Irza Sidqul Asfa
Irza Sidqul Asfa
Disusun oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan di madin, pesantren, madrasah, dan sekolah”. Adapun
tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “manajemen
madrasah, pesantren dan sekolah”. Dalam penyususnan laporan ini kami menyadari bahwa
laporan ini tidak akan selesai dengan lancar tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari dosen
pembimbing Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag.
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar tugas ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
2.7 Kompensasi...................................................................................................................14
2.8 Pemberhentian..............................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................18
3.2 Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan nasional disebutkan, bahwa organisasi yang bergerak dalam
sistem tersebut merupakan sub sistem yang memiliki sumber daya manusia yang perlu
dikelola secara tepat. Secara nyata mereka adalah para tenaga kependidikan yang memiliki
peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan. Oleh karena itu,
kualitas pendidikan pada setiap lembaga pendidikan (termasuk pesantren) akan sangat
dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga tersebut mampu mengelola seluruh potensi yang ada
di dalamnya secara optimal, mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses
pembelajaran, fasilitas, keuangan serta mengelola hubungan dengan masyarakat.
Disamping itu, di Indonesia pendidikan merupakan salah satu unsur penting bagi
kemajuan bangsa, oleh karena itu setiap warga negara indonesia wajib mendapatkan
pendidikan yang layak. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1 terdapat tiga jalur pendidikan yang terdiri atas
Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal, dan pendidikan Informal. Pendidikan formal
adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, dan berjenjang, dimulai dari sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk ke dalamnya
ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan
profesional, yang dilaksanakan dalam waktu secara terus menerus. Sedangkan pendidikan
secara nonformal adalah pendidikan yang terorganisasi di luar sistem sekolah, baik yang
1
Astri Novia. 2017. Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Volume X, No 1.
4
diselenggarakan secara terpisah maupun terpadu untuk kegiatan-kegiatan yang amat penting
dalam rangka untuk melayani warga belajar. Pendidikan informal adalah pendidikan yang
berlangsung di lingkungan keluarga yang merupakan dasar dari pendidikan selanjutnya, yaitu
pendidikan formal dan pendidikan nonformal
5
9. Mengidentifikasi Manajaemen pendidik dan kependidikan di madrasah diniyah,
pesantren, sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen dalam bahasa Indonesia berarti pengelolaan (Mesiono, 2017). Jika secara
term manajemen adalah upaya melakukan pengelolaan seluruh aspek pendidikan untuk
mencapai keberhasilan sebuah proses pendidikan yang dijalankan. Setelah mengetahui
pengertian manajemen maka pamakalah dalam hal ini menjelaskan pengertian pendidik
berdasarkan sisdiknas bahwa pendidik mempunyai tugas yang melakukan pelatihan dan
bimbingan, mengevaluasi, melaksanakan riset, dan melakukan abdi kepada masyarakat.
Pendidik juga dibagi bermacam-macam, dosen, guru, tutor, fasilitator dan lainlain terpenting
pendidik menjalankan dan ikut berpartisipasi dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.
Berdasarkan pengertian tenaga pendidik dan pendidik, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatann,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik dan latihan/pengembangan dan
pemberhentian.3
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan pemerintah
maupun kebutuhan masyarakat. Mereka pun memiliki hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas yaitu:
3
Laksmi, Riani. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa kini. Yokyakarta,
Graha Ilmu.
4
Jaja, Amirulloh. 2013. Manajemen Madrasah. Bandung: Alfabeta.
7
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (Idris, 2014: 61).
1. Guru sebagai sumber belajar Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan
penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya
dari penguasaan materi pengajaran.
2. Guru sebagai fasilitator Berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
3. Guru sebagai pengelola Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang
baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif.
4. Guru sebagai demonstrator Peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala segala
sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami.
5. Guru sebagai pembimbing Guru berperan membimbing siswa agar dapat menemukan
berbagai potensi yang dimiliknya sebagai bekal hidup mereka.
6. Guru sebagai motivator Berperan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
dengan cara positif.
7. Guru sebagai evaluator Guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang keberhasilan siswa selama proses pembelajaran (Sanjaya, 2008: 291).
Dengan peran guru tersebut, tidaklah dianggap lagi bahwa guru adalah seseorang
yang disegani dan ditakuti melainkan guru sebagai teman dan dapat memberikan rasa aman.
8
Adapun langkah-langkah manajemen menurut pendapat Staping yaitu: 1) perencanaan; 2)
rekrutmen yang terdiri dari recrutmen bersifat terbuka dan tertutup. 3) seleksi; 4) pengenalan
orientasi; 5) penilaian kinerja; 6) balas jasa; 7) pengembangan karir.5
5
Marwansyah. 2016. Sumber Daya Manusia. Bandung, Alfabeta. Hal. 268 Mulyasa,
E . 2012. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
6
Rahman, Taufiq. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Medan , Cipta Pustaka
Media Printis.
9
dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan
dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut
karier pegawai. Suatu program pembinaan tenaga kependidikan biasanya diselenggarakan
atas asumsi adanya berbagai kekurangan dilihat dari tuntutan organisasi, atau karena adanya
kehendak dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dikalangan tenaga kependidikan itu
sendiri. Terdapat beberapa prinsip yang patut diperhatikan menurut Eka Prihatin (2011: 78)
dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan ini, yaitu:
1. Kompetensi Kepribadian
10
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang
yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi
teladan yang baik bagi peserta didik.
a. Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta
konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
b. Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam
melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan
manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.
d. Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan dapat
diteladani oleh peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
a. Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini, seorang guru
harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar
peserta didik.
b. Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
memahami landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari
11
karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta
menyusun rancangan pembelajaran.
c. Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar pembelajaran
serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
d. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang dan
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dengan
menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat
menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil
penilaian untuk memperbaiki program pembelajaran.
e. Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta didik.
Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar dapat
mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional
12
Kompetensi profesional meliputi:
a. Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat
mendukung pembelajaran yang dikuasai
b. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran
atau bidang yang dikuasai
c. Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
d. Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan yang reflektif
e. Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.
Produktivitas kerja guru adalah daya hasil kerja guru yang berupa kemampuan dan
keterampilan di dalam menghasilkan kualitas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
standar yang ditetapkan baik dalam skala sekolah maupun nasional. Produktivitas kerja guru
adalah wujud nyata dari pelaksanaan tugas-tugas pokok yang memiliki oleh guru
berhubungan dengan profesinya. 7
Peters dalam Nana Sudjana mengemukakan ada tiga tugas pokok guru, yaitu sebagai
berikut:
Ketiga tugas guru tersebut merupakan tugas pokok profesi guru. Guru sebagai
pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan
pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan
keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan
diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan
7
Satori, Djam’an dkk. 2007. Materi Pokor Profesi Keguruan MKDK 4004, Jakarta:
Universitas Terbuka, cet. 3
13
bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi
juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
Sedangkan tugas guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara
ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun demikian,
ketatalaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru. 8
2.7 Kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain-lain. Masalah kompensasi merupakan salah satu tantangan yang harus
dihadapi manajemen. Kompensasi menurut Marwansyah (2016: 268) merujuk pada semua
bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi suatu pekerjaan. Secara umum kompensasi ini
memiliki dua kompenen, yaitu komponen langsung berupa gaji, insentif, komisi dan bonus,
dan kompensasi tidak langsung misalnya berupa asuransi kesehatan, fasilitas untuk rekreasi
dan sebagainya. Kompensasi adalah keseluruhan imbalan yang diberikan kepada karyawan
sebagai balasan jasa atau konstribusi mereka terhadap organisasi. Ataupun sesuatu yang
diterima oleh seseorang karyawan balasan atas karya yang diberikannya kepada organisasi.
Upah menurut Taufiq Rahman (2019: 192) adalah hak pekerja yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalah dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja yang di tetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Bagi tenaga kependidikan di Indonesia
terdapat perbedaan penghitungan kompensasi langsung sesuai dengan pangkat, jabatan dan
golongan. Sejauh ini untuk tenaga kependidikan yang berstatus PNS memiliki ketentuan
khusus untuk pemberian kompensasi (UU No. 8 tahun 1974). Masalah kompensasi bagi
tenaga kependidikan ini dewasa ini masih menjadi isu penting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan tenaga kependidikan. Kenaikan gaji berkala, tunjangan jabatan dilingkungan
profesi kependidikan dirasakan belum memadai dan disoroti secara tajam. Hal ini berkaitan
8
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
14
erat dengan kondisi APBN untuk sector pendidikan yang masih jauh berbeda di bawah sektor
lain.
2.8 Pemberhentian
9
Laksmi, Riani. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa kini. Yokyakarta,
Graha Ilmu.
15
Sementara pemberhentian karena alasan lain penyebabnya adalah pegawai yang
bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti diluar tanggungan negara dan
tidak melaporkan diri kepada yang berwenang, serta telah mencapai batas usia pensiun.
1. Fungsi kerja esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan.
2. Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi pencapaian
tujuan pendidikan.
3. Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik
4. Bagaimana tenaga kependidikan dan dinas bekerja sama untuk mempertahankan,
memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang ada sekarang.
5. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
6. Mengenali berbagai hambatan kerja dan menyingkirkannya.
Menurut Masyhud (2015: 215), sistem manajemen kinerja yang seperti apa yang akan
kita gunakan tentunya akan sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing
organisasi. Adapun langkah-langkah manajemen kinerja adalah: 1) persiapan pelaksanaan
proses; 2) penyusunan rencana kerja; 3) pengkomunikasian kinerja yang berkesinambungan;
4) pengumpulan data, pengamatan dan dokumentasi; 5) mengevaluasi kinerja; dan 6)
pengukuran dan penilaian kinerja.
Dalam manajemen kinerja tidaklah terlepas dari penilaian kinerja guru yang dilakukan
pada kegiatan UKG atau PKG sebagai penunjang prestasi guru dan juga sebagai proses
bagaimana dia menilai diri mereka sendiri, disamping adanya penilian dari kepala sekolah
selaku manajer dalam lembaga pendidikan tersebut. Selama proses belajar berlangsung, apa
yang menjadi kekurangan dijadikan sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik, dan apa yang
menjadi prestasi untuk kemudian dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjadi lebih baik
pula. Sebab pada kenyataan yang terjadi, manusia pada umumnya lebih sulit menerima
kritikan yang sifatnya membangun.10
10
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian
dan nilai-nilai yang diinginkan. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah
aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke
dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM,
perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kempensensi, penghargaan, pendidikan dan
latihan pengembangan dan pemberhentian. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan
pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Sesuai dengan
hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat mencari, memposisikan, mengevaluasi,
mengarahkan, memotivasi, dan mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta
mampu menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
3.2 Saran
Penulis sangat menyadari akan kekurangan dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kiranya
makalah ini menjadi jauh lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Astri Novia. 2017. Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Volume X, No 1.
Laksmi, Riani. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa kini. Yokyakarta, Graha Ilmu.
Marwansyah. 2016. Sumber Daya Manusia. Bandung, Alfabeta. Hal. 268 Mulyasa, E . 2012.
Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rahman, Taufiq. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Medan , Cipta Pustaka Media
Printis.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
Alfabeta.
Satori, Djam’an dkk. 2007. Materi Pokor Profesi Keguruan MKDK 4004, Jakarta:
Universitas Terbuka, cet. 3.
18