Late
TATA LAKSANA CT SIMULATOR KANKER NASOFARING
DI RSUP DR KARIADI SEMARANG
Faridul Umam’, Kusrini", Ardi Soesilo Wibowo”
Xatsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang sering ditemukan di daerah kepala dan leher. Radioterapi adalah
‘alahsatu metode pengobatan pada kankernasofaring. Dengan perkembangan radioterapl, penyinaran KNF dilakukan dengan
{eknikThree- dimensional conformal radiotherepi( 30 CRT), Dengan teknk radioterapi tiga dimensi akan dicepa asi terapl
ere optimal pada target volume dengan tingkatefek samping yang minimal terhadapjaringan normal di skitarnys.
Perencanaan radioterapi tia demensi merupakan konsep terapi radiasi dengan menggunakan data volumetrik dari CT
Simulator. Simulator merupakan alt penunjang untukmempermudah dalam program perencanaan terhadap terapraias
dengan tayangan tiga dimensi terapi radiasi
Data volumetrik dai CT Simulator dikirim ke Treatment Planning System (TPS)
untuk planning penyinaran yang meliputi pengaturan berkas sinar dan penghitungan dosis secara akurat schingge diperoleh
‘aso terapeutik yang ebih balk.
Kata kunci: RadioterapiKNF, CT Simulator, Tata Laksana
Abstract
Nasopharyngeal carcinoma (NPC) i @ malignant tumor often found in the head and neck. Radiotherapy is one method of
treatment in nesopharyngeel cancer. With the development of radiotherapy, KNF irradiation was performed using cenformel
roaitherap Three- dimensional (30 CRT). With the three-dimensional radiotherapy technique wll achieve optimal therapeutic
‘oti to atarget volume with a minimal degree of side effects tothe surrounding normal tissue. Three-dimensionalradletheropy
Dlonning isthe concept of radiation therapy using volumetric data from CT Simulator. CT Simulator is a supporting tool to
{facitote the planning of the program to radiation therapy,
with the impression of three-dimensional radiation therapy,
Volumetric dota from CT Simulator sent to Treatment Planning System (TP) fo irradiation planning that includes seting beam
‘and accuratelycaleulating the dose in order to obtain a bettert therapeutic rato,
Keywords: Radiotherapy KNE, CT Simulator, Procedures
" Radiograferinstalasi Radioterapi RSUP di Kariadi
"Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Racioterapi,Politeknik Kesehatan KemenkesSemarang
PENDAHULUAN,
Karsinoma nasofaring merupakan keganasan terbanyak
Untuk daerah Kepala dan leher . Gejala yang umumnya
dlikeluhkan oleh pasien adalah benjolandileher.1
Radioterapi merupakan salah satu modelitas standar
Pengobatan kankernasofaring
Dengan teknik radioterapi tiga dimensi dapat
‘meningkatkan kontrol tumor pada KNF serta menurunkan
efeksamping pada organ at risk sekita. CT Simulator penting
untuk perencanaan terapiradiasi dan merupakan kebutuhan
‘tama data imajing untuk tiga dimensi. Dalam rantaltahapan
rosedur CT-Simulator Radioterapi pada. kanker nasofaring,
roses positioning, immobilissi dengan moulding di ares
kepala dan leher dan pemberian orign serta marker
merupakan tahapan pertama yang kemudian selanjutrya
dllakukan CT Simulator Nasopharing
Teknik 3-D CRT (three dimension conformal
reconstruction technique) merupakan salah satu teknik cara
[pengobatan radiasi yang berdasarkan possi, ukuran dan
bentuk target radiasi. Modalitas pendukung untuk
Pengobatan 3 dimensi perlu adanya immobilisasi (Rksasi
asien), C-planning(pemberiinformaslanatomiorgan)
AnatomiNasofaring
‘Nasofaring merupakan suatu rongga dengan dinding
aku i atas, belakang dan lateral yang secara anatomi
termasuk bagian faring. Ke anterior berhubungan dengan
rongga hidung melalu koana dan tep belakang septum nasi
sehingga sumbatan hidung merupakan ganeguan yang ering
timbul. Ke arah posterior dinding nasofaring melengeung ke
supero-anterior dan terletak di bawah os sfenoid, sedangkan
bagian belakang nasofaring berbatasan dengan rvang
