Anda di halaman 1dari 8

Available online: https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizidietetik J.

Gizi Dietetik, Desember, 2023, 2(4):237-244


E-ISSN 2830-0890 DOI: doi.org/10.25182/jigd.2023.2.4.237-244

Hubungan Kebiasaan Makan, Aktivitas Fisik, dan Kebiasaan Olahraga dengan


Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di Kota Pariaman
(The Relationship between Eating Habits, Physical Activity, and Exercise Habits with the
Incidence of Dysmenorrhea in Female Adolescents at Pariaman City)

Regina Octavia Margani Putri dan Hadi Riyadi*


Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Bogor 16680, Indonesia

ABSTRACT

Female adolescents experience biological development marked by menstruation which can cause
various problems including dysmenorrhea. This study aims to analyze the relationship between eating
habits, physical activity, and exercise habits with the incidence of dysmenorrhea in female adolescents
in Pariaman City. The research was conducted in December 2022 at SMAN 1 Pariaman City on 94
subjects with a cross-sectional study design. Subjects were selected purposively by collecting primary
data through questionnaires and interviews. Adequacy levels of energy (33%) and fat (52.1%) are
still classified as severe deficits, while protein (36.2%) and carbohydrates (29.8%) are classified as
excess. Meanwhile, the level of adequacy of micronutrients, namely calcium (56.4%), iron (92.6%),
and vitamin C (70.2%) was classified as sufficient. The physical activity of most of the subjects was
in the moderate category (64.9%). As many as 46.8% of subjects often exercise with a frequency of 1
time a week (40.9%). Most of the subject’s exercise duration was classified as sufficient (63.6%). The
results of the analysis showed that there was no significant relationship between the level of adequacy
of energy, fat, carbohydrates, calcium, iron, vitamin C, physical activity, and exercise habits with the
incidence of dysmenorrhea (p>0.05). However, the level of protein adequacy with the incidence of
dysmenorrhea showed a significant relationship (p=0.027).

Keywords: dysmenorrhea, eating habits, exercise habits, female adolescents, physical activity

ABSTRAK

Remaja putri mengalami perkembangan biologis ditandai dengan menstruasi yang dapat menyebabkan
berbagai masalah termasuk dismenorea. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan
makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di Kota
Pariaman. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022 di SMAN 1 Kota Pariaman pada 94 orang
subjek dengan desain cross-sectional study. Subjek dipilih secara purposive dengan pengumpulan data
primer melalui kuesioner dan wawancara. Tingkat kecukupan zat gizi energi (33%) dan lemak (52,1%)
masih tergolong defisit berat, sedangkan tingkat kecukupan zat gizi protein (36,2%) dan karbohidrat
(29,8%) tergolong berlebih. Sementara itu, tingkat kecukupan zat gizi mikro yaitu kalsium (56,4%), zat
besi (92,6%), dan vitamin C (70,2%) sudah tergolong dalam kategori cukup. Aktivitas fisik sebagian
besar subjek tergolong dalam kategori sedang (64,9%). Sebanyak 46,8% subjek sering berolahraga
dengan frekuensi 1 kali seminggu (40,9%). Sebagian besar durasi olahraga subjek sudah tergolong
cukup (63,6%). Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
kecukupan energi, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, dan vitamin C, aktivitas fisik, dan kebiasaan
olahraga dengan kejadian dismenorea (p>0,05). Namun, tingkat kecukupan protein dengan kejadian
dismenorea menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,027).

Kata kunci: aktivitas fisik, dismenorea, kebiasaan makan, kebiasaan olahraga, remaja putri

*
Korespondensi:
hadiri@apps.ipb.ac.id
Hadi Riyadi
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Bogor 16680, Indonesia
J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023 237
Putri & Riyadi

