Makalah Ekonomi Kesehatan
Makalah Ekonomi Kesehatan
DI SUSUN OLEH:
Enjelina Taula
Intan Maria Mangundap
Joseph F.X Runtuwene
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
2.1 Kebijakan BPJS Kesehatan..................................................................................5
A. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama................................................................5
B. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP).................................................6
C. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)....................................................................6
D. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan.................................................6
E. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).................................................................6
F. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).................................................................7
G. Mayoritas Penyakit Ditanggung...........................................................................7
H. Biaya Dokter dan Rumah Sakit Ditanggung........................................................7
I. Perlindungan Tanpa Memandang Kondisi Peserta..............................................7
J. BPJS Kesehatan untuk Seumur Hidup.................................................................7
K. Kemudahan Akses Layanan Publik Lainnya.......................................................8
L. Iuran Bulanan Terjangkau....................................................................................8
M. Pembayaran Iuran Bisa di Banyak Tempat......................................................8
2.2 Peran Ekonomi Dalam Menunjang Pembiayaan BPJS..............................................8
A. Sistem Pembiayaan Kesehatan di Indonesia........................................................9
B. Peran Ekonomi dalam Menunjang pembiayaan BPJS Masyarakat yang kurang
mampu............................................................................................................................10
C. Tantangan dan Solusi yang digunakan dalam Meningkatkan Pembiayaan BPJS di
Indonesia........................................................................................................................13
BAB III..............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. SARAN..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Bagi masyarakat yang kurang mampu, biaya kesehatan yang tinggi dapat
menjadi beban yang berat. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat yang kurang
mampu menunda atau bahkan tidak berobat karena tidak mampu membayar
biayanya.
PEMBAHASAN
Manfaat BPJS Kesehatan ini berupa segala yang ditanggung pendaftaran dan
administrasi; akomodasi rawat inap; pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi
medis; tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif.
Kemudian, pelayanan kebidanan, ibu, bayi dan balita; pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai; dan pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
pratama.
Manfaat BPJS Kesehatan ini berupa ditanggung perawatan inap non intensif;
dan perawatan inap intensif (ICU, ICCU, NICU, PICU). Selain enam hal di atas
yang lebih lengkapnya dapat disimak di laman BPJS Kesehatan, masih banyak
lagi keuntungan menjadi peserta dari program JKN ini.
Manfaat BPJS Kesehatan ini berupa pelayanan yang tidak melihat batasan usia
sehingga peserta aktif akan mendapatkan proteksi seumur hidup. Untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, pastikan status kepesertaan BPJS
Kesehatan selalu aktif, tidak terlambat membayar iuran dan hindari tagihan yang
menumpuk.
Manfaat BPJS Kesehatan ini berupa adanya iuran atau premi per bulan BPJS
Kesehatan yang tergolong terjangkau dan mengusung semangat gotong royong,
mulai Rp35.000. Per tahun 2022, premi berdasarkan kelas BPJS Kesehatan: Kelas
I (Rp 150.000/peserta, Kelas II (Rp 100.000/peserta) dan Kelas III (Rp
35.000/peserta). Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
iuran dibayar oleh Pemerintah.
Manfaat BPJS Kesehatan ini berupa layanan pembayaran iuran yang bisa
dilakukan di banyak tempat. Tidak hanya terjangkau, pembayaran iuran BPJS
juga tergolong mudah dan praktis karena bisa dilakukan di berbagai platform.
Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan masyarakat untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.
Masyarakat dengan pendapatan yang rendah memiliki kemampuan yang
lebih rendah untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
daya beli masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat
untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.
Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat
untuk membayar iuran BPJS Kesehatan. Masyarakat yang menganggur
memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk membayar iuran BPJS
Kesehatan.
Bila dilihat dari capaian sejauh ini, kita sebenarnya patut mengapresiasi BPJS
karena telah berhasil meningkatkan cakupan JKN melebihi angka minimal 80%
untuk cakupan kesehatan semesta. Begitupun, luasnya cakupan jaminan kesehatan
bukan satu-satunya faktor yang dipertimbangkan dalam cakupan kesehatan
semesta. Prinsip ekuitas, kualitas pelayanan, dan perlindungan finansial terhadap
biaya kesehatan katastrofik, merupakan komponen penting lainnya yang masih
belum ideal penerapannya saat ini. Untuk itu beberapa rekomendasi berikut ini
sebaiknya dipertimbangkan oleh pemerintah dan BPJS
Dalam hal ini ada dua hal yang perlu dilakukan yakni merumuskan sistem
iuran JKN yang bersifat progresif dan optimalisasi sumber dana di luar iuran
peserta JKN. Pertama, pemerintah perlu bekerja sama dengan tenaga ahli ekonomi
kesehatan untuk merumuskan peningkatan tarif iuran peserta JKN mengingat
iuran saat ini masih tidak sesuai dengan perhitungan aktuarial. Perhatian perlu
diberikan pada upaya menerapkan sistem pembayaran yang progresif sesuai
dengan kemampuan membayar dan bukan sukarela memilih jumlah pembayaran
sesuai kelas. Penyesuaian juga perlu dilakukan untuk tarif regional mengingat
UMP dan biaya hidup dasar di Indonesia saat ini belum merata sehingga
penerapan iuran nasional bisa saja memberatkan penduduk di daerah tertentu.
Kedua, perlu optimalisasi dana di luar iuran, misalnya dengan optimalisasi cukai
rokok dan peralihan subsidi dari sektor lain. Tentu hal ini perlu dilakukan dengan
pertimbangan matang dan perlu dilakukan evaluasi manfaat risiko yang mumpuni
sebelum pemerintah memutuskan pengalihan subsidi dari sektor lain ke JKN.
Pilihan lain untuk mengatasi defisit, adalah meredefinisi dan mengurangi paket
manfaat program untuk mereka yang mampu. Namun hal ini kurang
direkomendasikan karena akan berakibat pada berkurangnya minat peserta
mandiri dalam mendaftarkan diri.
Selain memastikan tidak ada fraud di pelaku kesehatan, pemerintah tentu perlu
memperkuat sistem anti-fraud di tubuh BPJS sendiri. Perlu adanya audit yang
regular dan terbuka di 10 BPJS selain untuk acuan penalangan defisit juga untuk
memastikan pengelolaan anggaran yang tepat sasaran di BPJS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dan, pada akhirnya, meningkatkan pembiayaan BPJS Kesehatan bagi
masyarakat yang kurang mampu:
B. SARAN
https://www.kompasiana.com/rahadianyusuf0550/64e4c1f318333e0c9e2d4542/
pemerintah-seharusnya-membebaskan-pembayaran-bpjs