Anda di halaman 1dari 50

TAUHID

1
MENGESAKAN ALLAH
M AH
Ilmu Tauhid adalah ilmu untuk mengetahui aqidah-
aqidah Agama Islam dengan dalil-dalil yang kuat dari Al-
Qur’an.

Segala sesuatu dibagi menjadi 3 bagian:


1. Wajib, artinya : sesuatu yang secara akal pasti ada dan
mustahil tidak ada, seperti keberadaan Allah.
2. Mustahil, artinya : sesuatu secara akal pasti tidak ada dan
mustahil ada, seperti keberadaan sekutu bagi Allah.
3. Jaiz, artinya : sesuatu yang secara akal bisa ada dan bisa
pula tidak ada, seperti keberadaan manusia.

Setiap manusia wajib mengetahui 50 sifat Allah dan


Rosulnya dengan perincian sebagai berikut :
x 20 sifat wajib bagi Allah
x 20 sifat mustahil bagi Allah.
x 4 sifat wajib bagi Rosul.
x 4 sifat wajib bagi Rosul
x 1 sifat jaiz bagi Allah.
x 1 sifat jaiz bagi Rosul

Sifat wajib Allah artinya : Allah SWT pasti bersifat dengan


segala kesempurnaan karena Dia adalah dzat yang Maha
dahulu tanpa ada permulaan dan Maha akhir tanpa batas
penghujung.
Sifat wajib Allah secara terperinci ada 20 sebagai berikut:
1. Wujud (ada) artinya : Allah selamanya ada, tidak pernah
mengalami ketiadaan sesaat pun sejak zaman dahulu (azali)

2
untuk seterusnya. Berbeda dengan makhluk, pernah ada dan
pernah tidak ada.
2. Qidam (dahulu) artinya keberadaan Allah tanpa
permulaan dan tidak diawali proses penciptaan.
3. Baqa’ (kekal) artinya : tidak ada batas akhir bagi Allah.
4. Mukholafah lil Hawadits (berbeda dengan makhluk)
artinya : dzat, sifat dan perbuatan Allah serta pekerjaannya
berbeda dengan mahluk.
5. Qiyamuhu Binafsih (berdiri sendiri) artinya : Allah SWT
tidak membutuhkan mahluk secara mutlak, demikian pula
tidak membutuhkan tempat serta pencipta, segala sesuatu
butuh pada-Nya.
6. Wahdaniyah (esa) artinya : Allah SWT adalah Tuhan
yang satu dalam dzat, sifat dan perbuatan-Nya.
7. Qudroh (kuasa) artinya : Allah SWT menciptakan dan
meniadakan segala sesuatu dengan kehendak-Nya (Irodah)
dan pengetahuan-Nya (ilmu)
8. Irodah (berkehendak) artinya : Allah SWT berkehendak
atas segala sesuatu, baik dalam menciptakan, meniadakan,
waktu, tempat, arah, dan sifat. Sehingga segala yang terjadi di
bumi dan di langit hanyalah pasti sesuai dengan ketetapan
dan kehendak-Nya.
9. Ilmu (pengetahuan) artinya : Allah mengetahui segala
sesuatu dengan tanpa didahului oleh ketidak-tahuan.
10. Hayah (hidup) artinya : Kehidupan Allah abadi tanpa
perantara, berbeda dengan kehidupan kita yang ada dengan
perantara ruh.
11. Sama’ (mendengar) artinya : Allah bisa mendengar
segala sesuatu dengan jelas tanpa memerlukan alat
pendengaran apapun.
12. Bashor (melihat) artinya : Allah bisa melihat segala
sesuatu dengan jelas tanpa memerlukan alat penglihatan
apapun, dapat melihat benda sekecil apapun sekalipun itu

3
berupa semut hitam di atas batu hitam dalam kegelapan
malam, bahkan Dia juga dapat mendengar langkah kaki
semut tersebut.
13. Kalam (berfirman) artinya : Allah berfirman dengan
tanpa huruf, suara, lidah, bibir mulut dan tenggorokan (tidak
berbahasa dengan bahasa mahluk)
14. Qodiron (Allah Maha mampu)
15. Muridan (Allah Maha berkehendak)
16. Aliman (Allah maha mengetahui)
17. Hayan (Allah Maha hidup)
18. Sami’an (Allah Maha mendengar)
19. Bashiron (Allah maha melihat)
20. Mutakalliman (Allah Maha berfirman)

Sifat Mustahil bagi Allah artinya : segala sifat kekurangan


yang tidak mungkin dimiliki Tuhan, seperti: mati, lemah,
bodoh, dan lain-lain.

Sifat Mustahil bagi Allah secara terperinci ada 20 sifat


sebagai berikut :
1. ‘Adam (tidak ada)
2. Hudust (baru)
3. Fana (binasa)
4. Mumatsalah lil hawadist (sama dengan mahluk)
5. Ihtiyajuhu ta’ala lighoirihi (butuh pada mahluk)
6. Ta’addud (berbilang/lebih dari satu)
7. Ajz (lemah/tidak mampu)
8. Karohah (terpaksa)
9. Jahl (bodoh)

4
10. Maut (mati)
11. Shomam (tuli)
12. Umyun (buta)
13. Bukmun (bisu)
14. ‘Ajizan (bersifat lemah/tidak mampu)
15. Karihan (bersifat terpaksa)
16. Jahilan (bersifat bodoh)
17. Mayitan (bersifat mati)
18. Ashom (bersifat tuli)
19. A’ma (bersifat buta)
20. Abkam (bersifat bisu)

Sifat Jaiz bagi Allah adalah : Allah melakukan atau


meninggalkan segala perkara yang mungkin terjadi sesuai
dengan kehendak-Nya.

Sifat Wajib bagi Rasul ada 4 yaitu :


1. Shidq (jujur) artinya : perkataan yang diucapkan oleh
Rasul pasti benar adanya, dan segala yang disampaikannya
benar-benar dari Tuhannya.
2. Amanah (dapat dipercaya) artinya : para Rasul terjaga
secara lahir dan batin dari perbuatan haram, makruh, dan
segala perkara yang kurang baik.
3. Tabligh (menyampaikan) artinya : para Rasul selalu
menyampaikan pada umatnya segala hal dari syariat dan
hukum-hukum agama sebagaimana Allah perintahkan.
4. Fathonah (cerdas) artinya : para Rasul memilki kecerdasan
dan ketangkasan melebihi batas kemampuan manusia biasa
untuk mengalahkan orang-orang kafir sebagai bukti akan

5
kebenaran ketuhanan Allah dan menggagalkan pengakuan-
pengakuan mereka.

Sifat Mustahil bagi Rasul ada 4 yaitu :


1. Kidzb (berbohong)
2. Khiyanah (ingkar janji)
3. Kitman (tidak menyampaikan risalah)
4. Baladah (bodoh)

Sifat Jaiz bagi Rasul artinya: sifat-sifat manusiawi pada


umumnya dengan tanpa mengurangi derajat kenabian yang
mulia seperti makan, minum, sakit ringan, berjalan di pasar,
menikah dan lain lain.
Rasul adalah seorang lelaki merdeka yang mendapatkan
wahyu dari Allah dan diperintahkan untuk menyampaikannya
kepada umat manusia.
Nabi adalah seorang lelaki merdeka yang mendapatkan
wahyu dari Allah tetapi tidak diperintahkan untuk
menyampaikannya pada umat manusia.
Sebagian ulama’ menyatakan jumlah para nabi adalah
124.000 dan jumlah para rasul adalah 313 rasul.
Adapun jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh
setiap muslim ada 25 yaitu:
1. Adam 13 Syu’aib
2. Idris 14 Harun
3. Nuh 15 Musa
4. Hud 16 Ilyasa’
5. Sholeh 17 Dzulkifli
6. Ibrohim 18 Daud
7. Lut 19 Sulaiman

6

8. Ismail 21 Yunus
9. Ishaq 22 Zakariya
10. Ya'kub 23 Yahya
11. Yusuf 24 Isa
12. Ayyub 25 Muhammad SAW

Malaikat adalah mahluk Allah yang tercipta dari


cahaya, terbebas dari segala sifat jasmani dan dapat
berubah-ubah wujud dengan wujud.
Jumlah Malaikat Allah sangat banyak, hanya Allah
yang tahu jumlahnya. Namun setiap muslim wajib
mengetahui 10 malaikat yaitu :

1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu


2. Mikail bertugas membagikan rizki dan
menurunkan hujan
3. Isrofil bertugas meniup sangkakala
4. Izroil bertugas mencabut nyawa
5. Munkar bertugas menanyai mayit di dalam kubur
6. Nakir bertugas menanyai mayit di dalam kubur
7. Roqib bertugas menulis amal perbuatan baik
8. Atid bertugas menulis amal perbguatan buruk
9. Malik bertugas menjaga neraka
10. Ridwan bertugas menjaga surga

Kitab-kitab Allah adalah kalam-kalam Allah yang dahulu


(azali), berada bersama dzat-Nya, yang tidak berbentuk huruf
atau suara. Segala yang terkandung di dalamnya adalah haq
(benar).

