Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN TANAMAN LAHAN SAWAH

ACARA I
PERSEMAIAN

Oleh :
Rizky Aulia Rahman
NIM. A1D020085
Kelas C

PJ Asisten:
Belia Listria Utami
Firdhania Aryanti

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. METODE PRAKTIKUM ................................................................................ 3
A. Bahan dan Alat .......................................................................................... 3
B. Prosedur kerja ........................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Hasil .......................................................................................................... 4
B. Pembahasan............................................................................................... 6
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi merupakan tanaman serealia yang menjadi sumber karbohidrat.


Tanaman padi menjadi salah satu tanaman penting karena beras merupakan
makanan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah
satu unsur pokok dalam usaha tani padi adalah benih. Kualitas benih dapat diketahui
dengan dilakukan pengujian benih. Pengujian benih bermanfaat untuk menghindari
kerugian akibat kurangnya kualitas benih. Benih yang baik untuk digunakan adalah
benih yang tenggelam sedangkan benih yang terapung adalah benih yang tidak baik
untuk digunakan. Setelah melakukan penyeleksian benih, petani melakukan
persemaian (Tamba et al., 2017).
Pada setiap kegiatan budidaya pertanian, benih merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan terhadap produksi. Penyediaan benih sendiri tidak dapat
dianggap mudah walaupun ada faktor lain yang mendukung dalam kegiatan
budidaya. Hasil produksi yang optimum akan sulit dicapai tanpa didukung oleh
penyediaan benih yang baik, unggul dan bermutu. Demikian halnya dalam
membudidayakan tanaman padi, pemilihan benih dari varietas unggul bermutu juga
sangat dianjurkan. Hal yang perlu dilakukan petani pada umumnya sebelum
menanam padi adalah melakukan penyemaian benih padi (Salsabila et al., 2021).
Benih merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya tanaman
padi. Mutu benih yang ditanam salah satunya dipengaruhi umur benih dipersemaian
sebelum ditanam. Umur transplantasi benih merupakan komponen yang paling
penting yang berpengaruh terhadap perkembangan akar dan pembentukan jumlah
anakan padi, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas padi. Transplantasi benih pada umur yang lebih muda mempunyai
beberapa kelebihan diantaranya: dapat mengurangi kerusakan benih, tanaman tidak
mengalami stagnasi, pertumbuhan tanaman lebih cepat, anakan baru lebih seragam
dan aktif berkembang karena tingkat adapatasi yang cepat, sedangkan penggunaan

1
3 benih berumur tua memiliki kekurangan diantaranya: daya adaptasinya lambat,
tidak seragam, perakaran dangkal dan rusak, sehingga menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak berkembang dengan baik setelah ditransplantasi (Kurniasari, I., dan
Prayoga. 2018).
Umur bibit pada tanaman padi sawah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil padi sawah, sehingga umur bibit yang optimum dalam
budi daya padi sawah sampai saat ini masih belum diketahui dengan tepat. Umur
bibit yang baik dalam budi daya tanaman padi secara keseluruhan adalah berumur
10-21 hari dan 25 hari setelah bibit disebar di persemaian. Umur bibit yang lebih
tua mempunyai pengaruh nyata dalam tinggi tanaman yaitu semakin tua umur bibit
yang ditanam maka semakin sedikit jumlah anakan yang tumbuh. Umur bibit 25
hari setelah semai mempunyai perbedaan yang paling nyata dalam tinggi tanaman
dibandingkan dengan umur bibit yang lainnya. Hal ini dipengaruhi karena umur
bibit yang lebih muda lebih lambat dalam pertumbuhannya.
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya
untuk pertanaman produksi benih, sebab benih di persemaian ini akan menentukan
pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat
perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat
tercapai (BPPP Sulawesi Barat, 2016). Penyemaian merupakan bagian internal dari
proses penyiapan pra tanam padi. Penyiapan pra tanam padi di sawah merupakan
upaya strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi bibit padi.

B. Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini, yaitu :


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan melaksanakan proses pengujian kualitas
benih padi secara sederhana.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan melaksanakan persemaian benih padi di
lahan sawah.

2
II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum adalah cangkul, petridish,


beaker glass, kertas merang, karet, lakban, gunting, germinator, mica dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum adalah lahan sawah, benih
padi, aquades, dan semaian padi.

