Anda di halaman 1dari 3

#$$#'$

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Servik uteri adalah penghalang penting bayi masuknya ke dalam genetalia interna. Dalam
hubungan ini seorang nulliparadalam keadaan normalkanalis servikalis bebas kuman, pada
seorang multipara dengan ostium utero eksternum sudah lebih terbuka, batas ke atas dari
daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum.
Radang pada serviks uteri biasanya terdapat pada porsio uteri diluar ostium uteri eksternum
dan/atau pada endoserviks uteri. Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonorea, siIilis,
ulkus molle, dan granuloma inguinale, dan pada tuberculosis, dapat ditemukan radang pada
serviks.
2. Permasalahan
Dalam makalah ini kami ingin membahas lebih lengkap tentang 'erosi serviks.
3. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah :
a. Tujuan umum : ingin mengetahui lebih dalam tentang erosi serviks.
b. Tujuan Khusus :
a. Ingin mengetahui tentang pengertian erosi serviks.
b. Ingin mengetahui etiologi erosi serviks.
c. Mengetahui tentang tanda gejala dan penanganan terhadap erosi serviks.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Erosi Porsio
Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan
agak mudah berdarah. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167).
Sedangkan menurut www.geogle memahami Reproduksi wanita erosi porsio adalah
pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh
bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama lama menjadi inIeksi.
Kemudian menurut srwono Prawirohardjo erosi serviks dewasa ini telah sangat jarang sekali
di pakai pada sumber kepustakaan, dan sekarang ini yang tampak adalah bahwa 'erosi
sebenarnya ialah servisitis kronika.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Luka luka kecil
maupun besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman
kuman ke dalam endoserviks dan kelenjar kelenjarnya lalu menyebabkan inIeksi menahun.
2. Etiologi Erosi Porsio
a. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat
kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan inIeksi. AKDR juga
mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk
berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi inIeksi.
b. InIeksi pada masa reproduktiI menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel
portio berpindah, inIeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang
terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
c. Pada masa reproduktiI batas berpindah karena adanya inIeksi (cervicitis, kolpitis).
d. Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan
epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).
3. PatoIisiologi Terjadinya Erosi Porsio
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.
IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian
bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan
terjadilah erosi portio.
Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan
sel superIisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat
menyebabkan reaksi radang non spesiIik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang
meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superIisialis dan terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai
kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume
dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan
inIeksi, dengan adanya inIeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan inIeksi.
Dengan adanya inIeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah
menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium
uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi
nabathi. (Winkjosastro, haniIa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).
4. Tanda dan Gejala
a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama
b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit
dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
d. Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah.
e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 175).
5. Penanganan
Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10 atau Albothyl yang
menyebabkan nekrose Epitel silinderis dengan harapan bahwa kemudian diganti dengann
Epitel gepeng berlapis banyak.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan
agak mudah berdarah.
b. Penyebabnya yaitu : inIeksi pada masa reproduktiI, keterpaparan suatu benda pada sat
pemasangan AKDR, dan rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio
mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.
c. PatoIisiologinya : Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari
luar misalnya IUD.
d. Tanda dan gejala nya yaitu : Sekret bercampur darah setelah bersenggama, dapat
menimbulkan pendarahan kontak, portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah
daerah kemerah-, sekret kadang tidak bercampur dengan nanah, pada Erosi sering di
ketemukan ovula nobathii.
e. Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10 atau Al Bothyl.
2. Saran
Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan kedepannya kita lebih hati hati dan teliti dalam
melakukan tindakan kebidanan terhadap pasien agar dapat meminimalkan angka inveksi dan
kecacatan pada klien dan juga hendaknya kita bisa menjaga kebersihan diri kita sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo sarwono.1994.Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawirahardjo:Jakarta
www.gooegle memahami Reproduksi wanita.
Winkjosastro, haniIa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005
Winkjosostro, Jakarta : 2003.
Diposkan oleh harnita novia di Sabtu, Juni 11, 2011

Anda mungkin juga menyukai