Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA

ILMIAH MELALUI TEKNIK SISPEM PADA SISWA SMAN1


SINGARAJA

I Nengah Suandi, Ni Made Halustini, dan Nyoman Widiarsini

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Genesha Jln. A. Yani No. 67 Singaraja
SMAN 1 Singaraja, Jln. Pramuka No. 4 Singaraja

Abstrak: Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik sispem dapat
meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMAN 1 Singaraja.
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI SMAN1 Singaraja tahun 2008. Data yang telah
dikumpulkan dengan metode observasi, kuesioner, dan pemberian tugas kemudian dianalisis
dengan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teknik sispem dapat meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI
SMAN1 Singaraja. Secara kuantitatif, hal ini tampak dari perolehan nilai rata-rata dari 6,8 pada
siklus I naik menjadi 7.9 pada siklus II, sedangkan secara kualitatif, hal ini tampak dari hasil
pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan senang
terhadap penggunaan teknik sispem dalam pembelajaran menulis karya ilmiah dan cukup
memudahkan dalam memahami materi pembelajaran menulis karya ilmiah.

Abstract: This study investigated the extent modeling technique could improve scientific skill of
the students of class XI SMAN 1 Singaraja. This study belonged to classroom based action
research with qualitative approach. The subjects were the students of class XI SMAN1 Singaraja
in 2008. The data which were collected through observation, questionnaire, and assignment were
analyzed by quantitative descriptive and qualitative descriptive methods. The result demons-
trated that (sispem) modeling technique could improve scientific writing skill of the students of
class XI SMAN 1 Singaraja. Quantitatively this was shown by the increase in the average score,
from 6.8 in cycle I to 7.9 in cycle II, while qualitatively this was apparent from the results of ob-
servation and interview in which most of the students stated that they liked to study scientific
writing through the modeling technique and could understand the scientific writing instructional
material quite easily.

Kata kunci: keterampilan menulis, teknik sispem

Sulit dipungkiri betapa pentingnya keterampilan menulis surat dinas, dan menulis laporan suatu ke-
menulis bagi siswa. Keraf (1996) menyatakan giatan. Senada dengan hal di atas, Akhadiah (1998)
bahwa keberhasilan siswa dalam mengikuti kegia- mengatakan bahwa menulis membawa seseorang
tan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan mengenali potensi diri, memperluas cakrawala,
oleh kemampuannya menulis. Dikatakan juga bah- mendorong seseorang belajar aktif, dan membiasa-
wa seseorang yang tidak mampu menulis dengan kan seseorang berpikir dan berbahasa secara tertib.
baik akan mengalami berbagai kendala dalam Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat merekam,
berkomunikasi karena berbagai pekerjaan dalam memberitahukan, meyakinkan, dan memengaruhi
kehidupan sehari-hari menuntut seseorang mampu orang lain. Bahkan, kiranya tidak berlebihan apa
menulis seperti menulis surat lamaran pekerjaan, yang dikatakan Tarigan (1984:4) bahwa menulis