7
Allah SWT telah menurunkan 104 kitab, dengan perincian
sebagai berikut :
1. 50 kitab diturunkan kepada Nabi Syits
2. 30 kitab diturunkan kepada Nabi Idris
3. 10 kitab diturunkan kepada Nabi Adam
4. 10 kitab diturunkan kepada Nabi Ibrohim
5. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa
6. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa
7. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
8. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

8
FIQIH

9
WUDHU
CUCI MUKA BERPAHALA
C A
™ Wudhu’.
Arti bahasa (etimologi) : Terang, bercahaya.
Arti terminologi syara’ (fiqh) : Membasuh anggota badan
tertentu dengan cara-cara tertentu.

™ Syarat-syarat wudhu’ ada sepulun:

1. Islam
Tidak sah wudhu’ orang kafir walaupun setelah
berwudhu’ masuk Islam.

2. Tamyiz
Ada beberapa pendapat mengenai batasan usia
tamyiz:
Pertama, dapat mengerti perkataan orang dan bisa
menjawab.
Kedua, mampu makan, minum dan beristinjak sendiri.
Ketiga, bisa membedakan antara yang kanan dan yang
kiri.
Keempat, bisa membedakan antara kurma dan bara
api.
Wudhu’ seorang anak yang belum tamyiz hukumnya
tidak sah, kecuali wudhu untuk melakukan thawaf, para
ulama’ menyatakan sah karena hajinya pun dihukumi sah.

3. Bersih dari haid dan nifas


Tidak sah wudhu’ perempuan yang sedang
mengalami haid dan nifas, karena keduanya adalah
hadats yang terus-menerus. Sebagaimana tidak sah orang

10
yang berwudhu’ sambil buang air kecil atau buang air
besar .

4. Bersih dari segala sesuatu yang menghalangi


masuknya air ke kulit, seperti: cat, minyak yang
membeku dan lain-lain. Permukaan kulit pada anggota
wudhu’ harus terkena air wudhu’.
Jika yang menghalangi adalah kotoran kuku yang
berasal dari keringat, maka wudhunya tetap sah. Namun,
jika kotoran kuku tersebut berasal dari benda lain maka
tidak sah wudhunya kecuali jika kotoran tersebut sulit
dihilangkan.
Minyak cair tidak termasuk hal yang dapat
mengalangi air, sebab minyak pasti akan berada di atas
air. Sedangkan gumpalan debu yang menempel di kulit
termasuk penghalang air jika bisa dihilangkan. Namun
jika sudah menyatu dengan kulit (sulit dihilangkan), maka
dimaafkan.

5. Bersihnya anggota wudhu dari sesuatu yang bisa


merubah sifat air (kemutlakan air) seperti tinta, zat
pewarna dan lain-lain.

6. Mengetahui bahwa wudhu hukumnya wajib


Artinya meyakini bahwa wudhu’ hukumnya wajib.
Jika ia berwudhu dengan meragukan wajibnya wudhu
atau berkeyakinan bahwa wudhu hukumnya sunnah
maka wudhunya tidak sah.

7. Tidak meyakini salah satu dari rukun-rukun wudhu


hukumnya sunnah.
Perbuatan dalam wudhu ada yang hukumnya wajib
dilakukan (Fardhu) dan ada pula yang hukumnya sunnah.
Jika seorang berwudhu dengan menganggap semua
perbuatan yang ada dalam wudhu hukumnya wajib

11
(fardhu), maka wudhunya tetap sah. Tetapi jika
beranggapan semua perbuartan yang ada dalam wudhu
hukumnya sunnah atau menganggap salah satu daripada
kewajiban wudhu hukumya sunnah maka wudhunya
tidak sah.
Jika ia berwudhu tanpa bisa membedakan mana
yang wajib (fardhu) dan mana yang sunnah, tetapi tetap
meyakini bahwa di antara perbuatan wudhu ada yang
hukumnya wajib, maka wudhunya tetap sah.
8. Air yang digunakan hukumnya suci dan mensucikan.
Air suci dan mensucikan adalah air yang tidak terikat
dengan nama tertentu seterusnya (air mutlak) dengan
sifat aslinya (yang bersumber dari bumi atau turun dari
langit dan belum berubah sifatnya).
Contoh : air sungai, ikatan dengan sungai hanya
sementara, jika air sungai dimasukkan dalam botol, maka
ikatan sungai hilang. Berbeda dengan air kelapa,
sekalipun dipindah ke dalam botol, maka ikatan kelapa
tidak hilang artinya tetap dinamakan air kelapa.
Dengan sifat aslinya maksudnya walaupun air itu
terasa asin seperti air laut, atau baunya tidak sedap, atau
keruh, maka tidak menjadi masalah, jika itu memang sifat
asal air itu.

9. Berkesinambungan dalam mengerjakan rukun-rukun


wudhu khusus bagi orang yang terus menerus
berhadats.
Apabila seorang memiliki penyakit selalu
mengeluarkan air seni tanpa berhenti, atau
mengeluarkan darah istihadhoh tanpa berhenti maka ia
digolongkan sebagai seorang yang terus menerus
berhadats. Wudhunya harus dilakukan secara
berkesinambungan.
Berkesinambungan artinya melakukan semua rukun-
rukun wudhu satu per satu dengan bersambung tanpa
jeda. Sekiranya anggota wudhu yang kedua dibasuh

12
sebelum anggota tubuh yang pertama mengering. Ia
juga harus segera melakukan shalat setelah berwudhu,
tidak boleh dijeda kecuali untuk melakukan kemashalatan
shalat seperti menunggu berjama’ah, adzan, iqomah,
menutup aurat, dan lain-lain.
Adapun orang yang sehat, maka tidak wajib baginya
untuk berkesinambungan dalam mengerjakan rukun-
rukun wudhu, tapi sunah.

10. Masuknya waktu bagi orang terus menerus


berhadats.
Wudhu bagi orang yang terus menerus berhadats
digolongkan sebagai wudhu karena darurat (terdesak).
Sebelum masuk waktu shalat, tidak ada keadaan yang
darurat (mendesak) untuk berwudhu sebab belum ada
kewajiban shalat. Setelah masuk waktu barulah ia
terdesak untuk melakukan wudhu karena telah
diwajibkan shalat.

™ Rukun-rukun wudhu’ ada enam:


1. Niat.
Nabi SAW bersabda,
Ē Q T P T Ē
1R ¸āǽSR ¸Rº F¸öP ȭĄ. ¸öP ȫ,R
Sesungguhnya sahnya amal ibadah tergantung pada niat.
Dari hadits ini Imam Syafi’i berpendapat bahwa niat
merupakan rukun untuk setiap amal ibadah termasuk
wudhu’.
Niat artinya bertujuan terhadap hal tertentu.
Macam-macam niat berwudhu’: menghilangkan hadats
kecil, mengerjakan wudhu’, bersuci yang wajib, bersuci
untuk shalat atau agar diperbolehkan melakukan hal-hal
yang dilarang dalam keadaan berhadats.

13
Khusus bagi orang yang terus menerus berhadast
seperti orang yang berpenyakit beser (kencing yang tak
kunjung berhenti) atau perempuan mustahadloh (darah
yang bukan haid dan nifas), ia berniat : bersuci agar
diperbolehkan melakukan shalat.
Niat wudhu dilakukan saat pertama kali membasuh
muka. Niat tempatnya di hati, adapun mengucapkan niat
hukumnya sunnah. Jadi jika ia menghadirkan niat di hati
tanpa melafadzkan maka wudhunya sah, jika ia
menghadirkan niat di hati dan juga melafadzkan itu lebih
baik, yang tidak sah adalah jika ia tidak menghadirkan
niat di hati saat membasuh wajah.

