Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No.

PENILAIAN RISIKO KERAWANAN INFORMASI


DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCTAVE
ALLEGRO
Rosini1, Meutia Rachmaniah2, Badollahi Mustafa3
1Mahasiswa Pascasarjana IPB Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
2Ketua Komisi Pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
3Anggota Komisi Pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB

Abstract
This study aims to conduct risk assessment on information vulnerabilities, to get the level of information
vulnerabilities, and to generate strategic recommendations to overcome information vulnerabilities in the X
Library using OCTAVE Allegro as a method. The result showed that from 4 categories, information
vulnerabilities at X Library is at category 3 or vulnerable enough with 22 areas of concern or equal to
42.31%. The risk assessment carried out in X Library turns the result that there are 10 assets
information held by the Head of Central Library, Adminisration Services Unit, Cataloging and
Classifying Unit, Circulation Services Unit, Reference Services Unit. The second result is contained threats
to information assets by 52 areas of concern that conducted by internal X Library are 14 actors, by
internal X are 13 actors, and by external are 2 actors. The third result is there are 62 consequences of 52
information assets with at the most consequences found in electronic document collections X-ana which from
6 areas of concern produce 10 consequences. The strategic recommendations to overcome the information
vulnerabilities in X Library is adjusted according to the risk mitigation that carried out in each area of
concern which is called the control or risk control. From the results of this risk assessment that can be done
is to reduce or eliminate risk (mitigate) as many as 21 areas of concern, to transfer or mitigate risk as many
as 16 areas of concern, to defer the risk a total of 12 areas of concern, and to receive risk (accept) or defer as
much as 3 areas of concern.
Keywords: Information Asset, Information Vulnerability, OCTAVE Allegro, Risk Assessment, threat

Pendahuluan Salah satu aspek yang harus


Data mempunyai peran yang dijaga dalam pengamanan informasi yaitu
adanya kerawanan atau kerentanan
sangat penting dalam sebuah sistem
(vulnerabilities). Perpustakaan X sebagai
informasi karena merupakan salah satu
pusat informasi yang dipastikan banyak
komponen sistem informasi selain
menyimpan informasi dan perlu segera
software, hardware, people, procedures dan
diketahui potensi kerawanan yang
networks (Whitman & Mattord, 2012).
muncul di perpustakaan X. Untuk itu
Oleh karena itu data yang disimpan dan
perlu dilakukan identifikasi potensi
diproses kemudian disebarkan di dalam
sistem komputer harus dilindungi kerawanan informasi yang ada sehingga
keamanannya karena merupakan aset informasi yang tersedia perpustakaan
yang paling berharga dalam sebuah selalu mutakhir, siap dan dapat diakses
organisasi. Pentingnya data juga dengan mudah ketika diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pemustakanya.
disebutkan oleh Taylor dan Joudrey
(2009), yang menyatakan bahwa data
Metode Penilaian Risiko OCTAVE
digunakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan. Data yang Allegro
digunakan tersebut adalah data yang Metode OCTAVE merupakan
singkatan dari the Operationally Critical
telah diorganisir menjadi suatu informasi
Threat, Aset, and Vulnerability Evaluation.
kemudian diterima sebagai pengetahuan
Metode OCTAVE melakukan penilaian
dan digunakan untuk mengambil
risiko berdasarkan pada tiga prinsip dasar
keputusan.