retrofaring, fasia pre vertebrais dan otot-otot dinding faring
Pada dinding lateral nasofaring terdapat
orifsium tuba eustakius dimana orifsium ini cibatasi
superior dan posterior oleh torus tubsrius, sehingga
Penyebaran tumor ke lateral akan menyebabkan sumbatan
orifisium tuba eustakius dan akan mengganggu
endengaran. Ke arah posterosuperior dari torus tubarius
terdapat fossa Rosenmuller yang merupakan lokasite-sering
karsinomanasofaring”
‘Gambar. Anatomi Nasofaringane
Radioterapi KNF
Radioterapi karsinoma nasofaring mencakup Clinical
Target Volume (CTV) yang meliputi daerah yang berpotensi
‘erjaiinfiltrasi[okal1-2em diluar Gross Tumor Volume (STV)
yaitu tumor primer nasofaring dan semua perluasan tumor di
sekitar nasofaring termasuk kelenjar getah bering di leher
yang membesar. Planning Treatmen Volume (PTV)
dlitentukan kurang lebih 1 cm di luar CTV. Target Volume
‘pada tumor primer antara 2- 3 cm dati tepi tumor, dasar
tengkorak, retrofaring dan kelenjar getah bening leher
anan/kiri3
Untuk penentuan lapangan radiasiterutama di tentukan,
oleh distribusi tumor, ekstens lokal dan metastasis regional
vyaitu:3,4
Lesi T1 dan T2 meliput nasofaring, dasa sinus sfenoid,
aus, sepertiga posterior kavum nasi, dinding orofaring
sampai level fosa mid tonsilar, kelenjar retrofaringeal,
kelenjar cervical bilateraldan kelenjar supraklavikula,
esi 73 volume target meliputi perluasan ke ruang
parafaringeal, avum nasi dan atau orofaring
Lesi T4 mencakup dasar tengkorak dan perluasannya ke
intracranial
Lapangan radiasi KNF Lapangan opposing lateral
‘meliputi:S
Batas atas mencakup seluruh dasar tengkorak, batas
anterior berada di pertengahan palatum durum, mencakup
koane, batas belakang mengikutsertakan rantai kelenjar
agetah bening servikals posterior dan seluruh jaringan lunak
leher, batas bawah mencakup seluruh mandibul, kra-kira
setinggi C1, C2, C3. Untuk mengurangi lapangan radiasi
dlperlukan biok pada jaringan sehat sebagian mukosa mulut
ddan sebagian gigi geligi. Dosis ciberikan 1,8 Gy-2Gy perfraks,
dliberikan Skalidalam seminggu dengan total dosis 66 Gy-70
Gy. Pada saat dosis mencapai 40 Gy medulla spinal harus
dikeluarkan darlapangan radia
Radiasi pada rantai kelenjar getah bening leher serta
Klavikula dari arah anterior dengan batas atas berada 0.5 cm
caudal dari batas bawah lapangan nasafaring, batas bawah
dan lateral mencakup seluruh fosa klavkula kri dan kanan,
dilakukan penutupan pada bagian tengah guna melindung
laring, trachea dan medulla spinalis. Kedua sudut bawah
lapangan ditutup untuk melindungi apex paru. Dosis
diberikan 40 Gy- 45 Gy dengan kedalaman 3 - 3.5 em
tergantung ketebalantubuh
Pada kondisi khusus, kanker nasofaring yang
‘multikompleks((mulple fields) iperiukan teknik 3-D CRT
dengan sarana CT-Planning/ CT-Simulator. i mana lokasi
tumor berada dekat dengan organ kris, pada kanker
nasofaring terdapat organ kritis meliputi: mata, medula
spinal, glandula salivaharus dihindari dari dosisradiasi yang
berlebihan Sistem perencanzan radiasiinidilakukan dengan
komputer TreatmentPlanning System 3-D
Simulator
(CT Simulator merupakan alat penunjang perencanaan
terapiradiasi yang dilengkapi dengan tayangan tiga demensi
terapiradiasi(Three- dimensional conformal radiotherapi
Pemeriksaan CT Simulator, mempunyai makna Kinis dimana
plikasinya adalah membantu diagnosis, memastikan luas
lesi, penetapan stadium secara akurat menetapkan zona
target terapi dan merancang medan radiasi secara tepat,
serta memonitor kondisi remisi tumor pasea terapi dan
emeriksaananjut.(1)
CCT simulator merupakan CT scan diagnostk yang dilengkapi
dengan peralatan sebagalberikut
‘Laser field positioning tiga poin dengan movinglaser
Untuk membantu setup possi terri dari dua dinding
kanandankiriruang dan satu dipasang diatap
‘Gambar laser Aigment sistim CT Simulator.
