EKSEPSI Karyawan - 17
EKSEPSI Karyawan - 17
1. Sejak RS Selaguri berdiri tahun 1987, selalu membuat Surat Perjanjian Kerja (SPK),
yang mengatur hak dan kewajiban kedua pihak yaitu Rumah Sakit dan pegawai.
SPK ini ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit dan pegawai yang bersangkutan
tanpa ada paksaan dan bujukan apapun. Dalam salah satu poin nya telah
disepakati tentang besaran gaji yang sanggup diberikan oleh RS dan semua
pegawai yang kebetulan beragama Islam menyetujuinya, tanpa paksaan dan
bujukan apapun juga. Adapun sekarang tuduhan tidak melaksanakan kewajiban
merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan mengingkari SPK yang sudah
ditandatangani sendiri dalam keadaan sadar tanpa paksaan dan bujukan.
Dalam hukum Agama dan Negara, Surat Perjanjian Kerja ini adalah Akad yang
mengikat kedua belah pihak.
Khusus untuk 17 pegawai ini, terdiri dari 6 orang pegawai Gizi telah bekerja dalam
rentang waktu 22 - 31 tahun dan Perawat telah bekerja dalam rentang waktu 20 –
28 Tahun. Hal ini membuktikan bahwa ke 17 pegawai ini sangat puas dan betah
bekerja di RS selaguri, bahkan pada saat gempa besar ditahun 2009 an pun RS
Selaguri tetap memenuhi gaji pegawai full.
Ketiga Tunjangan tsb diatas bukanlah merupakan kewajiban rumah sakit yang
tertulis di Surat Perjanjian Kerja (SPK), ketiganya merupakan kebijakan
Manajemen saja, untuk berupaya menambah Take homepay pegawai supaya
tercapai pendapatan sebesar bahkan melebihi UMP, dan Alhamdulillah dengan
adanya berbagai tunjangan dan berbagai Bonus lainnya maka Take Home Pay
(akumulasi pendapatan) pegawai mencapai bahkan melebihi UMP.
Bahkan pihak Rumah Sakit juga memberikan uang jasa perasat untuk perawat dan
jasa pelayanan 5% dari jasa medis dokter yang dibagikan untuk semua pegawai.
Karena banyak perusahaan termasuk RS Selaguri dalam posisi sangat sulit, dapat
dilihat pada tabel kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap (Terlampir).
Sehingga pemerintah NKRI pun telah mengeluarkan aturan dalam bentuk Perppu
No.1 maupun dalam Keppres No.12 Tahun 2020 yang menyatakan bencana
nasional pandemi global yang termasuk force majeure, dimana:
“Force majeure itu dalam pengertian hukum adalah alasan sah bagi seseorang
untuk tidak membayar kewajibannya (upah dan pesangon)”
Dan untuk efisiensi juga sudah dibuat daftar dinas yang jelas yaitu:
GIZI
Untuk efisiensi juga sudah dibuat daftar dinas yang jelas, yang mana dibagian
gizi ada 8 Orang Pegawai Gizi. 8 Orang ini dibagi menjadi 1 Grup, dalam satu grp
ada 2 orang petugas Gizi.
Jadi, dalam 1 Minggu yang bekerja aktif/berdinas hanya 1 grup saja (2 Orang).
5. Kami Segenap Keluarga Besar Rumah Sakit Selaguri, Saat Ini Merasa Sedih,
Kecewa Dan Terpukul Khusus Nya Kepada 11 Orang Perawat Yang Telah Bekerja
Bersama Kami Selama Lebih Dari 21 Tahun, Dan Hanya Baru Kena dampak Efisiensi
2 Bulan Lebih saja Akhirnya Memilih Untuk menghapus semua hubungan baik
dengan Menghujat Dan Menyalahkan Kami Atas kesulitan kami akibat Musibah
Pandemi Global Yang Meluluh Lantak Kan Hampir Semua Perusahaan Nasional
Milik Negara Maupun Swasta.
Memberikan kesan saudari Tidak Mau Ikut Prihatin Dan Tidak Mau Memahami
Situasi Sulit RS. Ibarat pepatah panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Tidak
satupun memori baik setelah 21 sd 31 tahun bekerja ini. Dan Sebaliknya Kepada
Kita kehilangan banyak dokter yg wafat maupun yang sakit. Mari kita saling
mengingat hal hal yang baik dan melupakan dan memaafkan hal hal yang kurang
baik. Sehingga ukhuwah islamiyyah antara kita tetap terjaga sampai ajal
menjemput. Semoga Allah Taala mengampuni dan memberi keberkahan pada kita
semua. Aamiin Allahumma Aamiin.
6. Adapun bila saudari tetap memilih berpisah dari kami untuk tidak lagi bekerja
dengan kami di masa sulit ini, sebagai wujud niat baik kami, apresiasi dan
penghargaan dari kami atas masa kerja saudari semua selama ini, maka kami
mengusahakan sekuat tenaga untuk dapat memberi tanda kasih yang besarannya
sesuai dengan kemampuan kami di masa sangat sulit ini yang dapat dilihat di tabel
terlampir. Semoga saudari semua dapat pula menghargai niat baik kami ini. Aamiin
Ya Rabbal Alamiin.