80
I Nengah Suandi, dkk., Pemahaman dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi GuruMatematik... 81

merupakan suatu ciri orang terpelajar atau bangsa dilakukan dibandingkan pembelajaran membaca,
terpelajar. berbicara, dan menyimak. Dalam pembelajaran
Keterampilan menulis merupakan keterampil- menulis paragraf, misalnya, banyak siswa belum
an berbahasa yang paling tinggi tingkatannya di- memahami secara jelas mana sosok paragraf yang
bandingkan keterampilan berbicara, keterampilan tergolong narasi, deskripsi, eksposisi, maupun per-
membaca, dan keterampilan menyimak/mendengarkan. suasi. Disuruh menulis paragraf deskripsi, misal-
Hal ini mudah dipahami karena dilihat dari segi nya, ternyata yang muncul paragraf eksposisi atau
tahapan pemerolehan bahasa, keteram-pilan menulis sebaliknya disuruh menulis paragraf eksposisi, ter-
dilakukan pada tahapan terakhir setelah pemeroleh- nyata yang muncul paragraf deskripsi. Dikatakan
an menyimak, berbicara, dan membaca. Akhdiah, juga bahwa banyak siswa belum memahami de-
dkk. (1996/1997:iii) mengatakan bahwa berbeda ngan jelas hakikat unsur-unsur yang membangun
dengan kemampuan menyimak dan berbicara, ke- sebuah komposisi atau karya ilmiah baik dalam
mampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah. wujud sebuah komposisi yang utuh maupun dalam
Kemampuan menulis harus dipelajari dan dilatihkan wujud bagian dari sebuah komposisi.
dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, pembela- Adapun bagian dari sebuah komposisi itu
jaran menulis di SMA, khususnya menulis karya dapat berupa pendahuluan, pembahasan/isi, dan pe-
ilmiah, sudah sepatutnya mendapatkan perhatian nutup. Dari tiga bagian utama sebuah komposisi
serius dari pihak praktisi pendidikan maupun dari itu, kesulitan pertama dan utama yang dialami oleh
pihak LPTK. siswa terletak pada bagian pendahuluan yang me-
Pada satu sisi, memang disadari betapa pen- liputi penyusunan latar belakang, masalah, tujuan,
tingnya keterampilan menulis karya ilmiah bagi dan manfaat tulisan. Guru juga menemukan bahwa
siswa baik selama mengikuti proses pendidikannya banyak siswa belum mampu menciptakan adanya
di SMA maupun dalam rangka persiapan melan- keserasian antara judul tulisan dengan bagian latar
jutkan pendidikannya pada jenjang pendidikannya belakang, masalah, tujuan, dan manfaat tulisan se-
yang lebih tinggi. Namun, pada sisi lain, berbagai hingga tidak tampak adanya benang merah di
persoalan masih mewarnai pembelajaran menulis antara unsur-unsur yang membangun sebuah karya
secara umum di SMA. Persoalan tersebut pada da- ilmiah khususnya unsur-unsur yang membangun
sarnya menyangkut proses dan hasil belajar siswa sebuah pendahuluan. Di samping itu, banyak siswa
dalam bidang menulis. belum menyadari pentingnya keterampilan menulis
Dilihat dari segi hasil belajar, berdasarkan dalam kehidupan mereka.
hasil diskusi dengan guru bahasa Indonesia di kelas Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilaku-
XI IA1 SMAN 1 Singaraja, kemampuan menulis kan dengan guru yang mengajarkan bahasa Indo-
siswa tergolong masih rendah. Nilai rerata yang nesia, disepakati bahwa rendahnya keterampilan
diperoleh masih jauh di bawah nilai rerata standar menulis siswa tampaknya tidak terlepas dari faktor
yang ditetapkan sekolah atau di bawah 75 (tujuh proses pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan.
puluh lima), yaitu cuma 64. Hanya anak-anak yang Pembelajaran menulis boleh dikatakan masih ber-
kebetulan memilih ekstra KIR (Karya Ilmiah sifat konvensional seperti dikemukakan di bawah
Remaja), yang berhasil mendapatkan nilai di atas ini.
tujuh puluh lima atau di atas nilai rerata standar Sesuai hasil wawancara yang dilakukan de-
sekolah. ngan guru bahasa Indonesia di kelas X, dalam
Sehubungan dengan rendahnya keterampilan pembelajaran menulis, guru memang sudah mem-
menulis siswa, dilakukan wawancara dengan guru berikan teori yang berkaitan dengan hakikat sebuah
yang mengajarkan bahasa Indonesia di kelas ter- tulisan atau komposisi, jenis tulisan, langkah-langkah
sebut. Hasil wawancara dengan guru bahasa Indo- menulis (meliputi langkah persiapan, langkah pelak-
nesia yang mengajar di kelas itu menunjukkan sanaan, dan langkah pelaporan), maupun unsur-
bahwa pembelajaran menulis memang paling sulit unsur sebuah tulisan dengan menggunakan bagan-
82 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 80-88