* Sistem Komputerisasi
Terletak pada Operator Console Operator console
merupakan pusat semua kegiatan scanning atau
pengoperasian sistem secara umum dan berfungsi untuk
‘merekonstruksihasilgambaran sesuaikebutuhan
Gambar. Sistem Komputerisasi
‘+ Meja Pemeriksaan yang berbetuk data (fit)
Gambar Meja Pemeriksaan CT Simulator
+ Gantry CTSimulator
Komponen yang ada di dalam gantry diantaranya adalah
terdapat tabung sinar-x, kolimator, detektor, data
acquisition system, dan lampu indikator untuk sentras
Gantry juga memberikan informasi ketinggian meja
‘pemeriksaan, possi objek, dan sudut kemiringan gantry.
Ukuran lubang gantry CTSimulatorantara90~100em,
Gambar Gantry CT Simulator
*Sistim tiga dimensi yang akan memberikan gambaran
yang sebenarnya ecara deta daritumorCCTSimulator pada kanker nasofaring dibuat setingg!
sinus frontalis sampai dengan klavikula, potongan koronal,
‘aksial dan sagital, tanpa dan dengan kontras.. Adapun slice
dati CT diambil 0,3 em atau 0,5 cm. & Teknik pemberian
kontras dengan injector 1-2 ce /kg 88. CT simulator berguna
tuntuk melihat tumor primer dan penyebaren ke jaringan
sekitarnya serta penyebarankelenjargetah bening
Data-data dari potongan/slice CT dikirm secara on-line ke
Komputer Treatment Planning System, yang selanjutnye
diclah untuk dibuat rancangan sina.
Tata Laksana CT Simulator Kanker Nasofaring
Dalam tata laksana Ct simulator pada kanker nasofering
dibutubkan teknik imobilsasi Untuk pengobatan radiasi di
ddaerah kepala dan leher membutuhkan reproduksibilitas set
tp yang sangat tepat, Karena dekat dengan mata, chiasma
‘opticum, jalinan saraf dan otak, terutama jka dosis untuk
daerah s2saran melebihitoleranslorgan-otgandidekatnya.7
Dua faktor yang paling penting dalam mempertahankan
posi pasien adalah ryaman dan tidak bergerek. Oleh karena
itu dibutuhkan alatimobilsas| pasien seperti masker kepala
leher supractavikula dan bantalan kepala. Perlu ditekankan
bbahwa penggunaan masker sebagai fksasi kepala pada
radia karsinoma nasofaring tau kankerkepala eherlainnya
‘adalah mutiakuntukmenjamin ketepatan radiasi.S
Perangkat immobilisas harus kompatibel terhadap
perangkat CT Simulator dan pesawat radiasi sehingga tidak
‘memberikan perubahan degradasiimajing.
Proses CT Simulator nasofaring meliputi
‘+ Menetapkan lokasitubuh yangakan menerima racias
‘+ Pengaturan Positioning pasien saat pemeriksaan, pasien
diposisikan posisi supine (terlentang) kepala fleks!,
‘ekstensi atau netral, dengan pasien diposisikan
senyaman mungkin Reproducible positioning)
Pasien biasanya sangat nyaman jika dalam posisi
telentang dengan kepala possi netral(yatu kening dan
cdaguterletak pada posishorizontal)-Kenyamanan bantal
epala yang pas dengan ketebalan memadal dapat
rmembantu pasien dalam mempertahankan posisitanpa
ketegangan MSP tubuh pasien berada pada pertengahan
meja pemeriksaan dengan kedua bahu pada bidang
horizontal yang sama, Kedua lengan berada disamping
tubuh kemudian tubuh pasiendiberifksasitubuh untuk
mencegah terjadinya pergerakan pasien selama
‘pereriksaan berlangsung.
«+ Pemasangan alat fiksasi masker termoplastk untuk
imobilsasi kepaladan leher,termasukbahu.
‘Gambar ksasi Imobilsasi Pasien|
+ Pembuatan marker atau pertanda ttkreferensi dengan
bantuan laser alignment untuk setup posi pasien ketka
penyinaran, anatom garistengah pada laser maline dari
‘jung hidung ke ulung dagu dan ke Suprasternal Notch ,
Rotasi lateral pada_persimpangan kedua laser lateral
berada pada ujungtragus kanan kit.
Penentuan 3 titk referensi marker radio-opaq pada
persilangan dari laser midline, lateral kanan dan lateral
ir, diletakkan pads termoplastk yang akan dijadikan.
titk referensi untuk isocenter. Pemberian marker harus
dihindari pada daerah permukaan berlands, tenga,
hidung,bibiedan dagu.?