2. Membasuh muka.


Allah SWT berfirman,
Q P T Q T Ē ƤP , ôT Q¿BBöT ȰQ .7P , T .ýBBQùõ)
P ÷B Ē PēP P
ôT ȲûýBBÄQ JQ .ýóBBÒR æ¸é 0R ĉBBØɎ. R R
P BĀȆ.
R ¸BBüȬɆ ¸BBĀ
PT P T P T Q P Q T PP T Q Q T Q P T PT P T Q P TP
ǐ R »äðò. Ƥ,R ôȲóÄ8*J ôȲÑJ R +ÎQ Rº .ýÈÒɏ.JP ëR éR .ÎP öɎ. Ƥ,R ôȲĀÌR Ā*JP
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (QS Al-
Maidah: 6)
Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan empat rukun
wudhu’, yaitu membasuh wajah dan tiga rukun
setelahnya.
Batas wajah : panjang antara tempat tumbuhnya
rambut sampai dagu, lebar antara kedua telinga.
Seluruh kulit wajah beserta bulu yang tumbuh di
atasnya (tebal maupun tipis) harus terkena air wudlu’,
kecuali jenggot dan cambang yang lebat (tidak tampak
kulit jenggot, cambang dari jarak 3 hasta/± 1,5 m), cukup
meratakan air pada permukaannya saja.
3. Membasuh kedua tangan beserta siku-siku dan segala
yang tumbuh padanya.

14
Kotoran kuku tangan jika berasal dari keringat, tidak
harus dihilangkan, akan tetapi jika dari yang lainnya,
maka harus dibersihkan karena menghalangi masuknya
air.
4. Mengusap kulit kepala atau rambut yang tumbuh di
batas kepala.
Adapun mengusap rambut yang keluar dari batas
kepala tidak sah, seperti wanita berambut panjang yang
mengusap ujung rambutnya saja.
Jika tangan yang basah ditaruh di atas kopyah
(penutup kepala) dan air meresap sampai kulit kepala,
dinyatakan sah, walaupun tidak bertujuan membasuh
kepala menurut pendapat Imam Ahmad bin Hajar.
5. Membasuh kedua kaki beserta mata kaki dan segala
yang tumbuh padanya bahkan sela-sela telapak kaki
yang pecah-pecah.
Kotoran pada bagian kaki yang pecah-pecah juga
harus dibersihkan selama tidak masuk ke daging (jika
mudah dibersihkan).

6. Tertib atau berurutan.


Para sahabat ketika bingung dalam memulai sa’i dari
Shafa atau Marwahkah ? maka Nabi SAW bersabda :
Q P*ÌP Pº ¸öP º .J+Q ÌP T º.
úR Rº ¯. R
“Dahulukanlah dengan apa yang telah Allah SWT
dahulukan (penyebutannya).”
Meskipun hadits di atas berkaitan dengan sa’i,
namun menurut Imam Syafi’i hadits ini juga menunjukkan
kewajiban tertib dalam ibadah lainnya, termasuk wudhu’.
Orang yang mendahulukan membasuh tangan
daripada wajah, maka basuhan tangan tidak sah. Yang
terhitung dalam wudhu’ hanya wajahnya.

15
™ Sunnah-sunnah wudhu’.
Banyak sekali, diantaranya:
x Memakai siwak.
Bersiwak disunnahkan dalam setiap keadaan, terutama
ketika berwudhu’, hendak shalat, membaca al-Qur’an/hadits,
berdzikir, gigi menguning, masuk rumah, bangun tidur,
hendak tidur dan mulut berbau.
Ulama’ menerangkan lebih dari tujuh puluh faedah
memakai siwak, yang terpenting adalah membuat Allah SWT
ridlo, membersihkan mulut dan menjauhkan setan.
Bersiwak dapat memakai segala yang kasar, namun yang
afdhol adalah dengan kayu arak.

™ Cara memakai siwak


Pertama siwak ditaruh di bagian tengah depan gigi
kemudian dijalankan ke arah kanan atas, lalu diturunkan ke
gigi bawah dan dijalankan kembali ke tengah gigi depan,
kemudian dijalankan ke arah kiri atas, setelah itu diturunkan
ke gigi bawah dan dijalankan lagi ke tengah gigi depan,
seperti angka delapan melintang ( ). Demikian dilakukan
sampai tiga kali.

x Membaca basmalah.
Dilakukan saat membasuh telapak tangan sambil niat
mengerjakan sunnah-sunnah wudhu. Jika lupa membaca
basmalah di awal wudhu’ tetap disunnahkan membacanya di
pertengahan wudhu’.

x Berkumur
Artinya memasukkan air ke mulut walaupun tanpa
dikeluarkan kembali atau tanpa dikocok di mulut. Yang lebih
utama adalah dengan dikumurkan di mulut dan dikeluarkan.
x Istinsyaq (memasukkan air ke hidung).
Berkumur dan istinsyaq paling utamanya dilakukan
sekaligus dengan sekali pengambilan air diulangi hingga tiga
kali.

16
x Memulai membasuh wajah dari bagian atas wajah.
x Memperpanjang ghurroh dan tahjil.
Ghurrah adalah melebihkan basuhan dari batas wajah
sedangkan tahjil adalah melebihkan dari batas tangan dan
kaki.
Ghurroh dan tahjil dengan membasuh sedikit melebihi
batas wajah, tangan dan kaki untuk memastikan semuanya
terbasuh dengan sempurna adalah wajib hukumnya.
Adapun membasuh lebih dari sekedarnya, seperti
membasuh kepala sampai ke ubun-ubun dan leher bawah,
membasuh tanngan sampai ke bagian lengan atas,
membasuh kaki sampai ke lutut, maka hukumnya tidak wajib,
melainkan sunnah.
x Mengusap seluruh kepala.
x Mengusap telinga.
Bagian dalam dan luar telinga dengan air baru (bukan air
bekas mengusap kepala).
x Mendahulukan kanan daripada kiri ketika membasuh
tangan dan kaki.
x Mengulangi basuhan dan usapan sebanyak tiga kali.
Jika melebihi tiga kali maka dihukumi makruh apabila air
yang digunakan adalah milik pribadi dan haram jika
menggunakan air wakaf.
x Menggosok-gosok anggota badan yang dibasuh.
x Menyela-nyelai jemari tangan dengan tasybik
(memasukkan jemari tangan yang satu ke sela-sela jemari
tangan lainnya) dan menyela-nyelai jemari kaki dengan
menggunakan jari kelingking tangan kiri, dimulai dari
kelingking kaki kanan sampai kelingking kaki kiri.
x Membaca do’a setelah wudhu’ sambil mengangkat
tangan dan menghadap kiblat
Nabi SAW bersabda,

17
Q P îBBɋ
P P P Q P T P QĒ Ē PP P T P Q P T P P P P P Ē PP T P
Ȅ R Ĉ IÌBBÇJ ȥ . Ĉ, Ȅ, Ĉ H* ÌüBBÔ* : F¸BBíȯ ²BBÚý¾ ÷BBõ
Ǫ
P Ȩ.ýBBĒ Ē T T P T Ē QĒ QQ Q P P Q Q T P M Ē PQ Ē P Q P T P
ǐ R ǻ. ÷BBõR ũBBR óäÄ. ôBBüóɎ.P ȄýBBÑ8J IÌBB»ȭ .ÌBBöŅ H* ÌüBBÔ*P
Q Q T P Q P PĒ Ē T Q P T QP T P Q P ĕ P P QT T TP T P
ñÊÌBĀ ¼BāȫR ¸öǼ. ¼R BùPĿ. /. ýBº* Ȅ ½BÈ¿R é ÷ɋÎBR ü Þ¿ö Ɏ. ÷ õ
R ũR óäP Ä.J
P
P Ô ¸üP SĀɆ ÷T õR
(¸ R
Barangsiapa berwudhu’ kemudian berdo’a: “Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah SWT Yang Maha
Esa, tidak ada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya, Ya Allah
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci”.
Maka dibukakan untuknya delapan pintu sorga, dia bisa
masuk dari pintu mana pun sekehendaknya.
Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda,
Ē PP P T P Q P T P P T P P Ē QĒ P P P T Q P P Ē Q P Ē PP T P
Ĉ, Ȅ, Ĉ H* ÌüBBÔ* EÌR BöįR J ôBBüóɎ. îø¸È»BÑ : F¸Bì ôBBȪ ²BÚý¾ ÷Bõ
P P Q Ē Q ĐP
T BóPé âPº¸BBÞP º âB
ôB P Q P TP Q QPP Q TP T P P TP
O R B»R Ý ôBBȪ D8 ƗR ¹BB¿R ï îBBǾ, /ýBB¾*J EÎêR ç¿BBÑ* ½BBø*
P T T Ē P Q
.¼R õP ¸āíR ò. RGýT PĀ Ƥ
P ,ǭ
R ȲĀ
Barangsiapa yang berwudhu’ kemudian berdo’a:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan segala pujian
padaMu aku bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Engkau
aku meminta ampun kepadaMu dan aku bertaubat
kepadaMu.” Maka akan dicatat dalam kertas (oleh
malaikat) kemudian dicap dengan stempel dan tidak akan
hancur catatan itu sampai hari kiamat.

™ Perkara yang membatalkan wudhu’ ada empat :.


1. Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur kecuali mani
(sperma).
Baik yang keluar adalah hal yang biasa seperti air
seni, kotoran, angin atau yang keluar adalah hal yang
jarang seperti cacing, darah dan batu.

18
2. Hilangnya kesadaran kecuali tidur dalam posisi duduk
dengan tetap menempelkan pantatnya pada tempat
duduk hingga bangun dan tidur atau pingsannya para
nabi karena hati mereka tetap terjaga.

3. Saling bersentuhan antara kulit lelaki dan perempuan


yang dewasa dan bukan mahram tanpa penghalang.
Maksud dewasa di sini adalah sudah mencapai batas
syahwat meskipun belum baligh (sudah disukai lawan
jenis yang normal).
Termasuk kategori kulit: lidah, gusi, biji mata, tulang
yang nampak menurut pendapat Imam Ibn Hajar.
Adapun gigi, kuku dan rambut bukan termasuk kulit.
Penyentuh dan yang disentuh sama-sama dinyatakan
batal kecuali orang yang mati, maka hanya penyentuh
yang batal, bukan si mayit.

4. Menyentuh qubul (batang dzakar bagi laki-laki dan dua


bibir Mrs. V (bagi perempuan) atau lubang dubur
manusia dengan telapak tangan atau telapak jari-jari
tangan tanpa penghalang.

19
DO’A SEORANG MUSLIM
DO IM
™ Definisi shalat.
Arti bahasa:
Do’a baik.
Arti dalam istilah syara’ (figh):
Bacaan dan gerakan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam.
Keterangan:
Ada shalat berupa bacaan tanpa gerakan yaitu shalat
jenazah, shalatnya orang lumpuh dan shalatnya orang
yang seluruh tubuhnya terbelenggu, ada pula shalat
berupa gerakan tanpa bacaan yaitu shalatnya orang bisu.

™ Waktu-waktu shalat wajib.


i. Shubuh : Dimulai dari terbitnya fajar
shodiq dan berakhir dengan
terbitnya matahari.
ii. Dhuhur : Dimulai dari bergesernya
matahari ke arah barat dan
berakhir ketika bayangan benda
sama dengan bendanya, tidak
termasuk bayangan istiwa’
(bayangan benda tegak saat
matahari tepat berada di tengah-
tengah).
iii. Asar : Dimulai ketika bayangan benda
lebih dari bendanya sedikit dan
berakhir dengan terbenamnya
matahari.
iv. Maghrib : Dimulai saat matahari terbenam
seluruhnya dan berakhir dengan
lenyapnya awan merah.

20
v. Isya’ : Dimulai setelah lenyapnya awan
merah dan berakhir dengan
terbitnya fajar shodiq.

™ Syarat-syarat shalat ada delapan :


1. Suci dari hadats (kecil dan besar)
Hadats kecil ialah perkara yang mewajibkan wudhu’,
Hadats besar ialah perkara yang mewajibkan mandi.
Bagi yang berhalangan memakai air untuk
berwudhu’ ia wajib bertayammum dengan debu dengan
niat agar diperbolehkan shalat. Bagi yang tidak
mendapatkan air dan debu, maka dia tetap wajib
melakukan shalat untuk menghormati waktu dan wajib
mengulang shalat tersebut jika telah menemukan air atau
debu.
2. Suci dari najis pada pakaian yang menempel ketika
shalat, juga badan dan tempat shalat (daerah shalat yang
tersentuh badan dan pakaian).
3. Menutup aurat dengan benda yang menutupi warna
kulit sekalipun ketat.
Aurat laki-laki dalam shalat yaitu antara lutut dan
pusar.
Aurat perempuan dalam shalat yaitu seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan.

4. Menghadap kiblat (ka’bah).


5. Masuknya waktu dengan yakin atau dengan ijtihad.
6. Mengetahui bahwa shalat (lima waktu) hukumnya
wajib.
Tidak sah shalat orang yang tidak mengerti atau
ragu-ragu akan wajibnya shalatnya.

21
7. Tidak meyakini salah satu dari rukun-rukun shalat
hukumnya sunnah.
Apabila ia meyakini di antara pekerjaan-pekerjaan
shalat ada yang fardlu dan ada yang sunnah, dan tidak
bisa membedakannya, maka shalatnya sah.

8. Menghindari perkara yang membatalkan shalat.

™ Rukun-rukun shalat ada 17 :

1. Niat dalam hati

2. Takbiratul ihram


Yaitu takbir yang mengharamkan hal-hal yang
sebelumnya halal seperti makan, minum, bicara dan
sebagainya.
Lafd takbiratul ihram adalah Allahu Akbar. Bagi yang
tidak mampu melafdkannya boleh dengan
terjemahannya, namun tetap wajib belajar untuk
melafadzkannya.

3. Berdiri bagi yang mampu untuk shalat wajib (lima


waktu, shalat sunnah yang dinadzari, shalat janazah)
Adapun shalat sunnah boleh dikerjakan dengan
duduk atau berbaring miring sekalipun mampu berdiri.
Namun pahala duduk separuh pahala berdiri dan pahala
berbaring separuh pahala duduk.
Bagi yang tidak mampu berdiri dalam shalat wajib,
maka tetap wajib shalat dengan duduk. Jika tidak mampu
duduk, maka tetap wajib shalat dengan berbaring miring.
Jika tidak mampu berbaring miring, maka tetap wajib
shalat dengan terlentang (menghadapkan telapak kaki ke
arah kiblat dengan mengangkat sedikit kepala dengan
bantal), untuk ruku’ dan sujudnya cukup dengan gerakan
mata. Jika tidak mampu menggerakkan mata, maka shalat
dengan hati (membayangkan gerakan shalat berdiri,
membaca fatihah, ruku’ dan seterusnya dalam hati).

22
4. Membaca Surat Al-Fatihah bagi imam, makmum atau
orang shalat sendiri, kecuali makmum masbuq
(makmum yang tidak punya waktu untuk membaca
Fatihah lengkap bersama imam).
Jika makmum mendapati imam sedang berdiri, maka
wajib membaca Fatihah sebelum imam ruku’, setelah
imam ruku’, makmum masbuq harus ruku’ mengikuti
imam dan tidak meneruskan bacaan Fatihahnya.
Bagi yang tidak mampu membaca Surat al-Fatihah,
mengganti dengan tujuh ayat lain dari al-Qur’an yang
huruf-hurufnya berjumlah sama atau melebihi huruf-
huruf al Fatihah.
Bagi yang tidak bisa membaca al-Qur’an, maka
membaca tujuh macam dzikir yang jumlah hurufnya
sama atau melebihi huruf al-Fatihah. Bila sama sekali
tidak bisa membaca, maka diam seukuran bacaan fatihah.

5. Ruku’ yaitu merunduk sekiranya telapak tangan sampai


ke lutut tanpa tujuan lain. Dalam ruku' dilarang inkhinas
(merendahkan pantat dan mengangkat kepala serta
memajukan dada), karena dapat membatalkan shalat jika
disengaja.

6. Thuma’ninah dalam rukuk, yaitu diam di antara dua


gerakan seukuran bacaan tasbih.

7. I’tidal.
Yaitu kembalinya orang yang ruku’ ke posisi
sebelumnya.
Dilarang memperpanjang i’tidal setelah membaca
dzikir masyru’ (yang ditentukan syariat) melebihi waktu
yang diperlukan untuk membaca al-Fatihah.
Memperpanjang I’tidal dapat membatalkan shalat, sebab
i’tidal termasuk rukun pendek dalam shalat.

