat sebagaimana tersebut pada huruf b dikenakan pungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan; . Bagi Pemilik dan operator kapal yang tidak memenuhi kewajiban memiliki sertifikat dana jaminan ganti rugi pencemaran dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Para Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, para Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam, para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, dan Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan agar menyampaikan dan mensosialisasikan Surat Edaran ini kepada pemilik dan operator kapal yang berdomisili di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis, melakukan koordinasi pengawasan kepatuhan Surat Edaran ini, dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut; f. Surat Edaran ini berlaku efektif paling lama 3 (tiga) bulan sejak ditetapkan dan dapat dievaluasi sesuai dengan kebutuhan. 6. Penutup. Demikian disampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Ditetapkan di : Jakarta ‘Tembusan: Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Direktur Perkapalan dan Kepelautan; Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai; Direktur Kepelabuhanan; dan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut. Noy pene

Anda mungkin juga menyukai