Laporan - Teknologi - Produksi - Pemesinan OK
Laporan - Teknologi - Produksi - Pemesinan OK
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Batang Bergigi
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan pembuatan Batang
Bergigi
3. Mengetahui dimensi-dimensi yang terdapat dalam merancang
perhitungan pembuatan Batang Bergigi
4. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Sekrap dalam pembuatan
bakal dari Batang Bergigi
5. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Frais dalam pembuatan
profil gigi pada Batang Bergigi
6. Membuat Batang Bergigi sesuai dengan perencanaan dan tahap-tahap
yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Gigi rack adalah jenis roda gigi yang memiliki konstruksi berbeda
dengan roda gigi lainnya. Kalau roda gigi lainnya itu pada umumnya
berbentuk lingkaran penampangnya, maka gigi rack berbentuk persegi empat.
Jadi jelasnya kontruksi gigi rack ini bentuknya adalah seperti balok persegi
panjang yang pada salah satu sisi bidangnya terdapat profil gigi. Oleh karena
bentuk kontruksinya sedemikian itu maka gigi rack ini disebut juga dengan
nama batang bergigi.
Gigi rack adalah batang bergigi yang berfungsi untuk merobah atau
memindahkan gerak putar menjadi gerak lurus. Contoh pemakaian gigi rack
ini dapat dilihat pada mesin bor tegak yaitu untuk menggerakan meja bor
turun naik. Dalam bekerja memindahkan daya/gerak putar menjadi lurus, gigi
rack berpasangan dengan roda gigi jenis spur gear yang kecil, yang disebut
dengan roda gigi pinion.
1. Alat
Mesin Sekrap dan perlengkapannya
Mesin Frais Horizontal dan perlengkapannya
Highgauge
Jangka Sorong
Ragum
Modul 2 nomor 8
2. Bahan
Mild Steel 1” x 105 mm
D. GAMBAR KERJA
1,5
GIGI RACK
Dilihat
Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Gigi Rack diketahui dimensi sebagai berikut:
Panjang batang = 100 mm
Panjang batang yang diberi gigi (Lg) = 70 mm
Modul (M) = 1,5
o Ha = 1 x M Ha
= 1 x 1,5 mm
Ha = 1,5 mm
o Hi = 1,25 x M
Hi = 1,25 x 1,5 mm
Hi = 1,875 mm
o P=πxM
22
P= x 1,5 mm
7
P = 2,249 mm
o Tg = 1,5708 x M
Tg = 1,5708 x 1,5 mm
Tg = 2,35 mm
o Hg = 2,166 x M
Hg = 2,166 x 1,5 mm
Hg = 3,249 mm
o Lg = π x M x Z
Lg
Z =
πxM
59 mm
Z =
3,14 x 1,5 mm
Z = 12,52
Z = 12 gigi
2. Langkah Kerja
Dalam proses pembuatan Gigi Rack menggunakan 2 mesin perkakas
yaitu mesin sekrap dan mesin frais yang dimana terdapat tahap-tahap
pengerjaan sebagai berikut:
a. Proses pembuatan bakal pada mesin sekrap
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan bakal gigi rack
4) Ukur benda kerja yang akan dibuat, lalu beri garis sebagai batas
pemotongan dengan menggunakan Highgauge
5) Pasang pahat pada toolpost mesin sekrap dengan menambahkan
paralel sebagai pengganjal dari pahat
6) Pasang benda kerja pada ragum dengan menambahkan paralel
untuk pengganjal benda kerja, pastikan benda kerja menempel
rapat pada paralel, lakukan dengan cara memukul dengan palu
karet secara perlahan sambil mengunci ragum
7) Atur posisi benda kerja dan pahat, lalu stel panjang pemesinan
(panjang laju pahat). Untuk panjang pemesinan pada posisi
sebelum mengenai benda dan sesudah menyayat benda memiliki
perbandingan 2 : 1
8) Atur titik referensi (titik 0) dari benda kerja dengan
menyentuhkan pahat mengenai benda kerja
9) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pemakanan datar pada
salah satu sisi benda kerja, dengan menggerakan meja mesin
secara horizontal menggunakan engkol pemutar
10) Lakukan perulangan pemakanan hingga mencapai batas garis
yang telah dibuat. Pemakanan dapat dilakukan dengan cara
otomatis dengan memutar tuas yang ada pada bagian samping
engkol
11) Setelah satu sisi selesai, matikan mesin dan bukak benda kerja
lalu pasang kembali benda kerja dengan sisi benda yang berbeda,
cari titik referensi dan mulai lakukan pemakanan
12) Lakukan pemakanan pada sisi-sisi benda yang lain hingga
mencapai ukuran yang diinginkan
13) Setelah semua sisi dilakukan pemakanan dan ukuran telah sesuai,
lalu miringkan meja mesin pada sudut 45o untuk pembuatan
champer
14) Cari titik referensi dan mulai melakukan pemakanan dalam
membuat champer
15) Lakukan hal yang sama pada bagian benda kerja lainnya yang
akan dichamper
16) Apabila benda kerja telah selesai, kembalikan posisi meja mesin
pada posisi semula
17) Bukak benda kerja dan pahat lalu bersihkan mesin sekrap
18) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
19) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang
membuat ketidakfokusan dalam bekerja
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
6. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
7. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Dalam pembuatan batang bergigi (rack gear), pemotongan profil gigi
dilakukan bertahap, bisa memakan ½ atau 1/3 dari kedalaman gigi dan
dilakukan secara berulang, atau tidak boleh langsung memberi ukuran
kedalaman yang sebenarnya karena dapat menyebabkan ketegangan pisau
dalam menyayat benda yang pada ahkirnya pisau bisa pecah. Pada
pemotongan profil slalu diberi alat pendingin yang berupa coolant, agar
proses yang dilakukan tidak terlalu panas. Perbedaan ketebalan gigi
disebabkan pada saat pemutaran roda penggerak yang tidak tepat pada ukuran
yang sebenarnya.
RODA GIGI DIFFERENSIAL (Differential Gear)
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Roda Gigi Differensial
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan dimensi dalam
pembuatan Roda Gigi Differensial
3. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Bubut dalam pembuatan
bakal dari Roda Gigi Differensial
4. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Frais dalam pembuatan
Profil gigi pada Roda Gigi Differensial
5. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Slotter dalam pembuatan
Spi pada Roda Gigi Differensial
6. Mengetahui fungsi dan pengoperasian dari Kepala Pembagi (Dividing
Head) dalam pembuatan Roda Gigi Differensial pada Mesin Frais
7. Mengetahui jumlah, posisi, dan fungsi dari roda gigi perantara dalam
pembuatan Roda Gigi Differensial
8. Membuat Roda Gigi Differensial sesuai dengan perencanaan dan tahap-
tahap yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Roda gigi lurus diferensial adalah metode pembuatan roda gigi dengan
cara differensial, yang digunakan apabila dengan metode pembagian lainnya
tidak dapat dilaksanakan karena pecahan hasil pembagian tidak dapat
disederhanakan, dan pecahan hasil pembagi itu tidak terdapat ketentuan yang
cocok pada plat indeks (tidak ada lobang yang sesuai pada plat pembagi).
Jika mempergunakan metode ini piring pembagi harus dilepas dari
penahannya, karena piring (plat) pembagi harus ikut berputar sewaktu engkol
pembagi berputar. Perputaran plat indeks ini digerakkan oleh roda gigi
pembantu yang tersedia khusus diperuntukan bagi kepala pembagi. Pada
kontruksinya Roda Gigi Differensial sama dengan Roda Gigi Lurus, namun
perbedaannya adalah dalam hal perhitungan dan pembuatannya yang dimana
menggunakan metode pembagian differensial.
1. Alat
Mesin Bubut dan perlengkapannya
Mesin Frais Horizontal dan perlengkapannya
Mesin Slotter dan perlengkapannya
Mandrel
Pahat Bubut Rata Kanan
Senter putar
Senter Drill
Mata Bor O 6, 14, 21 mm
Mata Bor Reamer O 22 mm
Chuck Bor (sarung bor)
Tool Holder
Highgauge
Jangka Sorong
Block V
Block Siku
Modul 1 nomor 7
Roda gigi perantara
2. Bahan
Cast Iron O 3” x 15 mm
D. GAMBAR KERJA
59
Dilihat
GIGI DIFFERENSIAL Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Roda Gigi Differensial diketahui dimensi sebagai
berikut:
Jumlah gigi (Z) = 59
Modul (M) = 1
Pendekatan pembulatan keatas
o Dt = Z x M o Hi = 1,25 x M
Dt = 59 x 1 Hi = 1,25 x 1 mm
Dt = 59 mm Hi = 1,25 mm
o Hg = 2,166 x M o Tg = 1,5708 x M
Hg = 2,166 x 1 Tg = 1,5708 x 1 mm
mm
Tg = 1,5708 mm
Hg = 2,166 mm
o Ha = 1 x M
o P=πxM
Ha = 1 x 1
22
mm Ha = 1 P= x 1 mm
7
mm
P = 3,14 mm
c. Proses pembuatan spi roda gigi differensial pada mesin slooter (sekrap
vertikal)
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan spi pada roda gigi differensial
4) Menentukan ukuran lebar dan kedalam spi dengan menggunakan
highgauge untuk pengukur dan penggores dan blok siku sebagai
sandaran benda kerja
5) Apabila ukuran lebar dan kedalaman telah didapat, selanjutnya
mulai bekerja pada mesin slooter
6) Pasang Tool holder pada tempat pahat di mesin slooter
7) Pasang benda kerja pada cekam, lapisi benda dengan plat tipis
agar tidak terjadi kerusakan pada profil yang telah dibuat
8) Posisikan pahat tepat ditengah-tengah benda kerja sesuai dengan
garis yang telah dibuat
9) Cari titik refernsi (titik 0) dari benda kerja
10) Hidupkan mesin dan mulai melakukan penyayatan pada benda
kerja
11) Atur pemakanan sesuai dengan garis yang telah dibuat
12) Apabila telah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, matikan
mesin lalu bukak benda kerja
13) Bukak tool holder yang terpasang lalu bersihkan mesin slooter
14) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
15) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang
membuat ketidakfokusan dalam bekerja
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
6. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
7. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Dalam pembuatan roda gigi differensial (differensial gear), dibutuhkan
roda gigi perantara yang berfungsi untuk menambah atau mengurangi putaran
pada plat indeks sehingga didapat jumlah gigi yang diinginkan. Proses
differensial ini terjadi apabila mengambil pembulatan keatas, maka roda gigi
perantara yang digunakan 1 atau 3 buah (ganjil), dan disaat engkol pada
kepala pembagi diputar maka piring pembagi akan berputar dengan arah yang
berlawanan dari putaran engkol, yang dimana putaran itu berfungsi untuk
mengurangi jumlah gigi yang dilebihkan saat melakukan pembulatan keatas.
Sebaliknya dengan pembulatan kebawah menggunakan roda gigi perantara
sebanyak 2 atau 4 buah (genap), disaat engkol diputar maka piring pembagi
akan berputar dengan arah yang sama dari putaran engkol, yang dimana
putaran itu berfungsi untuk menambah jumlah gigi yang dikurangkan saat
melakukan pembulatan kebawah.
RODA GIGI PAYUNG (Bevel Gear)
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Roda Gigi Payung
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan dimensi-dimensi
dalam pembuatan Roda Gigi Payung
3. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Bubut dalam pembuatan
bakal dari Roda Gigi Payung
4. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Frais dalam pembuatan
Profil gigi pada Roda Gigi Payung
5. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Slotter dalam pembuatan
Spi pada Roda Gigi Payung
6. Mengetahui fungsi dan bagaimana pengoperasian Kepala Pembagi
(Dividing Head) dalam pembuatan Roda Gigi Payung pada Mesin Frais
7. Membuat Roda Gigi Payung sesuai dengan perencanaan dan tahap-tahap
yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Bevel Gear sering disebut juga dengan Roda Gigi Payung adalah jenis
roda gigi yang bentuknya/konstruksi-konstruksinya seperti kerucut
terpancung, dengan bentuknya yang demikian itu maka roda gigi jenis ini
(bevel gear) ada yang menyebutnya dengan nama roda gigi kerucut.
