Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan idealnya berorientasi pada murid, bukan berpusat pada murid.

Artinya, proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan,


kemampuan, dan minat peserta didik sehingga mereka dapat mengembangkan
potensinya.
Pada portal Ayo Guru Berbagi oleh Kemendikbudristek, seorang guru
menceritakan bahwa ”Merdeka Belajar adalah sebuah paradigma
pembelajaran yang berpusat pada murid”. Guru tersebut menekankan bahwa
masih banyak pembelajaran yang tidak berpusat pada murid dan kurang
memberi kebebasan kepada murid untuk membangun pengetahuannya. Oleh
karena itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid dipandang
mampu mendorong murid untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Guru dan murid tidak akan pernah sempurna sehingga tidak bisa dijadikan
sebagai pusat pembelajaran.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa ”pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran." Hal
ini menunjukkan bahwa pendidikan harus direncanakan dan disusun oleh
pengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

Oleh karena itu, peran guru dalam undang-undang tersebut dipandang


sebagai perancang untuk memfasilitasi agar pembelajaran bisa terjadi,
terstruktur, dan sistematis dalam kelas. Dengan demikian, pembelajaran
bukanlah berpusat pada guru, tetapi guru sebagai penuntun dalam
pembelajaran.

Proses ini menempatkan guru sebagai fasilitator dalam mengembangkan


potensi dan keunikan setiap peserta didik agar dapat menjadi individu yang
mandiri, kreatif, inovatif, dan mampu bersaing di era globalisasi.
Dalam konteks pembelajaran yang efektif, orientasi pada murid memainkan
peran yang sangat penting karena membantu peserta didik untuk belajar
secara aktif dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Namun, guru tetap
berperan sebagai fasilitator, memandu, dan mendukung proses belajar peserta
didik. Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif dapat dicapai
melalui keseimbangan antara orientasi pada murid dan peran guru sebagai
fasilitator. Dalam konteks pembelajaran yang efektif, orientasi pada murid
memainkan peran yang sangat penting karena membantu peserta didik untuk
belajar secara aktif dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Namun, guru
tetap berperan sebagai fasilitator, memandu, dan mendukung proses belajar
peserta didik. Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif dapat
dicapai melalui keseimbangan antara orientasi pada murid dan peran guru
sebagai fasilitator.

Dengan demikian, pendidikan di Indonesia idealnya harus berorientasi pada


murid, bukan berpusat pada murid. Guru juga bukan pusat dalam
pembelajaran, melainkan berperan sebagai fasilitator, pengarah, dan
pembimbing dalam pembelajaran atau bisa disebut teacher-directed.

Pendidikan Indonesia sejatinya berpusat pada Pancasila karena Pancasila


adalah dasar, filsafat, identitas, dan panduan hidup berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, pengajar
harus selalu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya belajar tentang materi
pelajaran, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi


lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan
mereka menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan
objek-objek di sekitar mereka. Pembelajaran yang berpusat pada anak
memiliki karakteristik sebagai berikut:
· Prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak
· Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan
· Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya
· Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung
· Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan
· Anak menggunakan otot kasarnya
· Anak menceritakan pengalamannya.

Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak


Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk
melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat
perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).

Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:


· Tahap merencanakan (Planning Time).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan
yang akan mereka lakukan selanjutnya.

· Tahap Bekerja (Work Time).


Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah.
Anak mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
· Tahap Review (Recall).
Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak
pada tahap bekerja.

Anda mungkin juga menyukai