14
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

administrasi keamanan, yaitu: confi- 1) Kategori 1, menetapkan apa yang


dentiality, integrity, availability. OCTAVE menjadi arahan organisasi,
mempunyai dua varian, yaitu OCTAVE- 2) Kategori 2, membuat profil aset yang
S dan OCTAVE Allegro. Kata allegro: dimiliki organisasi.
(al-leg-ro) berarti dalam tempo yang 3) Kategori 3, mengidentifikasi
cepat dan lincah. Hal ini meng- ancaman untuk setiap aset informasi
gambarkan kinerja OCTAVE Allegro dalam konteks wadahnya.
yang lincah dan cepat. Keating (2014) 4) Kategori 4, mengidentifikasi dan
menyatakan metode penilaian risiko mitigasi risiko terhadap aset
OCTAVE Allegro dibuat oleh Carnegie informasi dan pengembangan
Mellon University Software Engineering pendekatan mitigasi.
Institute (SEI) yang memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil penilaian risiko
yang kuat, dengan investasi yang relatif
kecil dalam waktu dan sumber daya,
bahkan untuk organisasi-organisasi yang
tidak memiliki keahlian manajemen
risiko yang luas.
OCTAVE Allegro dapat dilaku-
kan dalam bentuk workshop, setting
bersama yang didukung dengan
panduan, lembar kerja, dan kuesioner, Gambar 1. Allegro Road Map (Caralli et.al.,
yang terdapat dalam lampiran OCTAVE 2007:4).
Allegro. Salah satu kelebihan OCTAVE Metode
Allegro selain cocok untuk digunakan Penelitian ini berusaha mendes-
oleh individu yang ingin melakukan kripsikan hasil kajian dari setiap tahap
penilaian risiko yang komprehensif atau lembar kerja yang diadopsi dari
tanpa keterlibatan yang luas dari metode OCTAVE allegro dalam menilai
organisasi, ahli atau sumber daya yang potensi kerawanan di Perpustakaan X.
ada juga memiliki kelebihan lainnya yaitu Setiap tahap dari delapan tahap
OCTAVE Allegro direkomendasikan pada Gambar 1, dirinci lagi menjadi
untuk peniaian risiko container informasi beberapa aktivitas penilaian risiko yang
(Macek & Ivkovic, 2011). akan dilakukan (Caralli et.al., 2007).
Metode OCTAVE Allegro terdiri Untuk memudahkan implementasinya
dari delapan tahap yang dikelompokkan OCTAVE Allegro memberikan panduan
menjadi empat kategori atau fase berupa worksheet 1 sampai 10 seperti di
(Brunschwiler, 2013). Empat kategori bawah ini:
tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Tahapan Metode OCTAVE Allegro


Tahap Aktivitas Output Worksheet /Acuan
• Kriteria pengukuran
risiko terhadap arahan
organisasi
Menetapkan kriteria
1 • Peringkat area Allegro Worksheet 1-6 dan 7
pengukuran risiko
dampak dari yang
paling penting hingga
yang tidak penting
Mengembangkan profil aset
2 Profil aset informasi kritis Allegro Worksheet 8
informasi

15
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

Mengidentifikasi container aset Pemetaan lingkungan


3 Worksheets 9a, 9b, dan 9c
informasi risiko aset informasi
Peta lingkungan risiko
4 Mengidentifikasi area of concern Worksheet 10
aset informasi
• Informasi detail dan • Output tahap 4
hasil pengembangan (Information Aset Risk
skenario ancaman dari Environment Maps)
area of concern
• Worksheet 10
Mengidentifikasi skenario • Daftar risiko aset
5 • Information Aset Risk
ancaman informasi
Worksheets
• Deskripsi tambahan
untuk kolom 6 • Column (6) worksheets
worksheets aset aset informasi dan
informasi dan container container
Konsekuensi dari
skenario ancaman
(kondisi) Tahap 6
Information Aset Risk
6 Mengidentifikasi risiko
Risiko Total = Ancaman Worksheet
kondisi dan konsekuensi
di tahap
[4 + 5] + [6]
• Risk Measurement
• Tabel nilai area
Criteria Step 1
7 Menganalisis risiko dampak
• Information Aset Risk
• Tabel skor risiko
Worksheets 10
• Matriks risiko relatif
• Tingkat kerawanan
informasi
• Mitigasi untuk semua
8 Memilih pendekatan mitigasi daftar risiko
• Strategi mitigasi untuk
setiap risiko yang telah
diputuskan untuk
dilakukan mitigasi

