Cahaya Dan Optik 20140818 1
Cahaya Dan Optik 20140818 1
net/publication/264790273
CITATION READS
1 57,518
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sparisoma Viridi on 18 August 2014.
Abstrak
Sekilas konsep cahaya dalam bidang fisika yang diajarkan pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) disajikan dalam
tulisan ini. Dijelaskan pula kaitan antara berbagai konsep sehingga pengajar dapat lebih mudah memahami bahwa satu
konsep disusun atas konsep lainnya dan tidak saling terpisahkan. Topik yang diulas dibatasi hanya meliputi fenomena
pemantulan dan pembiasan yang mendasari cara kerja alat optik cermin dan lensa.
Kata kunci: cahaya, optik, pemantulan, pembiasan, cermin, lensa, pembelajaran fisika.
4-1
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
memberikan sensasi gelap dan terang, dan Konsep adanya gelombang ultra dan infra adalah
membentuk pola-pola yang kita kenal sebagai huruf analogi dalam gelombang bunyi (mekanik) dan
dan gambar), menuju mata kita. Di sini juga berlaku gelombang cahaya (elektromagnetik): infrasonik
yang hal yang sama sama, di mana orang yang beada dengan infrared, ultrasonik dengan ultraviolet. Pada
di sebelah kita juga dapat membaca halaman yang gelombang bunyi daerah 20 Hz - 20 kHz adalah
sama karena cahaya dihamburkan oleh halaman frekuensi audio (yang terdengar), sedangkan pada
tersebut ke segala arah. gelombang cahaya kisaran 4.29-7.69 × 1014 Hz
adalah frekuensi visible (yang terlihat). Kedua
Gelombang Elektromagnetik rentang tersebut menggambarkan daerah di mana
dua dari panca indera kita dapat mendeteksi
Cahaya termasuk ke dalam jenis gelombang keberadaan masing-masing jenis gelombang
elektromagnetik (EM), yaitu gelombang yang tersebut.
merambat tanpa perlu perantaraan medium,
r
melainkan melalui osilasi medan listrik E dan Bahan Optik
r
medan magnetik B . Di dalam vakum dan umumnya
Pembahasan yang diberikan dalam tulisan ini
juga di udara, serta jauh dari sumbernya, cahaya
dibatasi hanya pada sifat cahaya dalam bahan optik
merupakan gelombang transversal.
linier, yang memberikan sifat-sifat yang telah
r
E dikenal [9], yaitu
x
r sifat optik seperti indeks bias dan koefisien
z k absorbsi tidak bergantung pada intensitas
cahaya,
y prinsip superposisi berlaku,
r
B frekuensi cahaya tidak dapat berubah saat
Gambar 1. Ilustrasi suatu gelombang EM yang merambat melewati medium, dan
ke arah sumbu z positif. suatu cahaya tidak dapat berinteraksi dengan
cahaya lainnya (suatu cahaya tidak dapat
Gelombang transversal merupakan gelombang yang mengendalikan cahaya lainnya).
memiliki arah rambat tegak lurus dengan arah
osilasinya, di mana untuk gelombang EM arah Dalam bahan optik nonlinier semua hal di atas tidak
r berlaku.
rambat gelombang k tegak lurus dengan arah
r r
osilasi E dan B , serta kedua medan tersebut f1 f1 f1 f2
berosilasi secara sinusoidal dengan frekuensi dan
fasa yang sama [5].
L NL
Spektrum gelombang EM Gambar 3. Ilustrasi interaksi antar cahaya setelah melewati
bahan optik linier L (kiri) dan nonlinier NL (kanan).
Gelombang EM membentang dari frekuensi rendah
(105 Hz) sampai frekuensi tinggi (1018 Hz). Di mana Investigasi mengenai sifat bahan optik nonlinier
secara umum mata manusia dapat melihat cahaya yang terkait dengan pengaruh intensitas dan
dalam rentang panjang gelombang 390-700 nm [6]. frekuensi cahaya yang digunakan menjadi semakin
mendalam dan marak setelah dikembangkannya
berkas laser pada tahun 1960-an.
