ACARA 1 SAWAH Mas Rizky
ACARA 1 SAWAH Mas Rizky
ACARA I
PERSEMAIAN
Oleh :
Rizky Aulia Rahman
NIM. A1D020085
Kelas C
PJ Asisten:
Belia Listria Utami
Firdhania Aryanti
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. METODE PRAKTIKUM ................................................................................ 3
A. Bahan dan Alat .......................................................................................... 3
B. Prosedur kerja ........................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Hasil .......................................................................................................... 4
B. Pembahasan............................................................................................... 6
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
3 benih berumur tua memiliki kekurangan diantaranya: daya adaptasinya lambat,
tidak seragam, perakaran dangkal dan rusak, sehingga menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak berkembang dengan baik setelah ditransplantasi (Kurniasari, I., dan
Prayoga. 2018).
Umur bibit pada tanaman padi sawah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil padi sawah, sehingga umur bibit yang optimum dalam
budi daya padi sawah sampai saat ini masih belum diketahui dengan tepat. Umur
bibit yang baik dalam budi daya tanaman padi secara keseluruhan adalah berumur
10-21 hari dan 25 hari setelah bibit disebar di persemaian. Umur bibit yang lebih
tua mempunyai pengaruh nyata dalam tinggi tanaman yaitu semakin tua umur bibit
yang ditanam maka semakin sedikit jumlah anakan yang tumbuh. Umur bibit 25
hari setelah semai mempunyai perbedaan yang paling nyata dalam tinggi tanaman
dibandingkan dengan umur bibit yang lainnya. Hal ini dipengaruhi karena umur
bibit yang lebih muda lebih lambat dalam pertumbuhannya.
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya
untuk pertanaman produksi benih, sebab benih di persemaian ini akan menentukan
pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat
perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat
tercapai (BPPP Sulawesi Barat, 2016). Penyemaian merupakan bagian internal dari
proses penyiapan pra tanam padi. Penyiapan pra tanam padi di sawah merupakan
upaya strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi bibit padi.
B. Tujuan
2
II. METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur kerja
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. 1. Persemaian
No Nama Kegiatan Langkah Kerja Dokumentasi
1. Perendaman dan Benih padi direndam
pemilihan benih dengan air bersih selama
padi bernas. 1 jam hingga benih yang
tenggelam dengan yang
tidak. Benih yang
tenggelam merupakan
benih bernas. Benih
tersebut kemudian
dibungkus kedalam
wadah plastik.
2. Persiapan alat Alat dan bahan seperti
dan bahan ember, pancong,
gunting, patok, tali rafia,
meteran, label, benih
padi, arang sekam, dan
petakan untuk semaian
disiapkan.
3. Pengukuran Bedengan diukur
bedengan untuk dengan ukuran 1 x 1,2
persemaian. meter menggunakan
meteran. Kemudian
petakan semaian
ditandai dengan patok
dan tali rafia.
4. Pengolahan Bedengan digemburkan
tanah petakan menggunakan pancong.
semaian. Permukaan bedengan
diratakan dan disiram
menggunakan air
secukupnya.
4
5. Penaburan benih Benih padi dibuka dan
padi. disebarkan diatas
permukaan bedengan
secara merata.
5
2. 14 HSS (Hari Setelah Semai)
Pada pengamatan di minggu
kedua, benih padi yang
disemai sudah lebih banyak
yang tumbuh dibandingkan
minggu pertama.
B. Pembahasan
6
produksi yang tepat serta penggunaan sarana produksi yang efisien dan
menguntungkan, melalui pemilihan benih bermutu dan persemaian yang baik
(Misran, 2014).
Benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi yang penting
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi. Saat ini dapat
diperoleh berbagai varietas unggul yang memiliki karakteristik sesuai dengan
kondisi wilayah dan keinginan pasar. Varietas unggul mempunyai keunggulan
sepeti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap
cekaman lingkungan. Dengan menggunakan benih bermutu/varietas unggul akan
diperoleh bibit sehat, tegar (vigor tinggi) dengan perakaran banyak, bibit lebih cepat
tumbuh dan bibit tumbuh seragam.
Pada praktikum acara I, kegiatan persemaian dilakukan dalam beberapa
tahapan diantaranya perendaman benih, pengukuran bedengan, pengolahan tanah,
penaburan benih padi, dan penutupan semaian menggunakan sekam. Perendaman
benih dilakukan untuk memilih benih bernas dan selanjutnnya benih tersebut
direndam selama satu jam. Perendaman ini bertujuan untuk mempercepat
perkecambahan, mencegah dari berbagai serangan hama dan penyakit, serta
memilih benih yang bernas. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Pratiwi &
Wahyuningsih (2019), bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan benih dilakukan
perlakuan sebelum benih ditanam atau yang disebut dengan invigorasi. Perlakuan
benih dimaksudkan untuk beberapa tujuan yaitu mematahkan masa dormansi benih,
memilih benih yang bernas agar benih dapat tumbuh dengan cepat, merangsang
perakaran agar benih tumbuh seragam dan sehat serta mencegah dari serangan hama
dan penyakit di awal pertumbuhan.