Pelaksanaan Penilaian Risiko dengan Tabel 2 Urutan Prioritas Area Dampak


Metode OCTAVE Allegro Prioritas Area Dampak
Tahap 1 : Menetapkan Kriteria
Reputasi dan Kepercayaan
Pengukuran Risiko 1
Pengguna
Aktivitas 1 : Mendefinisikan satu set 2 Keamanan
kriteria kualitatif pengukuran risiko 3 Produktivitas
terhadap organisasi 4 Hukum dan Peraturan
OCTAVE Allegro mendaftar 5 Keuangan atau Biaya operasional
enam area dampak yang kemudian 6 Kesehatan dan Keselamatan
ditentukan nilai kualitatifnya masing-
masing (rendah-sedang-tinggi). Penen-
Tahap 2: Mengembangkan Profil
tuan ini berdasarkan besarnya dampak
Aset Informasi
risiko yang terjadi jika KPI tidak tercapai.
Profil aset informasi kritis (Critical
information asets profile) terdiri dari
Aktivitas 2 : Pembuatan skala
deskripsi aset informasi kritis itu
prioritas area dampak
sendiri, alasan pemilihan, dan pemiliknya
Urutan prioritas area dampak di
(pengelola). Profil aset informasi
Perpustakaan X dapat dilihat pada Tabel
kritis dilengkapi dengan persyaratan
2 di bawah ini.

16
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

(requirements) keamanan yang harus ada Tahap 3: Mengidentifikasi Container


untuk melindungi aset informasi kritis Aset Informasi
tersebut dengan menyatakan kerahasiaan Dilakukan identifikasi atau
(confidentiality), integritas (integrity), keter- pemetaan terhadap lingkungan atau
sediaan (availability), dan persyaratan container aset informasi. Hasil dari
keamanan lainnya, lalu dipilih pemetaan ini berupa 21 peta lingkungan
persyaratan keamanan yang dianggap aset informasi dapat dilihat pada gambar
paling penting untuk aset informasi kritis di bawah ini.
tersebut.
Aset Informasi

Container
Gambar 2 Jenis dan Kategori Container Aset Informasi

Tahap 4 : Mengidentifikasi berbagai Tahap 5 : Mengidentifikasi berbagai


Area of Concern Skenario Ancaman
Hasil penilaian menunjukan Memperjelas ancaman yang terjadi
terdapat 52 area of concern yang berasal pada setiap area of concern. Hasil dari tahap
dari 10 aset informasi. Area of concern lima adalah sebagai berikut:
yang terbanyak terdapat pada aset 1) Pelaku ancaman
informasi Sistem pengelolaan infra- Pada 52 area of concern tercatat
struktur dan penanggulangan bencana bahwa kategori internal Perpustakaan
dengan 10 area of concern. Sedangkan yang X tercatat ada 14 pelaku, kategori
paling sedikit adalah pada aset informasi internal Universitas X ada 13 pelaku
Modul literasi informasi dan Koleksi e- dan sisanya ada 2 pelaku dari kategori
journal dan database online. eksternal.
Tabel 3 Pelaku Ancaman
Pelaku
Aset Informasi Internal
Eksternal
Perpustakaan X Universitas X
a. Ka UPT Perpustakaan
a. Dosen
b. Kasub unit layanan
b. Mahasiswa
administrasi
Data kebutuhan koleksi c. Staf pemeliharaan Tidak diketahui
c. Staf Unit Layanan
baru jaringan (UPT
administrasi
Multimedia)
d. Staf Perawatan dan
d. Tidak diketahui
Pemeliharaan