B. Prosedur kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:


1. Benih padi bernas dipilih dengan cara direndam dalam air bersih, jika benih
tenggelam maka benih tersebut adalah benih bernas.
2. Benih bernas kemudian direndam dalam air bersih selama 1 jam.
3. Benih yang telah direndam kemudian diperam dengan kain selama 48 jam.
4. Media tanam dibuat pada kantung plastik atau polybag dan dibasahi.
5. Benih bernas yang telah diperam disebar sebanyak 2 buah per kantung plastic
diatas permukaan tanah.
6. Penyamaian dilakukan hingga berumur 20 hari setelah sebar.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. 1. Persemaian
No Nama Kegiatan Langkah Kerja Dokumentasi
1. Perendaman dan Benih padi direndam
pemilihan benih dengan air bersih selama
padi bernas. 1 jam hingga benih yang
tenggelam dengan yang
tidak. Benih yang
tenggelam merupakan
benih bernas. Benih
tersebut kemudian
dibungkus kedalam
wadah plastik.
2. Persiapan alat Alat dan bahan seperti
dan bahan ember, pancong,
gunting, patok, tali rafia,
meteran, label, benih
padi, arang sekam, dan
petakan untuk semaian
disiapkan.
3. Pengukuran Bedengan diukur
bedengan untuk dengan ukuran 1 x 1,2
persemaian. meter menggunakan
meteran. Kemudian
petakan semaian
ditandai dengan patok
dan tali rafia.
4. Pengolahan Bedengan digemburkan
tanah petakan menggunakan pancong.
semaian. Permukaan bedengan
diratakan dan disiram
menggunakan air
secukupnya.

4
5. Penaburan benih Benih padi dibuka dan
padi. disebarkan diatas
permukaan bedengan
secara merata.

6. Penutupan Benih padi yang sudah


permukaan disebarkan kemudian
semaian. ditutup dengan
menggunakan arang
sekam hingga benih
padi tidak terlihat.

7. Pemasangan Patok dipasang pada


patok sebagai petakan semaian
penanda masing-masing
kelompok. kelompok agar
bedengan tidak tertukar
dengan kelompok lain.

Tabel 1.2. Pengamatan persemaian


No Umur bibit Dokumentasi
1. 7 HSS (Hari Setelah Semai)
Pada pengamatan di minggu
pertama, benih padi yang
disemai sudah mulai tumbuh
walaupun sedikit dan belum
semua benih padi tumbuh.

5
2. 14 HSS (Hari Setelah Semai)
Pada pengamatan di minggu
kedua, benih padi yang
disemai sudah lebih banyak
yang tumbuh dibandingkan
minggu pertama.

3. 21 HSS (Hari Setelah Semai)


Pada pengamatan di minggu
terakhir, benih padi yang
disemai sudah hampir tumbuh
semua.

B. Pembahasan

Tahap awal yang dilakukan dalam bertanam padi adalah membuat


persemaian. Dalam membuat persemaian diperlukan suatu persiapan yang sebaik-
baiknya untuk pertanaman produksi benih, sebab benih di persemaian yang akan
menentukan pertumbuhan padi di sawah. Maka dari itu, untuk memperoleh bibit
padi yang sehat dan subur maka persemaian harus benar-benar mendapat perhatian
(Suharno et al., 2017).
Persemaian benih merupakan salah satu tahapan penting yang harus
dilakukan pada budidaya tanaman padi tanam pindah, karena pada tahap inilah
terjadi perubahan drastis dari benih menjadi bibit dalam bercocok tanam padi.
Disisi lain cekaman cuaca saat ini sulit untuk diprediksi karena pengaruh dari iklim
global, sehingga bisa saja terjadi kemarau yang panjang atau musim hujan yang
terus-menerus di sepanjang bulan. Keadaan ini dapat mempersulit petani dalam
masa penyemaian benih (Handayani, 2013.
Bibit merupakan salah satu komponen teknologi yang sangat berpengaruh,
karena bibit merupakan tumbuhan muda yang sangat menentukan untuk
pertumbuhan tanaman selanjutnya. Salah satu upaya untuk mencapai sasaran
tersebut di atas adalah melalui program intensifikasi dengan menerapkan teknologi