PENDAHULUAN Penelitian dilakukan di salah satu SMA yang


ada di Kota Pariaman, yaitu SMAN 1 Kota
Masa remaja adalah masa transisi dari Pariaman. Pengambilan data dilakukan pada
masa kanak-kanak menuju dewasa, ditandai bulan Desember 2022 secara offline. Penelitian
dengan perubahan-perubahan yang berhubungan ini telah mendapatkan persetujuan etik dari
dengan kondisi fisik, mental, maupun psikososial. Komisi Etik Penelitian IPB dengan nomor 791/
Pada masa ini remaja putri mengalami peristiwa IT3.KEPMSM-IPB/SK/2022.
menstruasi (Wulandari et al. 2018). Sebagian
besar remaja putri sering mengalami nyeri perut Jumlah dan cara pengambilan subjek
saat menstruasi, hal ini dikenal dengan istilah Subjek dalam penelitian ini adalah remaja
dismenorea. Dismenorea merupakan nyeri putri yang berdomisili di Kota Pariaman. Penarikan
perut sebelum atau selama menstruasi, akibat sampel pada penelitian ini menggunakan metode
adanya ketidakseimbangan hormon progesteron purposive sampling karena terdapat beberapa
dalam darah sehingga menyebabkan timbulnya kriteria inklusi yaitu remaja putri berusia 15-17
rasa nyeri (Kusnaningsih 2020). Prevalensi tahun, siswi SMAN 1 Pariaman yang berdomisili
dismenorea di Sumatra Barat mencapai 57,3% di Kota Pariaman, dan bersedia menjadi subjek.
yang mengeluh nyeri (Irman & Etriyanti 2020). Kriteria eksklusinya yaitu siswi SMAN 1
Ada beberapa faktor yang diduga Pariaman yang berdomisili di Kabupaten Padang
berhubungan dengan kejadian dismenorea pada Pariaman, sedang menjalani diet yang membatasi
remaja yaitu kebiasaan makan, aktivitas fisik, konsumsi makanan, memiliki alergi terhadap
dan kebiasaan olahraga. Beberapa zat gizi seperti jenis makanan tertentu, serta memiliki penyakit
kalsium, besi, lemak, dan vitamin C sangat penting yang berhubungan dengan organ reproduksi.
bagi kesehatan reproduksi remaja. Salah satu Perhitungan jumlah subjek dalam penelitian ini
cara untuk mengurangi gejala dismenorea adalah menggunakan rumus Lemeshow et al. (1997)
remaja putri harus mengonsumsi makanan dengan yaitu sebanyak 94 orang.
gizi seimbang (Savitri et al. 2019). Aktivitas fisik
yang kurang dapat memicu terjadinya nyeri saat Jenis dan cara pengumpulan data
haid karena dapat menurunkan distribusi oksigen Jenis data yang dikumpulkan dalam
dalam sirkulasi sistemik sehingga menyebabkan penelitian ini merupakan data primer. Data primer
dismenorea. Wanita yang melakukan olahraga yang diambil berupa data karakteristik subjek
30-60 menit setiap 3-5 kali per minggu secara (usia, tempat tinggal, tingkat sekolah, berat badan,
rutin dapat mencegah terjadinya dismenorea tinggi badan), kebiasaan makan, aktivitas fisik,
primer (Hayati et al. 2020). kebiasaan olahraga, dan kejadian dismenorea.
Secara umum penelitian ini bertujuan Data diperoleh melalui pengisian kuesioner
untuk mengidentifikasi dan menganalisis dan wawancara, formulir SQ-FFQ (Semi
hubungan antara kebiasaan makan, aktivitas Quantitative-Food Frequency Questionnaire),
fisik, dan kebiasaan olahraga dengan kejadian dan kuesioner International Physical Activity
dismenorea pada remaja putri di Kota Pariaman. Questionnaire (IPAQ) oleh subjek. Prosedur
Tujuan khusus penelitian yaitu mengidentifikasi pengambilan data melalui beberapa langkah.
karakteristik individu, kebiasaan makan, Langkah pertama yaitu peneliti menjelaskan
aktivitas fisik, kebiasaan olahraga, kejadian terkait penelitian yang dilakukan, kemudian
dismeorea remaja putri di Kota Pariaman, serta subjek diminta untuk mengisi informed consent,
menganalisis hubungan antara kebiasaan makan, apabila subjek setuju maka peneliti menjelaskan
aktivitas fisik, dan kebiasaan olahraga dengan terkait bagaimana cara pengisian kuesioner, dan
kejadian dismenorea pada remaja putri di Kota setelahnya subjek dapat mengisi kuesioner secara
Pariaman. mandiri dan didampingi oleh peneliti.