bagan. Dikatakan juga bahwa penggunaan model bilkan dari beberapa contoh karya tulis siswa SMA
tulisan secara utuh sangat jarang dilakukan guru. yang telah berhasil mendapat juara baik pada ting-
Kalau toh digunakan model tulisan, analisis terha- kat nasional maupun pada tingkat provinsi. Namun,
dap unsur-unsur yang membangun tulisan tersebut model karya ilmiah ini tidak hanya disodorkan
kurang dilakukan secara maksimal. Dengan demikian, begitu saja kepada siswa untuk dibaca di rumah
pengetahuan siswa tentang hakikat sebuah karya lalu mereka disuruh menulis, tetapi di bawah bim-
tulis bersifat sepotong-sepotong, tidak menyeluruh. bingan guru, model-model tersebut dianalisis atau
Dengan cara semacam ini, tentu siswa tidak mampu dibahas di dalam kelas. Dalam kegiatan analisis ini,
menghayati hakikat sebuah karya tulis. Mereka ku- siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
rang mampu menghayati hakikat tiap-tiap unsur seputar komponen-komponen yang membentuk
tersebut dan juga kurang mampu menghayati ke- karya ilmiah tadi seperti: (1) Apa latar belakang
terkaitan unsur satu dengan unsur lain yang mem- penulis mengangkat judul tulisan tersebut?; (2)
bentuk sebuah karya tulis atau karya ilmiah. Bagaimana ciri-ciri mendasar atau kaidah-kaidah
Pembelajaran tampak belum memberikan ke- judul, latar belakang, masalah, tujuan, dan manfaat
sempatan secara maksimal kepada siswa untuk suatu tulisan yang tergolong karya ilmiah?; (3) dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Bagaimana kaitan antara judul, latar belakang,
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah masalah, tujuan, manfaat, dan lingkup penelitian?
yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagai- Adapun tujuan pengembangan inovasi ini
mana teknik sispem dapat meningkatkan keteram- adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis
pilan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI karya ilmiah melalui teknik sispem pada siswa
SMAN 1 Singaraja. Mengingat terbatasnya waktu kelas XI SMAN 1 Singaraja.
penelitian, keterampilan menulis karya ilmiah yang Hasil penelitian ini diharapkan dapat mem-
dimaksudkan di sini dibatasi pada penulisan karya berikan manfaat bagi pihak-pihak terkait terutama
ilmiah yang berupa hasil kajian pustaka. Karya bagi pihak siswa, guru, serta dosen dan mahasiswa
ilmiah kajian pustaka ini pun dibatasi pada unsur calon guru. Bagi siswa, pengembangan inovasi ini
judul dan unsur pendahuluan, yang meliputi peru- setidak-tidaknya dapat memberikan manfaat dalam
musan latar belakang, perumusan masalah, peru- dua hal: memberi kesempatan kepada siswa untuk
musan tujuan, dan perumusan manfaat tulisan. Dasar mencoba mengonstruksi pengetahuannya sendiri,
penetapan lingkup pengembangan (hanya bagian dan memudahkan siswa dalam memahami berba-
pendahuluan) ini dilandasi oleh adanya pendapat gai konsep yang berkaitan dengan penulisan karya
”The beginning is half of the whole” (Plato dalam ilmiah sehingga pada gilirannya mereka lebih mudah
Swales dan Feak, 1997:173). Pendahuluan mem- dalam mewujudkan suatu karya ilmiah.
punyai kedudukan yang sangat strategis diban- Bagi guru bahasa Indonesia di SMA1 Singa-
dingkan dua bagian tulisan lainnya, isi dan penutup. raja, pada khususnya, dan guru bahasa Indonesia di
Bagian pendahuluan berfungsi menarik perhatian luar SMA1 Singaraja, pada umumnya, pengem-
pembaca, mengantarkan pembaca memasuki per- bangan inovasi ini diharapkan memberikan man-
soalan pokok dalam suatu tulisan, dan memberikan faat praktis dalam upaya meningkatkan kualitas
gambaran umum tentang apa yang akan dijumpai pembelajaran menulis karya ilmiah dengan meng-
oleh pembaca dalam tulisan itu. gunakan hasil pengembangan inovasi ini sebagai
Sehubungan dengan permasalahan di atas, tim salah satu strategi/alternatif.
pengembang bersepakat untuk mengatasi permasa- Bagi dosen dan mahasiswa calon guru, pe-
lahan tersebut melalui teknik sispem (analisis pe- ngembangan inovasi ini diharapkan dapat dijadikan
modelan) dalam pembelajaran menulis. Dengan sebagai salah satu sumber informasi dalam upaya
teknik sispem, siswa diberikan beberapa model meningkatkan kualitas profesional mereka sekali-
karya ilmiah untuk dibaca dan dipelajari di rumah. gus dalam rangka mengembangkan pembelajaran
Model karya ilmiah yang diberikan akan diam- bahasa Indonesia yang inovatif.
I Nengah Suandi, dkk., Pemahaman dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi GuruMatematik... 83