Salah satu keistimewaaan roda gigi payung (bevel gear) ini dalam
mentransmisikan daya bila dibandingkan dengan roda gigi lainnya adalah,
dengan menggunakan roda gigi payung ini dapat memindahkan atau
mentranmisikan daya dari suatu poros keporos lainnya yang posisi kedua
poros saling bersilangan membentuk sudut, yang bisa membentuk sudut 90 o
(posisi antara kedua poros tegak lurus), dan dapat juga sudut yang lebih besar
atau lebih kecil dari 90o yaitu berkisar antara 45o sampai dengan 135o.
Sistem pembentukan profil gigi payung ini, dasar perhitungannya sama
dengan roda gigi lainnya yaitu menggunakan sistem modul atau DP.
Pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaanya harus selalu
berpasangan karena antara satu dengan yang lain saling berpengaruh baik
dalam segi bentuk maupun ukuran.
Perbedaan antara roda gigi payung dengan roda gigi lainnya adalah profil
gigi yang tidak sejajar dengan garis sumbu atau profil gigi membentuk sudut
tertentu. Apabila garis sumbu dan garis profil gigi diperpanjang maka akan
terjadi perpotongan.
Gambar 5. Bevel Gear
Jenis- jenis roda gigi payung ini dalam pemakainnya ada beberapa
macam dikenal dengan nama sebagai berikut:
a. Roda gigi payung bergigi lurus
b. Roda gigi payung bergigi Zerol
c. Roda gigi payung bergigi Heliks
d. Roda gigi payung bergigi hypoid
Dimana:
Pb = Putaran engkol kepala pembagi
40 = Ketentuan kepala pmbagi (40 putaran plat indeks= 1 putaran benda)
Z = Jumlah gigi yang akan dibuat
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Mesin Bubut dan perlengkapannya
Mesin Frais Horizontal dan perlengkapannya
Mesin Slotter dan perlengkapannya
Mandrel roda gigi payung
Pahat Bubut Rata Kanan
Senter putar
Senter Drill
Mata Bor O 6, 14, 19 mm
Mata Bor Reamer O 20 mm
Chuck Bor (sarung bor)
Tool Holder
Highgauge
Jangka Sorong
Block V
Block Siku
Modul 2 nomor 3
2. Bahan
Cast Iron O 2” x 155 mm
D. GAMBAR KERJA
32
M 2
0
Dilihat
GIGI PAYUNG Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Roda Gigi Payung diketahui dimensi sebagai berikut:
Jumlah gigi (Z) = 32 Modul (M) = 2 Sudut Tusuk (β) = 40o
c. Proses pembuatan spi roda gigi payung pada mesin slooter (sekrap
vertikal)
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan spi pada roda gigi payung
4) Menentukan ukuran lebar dan kedalam spi dengan menggunakan
highgauge untuk pengukur dan penggores dan blok siku sebagai
sandaran benda kerja
5) Apabila ukuran lebar dan kedalaman telah didapat, selanjutnya
mulai bekerja pada mesin slooter
6) Pasang Tool holder pada tempat pahat di mesin slooter
7) Pasang benda kerja pada cekam, lapisi benda dengan plat tipis
agar tidak terjadi kerusakan pada profil yang telah dibuat
8) Posisikan pahat tepat ditengah-tengah benda kerja sesuai dengan
garis yang telah dibuat
9) Cari titik refernsi (titik 0) dari benda kerja
10) Hidupkan mesin dan mulai melakukan penyayatan pada benda
11) Atur pemakanan sesuai dengan garis yang telah dibuat
12) Apabila telah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, matikan
mesin lalu bukak benda kerja
13) Bukak tool holder yang terpasang lalu bersihkan mesin slooter
14) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
15) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang membuat
ketidakfokusan dalam bekerja
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
6. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
7. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Dalam pembuatan roda gigi payung (bevel gear), pemotongan profil gigi
dilakukan cara memiringkan kepala pembagi sebesar sudut potong. Pada
pemotongan profil dilakukan 3 kali, yaitu pengulangan 2 kali dengan
menggeser meja mesin secara horizontal arah memanjang sebesar 1/7 dari
lebar profil gigi kearah kanan dan kiri. Pengulanga tersebut berfungsi untuk
memperlebar alur pada roda gigi payung yang sempit karena cara pemakanan
yang miring.
RODA GIGI HELIX (Helix Gear)
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Roda Gigi Helix
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan dimensi- dimensi
dalam pembuatan Roda Gigi Helix
3. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Bubut dalam pembuatan
bakal dari Roda Gigi Helix
4. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Frais dalam pembuatan
Profil gigi pada Roda Gigi Helix
5. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Slotter dalam pembuatan
Spi pada Roda Gigi Helix
6. Mengetahui fungsi, jumlah, dan posisi dari roda gigi perantara dalam
pembuatan Roda Gigi Helix
7. Mengetahui sudut dan arah kemiringan meja dalam pembuatan Roda
Gigi Helix
8. Mengetahui fungsi dan pengoperasian Kepala Pembagi dalam
pembuatan Roda Gigi Helix pada Mesin Frais
9. Membuat Roda Gigi Helix sesuai dengan perencanaan dan tahap-tahap
yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Roda gigi helix adalah roda gigi yang dimana profil giginya dipotong
atau dibuat membentuk sudut dengan sumbu aksial roda gigi. Sudut ini
disebut sudut helix. Ujung-ujung dari gigi-giginya tidak paralel terhadap
aksis rotasi, melainkan tersusun miring pada derajat tertentu. Karena giginya
bersudut, maka menyebabkan roda gigi terlihat seperti heliks.