METODE Pengolahan dan analisis data


Data yang telah diperoleh kemudian
Desain, tempat, dan waktu diolah secara statistik. Pengolahan data dilakukan
Desain penelitian yang digunakan dalam dengan beberapa tahapan dimulai dari tahap
penelitian ini adalah cross sectional study. coding, entry, cleaning, dan analisis data. Data

238 J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023


Kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan olahraga remaja putri

yang sudah dikumpulkan diolah menggunakan tidak mengalami dismenorea. Subjek masuk
software Microsoft Excel 2013 dan dianalisis dalam kategori mengalami dismenorea apabila
menggunakan Statistical Package for the Social selalu mengalami dismenorea dalam 3 bulan
Science (SPSS) versi 16.0. terakhir. Apabila subjek mengalami dismenorea
Kebiasaan Makan. Data kebiasaan 1-2 kali dalam 3 bulan terakhir maka masuk
makan diolah berdasarkan hasil kuesioner SQ- kedalam kategori kadang-kadang. Namun apabila
FFQ yang telah dikonversi frekuensi dan jumlah subjek sama sekali tidak mengalami dismenorea
konsumsinya menjadi rata-rata per hari dan per dalam 3 bulan terakhir maka masuk kedalam
minggu sesuai sebaran data. Setelah itu, dihitung kategori tidak mengalami dismenorea.
kandungan energi dan zat gizi lainnya. Setelah Data yang telah diolah selanjutnya
menghitung kandungan zat gizi yang dikonsumsi, dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Data
berat badan subjek dikoreksi terhadap berat karakteristik subjek, kebiasaan makan, kebiasaan
badan ideal sesuai dengan Angka Kecukupan olahraga, dan kejadian dismenorea dianalisis
Gizi (AKG). Setelah itu, tingkat kecukupan secara deskriptif menggunakan microsoft
gizi subjek didapatkan dengan membandingkan excell 2013. Setelah itu, data di analisis secara
asupan zat gizi subjek dengan angka kecukupan inferensia menggunakan Statistical Program
gizi subjek. Tingkat kecukupan zat gizi makro for Social Science (SPSS) versi 16.0. Analisis
dikategorikan menjadi 5 yaitu defisit berat (<70% ini menggunakan uji korelasi, Uji korelasi
AKG), defisit sedang (70-79% AKG), defisit yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
ringan (80-89% AKG), normal (90-119% AKG), korelasi Chi-square yaitu uji hubungan untuk
dan berlebih (≥120% AKG). Sementara itu, data kategorik. Uji hubungan dalam penelitian
tingkat kecukupan zat gizi mikro dikategorikan ini digunakan untuk menganalisis hubungan
menjadi kurang (<77% AKG) dan cukup (≥77% kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan
AKG) (WNPG 2012). olahraga dengan kejadian dismenorea pada
Aktivitas fisik. Aktivitas fisik diukur remaja putri.
menggunakan International Physical Activity
Questionnaire (IPAQ). Kuesioner ini berisi 7 HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan yang dilakukan selama 7 hari terakhir
yang terdiri atas aktivitas fisik berat, sedang, Karakteristik Subjek. Subjek dalam
berjalan kaki/ringan, dan duduk. Nilai total dari penelitian ini sebagian besar duduk di bangku
aktivitas fisik dinyatakan dalam MET-menit/ kelas 1 dan kelas 2 SMA, masing-masing
minggu atau metabolic equivalents. Tingkat (37,2%). Sebagian besar subjek (36,2%) berusia
aktivitas fisik subjek tergolong ringan apabila 17 tahun. Pada masa tersebut terjadi peristiwa
total skor <600 MET menit/minggu, tergolong pubertas yang ditandai dengan terjadinya
sedang apabila total skor 600-2999 MET menit/ menstruasi. Namun banyak remaja putri yang
minggu, dan tergolong berat apabila total skor mengalami keluhan-keluhan pada saat menstruasi
≥3000 MET menit/minggu (IPAQ 2005). berlangsung (Solehati et al. 2018). Sebanyak
Kebiasaan olahraga. Kebiasaan 100% subjek tinggal bersama orang tua/kerabat.
olahraga subjek diukur dengan pertanyaan yang Orang tua juga berperan dalam memberikan gizi
diawali dengan sering berolahraga atau tidak dengan cara menyiapkan makanan yang baik
dalam waktu 1 bulan terakhir. Apabila subjek untuk anak dan keluarga (Laiya & Juniarti 2021).
berolahraga minimal 1 kali seminggu maka Kebiasaan Makan. Makanan pokok
subjek memberikan jawaban ya dan lanjut ke yang paling sering dikonsumsi subjek adalah
pertanyaan berikutnya. Namun apabila subjek nasi dengan rata-rata frekuensi konsumsi 17,3±
tidak berolahraga minimal 1 kali seminggu 4,2 kali/minggu. Nasi banyak dikonsumsi
maka subjek menjawab tidak, dan tidak perlu karena mudah diperoleh dan telah dikonsumsi
menjawab pertanyaan berikutnya. Pertanyaan secara turun temurun oleh keluarga (Mokoginta
selanjutnya terkait dengan frekuensi, durasi, dan et al. 2016). Lauk hewani yang paling sering
jenis olahraga apa yang sering dilakukan. dikonsumsi oleh subjek yaitu ikan dengan rata-
Kejadian dismenorea. Kejadian rata frekuensi 7,7±9,4 kali/minggu. Hal ini
dismenorea dikategorikan menjadi 3 yaitu disebabkan karena Kota Pariaman berada di
mengalami dismenorea, kadang-kadang, dan sepanjang pesisir laut yang menghasilkan banyak

