Laporan Hasil Kali Kelarutan (KSP) - 1
Laporan Hasil Kali Kelarutan (KSP) - 1
H031 22 1028
KELOMPOK III/Regu I
H031211028
KELOMPOK III
PENDAHULUAN
Nilai kelarutan senyawa ionik Ksp yang semakin kecil maka semakin sedikit
kelarutan senyawa di dalam air. Kelarutan adalah jumlah dari gram zat terlarut
dalam satu liter larutan jenuh (gram/liter) pada suhu tertentu. Mengendapkan
konsentrasi ion hingga hasil kali ion melampaui Ksp (Alti dkk., 2023).
atau basa yang sukar larut dalam larutan jenuh. Hasil kali kelarutan dapat
diperoleh dari hasil kali kelarutan ion-ion zat tersebut dipangkatkan dengan
zat masih bisa terlarut atau sudah mengendap. Membandingkan antara hasil kali
Hubungan antara hasil kali kelarutan (Ksp) dengan pH yaitu nilai pH sering
digunakan untuk menghitung hasil kali kelarutan (Ksp) suatu basa yang sukar
larut, begitu juga sebaliknya, nilai hasil kali kelarutan (Ksp) suatu basa dapat
digunakan untuk menentukan pH suatu larutan. Kelarutan suatu zat juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat keasaman (Melati, 2019). Berdasarkan teori diatas, maka
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kelarutan suatu zat
bersifat sedikit larut dengan cara mereaksikan senyawa ionik hingga membentuk
endapan dan dipanaskan dan diukur suhu pelarutannya, serta dihitung kelarutan
suhu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
komposisi yang merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Larutan
terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Pelarut adalah zat atau komponen yang
berwujud cair dan jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat terlarut adalah zat
atau komponen baik itu yang berwujud gas, cair maupun padatan dengan
jumlahnya lebih kecil, sehingga terbentuk larutan homogen. Larutan dapat juga
terdiri atas pelarut dan zat terlarut (Alti dkk., 2023). Larutan terbentuk karena
larutan. Entalpi larutan lebih besar dibandingkan entalpi zat terlarut ditambah
pelarut yang tidak tercampur (Wilson, 2012). Jumlah zat terlarut yang terlarut
dalam suatu larutan atau pelarut pada volume atau berat tertentu disebut
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu larutan encer dan larutan pekat
Larutan dikatakan pekat, apabila konsentrasi zat terlarutnya sama atau lebih
sedikit solute daripada solvent. Larutan dikatakan encer jika konsentrasi zat
listriknya, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit
adalah jenis larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Air sebagai pelarut
tidak dapat menjadi konduktor listrik yang baik, namun jika didalam air
ditambahkan senyawa ion yang larut seperti NaCl, maka larutan dapat
menjadi konduktor listrik atau disebut larutan elektrolit. Larutan non elektrolit
Molekul-molekul pada larutan non elektrolit tidak terionisasi sehingga tidak ada
bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu larutan tak jenuh, jenuh dan larutan
sangat jenuh. Larutan tidak jenuh merupakan larutan yang mengandung zat
terlarut kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan
2.2 Kelarutan
Kelarutan merupakan jumlah banyaknya zat terlarut yang akan larut dalam
pelarut pada suhu tertentu. Sejenis melarutkan sejenis yaitu bahwa dua zat
dengan jenis dan besar gaya antar molekul yang sama akan cenderung saling
melarutkan (Roni dan Herawati, 2020). Kelarutan suatu senyawa tergantung pada
dipengaruhi oleh sifat pelarut dan ukuran partikel (Fajeriyati dkk., 2021).
Kelarutan adalah tolak ukur untuk suatu edible film yang dapat larut ketika
akan dikonsumsi dan juga untuk menentukan biodegradable film ketika akan
digunakan untuk pengemasan (Unsa dan Paramastri, 2018). Senyawa ionik akan
jauh lebih larut dalam pelarut polar, seperti air, cairan ammonia, dan
benzene dan karbon tetraklorida. Molekul pelarut nonpolar tidak momen dipol,
molekul seperti ini tidak dapat secara efektif mensolvasi ion natrium dan ion
Cr (Roni dan Herawati, 2020). Banyak zat terlarut yang merupakan debu batu bata
yang tidak dapat disentuh oleh pelarut apapun, da nada juga zat terlarut yang
Solvasi adalah proses dimana ion atau molekul dikelilingi oleh molekul
antara ion-ion dan senyawa nonpolar ialah interaksi ion dipol terinduksi, yang
jauh lebih lemah dibandingkan interaksi ion dipol (Roni dan Herawati, 2020).