Pada roda gigi helix ini, penggunaanya yaitu untuk memindahkan
putaran atau daya dari poros yang sejajar dan memindahkan gaya atau beban
yang berat. Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi
menjadi perlahan sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan
minim getaran. Berbeda dengan spur di mana pertemuan gigi-giginya
dilakukan secara langsung memenuhi ruang antara gigi sehingga
menyebabkan tegangan dan getaran. Roda gigi heliks mampu dioperasikan
pada kecepatan tinggi dibandingkan spur karena kecepatan putar yang tinggi
dapat menyebabkan spur mengalami getaran yang tinggi. Spur lebih baik
digunakan pada putaran yang rendah. Kecepatan putar dikatakan tinggi jika
kecepatan linear dari pitch melebihi 25 m/detik. Roda gigi heliks bisa
disatukan secara paralel maupun melintang. Susunan secara paralel umum
dilakukan, dan susunan secara melintang biasanya disebut dengan skew.
Jadi kelebihan roda gigi helix ini dibandingkan dengan roda gigi lainnya
yaitu dapat bekerja pada kecepatan tinggi, lebih tenang, jarak titik senter
(sumbu) bervariasi, dan relative kuat. Namun roda gigi ini memiliki nilai
ekonomis yang tinggi.
Pemotongan profil gigi helix pada mesin frais menggunakan roda gigi
perantara dan meja mesin dimiringkan sesuai dengan sudut helixnya. Benda
kerja akan dibawa berputar diwaktu meja mesin digeser pada saat melakukan
pemotongan. Gerakan putaran benda kerja disebabkan oleh hubungan roda
gigi yang dipasang pada sumbu ulir cacing kepala pebagi dengan sumbu
transportir meja mesin yang dihubungkan melalui roda gigi perantara. Arah
kemiringan meja mesin ditentukan oleh jenis roda gigi helix yang akan
dibuat, yang dimana roda gigi helix terbagi atas helix kanan dan helix kiri.
Pada helix kiri roda gigi perantara yang digunakan berjumlah genap,
misalnya
2 dan 4. Sebaliknya pada helix kanan digunakan roda gigi perantara
berjumlah ganjil, misalnya 1 dan 3.
Z = Jumlah/banyak gigi
Dt = Diameter tusuk (pitch diameter)
Dka = Diameter kepala (outside diameter)
β = Sudut heliks (helix angle)
Dki = Diameter dasar (root diameter)
Ha = Kepala gigi (adendum)
Hi = Kaki gigi (dedendum)
Hg = Dalam gigi (tooth depth)
LH = Lead heliks
P = Jarak tusuk gigi (circular
pitch) ms = Modul keliling
2. Rumus untuk menentukan dimensi Roda Gigi Payung
Berikut adalah rumus untuk menentukan dimensi dari roda gigi
payung:
Dt = Z x ms
Dka = Dt + (2 x M)
Dki = Dt – (2 x Hg)
Ha = 1 x M
Hi = 1,25 x M
Hg = 2,25 x M
P = π x ms
LH = π x Dt x cotgβ
M
ms =
cosβ
πx
Tg =
Dt
LH
Dimana:
Pb = Putaran engkol kepala pembagi
40 = Ketentuan kepala pmbagi (40 putaran plat indeks= 1 putaran benda)
Z = Jumlah gigi yang akan dibuat
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Mesin Bubut dan perlengkapannya
Mesin Frais Horizontal dan perlengkapannya
Mesin Slotter dan perlengkapannya
Mandrel
Pahat Bubut Rata Kanan
Senter putar
Senter Drill
Mata Bor O 6, 14, 21 mm
Mata Bor Reamer O 22 mm
Chuck Bor (sarung bor)
Tool Holder
Highgauge
Jangka Sorong
Block V
Block Siku
Modul 2 nomor 3
Roda gigi perantara
2. Bahan
Cast Iron O 3” x 35 mm
D. GAMBAR KERJA
Skala Digambar M . Devri
qaass
Dilihat
GIGI HELIX Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Roda Gigi Helix diketahui dimensi sebagai berikut:
Jumlah gigi (Z) = 20
Modul (M) = 2
Sudut Helix (β) = 25o
M π x Dt
o ms = o Tg =
cosβ LH
2 3,14 x 44,4
ms = Tg =
cos25o 298,978
ms= 2,22 mm Tg = 0,46 mm
o Dt = Z x ms o Dki = Dt – (2 x Hg)
Dt = 20 x 2,22 mm Dki = 44,4 mm – (2 x 4,5)
Dt = 44,4 mm Dki = 35,776 mm
o Dka = Dt + (2 x M) o Ha = 1 x M
Dka = 44,4 + (2 x 2) Ha = 1 x 2 mm
Dka = 48,4 mm Ha = 2 mm
o Hg = 2,166 x M o Hi = 1,25 x M
Hg = 2,166 x 2 mm Hi = 1,25 x 2 mm
Hg = 4,312 mm Hi = 2,5 mm
o LH = π x Dt x o P = π x ms
cotgβ 22
22
LH = x 44,4 x cotg25o P= x 2,22 mm
7 7
LH = 298,978 mm P = 6,97 mm
Z1
o Lead poros transportir meja mesin x 40
Z2 = Lead roda gigi helix (LH)
Z1 5 200 6𝟎
= x 40 = = 0,668 = 0,6 =
Z2 298,97 298,9 𝟏𝟎𝟎
7
40 40
o Pb = = = 2 Putaran
Z 20
Jadi, perbandingan antara kedua roda gigi yaitu 0,6 dapat menggunakan
Z1 = 60 dan Z2 = 100. Dan putaran engkol pada kepala pembagi adalah
sebanyak 2 putaran penuh di nomor plat indeks mana saja.
2. Langkah kerja
Dalam proses pembuatan Roda Gigi Helix menggunakan 3 mesin
perkakas yaitu mesin bubut, mesin frais, dan mesin sekrap yang dimana
terdapat tahap-tahap pengerjaan sebagai berikut:
a. Proses pembuatan bakal pada mesin bubut
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan bakal roda gigi helix
4) Ukur benda kerja yang akan dibuat menggunakan jangka sorong,
lalu beri tanda sebagai batas pemotongan
5) Pasang senter tetap pada kepala lepas
6) Pasang pahat pada toolpost mesin bubut lalu kalibrasikan
sehingga ujung mata pahat sejajar dengan ujung senter putar
7) Pasang benda kerja pada cekam dengan menambahkan paralel
untuk mempresisikan benda kerja, apabila benda kerja telah
presisi keluarkan paralel tersebut
8) Atur kecepatan putaran mesin untuk membubut facing benda
kerja
9) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pembubutan facing untuk
membersihkan bagian sisi-sisi benda kerja
10) Lakukan pengulangan pada sisi sebelahnya (bubut kedua sisi
benda kerja)
11) Apabila kedua sisi benda kerja telah datar, selanjutnya pasang
senter drill untuk memulai pembuatan lubang
12) Atur kecepatan putaran untuk pembuatan lubang sesuai diameter
lubang yang akan dibuat
13) Hidupkan mesin dan mulai membuat lubang (proses boring)
14) Jika telah dibuat lubang kecil dengan senter drill, selanjutnya
lanjutkan dengan mata bor berdiameter 6 mm, 14 mm, dan 21 mm
15) Jika lubang yang dibuat telah berukuran 21 mm, maka lakukan
finishing pembuatan lubang dengan menggunakan reamer
berdiameter 22 mm.
16) Jika pembuatan lubang telah selesai, bukak benda kerja dari
cekam lalu pasangkan pada mandrel
17) Pasang mandrel tersebut pada cekam lalu kunci benda kerja yang
dipasang pada mandrel
18) Pasang senter putar pada kepala lepas lalu geser kepala lepas
hingga menjepit mandrel
19) Atur kecepatan putaran kembali sesuai dengan diameter yang
akan dibuat
20) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pembubutan rata dan
bertingkat sesuai dengan diameter yang telah ditentukan
21) Beri champer pada ujung tepi benda kerja dengan memiringkan
eretan atas dengan sudut 1x45o, lalu lakukan pemakanan
menggunakan eretan atas
22) Apabila benda kerja telah selesai dan sesuai dengan ukuran yang
ditentukan, bukak benda kerja yang terpasang pada mandrel
23) Bukak mandrel yang terpasang pada cekam, pahat, ataupun senter
putar, lalu bersihkan mesin bubut
24) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
25) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
c. Proses pembuatan spi roda gigi helix pada mesin slooter (sekrap
vertikal)
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan spi pada roda gigi helix
4) Menentukan ukuran lebar dan kedalam spi dengan menggunakan
highgauge untuk pengukur dan penggores dan blok siku sebagai
sandaran benda kerja
5) Apabila ukuran lebar dan kedalaman telah didapat, selanjutnya
mulai bekerja pada mesin slooter
6) Pasang Tool holder pada tempat pahat di mesin slooter
7) Pasang benda kerja pada cekam, lapisi benda dengan plat tipis
agar tidak terjadi kerusakan pada profil yang telah dibuat
8) Posisikan pahat tepat ditengah-tengah benda kerja sesuai dengan
garis yang telah dibuat
9) Cari titik refernsi (titik 0) dari benda kerja
10) Hidupkan mesin dan mulai melakukan penyayatan pada benda
kerja
11) Atur pemakanan sesuai dengan garis yang telah dibuat
12) Apabila telah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, matikan
mesin lalu bukak benda kerja
13) Bukak tool holder yang terpasang lalu bersihkan mesin slooter
14) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
15) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang membuat
ketidakfokusan dalam bekerja
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
6. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
7. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Dalam pembuatan roda gigi helix (helix gear), pemotongan profil gigi
membutukan roda gigi perantara yang dimana berfungsi untuk memutarkan
piring pembagi saat meja mesin digeser. Pada helix kiri digunakan roda gigi
perantara berjumlah genap, dan pada helix kanan digunakan roda gigi
perantara berjumlah ganjil. Pemotongan pada pembuatan roda gigi helix
membentuk seperti lilitan yang melilit roda gigi secar miring. Pada
pembuatan gigi helix meja mesin dimiringkan sesuai dengan sudut helixnya.
RODA GIGI CACING (Worm Gear)
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Roda Gigi Cacing
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan dimensi
pembuatan Roda Gigi Cacing
3. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Bubut dalam pembuatan
bakal dari Roda Gigi Cacing
4. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Frais dalam pembuatan
Profil gigi pada Roda Gigi Cacing
5. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Slotter dalam pembuatan
Spi pada Roda Gigi Cacing
6. Mengetahui sudut dan arah kemiringan meja dalam pembuatan Roda
Gigi Cacing
7. Mengetahui fungsi dan pengoperasian Kepala Pembagi (Dividing Head)
dalam pembuatan Roda Gigi Cacing pada Mesin Frais
8. Membuat Roda Gigi Cacing sesuai dengan perencanaan dan pasangan
Ulir Cacing yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Roda Gigi Cacing (Worm Gear) adalah jenis roda gigi yang jenis
konstruksinya sama dengan spur gear dengan perbedaan pada bagian lebar
terdapat lengkungan (radius) dan profil yang miring sesuai dengan ukuran ulir
cacing.
Roda gigi cacing berfungsi dalam memindahkan tenaga atau putaran
antara dua sumbu yang tegak lurus sesamanya. Roda gigi ini dibuat khusus
hanya untuk berpasangan dengan ulir cacing, dimana dimensi-dimensinya
harus sama, oleh sebab itu roda gigi ini disebut dengan roda gigi cacing dan
dalam perencanaanya selalu dibuat berpasangan. Daya yang ditransmisikan
dapat lebih besar karena perbandingan putaran antara roda gigi cacing dengan
ulir cacingnya sangat besar. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan rasio torsi
yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah (diperlambat). Namun pada
proses ini roda gigi cacing hanya berperan sebagai benda yang digerakkan,
dimana pasangannya (ulir cacing) berperan sebagai penggerak dan tidak bisa
sebaliknya.