8. Thuma’ninah dalam i’tidal.

9. Sujud dua kali.

23
Maksudnya menempelkan tujuh anggota badan ke
tanah.
Anggota sujud, yaitu : dahi, dua telapak tangan, dua
lutut dan bagian dalam dari jari-jari kedua kaki.
Syarat-syarat sah sujud: dahi terbuka, berat dahi
bertumpu pada tempat sujud, merunduk hanya untuk
sujud, pantat lebih tinggi dari pundak, serta tidak sujud di
atas benda yang turut bergerak karena gerakannya.

10. Thuma’ninah di dalam sujud

11. Duduk di antara dua sujud


Adalah rukun pendek dalam shalat.
Memanjangkannya hingga menyamai waktu bacaan
tasyahud dapat membatalkan shalat.

12. Thuma’ninah dalam duduk antara dua sujud

13. Tasyahhud akhir.


Disebut tasyahhud karena di dalamnya terdapat
bacaan dua kalimat syahadat.
Membaca tasyahhud disyaratkan dengan Bahasa
Arab kecuali jika tidak mampu, boleh
menerjemahkannya.

14. Duduk untuk tasyahhud akhir.

15. Shalawat kepada Nabi SAW.


Paling sedikitnya membaca: ƾǸċ ÈŰÉ ȄÈǴǟÈ DzËÊ Ǐ
È Ƕċ ȀÉ ËǴdz¦
Paling sempurna adalah shalawat Ibrahimiyah yaitu :

úR Ä. P T PP ĒPQ PP P SSQ S Ē P T Q P P P T P ĒPQ PP S P Ē QS P


R J9*J ÌO öŅ F) R ȂJ Ʃ R R Ą. ŦR R ǽ. îRɎýÑ8J EÌR »ȭ ÌO öŅ Ȃ ñR × ôüóɎ.
S ǽ. P PP P PT P T PP P TĒ P P P Ē QP
Ē ÌO öĒ PŅQ ȂP ET 8¸ɊP JP ôP TāûR .ÎP T º, F) Ȃ
Ŧ RR R R R J ôāûR .κ,R Ȃ ½āó× ¸öï úR ¿R ɋ8R 7J

24
F)
PP P PT PT PP P TP P P P ĒSQP P T PP ĒPQ PP P SSQ
R ȂJ ôāûR .κR, Ȃ ½Ƞ8¸º ¸öï úR ¿R ɋ8R 7J úR Ä.
R J9*J ÌO öŅ F)R ȂJ Ʃ R R Ą.
N T P N T P P Ē P T PP T P T T
Ìā Ń R Ìāʼn R îøR, ǐöR Ɏ¸äò. ƗR ôāûR .ÎP ºR,
16. Salam
Paling sedikitnya ǶÌ ǰÉ ȈÌÈǴǟÈ ¿É ȐÈ Ljċ dzȦ
Sempurnanya ɦ ÉƨÈŧÌ °ÈÂÈ ǶÌ ǰÉ ȈÌÈǴǟÈ ¿É ȐÈ Ljċ dzȦ

17. Tertib atau berurutan.


Artinya mengerjakan shalat sesuai urutan di atas.

™ Sunnah-sunnah shalat.
Sunnah- sunnah shalat banyak sekali, di antaranya:
1. Adzan dan iqomah, baik dalam shalat berjamaah atau
sendiri
2. Mengangkat tangan saat takbirotul ihrom, ruku’,
i’tidal dan bangun dari tasyahud awal
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
(bersedekap)
4. Membaca iftitah
5. Membaca ta’awudz
6. Membaca “Amin” setelah al-Fatihah
7. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud.
8. Membaca dzikir ma’tsur (yang diriwayatkan dari Nabi
SAW) seperti bacaan tasbih pada ruku’, sujud dan
sebagainya.

™ Perkara yang membatalkan shalat.

1. Hadats (kecil dan besar) sekalipun faqidut thohuroin


(orang yang tidak mendapatkan air atau debu).

25
Bagi orang yang selalu berhadats
(beser/istihadhoh), shalatnya batal jika berhadats
dengan selain penyakitnya.

2. Kejatuhan benda najis yang tidak dimaafkan dan


tidak langsung dibuang dengan tanpa membawa.
Ukuran langsung tidak melebihi batas waktu
tuma’ninah.
Perinciannya sebagai berikut :
 Jika najis kering jatuh pada pakaian orang shalat
dan langsung melibaskannya, maka shalatnya
tetap sah.
 Jika najis basah menimpa pakaian orang shalat
dan langsung melibasnya tanpa mengangkat,
maka shalatnya tetap sah.
 Jika najis basah menimpa pakaian orang shalat
yang sulit dilepas dengan singkat, maka
shalatnya batal.
 Jika najis kering menimpa pakaian orang shalat
tetapi membuangnya dengan membawa, maka
shalatnya batal.

3. Terbukanya aurat jika tidak langsung ditutup.


 Jika penyebabnya angin maka shalatnya batal
bila tidak langsung ditutup sebelum berlalunya
waktu tuma’ninah.
 Jika penyebabnya bukan angin, seperti orang
atau hewan maka shalatnya batal walaupun
langsung ditutup.

4. Berbicara dua huruf atau satu huruf yang


memahamkan dengan sengaja dan bukan jahil
ma’dzur.

26
Jika berbicara tanpa sengaja (lupa atau
keterlepasan), maka dimaafkan sampai empat kata
menurut Ibn Hajar dan sampai enam kata menurut
Imam Qolyubi.
Jahil ma’dzur yaitu orang yang tidak mengerti
keharamannya karena baru masuk Islam atau hidup
jauh dari ulama’. Jika berbicara dalam shalat, maka
pembahasannya seperti di atas.

5. Melakukan perkara yang membatalkan puasa


dalam shalat dengan sengaja.
Namun jika dilakukan tanpa sengaja atau dia
jahil ma’dzur, maka shalatnya tetap sah.
6. Melakukan tiga gerakan berturut-turut walaupun
lupa dengan anggota tubuh yang berat, seperti
tangan, kaki dan kepala. Lain halnya bila dilakukan
dalam keadaan terpaksa atau sulit dihindari, seperti
gemetaran kala kedinginan atau garukan bagi orang
yang terkena penyakit gatal, maka tidak batal.
Gerakan anggota tubuh yang ringan seperti: alis,
bibir, telinga, jari-jari, lidah, kelopak mata dan
kemaluan, tidak membatalkan shalat sekalipun
banyak.

7. Meloncat

8. Memukul dengan keras

9. Menambah rukun fi’li (rukun yang berupa


gerakan) dengan sengaja dan bukan jahil
ma’dzur.

10. Mendahului imam atau terlambat darinya hingga


dua rukun (rukun panjang atau pendek) berturut-
turut tanpa udzur.

27
Udzur-udzurnya antara lain: lupa, lambat dalam
bacaan fatihah atau tidak mengerti bahwa hal ini
membatalkan shalat.

11. Niat memutus shalat atau bimbang dalam


memutusnya.

12. Menggantungkan putusnya shalat dengan


sesuatu.
Contoh : niat dalam hati, “Jika Zaid datang, aku
batalkan shalatku” maka shalatnya batal seketika
tanpa menunggu kedatangan Zaid, sekalipun pada
kenyataannya Zaid tidak datang. Begitu juga jika
menggantungkan putusnya shalat dengan sesuatu
yang mustahil menurut kebiasaan, seperti bisa
terbang ke langit dan sebagainya atau dengan hal
yang tidak diketahui keberadaannya.

28
ZAKAT
SUCIKAN HARTA
Pengertian zakat :
Zakat menurut bahasa (etimologi) berarti : bersih,
berkembang, terpuji dan barokah
Sedangkan dalam istilah fikih, zakat berarti : harta tertentu
dengan sifat-sifat tertentu yang wajib diserahkan kepada
golongan tertentu (mustahiqqin).

Dasar hukum wajib zakat :


1. Al-Qur'an surah Al Baqarah 43:
P äï.ÎɎ. P P Q P T P P Ē Q PP Ē Q P
ǐ R R Ē âõ .ýäï8.JP 0ǓÏɎ. .ý¾)JP 0ĉØɎ. .ýöāȰR *JP
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku' [QS Al-Baqarah: 43].
2. Hadist
P Ē Q M P Q Ē P Ē Ē P P , ĈP HT P* 06¸ P P P TP PP Q P T T ũ
RG¸ìRɉJP ȥ R . FýÑQ 8P .ÌöĒ Ņ H*JP ȥ Q . Ĉ,R Ȅ R R üÔ ÐO Ŋ Ȃ GĉÑĆ.
Q
R P Rº
P T P Ē P Ē
H¸ÛP ɏP 8P RGýT ×P JP Ãĕ P Ł.JP 0R ǓÏɎ. (R ¸P¿ĀRɉJP 0R ĉØɎ.
Islam ditegakkan atas lima dasar yaitu: mengakui
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat,
mengeluarkan zakat, mengerjakan haji dan berpuasa di bulan
Ramadhan (H.R. Bukhari-muslim)
Zakat diwajibkan sejak Bulan Sya'ban tahun kedua hijriyyah.