Untuk mengatasi permasalahan itu, dalam pe- Pengembangan tergolong penelitian tindakan kelas
nelitian ini, akan dicoba digunakan teknik sispem dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dikata-
(analisis pemodelan) dalam pembelajaran menulis kan demikian karena pengembang terlibat langsung
karya ilmiah. Teknik sispem (analisis pemodelan) dalam proses pengembangan mulai dari awal sampai
dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu berakhirnya pengembangan (Cf. Madya, 1994).
strategi pembelajaran menulis karya ilmiah dengan Dalam pengembangan ini, diadakan kolaborasi an-
terlebih dahulu memberikan sebuah model tulisan tara dosen dan praktisi. Kolaborasi dimaksudkan
karya ilmiah untuk dibaca kemudian mengajak sebagai bentuk kerja sama antara dosen (peneliti)
siswa membahas atau menguraikan bagian-bagian dengan guru (praktisi) sehingga terwujud kesamaan
yang membangun karya tulis itu di dalam kelas. pemahaman dan kesepakatan terhadap suatu per-
Dengan teknik sispem ini, siswa tidak hanya di- masalahan, pengambilan keputusan yang tepat, dan
sodori model tulisan yang bisa dijadikan contoh pada gilirannya menghasilkan kesamaan tindakan.
dalam membuat suatu tulisan yang baru, tetapi juga Kegiatan komunikasi di antara tim pengembang
mengajak mereka untuk terlibat secara langsung bersifat simetris, yang artinya bahwa dalam pe-
dalam kegiatan membedah model tulisan dimaksud. ngembangan ini, baik dosen/peneliti maupun prak-
Dengan teknik ini, siswa diberikan model yang tisi memiliki posisi yang sama (Cf. Rofiu’uddin,
bisa ditiru untuk membuat tulisan yang baru. Be- 1994).
lajar menulis dengan model tulisan tampaknya dapat Perencanaan tindakan meliputi beberapa hal
memudahkan siswa dalam memahami sosok suatu seperti dikemukakan di bawah ini. (1) Kolaborasi
karya tulis (karya ilmiah). Dengan contoh-contoh dosen/peneliti dan guru dalam merancang rencana
tulisan nyata sebagai model, logikanya guru akan tindakan untuk materi menulis karya ilmiah dengan
berhasil menjadikan sesuatu yang sulit dan abstrak menggunakan teknik sispem. (2) Kolaborasi dosen/
menjadi jelas, terang, dan mudah. peneliti dan guru dalam merancang perangkat pem-
Argumentasi logis lain yang dapat diberikan belajaran (RPP, LKS, dan instrumen pengembang-
berkaitan dengan pemilihan teknik sispem dalam an) dengan menggunakan teknik sispem. (3) Ko-
upaya meneningkatkan keterampilan menulis karya laborasi dosen/peneliti dan guru dalam menyiapkan
ilmiah siswa adalah sebagai berikut. Dengan meli- media pembelajaran dengan menggunakan teknik
batkan siswa untuk menganalisis model tulisan sispem. (4) Kolaborasi dosen/peneliti dan guru
yang diberikan guru, pada hakikatnya siswa diberi- dalam menyusun alat evaluasi
kan kesempatan untuk membaca secara kritis sosok Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan
sebuah karya ilmiah. Logikanya makin kritis akti- kegiatan-kegiatan berikut. Pertama, melakukan
vitas membaca siswa, semakin tinggi kemampuan diskusi kolaboratif antara peneliti dan guru dalam
menulisnya. Demikian pula sebaliknya makin rendah rangka menyamakan persepsi tentang bagaimana
daya kritis siswa dalam membaca, semakin rendah pelaksanaan tindakan atau pelaksanaan pembelajar-
kemampuan mereka dalam menulis. Hal ini dilan- an menulis karya ilmiah dengan teknik sispem.
dasi oleh pemikiran bahwa ada hubungan yang Kedua, melaksanakan pembelajaran di kelas. Pem-
sangat erat antara menulis dan membaca, khususnya belajaran dilakukan oleh guru (praktisi) sesuai
membaca kritis. Makin banyak orang membaca, se- dengan rancangan pembelajaran yang telah di-
makin mudah orang itu dalam menulis. Sebaliknya, kerjakan. Adapun kegiatan guru dan siswa sebagai
makin jarang orang membaca, semakin sulit orang berikut. (1) Guru menyampaikan apersepsi dan
itu dalam menulis. tujuan pembe-lajaran menulis karya ilmiah sekali-
gus manfaat penting materi pembelajaran tersebut.
METODE (2) Guru membagi siswa ke dalam beberapa ke-
lompok (antara 4-5 orang). Kelompok diupayakan
Pengembangan melibatkan siswa kelas XI pada bersifat heterogen terutama dari segi kemampuan
SMAN 1 Singaraja sebagai subjek pengembangan. dan jenis kelamin. (3) Guru membagikan model
84 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 80-88