J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023 239


Putri & Riyadi

ikan dan mayoritas mata pencaharian masyarakat (Widnatusifah et al. 2020). Tingkat kecukupan
kota ini adalah nelayan (Ariusni et al. 2019). karbohidrat sebagian besar subjek (29,8%)
Protein nabati yang paling sering dikonsumsi tergolong lebih. Karbohidrat lebih banyak
subjek adalah tahu dengan rata-rata frekuensi dikonsumsi karena karbohidrat merupakan
6,4±7,4 kali/minggu. Tahu banyak dikonsumsi penyedia energi utama dan sumber makanan yang
masyarakat Indonesia karena harganya yang relatif lebih murah dibanding dengan zat gizi lain
murah dan mudah diperoleh (Ma’ruf et al. 2017). (Ayuningtyas et al. 2018). Tingkat kecukupan
Jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi kalsium (56,4%), zat besi (92,6%), dan vitamin
subjek adalah bayam dengan rata-rata frekuensi C sebagian besar subjek sudah tergolong cukup.
3,3±5,7 kali/minggu. Bayam biasanya Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik merupakan
dimanfaatkan sebagai sayur bening, sayur lodeh, suatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan dan
pecel, rempeyek bayam, ataupun sebagai lalapan menyebabkan peningkatan penggunaan energi
(Hermawati 2016). Jenis buah yang paling oleh tubuh (Ariyanto et al. 2020). Aktivitas
sering dikonsumsi subjek adalah pisang dengan fisik sebagian besar subjek tergolong dalam
rata-rata frekuensi 3,9±5,2 kali/minggu. Pisang kategori sedang (64,9%), 18,1% tergolong berat,
banyak dikonsumsi karena mudah diperoleh dan sebanyak 17,0% tergolong ringan. Contoh
baik dari segi harga maupun ketersediaannya aktivitas fisik berat yang dilakukan yaitu aerobik
(Mokoginta et al. 2016). Jenis produk susu yang dan bersepeda cepat, aktivitas fisik sedang
paling sering dikonsumsi subjek adalah es krim berupa mengangkat beban ringan dan menyapu,
dengan rata-rata frekuensi 3,9±5,5 kali/minggu. sedangkan aktivitas fisik ringan berupa berjalan
Hal ini karena es krim memiliki rasa yang manis, kaki. Tingkat aktivitas fisik remaja di Indonesia
lembut, dan segar serta memiliki berbagai varian masih tergolong rendah, aktivitas yang umum
rasa dan warna (Susilawati et al. 2021). dilakukan remaja pada hari aktif adalah belajar
Jenis minyak yang paling sering atau kuliah, sedangkan pada hari libur hanya
dikonsumsi subjek adalah minyak kelapa aktivitas ringan (Widiyatmoko & Hadi 2018).
sawit dengan rata-rata frekuensi 9,4±7,3 kali/ Rata-rata durasi duduk subjek yaitu 5,1±2,2 jam
minggu. Minyak kelapa sawit sering dikonsumsi per hari.
masyarakat Indonesia karena memiliki harga Kebiasaan Olahraga. Sebagian besar
yang relatif murah, mudah diperoleh, dan dapat subjek jarang atau tidak sering berolahraga
meningkatkan cita rasa pada makanan (Husain (53,2%) dan sebanyak 46,8% subjek sering
& Marzuki 2021). Minuman yang paling sering berolahraga. Mayoritas frekuensi olahraga subjek
dikonsumsi subjek adalah teh dengan rata-rata yaitu 1 kali dalam seminggu (40,9%). Sebagian
frekuensi 4,1±4,9 kali/minggu. Teh banyak besar durasi olahraga subjek sudah tergolong
dikonsumsi masyarakat Indonesia karena cukup (63,6%). Jenis olahraga yang paling
memiliki rasa yang segar (Wilanda et al. 2021). banyak dilakukan oleh subjek yaitu aerobik
Tingkat Kecukupan Gizi. Tingkat (72,7%). Olahraga aerobik merupakan aktivitas
kecukupan energi sebagian besar subjek olahraga dengan intensitas rendah hingga sedang
(33%) tergolong defisit berat. Hal ini dapat yang dilakukan secara terus-menerus dalam
disebabkan karena jumlah porsi yang dikonsumsi waktu cukup lama. Contoh olahraga aerobik yang
subjek masih kurang, dilihat dari kebiasaan sering dilakukan yaitu jalan kaki, lari, bersepeda,
makan subjek berdasarkan kuesioner SQ-FFQ dan jogging (Palar et al. 2015).
bahwa subjek terbiasa makan 1-2 kali sehari. Kejadian Dismenorea. Mayoritas
Tingkat kecukupan protein mayoritas subjek subjek kadang-kadang mengalami dismenorea
(36,2%) tergolong lebih, hal ini karena subjek yaitu sebanyak 52,1%, diikuti sebanyak 37,2%
mengonsumsi banyak makanan sumber protein subjek mengalami dismenorea, dan sebanyak
baik lauk hewani maupun lauk nabati (Mokoginta 10,6% subjek tidak mengalami dismenorea.
et al. 2016). Kejadian dismenorea berdasarkan penelitian yang
Tingkat kecukupan lemak sebagian besar dilakukan oleh Suhaidi (2019) adalah sebanyak
subjek (52,1%) masih tergolong defisit berat. 68,9%, hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian
Asupan lemak yang sedikit diduga karena subjek dismenorea masih banyak dialami oleh remaja
mengonsumsi makanan sumber lemak dalam putri. Dismenorea memiliki dampak yang cukup
jumlah porsi dan frekuensi makan yang kurang besar bagi remaja wanita karena menyebabkan