17
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

a. Staf unit layanan a. Warek I


Informasi proses
administrasi b. Dewan Audit Tidak diketahui
pembelian koleksi baru
b. Tidak diketahui c. Tidak diketahui
a. Kasub unit pengolahan
b. Staf unit pengolahan Pihak pengembang
Data koleksi baru UPT Multimedia
c. Staf Perawatan dan SIPRUS
Pemeliharaan
a. Tidak diketahui
Dokumen elektronik a. Staf unit pengolahan b. Pembuat dolumen
Tidak diketahui
koleksi X-ana b. Tidak Diketahui X-ana
c. Tidak diketahui
a. Ka UPT Perpustakaan a. Tidak diketahui
b. Staf perpustakaan b. Ka UPT Puskom
Sistem pengelolaan
c. Staf Perawatan dan c. Staf UPT Puskom Pihak pengembang
infrastruktur dan
Pemeliharaan d. Staf UPT Multimdia SIPRUS
penanggulangan bencana
d. Tidak diketahui e. Pengguna jaringan
e. Administrator f. Pengguna komputer
a. Staf perpustakaan a. BAA Pihak pengembang
Data anggota
b. Saf Layanan Sirkulasi b. Anggota SIPRUS
a. Ka UPT Perpustakaan
b. Kasub unit layanan
Data koleksi perpustakaan Anggota
administrasi
c. Staf Layanan Sirkulasi
a. Ka UPT Perpustakaan
Modul literasi informasi b. Kasub Unit Layanan
Referens
a. Ka UPT Perpustakaan
b. Kasub unit layanan
Koleksi multimedia administrasi
(audiovisual) c. Staf Layanan Multimedia
d. Staf Perawatan dan
pemeliharaan
a. Staf Layanan
Koleksi e-journal dan a. Dosen
Referens/Multimedia
database online b. Mahasiswa
b. Staf perpustakaan

Dengan diketahuinya para pelaku dan alasan mengapa pelaku melakukan


ancaman, maka dapat diidentifikasi pula ancaman. Sebagai contoh dapat dilihat
bagaimana pelaku melakukan ancaman pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5 Ancaman pada Area of Concern
Area concern Ancaman
Dosen
Actor
Mahasiswa

Mengusulkan kebutuhan koleksi baru


yang tidak lengkap data bibliografinya
Means
sehingga perpustakaan bisa salah mendata
Usulan kebutuhan koleksi koleksi yang dimaksud oleh pengusul
baru yang disampaikan
kepada perpustakaan tidak Ketidaksengajaan karena tidak mengetahui
mempunyai data bibliografi Motives
data bibliografi yang lengkap
yang jelas Destruction
Outcome
Modification

Security Memastikan usulan semua pihak disertai


requirements dengan data bibliografi yang lengkap

Probability Sedang

18
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

2) Akibat ancaman Hasil dari analisis terhadap risiko


Untuk akibat (outcome) dari diperoleh 62 konsekuensi dari 52 area of
skenario ancaman yang dapat concern jika skenario ancaman terjadi.
menyebabkan aset informasi menjadi Konsekuensi yang terbanyak ada pada
terbuka (disclosure) terdapat pada 7 area dokumen elektronik koleksi X-ana, yaitu
of concern, menyebabkan rusak dari 6 area of concern menghasilkan 10
(destruction) terdapat pada 27 area of konsekuensi.
concern, menyebabkan perubahan
(modification) ada pada 6 area of concern, Tahap 7 : Menganalisis Risiko
dan yang dapat menyebabkan layanan Tahap 7 ini melakukan analisis
terganggu (interruption) ada pada 34 terhadap total risiko yang merupakan
area of concern. hasil tahap 4, 5, dan 6. Hal ini dilakukan
dengan mengkuantifikasikan kriteria
3) Peluang ancaman pengukuran risiko dari tahap 1. Hasil
Untuk kemungkinan atau kuantifikasi ini disebut skor risiko relatif
peluang terjadinya ancaman dicatat yang diperoleh dengan cara menghitung
pada probabilitas (probability). Pada skor untuk setiap area dampak dengan
probability terdapat tiga pilihan nilai, mengalikan nilai area dampak dengan
yaitu : tinggi-sedang-rendah. Peluang nilai prioritas area dampak yang
yang paling sedikit adalah kategori diperoleh dari urutan prioritas yang telah
sedang sebanyak 16 probabilitas, dibuat pada tahap 1. Kemudian nilai
kategori tinggi sebanyak 17 dampak dikuantitatifkan sebagai berikut :
probabilitas, dan kategori rendah rendah (nilai 1), sedang (nilai 2), dan
sebanyak 19 probabilitas. tinggi (nilai 3). Jumlah hasil perkalian
tersebut di atas dan hasilnya adalah skor
Tahap 6 : Mengidentifikasi Risiko risiko relatif.
Tabel 6 Cara Menghitung Skor terhadap Area Dampak
Nilai dampak
Nilai
Area dampak Prioritas Rendah Sedang Tinggi
Prioritas
(1) (2) (3)