Zakat ada dua :


a)Zakat badan/ jiwa disebut zakat fitrah.
b)Zakat harta benda disebut zakat mal.

Harta benda yang wajib dizakati meliputi :


x Hewan ternak
x Emas

29
x Perak
x Tanaman (makanan pokok)
x Buah buahan (kurma dan anggur)
x Harta temuan peninggalan jahiliyah (Rikaz)
x Hasil tambang

Syarat wajib zakat


1. Muslim
2. Merdeka
3. Milik pihak tertentu
4. Kepemilikan penuh
5. Yakin adanya pemilik harta.
6. Mencapai nishob (jumlah tertentu pada harta)
Keterangan: Pemilik harta (yang wajib zakat) tidak
disyaratkan harus baligh dan berakal, jadi
harta anak kecil atau orang gila tetap wajib
dizakati oleh walinya.

JENIS HARTA BENDA YANG WAJIB DIZAKATI

™ 1. HEWAN TERNAK
Hewan ternak yang wajib dizakati ada tiga yaitu:
1. Unta
2. Sapi atau kerbau
3. Kambing
Syarat binatang ternak yang wajib dizakati:
1. Haul (genap satu tahun)
2. Mencapai nishab
3. Digembalakan di padang rumput yang mubah.
4. Tidak digunakan sebagai alat bekerja
Keterangan: - Haul (masa satu tahun) untuk ternak
terhitung sejak jumlah ternak mencapai
nishab.
 Masa haul anak diikutkan pada masa haul
induknya jika lahir dari ternak yang mencapai
nishab.

30
NISHAB TERNAK

A. UNTA
Batas nishab unta/ jumlah minimal wajib dizakati adalah 5
ekor.

Berikut perinciannya :
Jumlah
Zakat berupa Keterangan
Unta
5-9 1 kambing
10 - 14 2 kambing Domba berumur 1 tahun
15 - 19 3 kambing atau lebih. Kambing kacang
berumur 2 tahun atau lebih.
20 - 24 4 kambing
1 bintu bintu makhodl : unta betina
25 - 35
makhodl berumur 1 tahun atau lebih.
bintu labun adalah unta
36 - 45 1 bintu labun betina berumur 2 tahun
atau lebih.
hiqqoh adalah unta betina
46 - 60 1 hiqqoh
berumur 3 tahun atau lebih.
jadz'ah adalah unta betina
61 - 75 1 jadz'ah
berumur 4 tahun atau lebih.
76 - 90 2 bintu labun
91 - 120 2 hiqqoh
121 - 129 3 bintu labun
Karena angka 130 sama
1 hiqqoh dan 2
130 dengan 50 ditambah 2 kali
bintu labun
kelipatan 40 (*)

(*) Apabila jumlah unta mencapai 130 ekor dan seterusnya


maka metode pembagian zakatnya: setiap kelipatan 50 ekor
berupa 1 hiqqoh dan setiap kelipatan 40 ekor berupa 1 bintu
labun.

31
B. SAPI :
Batas nishab sapi / jumlah minimal wajib dizakati adalah
30 ekor.
Berikut perinciannya :
Jumlah Zakat berupa Keterangan
Sapi
30 - 39 1 tabi' tabi' : sapi jantan yang
genap berumur 1 tahun
atau lebih.
40 - 59 1 musinnah musinnah : sapi betina
yang genap berumur 2
tahun atau lebih.
60 - 69 2 tabi' Ketika sapi mencapai 60
ekor atau lebih metode
70 - 79 1 tabi' &
pembagian zakatnya:
1 musinnah
setiap kelipatan 30 ekor
berupa 1 tabi' dan
80 - 89 2 musinnah setiap kelipatan 40 ekor
90 - 99 3 tabi' berupa 1 musinnah..
Bila sapi berjumlah 120
misalnya, boleh
membayar 4 tabi' atau 3
musinnah.

C. KAMBING :
Batas nishab kambing / jumlah minimal wajib dizakati
adalah 40 ekor.
Berikut perinciannya :
Jumlah Kambing Zakat berupa Keterangan
40 - 120 1 kambing 1. Domba
berumur 1
121 - 200 2 kambing tahun

32
atau lebih.
201 - 399 3 kambing Kambing
kacang
400 - 499 4 kambing berumur 2
500 5 kambing tahun
atau lebih.

Standar ternak yang digunakan membayar zakat:


x Sehat
x Tidak cacat (lengkap anggota tubuhnya)
x Tidak kecil
x Bukan jenis yang jelek

™ 2. EMAS DAN PERAK

Pemilik emas, perak atau uang wajib mengeluarkan zakat


apabila telah memenuhi persyaratan berikut:
1. Bukan perhiasan yang mubah (*)
2. Genap satu tahun (haul)
3. Mencapai nishab
(*) Keterangan : Perhiasan yang mubah adalah perhiasan yang
diperbolehkan oleh syariat.

NISHAB DAN KADAR ZAKAT EMAS DAN PERAK:


Nishob emas = 20 mistqol syar’i atau 77,58 gr
Perinciannya:
1 mistqol syar'i = 3,879 gr
3,879 x 20 = 77,58 gr
kadar zakatnya adalah 2,5 % atau 1/40 = 1,9395 gr

33
Nishab perak = 200 dirham syar'i atau 543,06 gr
Perinciannya:
1 dirham syar'i = 2,715 gr
2,715 x 200 = 543,06 gr
kadar zakatnya adalah 2,5 % atau 1/40 = 13,576 gr
Catatan: Uang wajib dikeluarkan zakatnya bila nilainya
setara dengan salah satu dari nishab emas atau perak. Karena
biasanya harga perak satu nishab lebih rendah dari pada emas
maka batas nishab uang mengikuti nishab perak, bukan emas.

™ 3. ZAKAT HASIL TAMBANG (MA'DIN)

Syarat wajib zakat hasil tambang (ma'din):


1. Berupa emas atau perak
2. Mencapai nishab (sama dengan nishab emas dan
perak).
Kadar zakatnya: 2,5 %

™ 4. HARTA TEMUAN ZAMAN JAHILIYAH (RIKAZ)

Syarat wajib zakat rikaz:


1. Berupa emas dan perak
2. Temuan peninggalan masa pra-islam (sebelum
diutusnya Nabi Muhammad SAW atau sebelum
masuknya dakwah Islam)
3. Mencapai nishab
4. Ditemukan di lahan kosong (tanah tak bertuan) atau
di tanah sendiri dan sebelumnya belum pernah
dimiliki orang lain.

34
NISHAB DAN KADAR ZAKAT RIKAZ:
x Emas
Nishab = 20 mistqol syar'i atau 77,58 gr
Perinciannya:
1 mistqol = 3,879 gr
3,879 x 20 = 77,58 gr
zakatnya sebesar 20 % atau 1/5 = 15,516 gr

x Perak
Nishab = 200 dirham atau 543,06
gr
Perinciannya:
1 dirham = 2,715 gr
2,715 x 200 = 543,06 gr
Zakatnya sebesar 20 % atau 1/5 = 108,612 gr
Penting : Pada zakat ma'din dan rikaz tidak disyaratkan haul,
artinya zakatnya wajib dikeluarkan seketika tanpa
menunggu setahun.

™ 5. HASIL PERTANIAN DAN BUAH BUAHAN

Hasil pertanian yang wajib dizakati adalah yang


dikonsumsi sebagai makanan pokok dalam kondisi normal
seperti beras, gandum, kedelai, jagung, kacang dan lain-lain,
bukan yang dijadikan makanan pokok karena terpaksa.
Sedangkan buah buahan yang wajib dizakati hanya kurma
dan anggur.
Semua hasil pertanian wajib dihitung pada setiap kali
panen dalam setahun, apabila mencapai nishob dalam
setahun, maka wajib dizakati.

35
Tanaman dizakati jika disebut sempurna yaitu bila sudah
mengeras, berisi dan layak konsumsi, sedangkan buah-
buahan bila telah tua atau masak dan sudah dikeringkan.
Perhatian : zakat dikeluarkan setelah hasil panen dibersihkan
dari kulit, jerami dan lain-lain.