Senyawa yang sulit larut dalam air yaitu permeabilitas tinggi dengan kelarutan
Hasil kali kelarutan merupakan jumlah mol endapan yang larut dalam satu
liter pelarut atau angka yang menunjukkan hasil kali konsentrasi ion-ion yang
terdapat di dalam larutan jenuh. Hasil kali kelarutan adalah endapan dengan syarat
endapan.
2. jika Ksp = hasil kali konsentrasi ion-ion, larutan tepat jenuh atau setimbang
3. jika Ksp > hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan, larutan tidak
membentuk endapan.
unsur fosfor (P). Jumlah fosfor yang menyebar secara rata dalam campuran tanah
atau batuan fosfat dalam reaksi kesetimbangan akan dibatasi oleh konsentrasi
fosfor dalam larutan tersebut. Sejalan dengan teori hasil kali kelarutan (Ksp)
larutan tanah adalah merupakan reaksi terbuka di mana produk reaksi fosfor
hilang melalui penyerapan tanaman dalam sistem tanah. Fosfor hilang melalui
penyerapan karena fosfor yang terdesorpsi dari koloid tanah pada sistem tanah
lapangan tidak akan dibatasi oleh hasil kali kelarutan (Ksp) seperti pada kondisi
kesetimbangan melainkan fosfor yang dilepaskan akan diserap oleh akar tanaman
atau akan bereaksi menjadi bentuk yang berbeda (Lumbanraja dkk., 2017).
terlarut. Suhu meningkatkan laju kelarutan zat terlarut karena pada suhu yang
dengan zat terlarut. Pengadukan memungkinkan zat terlarut larut lebih cepat,
hal ini karena probabilitas tumbukan yang terjadi antara zat terlarut dengan
pelarut semakin besar. Pengadukan meningkatkan laju dimana zat terlarut larut
karena mendorong partikel zat terlarut menjauh satu sama lain, memberi ruang
3. ukuran partikel, kelarutan suatu zat akan semakin meningkat dengan semakin
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu buret 50 mL, rak tabung
reaksi, tabung reaksi, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL dan 500 mL, hot
plate, thermometer 100 oC, gegep kayu, labu semprot, pipet skala 5 mL dan statif.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan Pb(NO 3)2 0,075
M, larutan KCl 1 M, tissue roll, akuades, sabun cair dan kertas label.
Hasanuddin, Makassar.
masing-masing tabung reaksi dengan volume yang berbeda mulai dari 0,1 mL; 0,2
mL; 0,3 mL; dan 0,4 mL dan diberikan masing-masing label pada tabung. Setelah
itu dicampurka larutan tersebut dihomogenkan dan dibiarkan selama lima menit,
kemudian diamati terbentuknya endapan pada larutan tersebut dan dicatat hasil
pengamatan.
3.4.2 Kelarutan Endapan PbCl2
yang berbeda mulai dari 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; dan 3,5 dengan menggunakan pipet
skala 5 mL dan diberikan label pada masing masing tabung reaksi. Diomogenkan
campuran larutan dan didiamkn selam lima menit, kemudian diamati endapan
yang terbentuk dan dicatat hasil pengamatan. Tabung reaksi yang ditambahkan
larutan KCl 1 M dengan volume 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; dan 3,5 kemudian dipanaskan
diatas hot plate dengan gelas kimia yang berisi air yang telah dipanaskan hingga
endapan dalam tabung reaksi tersebut larut sempurna. Setelah semua endapan
larut sempurna, diukur suhu larutan menggunakan termometer dan dicatat hasil
pengmatan.
BAB IV
Keterangan:
- : tidak ada
+ : sangat sedikit
ditambahkan dengan larutan KCl dengan ketelitian 0,1 mL. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa banyaknya endapan yang terbentuk
berbanding lurus dengan besarnya volume KCl yang ditambahkan, dimana pada
tabung reaksi yang berisi KCl sebanyak 0,1 mL dan 0,2 mL tidak terdapat endapan
dibandingkan dengan tabung reaksi 0,3 mL dan 0,4 mL terdapat endapan tapi
sangat sedikit. Berdasarkan data didapatkan nilai hasil kelarutan (Ksp) pada 0,3
mL KCl yaitu 1,1710 x 10-3. Hal ini disebabkan oleh banyaknya volume KCl yang
ditambahkan sebanding dengan peningkatan hasil kali ion-ion dari endapan PbCl2
yang terbentuk, dimana endapan akan terbentuk apabila hasil kali ion-ion
+ : sangat sedikit
++ : sedikit
+++ : cukup
++++ : banyak
ketelitian 0,5 mL. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka didapatkan
data banyaknya endapan yang terbentuk pada tabung reaksi dengan volume KCl
1,5 mL < 2,0 mL < 2,5 mL < 3,0 mL namun pada reaksi dengan volume KCl
pada tabung dengan volume KCl 3,0 mL. Hal ini disebabkan karena human error
atau kesalahan praktikan dalam peambahan KCl pada larutan Pb(NO 3)2.