240 J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023


Kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan olahraga remaja putri

terganggunya aktivitas sehari-hari (Putri et al. (p=0,892). Hal ini karena nyeri dismenorea akan
2017). berkurang apabila melakukan aktivitas fisik yang
Hubungan Kebiasaan Makan dengan teratur dan rutin serta aktivitas dengan intensitas
Kejadian Dismenorea. Mayoritas subjek sedang-berat. Apabila aktivitas yang dilakukan
yang mengalami dismenorea memiliki tingkat seperti aktivitas keseharian berupa jalan kaki,
kecukupan energi, lemak, karbohidrat, kalsium, duduk lama, naik turun tangga, dan menyapu
zat besi, dan vitamin C yang tergolong defisit/ kamar maka kemungkinan tidak akan memiliki
kurang. Hasil analisis chi-square menunjukkan efek yang signifikan dalam menurunkan
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nyeri dismenorea. Aktivitas tersebut tidak
tingkat kecukupan energi, lemak, karbohidrat, memungkinkan otot dapat digerakkan secara
kalsium, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian aktif dan maksimal untuk mengeluarkan hormon
dismenorea (p>0,05). Hasil ini sejalan dengan prostaglandin yang memadai sehingga tidak
penelitian Agustini (2017) serta Fachruddin dapat menurunkan nyeri saat dismenorea (Fasya
et al. (2022) yang menyatakan tidak terdapat et al. 2022).
hubungan yang signifikan antara zat gizi makro Hubungan Kebiasaan Olahraga
maupun mikro. Hal ini dapat disebabkan dengan Kejadian Dismenorea. Mayoritas
karena asupan energi dan zat gizi lainnya antara subjek yang mengalami dismenorea jarang
subjek yang mengalami dismenorea dan tidak berolahraga (90%), diikuti dengan sering
mengalami dismenorea homogen, sehingga berolahraga sebanyak 88,7%. Sementara itu,
tidak menunjukkan adanya hubungan. Selain subjek yang tidak mengalami dismenorea sering
itu, mungkin juga terdapat faktor lain yang lebih berolahraga (11,4%). Hasil tersebut menunjukkan
mempengaruhi kejadian dismenorea pada subjek. bahwa olahraga maupun tidak olahraga ternyata
Hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat tidak akan berpengaruh secara signifikan
hubungan yang signifikan antara tingkat terhadap kejadian dismenorea yang dialami
kecukupan gizi protein dengan kejadian oleh subjek. Olahraga merupakan faktor yang
dismenorea (p=0,027). Subjek yang mengalami tidak memiliki peran besar terhadap kejadian
dismenorea memiliki tingkat kecukupan protein dismenorea. Apabila remaja memiliki kebiasaan
yang tergolong defisit sedang (100%). Konsumsi rutin melakukan olahraga, ternyata masih tetap
protein akan merangsang produksi hormon mengalami dismenorea, maka perlu diperhatikan
estrogen selama menstruasi, sehingga apabila bahwa risiko dismenorea yang dialami remaja
protein dikonsumsi dalam jumlah yang cukup putri dapat dipengaruhi oleh faktor pencetus lain
dapat mengurangi peradangan serta kram saat yang dapat menyebabkan terjadinya dismenorea
menstruasi. Hormon estrogen juga berfungsi (Nurwana et al. 2017).
untuk mengaktifkan bagian otak yang mengatur Hasil uji Chi-square menunjukkan
rasa nyeri. Apabila hormon estrogen semakin bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
rendah, maka semakin sedikit juga sumber daya antara kebiasaan olahraga dengan kejadian
otak untuk meredakan rasa sakit (Savitri et al. dismenorea (p>0,05). Hasil ini sejalan dengan
2019). penelitian Bahri et al. (2015) yang menyatakan
Hubungan Aktivitas Fisik dengan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
Kejadian Dismenorea. Mayoritas subjek yang (bermakna) antara kebiasaan olahraga dengan
mengalami dismenorea memiliki aktivitas fisik dismenorea. Hal ini dapat disebabkan karena
yang tergolong ringan (87,5%) hingga sedang kejadian dismenorea dipengaruhi oleh banyak
(91,8%). Sementara itu, mayoritas subjek yang faktor bukan hanya dari kebiasaan olahraga
tidak mengalami dismenorea (17,6%) memiliki saja. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
tingkat aktivitas fisik yang tergolong berat. dismenorea yaitu BMI, stres, dan konsumsi obat,
Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa yang tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil yang diperoleh belum menggambarkan
aktivitas fisik dengan kejadian dismenorea yang sebenarnya (Herdianti et al. 2019).
(p=0,611). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Fasya et al. (2022), yang menyatakan KESIMPULAN
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara aktivitas fisik dengan kejadian dismenorea Mayoritas subjek pada penelitian