Pembuatan bedengan dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1 x 1,2
meter menggunakan meteran. Kemudian petakan semaian ditandai dengan patok
dan tali rafia. Hal ini sesuai dengan pendapat Olivia et al., (2022) yang menyatakan
bahwa pembuatan bedengan persemaian padi dilakukan sekitar 20-25 hari sebelum
penanaman dengan lebar bedengan 120-125 cm dan panjang bedengan sesuai
dengan lebarnya petakan sawah, sedangkan lahan sawah yang tidak digunakan
bedengan persemaian dilakukan pengolahan lahan.
7
Kegiatan setelah pembuatan bedengan yaitu penggemburan. Penggemburan
bedengan semaian padi adalah proses melembutkan dan memperlonggar tanah pada
bedengan atau lahan yang akan digunakan untuk menanam padi. Tujuan dari
penggemburan ini adalah untuk meningkatkan penetrasi air, udara, dan akar
tanaman pada tanah sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Basri (2016) yang menyatakan bahwa tujuan
penggemburan tanah adalah untuk memperlancar sirkulasi udara. Penggemburan
atau pengolahan tanah dilakukan dengan cangkul atau bajak. Setelah bedengan
semaian padi digemburkan, dilakukan penyiraman untuk memastikan tanah lembab
dan siap ditanami.
Benih ditebar langsung pada lahan semai secara merata. Cara ini dapat
dilakukan dengan cara menaburkan benih secara acak atau mengatur jarak antara
benih yang ditanam agar lebih rapi dan efektif. Biasanya, penyemaian langsung
digunakan untuk menanam benih padi dan jenis tanaman lain yang memiliki biji
kecil. Setelah benih disebar, dilakukan penutupan permukaan semaian dengan
arang sekam. Penutupan lahan semai dengan arang sekam merupakan salah satu
teknik pertanian organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
mengurangi penggunaan pupuk kimia. Arang sekam dapat mengikat nutrisi dalam
tanah dan memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pengamatan persemaian dilakukan pada 7 HSS, 14 HSS, dan 21 HSS. Pada
pengamatan di minggu pertama, benih padi yang disemai sudah mulai tumbuh
walaupun sedikit dan belum semua benih padi tumbuh. Pada pengamatan di minggu
kedua, benih padi yang disemai sudah lebih banyak yang tumbuh dibandingkan
minggu pertama. Pada pengamatan di minggu terakhir, benih padi yang disemai
sudah hampir tumbuh semua.
Persemaian benih dilakukan jika penanaman akan dilakukan dengan cara
tanam pindah. Pada dasarnya, ada dua sistem persemaian yang dapat dilakukan,
yaitu persemaian basah dan persemaian kering. Sistem persemaian manapun yang
dipilih, pemilihan lokasi persemaian sangat penting dengan mempertimbangkan:
tanahnya subur, lahan tidak boleh terlindung, permukaan lahan rata, jangan terlalu
8
jauh dengan lokasi penanaman dan mudah dijangkau agar pengangkutan bibit
mudah dan lancar (Sulaeman & Maftuah, 2021).
Daya kecambah benih dihitung pada setiap hari pengamatan
Jumlah benih normal hari ke "n"
𝐺𝑛 = × 100%
Total sampel benih
9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya kebijakan
dan prosedur praktikum didiskusikan dan dijelaskan lagi kepada praktikan agar
praktikum berjalan dengan tepat, alat dan bahan sebaiknya disediakan untuk
praktikan agar tidak membebani praktikan dalam urusan fasilitas praktikum.
10
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Z., & Fathurrahman, F. 2016. Pengaruh Sungkup dan Mulsa Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Varietas Lembah Palu Di Dataran Medium. AGROTEKBIS: E-JURNAL
ILMU PERTANIAN, 4(5), 500-505.
Handayani, F., Dkk. 2013. Studi perkembangan aerenkim akar padi sawah dan padi
ladang pada tahap persemaian dengan perlakuan perendaman. Jurnal
Biologi UA, 2(2): 145-152.
Kurniasari, I., dan Prayoga. 2018. Pengaruh Umur Transplantasi Benih Terhadap
Pertumbuhan Dan Produktivitas Varietas Lokal Jenis Padi Merah (Oryza
sativa L). Agrotech Res J. Vol 2. No 1. Hal : 11-15.
Olivia, C., Daasipah, E., & Permana, N. S. 2022. Pendapatan Dan Efisiensi Usaha
Minapadi Dengan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pada System Tanam Jajar
Legowo 4 (Suatu Kasus pada Kelompok Tani Margacinta Desa
Margamerkar di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).
OrchidAgri, 2(1), 1-7.
Salsabila, et al. 2021. Persemaian Padi Sistem Kering Melalui Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Rumah Petani Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang. MARTABE : Jurnal Pengabdian
Masyarakat. Vol. 4 No. 3 Hal : 814-821.
Sulaeman, Y., & Maftuah, E. 2021. Mengelola Sawah Rawa Pasang Surut Bukaan
Baru.
Tamba, M.F., et al. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dengan
Metode Sri (System of Rice Intensification) Di Desa Empat Balai
11
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol, 13
No. 2, Hal : 11-22.
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 1. 2. Dokumentasi Kegiatan Acara I
Pemasangan patok
14