tabung reaksi yang berisi endapan ke dalam gelas kimia berisi air yang sudah
dipanaskan. Tabung reaksi dengan endapan yang sudah larut dengan sempurna
PbCl2 . Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data bahwa pada tabung pertama
sampai tabung kelima suhu yang diperlukan secara berturut-turut adalah sebesar
berbanding lurus dengan volume KCl (Le Cheteiler). Pada tabung kelima suhunya
turun dikarenakan human error atau kesalahan praktikan, dimana tabung reaksi
ketiga pecah sehingga mempengaruhi suhu pada tabung kelima karena terjadi
4.2 Reaksi
4.3 Grafik
0.06 R² = 0.139991194067486
0.058
0.056
0.054
0.052
0.05
362 364 366 368 370 372 374
Suhu (K)
Hasil yang diperoleh pada percobaan adalah pada suhu 363 K, 364 K, 373
0,0600 M; 0,0576 M; dan 0,0555 M. Grafik di atas tidak sesuai dengan teori
digunakan maka kelarutannya semakin tinggi juga. Hal tersebut disebabkan oleh
juga pada nilai regresi yang didapatkan dimana nilai regresi tersebut jauh dari
Suhu vs Ksp
0.0012
0.001
f(x) = − 1.18075228136882E-05 x + 0.00520873808174905
0.0008
R² = 0.110410285873258
0.0006
Ksp
0.0004
0.0002
0
362 364 366 368 370 372 374
Suhu (K)
Hasil yang diperoleh pada percobaan nilai hasil kali kelarutan (Ksp)
pada suhu 363 K, 364 K, 373 K, 373 K, dan 364 K secara berturut-turut
adalah 1,1086 x 10-3 ; 9,7656 x 10-4 ; 8,64 x 10-4 ; 7,6441 10-4 ; dan 6,8381 x 10-4 .
seharusnya semakin tinggi suhu maka nilai hasil kali kelarutan suatu zat atau
senyawa akan semakin tinggi. Ketidaksesuaian dengan teori juga dapat dilihat
pada nilai regresi yang didapatkan dimana nilai regresi tersebut jauh dari angka 1
yang diperoleh pada percobaan ini adalah -2,96; -3,0103; -3,0634; -3,,1166; dan
juga -3,165. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai log Ksp
semakin kecil seiring dengan suhu yang semakin meningkat. Hal tersebut sudah
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar nilai dari 1/T maka
nilai Ksp yang dihasilkan akan semakin menurun atau mengecil. Berdasarkan
data maka diperoleh nilai R2=0,1242 dimana nilai regresi yang baik itu adalah 1
regresi yang diperoleh pada percobaan ini adalah adalah -3,0382; -3,0440; -
3,9445; -3,9445; dan juga -3,0440. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat
diketahui bahwa nilai Ksp regresi yang dihasilkan akan semakin menurun seiring
dengan nilai 1/T yang semakin besar akan tetapi pada log Ksp terakhir tidak
sesuai, hal ini disebabkan karena human error. Pada perhitungan panas pelarutan
diperoleh hasil 23,545 kj/mol. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang
KESIMPULAN DN SARAN
5.1 Kesimpulan
2. setelah diketahui suhu pelarutan endapan PbCl 2, maka panas pelarutan PbCl2
5.2 Saran
Saran untuk percobaan adalah agar prosedur yang akan dilakukan bisa
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, S., 2017, Solubility Science Principle & Practice, Creative Commons,
Amerika.
Azizah, M., Sutamihardja, R., dan Wijaya, N., 2019, Karakteristik Kopi Bubuk
Arabika (Coffea Arabica L) Terfermentasi Saccharomyces cerevisiae,
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa, 9(1): 37-46.