J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023 241


Putri & Riyadi

ini berusia 17 tahun (36,2%). Semua subjek DAFTAR PUSTAKA


tinggal bersama orang tua atau kerabat. Tingkat
kecukupan zat gizi sebagian besar subjek yaitu Agustini FU. 2017. Hubungan kebiasaan makan,
energi (33%) dan lemak (52,1%) masih tergolong aktivitas fisik, dan status gizi dengan
defisit berat, sedangkan tingkat kecukupan zat kejadian dismenorea pada mahasiswi
gizi protein (36,2%) dan karbohidrat (29,8%) PPKU IPB [skripsi]. Bogor: Institut
tergolong berlebih. Sementara itu, tingkat Pertanian Bogor.
kecukupan zat gizi mikro yaitu kalsium (56,4%), Ariusni, Sentosa SU, Dwita V. 2019. Calon
zat besi (92,6%), dan vitamin C (70,2%) sudah wirausaha baru pengembangan kualitas
tergolong dalam kategori cukup. produk agroindustri pengolahan ikan
Mayoritas aktivitas fisik subjek (64,9%) laut pada siswa SMKN 3 Kota Pariaman.
tergolong dalam kategori sedang. Sebanyak Journal of Community Service. 1(1):105-
46,8% subjek sering berolahraga dengan frekuensi 114. https://doi.org/10.56670/jcs.v1i1.15
1 kali seminggu (40,9%). Sebagian besar durasi Ariyanto A, Puspitasari N, Utami DN. 2020.
olahraga subjek sudah tergolong cukup (63,6%). Aktivitas fisik terhadap kualitas hidup
Jenis olahraga yang paling banyak dilakukan oleh pada lansia. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad.
subjek yaitu aerobik (72,7%). Mayoritas subjek 13(2):145-151.
kadang-kadang mengalami dismenorea yaitu Ayuningtyas, Simbolon D, Rizal A. 2018. Asupan
sebanyak (52,1%). Hasil analisis menunjukkan zat gizi makro dan mikro terhadap kejadian
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stunting pada balita. Jurnal Kesehatan.
tingkat kecukupan energi, lemak, karbohidrat, 9 (3):444-449. https://doi.org/10.26630/
kalsium, zat besi, dan vitamin C, aktivitas fisik, dan jk.v9i3.960
kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenorea Bahri AA, Afriwardi A, Yusrawati. 2015.
(p>0,05). Namun, tingkat kecukupan protein Hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan kejadian dismenorea menunjukkan dengan dismenore pada mahasiswi pre-
hubungan yang signifikan (p=0,027). klinik program studi Pendidikan Dokter
Remaja putri yang memiliki tingkat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, tahun ajaran 2012-2013. Jurnal Kesehatan
kalsium, zat besi, dan vitamin C yang masih Andalas. 4(3):815-821. https://doi.
tergolong defisit diharapkan dapat meningkatkan org/10.25077/jka.v4i3.369
konsumsi makanan sesuai anjuran Pedoman Fachruddin KR, Anwar F, Dwiriani CM.
Gizi Seimbang. Sementara itu, subjek yang 2022. Faktor-faktor yang berhubungan
memiliki tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan kejadian dismenore primer pada
makro maupun mikro yang tergolong berlebih mahasiswi Institut Pertanian Bogor. Jurnal
dapat mengurangi konsumsi makan agar tingkat Gizi Dietetik. 1(1):58-64. https://doi.
kecukupan energi dan zat gizi makro maupun org/10.25182/jigd.2022.1.1.58-64
mikro tergolong dalam kategori normal. Subjek Fasya A, Arjita IPD, Pratiwi MRA, Andika IBY.
yang memiliki aktivitas fisik dan kebiasaan 2022. Hubungan aktivitas fisik dan tingkat
olahraga yang kurang perlu ditingkatkan. Saran stres dengan kejadian dismenorea primer
untuk penelitian selanjutnya yaitu instrumen pada mahasiswi fakultas kedokteran.
pengumpulan data sebaiknya ditambah dengan Jurnal Ilmiah Permas. 12(3):511-526.
metode food recall 2x24 jam agar hasil penelitian Hayati S, Agustin S, Maidartati. 2020. Faktor-
menjadi lebih akurat. Penelitian lanjutan faktor yang berhubungan dengan dismenore
terkait dismenorea perlu diperluas dengan pada remaja di SMA Pemuda Banjaran
memperhatikan derajat keparahan dismenorea. Bandung. Jurnal Keperawatan BSI.
8(1):132-142. https://doi.org/10.25157/
KONFLIK KEPENTINGAN jkg.v3i1.4654
Herdianti KA, Wardana NG, Karmaya INM.
Tidak ada konflik kepentingan pada 2019. Hubungan antara kebiasaan
setiap penulis dalam menyiapkan artikel. olahraga dengan dismenore primer pada
mahasiswi pre-klinik Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

