Anda di halaman 1dari 5

Bandung, 17 Mei 2023

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Bandung.
di-.
Jalan Diponegoro nomor 34, Citarum,
Bandung.

Dengan hormat,

PT BUMI REKSA KAIN INDO, beralamat di Jalan Pasanggrahan nomor 35, Kota
Bandung, Jawa Barat, dalam hal ini diwakili oleh Muhammad Fadil Ghifari, S.H.,
M.M., kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Direktur PT. Bumi Reksa Kain Indo,
beralamat di Jalan Pamekar Timur Raya nomor 88, Kota Bandung. Berdasarkan
Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bumi Reksa Kain Indo
Nomor: 02, tanggal 29 Febuari 2020 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan
Annisa Chandra Ramadanti, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Bandung, berdasarkan
Pasal 12 Anggaran Dasar dan telah memperoleh persetujuan dan pengesahan dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
AHU-AH.01.03-0201645 Tanggal 27 April 2020, dalam hal ini berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal 30 November 2020 memberikan Kuasa khusus kepada:
1. Muhammad Arrafi Herlianto, S.H., LL.M.;
Kuasa hukum berkewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat dan Konsultan
Hukum pada Kantor Advokat OHR & Associates, beralamat di jalan Budi Harsono
nomor 89, Kota Bandung, bertindak berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 30
November 2020. Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap KANTOR WILAYAH


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN SUKAI JAWA BARAT, tempat kedudukan di
Jalan Surapati No. 12, Bandung, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;

OBJEK SENGKETA
Bahwa adapaun Objek Sengketa yang diajukan dalam gugatan ini adalah:
1. Surat Penetapan Pabean (SPP) Nomor; SPP-000220/KW.899/SPP/2020,
tanggal 16 Oktober 2020; sebesar Rp44.989.000; ditujukan kepada PT Bumi
Reksa Kain Indo.
2. Surat Penetapan Pabean (SPP) Nomor; SPP-000220/KW.900/SPP/2020,
tanggal 16 Oktober 2020; sebesar Rp185.000.000; ditujukan kepada PT Bumi
Reksa Kain Indo.

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA


1. Bahwa yang dimaksud dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara,
berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara,
yaitu sebagai berikut:
“Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku”;
2. Bahwa, mengenai Pejabat Bea dan Cukai, adalah sebagai berikut;
a. Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 Tentang
KePabean:
“Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas
tertentu berdasarkan Undang-Undang ini.”
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
188/PMK.01/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Intansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 1 Ayat (2)
“Kantor WIlayah dipimpin oleh seoran Kepala Kantor Wilayah.
Pasal 2
“Kantor Wilayah Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis,
pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kePabean dan
cukai dalam wilayah kerja Kantor Wilayah yang bersangkutan
berdasarkan peraturan perundang-perundangan.”
c. Bahwa dengan demikian, Pejabat Bea dan Cukai dalam hal ini Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat adalah pegawai
dalam pemerintahan Indonesia yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang KePabean; oleh karena itu, telah sesuai dengan
ketentuan Pasal 1 angka (8) Undang-Undang Peradilan Tata Usaha
Negara.
d. Bahwa yang dimaksud dengan Keputusan Tata Usaha Negara menurut
Pasal 1 Angka 9 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah seuatu penetapan tertulis yang
dikerluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi
tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat kongkrit, individual,
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum”
e. Bahwa, Surat Penetapan Pabean (SPP) a.n. PT Bumi Reksa Kain Indo
(PENGGUGAT) tanggal 16 Oktober 2020, merupakan keputusan
tertulis yang berisi penetapan tertulis (Beschikking), langsung berlaku
sejak dikeluarkan oleh pejabat yang membuatnya (einmelig); dengan
demikian SPP tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 9
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu bersifat kongkrit,
individual, dan final menimbulkan akibat hukum bagi perorangan atau
badan hukum.

KEPENTINGAN PENGGUGAT
1. Menurut Pasal 53 Ayat 1 Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 yang
merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara. PENGGUGAT merupakan badan perdata yang
kepentinganya merasa dirugikan oleh objek sengketa in casu Surat Penetapan
Pabean (SPP) yang dikeluarkan oleh TERGUGAT pada 16 Oktober 2020.
2. Proses penerbitan objek sengketa in casu mengandung cacat hukum dan
merugikan kepentingan PENGGUGAT dikarenakan Surat Penetapan Pabean
(SPP) yang dikeluarkan oleh TERGUGAT pada tanggal 16 Oktober 2020,
besaranya melebihi modal dasar dan modal ditempatkan PT BUMI REKSA
KAIN INDO sehingga saat ini, PT BUMI REKSA KAIN INDO sedang dalam
masa kepailitan dan penghentian aktivitas usaha karena ada pembatasan
kegiatan karena Covid-19.

