Anda di halaman 1dari 35
WALI KOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALI KOTA SERANG NOMOR 78 TAHUN 2023 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 58 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu ditetapkan pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai; b. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Serang, maka perlu memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai dengan memperhatikan kelas jabatan dan kemampuan keuangan daerah; c. bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Tata Cara Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai di _-Lingkungan Pemerintah Kota Serang Tahun 2024; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 ‘Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 2. Undang-Undang ..... Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4748); Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6856); Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6897); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6264); 10. 12, 13. 14, oe Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2278); Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 50); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2021 tentang Teknis Pemberian Gaji dan Tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang Bekerja pada Instansi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 53); Peraturan Menterl Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem Kerja pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 181); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 54); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2024 (Berita Negara Republik indonesia Tahun 2023 Nomor 799); Memperhatikan ..... -4- Memperhatikan: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ‘TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pasal 1 Dalam Peraturan Wali Kota ini, yang dimaksud dengan: i 2. 3. Daerah adalah Kota Serang. Wali Kota adalah Wali Kota Serang. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan dewan perwakilan rakyat daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat BKPSDM adalah Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan. pemerintahan di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 8. Pegawai ..... (1) (2) Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan/atau menduduki jabatan pemerintahan, . Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya disingkat TPP adalah tunjangan tambahan penghasilan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pegawai berdasarkan pertimbangan yang objektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. . Presensi adalah kehadiran pegawai pada jam kerja yang telah ditentukan. . Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam waktu tertentu. . Fingerprint adalah suatu alat elektronik yang menerapkan sensor scanning untuk mengetahui sidik jari sescorang guna keperluan kehadiran harian pegawai. . Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang digunakan untuk mengajukan permintaan pembayaran. . Pembayaran Langsung yang selanjuinya disebut LS adalah Pembayaran Langsung kepada bendahara pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat tugas, dan/surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan surat perintah membayar langsung. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 Peraturan Wali Kota ini dimaksudkan sebagai pedoman pemberian TPP ASN dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota Serang. Pemberian TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. meningkatkan kinerja pegawais b.. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; c. meningkatkan kesejahteraan pegawai; -6- d. _meningkatkan disiplin pegawai; dan . memberikan apresiasi atau penghargaan dan sanksi terhadap Pegawai ASN dan CPNS atau Perangkat Daerah. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 3 Ruang lingkup TPP ASN dan CPNS meliputi: prinsip-prinsip pemberian TPP ASN dan CPNS; kriteria pemberian TPP ASN dan CPNS; pembentukan Tim Pelaksanaan TPP ASN dan CPNS; penetapan besaran TPP ASN dan CPNS; perhitungan besaran TPP ASN dan CPNS; pemberian dan pengurangan TPP ASN dan CPNS; penangguhan TPP ASN dan CPNS; penilaian TPP ASN dan CPNS; i. _ tata cara pemberian dan pembayaran TPP ASN dan CPNS; dan PRP oe pos Pp j. _ pembinaan dan pengawasan. BAB II PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN TPP ASN Pasal 4 Pemberian TPP ASN dan CPNS menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. kepastian hukum dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. b. akuntabel dimaksudkan bahwa TPP ASN dan CPNS_ dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan’ ketentuan peraturan perundang-undangan. ¢.' proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP ASN dan CPNS mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Pegawai ASN dan CPNS. d. efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan kinerja yang ditetapkan. e. keadilan dan kesetaraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN dan CPNS. -7- kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS diarahkan untuk menjamin kesejahteraan Pegawai ASN dan CPNS. optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN dan CPNS sebagai hasil optimalisasi pagu anggaran belanja Pemerintah Kota Serang. BAB III KRITERIA PEMBERIAN TPP ASN Pasal 5 ‘TPP ASN dan CPNS diberikan berdasarkan kriteria: rp eae gp Q) @) a (2) beban kerja; prestasi kerja; tempat bertugas; kondisi kerja; kelangkaan profesi; dan/atau pertimbangan objektif lainnya. Pasal 6 ‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada Pegawai yang dalam melaksanakan tugas melampaui beban kerja normal minimal 112,5 (seratus dua belas koma lima) jam perbulan atau batas waktu normal minimal 170 (seratus tujuh puluh) jam perbulan. Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan beban kerja sesuai kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP. Pasal 7 ‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang memiliki prestasi kerja yang tinggi sesuai bidang keahliannya atau inovasi dan diakui oleh pimpinan di atasnya. Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan prestasi kerja sesuai kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP ASN dan CPNS. Pasal 8 ‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas: a. TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang dalam melaksanakan tugasnya berada di dacrah memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil; Q) @) 8) () Be tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil berdasarkan pada indeks TPP ASN dan CPNS tempat bertugas, yang didapatkan dari perbandingan indeks kesulitan geografis kantor berada dibagi indeks kesulitan geografis terendah di wilayah Kota Serang; indeks kesulitan kelurahan adalah sama dengan indeks kesulitan geografis kelurahan terendah; dan alokasi TPP ASN dan CPNS berdasarkan tempat bertugas adalah paling tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari basic TPP ASN dan CPNS apabila indeks TPP ASN dan CPNS tempat bertugas di atas 1,50 (satu koma lima puluh). Pasal 9 TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang melaksanakan tugas dan’ tanggung jawab memiliki risiko tinggi seperti risiko kesehatan, keamanan jiwa, dan lainnya. Rincian kriteria TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seluruh Pegawai yang melaksanakan tugas pada kriteria sebagai berikut: a. _pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular; b. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia berbahaya/radasi, dan bahan radioaktif, c. _pekerjaan yang berisiko dengan keselamatan kerja; d. pekerjaan yang berisiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum; fe. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau jabatan yang setingkat namun tidak ada pejabat pelaksananya; dan/atau pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah didukung oleh jabatan fungsional dan tidak ada jabatan struktur dibawahnya. Besaran persentase TPP ASN dan CPNS berdasarkan kondisi kerja sesuai kemampuan keuangan daerah dari basic TPP. Pasal 10 . TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e diberikan kepada Pegawai ASN yang melaksanakan tugas pada jabatan pimpinan tertinggi dengan kriteria sebagai berikut: a, keterampilan ..... 2) 8) () (2) @) () 2) -9- a. _keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini khusus; dan/atau b. kkualifikasi pegawai sangat sedikit/hampir tidak ada yang bisa memenuhi pekerjaan dimaksud. Kriteria TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi ditetapkan oleh Wali Kota. ‘Alokasi TPP ASN dan CPNS berdasarkan kelangkaan profesi adalah paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari basic TPP ASN dan CPNS. Pasal 11 ‘TPP ASN dan CPNS berdasarkan pertimbangan objektif lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f diberikan kepada Pegawai sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, meliputi: a. insentif bagi ASN atas pemungutan pajak daerab; b. _insentif bagi ASN atas pemungutan retribusi daerah; c. Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Khusus Guru (TKG), dan ‘Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2024 melalui dana alokasi khusus nonfisik; d. jasa pelayanan kesehaian; ¢. honorarium; dan ¥ jasa pengelolaan BMD. Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e berupa honorarium bagi penanggung jawab pengelola keuangan, pengadaan barang/jasa dan perangkat UKPBJ, berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Alokasi TPP berdasarkan pertimbangan objektif lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan karakteristik daerah. BAB IV PEMBENTUKAN TIM PELAKSANAAN TPP ASN Pasal 12 Dalam rangka pemberian TPP ASN dan CPNS dibentuk ‘Tim Pelaksanaan TPP ASN dan CPNS. Tim Pelaksanaan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a.’ Sekretaris Daerah selaku ketua; b. Perangkat Daerah yang membidangi: i. _pengelolaan keuangan daerah; @) Q (2) 3) (4) 6) -10- organisasi; kepegawaian; hukum; perencanaan; dan/atau apenr 6. pengawasan. Tim dan susunan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota. BABV PENETAPAN BESARAN TPP ASN Pasal 13, Penetapan besaran TPP ASN dan CPNS didasarkan pada parameter: a. kelas jabatan; b. _indeks kapasitas fiskal Daerah; c. _ Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK); dan d. _indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kelas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi jabatan berdasarkan ketentuan_peraturan perundang-undangan. Indeks kapasitas fiskal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kemampuan keuangan Daerah yang dicerminkan melalui pendapatan Daerah dikurangi dengan pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan geografis Daerah. Indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas variabel pengungkit dan variabel hasil terkait penyelenggaraan Pemerintah Daerah, antara lain: a. komponen variabel pengungkit terdiri atas: opini laporan keuangan; Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); kematangan penataan Perangkat Daerah; indeks inovasi Daerah; prestasi kerja Pemerintah Daerah; rasio belanja perjalanan dinas; dan Nog P eon p indeks reformasi birokrasi Pemerintah Daerah. b. komponen ..... a) (2) @ 2) ( (2) @) QQ) eit b. komponen variabel hasil terdiri atas: 1. _indeks pembangunan manusia; dan 2. indeks gini ratio. Pasal 14 Perhitungan akhir besaran TPP ASN dan CPNS yaitu penjumlahan dari total perkalian antara basic TPP ASN dengan kriteria TPP ASN. Besaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini. BAB VI JAM KERJA Pasal 15 Jam kerja dihitung dalam 5 (lima) hari kerja, yaitu: a. hari Senin sampai dengan : pukul 07.30 s.d: pukul 16.00 WIB hari Kamis waktu istirahat : pukul 12.00 WIB s.d. pukul 13.00 wIB b. hari Jumat : pukul 07.30 WIB sd. pukul 16.30 WIB waktu istirahat : pukul 11.30 WIB s.d. pukul 13.00 wIB. Jam kerja selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur_tersendiri dengan Keputusan Wali. Kota dan/atau Keputusan Kepala Perangkat Daerah. Pasal 16 Jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pagal 15 dimulai dengan apel pagi pada pukul 07.30 WIB. Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh setiap Pegawai ASN dan CPNS. Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan pada tiap Perangkat Daerah dan/atau gabungan dari beberapa Perangkat Daerah dalam 1 (satu) kawasan. Pasal 17 Pada tiap hari Senin, ape! pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dilaksanakan oleh seluruh Perangkat Daerah di halaman kawasan pusat pemerintahan Daerah dan/atau tempat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan. (2). Apel ..... -12- (2) Apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu sesuai dengan ketentuari peraturan perundang- undangan. (3) Untuk perhitungan kehadiran, fleksibilitas waktu kerja. dapat diperhitungkan. Pasal 18 Selain apel pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dilaksanakan apel kesadaran nasional oleh seluruh Perangkat Daerah setiap tanggal 17 (tujuh belas) dan/atau tanggal yang telah ditentukan dengan pertimbangan tertentu yang dilaksanakan di halaman halaman kawasan pusat pemerintahan Daerah dan/atau tempat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Pasal 19 ASN yang diperbolehkan tidak mengikuti apel pagi sebagai berikut: a. memiliki tugas spesifik/kekhususan, karakteristik, dan memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat; b. melaksanakan tugas kedinasan berdasarkan surat perintah tugas; dan c. _ sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter. BAB VIL PEMBERIAN DAN PENGURANGAN TPP ASN Bagian Kesatu Pemberian TPP ASN Pasal 20 (1) ‘TPP ASN dan CPNS diberikan kepada PNS, CPNS, dan PPPK yang diangkat sampai dengan Tahun 2023. (2) TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 12 (dua belas) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran dan dibayarkan 1 (satu) kali dalam setiap bulan pada akhir bulan berjalan. (3) TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan berdasarkan kelas jabatan dan kemampuan keuangan daerah. (4) TPP CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 80% (delapan puluh persen) dari tarif TPP pelaksana pada masing-masing Perangkat Daerah. Pasal 21 (1) Selain pemberian TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dapat diberikan: 2) (3) @ 6) c) ” -13- a. TPP ASN dan CPNS ke-13; b. ‘TPP ASN dan CPNS hari raya; dan tambahan TPP ASN pelaksana tugas (Pit) atau pelaksana harian (Plh.) atau penjabat suatu jabatan; TPP ASN CPNS ke-13 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan sebesar TPP ASN dan CPNS satu bulan yang dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan . ketentuan peraturan perundang-undangan. ‘TPP ASN dan CPNS hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan sebesar TPP ASN dan CPNS satu bulan yang dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan. ‘Tambahan TPP ASN diberikan kepada: a. pelaksana tugas (Plt.) atau pelaksana harian (Pih.) atau penjabat (Pj.) suatu jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu menerima TPP ASN tambahan diberikan sebesar 20 % (dua puluh persen) dari TPP ASN dalam jabatan yang dirangkapnya; b. Perangkat Daerah berdasarkan pada kriteria kondisi kerja diberikan tambahan TPP ASN sebesar 10% (sepuluh persen) dari besaran TPP pada setiap jabatan yang telah ditetapkan, meliputi Sckretariat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kecamatan, dan Kelurahan. c. TPP ASN berdasarkan kondisi kerja pada Inspektorat diberikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari besaran TPP ASN pada setiap jabatan yang telah ditetapkan. TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a diberikan apabila mengemban tugas dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) bulan kalender sejak ditugaskan. TPP ASN dan CPNS pada UKPBJ berdasarkan kondisi kerja dapat diberikan lebih tinggi dari jabatan yang setingkat. Ketentuan mengenai TPP ASN tambahan, yaitu: a. pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang merangkap sebagai Plt. atau Plh. atau penjabat menerima TPP ASN tambahan, besar tambahan 20% (dua puluh persen) dari TPP ASN dalam jabatan sebagai Pit. atau Plh. atau penjabat pada jabatan yang dirangkapnya; b. pejabat ..... Q) 2) 8) (4) 6) () 2) -14- b. pejabat setingkat yang merangkap Plt. atau Plh. atau penjabat jabatan lain menerima TPP ASN yang lebih tinggi, ditambah 20% (dua puluh persen) dari TPP ASN yang lebih rendah pada jabatan definitif atau jabatan yang dirangkapnya; dan c. pejabat satu tingkat di bawah pejabat definitif yang berhalangan tetap atau berhalangan sementara yang merangkap sebagai Plt. atau Plh atau penjabat hanya menerima TPP ASN pada jabatan TPP ASN yang tertinggi. Pasal 22 Bagi pejabat administrator yang diberikan penugasan sebagai koordinator yang telah ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP ASN setara dengan TPP jabatan fungsional ahli madya hasil penyetaraan ditambah selisih besaran tunjangan jabatan sebelumnya. Bagi PNS yang diberikan penugasan sebagai koordinator yang telah ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP ASN setara dengan pejabat administrator jabatan fungsional ahli madya hasil penyetaraan pada jabatan yang didudukinya. Bagi ketua tim kerja yang berasal dari pejabat pengawas diberikan