242 J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023


Kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan olahraga remaja putri

Universitas Udayana tahun ajaran 2017. faktor yang berhubungan dengan kejadian
Bali Anatomy Journal. 2(1):25-29. https:// disminorea pada remaja putri di SMA
doi.org/10.36675/baj.v2i1.23 Negeri 8 Kendari tahun 2016. Jurnal
Hermawati DT. 2016. Kajian ekonomi antara Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
pola tanam monokultur dan tumpangsari 2(6):1-14.
tanaman jagung, kubis, dan bayam. Jurnal Palar CM, Wongkar D, Ticoalu SHR. 2015.
Inovasi. 18(1):66-71. Manfaat latihan olahraga aerobik
Husain F, Marzuki I. 2021. Pengaruh temperatur terhadap kebugaran fisik manusia. Jurnal
penyimpanan terhadap mutu dan kualitas E-Biomedik. 3(1):316-321. https://doi.
minyak goreng kelapa sawit. Jurnal org/10.35790/ebm.3.1.2015.7127
Serambi Engineering. 6(4):2270-2278. Putri SA, Yunus M, Fanani E. 2017. Hubungan
https://doi.org/10.32672/jse.v6i4.3470 antara nyeri haid (dismenore) terhadap
[IPAQ] International Physical Activity aktivitas belajar pada siswi kelas XI SMA
Questionnaire. 2005. Guidelines For Negeri 52 Jakarta. The Indonesian Journal
Data Processing and Analysis of of Public Health. 2(2):1-8. https://doi.
The International Physical Activity org/10.17977/um044v2i2p85-92
Questionnaire (IPAQ) Short and Long Savitri NPW, Citrawathi DM, Dewi NPSR. 2019.
Forms. [diunduh 2023 Agustus 21] https:// Hubungan status gizi dan usia menarche
cir.nii.ac.jp/crid/1573950400545533440 dengan kejadian disminore siswi SMP
Irman V, Etriyanti. 2020. Pengaruh pemberian Negeri 2 Sawan. Jurnal Pendidikan Biologi
air rebusan kunyit (Curcumin) asam Undiksha. 6(2):93-102.
(Tamarindus Indica) terhadap intesitas Solehati T, Trisyani M, Kosasih CE. 2018.
nyeri haid (disminore) pada siswi Kelas Gambaran pengetahuan, sikap, dan
X MAN 2 Padang tahun 2020. Jurnal keluhan tentang menstruasi diantara remaja
Kesehatan Saintika Meditory. 3(1):10-18. putri. Jurnal Keperawatan Komprehensif.
Kusnaningsih A. 2020. Prevalensi dismenore 4(2):86-91.https://doi.org/10.33755/jkk.
pada remaja putri di Madrasah Aliyah v4i2.110
Darul Ulum dan Miftahul Jannah Palangka Suhaidi M. 2019. Hubungan stres dengan
Raya. Jurnal Surya Medika. 5(2):1-8. kejadian dismenore primer pada siswi