karya ilmiah untuk dibaca/dicermati yang nantinya yang dilakukan adalah observasi nonpartisipatif.
bisa dijadi-kan contoh dalam menulis karya ilmiah Dalam observasi nonpartisipatif, pengamat/obser-
(dalam hal ini menulis bagian pendahuluan karya ver tidak ikut berpartisipasi dalam keseluruhan
ilmiah).(4) Guru meminta untuk mendiskusikan kegiatan yang diteliti. Kegiatan observasi dimak-
model tulisan itu pada kelompoknya masing- sudkan untuk mengumpulkan data tentang pelaksa-
masing sekaligus mengidentifikasi unsur-unsur naan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan
yang membentuk karya tulis tersebut. (5) Ber- menggunakan teknik sispem. Observasi dilaksanak-
dasarkan hasil identifikasi itu, siswa diminta me- an selama kegiatan pembelajaran berlangsung oleh
nyusun kerangka model tulisan tersebut. (6) Guru peneliti dan guru berdasarkan pedoman observasi
meminta masing-masing kelompok menyajikan ke- yang telah ditetapkan.
rangka karangannya di depan kelas diikuti dengan Tes yang dimaksud berupa tugas individual
tanya jawab. (7) Guru menugaskan siswa menyusun untuk menyusun sebuah pendahuluan karya ilmiah
karya tulis (draf awal), khusus bagian pendahuluan, berdasarkan topik-topik yang ditetapkan dan model
berdasarkan model tulisan, yang telah dianalisis yang telah dikemukakan dan dianalisis sebelum-
hingga tersusun kerangka karangan dan topik yang nya. Tes ini juga disusun secara kolaboratif antara
ditetapkan guru secara individual. (8) Tulisan da- peneliti dan guru. Pemberian tugas ini dimaksud-
lam bentuk draf awal dikumpulkan lalu dibagikan kan untuk mengukur sejauh mana keterampilan
kembali kepada siswa untuk dikoreksi dan dilihat menyusun karya ilmiah (bagian pendahuluan) ber-
kesesuaiannya dengan model tulisan yang telah dasarkan penggunaan teknik sispem yang telah
ditetapkan. (9) Guru kembali mengumpulkan karya dilaksanakan.
tulis siswa untuk dikoreksi kembali. (10) Guru Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
membahas aneka kesalahan yang ditemukan dalam data tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap
tulisan siswa di dalam kelas. (11) Guru meminta penggunaan teknik sispem dalam upaya mening-
siswa untuk merevisi tulisannya berdasarkan hasil katkan keterampilan menulis karya ilmiah siswa.
koreksi yang dilakukan siswa maupun yang dila- Untuk mengklarifikasi hasil observasi yang
kukan oleh guru dan menulis kembali menjadi draf telah dilakukan digunakan metode wawancara. Wa-
akhir. (12) Draf akhir siswa dikumpulkan untuk wancara juga dilakukan oleh peneliti dan guru
dievaluasi oleh guru. (13) Guru menutup pelajaran berdasarkan pada data hasil observasi yang dilaku-
sambil menyampaikan rangkuman terhadap materi kan selama pelaksanaan pembelajaran.
pelajaran yang telah diberikan. Karena pembelajar- Sesuai dengan jenis pendekatan yang diguna-
an menulis memerlukan waktu yang lama, imple- kan, dalam penelitian ini, digunakan metode ana-
mentasi tindakan dalam setiap siklus akan dilaku- lisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
kan dalam dua tahap pada hari yang berbeda. Dengan analisis deskriptif kuatitatif, dimaksudkan
Ketiga, peneliti dan guru mengkaji pelaksanaan bahwa data-data khusus berupa angka-angka me-
tindakan yang selanjutnya melakukan perbaikan nyangkut keterampilan menulis bagian karya
baik pada rancangan pembelajaran maupun pelak- ilmiah yang berhasil ditemukan dalam penelitian
sanaan pembelajarannya sampai ditemukan ranca- dikumpulkan bersama-sama lalu dibuat abstraksi-
ngan dan pelaksanaan pembelajaran yang terbaik nya. Dengan analisis deskriptif kualitatif, dimak-
sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. sudkan bahwa hal-hal khusus yang berhasil ditemu-
Data dikumpulkan dengan metode observasi, kan dalam penelitian dikumpulkan bersama-sama
tes (tugas), dan kuesioner. Observasi dilakukan lalu dibuat abstraksinya (Bogdan dan Bilklen,
untuk mengumpulkan data tentang perilaku guru 1990). Dengan kata lain, data dan bukti-bukti yang
dan perilaku siswa selama pelaksanaan tindakan diperoleh tidak dimaksudkan untuk membuktikan
atau selama kegiatan pembelajaran berlangsung. atau menolak hipotesis. Pengelompokan dan peng-
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru yang abstraksian dilakukan secara terus-menerus selama
tidak melakukan tugas mengajar. Teknik observasi
I Nengah Suandi, dkk., Pemahaman dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi GuruMatematik... 85