Prinsip kerja pemotongan profil gigi roda gigi cacing berbeda dengan
roda gigi lainnya, yang dimana pemotongan dilakukan dengan menggerakkan
meja secara vertikal dan posisi cutter pada saat penyayatan tetap yaitu garis
tengah cutter sejajar dengan garis tengah lebar roda gigi (garis tengah radius
luar roda gigi cacing). Dan meja mesin dimiringkan sebesar sudut helix ulir
cacingnya.
Gambar 7. Worm Gear and Thread Gear
Bentuk roda gigi cacing dan ulir cacing dalam pemakaiannya ada dua
jenis yaitu sebagai berikut:
a. Roda gigi cacing silinderis adalah pasangan roda gigi cacing dengan ulir
cacing yang bentuk konstruksi ulir cacingnya seperti silinder.
b. Roda gigi cacing globoid atau disebut juga cone drive, yaitu pasangan
roda gigi cacing dengan ulir cacing dimana bentuk konstruksi ulir
cacingnya disamping berbentuk silinder juga terdapat radius pada bidang
panjang ulir, yang besar radius itu sama dengan radius roda gigi
cacingnya.
ZxP
Dt =
π
Do = Dt + (2 x a)
dr do−2 x ht
R = atau
2 2
θ
Do’ = 2 x R (1 cos )
2
–
π x dt
αg = 90o – Lc atau cotg Lg =
L
P =π x
M Hg = 2 x
M
F = 2,38 x P + 6,35
do−dt
a = atau a = 0,3183 x P
2
Dt +
dt
C =
2
Dimana:
Pb = Putaran engkol kepala pembagi
40 = Ketentuan kepala pmbagi (40 putaran plat indeks = 1 putaran benda)
Z = Jumlah gigi yang akan dibuat
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Mesin Bubut dan perlengkapannya
Mesin Frais Horizontal dan perlengkapannya
Mesin Slotter dan perlengkapannya
Mandrel
Pahat Bubut Rata Kanan
Pahat Bubut Radius
Senter putar
Senter Drill
Mata Bor O 6, 14, 21 mm
Mata Bor Reamer O 22 mm
Chuck Bor (sarung bor)
Tool Holder
Highgauge
Jangka Sorong
Block V
Block Siku
Modul 2 nomor 6
Mal pahat radius
Busur derajat
2. Bahan
Cast Iron O 5” x 25 mm
D. GAMBAR KERJA
Skala Digambar M . Devri
qaass
Dilihat
GIGI CACING Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
0
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Roda Gigi Cacing diketahui dimensi sebagai berikut:
Jumlah gigi (Z) = 34
Modul (M) = 2
Sudut muka roda gigi cacing (θ) = 60o
o a = 0,3183 x P o Hg = 2 x M
a = 0,3183 x 6,28
Hg = 2 x 2
a = 2 mm Hg = 4 mm
o Do = Dt + (2 x a) o F = 2,38 x P + 6,35
Do = 68 + (2 x 2) F = 2,38 x 6,28 + 6,35
Do = 72 mm
F = 21,29 mm
o Dki = Dt - (2 x a) Dt + dt
Dki = 68 - (2 x 2) o C
2
Dki = 68 mm 68 + 21
=
2
C =
o
o αg = 90 – Lc C = 44,5 mm
αg = 90o – 84,57o
αg = 5,43o
40 40 4
o Pb = = =1 Putaran
Z 36
36
Jadi, putaran engkol pada kepala pembagi adalah 1 putaran penuh ditambah 4
lubang di nomor plat indeks 36.
2. Langkah kerja
Dalam proses pembuatan Roda Gigi Cacing menggunakan 3 mesin
perkakas yaitu mesin bubut, mesin frais, dan mesin sekrap yang dimana
terdapat tahap-tahap pengerjaan sebagai berikut:
a. Proses pembuatan bakal roda gigi cacing pada mesin bubut
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembuatan bakal roda gigi cacing
4) Ukur benda kerja yang akan dibuat menggunakan jangka sorong,
lalu beri tanda sebagai batas pemotongan
5) Pasang senter tetap pada kepala lepas
6) Pasang pahat pada toolpost mesin bubut lalu kalibrasikan
sehingga ujung mata pahat sejajar dengan ujung senter putar
7) Pasang benda kerja pada cekam dengan menambahkan paralel
untuk mempresisikan benda kerja, apabila benda kerja telah
presisi keluarkan paralel tersebut
8) Atur kecepatan putaran mesin untuk membubut facing benda
kerja
9) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pembubutan facing untuk
membersihkan bagian sisi-sisi benda kerja
10) Lakukan pengulangan pada sisi sebelahnya (bubut kedua sisi
benda kerja)
11) Apabila kedua sisi benda kerja telah datar, selanjutnya pasang
senter drill untuk memulai pembuatan lubang
12) Atur kecepatan putaran untuk pembuatan lubang sesuai diameter
lubang yang akan dibuat
13) Hidupkan mesin dan mulai membuat lubang (proses boring)
14) Jika telah dibuat lubang kecil dengan senter drill, selanjutnya
lanjutkan dengan mata bor berdiameter 6 mm, 14 mm, dan 21 mm
15) Jika lubang yang dibuat telah berukuran 21 mm, maka lakukan
finishing pembuatan lubang dengan menggunakan reamer
berdiameter 22 mm.