6
produksi yang tepat serta penggunaan sarana produksi yang efisien dan
menguntungkan, melalui pemilihan benih bermutu dan persemaian yang baik
(Misran, 2014).
Benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi yang penting
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi. Saat ini dapat
diperoleh berbagai varietas unggul yang memiliki karakteristik sesuai dengan
kondisi wilayah dan keinginan pasar. Varietas unggul mempunyai keunggulan
sepeti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap
cekaman lingkungan. Dengan menggunakan benih bermutu/varietas unggul akan
diperoleh bibit sehat, tegar (vigor tinggi) dengan perakaran banyak, bibit lebih cepat
tumbuh dan bibit tumbuh seragam.
Pada praktikum acara I, kegiatan persemaian dilakukan dalam beberapa
tahapan diantaranya perendaman benih, pengukuran bedengan, pengolahan tanah,
penaburan benih padi, dan penutupan semaian menggunakan sekam. Perendaman
benih dilakukan untuk memilih benih bernas dan selanjutnnya benih tersebut
direndam selama satu jam. Perendaman ini bertujuan untuk mempercepat
perkecambahan, mencegah dari berbagai serangan hama dan penyakit, serta
memilih benih yang bernas. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Pratiwi &
Wahyuningsih (2019), bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan benih dilakukan
perlakuan sebelum benih ditanam atau yang disebut dengan invigorasi. Perlakuan
benih dimaksudkan untuk beberapa tujuan yaitu mematahkan masa dormansi benih,
memilih benih yang bernas agar benih dapat tumbuh dengan cepat, merangsang
perakaran agar benih tumbuh seragam dan sehat serta mencegah dari serangan hama
dan penyakit di awal pertumbuhan.
Pembuatan bedengan dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1 x 1,2
meter menggunakan meteran. Kemudian petakan semaian ditandai dengan patok
dan tali rafia. Hal ini sesuai dengan pendapat Olivia et al., (2022) yang menyatakan
bahwa pembuatan bedengan persemaian padi dilakukan sekitar 20-25 hari sebelum
penanaman dengan lebar bedengan 120-125 cm dan panjang bedengan sesuai
dengan lebarnya petakan sawah, sedangkan lahan sawah yang tidak digunakan
bedengan persemaian dilakukan pengolahan lahan.

7
Kegiatan setelah pembuatan bedengan yaitu penggemburan. Penggemburan
bedengan semaian padi adalah proses melembutkan dan memperlonggar tanah pada
bedengan atau lahan yang akan digunakan untuk menanam padi. Tujuan dari
penggemburan ini adalah untuk meningkatkan penetrasi air, udara, dan akar
tanaman pada tanah sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Basri (2016) yang menyatakan bahwa tujuan
penggemburan tanah adalah untuk memperlancar sirkulasi udara. Penggemburan
atau pengolahan tanah dilakukan dengan cangkul atau bajak. Setelah bedengan
semaian padi digemburkan, dilakukan penyiraman untuk memastikan tanah lembab
dan siap ditanami.
Benih ditebar langsung pada lahan semai secara merata. Cara ini dapat
dilakukan dengan cara menaburkan benih secara acak atau mengatur jarak antara
benih yang ditanam agar lebih rapi dan efektif. Biasanya, penyemaian langsung
digunakan untuk menanam benih padi dan jenis tanaman lain yang memiliki biji
kecil. Setelah benih disebar, dilakukan penutupan permukaan semaian dengan
arang sekam. Penutupan lahan semai dengan arang sekam merupakan salah satu
teknik pertanian organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
mengurangi penggunaan pupuk kimia. Arang sekam dapat mengikat nutrisi dalam
tanah dan memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pengamatan persemaian dilakukan pada 7 HSS, 14 HSS, dan 21 HSS. Pada
pengamatan di minggu pertama, benih padi yang disemai sudah mulai tumbuh
walaupun sedikit dan belum semua benih padi tumbuh. Pada pengamatan di minggu
kedua, benih padi yang disemai sudah lebih banyak yang tumbuh dibandingkan
minggu pertama. Pada pengamatan di minggu terakhir, benih padi yang disemai
sudah hampir tumbuh semua.
Persemaian benih dilakukan jika penanaman akan dilakukan dengan cara
tanam pindah. Pada dasarnya, ada dua sistem persemaian yang dapat dilakukan,
yaitu persemaian basah dan persemaian kering. Sistem persemaian manapun yang
dipilih, pemilihan lokasi persemaian sangat penting dengan mempertimbangkan:
tanahnya subur, lahan tidak boleh terlindung, permukaan lahan rata, jangan terlalu

8
jauh dengan lokasi penanaman dan mudah dijangkau agar pengangkutan bibit
mudah dan lancar (Sulaeman & Maftuah, 2021).
Daya kecambah benih dihitung pada setiap hari pengamatan
Jumlah benih normal hari ke "n"
𝐺𝑛 = × 100%
Total sampel benih

Adapun kriteria kecambah normal adalah; kecambah yang memiliki semua


struktur kecambah penting yang berkembang dengan baik, seperti akar semi primer
dan semi sekunder terlihat jelas. Setelah kecambah normal berhasil diidentifikasi,
selanjutnya kecambah normal dihitung dengan menggunakan rumus (Alimoeso,
2016);
Kecambah yang Tumbuh Normal
Kecambah normal = 𝑥 100%
Benih yang Ditaburkan

Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk


berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum
(Wibowo, 2020). Menurut ISTA (International Seed Testing Association),
penentuan kecambah (bibit) yang normal ini dilakukan selama batas periode
pengujian perkecambahan (germination period) yang berbeda-beda untuk masing-
masing jenis biji (spesies). Untuk bibit (kecambah) padi (Oryza sativa) umur 7-9
hari.
Pada saat penanaman di lahan sawah, semaian sebaiknya berumur 3-4 minggu
setelah dilakukan penaburan benih. Keterlambatan tanam atau terlalu lama tanaman
padi disemaian menyebabkan anakan yang dihasilkan akan berkurang dan akan
mempengaruhi terhadap hasil. Pemeliharaan semaian harus dilakukan secara
intensif agar bibit yang tumbuh bervigor tinggi, yaitu tumbuh tegar dengan daun
berwarna hijau tua. Penampilan bibit akan berpengaruh terhadap tanaman pada saat
ditanam pada lapangan, bibit yang baik menjamin tanaman tumbuh baik di petakan
sawah dan secara langsung akan berhubungan dengan hasil atau produksi yang akan
dicapai nanti (Saleh & Khairullah, 2020).

