Panduan Komunikasi Efektif
Panduan Komunikasi Efektif
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
anugrahNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan
Komunikasi Efektif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Oputa Yi
Koo Provinsi Sulawesi Tenggara ini dapat selesai disusun.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Oputa Yi Koo Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kami menyadari bahwa Panduan ini masi jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami perlukan untuk perbaikan ke arah
kesempurnaan Panduan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
EFEKTIF
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. UNSUR KOMUNIKASI
4. SIFAT KOMUNIKASI
5. KOMUNIKASI EFEKTIF
A. Pengertian :
1. Komunikasi yaitu penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu sehingga pesan di terima tepat
waktu, akurat , jelas dan mudah difahami oleh penerima pesan.
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian
pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
3. Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai
pikiran-pikiran atau informasi.
B. Jenis Komunikasi
1. Komunikasi verbal yaitu komunikasi dengan menggunakan kata –
kata
2. Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang dikalukan dengan
menggunakan lambang atau isyarat
3. Komunikasi tertulis yaitu komunikasi pesan yang disampiakan
melalui tulisan.
C. Tujuan :
1. Mengurangi tingkat kesalahan (kesalah fahaman)
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Menyelesaikan sebuah masalah
6. Mencapai sebuah tujuan
7. Menurunkan ketegangan dan penyelesaian konflik
8. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
D. Proses komunikasi
Gambar
Oh saya
Dia Mengerti… Umpan Balik
mengerti..o
Gangguan
E. Unsur komunikasi
1. Sumber/komunikator (dokter, perawat, admission, admin rawar
inap, Kasir, dll)
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic, Lisan, dan Tulisan).
4. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter,
admission, admin rawar inap).
F. Sumber / komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang
menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan
dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan
apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik.
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang
disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan menjadi pendengar yang
baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
H. Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan
yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan
penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya
sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan
oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka
dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar
lipat, buklet, vcd, (peraga).
I. Penerima / komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi,
peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan.
Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima
pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim.
Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung
dua arah.
K. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan
promosi).
1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit
adalah:
a. Jam pelayanan
b. pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang
diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan
rumah sakit.
e. Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service,
Admission, dan Website.
2. Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi):
a. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
b. Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat
Pedoman Pelayanan, Pedoman Fisioterapi)
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk
meningkatkan qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat
Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi, Pedoman Fisioterapi,
Pedoman Farmasi).
e. Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
3. Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical
information dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS
(penyuluhan kesehatan Rumah Sakit).
Yah.. benar.
Sumber: Wikipedia
M. Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya
berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai
dulu kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini
didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan
marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Q. Prosedure
1. Red Back
a. Staf yang menerima informasi atau order, mencatat
kelengkapanorder atau hasil pemeriksaan kedalam catatan rekam
medis pasien dan membacakan kembali atau “ read back “ secara
lengkap informasi atau order yang diterimanya.
b. Untuk obat- obat yang kedengarannya mirip atau ” Sound alike
Drugs”, nama obat harus dieja kata demi kata.
c. Beri tanda pada nama obat atau hasil pemeriksaan yang sudah
dibacakan kembali tersebut, jika si pemberi order atau pemberi
informasi telah menyatakan ” ya ”/ ketepatan pengulangan.
d. Beri tanda tangan dan nama jelas perawat yang menerima order
atau informasi serta perawat saksi, catat jam prosedur terjadi.
e. Lakukan verifikasi dalam waktu 3 X 24 jam atau sesuai kebijakan
RS kepada dokter yang memberi order pada saat datang
berkunjung dengan memberi tanda tangan dan nama jelas, tanggal
dan jam verifikasi pada catatan sebelumnya.
2. Daftar singkatan, akronim, simbol, dan penandaan dosis yang tidak
boleh digunakan di seluruh bagian Rumah Sakit
a. Dokter, perawat, dan staf farmasi disosialisasikan mengenai daftar
singkatan, akronim simbol, dan penandaan dosis yang tidak boleh
digunakan di seluruh bagian RS.
b. Monitoring implementasi SPO ini pada saat melakukan audit
Rekam medis pasien dan resep yang masuk ke bagian farmasi
serta analisa penyebab dari setiap kejadian kesalahan obat /
medication error.
3. Jenis pemeriksaan emergensi dan penanganan nilai pemeriksaan
yang kritis / ” critical value ”
a. Setiap nilai pemeriksaan diagnostik abnormal harus dilaporkan
dari bagian terkait ke perawat dalam waktu 5menit setelah hasil
pemeriksaan dibaca, selanjutnya perawat melaporkan kepada
dokter pemilik pasien dalam waktu 5 menit setelah laporan
diterima.
b. Dokter pemilik pasien segera melakukan tindak lanjut kepada
pasien sesuai hasil yang dilaporkan.
c. Monitoring implementasi SPO, dengan mengumpulkan data
adanya kejadian keterlambatan penanganan pasien akibat
keterlambatan informasi hasil dengan nilai kritis yang
membutuhkan penanganan segera berdasarkan laporan kejadian.
4. Implementasi standar / model untuk komunikasi serah terima
informasi pasien yang efektif.
a. Menetapkan model pendokumentasian pada proses serah terima
informasi pasien antar shift dinas perawat, antar ruangan saat
perpindahan pasien, saat perawat melaporkan kondisi pasien
kepada dokter.
b. Menetapkan instrumen dan formulir yang mendukung penerapan
model.
c. Melakukan audit rekam medis pasien terkait dengan
pelaksananModel untuk mengukur kesesuaian dan kepatuhan staf
terhadap SPO.
d. Melakukan monitoring kejadian – kejadian klinik yang terkait
dengan penyebab komunikasi yang tidak efektif setelah
menerapkan model, melakukan analisa, dan rencana tindak lanjut
untuk perbaikan
Lampiran:
1. SPO Komunikasi efektif petugas dengan staf medis lewat telepon teknik
SBAR
2. SPO Komunikasi dokter dengan pasien
3. SPO Komunikasi petugas dengan pasien
4. SPO Komunikasi lisan atau melalui telepon dan pelaporan hasil
pemeriksaan Kritis
POKJA SKP