TPP ASN setara dengan TPP jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan ditambah selisih besaran tunjangan jabatan sebelumnya. Bagi PNS yang diberikan penugasan sebagai ketua tim kerja yang telah ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian diberikan TPP ASN setara dengan pejabat pengawas/jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan pada jabatan yang didudukinya. Bagi ketua tim kerja yang berasal dari jabatan pelaksana diberikan TPP ASN setara dengan ‘TPP jabatan fungsional ahli muda hasil penyetaraan pada jabatan yang didudukinya. Pasal 23 Pegawai ASN dan CPNS yang sedang melaksanakan tugas belajar, pendidikan, dan pelatihan diberikan TPP ASN dan CPNS 100% dari besaran yang ditetapkan. TPP ASN dan CPNS diberikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari besaran TPP ASN dan CPNS yang ditetapkan kepada pegawai dalam keadaan: a. menjalankan cuti besar lebih dari 14 (empat belas) hari kerja dalam satu bulan dikecualikan cuti dalam menjalankan ibadah haji; b. menjalankan @) 4) (5) () 2) ce) -15- b. menjalankan cuti alasan penting lebih dari 14 (empat belas) hari kerja dalam satu bulan; c. _cuti sakit yang direkomendasikan oleh dokter pemerintah; dan d. cuti bersalin untuk anak ke 1, 2 dan 3. Alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan disampaikan secara tertulis dalam bentuk. surat permohonan serta disetujui oleh atasan langsung. Bagi ASN dan CPNS yang mengalami mutasi, pemberian TPP ASN dan CPNS berdasarkan jabatan baru mulai berlaku pada awal bulan berikutnya. PNS dan CPNS yang meninggal dunia diberikan TPP ASN 1 (satu) bulan penuh yang diterima bulan sebelumnya. Pasal 24 ‘TPP ASN dan CPNS dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh Pemerintah Daerah. Pasal 25 ‘TPP ASN dan CPNS tidak diberikan kepada pegawai, dalam hal: a. Pegawai ASN dan CPNS yang nyata-nyata tidak mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu berdasarkan pernyataan dari atasan langsung; b. Pegawai ASN dan CPNS yang diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat; c. Pegawai ASN dan CPNS yang sedang mengajukan banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian serta tidak diizinkan masuk bekerja atau mengajukan gugatan kepada pengadilan; d. Pegawai ASN yang sedang melaksanakan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun; e. Pegawai ASN dan CPNS yang sedang dalam penugasan pada instansi pemerintah di luar instansi Pemerintah Kota Serang, kecuali tidak menerima tunjangan/insentif dari instansi tempat bertugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan pimpinan instansi tempat bertugas; () @) (3) (4) QQ) Sloe f. Pegawai instansi pusat yang diberikan penugasan pada Perangkat Daerah, kecuali tidak menerima tunjangan/insentif dari instansi asal yang dibuktikan dengan surat pernyataan pimpinan instansi asal; dan g. Pegawai ASN yang mutasi masuk pada Perangkat Daerah Kota Serang sampai dengan tersedianya anggaran dalam APBD. Bagian Kedua Pengurangan TPP ASN Pasal 26 Pengurangan TPP ASN dan CPNS dikenakan kepada Pegawai ASN dan CPNS yang: a. melanggar ketentuan jam kerja; dan b. dijatuhi hukuman disiplin; Pengurangan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak sebesar 100% (seratus persen) untuk setiap bulannya. Setiap Pegawai ASN dan CPNS yang tidak mengikuti apel pada Senin pagi dan upacara pada hari kerja dikenakan pengurangan TPP ASN dan CPNS sebesar 2% (dua persen) dari penilaian disiplin kerja. Dalam hal Pegawai ASN dan CPNS tidak mengikuti Apel pada Senin pagi dan upacara pada hari kerja karena alasan yang sah tidak dikenakan pengurangan TPP ASN dengan melampirkan dokumen pendukung. Pasal 27 Pengurangan TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a diberlakukan kepada: a. Pegawai ASN dan CPNS yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan, maka diberikan pengurangan TPP ASN: 1. sebesar 3% (tiga persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; dan 2. pegawai ASN yang tidak mengikuti apel pagi/apel gabungan/upacara resmi kenegaraan pada bulan_berjaian diberikan pengurangan bobot nilai disiplin kerja sebesar 2% (dua persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak apel pagi/apel gabungan/upacara resmi kenegaraan. b. Pegawai yang terlambat masuk kerja pada bulan berjalan, maka diberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut: Keterlambatan ..... @) ele Keterlambatan |° ana Keterlambatan Persentase (TL) Pengurangan TL1 1 menit s.d. < 31 menit 0,5% TL 31 menit s.d. < 61 menit 1% TL3 61 menit s.d. < 91 menit hase TL4 > 91 dan atau tidak 1,5% mengisi daftar hadir masuk kerja c. Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya pada bulan berjalan, diberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut: Pulang Sebelum Lama Meninggalkan Persentase Waktunya Pekerjaan Sebelum Pengurangan (sw) Waktunya PSW 1 1 menit s.d. < 31 menit 0,5% PSW 2 31 menit s.d. < 61 menit 1% PSW3 61 menit s.d. < 91 menit 1,25% PSW 4 > 91 dan atau tidak 1,5% mengisi daftar —_hadir pulang kantor Pengurangan TPP ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat. (1) huruf b diberlakukan kepada: a. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa teguran lisan, dikenakan pengurangan sebesar 10% (sepuluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; b. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa teguran tertulis, dikenakan pengurangan sebesar 20% (dua puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; c. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis, dikenakan pengurangan sebesar 30% (tiga puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; d. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dikenakan pengurangan sebesar 40% (empat puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; -18- e. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, dikenakan pengurangan sebesar 50% (lima puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; f PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, dikenakan pengurangan sebesar 60% (enam puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; g. Jenis hukuman disiplin sedang berupa pemotongan tunjangan TPP sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan, pemotongan tunjangan TPP sebesar 25 % selama 9 (sembilan) bulan dan pemotongan tunjangan 25 % (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan. h. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan, dikenakan pengurangan sebesar 70% (tujuh puluh persen) selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; i. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan diberikan sesuai dengan jabatan pelaksana yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung; j. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai ASN, tidak diberikan TPP sejak bulan berikutnya yang dibuktikan dengan berita acara dari atasan langsung. BAB VII Penangguhan TPP ASN Pasal 28 Penangguhan TPP ASN dan CPNS diberlakukan kepada: a Pegawai ASN dan CPNS sebagai wajib lapor yang tidak menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) atau Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) pada waktu yang ditetapkan, diberikan sanksi penangguhan pengurangan atau penghapusan TPP sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali Kota terkait wajib LHKPN/LHKASN. (a) @) 197 Pegawai ASN dan CPNS sebagai wajib lapor yang tidak menyampaikan laporan pajak/Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sampai batas waktu yang ditetapkan, TPP tidak dibayarkan sampai dengan diselesaikannya kewajiban pelaporan yang dibuktikan dengan bukti terima laporan yang sah berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Pegawai ASN dan CPNS yang menguasai barang milik daecrah tanpa bukti penunjukan yang sah, TPP tidak dibayarkan apabila tidak mempunyai surat penunjukan pemakaian dari pengguna barang atau belum menyerahkan barang milik daerah dimaksud kepada pengguna barang sampai dibuktikan dengan surat pernyataan bebas aset, baik berdasarkan data aset Perangkat Daerah maupun Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) yang ditandatangani kepala Perangkat Daerah atau pejabat pengguna barang terkait. Pegawai ASN yang tidak menindaklanjuti surat keterangan tanggung jawab mutlak atau surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara atas tuntutan ganti kerugian sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, TPP ASN dan CPNS tidak dibayarkan apabila tidak dipenuhi penggantian kerugian dimaksud sampai dibuktikan dengan surat pernyataan kepala Perangkat Daerah atau pejabat pengguna anggaran terkait pemenuhan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR) keuangan/barang milik daerah berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) sesuai batas waktu yang ditetapkan. BAB IX Penilaian TPP ASN Pasal 29 Pembayaran TPP ASN dan CPNS setiap bulan dinilai berdasarkan produktivitas kerja dan disiplin kerja. Pembayaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar berdasarkan: a. penilaian produktivitas kerja sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran TPP ASN dan CPNS yang diterima Pegawai ASN; dan b. penilaian disiplin kerja sebesar 40% (empat puluh persen) dari TPP yang diterima Pegawai ASN. (3) @) (5) 6) (7 ay @) (8) -20- Penilaian produktivitas kerja dilakukan berdasarkan: a. pelaksanaan tugas; dan/atau b. penilaian dari pejabat penilai terhadap pelaksanaan tugas pegawai yang dipimpinnya. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a antara lain: a. uraian tugas jabatan; b. _ indikator kinerja utama; c. — perjanjian kinerja; atau d. _ indikator kinerja individu. Pelaksana tugas menetapkan sasaran dan target kinerja individu pada awal tahun anggaran paling lambat minggu kedua bulan Januari setiap tahunnya. Penilaian disiplin kerja dilakukan berdasarkan. rekapitulasi_ kehadiran pegawai. Kehadiran pegawai pada saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja. Pasal 30 Pegawai ASN dan CPNS yang hasil penilaian capaian kinerjanya dalam 1 (satu) bulan tidak mencapai target yang ditetapkan dikenakan pemotongan secara berjenjang sebagai berikut: a. jika capaian kinerja pegawai berpredikat cukup atau butuh perbaikan, dipotong 10% (sepuluh persen); b. _jika capaian kinerja pegawai berpredikat kurang, dipotong 15% (lima belas persen); dan c. _ jika capaian kinerja pegawai berpredikat sangat kurang, dipotong 20% (dua puluh persen). Pegawai ASN dan CPNS yang tidak membuat laporan penilaian kinerja pegawai dalam 1 (satu) bulan, dikenakan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Pegawai ASN dan CPNS yang tidak membuat laporan penilaian kinerja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tidak membuat laporan penilaian kinerja pegawai pada bulan berikutnya dikenakan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 70% (tujuh puluh persen). Pasal 31 Penilaian disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf b ditentukan berdasarkan indikator tingkat kedisiplinan Pegawai ASN dan CPNS,- meliputi: oie a. tingkat kehadiran Pegawai ASN dan CPNS; dan b. hukuman disiplin. Pasal 32 (i) Tingkat kehadiran Pegawai ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a ditentukan berdasarkan indikator, meliputi: a. tidak masuk bekerja; b. _ terlambat masuk bekerja; c. pulang sebelum waktunya; d. _meninggalkan pekerjaah sebelum waktunya; dan/atau e. tidak mengikuti apel pagi/apel gabungan/upacara resmi kenegaraan. (2) Dalam melakukan penghitungan tingkat kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinas luar dan sakit yang dibuktikan dengan surat tugas dan