9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum acara ini, yaitu :


1. Proses pengujian kualitas benih padi secara sederhana dapat dilakukan dengan
perendaman benih. Benih yang tenggelam merupakan benih yang bernas,
sedangkan benih yang mengapung merupakan benih yang rusak.
2. Persemaian padi di lahan sawah dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan
seperti ember, pancong, gunting, patok, tali rafia, meteran, label, benih padi,
arang sekam, dan petakan untuk semaian. Selanjutnya, bedengan diukur
dengan ukuran 1 x 1,2 meter menggunakan meteran. Kemudian petakan
semaian ditandai dengan patok dan tali rafia. Bedengan digemburkan
menggunakan pancong. Permukaan bedengan diratakan dan disiram
menggunakan air secukupnya. Benih padi dibuka dan disebarkan diatas
permukaan bedengan secara merata. Benih padi yang sudah disebarkan
kemudian ditutup dengan menggunakan arang sekam hingga benih padi tidak
terlihat. Patok dipasang pada petakan semaian masing-masing kelompok agar
bedengan tidak tertukar dengan kelompok lain.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya kebijakan
dan prosedur praktikum didiskusikan dan dijelaskan lagi kepada praktikan agar
praktikum berjalan dengan tepat, alat dan bahan sebaiknya disediakan untuk
praktikan agar tidak membebani praktikan dalam urusan fasilitas praktikum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alimoeso, S. 2016. Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman


Pangan dan Hortikultura. Departemen Pertanian, Jakarta.

Basri, Z., & Fathurrahman, F. 2016. Pengaruh Sungkup dan Mulsa Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Varietas Lembah Palu Di Dataran Medium. AGROTEKBIS: E-JURNAL
ILMU PERTANIAN, 4(5), 500-505.

BPPP Sulawesi Barat. 2016. Teknologi Persemaian Padi Sistem Dapog/Tray.


NO.006/DIS-LPTP/2016.

Handayani, F., Dkk. 2013. Studi perkembangan aerenkim akar padi sawah dan padi
ladang pada tahap persemaian dengan perlakuan perendaman. Jurnal
Biologi UA, 2(2): 145-152.

Kurniasari, I., dan Prayoga. 2018. Pengaruh Umur Transplantasi Benih Terhadap
Pertumbuhan Dan Produktivitas Varietas Lokal Jenis Padi Merah (Oryza
sativa L). Agrotech Res J. Vol 2. No 1. Hal : 11-15.

Misran. 2014. Efisiensi penggunaan jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan


produksi padi sawah. Jurnal Penelitian Pertanian, 14(1): 39-43.

Olivia, C., Daasipah, E., & Permana, N. S. 2022. Pendapatan Dan Efisiensi Usaha
Minapadi Dengan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pada System Tanam Jajar
Legowo 4 (Suatu Kasus pada Kelompok Tani Margacinta Desa
Margamerkar di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).
OrchidAgri, 2(1), 1-7.

Saleh, M., & Khairullah, I. (2021). Persemaian.

Salsabila, et al. 2021. Persemaian Padi Sistem Kering Melalui Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Rumah Petani Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang. MARTABE : Jurnal Pengabdian
Masyarakat. Vol. 4 No. 3 Hal : 814-821.

Sulaeman, Y., & Maftuah, E. 2021. Mengelola Sawah Rawa Pasang Surut Bukaan
Baru.

Tamba, M.F., et al. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dengan
Metode Sri (System of Rice Intensification) Di Desa Empat Balai

11
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol, 13
No. 2, Hal : 11-22.

Wibowo, N. I. 2020. Efektifitas daya berkecambah benih padi pandan wangi


dengan menggunakan metode kertas. AGROSCIENCE, 10(1), 38-47.

12
LAMPIRAN

Lampiran . 1. ACC acara II


Terlampir

13
Lampiran 1. 2. Dokumentasi Kegiatan Acara I

Perendaman benih Persiapan alat dan bahan

Pengukuran bedengan Pengolahan tanah petakan semaian

Penaburan benih padi Penutupan permukaan semaian

Pemasangan patok

14

Anda mungkin juga menyukai