WALI KOTA SERANG
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALI KOTA SERANG
NOMOR 78 TAHUN 2023
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALI KOTA SERANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 58
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu ditetapkan
pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Serang, maka
perlu memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai
dengan memperhatikan kelas jabatan dan kemampuan
keuangan daerah;
c. bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Wali Kota tentang Tata Cara Pemberian
Tambahan Penghasilan Pegawai di _-Lingkungan
Pemerintah Kota Serang Tahun 2024;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 ‘Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4250);
2. Undang-Undang .....Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4748);
Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6897);
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6264);10.
12,
13.
14,
oe
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang
Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari
Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 50);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2021
tentang Teknis Pemberian Gaji dan Tunjangan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang Bekerja pada
Instansi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 53);
Peraturan Menterl Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem
Kerja pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan
Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 181);
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 54);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2023
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2024 (Berita Negara
Republik indonesia Tahun 2023 Nomor 799);
Memperhatikan .....-4-
Memperhatikan: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun
2020 tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri
terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
‘TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024.
BABI
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini, yang dimaksud dengan:
i
2.
3.
Daerah adalah Kota Serang.
Wali Kota adalah Wali Kota Serang.
Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan dewan
perwakilan rakyat daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang
selanjutnya disingkat BKPSDM adalah Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan. pemerintahan di bidang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
8. Pegawai .....(1)
(2)
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan/atau menduduki jabatan
pemerintahan,
. Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya disingkat TPP adalah
tunjangan tambahan penghasilan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kepada pegawai berdasarkan pertimbangan yang objektif dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh
persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
. Presensi adalah kehadiran pegawai pada jam kerja yang telah ditentukan.
. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam waktu
tertentu.
. Fingerprint adalah suatu alat elektronik yang menerapkan sensor scanning
untuk mengetahui sidik jari sescorang guna keperluan kehadiran harian
pegawai.
. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang digunakan untuk mengajukan permintaan pembayaran.
. Pembayaran Langsung yang selanjuinya disebut LS adalah Pembayaran
Langsung kepada bendahara pengeluaran/penerima hak lainnya atas
dasar perjanjian kerja, surat tugas, dan/surat perintah kerja lainnya
melalui penerbitan surat perintah membayar langsung.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
Peraturan Wali Kota ini dimaksudkan sebagai pedoman pemberian TPP
ASN dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota Serang.
Pemberian TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. meningkatkan kinerja pegawais
b.. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat;
c. meningkatkan kesejahteraan pegawai;-6-
d. _meningkatkan disiplin pegawai; dan
. memberikan apresiasi atau penghargaan dan sanksi terhadap Pegawai
ASN dan CPNS atau Perangkat Daerah.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup TPP ASN dan CPNS meliputi:
prinsip-prinsip pemberian TPP ASN dan CPNS;
kriteria pemberian TPP ASN dan CPNS;
pembentukan Tim Pelaksanaan TPP ASN dan CPNS;
penetapan besaran TPP ASN dan CPNS;
perhitungan besaran TPP ASN dan CPNS;
pemberian dan pengurangan TPP ASN dan CPNS;
penangguhan TPP ASN dan CPNS;
penilaian TPP ASN dan CPNS;
i. _ tata cara pemberian dan pembayaran TPP ASN dan CPNS; dan
PRP oe pos Pp
j. _ pembinaan dan pengawasan.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN TPP ASN
Pasal 4
Pemberian TPP ASN dan CPNS menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. kepastian hukum dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
keadilan.
b. akuntabel dimaksudkan bahwa TPP ASN dan CPNS_ dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan’ ketentuan
peraturan perundang-undangan.
¢.' proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP ASN dan CPNS
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Pegawai ASN dan
CPNS.
d. efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS
sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan
perencanaan kinerja yang ditetapkan.
e. keadilan dan kesetaraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan
CPNS harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk
memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN dan
CPNS.-7-
kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS
diarahkan untuk menjamin kesejahteraan Pegawai ASN dan CPNS.
optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS sebagai
hasil optimalisasi pagu anggaran belanja Pemerintah Kota Serang.
BAB III
KRITERIA PEMBERIAN TPP ASN
Pasal 5
‘TPP ASN dan CPNS diberikan berdasarkan kriteria:
rp eae gp
Q)
@)
a
(2)
beban kerja;
prestasi kerja;
tempat bertugas;
kondisi kerja;
kelangkaan profesi; dan/atau
pertimbangan objektif lainnya.
Pasal 6
‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada Pegawai yang dalam
melaksanakan tugas melampaui beban kerja normal minimal 112,5
(seratus dua belas koma lima) jam perbulan atau batas waktu normal
minimal 170 (seratus tujuh puluh) jam perbulan.
Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan beban kerja sesuai
kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP.
Pasal 7
‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang
memiliki prestasi kerja yang tinggi sesuai bidang keahliannya atau inovasi
dan diakui oleh pimpinan di atasnya.
Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan prestasi kerja sesuai
kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP ASN dan CPNS.
Pasal 8
‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas:
a.
TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf c diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di dacrah memiliki tingkat
kesulitan tinggi dan daerah terpencil;Q)
@)
8)
()
Be
tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil berdasarkan pada indeks TPP
ASN dan CPNS tempat bertugas, yang didapatkan dari perbandingan
indeks kesulitan geografis kantor berada dibagi indeks kesulitan geografis
terendah di wilayah Kota Serang;
indeks kesulitan kelurahan adalah sama dengan indeks kesulitan geografis
kelurahan terendah; dan
alokasi TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas adalah paling
tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari basic TPP ASN dan CPNS
apabila indeks TPP ASN dan CPNS tempat bertugas di atas 1,50 (satu
koma lima puluh).
Pasal 9
TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang
melaksanakan tugas dan’ tanggung jawab memiliki risiko tinggi seperti
risiko kesehatan, keamanan jiwa, dan lainnya.
Rincian kriteria TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seluruh Pegawai yang
melaksanakan tugas pada kriteria sebagai berikut:
a. _pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular;
b. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radasi, dan bahan radioaktif,
c. _pekerjaan yang berisiko dengan keselamatan kerja;
d. pekerjaan yang berisiko dengan aparat pemeriksa dan penegak
hukum;
fe. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau
jabatan yang setingkat namun tidak ada pejabat pelaksananya;
dan/atau
pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah didukung oleh jabatan
fungsional dan tidak ada jabatan struktur dibawahnya.
Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja sesuai
kemampuan keuangan daerah dari basic TPP.
Pasal 10 .
TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf e diberikan kepada Pegawai ASN yang
melaksanakan tugas pada jabatan pimpinan tertinggi dengan kriteria
sebagai berikut:
a, keterampilan .....2)
8)
()
(2)
@)
()
2)
-9-
a. _keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini khusus; dan/atau
b. kkualifikasi pegawai sangat sedikit/hampir tidak ada yang bisa
memenuhi pekerjaan dimaksud.
Kriteria TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi ditetapkan
oleh Wali Kota.
‘Alokasi TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi adalah paling
sedikit 10 % (sepuluh persen) dari basic TPP ASN dan CPNS.
Pasal 11
‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan pertimbangan objektif lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f diberikan kepada Pegawai
sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, meliputi:
a. insentif bagi ASN atas pemungutan pajak daerab;
b. _insentif bagi ASN atas pemungutan retribusi daerah;
c. Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Khusus Guru (TKG), dan
‘Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2024 melalui dana
alokasi khusus nonfisik;
d. jasa pelayanan kesehaian;
¢. honorarium; dan
¥ jasa pengelolaan BMD.
Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e berupa
honorarium bagi penanggung jawab pengelola keuangan, pengadaan
barang/jasa dan perangkat UKPBJ, berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Alokasi TPP berdasarkan pertimbangan objektif lainnya sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah dan karakteristik daerah.
BAB IV
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANAAN TPP ASN
Pasal 12
Dalam rangka pemberian TPP ASN dan CPNS dibentuk ‘Tim Pelaksanaan
TPP ASN dan CPNS.
Tim Pelaksanaan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), terdiri atas:
a.’ Sekretaris Daerah selaku ketua;
b. Perangkat Daerah yang membidangi:
i. _pengelolaan keuangan daerah;@)
Q
(2)
3)
(4)
6)
-10-
organisasi;
kepegawaian;
hukum;
perencanaan; dan/atau
apenr
6. pengawasan.
Tim dan susunan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Wali Kota.
BABV
PENETAPAN BESARAN TPP ASN
Pasal 13,
Penetapan besaran TPP ASN dan CPNS didasarkan pada parameter:
a. kelas jabatan;
b. _indeks kapasitas fiskal Daerah;
c. _ Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK); dan
d. _indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Kelas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi jabatan berdasarkan ketentuan_peraturan
perundang-undangan.
Indeks kapasitas fiskal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b merupakan kemampuan keuangan Daerah yang dicerminkan melalui
pendapatan Daerah dikurangi dengan pendapatan yang penggunaannya
sudah ditentukan dan belanja tertentu.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan
geografis Daerah.
Indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d terdiri atas variabel pengungkit dan variabel hasil terkait
penyelenggaraan Pemerintah Daerah, antara lain:
a. komponen variabel pengungkit terdiri atas:
opini laporan keuangan;
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD);
kematangan penataan Perangkat Daerah;
indeks inovasi Daerah;
prestasi kerja Pemerintah Daerah;
rasio belanja perjalanan dinas; dan
Nog P eon p
indeks reformasi birokrasi Pemerintah Daerah.
b. komponen .....a)
(2)
@
2)
(
(2)
@)
QQ)
eit
b. komponen variabel hasil terdiri atas:
1. _indeks pembangunan manusia; dan
2. indeks gini ratio.
Pasal 14
Perhitungan akhir besaran TPP ASN dan CPNS yaitu penjumlahan dari
total perkalian antara basic TPP ASN dengan kriteria TPP ASN.
Besaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
BAB VI
JAM KERJA
Pasal 15
Jam kerja dihitung dalam 5 (lima) hari kerja, yaitu:
a. hari Senin sampai dengan : pukul 07.30 s.d: pukul 16.00 WIB
hari Kamis
waktu istirahat : pukul 12.00 WIB s.d. pukul 13.00
wIB
b. hari Jumat : pukul 07.30 WIB sd. pukul
16.30 WIB
waktu istirahat : pukul 11.30 WIB s.d. pukul 13.00
wIB.
Jam kerja selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur_tersendiri
dengan Keputusan Wali. Kota dan/atau Keputusan Kepala Perangkat
Daerah.
Pasal 16
Jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pagal 15 dimulai dengan apel
pagi pada pukul 07.30 WIB.
Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh
setiap Pegawai ASN dan CPNS.
Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
pada tiap Perangkat Daerah dan/atau gabungan dari beberapa Perangkat
Daerah dalam 1 (satu) kawasan.
Pasal 17
Pada tiap hari Senin, ape! pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan
Pasal 17 dilaksanakan oleh seluruh Perangkat Daerah di halaman
kawasan pusat pemerintahan Daerah dan/atau tempat lain yang telah
ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
(2). Apel .....-12-
(2) Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilaksanakan
dalam keadaan tertentu sesuai dengan ketentuari peraturan perundang-
undangan.
(3) Untuk perhitungan kehadiran, fleksibilitas waktu kerja. dapat
diperhitungkan.
Pasal 18
Selain apel pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17
dilaksanakan apel kesadaran nasional oleh seluruh Perangkat Daerah setiap
tanggal 17 (tujuh belas) dan/atau tanggal yang telah ditentukan dengan
pertimbangan tertentu yang dilaksanakan di halaman halaman kawasan pusat
pemerintahan Daerah dan/atau tempat lain yang telah ditentukan sesuai
dengan kebutuhan.
Pasal 19
ASN yang diperbolehkan tidak mengikuti apel pagi sebagai berikut:
a. memiliki tugas spesifik/kekhususan, karakteristik, dan memberikan
pelayanan dasar kepada masyarakat;
b. melaksanakan tugas kedinasan berdasarkan surat perintah tugas; dan
c. _ sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
BAB VIL
PEMBERIAN DAN PENGURANGAN TPP ASN
Bagian Kesatu
Pemberian TPP ASN
Pasal 20
(1) ‘TPP ASN dan CPNS diberikan kepada PNS, CPNS, dan PPPK yang diangkat
sampai dengan Tahun 2023.
(2) TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 12
(dua belas) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran dan dibayarkan 1 (satu)
kali dalam setiap bulan pada akhir bulan berjalan.
(3) TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan berdasarkan
kelas jabatan dan kemampuan keuangan daerah.
(4) TPP CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 80% (delapan
puluh persen) dari tarif TPP pelaksana pada masing-masing Perangkat
Daerah.
Pasal 21
(1) Selain pemberian TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 dapat diberikan:2)
(3)
@
6)
c)
”
-13-
a. TPP ASN dan CPNS ke-13;
b. ‘TPP ASN dan CPNS hari raya; dan
tambahan TPP ASN pelaksana tugas (Pit) atau pelaksana harian (Plh.)
atau penjabat suatu jabatan;
TPP ASN CPNS ke-13 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diberikan sebesar TPP ASN dan CPNS satu bulan yang dibayarkan sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah dan . ketentuan peraturan
perundang-undangan.
‘TPP ASN dan CPNS hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diberikan sebesar TPP ASN dan CPNS satu bulan yang dibayarkan sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
‘Tambahan TPP ASN diberikan kepada:
a. pelaksana tugas (Plt.) atau pelaksana harian (Pih.) atau penjabat (Pj.)
suatu jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu
menerima TPP ASN tambahan diberikan sebesar 20 % (dua puluh
persen) dari TPP ASN dalam jabatan yang dirangkapnya;
b. Perangkat Daerah berdasarkan pada kriteria kondisi kerja diberikan
tambahan TPP ASN sebesar 10% (sepuluh persen) dari besaran TPP
pada setiap jabatan yang telah ditetapkan, meliputi Sckretariat
Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas
Perhubungan, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Satuan Polisi Pamong
Praja, Kecamatan, dan Kelurahan.
c. TPP ASN berdasarkan kondisi kerja pada Inspektorat diberikan
sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari besaran TPP ASN pada
setiap jabatan yang telah ditetapkan.
TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a diberikan apabila
mengemban tugas dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) bulan
kalender sejak ditugaskan.
TPP ASN dan CPNS pada UKPBJ berdasarkan kondisi kerja dapat
diberikan lebih tinggi dari jabatan yang setingkat.
Ketentuan mengenai TPP ASN tambahan, yaitu:
a. pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang merangkap
sebagai Plt. atau Plh. atau penjabat menerima TPP ASN tambahan,
besar tambahan 20% (dua puluh persen) dari TPP ASN dalam jabatan
sebagai Pit. atau Plh. atau penjabat pada jabatan yang dirangkapnya;
b. pejabat .....Q)
2)
8)
(4)
6)
()
2)
-14-
b. pejabat setingkat yang merangkap Plt. atau Plh. atau penjabat
jabatan lain menerima TPP ASN yang lebih tinggi, ditambah 20% (dua
puluh persen) dari TPP ASN yang lebih rendah pada jabatan definitif
atau jabatan yang dirangkapnya; dan
c. pejabat satu tingkat di bawah pejabat definitif yang berhalangan tetap
atau berhalangan sementara yang merangkap sebagai Plt. atau Plh
atau penjabat hanya menerima TPP ASN pada jabatan TPP ASN yang
tertinggi.
Pasal 22
Bagi pejabat administrator yang diberikan penugasan sebagai koordinator
yang telah ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP
ASN setara dengan TPP jabatan fungsional ahli madya hasil penyetaraan
ditambah selisih besaran tunjangan jabatan sebelumnya.
Bagi PNS yang diberikan penugasan sebagai koordinator yang telah
ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP ASN setara
dengan pejabat administrator jabatan fungsional ahli madya hasil
penyetaraan pada jabatan yang didudukinya.
Bagi ketua tim kerja yang berasal dari pejabat pengawas diberikan TPP
ASN setara dengan TPP jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan
ditambah selisih besaran tunjangan jabatan sebelumnya.
Bagi PNS yang diberikan penugasan sebagai ketua tim kerja yang telah
ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP ASN setara
dengan pejabat pengawas/jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan
pada jabatan yang didudukinya.
Bagi ketua tim kerja yang berasal dari jabatan pelaksana diberikan TPP
ASN setara dengan ‘TPP jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan
pada jabatan yang didudukinya.
Pasal 23
Pegawai ASN dan CPNS yang sedang melaksanakan tugas belajar,
pendidikan, dan pelatihan diberikan TPP ASN dan CPNS 100% dari
besaran yang ditetapkan.
TPP ASN dan CPNS diberikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
besaran TPP ASN dan CPNS yang ditetapkan kepada pegawai dalam
keadaan:
a. menjalankan cuti besar lebih dari 14 (empat belas) hari kerja dalam
satu bulan dikecualikan cuti dalam menjalankan ibadah haji;
b. menjalankan@)
4)
(5)
()
2)
ce)
-15-
b. menjalankan cuti alasan penting lebih dari 14 (empat belas) hari kerja
dalam satu bulan;
c. _cuti sakit yang direkomendasikan oleh dokter pemerintah; dan
d. cuti bersalin untuk anak ke 1, 2 dan 3.
Alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan disampaikan secara
tertulis dalam bentuk. surat permohonan serta disetujui oleh atasan
langsung.
Bagi ASN dan CPNS yang mengalami mutasi, pemberian TPP ASN dan
CPNS berdasarkan jabatan baru mulai berlaku pada awal bulan
berikutnya.
PNS dan CPNS yang meninggal dunia diberikan TPP ASN 1 (satu) bulan
penuh yang diterima bulan sebelumnya.
Pasal 24
‘TPP ASN dan CPNS dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh
Pemerintah Daerah.
Pasal 25
‘TPP ASN dan CPNS tidak diberikan kepada pegawai, dalam hal:
a. Pegawai ASN dan CPNS yang nyata-nyata tidak mempunyai
tugas/jabatan/pekerjaan tertentu berdasarkan pernyataan dari
atasan langsung;
b. Pegawai ASN dan CPNS yang diberhentikan dengan hormat atau tidak
dengan hormat;
c. Pegawai ASN dan CPNS yang sedang mengajukan banding
administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian serta tidak
diizinkan masuk bekerja atau mengajukan gugatan kepada
pengadilan;
d. Pegawai ASN yang sedang melaksanakan cuti di luar tanggungan
negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan
pensiun;
e. Pegawai ASN dan CPNS yang sedang dalam penugasan pada instansi
pemerintah di luar instansi Pemerintah Kota Serang, kecuali tidak
menerima tunjangan/insentif dari instansi tempat bertugas yang
dibuktikan dengan surat pernyataan pimpinan instansi tempat
bertugas;()
@)
(3)
(4)
QQ)
Sloe
f. Pegawai instansi pusat yang diberikan penugasan pada Perangkat
Daerah, kecuali tidak menerima tunjangan/insentif dari instansi asal
yang dibuktikan dengan surat pernyataan pimpinan instansi asal;
dan
g. Pegawai ASN yang mutasi masuk pada Perangkat Daerah Kota Serang
sampai dengan tersedianya anggaran dalam APBD.
Bagian Kedua
Pengurangan TPP ASN
Pasal 26
Pengurangan TPP ASN dan CPNS dikenakan kepada Pegawai ASN dan
CPNS yang:
a. melanggar ketentuan jam kerja; dan
b. dijatuhi hukuman disiplin;
Pengurangan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak sebesar 100% (seratus persen) untuk setiap bulannya.
Setiap Pegawai ASN dan CPNS yang tidak mengikuti apel pada Senin pagi
dan upacara pada hari kerja dikenakan pengurangan TPP ASN dan CPNS
sebesar 2% (dua persen) dari penilaian disiplin kerja.
Dalam hal Pegawai ASN dan CPNS tidak mengikuti Apel pada Senin pagi
dan upacara pada hari kerja karena alasan yang sah tidak dikenakan
pengurangan TPP ASN dengan melampirkan dokumen pendukung.
Pasal 27
Pengurangan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
ayat (1) huruf a diberlakukan kepada:
a. Pegawai ASN dan CPNS yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan,
maka diberikan pengurangan TPP ASN:
1. sebesar 3% (tiga persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk
kerja; dan
2. pegawai ASN yang tidak mengikuti apel pagi/apel
gabungan/upacara resmi kenegaraan pada bulan_berjaian
diberikan pengurangan bobot nilai disiplin kerja sebesar 2% (dua
persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak apel pagi/apel
gabungan/upacara resmi kenegaraan.
b. Pegawai yang terlambat masuk kerja pada bulan berjalan, maka
diberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut:
Keterlambatan .....@)
ele
Keterlambatan |° ana Keterlambatan Persentase
(TL) Pengurangan
TL1 1 menit s.d. < 31 menit 0,5%
TL 31 menit s.d. < 61 menit 1%
TL3 61 menit s.d. < 91 menit hase
TL4 > 91 dan atau tidak 1,5%
mengisi daftar hadir masuk
kerja
c. Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya pada bulan berjalan,
diberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut:
Pulang Sebelum Lama Meninggalkan Persentase
Waktunya Pekerjaan Sebelum Pengurangan
(sw) Waktunya
PSW 1 1 menit s.d. < 31 menit 0,5%
PSW 2 31 menit s.d. < 61 menit 1%
PSW3 61 menit s.d. < 91 menit 1,25%
PSW 4 > 91 dan atau tidak 1,5%
mengisi daftar —_hadir
pulang kantor
Pengurangan TPP ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat. (1)
huruf b diberlakukan kepada:
a. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa teguran
lisan, dikenakan pengurangan sebesar 10% (sepuluh persen) selama 1
(satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan
langsung;
b. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa teguran
tertulis, dikenakan pengurangan sebesar 20% (dua puluh persen)
selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari
atasan langsung;
c. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa
pernyataan tidak puas secara tertulis, dikenakan pengurangan
sebesar 30% (tiga puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang
dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung;
d. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dikenakan
pengurangan sebesar 40% (empat puluh persen) selama 1 (satu)
bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung;-18-
e. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa
penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, dikenakan
pengurangan sebesar 50% (lima puluh persen) selama 1 (satu) bulan
yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung;
f PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun,
dikenakan pengurangan sebesar 60% (enam puluh persen) selama 1
(satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan
langsung;
g. Jenis hukuman disiplin sedang berupa pemotongan tunjangan TPP
sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan,
pemotongan tunjangan TPP sebesar 25 % selama 9 (sembilan) bulan
dan pemotongan tunjangan 25 % (dua puluh lima persen) selama 12
(dua belas) bulan.
h. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan
jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan,
dikenakan pengurangan sebesar 70% (tujuh puluh persen) selama 1
(satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan
langsung;
i. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa
pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12
(dua belas) bulan diberikan sesuai dengan jabatan pelaksana yang
dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung;
j. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
ASN, tidak diberikan TPP sejak bulan berikutnya yang dibuktikan
dengan berita acara dari atasan langsung.
BAB VII
Penangguhan TPP ASN
Pasal 28
Penangguhan TPP ASN dan CPNS diberlakukan kepada:
a
Pegawai ASN dan CPNS sebagai wajib lapor yang tidak menyampaikan
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) atau Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) pada waktu yang ditetapkan,
diberikan sanksi penangguhan pengurangan atau penghapusan TPP
sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali Kota terkait wajib
LHKPN/LHKASN.(a)
@)
197
Pegawai ASN dan CPNS sebagai wajib lapor yang tidak menyampaikan
laporan pajak/Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sampai batas waktu
yang ditetapkan, TPP tidak dibayarkan sampai dengan diselesaikannya
kewajiban pelaporan yang dibuktikan dengan bukti terima laporan yang
sah berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Pegawai ASN dan CPNS yang menguasai barang milik daecrah tanpa bukti
penunjukan yang sah, TPP tidak dibayarkan apabila tidak mempunyai
surat penunjukan pemakaian dari pengguna barang atau belum
menyerahkan barang milik daerah dimaksud kepada pengguna barang
sampai dibuktikan dengan surat pernyataan bebas aset, baik berdasarkan
data aset Perangkat Daerah maupun Laporan Hasil Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) yang ditandatangani kepala Perangkat
Daerah atau pejabat pengguna barang terkait.
Pegawai ASN yang tidak menindaklanjuti surat keterangan tanggung jawab
mutlak atau surat keputusan pembebanan penggantian kerugian
sementara atas tuntutan ganti kerugian sampai dengan batas waktu yang
ditetapkan, TPP ASN dan CPNS tidak dibayarkan apabila tidak dipenuhi
penggantian kerugian dimaksud sampai dibuktikan dengan surat
pernyataan kepala Perangkat Daerah atau pejabat pengguna anggaran
terkait pemenuhan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
(TP-TGR) keuangan/barang milik daerah berdasarkan Laporan Hasil
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) sesuai batas waktu
yang ditetapkan.
BAB IX
Penilaian TPP ASN
Pasal 29
Pembayaran TPP ASN dan CPNS setiap bulan dinilai berdasarkan
produktivitas kerja dan disiplin kerja.
Pembayaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayar berdasarkan:
a. penilaian produktivitas kerja sebesar 60% (enam puluh persen) dari
besaran TPP ASN dan CPNS yang diterima Pegawai ASN; dan
b. penilaian disiplin kerja sebesar 40% (empat puluh persen) dari TPP
yang diterima Pegawai ASN.(3)
@)
(5)
6)
(7
ay
@)
(8)
-20-
Penilaian produktivitas kerja dilakukan berdasarkan:
a. pelaksanaan tugas; dan/atau
b. penilaian dari pejabat penilai terhadap pelaksanaan tugas pegawai
yang dipimpinnya.
Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a antara
lain:
a. uraian tugas jabatan;
b. _ indikator kinerja utama;
c. — perjanjian kinerja; atau
d. _ indikator kinerja individu.
Pelaksana tugas menetapkan sasaran dan target kinerja individu pada
awal tahun anggaran paling lambat minggu kedua bulan Januari setiap
tahunnya.
Penilaian disiplin kerja dilakukan berdasarkan. rekapitulasi_ kehadiran
pegawai.
Kehadiran pegawai pada saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja.
Pasal 30
Pegawai ASN dan CPNS yang hasil penilaian capaian kinerjanya dalam 1
(satu) bulan tidak mencapai target yang ditetapkan dikenakan pemotongan
secara berjenjang sebagai berikut:
a. jika capaian kinerja pegawai berpredikat cukup atau butuh
perbaikan, dipotong 10% (sepuluh persen);
b. _jika capaian kinerja pegawai berpredikat kurang, dipotong 15% (lima
belas persen); dan
c. _ jika capaian kinerja pegawai berpredikat sangat kurang, dipotong 20%
(dua puluh persen).
Pegawai ASN dan CPNS yang tidak membuat laporan penilaian kinerja
pegawai dalam 1 (satu) bulan, dikenakan pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 35% (tiga puluh lima persen).
Pegawai ASN dan CPNS yang tidak membuat laporan penilaian kinerja
pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tidak membuat laporan
penilaian kinerja pegawai pada bulan berikutnya dikenakan pemotongan
tunjangan kinerja sebesar 70% (tujuh puluh persen).
Pasal 31
Penilaian disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf b
ditentukan berdasarkan indikator tingkat kedisiplinan Pegawai ASN dan CPNS,-
meliputi:oie
a. tingkat kehadiran Pegawai ASN dan CPNS; dan
b. hukuman disiplin.
Pasal 32
(i) Tingkat kehadiran Pegawai ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 huruf a ditentukan berdasarkan indikator, meliputi:
a. tidak masuk bekerja;
b. _ terlambat masuk bekerja;
c. pulang sebelum waktunya;
d. _meninggalkan pekerjaah sebelum waktunya; dan/atau
e. tidak mengikuti apel pagi/apel gabungan/upacara resmi kenegaraan.
(2) Dalam melakukan penghitungan tingkat kehadiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dinas luar dan sakit yang dibuktikan dengan
surat tugas dan surat keterangan sakit dari dokter, dihitung sebagai
masuk kerja.
(3) Penghitungan tingkat kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbasis elektronik dan/atau manual dilaksanakan oleh setiap Perangkat
Daerah.
Pasal 33
Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b dijatuhkan
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan, meliputi:
a. hukuman disiplin ringan;
b. -hukuman disiplin sedang; atau
c. hukuman disiplin berat.
BABX
TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMBAYARAN TPP ASN
Bagian Kesatu
Pasal 34
Tata cara pemberian TPP ASN dan CPNS, meliputi:
a. pemberian TPP ASN dan CPNS kepada pegawai dibayarkan setelah
melaksanakan kerja selama 1 (satu) bulan;
b. _ setiap Pegawai ASN dan CPNS wajib membuat laporan kerja harian sebagai
dasar penilaian produktivitas kerja dan rekapitulasi sasaran capaian
kinerja pegawai sesuai aplikasi kinerja-el;
c. pejabat .....-22-
pejabat yang membidangi kepegawaian pada Perangkat Daerah melakukan
rekapitulasi dan verifikasi data kehadiran berdasarkan fingerprint, aplikasi
sistem informasi kehadiran dan/atau daftar hadir manual serta
rekapitulasi sasaran capaian kinerja pegawai sesuai aplikasi kinerja-el;
daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada huruf b digunakan pada
saat fingerprint dan aplikasi sistem informasi kehadiran tidak dapat
dipergunakan;
pada saat melaksanakan tugas kedinasan, maka surat perintah tugas
dilampirkan dalam rekapitulasi kehadiran.
sistem informasi kehadiran sebagaimana dimaksud pada huruf d
merupakan sistem aplikasi yang digunakan sebagai tolak ukur kehadiran
dan kinerja PNS;
hasil rekapitulasi kehadiran dan rekapitulasi sasaran capaian kinerja
Pegawai ASN dan CPNS yang telah ditandatangani atasan langsung
disampaikan ke BKPSDM untuk dilakukan validasi; dan
hasil validasi dari BKPSDM sebagaimana dimaksud pada huruf g dijadikan
dasar pengajuan besaran TPP ASN dan CPNS oleh kepala Perangkat
Daerah.
Bagian Kedua
Pasal 35
Tata cara pembayaran TPP ASN dan CPNS, meliputi:
a.
pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran mengajukan SPP LS
melalui bendahara untuk pembayaran TPP ASN dan CPNS dengan
melampirkan dokumen, meliputi:
1. perhitungan Presensi/absensi dan rekapitulasi kinerja-el yang telah
dilakukan validasi oleh BKPSDM;
surat pengantar SPP LS;
ringkasan SPP LS;
surat rincian SPP LS;
daftar penerima TPP ASN dan CPNS;
identification (ID) billing; dan
surat pernyataan tanggung jawab mutlak;
lembar kerja perhitungan TPP ASN dan CPNS berdasarkan kriteria
penerimaan TPP ASN dan CPNS; dan
tg
PNAS w
9. rekapitulasiEast
9. rekapitulasi wajib lapor LHKPN/LHKASN yang belum menyampaikan
LHKPN sampai dengan tanggal 31 Maret yang diverifikasi oleh
BKPSDM.
b. pembayaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada huruf a
berdasarkan hasil perhitungan indikator pemberian TPP ASN; dan
c. kesalahan dalam perhitungan pembayarannya dapat ditagihkan kembali.
Pasal 36.
(1) Pembayaran TPP ASN dan CPNS setiap bulan dinilai berdasarkan
produktivitas kerja dan disiplin kerja dikecualikan terhadap Pegawai ASN
dan CPNS yang memiliki jabatan tertentu dengan hari dan jam kerja
khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan sesuai dengan jabatan yang
tercantum pada Surat Keputusan Pengangkatan sebagai CPNS.
(3) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan terhitung mulai tanggal surat
pernyataan menjalankan tugas.
(4) Pembayaran ‘TPP ASN bagi CPNS formasi jabatan fungsional dan formasi
jabatan pelaksana dibayarkan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari
nilal TPP kelas jabatannya sampai dengan terbitnya keputusan
pengangkatan dari CPNS menjadi PNS.
BAB XI
PEMBIAYAAN
Pasal 37
Pembiayaan atas pelaksanaan pemberian TPP ASN dan CPNS bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 38
(1) Kepala Perangkat Daerah bertanggung jawab terhadap pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan pemberian TPP ASN dan CPNS di lingkungan
kerjanya.
(2) Kepala Perangkat Daerah yang membidangi pembinaan dan pengawasan
penyclenggaraan pemerintahan daerah melakukan tindakan yang
dianggap perlu, sesuai dengan fungsi dan kewenangan pembinaan dan
pengawasan yang dimilikinya.
BAB XIII ..-24-
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 30 November 2023
WALI KOTA SERANG,
SYAFRUDIN
Diundangkan di Serang
pada tanggal 30 November 2023
SEKRETARIS DAERAH KOTA SERANG,
NANG SAEFUDIN
BERITA DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2023 NOMOR 355-25-
LAMPIRAN
PERATURAN WALI KOTA SERANG
NOMOR 78 TAHUN 2023
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
LINGKUNGAN
DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2024
DI
BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024
PEMERINTAH
TPP ASN dan CPNS diberikan dengan memperhatikan beban kerja, kondisi
kerja, dan prestasi kerja sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
A. Pejabat Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrasi, Pejabat Fungsional, dan
PPPK:
Kelas Besaran
No. Uraian Satuan
Jabatan (Rp)
1. | Sekretaris Daerah 15s. org/bin 44,000.000,00|
2. | a. | tispektur 14 \[org/bin| 23.600.000,00
b. | Asisten Sekretaris Daerah | 14 | org/bin | —23.500.000,00}
1. Kepala BPKAD
2. Kepala Bi di
e. eee 14 | org/bin | 20.000.000,00}
3. Kepala Bapenda
4. Kepala Disdukcapil
d. | Staf Ahli Wali Kota 13 |org/bin| —18.000.000,00
€. |Kepala Perangkat Daerah | 14 | org/bln| —17.000.000,00|
lainnya
3. | a. | Kepala Bagian pada 11 org/bin 13.500.000,00)
Sekretariat Daerah
b. | Sekretaris Inspektorat 12 | org/bin| _13.000.000,00|
é. | Inspektur Pembantu| 11 | org/bin| _13.000.000,00|
Inspektorat
ya 1, Direktur RSUD 12 org/bin. 11.500.000,00|
2. Kepala Pelaksana,
BPBDeras
3. Camat
4. Sekretaris pada
BPKAD, Bappeda,
Bapenda, dan
Disdukcapil
1. Kepala Bagian pada
Sckretariat DPRD
2. Sekretaris Perangkat
Daerah Lainnya
12
org/bin
10.000.000,00
1. Kepala Bidang pada
BPKAD, Bappeda,
Bapenda, dan
Disdukcapil
11
org/bin
9,000.000,00
Kepala Bidang/
Koordinator pada
Perangkat Daerah lain,
dan_Sekretaris Camat
uw
org/bin
8.500.000,00
Kepala Subbagian dan
Fungsional Ahli Muda
pada Sekretariat Daerah
org/bin
7.750.000,00
Kepala Subbagian pada
Inspektorat
1. Kepala Subbagian
Keuangan,
Perencanaan Evaluasi,
dan Pelaporan
Inspektorat.
org/bin|
7.700.000,00
2. Kepala Subbagian
Umum dan
Kepegawaian
Inspektorat
org/bin
7.500.000,00
1. Kepala Subbagian/
Bidang/Seksi/
Fungsional Ahli Muda
pada BPKAD, Bappeda,
Bapenda, dan
Disdukcapil
org/bin
7.400.000,00
2. Sekretaris Pelaksana
BPBD
org/bin
7.400.000,00-27-
3. Kepala UPTD pada
Perangkat Daerah
org/bin|
7.400.000,00
Kepala Kelurahan
org/bln
7.400.000,00
Kepala Subbagian/
Fungsional Ali Muda
(Hasil Penyetaraan) pada
Perangkat Daerah
Lainnya
1. Kepala Subbagian
Keuangan,
Perencanaan Evaluasi
dan Pelaporan/
Fungsional Ahli Muda
(Hasil Penyetaraan)
8/9
org/bin
7.400.00,00
2. Kepala Subbagian
Program Evaluasi dan
Pelaporan/
Fungsional Ahli Muda
(Hasil Penyetaraan)
org/bln
6.900.000,00
3. Kepala Subbagian
Keuangan/
Fungsional Ahli Muda
(Hasil Penyetaraan)
org/bin
6.800.000,00
4. Kepala Subbagian
Umum dan
Kepegawaian
org/bin
6.600.000,00
Kepala Subbidang/Kepala
Seksi/Fungsional Abii
Muda (Hasil Penyetaraan)
pada Perangkat Daerah
lainnya
org/bin
6.400.000,00
Kepala Subbagian
Keuangan, dan PEP pada
Kecamatan
org/bln
5.800.000,00
Sekretaris Kelurahan
org/bln
5.500.000,00
Kepala Subbagian Umum
dan Kepegawaian pada
Kecamatan
org/bin
5.100.000,00-28-
d. | Bseion IV.b lainnya 8 | org/bin| 5.000.000,00
7.| a. | Pelaksana pada Sekretariat Daerah:
1. Golongan IV 3.400.000,00
2. Golongan Il 3.100.000,00
5/6/7 | org/bin
3. Golongan II 2.900.000,00
4. Golongan I 2.700.000,00
b. | Pelaksana pada Inspektorat:
1. Golongan IV 3.200.000,00
2. Golongan IIL 2.900.000,00
3. Golongan II 5/6/7 | org/bln |» 799.000,00
4. Golongan I 2.500.000,00
c. | Pelaksana pada Perangkat Daerah lainnya:
T. Golongan IV 2.600.000,00
2. Golongan IIL 2.300.000,00
8/6/7 | org/bin
3. Golongan I 2.100.000,00
4. Golongan I 2.000.000,00
B. Jabatan Fungsional Tertentu:
ae ae Kelas [oan | Bearer
Jabatan (Rp)
1, | Jabatan Fungsional Tertentu pada Bidang Pendidikan
sebagai:
a.
Guru Sertifikasi_dan Nonsertifikasi:
1, Ahli Utama 13 _| org/bin | 1.500.000,00
2._Abli Madya 11__| org/bin | 1.050.000,00
3._Abli Muda 9 | org/bin | _800.000,00
4. Abli Pertama 8 | org/bin | _650.000,00
b. | Pengawas Sekolah:
1. _Abli Utama 13 __| org/bin | 1.500.000,00
2. Ahli Madya 11__| org/bin | _1.050.000,00
3._Abli Muda 9 | org/bin | _800.000,00
4. Ahli Pertama 8 | org/bin | _650.000,00
c. | Pamong Belajar:
1,_Abli Madya 11__| org/bin | 3.300.000,00
2. Abli Muda 9 | org/bin | 3.100.000,00pode
ee ae Kelas] oo, | Besaran
Jabatan i)
3._Abli Pertama 8 | org/bin | 3.000.000,00
d. | Penilik PAUD/Kesetaraan dan Keaksaraan/Kursus:
1._Ahli Madya 11__| org/bin | 3.300.000,00
2. Ahli Muda 9 | org/bin | 3.100.000,00
3._Ahli Pertama 8 | org/bin | 3.000.000,00
2. |Pejabat Fungsional tertentu sebagai Apoteker/Asisten Apoteker
/Penyuluh/Bidan/Perawat/Analis/Fisioterapis/Nutrisionis
Sanitarian/Perekam Medis/Pranata Lab dan Jabatan Fungsional
Jainnya:
a, | Keahlian:
1. Utama 13 _| org/bin | 3.700.000,00
2. Madya 11 | org/bin | 3.250.000,00
3._Muda 9 | org/bin | 2.750.000,00
4. Pertama 8 | org/bin | 2.550.000,00
b, | Keterampilan:
1. _Penyelia 8 | org/bin | 2.450.000,00
2. Pelaksana 7 | org/bin | 2.350.000,00
Lanjutan/Mahir
3._Pelaksana 6 __| org/bin | 2.250.000,00
4, Pelaksana Pemula 5 __| org/bin | 2.200.000,00
3. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Auditor:
@. | Ahli Utama 13 org/bln_ } 15.000.000,00
b. | ahli Madya 1 org/bln | 12.500.000,00
S| Abli Muda 9 org/bin | 10.500.000,00
4. | Anti Pertama 8 org/bln | _8,500.000,00
4, | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai P2UPD:
a. | Abli Utama 13 org/bln_| 15.000.000,00
b. | abli Madya 11 org/bln | 12.500.000,00
¢. | Ahli Muda 9 org/bln | 10.500.000,00
d. | Abli Pertama 8 org/bIn | 8.500.000,00
5. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Dokter Spesialis:
a. | Ahli Utama 13 | org/bin | 11.000.000,00
b. | Ahli Madya i org/bin | 9,000.000,00-30-
ae ae Kelas To, | Besaran
Jabatan (Rp)
¢. | Ahli Muda 9 org/bln | _7.500.000,00
d. | Abli Pertama 8 org/bin | 6.600.000,00
6. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Dokter Umum/Dokter Gigi/
Dokter Hewan:
a. | Ahli Utama 13 _ | org/bin |_8.200.000,00
b. | Abli Madya 11__| org/bin | _6.900.000,00
c._|_Ahli Muda 9 org/bin_ |. 5.300.000,00
d. | Abii Pertama 8 | org/bin | 4.300.000,00
7. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pengantar Kerja, Mediator,
Hubungan Indutrial, Pustakawan, Arsiparis, Pekerja Sosial, Penyuluh
Sosial, Pelatih Olahraga, dan Pranata Komputer:
a. | Keahlian:
1, Utama 13 _| org/bin |_8.500,000,00
2._Madya. 11__| org/bin |_7.000.000,00
3._Muda 9 | org/bin | 5.400.000,00
4, Pertama 8 | org/bin | 4.400.000,00
b. | Keterampilan :
1. Penyelia 8 | org/bin | _4.000.000,00
2. Pelaksana Lanjutan 7__| org/bin |_3.800.000,00
3._Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00
8. | Pejabat Fungsional Tertentu “sebagai Penera/Ahli, Tera, Pranata
Laboratorium Kemetrologian,
Penguji Mutu Barang, Penyuluh
Perindustrian dan Perdagangan:
a, | Keahlian:
1, Utama. 13__| org/bin |_8.500.000,00
2. Madya .11__| org/bin | 7.000.000,00
3._Muda 9 | org/bin |_5.400.000,00
4. Pertama 8 org/bin | 4.400.000,00
b. | Keterampilan:
1,_Penyelia 8 | org/bin | 4.000.000,00Egle
Kelas] Besaran
No. Iraian jatuan
. 2 Jabatan (Rp)
2. Pelakéana Lanjutan 14 _| org/bin |_3.800.000,00
3. Pelaksana 6/7/8 | org/bln | _3.000.000,00
9. |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai
Peneliti/Perencana/Widyaiswara/Analis Keuangan Pusat dan Daerah,
|Asesor, Analis Kebijakan, Analis Hukum;
a. | Ahli Utama 13 __| org/bin | _9.000.000,00
b. | Ahli Madya 11/12 | org/bln | _8.000.000,00
c. | Ahli Muda 9/10 | org/bin | _7.000.000,00
d._| Ahi Pertama 8 org/bln_| _6.000.000,00
10, |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pejabat Pengadaan Barang/Jasa:
a. | Ahli Madya 11__| org/bin | 12.000.000,00
b. | Abli Muda 9 org/bin_| 10.000.000,00
c._| Abli Pertama 8 org/bin | _8.000.000,00
11.|Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Penata Ruang, Pembina Jasa
Konstruksi, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Penyehatan
Lingkungan, ‘Teknik Pengairan, Teknik Tata Bangunan dan
Perumahan, Pengawas Lingkungan Hidup, Penyuluh Lingkungan
Hidup dan Pengendali Dampak Lingkungan:
a. | Keahlian:
1. Utama 13 | org/bin | 8.500.000,00
2. Madya 11 | org/bin | 7.000.000,00
3. Muda 9 org/bln | 5.400.000,00
4. Pertama 8 org/bln | 4.400.000,00
b. | Keterampilan:
1. Penyelia 8 org/bin | 4.000.000,00
2. Pelaksana Lanjutan 7 org/bin | 3.800.000,00
3. Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00
12.| Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Polisi Pamong Praja, Analis
Pemadam Kebakaran:
a. | Abli Utama 13 | org/bln | 8.500.000,00
b. | Ahli Madya 11 | org/bin | 7.000.000,00
__| & | Abli Muda 9 org/bln | 5.400.000,00
d. | Anti Pertama 8 org/bin | 4.400.000,0056
No- Uraian.
Kelas
Jabatan
Satuan
Besaran
(Rp)
Kelautan dan Perikanan:
13. |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pengawas Bibit Ternak,
Penyuluh Pertanian, Pengawas Mutu Pakan, Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Pengelola
Kesehatan Ikan, Medik Veteriner, Analis Ketahanan Pangan, Analis
Pasar Hasil Pertanian, Analis Pasar Hasil Perikanan, Pengawas
Perikanan, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Pembina Mutu Hasil
a, | Keahlian:
T. Utama 13 | org/bin | 8.500.000,00
2. Madya il ‘org/bin | 7.000.000,00
3. Muda 9 org/bin | 5.400.000,00
4, Pertama 8 ‘org/bin | 4.400.000,00
b. | Keterampilan:
T. Penyelia 8 org/bin | 4.000.000,00
2. Pelaksana Lanjutan 7 org/bin | 3.800.000,00
3. Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00
. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagai berikut:
No. Uraian
Kelas
Jabatan
Satuan
Besaran
(Rp)
1. |Tenaga Teknis
@.PPPK dengan Keputusan
Pengangkatan Tahun 2020
s.d, 2022
org/bin
2.100.000,00
b.PPPK dengan Keputusan
Pengangkatan Tahun 2023
1.000.000,00
2. |Tenaga Teknis Kesehatan (Nondokter)
a. Keterampilan dengan
Keputusan Pengangkatan
sampai dengan Tahun 2023:
- Pelaksana Pemula
org/bin
600.000,00
b. Keahlian:
- Pertama
org/bin
850.000,00
3. [Tenaga Teknis Kesehatan (Dokter):-33-
ng ae Kelas | un| Beseran
‘ Jabatan (Rp)
a. Dokter Umum. 4.300.000,00
D. Dokter Spesialis 7 | org/bln ~~ 00,000,001
4. [Gara
a. Keputusan Pengangkatan
‘Tahun 2020 s.d. Tahun 7 Jorg/bin} —_400.000,00}
2022
i. ae eee 7 \org/bin 100.000,00]
dengan rincian sebagai berikut:
. Pejabat Pengelolaan Keuangan dan
Pengelolaan Barang Milik Daerah,
No. Uraian
Kelas
Jabatan
Besaran.
(Rp)
1. | Pengelolaan Keuangan
a. | Bendahara Pengeluaran
- Nilai pagu belanja
sampai dengan Rp. 1
miliar/tahun
7 org/bin| —2.750.000,00
Nilai pagu belanja di
atas Rp.1 miliar sampai
dengan Rp.10 miliar/
tahun
7 |org/bln| —3.000.000,00
- Nilai pagu belanja
modal di atas Rp.10
miliar sampai dengan
50 miliar/tahun
Ls org/bin} 3.250.000,00
Nilai pagu belanja
modal di atas Rp. 50
miliar/tahun
7 org/bIn| 3.500.000,00
b. | Bendahara Penerimaan
- Nilai pagu target
penerimaan sampai
dengan Rp. 500 juta
7 [org/bin| 2.400.000,00
Nilai pagu target
penerimaan di atas Rp.
500 juta sampai dengan
Rp. 1 miliar
7 — Jorg/bln} 2.550.000,00-34-
No.
Uraian
Kelas
Jabatan
Satuan
Besaran
(Rp)
- Nilai pagu target
penerimaan di atas Rp.
1 miliar sampai dengan
Rp. 5 miliar
org/bin
2.750.000,00
- Nilai pagu target
penerimaan di atas Rp.
5 miliar
org/bin
3.250.000,00
c.
Bendahara Pembantu
org/bin
2.550.000,00
d.
Bendahara JKN
org/bin
2.550.000,00
Pengelola Aset
a.
Pengurus Barang
Pengguna:
- Nilai belanja modal
sampai dengan Rp. 1
miliar/tahun
org/bln
2.750.000,00
Nilai belanja modal di
atas Rp. 1 miliar sampai
dengan Rp.10 miliar/
tahun
org/bin
2.950.000,00
Nilai belanja modal di
atas Rp. 10 miliar
sampai dengan Rp.50
miliar/ tahun
org/bin
3.050.000,00
Nilai belanja modal di
atas s.d Rp.50 miliar/
tahun
org/bln|
3.200.000,00
Pembantu Pengurus Baran;
Pengguna:
- Nilai belanja modal
sampai dengan Rp. 1
miliar/tahun
org/bln|
2.650.000,00
Nilai belanja modal di
atas Rp. 1 miliar sampai
dengan Rp. 10
miliar/tahun
org/bin|
2.750.000,00
Nilai belanja modal di
atas Rp.l0__ miliar.
sampai dengan Rp.50
miliar/ tahun
org/bin|
2.850.000,00ace
Kelas Besaran
No. Uraian Japatan | S2U5" mh
= Nilai belanja modal di 7 | org/bln| 2.950.000,00
atas Rp.50 miliar/tahun
3. | Pelaksana sebagai Penilai PBB-P2:
Golongan IV org/bIn] 4.150.000,00
Golongan III 5/6/7 |org/bin| 3.600.000,00
. | Golongan II org/bin| 2.950.000,00
4. | Pelaksana sebagai Operator Konsul PBB-P2:
Golongan IV org/bin | 3.650.000,00
Golongan III 5/6/7 | org/bin | 3.200.000,00
c. | Golongan I org/bin | 2.700.000,00
5. | Pelaksana sebagai Admin Utama SIPD/SIKD/Sim Gaji
Taspen/Simral:
Golongan IV org/bin | 4.750.000,00
Golongan It 5/6/7 | org/bin | 4.500.000,00
c. | Golongan IT org/bin | 3.700.000,00
WALI KOTA SERANG,
SYAFRUDIN