ProsesplanningCT simulator
Pemberian kontras intravena pada saat CT simulator
sangat membantu dalam mendelineasi GTY, terutama
‘pada kelenjarketah ening
Dilakukan Transfer data volumetrik CT Simulator ke TPS.
untukdllskukan konturing
+ Dibuatdokumentast
Prosedur Tata Laksana CT Simulator Kanker Nasofaring di
SUP Dr. Kariadi Semarang
rosedur CT Simulator kasus Kanker Nasofarng di RSUP
De Kariadi Semarang meliputi:”
‘A. Persiapan Pasien
Pemeriksaan CT Simulator Nasofaring di RSUP Dr. Kariadi
‘Semarang dengan sampel pasien Tn. (M) pada kasus
kanker nasofaring dilakukan dengan injeksi media
ontras,untukitu kadar ureum dan creatinin harus dalam
eadaan normal. Pasien diharuskan puasa selama 4 jam
sebelum pemeriksaan, selanjutrya pada saat akan
dllakukan pemeriksaan, pasien diharuskan mengisi
informed concent yang telah disediakan sebagai
persetujuan dilakukennya pemeriksaan CT Simulator
nasofaring kontras dan melepas benda-benda logam
‘yang.ada pada agian kepala dan eer.
'. Prosedur PemeriksaanCT Simulator Nasofaring kontras|
11. Entry data pasien ke computer CT Scan, caranya
adalah dengan Klik con "New Patient" untuk input
data pasien, meliput : patient ID (No. Retam Mec
pasien), patient name (nama pasien), sex (jenis
kelamin), birth date (tanggal.lahir), age (umur),
weight (berat badan), referring physician (dokter
pengirim), radiologist (dokter radiolog), operator
(radiografen), history (rtwayat penyakitdiagnosa),
ddan exam dexcrption (jenis pemerikszan). Exam
description disi NASOFARING, klk" OK
Pengaturan posisi pasien, pasien diposisikan supine
atau tidur terientang diatas meja pemeritsaan, head
first, MSP tubuh pasion berada pada pertengahan“ ‘dengan kedua bahu pada bidang
‘horizontal yang sama. Kedua lengan berada
ddisamping tubuh kemudian tubuh pasien diberi
fiksasitubuh untuk mencogah terjadinya pergerakan
ppasien selama pemeriksaan berlangsung.
Pengaturan possi obyek, posi obyek (kepala dan
leher) harus diatur sebaik mungkin. Kepala pasien
diletakkan pada bantalan kepala dengan posisi
simetris dan diekstensikan serta jangan lupa
Bemasang alat fksas! masker termoplastik untuk
Iimobilisasikepala danleher,termasukbahu,
| ambar sal mobi! Pasien To (M)
| Penentuan 3 titk referensi marker radio-opaq pada
Persilangan dari laser midline, lateral kanan dan
lateral kir, 3 tite referensi marker radio-opaq ini
dlletakkan pada termoplastik yang akan dijadikan,
titk referensi untuk isocenter. Pemberian 3 tit
referensi marker harus dihindari pada daerah
ermuksan berlandai, telings, hidung, bibir dan
ddagu. Kemudian atur posisi kepala agar sejajar
‘dengan garis lampu lassersagita. Atur agar obyek
vang ciperiksa berada diantara lampu laser dengan
™menekan tombol yang ada pada gantry. Atursentrasi
dengan batas atas sinus frontalis dan batas
bawahnya2 cm dibawah sternanorch
Gambar Penentuan 3 tik referensi marker
radio-opaq pada persilangan dat laser
micline, lateral kanan dan lateral kiri pada pasien Tn (M)
1. Proses planning CT simulator daerah nasofaring
kontras
2. dan klik “ Protocol List : NASOFARING
! KONTRAS”
'. Buat scout (scannogram) kepala dalam profil AP
dan ater
‘Gambar Scannogram profil AP dan Lateral pada pasien Tn. (M)
Sesuaikan batas atas scout dengan merubah *
StartLoc” misalnya:$200.00
Sesuaikan batas bawah scout dengan merubah*
End Loc” misalnya:1 200.00
Klik" next series " untuk membuat iisan axial
daerah nasofaring nonkontra,
‘Atur batas atas dan batas bawah irisan axial
sesual dengan indikasi pemeriksaan.
‘Aturscan parameter:
Scantype helical fullo.ss
Thickness Smm
Pitch 0.938:1
Speed 9.37 mm/rot
Interval Smm
Gantry it soo
sFov Large
Ww 120
ma (auto mA, min mA 80, max
mA:350)
noise index 2.80
ww 350
we 40
Klik gambar/icon “thorax axial”, Kk “R2” untuk
prospektif recon irisan axial 1.28 mm, kik “
enablerecon” sampaimunculhuruf "Y”.
Klik * recon type", klk “plus” dan “IQ enhance”
supaya kualitas gambar avial pada irsan 1.25
‘mmlebih optimal.
Klik gambar/icon “thorax axa”, Klik “R3” untuk
prospektifreconirisanaxial2.5 mm, klik” enable
recon" sampaimuncuthuruf"Y",
Klik" Confirm", tekan “move toscan’, dan start
scan“ untuk memulal scanning nasofaring non
kontras.
Penyuntikkan Bahan Kontras. Untuk
ppemeriksaan CT Simulator Nasofaring kontras,
Dahan kontras harus diberikan agar dapat
membedakan antar tumor dengan jaringan
normal disekitarnya. Bahan kontras disuntikkan
‘melalul intra vena sebanyak 50 cc dengan dosis
‘ce/kg berat badan pasien. Sebelum dilakukan
penyuntikkan bahan kontras, terlebih dahulu
ditanyakan kepada pasien atau keluarganya,
apaiah pasien tersebut memilkiriwayat alerg)
terhadap obat-obatan atau makanan-makanan
tertentu, Jika pasien memiliki alergi, maka
sebaiknya dilakukan skin test terlebih dahulu
ddan tunggu sekitar 5 menit. Apabila tidak ada
reaksi terhadap bahan kontras, maka
ppemeriksaan dapat dilanjutkan. Apabila ada
reaksi, maka sebaiknya dikonsultasikan duly
kepada dokterradioloi
Proses Scanning nasofaring Post Kontras,Setelah
penyuntikan bahan kontras selesai, scanning
dilakukan lagi untuk mendapatian gambaran
potongan axial dengan kontras. Caranya adalah
Klik" next series " untuk membuat isan axial
‘daerah nasofaring kontras dengan pengaturan
scan parameter sama dengan scanning
nasofaringnon kontras
‘Atur” prep group " sebesar 6Osuntukfase ena.
Kk * preset list “ untuk member! tanda injeks!‘media kontras
._ Klik" Confirm’ tekan “move to scan”, dan tekan,
start scan“ bersamaan dengan menekan
ower injector untuk memulai scanning
asofering post kontras.
Klik“ End Exam “ untuk mengakhin scanning
nasofaringkontras.
Setelah proses scanning selesal,jarum injeksi
dllepas dan pasien dapat meninggalkan ruangan
CTSimulator.
5. Rekonstruksi dan Reformat Gambar. Setelah
‘pemeriksaan selesa dengan penggunaan spiral
pada MSCT (Multi lice Computed Tomography)
ini jike diperlukan gambaran dapat
direkonstruksi dan direformat menjadi
otongan sagital dan coronal tanpa harus
merubah posisi dan pengulangan scanning,
{tSelanjutnya lakukan Transfer data volumetrk CT
Simulator ke TPS untuk ollakukan konturing dan
‘etakgambar pada printer untuk dokumentasi
‘Gambar daerah Nasofaring irisan Axial post
kontras pada pasien Tn, (M)
‘mempertinatkan 3 titk referensi marker radio-opaq
ada midtne, lateral kanan dan lateral kr
‘Gambar.Distribusi doss radiasikanker nasofaring 3-D CRT
(three dimension conformal reconstruction technique) *
6 | EDISI xi! TAHUN | NOPEMBER 2016 |
1. Adham M, Kurniawan A, Muhtadi A, et aly
"Nasopharyngeal carcinoma in Indonesia: epidemiology,
incidence, sign, and symptoms at presentation. Chin j
ccancer2012,
2 Paul Buttler, et.al. Anatomy for Medical Student.
Cambridge University Press. Cambridge. 2007
3. Giampiero Ausli Cefaro, et. Al, Guide for Delineation of
{Lymph Nodal Clinical Target Volume in Radiation Therapy,
Spinger, 2006
4. Halperin, Edward C, Carlos , Perez, and Luther W. Brady.
Perez and Brady's ractice of radiation oncology. Sth ed
Philadelpia: wolters Kluwer Health/Lippincott Willams &
Wilkins 2008
5. Susworo, Tata Laksana Radioterapi Penyakit Kanker,
Jakarta :PKUL, 2007
6 Ann Barnett Jane Dobbs, Stephen Morris, Practical
Radiotherephy Planning: 4rdedition
7. Gunila..entel, Radiation Therapy Planning.2 nd ed.
New York: MeGraw-Hil:1992
8. SOP CT Simulator Nasofaring Rumah Sakit Dr. Kariac
Semarang, Tahun 2016