pengumpulan data tanpa harus menunggu berakhir- rangka karangan. Pada tahap kedua, siswa diminta
nya seluruh proses pengumpulan data. mengembangkan kerangka karangan tersebut men-
Adapun langkah-langkah yang dilakukan da- jadi sebuah karangan. Sesuai lingkup penelitian yang
lam tahap pemrosesan ini pada garis besarnya telah dikemukakan, model karya ilmiah yang di-
meliputi: (1) seleksi data; (2) tabulasi data; dan (3) analisis maupun karya ilmiah yang disusun terbatas
analisis data (Cf. Suryabrata, 1983:85). Sesuai de- pada bagian pendahuluan. Implementasi tindakan
ngan namanya, pada tahap seleksi data, dilakukan dilakukan oleh seorang guru (Dra. Ni Made Halustini),
penyeleksian atas semua data yang berhasil dikum- sedangkan pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
pulkan. Data yang telah terkumpul diuji berdasar- seorang guru yang lain (Luh Widhiarsini, S.Pd.).
kan validitas, reliabilitas, dan kelengkapannya. Data Siklus pertama tahap pertama dilakukan pada
yang tidak memenuhi ketiga persyaratan ini ter- hari Sabtu, 10 Mei 2008 jam 6 - 7 (pukul 12.00 s.d.
paksa tidak ikut dianalisis. Tabulasi data dimak- 13.30) di kelas XI IA1. Dari jumlah siswa sebanyak
sudkan bahwa data yang telah terseleksi, diatur atau 30 orang, dua orang tidak hadir sehingga jumlah
disusun dalam bentuk tabel atau matrik sehingga siswa yang hadir hanya 28 orang. Setelah menyam-
memudahkan dalam tahap analisis. Selanjutnya, tahap paikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, guru me-
analisis data menggunakan analisis nonstatistik atau nyampaikan pengertian karya ilmiah, jenis karya
menggunakan menggunakan analisis deskriptif. ilmiah, dan tahapan menulis karya ilmiah. Selanjut-
Data tentang hasil belajar siswa yang berupa nya, guru membagikan model pendahuluan karya
kemampuan menulis karya ilmiah (bagian penda- ilmiah yang berupa kajian pustaka kepada semua
huluan) dan data tentang tanggapan siswa berkaitan siswa untuk dicermati bagian-bagian yang mem-
dengan pelaksanaan teknik sispem dalam rangka bentuknya seperti judul, latar belakang, masalah/tu-
meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah juan, dan manfaat tulisan. Adapun judul karya il-
siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan des- miah yang dijadikan model dalam pembelajaran ada-
kriptif kualitatif. Artinya data tentang kemampuan lah Upaya Mengatasi Budaya Menyontek di Kala-
menulis karya ilmiah setiap siswa dan data tentang ngan Siswa.
tanggapan siswa terhadap pelaksanaan teknik sispem Untuk mencermati model karya ilmiah itu,
disusun secara sistematis kemudian ditarik suatu siswa disuruh duduk sesuai dengan kelompok me-
simpulan. Data tentang pelaksanaan pembelajaran reka masing-masing. Tampak semua anak mencer-
yang dikumpulkan melalui metode observasi dan mati model tulisan. Selanjutnya, perwakilan kelom-
wawancara dianalisis dengan metode deskriptif pok diminta menyampaikan hasil pencermatanya di
kualitatif. depan kelas. Karena keterbatasan waktu, hanya satu
kelompok yang bisa tampil. Hasil tampilan siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan komentar oleh guru cuma tampak kurang
komprehensif dan mendalam. Guru tidak banyak
Untuk menjawab permasalahan dalam pene- menunjukkan contoh-contoh pada model tulisan
litian ini, diperlukan dua siklus. Pada siklus I, diim- ketika berbicara tentang kaidah penulisan kompo-
plementasikan rencana tindakan seperti yang telah nen pendahuluan karya ilmiah. Walaupun demi-
direncanakan pada Bab III. Implementasi rencana kian, ketika diberikn kesempatan untuk bertanya,
tindakan pada kedua siklus dilaksanakan dalam dua tidak seorang siswa pun yang mengajukan perta-
tahap pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan nyaan. Oleh karena itu, guru langsung menyuruh
karena pembelajaran menulis karya ilmiah memer- membuat tulisan dengan topik Penerapan Undang-
lukan waktu yang cukup lama. Pada tahap pertama, Undang Berlalu Lintas dalam Penggunaan Sepeda
yang menjadi kegiatan adalah menganalisis model Motor. Setelah waktu menulis dinyatakan habis, si-
karya ilmiah yang telah dibagikan oleh guru. Ber- swa diminta menyerahkan tulisannya kepada guru
dasarkan hasil analisis model tersebut dan tema untuk dikoreksi di rumah.
yang ditetapkan guru, siswa disuruh menyusun ke-
86 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 80-88