4-2
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
bilangan gelombang k: jumlah panjang oleh satu bidang pantul diberikan dalam Gambar 4
gelombang dalam radian tiap satuan panjang, berikut ini.
kecepatan rambat v: jarak yang dilampaui
gelombang tiap satuan waktu,
θd θp
indeks bias n: perbandingan kecepatan rambat
cahaya dalam vakum c dengan kecepatan
rambat cahaya dalam suatu medium v (cahaya
bergerak lebih lambat dalam medium
dibandingkan dalam vakum),
intensitas I: energi tiap satuan waktu tiap Gambar 4. Berkas cahaya datang dengan sudut terhadap
satuan luas dari cahaya. garis normal θd (berkas berwarna merah) dipantulkan oleh
Dengan melihat parameter-parameter tersebut, dapat bidang pantul dengan sudut terhadap garis normal θp
(bekas berwarna biru).
dituliskan persamaan-persamaan berikut ini
Selalu berlaku pada setiap pemantulan pemantulan
λ = vT , (1)
bahwa sudut datang θd sama dengan sudut pantul θp
1
f = , (2) θd = θ p . (6)
T
2π Segala jenis cermin, baik datar, cekung, maupun
ω= , (3) cembung, dibuat berdasarkan keberlakukan aturan
T dalam Persamaan (6) tersebut.
2π
k= , (4)
λ Hamburan
c Bidang pantul yang diberikan dalam Gambar 4 tidak
n= . (5) selalu berukuran besar, kadang amat kecil dan antara
v
satu bidang dengan bidang lain memiliki arah garis
normal yang berbeda sehingga secara makroskopik
Prinsip Fermat efek pemantulan tidak lagi teramati, melainkan efek
Prinsip Fermat menyatakan bahwa cahaya merambat lain yang dikenal sebagai hamburan.
dengan mengambil lintasan dengan waktu tempuh Pada hamburan berkas-berkas sinar datang tetap
terpendek, di mana prinsip ini mendasari hukum memenuhi Persamaan (6) akan tetapi berkas-berkas
tentang pemantulan dan hukum Snell tentang cahaya datang yang awalnya sejajar, dihamburkan
pembiasan [10]. Mata kita mengamati bahwa cahaya ke berbagai arah sehingga tidak lagi teramati adanya
merambat lurus dalam ruang dan otak kita juga pemantulan. Ilustrasi bagaimana berkas-berkas
mengintepretasikannya demikian. Apabila tertarik cahaya dihamburkan, atau secara mikroskopik
untuk mendalami lebih jauh, secara umum cahaya dipantulkan, diberikan dalam Gambar 5.
merambat secara melengkung (curvilinearly) dalam
pengaruh medan gravitasi, sebagaimana bukti
eksperimennya ditunjukkan oleh tampaknya
beberapa bintang saat gerhana matahari, yang
seharusnya tertutup oleh posisi matahari [11]. Hal
ini merupakan satu hal sebagai akibat konsekuensi
dari Teori Relativitas Umum.
Gambar 5. Pada hamburan fenomena pemantulan tetap
Untuk tingkat SMP cukup dipahami bahwa cahaya
terjadi akan tetapi hanya secara makroskopik, di mana
merambat lurus. Akan tetapi sebagai pengajarnya secara makroskopik berkas-berkas sejajar sinar datang
perlu pengetahuan bahwa ini merupakan hal khusus dihamburkan pada arah-arah yang berbeda.
sehingga tidak kaget saat melanjutkan studi dan
mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam Cermin menggambarkan fenomena pemantulan
bahwa dalam ruang tertentu lintasan terpendek sedangkan lembar aluminium (aluminium foil) dan
antara dua titik adalah garis melengkung dan bukan kertas menggambar fenomena hamburan.
garis lurus.
Pembiasan
Pemantulan Saat menemui bidang batas cahaya dapat pula
Cahaya saat menemui bidang batas antara dua buah sebagiannya diteruskan akan tetapi kecepatan rambat
medium akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya. berbeda dengan kecepatan rambat pada medium
Bila sebagian maka sebagian lain akan dibiaskan sebelumnya sebagaimana telah diberikan dalam
atau diserap. Ilustrasi bagaimana cahaya dipantulkan Persamaan (5). Mirip dengan penjelasana dalam
peristiwa pemantulan, dalam pembiasan terdapat
4-3
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
pula sudut datang θd dan sudut bias θb, yang menjadi berkas-berkas cahaya pantul yang sejajar
ilustrasinya diberikan dalam Gambar 6. satu sama lain seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.
θd
nd
nb
θb
Cermin 1 2
Devais optik paling sederhana salah satunya adalah
cermin. Terdapat tiga jenis cermin yaitu cermin 0
datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
Terdapat aturan-aturan yang mengaitkan sifat-sifat
berkas yang datang dan dipantulkan oleh cermin,
yang tak lain merupakan konsekuensi dari
Persamaan (6), yaitu
berkas yang datang sejajar dengan sumbu Gambar 8. Berkas-berkas yang datang sejajar pada cermin
utama dipantulkan melalui titik fokus (atau cekung dipantulkan melewati suatu titik 0 yang dekat
seakan-akan dari titik fokus), dengan titik fokus 1.
berkas yang datang melalui titik fokus (atau
seakan-akan melalui titik fokus) dipantulkan Bila berkas-berkas sejajar yang datang juga sejajar
sejajar dengan sumbu utama, dan dengan sumbu utama (garis yang menghubungkan
berkas yang melalui pusat lingkaran lensa akan titik 1 dan 2 dalam Gambar 8) maka titik pertemuan
dipantulkan kembali melalui titik tersebut. berkas-berkas pantul yang semula titik 0 akan
menjadi titik 1, yang dikenal pula sebagai titik fokus
Aturan-aturan di atas dikenal juga sebagai aturan cermin (cekung).
sinar-sinar istimewa pada cermin.
Cermin cembung (convex mirror)
Cermin datar (plane mirror)
Pada cermin cembung berkas-berkas sejajar yang
Cermin datar dibentuk dari permukaan datar atau datang akan dipantulkan saing menjauh satu sama
dapat juga dikatakan sebagai bagian luar (atau lain, seakan-akan berkas-berkas pantul bersumber
dalam) dari suatu permukaan silinder (atau bola) dekat dari suatu titik yang disebut sebagai titik
dengan jari-jari tak hingga. Cermin datar akan fokus. Cermin cembung dapat dibentuk dari suatu
memantulkan berkas-berkas sejajar cahaya datang permukaan luar suatu silinder (atau bola).
4-4
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
(a)
0 0
(b)
1 2
+
(c)
+
Gambar 9. Berkas-berkas yang datang sejajar pada cermin
cembung dipantulkan seakan-akan bersumber dari suatu
titik 0 yang dekat dengan titik fokus 1.
(d)
Bila berkas-berkas sejajar yang datang juga sejajar
dengan sumbu utama (garis yang menghubungkan
+
titik 1 dan 2 dalam Gambar 9) maka titik pertemuan
perpanjangan berkas-berkas pantul yang semula
adalah titik 0 akan menjadi titik 1, yang dikenal pula
sebagai titik fokus cermin (cembung). (e)
4-5
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
4-6
Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III
Bandung, 12 Agustus - 1 September 2014
dalam alat-alat optik seperti periskop, kaca 8. Wikipedia contributors, "Visible Spectrum",
pembesar, teleskop, dan mikroskop. Wikipedia, The Free Encyclopedia, 25 July
2014, 00:28 UTC, URL http://en.wikipedia.org
Referensi /w/index.php?title=Visible_spectrum&oldid=6
18348149 [20140804]
1. S. Lestari dan E. Rosella, "Tutor Senior 9. B. E. A. Saleh and M. C. Teich,
Olimpiade Fisika Lima Benua Tingkat SMP", "Fundamentals of Photonics", John Wiley &
Penerbit Jalur Mas Media, Yogyakarta, Sons, Toronto, 1991, First Edition, p. 738.
Cetakan Pertama, 2012, pp. 86-90. 10. J. R. Meyer-Arendt, "Introduction to Classical
2. Forum Fisikawan Filosofis dan Fundamental, and Modern Optics", Prentice-Hall, Engle-
"Strategi Meraih Medali Emas Olimpiade wood Cliffs, Third Edition, 1989, pp. 14-16.
Fisika SMP", Penerbit Pustaka Widayatama, 11. A. Enstein, "Relativity", Fifteenth Edition,
Cetakan Pertama, 2011, pp. 88-107. First Published, Routledge Great Minds, 2014,
3. Tim SSCIntersolusi, "Olimpiade Fisika SMA", pp. 76-77.
Penerbit Erlangga, Ciracas, 2010. 12. "Fundamentals Physics", op. cit., p. 391.
4. J. J. Molitoris, "The Best Test Preparation for 13. Ibid, p. 936.
the Graduate Record Examination (GRE) in 14. "Fundamentals Physics", loc. cit.
Physics", Research & Education Association, 15. C. R. Nave, "Cartesian Sign Convention" in
Piscataway, 1994. HyperPhysics, Department of Physics and
5. D. Halliday, R. Resnick, and J. Walker, Astronomy, Georgia State University, 2012,
"Fundamentals Physics", of John Wiley & URL http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu
Sons (Asia), Hoboken, Eighth Extended /hbase/geoopt/lenseq.html#c3 [20140818].
Edition, 2008, pp. 892. 16. J. D. Cutnell and K. W. Johnson, “Introduction
6. C. Starr, C. A. Evers, and L. Starr, "Biology: to Physics”, John Wiley & Sons, Singapore, 9
Concepts and Applications", Brooks/Cole Edition, International Student Version, 2013,
biology series, Thomson Brooks/Cole, First p. 805.
Edition, 2006.
7. C. R. Nave, "The Electromagnetic Spectrum"
in HyperPhysics, Department of Physics and
Astronomy, Georgia State University, 2012,
URL http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu
/hbase/ems1.html [20140804].
4-7