16) Jika pembuatan lubang telah selesai, bukak benda kerja dari
cekam lalu pasangkan pada mandrel
17) Pasang mandrel tersebut pada cekam lalu kunci benda kerja yang
dipasang pada mandrel
18) Pasang senter putar pada kepala lepas lalu geser kepala lepas
hingga menjepit mandrel
19) Atur kecepatan putaran kembali sesuai dengan diameter yang
akan dibuat
20) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pembubutan rata hingga
pada diameter yang telah ditentukan
21) Lakukan pemakanan tirus pada ujung tepi benda kerja dengan
memiringkan eretan atas dengan sudut 4x30o, lalu lakukan
pemakanan menggunakan eretan atas
22) Lakukan pemakanan tirus pada kedua sisi hingga kedua tirus
membentuk sudut 60o
23) Apabila tirus telah selesai dibuat, bukak pahat bubut rata kanan
dan ganti dengan pahat bubut radius, check pahat yang berukuran
radius 8.5 mm dengan menggunakan mal pahat radius
24) Atur eretan kembali lurus dan posisikan pahat bubut radius
hingga senter pada benda kerja
25) Cari titik tengah dari benda kerja, dan titik referensi pemakanan
benda kerja
26) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pemakanan dengan
menggeser eretan melintang pada benda kerja hingga mencapai
kedalaman yang ditentukan
27) Apabila benda kerja telah selesai ukur radius yang dibuat pada
benda kerja dengan menggunakan mal radius
28) Jika ukuran telah sesuai dengan ukuran yang ditentukan, bukak
benda kerja yang terpasang pada mandrel
29) Bukak mandrel yang terpasang pada cekam, pahat, ataupun senter
putar, lalu bersihkan mesin bubut
30) Kembalikan alat-alat yang telah digunakan
31) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Cek Mesin dan alat-alat sebelum digunakan
5. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang membuat
ketidakfokusan dalam bekerja
6. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
7. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
8. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Roda gigi cacing berfungsi untuk memindahkan atau mentransmisikan
putaran yang cepat menjadi lambat (mengubah rasio kecepatan). Dalam
pembuatan roda gigi cacing (worm gear), perancangan dan pembuatannya
selalu berpasangan, yang dimana dimensi-dimensi pada kedua benda harus
sama agar dapat digabung atau dipasangkan. Pemotongan profil gigi dalam
pembuatan roda gigi cacing tidak dilakukan dengan cara horizontal melainkan
dilakukan denga cara vertikal, yaitu dengan menaikan dan menurunkan meja
mesin frais. Pada pemotongan profil gigi, meja mesin dimiringkan sesuai
dengan sudut helix ulir.
ULIR CACING (Worm Thread)
A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari Ulir Cacing
2. Mengetahui bagaimana perencanaan dan perancangan dimensi-dimensi
dalam pembuatan Ulir Cacing
3. Mengetahui bagaimana pengoperasian Mesin Bubut dalam pembuatan
Ulir Cacing
4. Mengetahui penggunaan roda gigi pengganti untuk menyesuaikan pitch
ulir yang akan dibuat
5. Mengetahui pengaturan handle-handle yang terdapat pada Mesin Bubut
dalam menyesuaikan pitch pada Ulir Cacing
6. Membuat Ulir Cacing sesuai dengan perencanaan dan pasangan Roda
Gigi Cacing yang telah ditentukan
B. TEORI SINGKAT
Ulir cacing merupakan suatu bentuk ulir yang hampir sama dengan ulir-
ulir lainnya, namun yang membedakannya adalah penggunaan ulir cacing
tersebut yang khusus dipasangkan pada roda gigi cacing dengan perencanaan
yang sama. Ulir cacing yang dipasangkan pada roda gigi cacing berfungsi
untuk memindahkan tenaga putaran dari sumber daya keroda gigi yang
dimana transmisian putaran tersebut diperlambat, sehingga putaran yang
cepat diubah menjadi lambat (mengubah rasio kecepatan) dengan keuntungan
dapat menggerakkan beban yang berat dengan tenaga yang kecil.
Ulir cacing hanya bisa diposisikan sebagai poros penggerak yang
menggerakkan roda gigi cacing dan tidak bisa sebaliknya. Prinsip kerja ulir
cacing ini sama halnya dengan pembuatan ulir-ulir lainnya, hanya saja
dibutuhkan roda gigi pengganti yang dipasang agar menemukan pitch yang
sesuai dengan roda gigi cacing, dan tabel yang digunakan untuk mengatur
handle pun khusus menggunakan tabel ulir cacing.
p =π xM
L =Pxn
dt = do – 2 x a
do−dt
a atau a = 0,3183 x p
2
= do−dr
atau Ht = 0,6366 x p
2
Ht
=
Dr = do – 2 x Ht
π x dt
Tgαc =
L
lw = p (0,02 x Z + 4,5)
wc = 0,3183 x p
1. Alat
Mesin Bubut dan perlengkapannya
Pahat Bubut Rata Kanan
Pahat Bubut Profil Ulir Cacing
Senter putar
Senter Drill
Jangka Sorong
Mal pahat ulir cacing
Busur derajat
2. Bahan
Mild Steel O 2” x 155 mm
D. GAMBAR KERJA
Skala Digambar M . Devri
qaass
ULIR CACING
Dilihat
Diperiksa
Disetujui
UNP 21072053
0
E. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Perencanaan
Pada pembuatan Ulir Cacing diketahui dimensi sebagai berikut:
Modul (M) = 2
Jumlah gigi (Z) = 34
Diameter luar ulir cacing (do) = 25 mm
Sudut muka roda gigi cacing (θ) = 60o
Jenis ulir (n) = tunggal = 1
Untuk pengaturan roda gigi pengganti pada saat pengerjaan dapat dilihat
pada tabel ulir cacing yang terdapat dibagian dalam gear box mesin
bubut.
