A. Analisis rasio Likuiditas Current Ratio Aktu Luncu Kcwubun Luncu
CR 2008 1,97 CR 2009 2,07 Bahwa pada tahun 2008, setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 1,97 rupiah aktiva lancarnya atau kemampuan dari perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya adalah sebesar 197 dari keseluruhan aktiva lancarnya. Sedangkan pada tahun 2009, setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 2,07 rupiah aktiva lancarnya atau kemampuan dari perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya adalah sebesar 207 dari keseluruhan aktiva lancarnya.
B. Analisis Rasio Solvabilitas 1. DAR totuI hutung totuI uktu
DAR 2008 13,72 DAR 2009 14,85 Pada tahun 2008 persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 13,72 sedangkan untuk tahun 2009 sebesar 14,85. Atau bila perusahaan dilikuidasi, pada tahun 2000 p erusahaan dapat membayar hutanngya sebesar 7 kali lipat hutangnya dari aktiva yang ada. DAR meningkat di tiap tahunnya hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang menurun karena sebagian investasi dibiayai oleh hutang.
2. DER 1otuI hutung totuI ckutus
DER 2008 193,86 DER 2009 204,5 Tahun 2008 DER dari BSM adalah sebesar 193,86 dan di tahun 2009 sebesar 204,5. Bila dilihat DER mengalami peningkatan namun tidak signiIikan. Akan tetapi hal ini bukanlah angka yang baik, dikarenakan rasio ini menunujukkan pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemilik modal hanya setengahnya dari jumlah hutang yang ada. Atau dengan kata lain apabila dilikuidasi, perusahaan hanya akan mampu membayar jumlah hutangnya hanya setengahnya dari jumlah atau total ekuitas yang ada.
3. EM 1otuI Aktu totuI ckutus
EM 2008 14,122 EM 2009 13,768 Porsi aktiva yang dibiayaai oleh pemegang saham pada tahun 2008 adalah sebesar 14,122 dan pada tahun 2009 adalah sebesar 13,768. Berarti di tahun 2009 telah terjadi kenaikan dari porsi pemegang saham terhadap pembiayaan aktivanya.
GPM 2008 0,6231 atau 62,31 GPM 2009 0,6271 atau 62,71 Bahwa pada keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual atau dari setiap pendapatan perusahaan adalkah sebesar 62,31 pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 adalah sebesar 62,71 . Atau dengan kata lain, dari 1 rupiah setiap pendapatan perusahaan, keuntungan kotor yang didapat sebesar 0,62 rupiah.
2. NPM Lubu bcsh cnduutun bcsh
NPM 2008 0,0964 NPM 2009 0,1203 Bahwa dari setiap 1 rupiah pendapatan bersih, terdapat 0,09 rupiah laba bersihnya yaitu pada tahun 2008. Dan pada tahun 2009 terjadi kenaikan NPM dimana dari setiap 1 rupiah pendapatan perusahaan terdapat 0,1 rupiah keuntungan bersihnya.
3. ROA Iubu bcsh totuI uktu
ROA 2008 0,0115 atau 1,15 ROA 2009 0,0148 atau 1,48 Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba bersih dari setiap 1 rupiah asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ROA tahun 2008 sebesar 0,0115. Artinya bahwa pada setiap satu rupiah asset yang dimiliki perusahaan, perusahaan bisa menghasilkan 0,0115 rupiah laba bersih. Dan ROA pada tahun 2009 adalah sebesar 0,0148. Artinya bahwa pada setiap satu rupiah asset yang dimiliki perusahaan, perusahaan dapat menghasilkan 0,0148 rupiah laba bersih. Bila dibandingkan dengan tingkat suku bungan deposito saat ini yang berkisar antara 8-12, sedangkan ROA perusahaan hanya berkisar pada angka 1-1,5, maka kinerja perusahan dapat dikatakan buruk.
4. ROE Lubu bcsh utu-utu ckutus
ROE 2008 0,1625 atau 16,25 ROE 2009 0,1817 atau 18,17 ROE menunjukkan besarnya kembalian dari setiap investasi dari pemegang saham. Besarnya ROE meningkat dari sekitar 16 menjadi 18. Hal ini menunujukkan hal yang positiI, dimana dari setiap 100 rupiah investasi pemegang saham, pemegang saham mendapatkan pengembalian sekitar 16-18 rupiah. Dan lebih besar dari nilai pengembalian dari bunga deposito yang berkisar antara 8-12.
5. EPS Iubu bcsh ]umIuh suhum ung bccdu
EPS 2008 1759 rupiah EPS 2009 2210 rupiah Besarnya pengembalian modal untuk setiap lembar sahamnya mengalami kenaikan. Dimana dar ihasil perhitungan, didapat EPS tahun 2008b sebesar 1759 rupiah. Dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 2210 rupiah.
6. Payout Ratio ddcn kus Iubu bcsh
PR 2008 0,5091 atau 50,91 Dari hasil perhitungan, didapat bahwa nilai PR untuk tahun 2008 adalah sebesar 50,91 yang berarti bahwa 50,91 dari laba bersih perusahaan dibagikan sebagai dividen kas, sedangkan sisanya sebesar 49,09 digunakan sebagai tambahan ekuitas.
7. Retention Ratio Iubu dtuhun Iubu bcsh
RR 2008 0,4909 atau 49,09 Bahwa besarnya tambahan modal untuk ekuitas perusahan sebesar 49,09 dari total laba bersih perusahaan.
8. Productivity Ratio cnduutun bcsh utu-utu totuI uktu
PR 2008 0,1193 PR 2009 0,1237 Bahwa dari setiap 100 rupiah total aktiva yang dimilki oleh perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh pendapatan dari operasionalnya sebesar 11-12 rupiah. Dan mengalami peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009.
D. Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. Prediksi kebangkrutan perusahaan berIungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak di masa mendatang. Untuk memprediksi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan digunakan rumus Altman Z-core. Secara matematis persamaan Altman Z-core dirumuskan sebagai berikut Z 1,2 WCTA 1,4 RETA 3,3 EBITTA 0,6 MVEBVL 1 STA
Dari hasil perhitungan didapat bahwa; Nilai Z-core dari PT BSM adalah sebesar 0,53085.
Nilai Z yang kurang dari 1,88 menunjukkan bahwa perusahaan mengalami maslaah keuangan yang serius. Atau diprediksi akan mengalami kebangkrutan apabila bank tersebut dilikuidasi. Untuk itu bagi investor dan kreditor lebih baik berhati-hati apabila akan melakukan investasi di perusahaan ini. Bagi investor yang tidak ingin mengambil resiko yang besar, sebaiknya tidak melakukan investasi di perusahaan ini. \