Reputasi dan Kepercayaan Pengguna 1 6 6 12 18

Keamanan 2 5 5 10 15
Produktivitas 3 4 4 8 12
Hukum dan Peraturan 4 3 3 6 9
Keuangan atau Biaya operasional 5 2 2 4 6
Kesehatan dan Keselamatan 6 1 1 2 3

Hasil analisis risiko yang dilakukan pembelian koleksi


baru
pada tahap 7 adalah: skor risiko relatif Data koleksi baru 37 46
tertinggi adalah 53 terdapat pada aset Dokumen elektronik
38 53
informasi dokumen elektronik koleksi X- koleksi X-ana
Sistem pengelolaan
ana sedangkan sedangkan yang terendah infrastruktur dan
37 49
skor risiko relatifnya adalah 29 ada pada penanggulangan
bencana
aset informasi proses pembelian koleksi Data anggota 34 51
baru. Data koleksi
38 47
Tabel 7 Skor Risiko Relatif perpustakaan
Skor risiko relatif Modul literasi
33 33
Aset Informasi informasi
Terendah Tertinggi Koleksi multimedia
Data kebutuhan 33 43
30 39 (audiovisual)
koleksi baru Koleksi e-journal dan
33 43
Informasi proses 29 39 database online

19
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

Tahap 8 : Memilih Pendekatan a). Kategori 1 terdapat 3 area of


Mitigasi concern. Terdapat pada aset
Pendekatan mitigasi merupakan informasi Data koleksi baru,
cara bagaimana Perpustakaan X akan Dokumen elektronik X-ana, dan
memutuskan untuk mengatasi risikonya. Sistem pengelolaan infrastruktur
OCTAVE Allegro memberikan pende- dan penanggulangan bencana.
katan mitigasi yang dapat dipilih, yaitu : b). Kategori 2 dengan probabilitas
menerima (accept), mitigasi atau tinggi dan nilai sedang ada 6 area
of concern. Kategori 2 dengan
mengurangi (mitigate), dan menunda
probabilitas sedang dan nilai
(defer). Untuk memulai mitigasi, pertama
tinggi ada 3 area of concern.
mengurutkan masing-masing risiko skor c). Kategori 3 dengan probabilitas
relatifnya. Kemudian dibuat pengkate- tinggi dan nilai rendah ada 8 area
gorian untuk memudahkan melakukan of concern. Kategori 3 dengan
pendekatan mitigasi setiap risiko. probabilitas sedang dan nilai
Pengelompokan berdasarkan skor risiko sedang ada 8 area of concern.
relatif hasil analisis risiko tahap 7 dan Kategori 3 dengan probabilitas
probabilitas terjadinya ancaman hasil rendah dan nilai tinggi ada 6 area
tahap 5. of concern. Terdapat pada semua
aset informasi kecuali Modul
Tabel 8 Matriks Risiko Relatif dengan literasi informasi.
Probabilitas Ancaman d). Kategori 4 dengan probabilitas
Skor risiko relatif
Probabilitas
(46 – 53) (38 – 45) (29 – 37)
sedang dan nilai rendah ada 5
Tinggi Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
area of concern. Kategori 4 dengan
probabilitas rendah dan nilai
Sedang Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4
sedang ada 6 area of concern.
Rendah Kategori 3 Kategori 4 Kategori 4
Kategori 4 dengan probabilitas
Masing-masing kategori tersebut di rendah dan nilai rendah ada 7area
of concern.
atas dapat menggambarkan tingkat
Agar lebih jelas pengelompokan
kerawanan informasi, yaitu sebagai kategori yang memberikan gambaran
berikut: tingkat kerawanan informasi di
1. Kategori 1 merupakan tingkat yang Perpustakaan X dapat dilihat pada
paling rawan informasinya. Gambar 4 di bawah ini.
2. Kategori 2 merupakan tingkat yang
rawan informasinya. area of
3. Kategori 3 merupakan tingkat yang
cukup rawan informasinya.
4. Kategori 4 merupakan tingkat yang
tidak rawan informasinya.
1) Tingkat kerawanan informasi
Dengan melihat probabilitas
ancaman dan nilai skor relatif pada
setiap area of concern yang diwakili oleh
nomor urutannya dimasukan ke
dalam kategori berdasarkan ketentuan
masing-masing kategori. Dengan
berpedoman pada matriks risiko
relatif, maka hasil dari tahap ini adalah Kategori kerawanan
sebagai berikut: Gambar 4 Area of Concern Berdasarkan Kategori
Kerawanan