Siklus I tahap kedua dilakukan pada tanggal diberikan ini tidak hanya menyanghkut komponen-
12 Mei 2008. Pada intinya, kegiatan utama pada komponen karya ilmiah, tetapi juga menyangkut
hari kedua ini adalah mengoreksi draf tulisan siswa. penggunaan bahasa Indonesia baku dalam penu-
Untuk kegiatan tersebut, draf tulisan dibagikan ke- lisan karya iliah.
pada siswa secara silang. Hasil koreksi siswa didis- Pada prinsipnya, dalam siklus II ini, juga di-
kusikan kembali untuk mendapatkan bahan perbaikan implementasikan rencana tindakan yang sudah
bagi siswa dalam menyempurnakan tulisannya. dilakukan pada siklus I cuma sudah dilakaukan
Setelah tulisan diperbaiki, siswa diminta kembali modifikasi sesuai hasil refleksi yang telah dilaku-
untuk menyerahkan tulisannya untuk dikoreksi guru. kan. Adapun modifikasi yang dilakukan adalah mem-
Secara umum, berdasarkan hasil penilaian yang berikan panduan menulis karya ilmiah kepada si-
dilakukan, keterampilan menulis karya ilmiah siswa swa di samping memberikan model karya ilmiah
(menyusun bagian pendahuluan) tergolong masih yang bisa dijadikan model oleh siswa. Dari imple-
rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh Cuma 6.8 mentasi rencana tindakan hasil modifikasi tersebut,
(7). Jika dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang hasil penelitian dapat digambarkan di bawah ini.
ditetapkan dalam penelitian ini, ternyata perolehan Siklus pertama tahap pertama dilakukan pada
hasil penelitian yang berupa penyusunan bagian 17 Mei 2008 jam 6 - 7 (pukul 12.00 s.d. 13.30) di
pendahuluan karya ilmiah tergolong belum berhasil kelas XI IA1. Dari jumlah siswa sebanyak 30
walaupun hasil kuesioner menunjukkan bahwa si- orang, dua orang tidak hadir sehingga jumlah siswa
swa bersikap positif terhadap pengunaan teknik sis- yang hadir hanya 28 orang. Setelah menyampaikan
pem dalam pembelajarn menulis karya ilmiah. apersepsi dan tujuan pembelajaran, guru menyam-
Jika dilihat secara khusus per aspek penilaian, paikan hasil penilaian terhadap draf awal tulisan
ternyata kelemahan utama siswa tampak pada as- siswa. Secara umum, guru mengatakan bahwa tuli-
pek ketepatan dan kejelasan latar belakang. Demi- san siswa sudah cukup bagus. Kelemahan utama
kian juga pada aspek ketepatan dan kejelasan ru- ada pada bagian latar belakang. Guru juga menje-
musan masalah dan atau tujuan karya ilmiah masih laskan aneka bentuk kesalahan atau kelemahan pe-
tergolong lemah. Secara kuantitatif, nilai rerata nyusunan latar belakang siswa. Ketika diminta un-
yang diperoleh masing-masing 5.1 atau 5 untuk pe- tuk bertanya, ternyata tidak seorang siswa pun yang
nyusunan latar belakang dan 6.4 atau 6 untuk aspek bertanya.
rumusan masalah tulisan. Selanjutnya, guru kembali membagikan model
Baik secara kuantitatif maupun secara kuali- pendahuluan karya ilmiah yang berupa kajian pus-
tatif, telah dikemukakan bahwa kelemahan utama taka kepada semua siswa untuk dicermati bagian-
siswa dalam menulis karya ilmiah terletak pada bagian yang membentuknya seperti judul, latar be-
komponen penyusunan latar belakang. Terhadap lakang, masalah/tujuan, dan manfaat tulisan. Ada-
temuan ini, diadakanlah refleksi di antara tim pene- pun judul karya ilmiah yang dijadikan model dalam
liti. Berdasarkan refleksi yang dilakukan, diduga pembelajaran adalah Pecalang dan Canang Sari
bahwa kondisi hasil belajar tersebut disebabkan oleh sebagai Pendukung dalam Pesestarian Hutan dan
tidak adanya panduan khusus yang bisa dijadikan Pengamanan Sumber-Sumber Air di Bali . Di sam-
pedoman oleh siswa ketika menulis. Pengetahuan ping itu, guru juga membagikan panduan penulisan
atau teori tentang bagaimana menulis karya ilmiah karya ilmiah.
ternyata tidak cukup diperoleh melalui mendengar- Untuk mencermati model dan panduan pe-
kan ceramah guru dan melihat model tulisan yang nyusunan karya ilmiah itu, siswa disuruh duduk
ada, tetapi juga diperlukan adanya panduan khusus sesuai dengan kelompok mereka masing-masing.
bagi siswa dalam menulis karya ilmiah. Ditambah Tampak semua anak mencermati model tulisan.
lagi penjelasan guru yang kurang maksimal ketika Selanjutnya, perwakilan kelompok diminta menyam-
membahas kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah paikan hasil pencermatanya di depan kelas. Hasil
berdasarkan model tulisan yang ada. Panduan yang tampilan siswa diberikan komentar oleh guru. Ketika
I Nengah Suandi, dkk., Pemahaman dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi GuruMatematik... 87