POSITA
1. Bahwa, PENGGUGAT adalah perusahaan penerima fasilitas Kmudahan Impor
Tujuan Ekspor Pembebasan (KITE), berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomot; KEP-73/WBC.29/2020 tentang penetapan sebagai
perusahaan KITE pembebasan kepada PT BUMI REKSA KAIN INDO tanggal
15 Januari 2020;
2. Bahwa, perusahaan yang mendapatkan fasilitas KITE menurut Peraturan
Menteri Keuangan Nomor PMK/160/PMK.04/2018 tentang pembebasan Bea
Masuk dan tidak dipungut pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan
nilai dan pajak penjualan atas barang mewah atas impor barang dan bahan
untuk diolah, dirakir, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan ekspor.
3. Bahwa, aktivitas usaha PENGGUGAT sebagaimana dimaksud berupa produksi
industri barang jadi tekstil (Konveksi) dari tekstil.
4. Bahwa, terjadi pencacahan kain berjumlah 3400 rol dan 5400 rol oleh
TERGUGAT pada 3 Oktober 2020, yang mendasari penerbitan Surat
Penetapan Pabean (SPP) Nomor; SPP-000220/KW.900/SPP/2020, tanggal 16
Oktober 2020; sebesar Rp185.000.000 dan Surat Penetapan Pabean (SPP)
Nomor; SPP-000220/KW.899/SPP/2020, tanggal 16 Oktober 2020; sebesar
Rp44.989.000
5. Bahwa, Dalam pencacahan tersebut tidak semua kain merupakan produk
peneriman fasilitas KITE sehingga dalam penerbitanya, TERGUGAT
melanggar asas kecermatan menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Administrasi Pemerintahan.

PERMOHONAN PENUNDAAN
1. Bahwa, Surat Penetapan Pabean (SPP) a.n PT Bumi Reksa Kain Indo, Tanggal
16 Oktober 2020 mulai berlaku sejak tanggal diterbitkanya, dan akan jatuh
tempo pada 15 Desember 2020 sehingga terdapat keadaan mendesak bagi
PENGGUGAT karena aktivitas usaha PENGGUGAT terhenti.
2. Bahwa, jika objek sengketa tetap dilaksanakan oleh PENGGUGAT maka
kelangsungan usaha PENGGUGAT dapat terdampak dan mengakibatkan PT
BUMI REKSA KAIN INDO dalam kepailitan.
3. Bahwa, fakta-fakta di atas telah memenuhi ketentuan Pasal 67 Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara:
(1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakanya Keputusan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negarayang digugat;
(2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan
Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
(3) Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dapat
diajukan sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu
dari sengketanya;
(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2):
(a) dapat dikabulkan apabila terdapat keadaan yang sangat
mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat sangat
dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
tetap dilaksanakan;
(b) tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam
rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakanya keputusan
tersebut.

PETITUM/TUNTUTAN
Premair
Dalam Penundaan:
1. Mengabulkan permohonan penundaan yang diajukan PENGGUGAT;
2. Memerintahkan kepada TERGUGAT untuk menunda dan menangguhkan Surat
Penetapan Pabean (SPP) atas nama PT BUMI REKSA KAIN INDO tanggal 16
Oktober 2020 selama pemeriksaan a quo berjalan, sampai ada putusan berkekuatan
hukum tetap.

Dalam Pokok Perkara:


1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Penetapan Pabean (SPP) Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Kantor Wilayah Jawa Barat atas nama PT BUMI REKSA KAIN INDO
tanggal 16 Oktober 2020;
3. Memerintahkan TERGUGAT untuk membatalkan dan/atau menvabut seluruh Surat
Penetapan Pabean (SPP):
a. Surat Penetapan Pabean (SPP) Nomor; SPP-000220/KW.899/SPP/2020,
tanggal 16 Oktober 2020; sebesar Rp44.989.000; ditujukan kepada PT Bumi
Reksa Kain Indo.
b. Surat Penetapan Pabean (SPP) Nomor; SPP-000220/KW.900/SPP/2020,
tanggal 16 Oktober 2020; sebesar Rp185.000.000; ditujukan kepada PT Bumi
Reksa Kain Indo.
4. Menghukum TERGUGAT membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
Subsidair
Dalam peradilan yang baikm yang merupakan cita-cita pencari keadilan, yang
didasarkan azas kepatuhan dan pekantasan, maka apabila Keua Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung cq. Majelis Hakim yang memeriksa , memutus, dan mengadili perkara a quo
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aqequo et bono)

Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat,

Muhammad Arrafi Herlianto, S.H.,L.LM.

Anda mungkin juga menyukai