Erdawati, Suryani, E., dan Allanas, E., 2023, Kimia Dasar, PT. Bumi Aksara,
Jakarta Timur.
Fajeriyati, N., Muchtaridi, M., dan Sopyan I., 2021, Methods for Improving
Aplha-Mangostin Solubility, International Journal of Applied
Pharamceutics, 13(4): 47-54.
Jermain, S. V., Brough, C., & Williams III, R. O., 2017, Amorphous Solid
Dispersions and Nanocrystal Technologies for Poorly Water-Soluble Drug
Delivery–An Update, International journal of pharmaceutics, 535(1-2):
379-392.
Lumbanraja, J., Mulyani, S., Utomo, M., dan Sarno, 2017, Phosphorus Extraction
from Soil Constituents Using Bray P-1, Mehlich-1 and Olsen Solutions,
Journal Unila, 22(2): 67-76.
Melati, R. R., 2020, Asam, Basa dan Garam, Penerbit Duta, Depok.
Roni, K. A., dan Herawati, N., 2020, Kimia Fisika I, Rafah Press UIN Raden
Fatah Palembang, Palembang.
Unsa, L. K., dan Paramastri, G. A., 2018, Kajian Jenis Plasticizier Campuran
Gliserol dan Sorbitol terhadap Sintesis dan Karakterisasi edible film Pati
Bonggol Pisang sebagai Pengemas Buah Apel, Jurnal Kompetensi Teknik,
10(1): 37-47.
Arifiyana, D., 2020, Suhu, Waktu dan Kelarutan Kalsium Oksalat pada Umbi
Porang, Graniti, Gresik.
masing-masing 10 mL.
1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL; dan 3,5 mL.
- dicatat hasilnya.
Data
Catatan: diulangi prosedur yang sama dengan mengganti volume KCl menjadi
masing-masing 1,5 mL; 1,6 mL; 1,7 mL; 1,8 mL; 1,9 mL; dan 2,0
mL.
2. Pelarutan Endapan PbCl2
Endapan PbCl2
termometer.
Data
Lampiran 2. Perhitungan
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 0,3 mL x 1 M
= 0,3 mmol
= 10 mL + 0,3 mL
= 11,3 mL
[Pb2+] = 0,0664 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,0664) (0,1328)2
= 1,1710 x 10-3
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 1,5 mL x1M
= 1,5 mmol
= 10 mL + 1,5 mL
= 11,5 mL
[Pb2+] = 0,0652 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,0652) (0,1304)2
= 1,1086 x 10-3
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 2,0 mL x 1 M
= 2 mmol
= 10 mL + 2,0 mL
= 12 mL
[Pb2+] = 0,0625 M
[Cl-] = 0,0625 M x 2 = 0,125 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,0625) (0,125)2
= 9,7656 x 10-4 M
= 2,5 mL x 1 M
= 2,5 mmol
= 10 mL + 2,5 mL
= 12,5 mL
[Pb2+] = 0,06 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,06) (0,12)2
= 8,64 x 10-4 M
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 3,0 mL x 1 M
= 3 mmol
= 10 mL + 3,0 mL
= 13 mL
[Pb2+] = 0,0576 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,0576) (0,1152)2
= 7,6441 x 10-4 M
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 3,5 mL x 1 M
= 3,5 mmol
=10 mL + 3,5 mL
= 13,5 mL
[Pb2+] = 0,0555 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= (0,0555) (0,111)2
= 6,8381 x 10-4 M
y = ax + b
y = 760,75x-5,134
a = slope = 760,75
b = intercept = - 5,134
x = variabel
x = 1/Tkamar
= 1/363
= 0,00275482
= ax + b
= -3,038270685
x = 1/Tkamar
= 1/364
= 0,00274725
= ax + b
= -3,0440295625
x = 1/Tkamar
= 1/373
= 0,00268096
= ax + b
= 760,75 (0,00268096) – 5,134
= -3,9445968
x = 1/Tkamar
= 1/368
= 0,00268096
= ax + b
= -3,9445968
x = 1/Tkamar
= 1/364
= 0,00274725
= ax + b
= -3,0440295625
y = ax + b
y = -13032x – 38,879
a = slope = -13032
b = intersept = - 38,879
x = variabel
x = 1/Tkamar
= 1/298
= 0,0033
y = ax + b
= 4,1266
− ΔH 1
log Ksp = 2,303R T
− ΔH 1
4,1266 = 2,303R T
Lampiran 5. Referensi
Lampiran 4. Laporan Sementara