20
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

Gambar 4 tersebut di atas dan people. Pengurangan risiko dilakukan


menunjukan bahwa area of concern yang sesuai masing-masing area of concern yang
ada di Perpustakaan X yang masuk disebut kontrol. Berbagai kontrol inilah
tingkat 1 atau kategori sangat rawan yang dijadikan rekomendasi kepada
sebesar 5.77%. Pada tingkat 2 atau pihak manajemen Perpustakaan X dalam
kategori rawan sebesar 17.31%. Tingkat penilaian risiko ini untuk mengurangi
3 atau kategori cukup rawan sebesar kerawanan informasi yang ada.
42.31%, dan yang terakhir pada tingkat 4
atau tidak rawan sebesar 34.61%. Kesimpulan
Penilaian risiko pada dasarnya
Dengan demikian maka dapat
merupakan proses identifikasi terhadap
disimpulkan bahwa Perpustakaan X
aset informasi, ancaman, dan kerawanan.
berada pada tingkat kerawanan informasi
Dengan menggunakan metode
cukup rawan karena area of concern yang OCTAVE Allegro maka hasil penilaian
terbanyak berada pada kategori 3 atau risiko dapat dilakukan.
cukup rawan. Perpustakaan X memiliki 10 aset
2) Pendekatan mitigasi yang dianggap kritis. Tiga aset dimiliki
Selanjutnya menetapkan pen- oleh Ka UPT Perpustakaan. Satu aset
dekatan mitigasi untuk setiap risiko. dimiliki Kasub unit layanan administrasi
Berdasarkan analisis di atas, maka yaitu Data koleksi baru. Satu aset milik
ditetapkan status mitigasi untuk Kasub unit pengolahan. Dua aset milik
Perpustakaan X, yaitu: Kasub unit layanan sirkulasi. Sisanya tiga
aset milik oleh Kasub Unit Referens.
Tabel 9 Pendekatan dan Pengurangan Risiko Pemilik aset informasi disini merupakan
Jumlah area
Kategori Tindakan para pengelola yang bertanggungjawab
of concern
1 Mitigasi (mitigate) 21 terhadap kelangsungan dan keamanan
2 Transfer/Mitigasi 16 aset informasi di Perpustakaan X. Pada
3 Menunda/Mitigasi 19 10 aset informasi yang ada pada
4 Menerima/Menunda 3 Perpustakaan X terdokumentasi ada 10
3) Strategi mitigasi aset yang memiliki integritas. Sembilan
Hasil pengurangan risiko adalah aset informasi kritis memiliki
sebagai berikut: mitigate yang dilakukan kerahasiaan. Tujuh aset yang memiliki
pada container prosedur sebanyak 12 ketersediaan. Serta ada dua aset yang
tindakan, pada container data sebanyak 3 memiliki karakteristik kepemilikan
tindakan, pada container hardware sebanyak (possession). Lima aset informasi
2 tindakan, dan pada orang (people) dinyatakan integritas sebagai syarat
sebanyak 4 tindakan. Pengurangan risiko keamanan terpenting pada aset
dengan transfer dilakukan pada container informasi. Sedangkan sisanya lima aset
prosedur sebanyak 7 tindakan, pada dinyatakan ketersediaan sebagai
container data sebanyak 3 tindakan, pada persyaratan keamanan yang paling
hardware sebanyak 3 tindakan, pada people penting.
sebanyak 4 tindakan, dan pada software Area of concern merupakan salah
dan aplikasi hanya 1 tindakan. Kemudian satu ancaman bagi aset informasi dimana
tindakan defer dilakukan pada prosedur terdapat sebanyak 52 area of concern yang
sebanyak 6 tindakan, pada data sebanyak berasal dari 10 aset informasi. Pelaku
2 tindakan, pada people terdapat 3 ancaman terhadap aset informasi di
tindakan, dan pada software hanya 1 Perpustakaan X dibagi dalam 3 kategori.
tindakan. Tindakan accept masing-masing Kategori internal Perpustakaan X
1 tindakan untuk container prosedur, data tercatat ada 14 pelaku, kategori internal