surat keterangan sakit dari dokter, dihitung sebagai masuk kerja. (3) Penghitungan tingkat kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbasis elektronik dan/atau manual dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah. Pasal 33 Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b dijatuhkan dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang- undangan, meliputi: a. hukuman disiplin ringan; b. -hukuman disiplin sedang; atau c. hukuman disiplin berat. BABX TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMBAYARAN TPP ASN Bagian Kesatu Pasal 34 Tata cara pemberian TPP ASN dan CPNS, meliputi: a. pemberian TPP ASN dan CPNS kepada pegawai dibayarkan setelah melaksanakan kerja selama 1 (satu) bulan; b. _ setiap Pegawai ASN dan CPNS wajib membuat laporan kerja harian sebagai dasar penilaian produktivitas kerja dan rekapitulasi sasaran capaian kinerja pegawai sesuai aplikasi kinerja-el; c. pejabat ..... -22- pejabat yang membidangi kepegawaian pada Perangkat Daerah melakukan rekapitulasi dan verifikasi data kehadiran berdasarkan fingerprint, aplikasi sistem informasi kehadiran dan/atau daftar hadir manual serta rekapitulasi sasaran capaian kinerja pegawai sesuai aplikasi kinerja-el; daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada huruf b digunakan pada saat fingerprint dan aplikasi sistem informasi kehadiran tidak dapat dipergunakan; pada saat melaksanakan tugas kedinasan, maka surat perintah tugas dilampirkan dalam rekapitulasi kehadiran. sistem informasi kehadiran sebagaimana dimaksud pada huruf d merupakan sistem aplikasi yang digunakan sebagai tolak ukur kehadiran dan kinerja PNS; hasil rekapitulasi kehadiran dan rekapitulasi sasaran capaian kinerja Pegawai ASN dan CPNS yang telah ditandatangani atasan langsung disampaikan ke BKPSDM untuk dilakukan validasi; dan hasil validasi dari BKPSDM sebagaimana dimaksud pada huruf g dijadikan dasar pengajuan besaran TPP ASN dan CPNS oleh kepala Perangkat Daerah. Bagian Kedua Pasal 35 Tata cara pembayaran TPP ASN dan CPNS, meliputi: a. pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran mengajukan SPP LS melalui bendahara untuk pembayaran TPP ASN dan CPNS dengan melampirkan dokumen, meliputi: 1. perhitungan Presensi/absensi dan rekapitulasi kinerja-el yang telah dilakukan validasi oleh BKPSDM; surat pengantar SPP LS; ringkasan SPP LS; surat rincian SPP LS; daftar penerima TPP ASN dan CPNS; identification (ID) billing; dan surat pernyataan tanggung jawab mutlak; lembar kerja perhitungan TPP ASN dan CPNS berdasarkan kriteria penerimaan TPP ASN dan CPNS; dan tg PNAS w 9. rekapitulasi East 9. rekapitulasi wajib lapor LHKPN/LHKASN yang belum menyampaikan LHKPN sampai dengan tanggal 31 Maret yang diverifikasi oleh BKPSDM. b. pembayaran TPP ASN dan CPNS sebagaimana dimaksud pada huruf a berdasarkan hasil perhitungan indikator pemberian TPP ASN; dan c. kesalahan dalam perhitungan pembayarannya dapat ditagihkan kembali. Pasal 36. (1) Pembayaran TPP ASN dan CPNS setiap bulan dinilai berdasarkan produktivitas kerja dan disiplin kerja dikecualikan terhadap Pegawai ASN dan CPNS yang memiliki jabatan tertentu dengan hari dan jam kerja khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan sesuai dengan jabatan yang tercantum pada Surat Keputusan Pengangkatan sebagai CPNS. (3) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan terhitung mulai tanggal surat pernyataan menjalankan tugas. (4) Pembayaran ‘TPP ASN bagi CPNS formasi jabatan fungsional dan formasi jabatan pelaksana dibayarkan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari nilal TPP kelas jabatannya sampai dengan terbitnya keputusan pengangkatan dari CPNS menjadi PNS. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 37 Pembiayaan atas pelaksanaan pemberian TPP ASN dan CPNS bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB XII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 38 (1) Kepala Perangkat Daerah bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pemberian TPP ASN dan CPNS di lingkungan kerjanya. (2) Kepala Perangkat Daerah yang membidangi pembinaan dan pengawasan penyclenggaraan pemerintahan daerah melakukan tindakan yang dianggap perlu, sesuai dengan fungsi dan kewenangan pembinaan dan pengawasan yang dimilikinya. BAB XIII .. -24- BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 39 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang. Ditetapkan di Serang pada tanggal 30 November 2023 WALI KOTA SERANG, SYAFRUDIN Diundangkan di Serang pada tanggal 30 November 2023 SEKRETARIS DAERAH KOTA SERANG, NANG SAEFUDIN BERITA DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2023 NOMOR 355 -25- LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA SERANG NOMOR 78 TAHUN 2023 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI LINGKUNGAN DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2024 DI BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SERANG TAHUN 2024 PEMERINTAH TPP ASN dan CPNS diberikan dengan memperhatikan beban kerja, kondisi kerja, dan prestasi kerja sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut: A. Pejabat Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrasi, Pejabat Fungsional, dan PPPK: Kelas Besaran No. Uraian Satuan Jabatan (Rp) 1. | Sekretaris Daerah 15s. org/bin 44,000.000,00| 2. | a. | tispektur 14 \[org/bin| 23.600.000,00 b. | Asisten Sekretaris Daerah | 14 | org/bin | —23.500.000,00} 1. Kepala BPKAD 2. Kepala Bi di e. eee 14 | org/bin | 20.000.000,00} 3. Kepala Bapenda 4. Kepala Disdukcapil d. | Staf Ahli Wali Kota 13 |org/bin| —18.000.000,00 €. |Kepala Perangkat Daerah | 14 | org/bln| —17.000.000,00| lainnya 3. | a. | Kepala Bagian pada 11 org/bin 13.500.000,00) Sekretariat Daerah b. | Sekretaris Inspektorat 12 | org/bin| _13.000.000,00| é. | Inspektur Pembantu| 11 | org/bin| _13.000.000,00| Inspektorat ya 1, Direktur RSUD 12 org/bin. 11.500.000,00| 2. Kepala Pelaksana, BPBD eras 3. Camat 4. Sekretaris pada BPKAD, Bappeda, Bapenda, dan Disdukcapil 1. Kepala Bagian pada Sckretariat DPRD 2. Sekretaris Perangkat Daerah Lainnya 12 org/bin 10.000.000,00 1. Kepala Bidang pada BPKAD, Bappeda, Bapenda, dan Disdukcapil 11 org/bin 9,000.000,00 Kepala Bidang/ Koordinator pada Perangkat Daerah lain, dan_Sekretaris Camat uw org/bin 8.500.000,00 Kepala Subbagian dan Fungsional Ahli Muda pada Sekretariat Daerah org/bin 7.750.000,00 Kepala Subbagian pada Inspektorat 1. Kepala Subbagian Keuangan, Perencanaan Evaluasi, dan Pelaporan Inspektorat. org/bin| 7.700.000,00 2. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Inspektorat org/bin 7.500.000,00 1. Kepala Subbagian/ Bidang/Seksi/ Fungsional Ahli Muda pada BPKAD, Bappeda, Bapenda, dan Disdukcapil org/bin 7.400.000,00 2. Sekretaris Pelaksana BPBD org/bin 7.400.000,00 -27- 3. Kepala UPTD pada Perangkat Daerah org/bin| 7.400.000,00 Kepala Kelurahan org/bln 7.400.000,00 Kepala Subbagian/ Fungsional Ali Muda (Hasil Penyetaraan) pada Perangkat Daerah Lainnya 1. Kepala Subbagian Keuangan, Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan/ Fungsional Ahli Muda (Hasil Penyetaraan) 8/9 org/bin 7.400.00,00 2. Kepala Subbagian Program Evaluasi dan Pelaporan/ Fungsional Ahli Muda (Hasil Penyetaraan) org/bln 6.900.000,00 3. Kepala Subbagian Keuangan/ Fungsional Ahli Muda (Hasil Penyetaraan) org/bin 6.800.000,00 4. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian org/bin 6.600.000,00 Kepala Subbidang/Kepala Seksi/Fungsional Abii Muda (Hasil Penyetaraan) pada Perangkat Daerah lainnya org/bin 6.400.000,00 Kepala Subbagian Keuangan, dan PEP pada Kecamatan org/bln 5.800.000,00 Sekretaris Kelurahan org/bln 5.500.000,00 Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian pada Kecamatan org/bin 5.100.000,00 -28- d. | Bseion IV.b lainnya 8 | org/bin| 5.000.000,00 7.| a. | Pelaksana pada Sekretariat Daerah: 1. Golongan IV 3.400.000,00 2. Golongan Il 3.100.000,00 5/6/7 | org/bin 3. Golongan II 2.900.000,00 4. Golongan I 2.700.000,00 b. | Pelaksana pada Inspektorat: 1. Golongan IV 3.200.000,00 2. Golongan IIL 2.900.000,00 3. Golongan II 5/6/7 | org/bln |» 799.000,00 4. Golongan I 2.500.000,00 c. | Pelaksana pada Perangkat Daerah lainnya: T. Golongan IV 2.600.000,00 2. Golongan IIL 2.300.000,00 8/6/7 | org/bin 3. Golongan I 2.100.000,00 4. Golongan I 2.000.000,00 B. Jabatan Fungsional Tertentu: ae ae Kelas [oan | Bearer Jabatan (Rp) 1, | Jabatan Fungsional Tertentu pada Bidang Pendidikan sebagai: a. Guru Sertifikasi_dan Nonsertifikasi: 1, Ahli Utama 13 _| org/bin | 1.500.000,00 2._Abli Madya 11__| org/bin | 1.050.000,00 3._Abli Muda 9 | org/bin | _800.000,00 4. Abli Pertama 8 | org/bin | _650.000,00 b. | Pengawas Sekolah: 1. _Abli Utama 13 __| org/bin | 1.500.000,00 2. Ahli Madya 11__| org/bin | _1.050.000,00 3._Abli Muda 9 | org/bin | _800.000,00 4. Ahli Pertama 8 | org/bin | _650.000,00 c. | Pamong Belajar: 1,_Abli Madya 11__| org/bin | 3.300.000,00 2. Abli Muda 9 | org/bin | 3.100.000,00 pode ee ae Kelas] oo, | Besaran Jabatan i) 3._Abli Pertama 8 | org/bin | 3.000.000,00 d. | Penilik PAUD/Kesetaraan dan Keaksaraan/Kursus: 1._Ahli Madya 11__| org/bin | 3.300.000,00 2. Ahli Muda 9 | org/bin | 3.100.000,00 3._Ahli Pertama 8 | org/bin | 3.000.000,00 2. |Pejabat Fungsional tertentu sebagai Apoteker/Asisten Apoteker /Penyuluh/Bidan/Perawat/Analis/Fisioterapis/Nutrisionis Sanitarian/Perekam Medis/Pranata Lab dan Jabatan Fungsional Jainnya: a, | Keahlian: 1. Utama 13 _| org/bin | 3.700.000,00 2. Madya 11 | org/bin | 3.250.000,00 3._Muda 9 | org/bin | 2.750.000,00 4. Pertama 8 | org/bin | 2.550.000,00 b, | Keterampilan: 1. _Penyelia 8 | org/bin | 2.450.000,00 2. Pelaksana 7 | org/bin | 2.350.000,00 Lanjutan/Mahir 3._Pelaksana 6 __| org/bin | 2.250.000,00 4, Pelaksana Pemula 5 __| org/bin | 2.200.000,00 3. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Auditor: @. | Ahli Utama 13 org/bln_ } 15.000.000,00 b. | ahli Madya 1 org/bln | 12.500.000,00 S| Abli Muda 9 org/bin | 10.500.000,00 4. | Anti Pertama 8 org/bln | _8,500.000,00 4, | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai P2UPD: a. | Abli Utama 13 org/bln_| 15.000.000,00 b. | abli Madya 11 org/bln | 12.500.000,00 ¢. | Ahli Muda 9 org/bln | 10.500.000,00 d. | Abli Pertama 8 org/bIn | 8.500.000,00 5. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Dokter Spesialis: a. | Ahli Utama 13 | org/bin | 11.000.000,00 b. | Ahli Madya i org/bin | 9,000.000,00 -30- ae ae Kelas To, | Besaran Jabatan (Rp) ¢. | Ahli Muda 9 org/bln | _7.500.000,00 d. | Abli Pertama 8 org/bin | 6.600.000,00 6. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Dokter Umum/Dokter Gigi/ Dokter Hewan: a. | Ahli Utama 13 _ | org/bin |_8.200.000,00 b. | Abli Madya 11__| org/bin | _6.900.000,00 c._|_Ahli Muda 9 org/bin_ |. 5.300.000,00 d. | Abii Pertama 8 | org/bin | 4.300.000,00 7. | Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pengantar Kerja, Mediator, Hubungan Indutrial, Pustakawan, Arsiparis, Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial, Pelatih Olahraga, dan Pranata Komputer: a. | Keahlian: 1, Utama 13 _| org/bin |_8.500,000,00 2._Madya. 11__| org/bin |_7.000.000,00 3._Muda 9 | org/bin | 5.400.000,00 4, Pertama 8 | org/bin | 4.400.000,00 b. | Keterampilan : 1. Penyelia 8 | org/bin | _4.000.000,00 2. Pelaksana Lanjutan 7__| org/bin |_3.800.000,00 3._Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00 8. | Pejabat Fungsional Tertentu “sebagai Penera/Ahli, Tera, Pranata Laboratorium Kemetrologian, Penguji Mutu Barang, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan: a, | Keahlian: 1, Utama. 