diberikan kesempatan untuk bertanya, tidak seorang Di atas sudah dikemukakan bahwa penggunaan
siswa pun yang mengajukan pertanyaan. Oleh kare- teknik sispem dalam pembelajaran menulis mampu
na itu, guru langsung menyuruh membuat tulisan meningkatkan keterampilan menulis bagian penda-
dengan topik Lingkungan Hidup. Setelah waktu huluan karya ilmiah. Di samping itu, penggunaan
menulis dinyatakan habis, siswa diminta menyerah- teknik ini juga dapat mengundang tanggapan positif
kan tulisannya kepada guru untuk dikoreksi di rumah. di kalangan siswa. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
Siklus I tahap kedua dilakukan pada tanggal berikut. Dengan teknik ini, siswa diberikan model
19 Mei 2008. Pada intinya, kegiatan utama pada yang bisa ditiru untuk membuat tulisan yang baru.
hari kedua ini adalah mengoreksi draf tulisan siswa. Belajar menulis dengan model tulisan tampaknya
Untuk kegiatan tersebut, draf tulisan dibagikan ke- dapat memudahkan siswa dalam memahami sosok
pada siswa secara silang. Hasil koreksi siswa didis- suatu karya tulis (karya ilmiah). Dengan contoh-
kusikan kembali untuk mendapatkan bahan perbai- contoh tulisan nyata sebagai model, logikanya guru
kan bagi siswa dalam menyempurnakan tulisannya. akan berhasil menjadikan sesuatu yang sulit dan
Setelah tulisan diperbaiki, siswa diminta kembali abstrak menjadi jelas, terang, dan mudah.
untuk menyerahkan tulisannya untuk dikoreksi guru. Argumentasi logis lainnya adalah dengan me-
Dari hasil penilaian terhadap draf awal tulisan libatkan siswa untuk menganalisis model tulisan
siswa pada siklus II, diperoleh hasil perolehan nilai yang diberikan guru, pada hakikatnya siswa dibe-
rata-rata pada 8. Dengan demikian, secara umum rikan kesempatan untuk membaca secara kritis so-
keterampilan menulis karya ilmiah siswa (menyu- sok sebuah karya ilmiah. Logikanya makin kritis
sun bagian pendahuluan) tergolong baik. Jika di- aktivitas membaca siswa, semakin tinggi kemam-
kaitkan dengan kriteria keberhasilan yang ditetap- puan menulisnya. Demikian pula sebaliknya makin
kan dalam penelitian ini, ternyata perolehan hasil rendah daya kritis siswa dalam membaca, semakin
penelitian yang berupa penyusunan bagian penda- rendah kemampuan mereka dalam menulis. Hal ini
huluan karya ilmiah tergolong berhasil. Jika dilihat dilandasi oleh pemikiran bahwa ada hubungan yang
secara khusus per aspek penilaian, ternyata nilai sangat erat antara menulis dan membaca, khusus-
rerata akhirnya berada di atas nilai batas keberha- nya membaca kritis. Makin banyak orang memba-
silan. Sejalan dengan temuan di atas, hasil kuesio- ca, semakin mudah orang itu dalam menulis. Se-
ner juga menunjukkan bahwa penggunaan panduan baliknya, makin jarang orang membaca, semakin
perbaikan bagian pendahuluan karya ilmiah mem- sulit orang itu dalam menulis.
berikan pengaruh positif terhadap menulis karya il-
miah terutama pada tahap memperbaiki kesalahan PENUTUP
siswa.
Dibandingkan dengan hasil menulis bagian Berdasarkan keseluruhan uraian di atas dan
pendahuluan karya ilmiah pada siklus I, pada siklus mengacu pada permasalahan penelitian ini, dapat
II ini tampak adanya kemajuan yang cukup berarti disimpulkan teknik sispem dapat meningkatkan
dalam menulis karya ilmih di kalangan siswa. Ke- keterampilan menulis karya ilmiah pada siswa ke-
majuan ini tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi las XI SMAN1 Singaraja. Secara kuantitatif, tam-
juga bersifat kualitatif. Secara kuantitatif, nilai re- pak dari perolehan nilai rerata dari 6,8 pada siklus I
rata akhir yang diperoleh berada di atas nilai batas naik menjadi 7.9 pada siklus II, sedangkan secara
keberhasilan, yaitu 8. Secara kualitatif, hal ini di- kualitatif, tampak dari hasil pengamatan dan hasil
tandai oleh adanya peningkatan kualitas penyusu- kuesioner yang dilakukan bahwa sebagian besar
nan komponen-komponen penyusunan bagian pen- siswa menyatakan senang terhadap penggunaan
dahuluan dan pengurangan ragam kesalahan yang teknik sispem dalam pembelajaran menulis karya
yang muncul. Oleh karena, penelitian ini dipandang ilmiah dan cukup memudahkan dalam memahami
tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. materi pembelajaran menulis karya ilmiah.
88 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 80-88

Dari temuan di atas, dikemukakan bahwa dalam dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam
pembelajaran menulis karya ilmiah khususnya di upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
lingkungan siswa SMA, penggunaan teknik sispem menulis karya ilmiah.

DAFTAR RUJUKAN
Akhdiah, Sabarti; Arsjad, Maidar G; Ridwan, Sakura, H. Sodarsono. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK (Renca-
1998. Menulis I. Jakarta: Depdikbud na, Desain, dan Implementasi). Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khu- Depdikbud
sus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakar- Sudjana, Nana. 1987. Tuntunan Menyusun Karya Ilmi-
ta: Depdiknas ah. Bandung: Sinar Baru
Harjanto. 2005. Perencanaan Pngajaran. Jakarta: Rine- Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2.
ka Cipta Jakarta: Depdikbud
Hull, Glynda Ann. 1989. Research on Writing:Building Sutama, I Made, dkk. 1997. Pembinaan Pembelajaran
a Cognitive and Social Understanding of Com- Menulis Berdasarkan Pendekatan Proses (Lapo-
posing, in Resnick, Lauren B. and Klopfer E. ran P2M STKIP Singaraja)
Toward the Thinking Curriculum:Current Cogni- Sutama, I Made, dkk. 1998 Pemaduan Pendekatan Kon-
tive Research:ASCD teks, Proses, dan Pola dalam Meningkatkan Mutu
Keraf, Gorys. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia I. Pembelajaran Menulis (Laporan Penelitian
Jakarta:Balai Pustaka STKIP Singaraja)
Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Sutama, I Made. 2003. Pendahuluan Artikel Ilmiah
Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogya- dalam Jurnal Media Komunikasi FPIPS IKIP
karta Negeri Singaraja (Laporan Penelitin)
Marahimin, Ismail. 2005. Menulis secara Populer. Ja- Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK (Pengen-
karta: Pustaka Jaya alan PTK). Yogyakarta: Depdikbud
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penera- Swales, John M dan Christine B. Feak. 1977. Academic
pannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Writing for Graduate Students. Ann Arbor: The
Malang University of Michigan Press
Parera, Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematis Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu
(Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung
Rofi’uddin, A.H. 1994. Rancangan Penelitian Tindakan.
Malang: Lembaga Penelitian IKIP Malang

Anda mungkin juga menyukai