NISHAB DAN KADAR ZAKAT TANAMAN DAN


BUAH-BUAHAN

Nishob = 5 wasaq atau 825 kg


Perinciannya:
1 wasaq = 60 sho'
1 sho' = 2,75 kg
2,75 x 60 x 5 = 825 kg

Zakat yang dikeluarkan adalah:


 10 % atau 1/10 jika tanpa biaya pengairan.
 5 % atau 1/20 jika memakai biaya pengairan.
 7,5 % jika setengahnya memakai biaya pengairan
Penting :
 Zakat yang wajib dikeluarkan dihitung dari
keseluruhan hasil panen selama satu tahun.
 Biaya pupuk walaupun lebih mahal dari biaya
pengairan tidak bisa merubah prosentase yang wajib
dikeluarkan dari 10% menjadi 5%.

™ 6. ZAKAT PERDAGANGAN (TIJARAH)

Perdagangan adalah mengelola harta untuk memperoleh


laba dengan cara jual-beli.

36
Syarat wajib zakat perdagangan:
1. Bukan emas dan perak
2. Barang dagangan dimiliki dengan cara jual-beli (tukar
menukar)
3. Niat berdagang ketika memiliki barang dagangan
4. Barang dagangan tidak dikurskan (dicairkan) kembali
dengan alat penukar pertama.
5. Haul (genap satu tahun).
6. Tidak dimanfaatkan sendiri
7. Mencapai nishab
Batas nishab zakat perdagangan menggunakan standar
nishab modalnya (yang dibelikan barang), perinciannya:
¾ Jika memakai emas, maka dianggap mencapai nishab
jika nilai barang sama atau melebihi nilai emas murni
77,58 gr.
¾ jika memakai perak, maka dianggap mencapai nishab
jika nilai barang sama atau melebihi nilai emas murni
543,06 gr.
¾ jika memakai selain emas dan perak –seperti uang
misalnya- maka nishabnya disamakan dengan nishab
emas atau perak.
Acuan perhitungan nilai barang –saat menghitung zakat-
adalah harga jual barang di pasaran pada akhir tahun, bukan
harga beli (kulak).
Zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5% dari total nilai
barang di akhir tahun.

37
ZAKAT FITRAH
Zakat fitrah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan
hidup di sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal.
Mampu disini adalah mempunyai harta melebihi :
x Kebutuhan dirinya dan orang yang menjadi
tanggungannya pada siang hari raya dan malam
harinya. (*)
x Hutangnya meskipun belum jatuh tempo.
x Rumah dan pembantu yang layak untuk dirinya dan
istrinya.
(*) Orang yang menjadi tanggungannya yaitu anak yang
belum baligh dan tidak memiliki harta, atau sudah baligh
namun tidak mampu bekerja secara fisik seperti lumpuh, orang
tua yang tidak mampu, dan istri walau dalam masa iddah talak
roj’iy (masih bisa dirujuk), atau tertalak bain (tidak bisa dirujuk)
selama dalam keadaan hamil.
Zakat fitrah berupa makanan pokok mayoritas penduduk
daerah setempat.
Ukuran zakat fitrah adalah 1 sho' = 2,75 kg.
Bagi orang yang lebih hartanya tapi belum mencapai
nishab seperti hanya 2 kg, maka tetap wajib mengeluarkan
zakat sesuai dengan kemampuannya yaitu 2 kg.
WAKTU-WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH
1. Waktu wajib, dengan mendapati sebagian dari
Bulan Ramadhan dan sebagian dari Bulan
Syawwal.
2. Waktu Jawaz (boleh), boleh mengeluarkan Zakat
Fitrah mulai dari awal Ramadhan.

38
3. Waktu Fadhilah (utama), utamanya Zakat Fitrah
dikeluarkan setelah terbitnya fajar Hari Raya (1
Syawwal) sebelum pelaksanaan Shalat Ied.
4. Waktu Makruh, makruh mengakhirkan
mengeluarkan Zakat Fitrah sampai pelaksanaan
Shalat Ied hingga terbenamnya matahari pada
Satu Syawwal, kecuali jika ada mashlahat seperti
menunggu kerabat atau tetangga yang berhak
menerimanya.
5. Waktu Haram, haram mengakhirkan
mengeluarkan Zakat Fitrah hingga terbenamnya
matahari pada satu Syawwal, kecuali karena udzur
seperti tidak mendapatkan orang yang berhak di
daerahnya.

SYARAT SAH ZAKAT DAN YANG BERHAK MENERIMA


Syarat sah zakat :
1. Niat, contoh :
- Untuk zakat harta benda ŅƢÊ ǷÈ É̈ ƢǯÈ±È ¦ǀÈ ǿÈ (Ini adalah zakat
hartaku)
- Untuk zakat fitrahnya sendiri,
P äP ȩP ¯ T P T P T T PP P P T Q T P Q T P P
Ƥ¸ R ƀR êȫ ÷ȭ ÎR ÞêR ò. 0ȡ9 3ÎR Ê* H* ½ɋýø
(Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri
karena Allah ta'ala)
- Untuk zakat fitrah orang lain dalam tanggungannya.
Ê Ê Ê
ńƢ
È ǠÈ ºÈƫ ƅ ÀȐǧ ǺÌ ǟÈ ǂÌǘǨdz̦ È̈ÈƢǯ±È «Ê Ì ¢ ÀÌ È¢ ƪ
È ǂƻÉ É ÌȇȂÈ ºÈǻ
2. Diserahkan kepada orang yang berhak menerima
zakat.

Yang berhak menerima zakat ada delapan golongan


yaitu:
9 Fuqara' (orang orang faqir)

39
9 Masakin (orang orang miskin)
9 Amil zakat (*)
9 Muallaf
9 Budak mukatab
9 Gharim (orang yang punya hutang)
9 Sabilillah (orang yang berperang di jalan Allah)
9 Ibnu sabil (musafir)

(*) PENTING :
Amil zakat berhak menerima zakat jika diangkat secara
resmi oleh pemerintah. Dan hanya berlaku pada zakat harta
benda, bukan pada zakat fitrah, karena amil hanya untuk zakat
yang bisa berkembang, sedangkan zakat fitrah tidak.

40
PUASA
TUNDUKKAN
T NAFSU
U

Definisi puasa
Secara bahasa (etimologi) berarti : menahan.
Menurut istilah syara’(terminologi) berarti menahan diri
dari perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar
sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu.
Dasar wajib puasa:
Ē PP P Q P P Q P ĕ Q TP P P Q QP P Ē P ēP P
÷T õR ÷Ā
P Ȇ.
R Ȃ ¹¿R ï ¸öï G¸āØɎ. ôQ Ȳāóã ¹¿R ï .ýùõP ) ÷Ā Ȇ.R ¸üȬɆ ¸Ā
P Q P Q Ē P Q P
Hýí¿Ē ȩ ôT ȲóäP ò ôT ȲóR T»Ȱ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183)
Puasa diwajibkan pada bulan Sya'ban tahun kedua
hijriyyah.

Hikmah Puasa : menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat,


memberikan pelajaran bagi si kaya untuk menahan lapar
sehingga menumbuhkan kasih sayang kepada fakir miskin,
dan menjaga dari maksiat.

Hukum puasa :

1. Wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa nadzar dan


lain-lain.
2. Sunnah, seperti puasa hari Senin dan Kamis, puasa
'Arofah dan lain-lain.

41
3. Makruh, seperti puasa pada hari Jum'at tanpa disertai
hari sebelumnya atau sesudahnya. Begitu juga hari
Sabtu dan Ahad.
4. Haram dan tidak sah, seperti puasa pada dua hari
raya, hari tasyriq (tanggal 11,12 dan13 Dzulhijjah).
5. Haram, namun tetap sah seperti puasa sunnahnya
seorang istri yang dilarang oleh suami.

Syarat sah puasa:


1. Islam
2. Berakal
3. Bersih dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.
Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila
walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas, dan
puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti
hari raya atau hari tasyriq.
Adapun perempuan yang terputus haid atau
nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah
dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi
sampai pagi.

Syarat wajib puasa:

1. Islam
Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum
dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan
diadzab karena meninggalkan puasa selain diadzab
karena kekafirannya.
Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan
mengqodho’ kewajiban-kewajiban yang
ditinggalkannya selama murtad.
2. Mukallaf (baligh dan berakal).

