Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN DISSOLVED

OXYGEN (DO) DAN TOTAL SOLID


(TS)
(Laporan Praktikum Rekayasa
Pengolahan Limbah)

Oleh:

Aulia Dwi Ramadhanti


2014071035

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
I. PEMBAHASAN

Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena


oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi danreduksi bahan organik dan
anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan biologik yang dilakukan oleh
organisme aerobik dan anaerobik. Dalamkondisi aerobik, peranan oksigen adalah
untuk mengoksidasi bahanorganik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah
nutrien yang ada padaakhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam
kondisi anaerobikoksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa
kimia menjadilebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas (Salmin, 2000).

Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesis dan absorbsi atmosfer atau udara. DO di suatu perairan sangat
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahklukhidup dalam air. Untuk
mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapatdilakukan dengan mengamati
beberapa parameter kimia seperti DO.Semakin banyak jumlah DO (dissolved
oxygen), maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen terlarut yang terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang
mungkin sajaterjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi (Salmin,
2000).

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia
dandigunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan
pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahraga dan
sebagainya. Dewasaini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampumemenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluandomestik terus menurun khususnya untuk air minum.
Sebagai sumber air minum masyarakat,air harus memenuhi beberapa aspek yang
meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,2004).

Solids atau zat padat atau padatan yang terkandung di dalam air dan air limbah
berasal dari bermacam-macam sumber. Partikel padat yang terkandung di dalam
air sungai mungkin berasal dari partikel tanah yang ter-erosi. Partikel padatan
yang terkandung di dalam air limbah kemungkinan berasal dari sisa-sisa bahan
organik maupun anorganik sebagai akibat dari pemanfaatan air seperti pencucian
ataupun dari suatu proses industri. Zat yang terkandung di dalam air dan air
limbah menjadi parameter penting. Tergantung dari ukurannya, zat padat
mengendap akan menyebabkan sedimentasi atau pendangkala. Zat padat
tersuspensi akan terbawa lebih jauh oleh aliran air sungai yang akhirnya akan
mengendap juga. Zat padat terlarut umumnya terdiri dari partikel-partikel
berukuran lebih kecil, dan biasanya berasal dari bahan-bahan organikkoloid yang
sangat sulit untuk mengendap. Selain menyebabkan pendangkalan, zat padat di
dalam air juga menyebabkan kekeruhan dan menghalangi penetrasi cahaya
masuk ke dalam kolom air. Karena itulah zat padat menjadi parameter kualitas air
yang penting.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Mengetahui kandungan oksigen terlarut atau DO dari air dan air limbah
2. Mengetahui kadar zat padat dari sampel air dan air limbah
II. TINJAUAN PUSTAKA

Dissolved oxygen (kadar oksigen) merupakan kadar ukuranrelatif suatu oksigen


yang terlarut dalam suatu media tertentu yangdibutuhkan semua makhluk hidup
untuk pernapasan, pertumbuhan, metabolisme. Sumber oksigen utama media cair
adalah proses difusi dari lingkungan sekitar media tersebut dan juga proses
fotosintesis dari tumbuh tumbuhan yang ada didalamnya proses difusi dapat
dipengaruhi kecepatanya oleh parameter parameter lainnya seperti suhu, salinitas,
pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Sehingga
diperlukan alat ukur untuk membantu mengetahui indikasi nilai dari kondisi real
kandungan kualitas airnya oleh hal ini dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
oksigen terlarut oleh karena itu dalam praktikum kali ini kami memanfaatkan
dissolved oxygen dengan menggunakan alat DO meter (Soeseno, 1970).

(DO) merupakan salah satu ukuran dari beberapa molekul oksigen yang terlarut
dalam air yang tentunya sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan
ekosistem perairan. Oksigen dalam air diklasifikasikan sebagai zat yang sukar untuk
larut atau
poorly soluble karena oksigen tidak dapat bereaksi dengan air secara kimiawi
karena kelarutan oksigen sangat bergantung pada tekanan parsial oksigen tersebut.
Selain itu, kelarutan dari oksigen juga sangat bervariasi tergantung dengan
temperature yang dimilikinya. Maka dariitu, Hukum Henry digunakan sebagai tolak
ukur untuk perhitungan jumlah kadar saturasi oksigen pada temperatur-temperatur
tertentu

Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu,tekanan parsial gas-gas
yang ada di udara maupun yang ada di air, salinitasserta persenyawaan unsur-unsur
mudah teroksidasi di dalam air. Kelarutantersebut akan menurun apabila suhu dan
salinitas meningkat, oksigenterlarut dalam suatu perairan juga akan menurun akibat
pembusukan- pembusukan dan respirasi dari hewan dan tumbuhan yang
kemudiandiikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta menurunnya pH
(Nybakken, 1992).

Zat Padat (solid) merupakan segala sesuatu yang terkandung dalam bahan berbentuk
cairan selain air itu sendiri. Definisi lain dari zat padat adalah suatu zat atau materi
yang tersisa sebagai residu dari evaporasi dan mengering pada temperatur 103-
105°C. Seluruh materi yang memberikan tekanan uap yang signifikan pada
temperatur tersebut, akan hilang selama proses evaporasi dan pengeringan tersebut.
Residu yang tersisa hanya mewakili bahan-bahan yang ada dalam sampel yang
memiliki tekanan uap yang dapat diabaikanpada temperatur 105°C.

Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi yang
tersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperature 103-105
°C. Untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu penguapan ataupun
pada waktu pengeringan pada temperature tersebut tidak termasuk dalam definisi
diatas. Residu dari penguapan dan pemanasan tersebut dapat berupa senyawa
organik atau anorganik, baik dalam bentuk terlarut ataupun yang tersuspensi dalam
air. Adapun pengukuran solid dalam airdibedakan atas : Total Solid (TS), Total
Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid(TDS), Fixed Total Solid (FTS),
Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS),Volatile Total Solid
(VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid(VDS). Pada
percobaan kali ini, kita hanya akan membahas mengenai Total Solid (TS),
TotalSuspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS).

Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh
airsetelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1 jam. Bahan
initertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada air terdiri dari
total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat tersuspensi (total
suspendedsolids).

Pengujian total padatan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi garam-garam


anorganik terlarut yang berasal dari limbah industri yang merupakan salah satu
faktor untuk menentukan pengolahan limbah anaerobik mana yang sesuai. Pengujian
total padatan dapat diaplikasikan juga pada pengolahan sludgekarena diperlukan
pada desain dan operasi dari unit pengolahan lumpursludge digestion,vacuum filter,
dan unit insinerasi.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: air limbah tahu, aquades,
air limbah kolam, air keran, gelas ukur, pipet tetes, botol sampel, gelas beaker, pipet
dan DO meter, oven, serta timbangan analitik.

3.2 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada 14 September 2023 di Laboratorium Rekayasa
Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 (DO)
1. Siapkan sampel air dan air limbah di dalam botol sampel.
2. Ambil masing-masing sampel air dan air limbah dari botol sampel kedalam
gelas beaker kecil (setengah dari gelas beaker kecil)
3. Siapkan alat ukur DO meter dan magnetic stirrer
4. Masukan sensor DO ke dalam sampel
5. Jalankan magnrtic stirrer pada level 6
6. Amati DO masing-masing sampel air tersebut dan catat nilainya setelah stabil

3.3.2 (TS)
1. Siapkan sampel air dan air limbah di dalam botol sampel.
2. Oven 3 cawan pada suhu 105°C selama kurang lebih 10 menit
3. Ambil cawan dan dinginkan di dalam disiccator
4. Setelah dingin timbang cawan dengan timbangan analitik dan catat beratnya
(W1)
5. Pipet masing masing sampel air kedalam cawan sebanyak 25-50 ml
6. Masukan cawan berisi air ke dalam oven dan lakukan pengovenan pada suhu
85°C selama 24 jam.
7. Setelah dingin cawan+reisdu (W2) ditimbang dengan timabngan analitik
8. Hitung dan bandingkan kadar total solid
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang didapatkan saat praktikum DO ialah sebagai berikut:

Sampel air Nilai


Air keran 7,5 mg/l
Air Aquades 8,0 mg/l
Air limbah tahu 7,5 mg/l
Tabel 1. Hasil Praktikum DO

Sampel Total Solids Total


W1 W2
Cawan 1 30,8110 30,8673 0,002252 Mg/l
Cawan 2 32,2490 32,5105 0,0104 Mg/l
Cawan 3 34,1202 34,1230 0,000112 Mg/l
Tabel 2. Hasil Praktikum TS

3.2 Pembahasan

DO Meter berfungsi sebagai alat uang digunakan untuk mengukur kadar pksigen
terlarut dalam air yang dinyatakan dalam bentuk µs/ cm (mS/cm) atau g/ml (ppm).
Pengukuran DO diaplikasikan terutama untuk kebutuhan aquakultur dan penilaian
perncemaran air. Besarnya jumlah kadar oksigen terlarut menjadi gambaran
kemampuan perairan menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Serta
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran.

Alat DO meter terdiri dari 2 komponen (1) unit mesin sebagai media pengatur dan
pembacaan. (2) oxygen probe sebagai kemponen pengukur. Perinsip kerja DO
meter adalah dengan memanfaatkan detektor katoda dan anoda yang terdapat dalam
oxygen probe. Hasil pengukuran oxgen probe yang dicelupkan kewadah air akan
ditrensfer dan diolah di unit alat dan ditampilkan secara numerik pada display

Gambar 1.Kegiatan mengukur DO pada air limbah

Dari hasil pengamatan didapatkan nilai DO dari tiap-tiap sampel. Pada sampel air
aquades memiliki nilai 7,5 mg/l dan pada sampel air aquades memiliki nilai DO
yang lebih tinggi dari air aquades dan air limbah tahu yaitu 8,0 mg/l . Pada air
limbah tahu didapatkan hasil DO sebesar 7,5 mg/l.