https://doi.org/10.33084/jsm.v5i2.1247 SMAN 2 Kota Pariaman [skripsi]. Padang:
Laiya SW, Juniarti Y. 2021. Analisis peran Universitas Andalas.
orang tua dalam penerapan 3M pada Susilawati I, Putranto WS, Khairani L. 2021.
anak usia dini di masa pandemi. Jurnal Pelatihan berbagai metode pengolahan
Ilmiah Potensla. 6(2):151-157. https://doi. susu sapi sebagai upaya mengawetkan,
org/10.31538/aulada.v3i2.1791 meningkatkan nilai manfaat, dan nilai
Lemeshow S, David WH, Janelle K. 1997. Besar ekonomi. Jurnal Pengabdian Kepada
Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Masyarakat. 3(1):27-31. https://doi.
Yogyakarta (ID): Gajah Mada University org/10.24198/mktt.v3i1.32501
Press. Widiyatmoko FA, Hadi H. 2018. Tingkat aktivitas
Ma'ruf H, Sangi MS, Wuntu AD. 2017. Analisis fisik siswa di Kota Semarang. Journal
kandungan formalin dan boraks pada ikan Sport Area. 3(2):140-147. https://doi.
asin dan tahu dari Pasar Pinasungkulan org/10.25299/sportarea.2018.vol3(2).2245
Manado dan Pasar Beriman Tomohon. Widnatusifah E, Battung SM, Bahar B, Jafar N,
Jurnal MIPA Unstrat. 6 (2):24-28. https:// Amalia M. 2020. Gambaran asupan zat gizi
doi.org/10.35799/jm.6.2.2017.17073 dan status gizi remaja pengungsian Petobo
Mokoginta FS, Budiarso F, Manampiring AE. Kota Palu. The Journal of Indonesian
2016. Gambaran pola asupan makanan Community Nutrition. 9(1):17-29. https://
pada remaja di Kabupaten Bolang doi.org/10.30597/jgmi.v9i1.10155
Mongondow Utara. Jurnal E-Biomedik. Wilanda S, Yessirita N, Budaraga IK. 2021.
4(2):1-10. https://doi.org/10.35790/ Kajian mutu dan aktivitas antioksidan
ebm.4.2.2016.14618 teh kulit kopi (Coffea Canephora) dengan
Nurwana, Sabilu Y, Fachlevy AF. 2017. Analisis penambahan daun mint (Mentha Piperita

J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023 243


Putri & Riyadi

L). Jurnal Research Ilmu Pertanian. (ID): Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
1(1):86-93. (LIPI).
[WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Wulandari A, Hasanah O, Woferst R. 2018.
Gizi X. 2012. Pemantapan Ketahanan Gambaran kejadian dan manajemen
Pangan dan Perbaikan Gizi Berbasis dismenore pada remaja putri. Jurnal Online
Kemandirian dan Kearifan Lokal. Jakarta Mahasiswa. 5(2):468-476

244 J. Gizi Dietetik, Volume 2, Nomor 4, Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai