Anda di halaman 1dari 30

Daftar Isi

BAB I..........................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Tujuan.................................................................................................1

B. Konsep................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................3

SUMPAH PROFESI......................................................................................3

A. Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan berbunyi.................3

B. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan......................................3

BAB III........................................................................................................4

KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN..........................................4

A. Kode Etik Peperawatan Indonesia........................................................4

B. Hak Dan Kewajuban............................................................................6

2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit ........................8

BAB III......................................................................................................11

MEKANISME KERJA.................................................................................11

A. Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan...............................................11

B. Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan


......................................................................................................... 12

C. Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin


Etika Profesi Keperawatan.................................................................12

D. Klasifikasi Pelanggaran......................................................................13

1. Pelanggaran Ringan....................................................................13

2. Pelanggaran Sedang....................................................................14

3. Pelanggaran Berat.......................................................................16
E. Mekanisme Penanganan Masalah Etika.............................................17

F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis


pelanggaran...........................................................................................18

G. Sistem Pencatatan dan Pelaporan......................................................18

H. Penomoran Pelanggaran....................................................................19

BAB IV......................................................................................................20

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK...............................................20


BAB I
PENDAHULUAN

Komite Keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan


profesionalisme staf Keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Peran
tersebut meliputi rekomendasi pemberian izin melakukan pelayanan medis
di rumah sakit (clinical appointment) termasuk rinciannya (delineation of
clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika profesi, serta
menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepala/direktur rumah sakit
berkewajiban agar komite Keperawatan senantiasa memiliki akses
informasi terinci tentang masalah keprofesian setiap staf Keperawatan di
rumah sakit UPT Pontianak Utara.

Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi


staf Keperawatan komite Etika dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan ;
2. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
4. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis
pada asuhan keperawatan pasien

A. Tujuan

Sub komite etika dan disiplin profesi pada komite keperawatan di


rumah sakit UPT Pontianak Utara dibentuk dengan tujuan:
1. Melindungi pasien dari pelayanan staf keperawatan yang tidak
memenuhi syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper)
untuk melakukan asuhan keperawatan (clinical care).
2. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf
keperawatan di rumah sakit UPT Pontianak Utara.
B. Konsep

Setiap staf keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di


rumah sakit harus menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme
keperawatan kinerja profesional yang baik sehingga dapat
memperlihatkan kinerja profesi yang baik. Dengan kinerja profesional
yang baik tersebut pasien akan memperoleh asuhan keperawatan yang
aman dan efektif. Upaya peningkatan profesionalisme staf keperawatan
dilakukan dengan melaksanakan program pembinaan profesionalisme
keperawatan dan upaya pendisiplinan berperilaku profesional staf
keperawatan di lingkungan rumah sakit.

Dalam penanganan asuhan keperawatan tidak jarang dijumpai


kesulitan dalam pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan
adanya suatu unit kerja yang dapat membantu memberikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis tersebut. Pelaksanaan
keputusan subkomite etika dan disiplin profesi di rumah sakit
merupakan upaya pendisiplinan oleh komite keperawatan terhadap staf
keperawatan di rumah sakit yang bersangkutan sehingga pelaksanaan
dan keputusan ini tidak terkait atau tidak ada hubungannya dengan
proses penegakan disiplin profesi keperawtan di lembaga pemerintah,
penegakan etika perawat di organisasi profesi, maupun penegakan
hukum. Pengaturan dan penerapan penegakan disiplin profesi bukanlah
sebuah penegakan disiplin kepegawaian yang diatur dalam tata tertib
kepegawaian pada umumnya. Subkomite ini memiliki semangat yang
berlandaskan, antara lain:
1. Peraturan internal rumah sakit
2. Peraturan internal keperawatan
3. Etik rumah sakit
4. Norma etika keperawatan.
Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf
keperawatan , antara lain:
1. Pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit
2. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit
3. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit
4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan
medis (white paper) di rumah sakit
5. Kode etik keperawatan Indonesia
6. Pedoman perilaku profesional keperawatan (buku penyelenggaraan
praktik kedokteran yang baik)
7. Pedoman pelanggaran disiplin keperawatan yang berlaku di
Indonesia
8. Pedoman pelayanan keperawatan /klinik
9. Standar prosedur operasional asuhan keperawatan
BAB II
SUMPAH PROFESI

A. Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan berbunyi Demi Allah


saya bersumpah / berjanji bahwa:
a. Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan
prikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat.
b. Saya akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kesehatan masyarakat.
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai sarjana keperawatan.
d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
keperawatan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
prikemanusiaan.
e. Dalam menunaikan kewajiban saya, akan berikhtiar dengan
sungguh – sungguh supayatidak berpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau
kedudukan sosial.
f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dengan
penuh keinsyafan.

B. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan


Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa :
a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan Melaksanakan
tugas saya sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku
dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam melaksanakan
tugas dan dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan
pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan agama.
c. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam Melaksanakan
tugas akan membina kerjasama, kebutuhan dan kesetiakawanan
dengan teman sejawat.
d. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan tidak akan
menceritakan kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan
dengan tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan
kesaksian.
BAB III
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN

A. Kode Etik Perawat Indonesia


Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya
kesejahteraan fisik material dan mental spiritual bagi masyarakat, maka
kehidupan profesi keperawatan di rumah sakit Saraswati cikampek
selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan
masyarakat sekitar akan pelayanan keperawatan. Tenaga keperawatan
di rumah sakit Saraswati menyadari bahwa kebutuhan akan
keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh
karenanya pelayanan yang dipersembahkan oleh para perawat adalah
selaluberdasarka kepada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk
keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, politik dan agam serta
kedudukan esame.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu,


keluarga dan masyarakat, cakupan tanggung jawab perawat rumah
sakit Saraswati adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta
memulihkan kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar
pelayan yang paripurna.

Dalam Melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan


berhasil guna para perawat mampu meningkatkan pelayanan yang
bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas sifat-sifat
pribadi yang luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta
dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan
bagian dari upaya kesehatan secara penuh.

Dengan bimbingan tuhan yang maha esa dalam melaksanakan tugas


pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah
air,perawat rumah sakit Saraswati menyadari bahwa sebagai perawat
yang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
Melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh
tanggung jawab berpedoman kepada dasar-dasar.
1. Tanggung jawab perawat terhadap perawat, individu, keluarga, dan
masyarakat.
a) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari
adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan
masyarakat.
b) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang
keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan
hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu, keluarga
dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas
sesuai dengan amrtabat dan tradisi luhur keperawatan.
d) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan
individu, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa
dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan
umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran esameional dalam menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
umum yang berlaku.
c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan
ketrampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan
dengan norma-norma kemanusiaan.
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik, agama yang dianut serta kedudukan
esame.
e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan
keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung
jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sesame perawat dan profesi
kesehatan lain
a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar esame
perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam
memelihara dalam keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya kepada esame perawat serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan
professional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama
dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan.
b) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi
luhur.
c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah
air
a) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan
b) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam
menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

B. Hak Dan Kewajiban


1. Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit
a. Hak pasien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib
dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan
jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi
dan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan.
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai
dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas
menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa
ikut campur tangan dari pihak luar.
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap
penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang
merawat.
8) Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang diderita.
b. Tindakan medic apa yang hendak dilakukan
c. Kemungkinan penyilit sebagai akibat tindakan tersebut
dan tindakan untuk mengatasinya.
d. Alternative terapi lain.
e. Prognosanya.
f. Perkiraan biaya pengobatan.
10) Pasien berhak menyetujui/member izin atas tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang di derita.
11) Pasien berhak menolak tindkan yang hendak dilakukan
terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta
perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
menggangu pasien lain.
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril
maupun spiritual.
b. Kewajiban pasien
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
dokter dan perawat dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter
yang merawat.
4) Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban untuk
melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah
sakit/dokter.
5) Pasien dan atau penanggungjwabnya berkewajiban
memenuhin hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang
telah dibuatnya.

2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit


a. Hak Perawat dan bidan
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai
latar belakang pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundangan serta standar profesi dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang
tidak puas terhadap pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan
IPTEK dalam bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan
secara terus-menerus.
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan
atau keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan
pelayanan kesehatan di RS.
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan oleh pasien atau dan atau keluarganya
serta tenaga kesehatan lain.
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis
untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
perundang-undangan, standar profesi dan etik profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa
profesinya sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai
dengan bidang profesinya.

b. Kewajiban Perawat dan bidan


1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan
hubungan hokum antara perawat dan bidan dengan pihak
rumah sakit.
2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS.
3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah
dibuatnya.
4) Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan/kebidanan
sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangan/otonomi
profesi.
5) Menghormati hak-hak klien.
6) Merujuk pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain
yang mempunyai keahlian/kemampuannya lebih baik.
7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan
atau klien dengan penyulit, bidan wajib merujuk klien kepada
bidan lain/dokter yang mempunyai keahlian/kemampuan
yang lebih baik.
8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan
ibadah sesuai dengan agama/keyakinannya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk
didampingi suami/keluarganya.
10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait
dalam memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan
kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan
hak otonomi profesi.
12) Memberikan informasi yang adekuat tentang
keperawatan/kebidanan kepada pasien dan atau keluarganya
sesuai dengan batas kewenangannya.
13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas
tindakan yang akan dilakukan.
14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara
akurat berkesinambungan.
15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/kebidanan
sesuai dengan standar profesi keperawatan/kebidanan dan
kepuasan klien.
16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan/kebidanan
secara terus-menerus.
17) Melakukan pertolongan darurat sebagai prikemanusiaan
sesuai dengan batas kewenangannya.
18) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
bahkan juga setelah klien tersebut meninggal, kecuali jika
diminta keterangannya oleh yang Berwenang
BAB III
MEKANISME KERJA

A. Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan


Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan
pelanggaran disiplin profesi keperawatan oleh Perawat dan Bidan
adalah hal-hal yang menyangkut:
1. Kompetensi Klinis
2. Asuhan Keperawatan/Kebidanan atas seorang pasien di Rumah Sakit
3. Dugaan penyimpangan etika profesi
4. Pelanggaran Prosedur Tetap
5. Penggunaan obat dan alat kesehatan atas delegasi Dokter sesuai
dengan standar profesi, berdasarkan ketetapan Komite Keperawatan
6. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin profesi keperawatan

Setiap Perawat dan Bidan wajib memberitahukan adanya dugaan


pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam adalah kepada Ketua
Komite Keperawatan secara tertulis dalam suatu formulir yang
disediakan untuk itu, dan menyampaikan formulir pemberitahuan
tersebut kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya
disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan melalui direksi.
Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindak-lanjuti dan
memberikan kesimpulan serta keputusan atas setiap laporan yang
disampaikan oleh Perawat dan Bidan. Ketua Komite Keperawatan dapat
menugaskan Sub-Komite terkait di bawah Komite Keperawatan untuk
meneliti dan menindak-lanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud.
Ketua Komite Keperawatan memberikan kesimpulan dan keputusan
sebagaimana berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi sub komite
terkait yang dapat berbentuk:
1. Saran kepada Perawat dan Bidan terkait serta manajemen Rumah
Sakit.
2. Keputusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan
adanya pelanggaran disiplin profesi dan kode etik.
Semua keputusan yang dimaksud diatas di dokumentasikan secara
lengkap oleh sekertaris komite keperawatan dan diperlakukan secara
konfidensial dan pengungkapan dokumen hanya dapat ditentukan
oleh direksi setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Komite
Keperaewatan

B. Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan


Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi keperawatan dan etika
keperawatan dimulai berdasarkan keputusan Ketua Komite
Keperawatan untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Statuta ini dan dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait.
Sub Komite Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara
yang telah ditetapkan dalam Statuta ini. Ketua Sub-Komite Disiplin
menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasinya kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk ditetapkan sebagai keputusan Komite
Keperawatan yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan keputusan sebagaimana
dimaksud dengan memperhatikan masukan dari Sub-Komite lain
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya
keputusan Sub-Komite Disiplin. Keputusan Komite Keperawatan
disampaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada yang
bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
ditetapkannya keputusan tersebut untuk segera ditindak-lanjuti oleh
direksi.
C. Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin
Etika Profesi Keperawatan
Dalam hal Ketua Komite Keperawatan menyampaikan putusan untuk
melakukan penelitian lanjutan Statuta ini, maka Ketua Sub-Komite
Disiplin atau yang mewakilinya mengusulkan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk menetapkan Tim Ad-Hoc dengan suatu Surat
Keputusan.

Penetapan Tim Ad-Hoc dilakukan setelah dilakukan penelitian


pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite
Keperawatan Sub-Komite Disiplin. Tim Ad-Hoc menyelenggarakan
sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterbitkannya Surat Keputusan.

Ketua Komite Keperawatan atau Staf lain yang ditunjuk, didampingi


Ketua Sub-Komite Disiplin atau Staf lain yang ditunjuk, memimpin
sidang pertama Tim Ad-Hoc untuk menentukan Ketua dan Wakil Ketua
Tim Ad-Hoc dan menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota Tim
Ad-Hoc. Kepada Tim Ad-Hoc diperbantukan Sekretaris yang ditunjuk
oleh Komite Keperawatan untuk melancarkan persidangan. Tim Ad-Hoc
bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang
diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara
yang telah ditetapkan dalam Satuta ini. Dalam rangka melakukan
pengkajian, Tim Ad-Hoc berwenang meminta informasi kepada “yang
teradu” dan semua pihak di Rumah sakit, termasuk meneliti rekam
keperawatan dan bila diperlukan, meminta bantuan pihak lain di luar
Rumah Sakit dengan peretujuan Komite Keperawatan. Tim Ad-Hoc
wajib melaksanakan rapat-rapat/persidangan untuk
menyimpulkan/memutuskan suatu kasus yang diserahkan kepadanya
dalam suatu Surat Kesimpulan yang ditandatangani oleh Ketua
bersama segenap anggota Tim Ad-Hoc untuk diserahkan kepada Ketua
Sub-Komite Disiplin melalui suatu keputusan yang memuat:
1. Ringkasan kasus atau kejadian
2. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
3. Rekomendasi tindakan korektif
Ketua Sub-Komite Disiplin menerbitkan Surat Keputusan
pembubaran Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud setelah menerima
surat kesimpulan keputusan dan semua berkas persidangan secara
lengkap. Ketua Sub-Komite Disiplin menyerahkan hasil rapat Tim Ad-
Hoc kepada Ketua Komite Keperawatan untuk ditindaklanjuti. Komite
Keperawatan menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan
tindak lanjut Keputusan Komite Keperawatan disampaikan kepada
direksi sebagai usulan.

D. Klasifikasi Pelanggaran
Adapun Jenis-jenis pelanggaran dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat

1. Pelanggaran Ringan
a. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
1) Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
2) Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas
kesehatan kepada pasien.
3) Memberi informasi yang tidak optimal.
4) Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak
dengan pasien atau melakukan tindakan.
5) Kurang menunjukan sikap empati.
6) Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan
tindakan Keperawatan.
7) Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu
kenyamanan atau ketenangan kerja (berbicara keras,
menghidupkan radio, TV, dll).
b. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan
rumah sakit yang terkait dengan tugas sebagai perawat / bidan.
c. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
1) Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain
atau profesi lain.
2) Tidak menghargai kelebihan / prestasi perawat lain atau profesi
lain.
3) Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga
kesehatan lain.
d. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak
memakai pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan.