Pengukuran total solid pada tiap-tiap sampel air terlebih dahulu dengan menyiapkan
bahan sampel dan cawan. Sampel yang akan dihitung total solidnya yaitu limbah
tahu olahan, air kolam lele dan air kolam rektorat. Kemudian cawan distrilkan
dengan cara cawan di oven kurang lebih 10 menit dengan suhu 105°C. Setelah peng
ovenan selesai cawan dimasukan ke dalam disiccator agar cawan dingin setelah
dioven. Kemudian cawan di timbang dengan timbangan analitik dan dicatat
hasilnya. Berat cawan ini dihitung sebagai W1. Setelah semua cawan ditimbang dan
dicatat beratnya masing-masing cawan dimasukan sampel seberat 25-50 ml.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan pipet ukur. Masukan cawan yang telah
terisi sampel ke dalam oven diamkan hingga 24 jam dengan suhu 85°C. Setelah
selesai oven cawan yang telah berisi padatan didinginkan kembali kedalam
desiccator dan kemudian di hitung berat cawan + padatan ke timbangan analitik dan
setelah dapat hasil berat dari tiap-tiap sampel kemudian hitung total solid tiap
sampel dengan rumus
TS = (mg/ml)

Dari praktikum pengukuran total solid ini, didapatkan hasil seperti tabel di atas pada
sampel masing-masing sampel diambil seberat 25 ml. Dengan data-data di atas
maka di dapat kan total solid pada masing-masing sampel dengan rumus
Maka berat sampel yang memiliki satuan gram di konversi terlebih dahulu menjadi
miligram dengan cara mengalikan masing-masing berat W1 dan W2.

Pada sampel limbah kolam lele didapatkan bahwa berat awal cawan sebesar
30,8110 gram dan berat cawan + residu sebesar 30,8673 gram maka didapatkan
total solid sebesar 0,002252 mg/ml. Pada sampel air limbah tahu ,berat awal cawan
adalah 32,2490 gram dan cawan + residu adalah 32,5105 dan didapatkan total solid
dari sampel air limbah tahu sebesar 0,014046 mg/ml dan terakhir sampel air kolam
rektorat awal cawan sebesar 34,1202 gram dan cawan + residu adalah 34,1230
gram maka berat total solid pada sampel air kolam rekrotat sebesar 0,000112
mg/ml. pada data ini dapat terlihat perbandingan ts dari masing masing limbah.
Sampel limbah air tahu memiliki jumlah residu yang paling tinggi diantara sampel
limbah air kolam rektorat dan sampel limbah air kolam lele.
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan laporan ini diperoleh sebagai berikut:


1. Dari hasil pengamatan didapatkan nilai DO dari tiap-tiap sampel. Pada sampel air
aquades memiliki nilai 7,5 mg/l dan pada sampel air aquades memiliki nilai DO
yang lebih tinggi dari air aquades dan air limbah tahu yaitu 8,0 mg/l . Pada air
limbah tahu didapatkan hasil DO sebesar 7,5 mg/l.
2. Pada sampel limbah kolam lele didapatkan bahwa berat awal cawan sebesar
30,8110 gram dan berat cawan + residu sebesar 30,8673 gram maka didapatkan
total solid sebesar 0,002252 mg/ml. Pada sampel air limbah tahu ,berat awal
cawan adalah 32,2490 gram dan cawan + residu adalah 32,5105 dan didapatkan
total solid dari sampel air limbah tahu sebesar 0,014046 mg/ml dan terakhir
sampel air kolam rektorat awal cawan sebesar 34,1202 gram dan cawan + residu
adalah 34,1230 gram maka berat total solid pada sampel air kolam rekrotat
sebesar 0,000112

3.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014 http://www.airlimbah.com/2012/10/04/mengenal-bermacam-jenis-


padatan-solids-dalam-air-limbah/ diakses tanggal 21 September 2023
pukul 19.00 WIB.

Anonim, 2014 http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/prosedur-uji-total-


suspended-solidtss.html diakses tanggal 21 September 2023
pukul 21.00 WIB.

Anwariani, D. (2019). Pengaruh Air Limbah Domestik Terhadap Kualitas Sungai.


Jurnal Teknik Lingkungan.

Paena, M., Suhaimi, R. A., & Undu, M. C. (2015). Analisis Konsentrasi Oksigen
Terlarut (DO), pH, Salinitas, dan Suhu pada Musim Hujan Terhadap
Penurunan Kualitas Air PerairanTeluk Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung.Seminar Nasional Kelautan X

Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai SalahSatu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Oseana, Volume XXX, No. 3, 21-26.

Sanin, F. D., William W. Clarkson, P. D., & Vesilind, P. A., 2010, Sludge
Engineering, The Treatment and Disposal of Wastewater Sludges, DEStech
Publications,Incorporated

Tahir, R. B. (2016). Analisis Sebaran Kadar Oksigen (O2) dan Kadar Oksigen
Terlarut(Dissolved Oxygen) dengan Menggunakan Data In Situ dan Citra
Satelit Landsar 8(Studi Kasus: Wilayah Gili Ilyang Kabupaten Sumenep).
LAMPIRAN
Pengukuran DO

Pengukuran TS

Anda mungkin juga menyukai