13__| org/bin |_8.500.000,00 2. Madya .11__| org/bin | 7.000.000,00 3._Muda 9 | org/bin |_5.400.000,00 4. Pertama 8 org/bin | 4.400.000,00 b. | Keterampilan: 1,_Penyelia 8 | org/bin | 4.000.000,00 Egle Kelas] Besaran No. Iraian jatuan . 2 Jabatan (Rp) 2. Pelakéana Lanjutan 14 _| org/bin |_3.800.000,00 3. Pelaksana 6/7/8 | org/bln | _3.000.000,00 9. |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Peneliti/Perencana/Widyaiswara/Analis Keuangan Pusat dan Daerah, |Asesor, Analis Kebijakan, Analis Hukum; a. | Ahli Utama 13 __| org/bin | _9.000.000,00 b. | Ahli Madya 11/12 | org/bln | _8.000.000,00 c. | Ahli Muda 9/10 | org/bin | _7.000.000,00 d._| Ahi Pertama 8 org/bln_| _6.000.000,00 10, |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pejabat Pengadaan Barang/Jasa: a. | Ahli Madya 11__| org/bin | 12.000.000,00 b. | Abli Muda 9 org/bin_| 10.000.000,00 c._| Abli Pertama 8 org/bin | _8.000.000,00 11.|Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Penata Ruang, Pembina Jasa Konstruksi, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Penyehatan Lingkungan, ‘Teknik Pengairan, Teknik Tata Bangunan dan Perumahan, Pengawas Lingkungan Hidup, Penyuluh Lingkungan Hidup dan Pengendali Dampak Lingkungan: a. | Keahlian: 1. Utama 13 | org/bin | 8.500.000,00 2. Madya 11 | org/bin | 7.000.000,00 3. Muda 9 org/bln | 5.400.000,00 4. Pertama 8 org/bln | 4.400.000,00 b. | Keterampilan: 1. Penyelia 8 org/bin | 4.000.000,00 2. Pelaksana Lanjutan 7 org/bin | 3.800.000,00 3. Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00 12.| Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Polisi Pamong Praja, Analis Pemadam Kebakaran: a. | Abli Utama 13 | org/bln | 8.500.000,00 b. | Ahli Madya 11 | org/bin | 7.000.000,00 __| & | Abli Muda 9 org/bln | 5.400.000,00 d. | Anti Pertama 8 org/bin | 4.400.000,00 56 No- Uraian. Kelas Jabatan Satuan Besaran (Rp) Kelautan dan Perikanan: 13. |Pejabat Fungsional Tertentu sebagai Pengawas Bibit Ternak, Penyuluh Pertanian, Pengawas Mutu Pakan, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Pengelola Kesehatan Ikan, Medik Veteriner, Analis Ketahanan Pangan, Analis Pasar Hasil Pertanian, Analis Pasar Hasil Perikanan, Pengawas Perikanan, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Pembina Mutu Hasil a, | Keahlian: T. Utama 13 | org/bin | 8.500.000,00 2. Madya il ‘org/bin | 7.000.000,00 3. Muda 9 org/bin | 5.400.000,00 4, Pertama 8 ‘org/bin | 4.400.000,00 b. | Keterampilan: T. Penyelia 8 org/bin | 4.000.000,00 2. Pelaksana Lanjutan 7 org/bin | 3.800.000,00 3. Pelaksana 6/7/8 | org/bin | 3.000.000,00 . Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagai berikut: No. Uraian Kelas Jabatan Satuan Besaran (Rp) 1. |Tenaga Teknis @.PPPK dengan Keputusan Pengangkatan Tahun 2020 s.d, 2022 org/bin 2.100.000,00 b.PPPK dengan Keputusan Pengangkatan Tahun 2023 1.000.000,00 2. |Tenaga Teknis Kesehatan (Nondokter) a. Keterampilan dengan Keputusan Pengangkatan sampai dengan Tahun 2023: - Pelaksana Pemula org/bin 600.000,00 b. Keahlian: - Pertama org/bin 850.000,00 3. [Tenaga Teknis Kesehatan (Dokter): -33- ng ae Kelas | un| Beseran ‘ Jabatan (Rp) a. Dokter Umum. 4.300.000,00 D. Dokter Spesialis 7 | org/bln ~~ 00,000,001 4. [Gara a. Keputusan Pengangkatan ‘Tahun 2020 s.d. Tahun 7 Jorg/bin} —_400.000,00} 2022 i. ae eee 7 \org/bin 100.000,00] dengan rincian sebagai berikut: . Pejabat Pengelolaan Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah, No. Uraian Kelas Jabatan Besaran. (Rp) 1. | Pengelolaan Keuangan a. | Bendahara Pengeluaran - Nilai pagu belanja sampai dengan Rp. 1 miliar/tahun 7 org/bin| —2.750.000,00 Nilai pagu belanja di atas Rp.1 miliar sampai dengan Rp.10 miliar/ tahun 7 |org/bln| —3.000.000,00 - Nilai pagu belanja modal di atas Rp.10 miliar sampai dengan 50 miliar/tahun Ls org/bin} 3.250.000,00 Nilai pagu belanja modal di atas Rp. 50 miliar/tahun 7 org/bIn| 3.500.000,00 b. | Bendahara Penerimaan - Nilai pagu target penerimaan sampai dengan Rp. 500 juta 7 [org/bin| 2.400.000,00 Nilai pagu target penerimaan di atas Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 1 miliar 7 — Jorg/bln} 2.550.000,00 -34- No. Uraian Kelas Jabatan Satuan Besaran (Rp) - Nilai pagu target penerimaan di atas Rp. 1 miliar sampai dengan Rp. 5 miliar org/bin 2.750.000,00 - Nilai pagu target penerimaan di atas Rp. 5 miliar org/bin 3.250.000,00 c. Bendahara Pembantu org/bin 2.550.000,00 d. Bendahara JKN org/bin 2.550.000,00 Pengelola Aset a. Pengurus Barang Pengguna: - Nilai belanja modal sampai dengan Rp. 1 miliar/tahun org/bln 2.750.000,00 Nilai belanja modal di atas Rp. 1 miliar sampai dengan Rp.10 miliar/ tahun org/bin 2.950.000,00 Nilai belanja modal di atas Rp. 10 miliar sampai dengan Rp.50 miliar/ tahun org/bin 3.050.000,00 Nilai belanja modal di atas s.d Rp.50 miliar/ tahun org/bln| 3.200.000,00 Pembantu Pengurus Baran; Pengguna: - Nilai belanja modal sampai dengan Rp. 1 miliar/tahun org/bln| 2.650.000,00 Nilai belanja modal di atas Rp. 1 miliar sampai dengan Rp. 10 miliar/tahun org/bin| 2.750.000,00 Nilai belanja modal di atas Rp.l0__ miliar. sampai dengan Rp.50 miliar/ tahun org/bin| 2.850.000,00 ace Kelas Besaran No. Uraian Japatan | S2U5" mh = Nilai belanja modal di 7 | org/bln| 2.950.000,00 atas Rp.50 miliar/tahun 3. | Pelaksana sebagai Penilai PBB-P2: Golongan IV org/bIn] 4.150.000,00 Golongan III 5/6/7 |org/bin| 3.600.000,00 . | Golongan II org/bin| 2.950.000,00 4. | Pelaksana sebagai Operator Konsul PBB-P2: Golongan IV org/bin | 3.650.000,00 Golongan III 5/6/7 | org/bin | 3.200.000,00 c. | Golongan I org/bin | 2.700.000,00 5. | Pelaksana sebagai Admin Utama SIPD/SIKD/Sim Gaji Taspen/Simral: Golongan IV org/bin | 4.750.000,00 Golongan It 5/6/7 | org/bin | 4.500.000,00 c. | Golongan IT org/bin | 3.700.000,00 WALI KOTA SERANG, SYAFRUDIN

Anda mungkin juga menyukai