2. Pelanggaran Sedang
a. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
1) Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan,
menggosok gigi / oral hygiene, vulva hygien.
2) Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat
kecemasan pada pasien dan keluarga.
3) Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka
agama pada saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut.
4) Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap
yang dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa.
5) Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien
yang butuh bantuan.
6) Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang
mengakibatkan terjadi infeksi.
7) Tidak melakukan tindakan pencegahan dekubitus (mengubah
posisi, memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata
tenun yang basah / kotor).
b. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
1) Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan
kebijakan rumah sakit yang berlaku.
2) Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan
pasien.
3) Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan
secara optimal.
4) Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan
keperawatan (respon pasien, kondisi pasien dll).
5) Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas perawatan.
c. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
1) Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat
atau profesi lain.
2) Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas
saat dibutuhkan.
3) Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
4) Melemparkan tanggung jawab keapda perawat lain.
5) Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan
pengalaman kepada perawat lain atau profesi lain.
6) Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan
dari semua perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan
keterampilan di bidang keperawatan.
7) Membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan /
kepada pasien / keluarga.
d. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
1) Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non
formal.
2) Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
3) Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan
perilaku dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang
perawatan, tidak menggunakan seragam lengkap, menjelekkan
profesi perawat atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata
kotor saat berdinas.
3. Pelanggaran Berat
a. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
1) Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
2) Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan
nafas.
3) Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi
kardiovaskuler.
4) Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti
jantung / pain (kecuali keinginan keluarga).
5) Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh,
tergelincir, keracunan, salah obat, salah transfusi dll).
6) Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur
tetap yang dapat menyebabkan kematian / kecacatan.
7) Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
8) Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
9) Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien /
keluarga (laporan tertulis / lisan / kotak saran).
10) Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi /
orang yang berhak mengetahui.
11) Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
12) Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
13) Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
14) Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien
berdasarkan status sosial dan martabat pasien.
b. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
1) Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan
prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat
merugikan pasien secara fisik / mental.
2) Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
3) Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin,
aliran politik, agama dan status sosial sesuai dengan keinginan
pribadi.
c. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
1) Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain.
2) Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama perawat atau
profesi lain.
3) Mencelakakan perawat dan profesi lain.
4) Mengadu domba sesama perawat atau profesi lain.
5) Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal.
d. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
1) mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit
untuk kepentingan pribadi atau profesi Keperawatan.
2) menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk
kepentingan pribadi, mencari dana atas nama profesi lain untuk
kepentingan pribadi, promosi produk tertentu dikaitkan dengan
profesi untuk kepentingan pribadi.
3) Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.
4) Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin.
5) Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam
satu bulan tanpa izin.

E. Mekanisme Penanganan Masalah Etika


Penanganan masalah etika Keperawatan merupakan penanganan
masalah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan pelanggaran masalah Kode Etik
Keperawatan Indonesia dan Kode Etik Kebidanan. Yang bertanggung
jawab dalam masalah etik adalah :
1. Direktur RSUD
2. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
3. Kepala Ruangan.
4. Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Komite
Keperawatan.

Untuk mekanisme penyelesaian masalah etika meliputi:


1. Membuat kronologis kejadian.
2. Menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, sedang, berat).
3. Penyelesaian masalah secara berjenjang yaitu : Kepala Ruangan,
Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, Direktur Rumah Sakit
dengan melibatkan sub komite etik komite keperawatan, dan
organisasi profesi (PPNI dan IBI).

F. Penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran


1. Pelanggaran Ringan
a. Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
b. Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
c. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis
ke kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus
diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan
2. Pelanggaran Sedang
a. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis
ke kepala bidang pelayanan keperawatan
b. Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan
keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite
keperawatan.
c. Kepala bidang Pelayanan keperawatan memanggil perawat yang
melakukan pelanggaran dan wajib / harus membuat surat
pernyataan, serta memberikan sangsi tertulis kepada perawat
yang membuat pelanggaran.
d. Pelanggar dialihkan tanggungjawabnya
3. Pelanggaran Berat
a. Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis
ke kepala bidang pelayanan keperawatan.
b. Kepala bidang pelayanan keperawatan menyerahkan laporan
yang sebelumnya sudah diketahui oleh sub komite etik komite
keperawatan ke Direktur.
c. Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub
komite etik komite keperawatan serta Direktur bersidang
untuk menentukan hukuman yang akan diberikan.

G. Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan
pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir baku sebagai
berikut :
1. Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)
Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan
pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan
2. Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Keperawatan
(Lampiran 2)
Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian
pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala
ruangan.
3. Formulir Pengarahan/Konseling (Lampiran3)
Formulir ini berfungsi bahwa perawat/bidan yang bersangkutan
telah melakukan pelanggaran sebagai pengakuan dan telah
diberikan pengarahan. Formulir ini diisi oleh yang telah
memberikan pengarahan (konselor) dan ditandatangani oleh
perawat/bidan yang bersangkutan.

H. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor
pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan. Contoh
penomoran tersebut adalah:
Bila terjadi kasus : Seorang perawat tidak melakukan prosedur
aseptik / antiseptik. Maka nomor pelanggaran perawat tersebut
adalah C1l yaitu pelanggaran Berat (C), pada tanggung jawab perawat
terhadap pasen (1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik /
antiseptic (l).

BAB IV
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK

PENGADUAN LISAN / TERTULIS

DIREKTUR

KOMITE KEPERAWATAN

SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN

PEMBENTUKAN TIM AD-HOC UNTUK MENELITI - Pengumpulan


PELANGGARAN LEBIH LANJUT data
- Pemanggilan
yang
bersangkutan
RAPAT

REKOMENDASI
PELANGGRAN
Lampiran 1

PERINGATAN LISAN

Peringatan Lisan ini diberikan kepada :


Nama :
Tenpat Bekerja :
Jenis Pelanggaran :
Nomor Pelanggaran :
Hari Terjadinya Pelanggaran :
Tanggal Terjadinya Pelanggaran :
Jam Terjadinya Pelanggaran :
Pelanggaran Tersebut Disaksikan Oleh :

Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran


yang dimaksud. Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang
saudara / i dapat memperbaiki tingkah laku / memelihara suasana kerja /
hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana dikemudian hari saudara/ i
berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya, maka saya
selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pontianak, 20…
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan

( )
( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 3

PENGARAHAN / KONSELING

Telah dilakukanpengarahan/konseling kepada :


Nama :
TempatBekerja :
Hari :
Tanggal :
Jam :
JenisPelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Pengarahan Yang diberikan :

Tanggapan Perawat Yang Dikonseling :

Pontianak, 20…
Yang Diberi Pengarahan Yang Memberi Pengarahan

( ) ( )

Tembusan
:
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala Ruangan
3. Perawat Yang Bersangkutan

*) Lingkari JenisPelanggaran yang Dimaksud

Lampiran 2

LAPORAN KEJADIAN PELANGGARAN


KODE ETIK KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya kepala ruang :


Melaporkan bahwa yang namanya tersebut dibawah ini telah melakukan
pelanggaran, yaitu:
Nama :
Tempat Bekerja :
Hari / Tanggal Kejadian :
Jam Kejadian :
Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Tindakan yang segera dilakukan :

Demikian laporan ini disampaikan, sebagai pemberitahuan.

Pontianak, 20…
Kepala Ruangan

( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan

*) Lingkari JenisPelanggaran yang Dimaksud

Anda mungkin juga menyukai