21
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 14 No. 1

Usakti ada 13 pelaku dan sisanya ada 2 Daftar Pustaka


pelaku dari kategori eksternal. Skenario Brunschwiler, Cyrill (2013) Lean Risk
ancaman yang dapat menyebabkan aset Assessment based on OCTAVE
informasi menjadi terbuka (disclosure) Allegro https://blog.csnc.ch/ 2013/04
terdapat pada 7 area of concern, /lean-risk-assessment-based-on-octave-
menyebabkan rusak (destruction) terdapat allegro/ [Diakses 16 September 2015]
pada 27 area of concern, menyebabkan Caralli, RA, JF, Steven, R, Young, WR,
perubahan (modification) ada pada 6 area of Wilson (2007) Introducing OCTAVE
concern, dan yang dapat menyebabkan Allegro: improving the information security
layanan terganggu (interruption) ada pada risk assessment process. Software
34 area of concern. Peluang yang paling Engineering Institute Carnegie Mellon
University CMU/SEI Report
sedikit adalah kategori sedang yaitu Number: CMU/SEI-2007-TR-012
sebanyak 16 probabilitas, kategori tinggi http://resources.sei.cmu.edu/library/as
sebanyak 17 probabilitas, dan kategori set-view.cfm? assetid=8419. [Diakses
rendah sebanyak 19 probabilitas. 13 Juni 2011].
Ada 62 konsekuensi dari 52 area of Keating, Corland G (2014) Validating the
concern jika skenario ancaman terjadi. OCTAVE Allegro Information
Konsekuensi yang terbanyak ada pada Systems Risk Assessment Metho-
dokumen elektronik koleksi X-ana, yaitu dology: A Case Study [Dissertation].
dari 6 area of concern menghasilkan 10 Graduate School of Computer and
konsekuensi, Information Sciences Nova
Southeastern University. http://media.
Gambaran tingkat kerawanan proquest.com/media/pq/classic/doc/
informasi berdasarkan matriks nilai risiko 3238417401/fmt/ai/rep/NPDF?_s=a
relatif berada pada kategori 3 atau FRBvZcffJfVljMUcMt%2B2Rw5erA%
tingkat cukup. 3D [Diakses 16 September 2015].
Untuk mengatasi berbagai kera- Maček, Davor, I.M., Nikola Ivković (2011)
wanan informasi yang ada, Perpustakaan Information Security Risk Assessment in
X perlu menyesuaikan pengurangan Financial Institutions Using VECTOR
risiko yang dilakukan pada masing- Matrix and OCTAVE Methods.
masing area of concern yang disebut http://www.ceciis.foi.hr/app/index.ph
kontrol atau kendali risiko. Dari hasil p/ceciis/2011/paper/viewFile/478/25
penilaian risiko ini, yang dapat dilakukan 9 [Diakses 16 September 2015]
adalah mengurangi atau menghilangkan Taylor, AG, Joudrey, DN (2009) The
risiko (mitigate) sebanyak 21 area of concern, Organization of Information. Westport,
memindahkan risiko (transfer) atau Connecticut (US): Libraries Unlimited
mitigate sebanyak 16 area of concern, Whitman, ME, Mattord, HJ (2012) Principes
menunda risiko (defer) sebanyak 12 area of of Information Security. Boston (US):
concern, dan menerima risiko (accept) atau Course Technology, Thomson
menunda sebanyak 3 area of concern.

22

Anda mungkin juga menyukai