42
Anak yang belum baligh atau orang gila tidak
wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh
anaknya berpuasa pada usia 7 tahun jika telah
mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan
puasa pada usia 10 tahun.
3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia
atau orang sakit).
Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang
sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh
menurut medis wajib mengganti puasanya dengan
membayar fidyah yaitu satu mud (7,5 ons) makanan
pokok untuk setiap harinya.
4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar
dari batas daerahnya sebelum fajar).

Rukun-rukun puasa:
1. Niat,
Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya
matahari sampai terbitnya fajar. Sedangkan niat
untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari
(waktu Dhuhur) dengan syarat:
a. Diniatkan sebelum masuk waktu Dhuhur
b. Tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan
puasa seperti makan, minum dan lain-lain
sebelum niat.
Niat puasa Ramadhan yang sempurna:
P Ē P PP T P TP PP T P P PT P Q T P
¯ R H¸Ûɏ8 ÎR üÔ =R Îé (R .6. ÷ȭ ÌO æ Gý× ½ɋýP ø
R R ¼ùÒɎ. RIÍû
P P
Ƥ¸äP ȩ
Saya niat mengerjakan kewajiban puasa
bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini
karena Allah SWT.

43
2. Menghindari perkara yang membatalkan
puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau
karena kebodohan yang ditolelir oleh syari'at
(jahil ma’dzur).
Jahil ma’dzur/kebodohan yang ditolelir syariat
ada dua:
a. Hidup jauh dari ulama'.
b. Baru masuk islam.

Hal-hal yang membatalkan puasa:

1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga tubuh yang


terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh
seperti mulut, hidung, telinga, dan lain-lain. Ini
dapat membatalkan jika dilakukan dengan sengaja,
mengetahui keharamanya dan dengan kehendak
sendiri. Jika dilakukan karena lupa, atau tidak
mengetahui keharamannya karena bodoh yang
ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tidak batal.
2. Murtad, sekalipun masuk Islam seketika.
3. Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar.
4. Gila meskipun sebentar.
5. Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika ada
kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.
6. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui
keharamannya.
7. Mengeluarkan mani dengan sengaja, seperti
dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya
tanpa penghalang.
8. Muntah dengan sengaja.

Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa:


1. Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya
pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa
terpaksa dan mengetahui keharamannya maka
puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari

44
hal-hal yang membatalkan puasa sampai Maghrib
dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib
membayar kaffaroh [denda] yaitu:
 Membebaskan budak yang Islam
 Jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan
berturut turut,
 Jika tidak mampu maka wajib memberi
makanan pada 60 orang miskin masing-masing
berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok.
Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki laki.
2. Hukum keluarnya dahak :
9 Jika mencapai batas luar tenggorokan
kemudian ditelan maka puasanya batal.
9 Jika masih di batas dalam tenggorokan
kemudian ditelan puasanya tidak batal.
Yang dimaksud batas luar menurut pendapat
Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj huruf
ha' (Ρ), dan di bawahnya adalah batas dalam.
Sedangkan menurut sebagian ulama batas luar
adalah makhroj huruf kho' (Υ), dan di bawahnya
adalah batas dalam.
3. Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan
syarat:
 Murni (tidak tercampur benda lain)
 Suci
 Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut,
sedangkan menelan ludah yang berada pada bibir
luar membatalkan puasa karena sudah di luar
mulut.
4. Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga
tubuh dengan tanpa sengaja:

45
 Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk
Shalat Jum'at atau mandi wajib seperti mandi
janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika
sengaja atau menyelam.
 Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi
untuk membersihkan badan maka puasanya batal
sengaja atau tidak.
5. Hukum air kumur yang tertelan tanpa sengaja:
¾ Jika berkumur untuk kesunnahan seperti
dalam wudhu' tidak membatalkan puasa
asalkan tidak terlalu ke dalam dalam berkumu
r(mubalaghoh)
¾ Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan
maka puasanya batal secara mutlak, baik
terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak.
6. Orang yang muntah atau mulutnya berdarah wajib
berkumur dengan mubalaghoh (membersihkan
hingga ke pangkal tenggorokan) agar semua
bagian mulutnya suci.
Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan
mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal
sekalipun ludahnya nampak bersih.

7. Orang yang sengaja membatalkan puasanya atau


tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di
siang hari Ramadhan dari perkara yang
membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai
Maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi
puasanya.

8. Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak


berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan:
1. Wajib qodho' dan membayar denda:
Ÿ Jika membatalkan puasa demi orang lain.
Seperti perempuan mengandung dan

46
menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada
kesehatan anaknya saja.
Ÿ Mengakhirkan qodho' hingga datang
Ramadhan lagi tanpa ada udzur.
2. Wajib qodho' tanpa denda.
Berlaku bagi orang yang tidak berniat
puasa di malam hari, orang yang membatalkan
puasanya dengan selain jima' (bersetubuh)
dan perempuan hamil atau menyusui yang
tidak puasa karena kuatir pada kesehatan
dirinya saja atau kesehatan dirinya dan
anaknya.
3. Wajib denda tanpa qodho'.
Berlaku bagi orang lanjut usia dan orang
sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika
keduanya tidak mampu berpuasa.
4. Tidak wajib qodho' dan tidak wajib denda.
Berlaku bagi orang yang gila tanpa
disengaja.
Yang dimaksud denda di sini adalah 1 mud (7,5 ons)
makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya.

Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa Ramadhan:


1. Menyegerakan berbuka puasa.
2. Sahur, sekalipun dengan seteguk air.
3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari tengah malam.
4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan dengan
bilangan ganjil. Bila tak ada kurma, maka air
zam-zam. Bila tak ada, cukup dengan air putih.
Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis
alami. Bila tak ada juga, berbuka dengan
makanan atau minuman yang diberi pemanis.
5. Membaca doa berbuka yaitu:

47
QP Ē P P P Q T P TP P T Q Tùõ)
P îP P Q T Q P P Ē QS P
²öáò. ¹û7 1ÎÞȯ. îRì98R Ȃ P P JP ½
RɊJ ½ö× îɎ ôüóɎ.
P P P Ē Q T TP P Q P P T Q T P T P P P P Q Q Q T Ē P T P
ũR øȀ* LȆ.R ¯ R R ÌöŁ.. ¯. (¸Ô H.R ÎÄĄ. ½»ȪJ DJÎäò. ½ R ó¿Ȩ.J
T½äP ÑJP ŧĒò. îP P T P P QP T P S Ē Q S P Q T P T PP P P P P Q T Q P
R R ¿R ʼnÎRº îɎ²Ñ* ŚR .R ôüóɎ. 1ÎÞȯ²é ũR ì98J ½öØé
T P T P T P ĒQ
. ƥR ÎP êR çȩ H. (O Ž Ǘ

6. Memberi makanan berbuka kepada orang


berpuasa.
7. Mandi janabat sebelum tebitnya fajar.
8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan
9. Menekuni Shalat Tarawih dan Witir.
10. Memperbanyak bacaan Al Quran dengan
berusaha memahami artinya.
11. Memperbanyak amalan sunnah dan amal
sholeh.
12. Meninggalkan caci maki.
13. Berusaha makan dari yang halal
14. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir
dan lain-lain.

Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa Ramadhan:

1. Mencicipi makanan (tanpa menelannya).


2. Bekam [mengeluarkan darah].
3. Berkumur sebelum berbuka.
4. Mandi dengan menyelam.
5. Memakai siwak setelah masuk waktu Dhuhur.
6. Banyak tidur dan terlalu kenyang.

48
Hal hal yang membatalkan pahala puasa:
1. Ghibah (gosip)
2. Adu domba
3. Berbohong
4. Memandang dengan syahwat
5. Sumpah palsu.
6. Berkata jorok atau jelek
Rasulullah SAW bersabda:
P Ē P QP P T Q PT P Q P Ē P QP T P Q P TP P Ē P T ĕ P Q Q TP
ÎQ áǽ. J ¼º7R ǔò. ǐöR Ǿ.J ¼öāöR ǽ.J ¼»āçR ò.J /ÍR ðò. ôR¶¸ØɎ. HÎÞêȬ ÐŊ
T P
0O ýP üÕRȷ

“Lima hal yang membatalkan (pahala) puasa: berbohong,


ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan
syahwat.” (HR Anas)

LAËvºBI À»¦A AÊ

49
Catatan
"
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
-----

50

Anda mungkin juga menyukai