2. Langkah Kerja
Dalam proses pembuatan Ulir Cacing hanya menggunakan satu mesin
perkakas yaitu mesin bubut, yang dimana terdapat tahap-tahap
pengerjaan sebagai berikut:
1) Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan
2) Menggunakan pelindung diri seperti baju praktek agar mengurangi
resiko kecelakaan kerja
3) Menyiapkan alat-alat perlengkapan mesin bubut dan bahan yang
akan digunakan dalam proses pembuatan ulir cacing
4) Ukur benda kerja yang akan dibuat menggunakan jangka sorong,
lalu beri tanda sebagai batas pemotongan
5) Pasang senter tetap pada kepala lepas
6) Pasang pahat pada toolpost mesin bubut lalu kalibrasikan sehingga
ujung mata pahat sejajar dengan ujung senter putar
7) Pasang benda kerja pada cekam
8) Atur kecepatan putaran mesin bubut
9) Cari titik referensi dengan menyentuhkan pahat pada benda kerja
10) Hidupkan mesin dan mulai melakukan pembubutan facing dalam
menghaluskan bagian sisi benda kerja
11) Selanjutnya lakukan pembubutan rata dengan diameter luar ulir
cacing yaitu sebesar 25 mm hingga dekat pada bagian benda kerja
yang di jepit pada cekam
12) Balikkan benda kerja dan lakukan pemakanan benda yang belum
termakan
13) Selanjutnya pasang senter drill untuk pembuatan lubang kecil
14) Hidupkan mesin dan mulai membuat lubang
15) Setelah itu bukak senter dril pada kepala lepas dan pasang senter
putar lalu jepitkan pada lubang benda kerja sebagai penahan benda
kerja agar tidak baling
16) Selanjutnya lakukan proses pembubutan bertingkat dengan ukuran
yang telah ditentukan
17) Beri champer pada ujung tepi benda kerja dengan memiringkan
eretan atas dengan sudut 2x45o, lalu lakukan pemakanan
menggunakan eretan atas
18) Kembalikan eretan atas pada titik referensi, bukak pahat bubut rata
kanan lalu pasang pahat bubut ulir dengan profil pahat yang telah
dibuat sesuai modul 2
19) Bukak gear box pada mesin bubut, lalu atur roda gigi-roda gigi yang
terpasang pada gear box sesuai dengan ketentuan pembuatan ulir
cacing dengan modul 2, lihat pada tabel ulir cacing yang terdapat
pada bagian penutup gearbox.
20) Lalu atur tuas-tuas pengaturan ulir sesuai dengan tabel ulir cacing
21) Apabila pengaturan ulir cacing telah sesuai, tutup kembali gearbox
22) Kalibrasikan pahat sesuai dengan permukaan benda kerja dengan
menggunakan mal pahat ulir cacing
23) Cari titik referensi kembali dengan menyentuhkan pahat pada benda
kerja yang berdiameter 25 mm untuk dibuat ulir dan beri tanda pada
titik tersebut
24) Bebaskan pahat dengan menggeser eretan kearah kepala lepas
25) Turunkan tuas yang terdapat pada bagian bawah roda penggerak
eretan memanjang untuk pergerakan otomatis (putaran sumbu utama
tersambung ke eretan melalui poros ulir yang terdapat pada bagian
bawah eretan memanjang
26) Mulai hidupkan mesin dengan menurunkan tuas kebawah dan eretan
berjalan melakukan penyayatan sesuai dengan roda gigi dan tuas
yang telah diatur
27) Pada saat pahat telah melewati benda kerja segera untuk mematikan
mesin dengan menekan rem pada bagian bawah mesin (slalu fokus
dan cepat dalam mematikan mesin karena eretan bergerak otomatis
dan dapat menabrak cekam)
28) Bebaskan pahat dari benda kerja dengan memundurkan pahat hingga
tidak mengenai benda kerja (pada proses arah jalan yang berbeda
terdapat space yang akan menyebabkan termakannya benda kerja
saat pengembalian)
29) Hidupkan mesin dengan menaikan tuas keatas untuk gerakan
pengembalian, lalu segera matikan mesin saat telah melewati benda
kerja
30) Kembalikan eretan melintang ke titik referensi yang telah ditandakan
lalu majukan secara perlahan untuk memberi kedalaman, tambah
kedalaman 0,2 mm dimana pemakanan tersebut adalah 0,4 mm
karena bagian yang disayat adalah kedua sisinya (Dalam melakukan
penambahan kedalaman ulir juga dapat menggunakan eretan atas
dengan mengatur sudut eretan atas sebesar setengah dari sudut pahat
benda kerja)
31) Hidupkan mesin dengan menurunkan tuas kebawah untuk proses
pemakanan. Perhatikan jalan pemakanan ulir dari benda kerja
32) Segera matikan mesin saat telah melewati benda kerja. Apabila
pemakanan terlalu tebal kurangi kedalaman pemakanan menjadi 0,1
mm
33) Ulangi proses tersebut hingga mencapai kedalaman 4 mm
34) Apabila telah mendapatkan kedalaman 4 mm, lakukan proses
finishing dengan mengulang-ulang pemakanan tersebut hingga
bagian tepi atau profil ulir bersih
35) Jika ukuran ulir cacing telah sesuai dengan ukuran yang ditentukan,
matikan mesin lalu bukak benda kerja dan semua alat-alat yang
terpasang pada mesin bubut
36) Kembalikan pengaturan tuas-tuas pada posisi semula
37) Bersikan mesin bubut dan kembalikan alat-alat yang telah digunakan
38) Bersyukur apabila telah selesai suatu pekerjaan
F. KESELAMATAN KERJA
1. Slalu berdo’a setiap hendak melakukan pekerjaan
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti baju praktek, sepatu, dan
sebagainya
3. Mentaati aturan-aturan yang telah dietapkan didalam workshop
4. Cek Mesin dan alat-alat sebelum digunakan
5. Selalu fokus dan hati-hati dalam bekerja, hindari hal-hal yang membuat
ketidakfokusan dalam bekerja
6. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan prosedur pemakainnya
7. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
8. Hindari penggunaan alat yang tidak layak pakai atau terdapat kerusakan
G. KESIMPULAN
Ulir Cacing adalah suatu ulir yang dimana pasanganya bukan sesama ulir
melainkan dipasangkan pada roda gigi yaitu roda gigi cacing. Pasangan ulir
cacing dan roda gigi cacing ini berfungsi untuk memindahkan atau
mentransmisikan putaran yang cepat menjadi lambat (mengubah rasio
kecepatan). Dalam pembuatan ulir cacing (thread gear), perancangan dan
pembuatannya selalu berpasangan, yang dimana dimensi-dimensi pada kedua
benda harus sama agar dapat digabung atau dipasangkan. Pengaturan ulir
cacing berbeda dengan ulir biasa yang dimana aturan roda gigi dan tuas diatur
menggunakan tabel khusus ulir cacing.
Lampiran Hasil
1. Gigi Rack
2. Gigi Differensial
3. Gigi Payung
4. Gigi Helix