Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Adam

NPM : 2313061586

Kelas : PGSD A Metro

Mata kuliah : Perencanaan dan pengembangan Kurikulum

Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat signifikan, sehingga apabila
kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung atau rumah yang tidak menggunakan
landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan yang kencang,
bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula dengan halnya kurikulum, apabila tidak
memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang
menjadi taruhannya adalah manusia sebagai peserta didik yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri.
Landasan-landasan Kurikulum:

1. Landasan Psikologis

Nilai-nilai asasi (fitrah) anak. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar- individu, yaitu antara
peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang, benda dan tumbuhan karena salah satunya
yaitu kondisi psikologis yang dimilikinya. Benda dan tanaman tidak mempunyai aspek psikologis.
Sedangkan binatang tidak memiliki taraf psikologis yang lebih tinggi dibanding manusia yang juga
memiliki akal sebagai titik pembeda di antara keduanya. Kondisi psikologis merupakan “karakteristik
psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam
interaksi dengan lingkungan”. Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari
psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta
bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting
diperhatikan dan besar kaitannya dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan
psikologi belajar.

2. Landasan Sosiologis

Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang berlaku di masyarakat. Landasan sosiologis kurikulum adalah
asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Mengapa kurikulum harus berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari
masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan
masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan
masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam
melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan
dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut. Sosiologi dalam
pembahasannya mencakup secara garis besar akan perkembagan masyarakat dan budaya yang ada
pada setiap ragam masyarakat yang da di Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya
masyarakat yang ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga harus
menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi objek pendidikan dan penerima dari hasil
pendidikan tersebut. Tidak bisa kita menggunakan kurikulum pendidikan untuk orang – orang
pedalaman untuk diajarkan kepada orang-orang maju seperti di kota dan pendidikan luar wilayah
tersebut yang lebih maju.

3. Landasan Historis

Landasan historis pengembangan kurikulum mengacu pada berbagai pengalaman sejarah yang
berpengaruh terhadap kurikulum yang dikembangkan. Pengkajian tentang landasan historis akan
memberikan pemahaman yang lebih jelas dan utuh tentang kurikulum, baik pada dimensi masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Dengan landasan historis tersebut pengembang kurikulum akan dapat
menghindari kesalahan yang permah terjadi pada masa lampau dan dapat memberi pemahaman
tentang hal-hal futuristik yang harus diakomodasi dalam pengembangan kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai