Fix Makalah Kedudukan Bahasa Indonesia - Sri Adji Putrawrdana
Fix Makalah Kedudukan Bahasa Indonesia - Sri Adji Putrawrdana
Disusun Oleh:
Sri Adji Putrawardana (23.02.01.0002)
2024
KATA PENGANTAR
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kedudukan bahasa adalah status relatif bangsa sebagai sistem lambang nilai budaya
yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dikaitkan dengan bahasa yang
bersangkutan, sedangkan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian atau peranan bahasa
yang bersangkutan dalam masyarakat pemakainya (Alwi, 2003).
Status dan nilai selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Karena bahasa tidak
dipisahkan dengan kehidupan, status dan nilai itu pun selalu melekat padanya. Dengan
demikian, pemakai bahasa akan memperlakukan bahasa sesuai dengan “tabel” (status
dan nilai) yang disandangnya. Kejelasan “tabel” yang diberikan akan mempengaruhi
masa depannya dan masyarakat dwibahasawan akan memilah-milah sikap dan
pemakaian bahasa-bahasa yang digunakannya, tidak memakai secara sembarangan,
tergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan begitu, perkembangan bahasa itu akan
terarah. Demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia.
1
2
bahasa lain (bahasa daerah dan bahasa asing yang digunakan di Indonesia) pada pihak
yang lain. Kekaburan pembedaan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dengan
kedudukan dan fungsi bahasa di Indonesia) pada pihak yang lain. Kekaburan
pembedaan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dengan kedudukan dan fungsi
bahasa-bahasa lain itu tidak saja akan merugikan bagi pengembangan dan pembakuan
bahasa Indonesia, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya kekacauan dalam cara
berpikir para penutur (terutama penutur pemula) yang dwibahasawan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara?
2. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara!
3. Jelaskan ragam baku dan tidak baku bahasa Indonesia?
4. Apa itu laras bahasa Indonesia? Jelaskan dan berikan pengertian beberapa bagian
dari laras bahasa Indonesia (lisan, tulisan, dialek, dan idiolek)!
C. Tujuan Masalah
Secara umum pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
bahasa Indonesia yang menerangkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, ragam
baku dan tidak baku, serta laras bahasa Indonesia. Secara khusus tujuan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
yang kita pakai saat ini.
2. Agar mengerti dan memahami tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara.
3. Menjelaskan ragam baku dan tidak baku bahasa Indonesia.
4. Agar memahami tentang laras bahasa Indonesia serta di dalamnya menjelaskan
tentang pengertian lisan, tulisan, dialek, dan idiolek.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Akan tetapi, pada saat (dan setelah Sumpah Pemuda), semangat dan jiwa yang tadinya
kedaerahan itu sudah menjadi bersifat nasional atau berjiwa keindonesiaan. Pada saat
itulah, bahasa Melayu yang berjiwa dan bersemangat baru diganti dengan nama bahasa
Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan sekaligus
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran
nilai sosial budaya yang dicerminkan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia harus
bangga terhadapnya, bangsa Indonesia harus menjunjungnya, memelihara,
mengembangkan, dan mempertahankannya. Kebanggaan pemakainya senantiasa
harus ditumbuh kembangkan dalam diri setiap insan Indonesia. Sebagai realisasi
kebanggaan itu, bangsa Indonesia harus menggunakannya tanpa rasa rendah diri tanpa
rasa malu dan tanpa rasa acuh tak acuh. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa
Indonesia merupakan “lambang” Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia dapat
dikatakan memiliki kedudukan yang setara dan serasi dengan lambang kebangsaan
yang lain, seperti bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia menyatakan jati dirinya,
menyatakan sifat, perangai dan wataknya sebagai bangsa Indonesia. “Bahasa
menunjukkan bangsa”, kata pepatah. Melalui bahasa Indonesia, bangsa Indonesia
menyatakan kepribadian dan harga dirinya. Karena fungsinya yang demikian itu,
bangsa Indonesia harus menjaganya, jangan sampai ciri kepribadian bangsa Indonesia
tidak tercermin di dalamnya, jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan
gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Implikasinya adalah bahwa bahasa Indonesia harus memiliki identitasnya sendiri.
Identitas itu baru bisa dimiliki hanya jika masyarakat pemilik dan pemakainya
membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga ia bersih dari unsur-
unsur bahasa lain, terutama bahasa asing (seperti bahasa Inggris) yang tidak benar-
benar dibutuhkan.
memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam memfasilitasi proses kemajuan
bangsa Indonesia.
Didalam Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai
bahasa negara. Kini, bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang
Dasar 1945 Bab XV pasal 36 di dalam kedudukan sebagai bahasa Negara, bahasa
Indonesia juga berfungsi sebagai:
1. Bahasa Resmi Negara.
2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
3. Alat penghubung dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara adalah pemakaiannya sebagai bahasa resmi
kenegaraan. Bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa, kegiatan
kenegaraan baik secara lisan ataupun bentuk tulisan dokumen-dokumen, keputusan
serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan badan-badan kenegaraan
lainnya seperti DPR, MPR ditulis didalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama
pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan didalam bahasa Indonesia.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kedudukan_bahasa_indonesia#:~:text=Kedudukan%2
0bahasa%20Indonesia%20sebagai%20bahasa,tercantum%20“Bahasa%20Negara%2
0ialahBahasa%20Indonesia).
Dalam undang-undang, Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
yang tercantum didalam:
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”. Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:
a) Bahasa Nasional
7
yang dimasuki oleh bahasa Indonesia dan setiap bidang tersebut memiliki cirinya
masing-masing yang membedakan antara satu bidang dengan lainnya.
Dari ciri-ciri bahasa baku di atas, maka bahasa tidak baku merupakan bentuk
kebalikannya. Bahasa tidak baku mempunyai ciri berikut:
1. Bisa dipengaruhi bahasa daerah
2. Bisa dipengaruhi bahasa asing
3. Masuk sebagai ragam bahasa percakapan
4. Kadang menyelipkan imbuhan
5. Terkadang maknanya ganda
6. Memperlihatkan bentuk hiperkorek (https://tirto.id/gBhx)
Untuk melihat contoh bahasa baku, Anda dapat mengakses tulisan-tulisan ilmiah
yang tersebar di media, perpustakaan, dan lain-lain. Hal ini berbeda dengan contoh
bahasa tidak baku yang hampir setiap hari kita praktekkan dalam kehidupan. Berikut
ini contoh bahasa baku dan perbandingan dengan bentuk bahasa tidak bakunya.
1. Tidak
Bahasa Baku : tidak
Tidak Baku : kagak, engga, enggak, gak, ga
2. Uang
Bahasa Baku : Uang
Tidak Baku : duit, cuan, fulus
3. Lurus
Bahasa Baku : Lurus
Tidak Baku : lempeng
Oleh karena itu, dalam menulis kita harus menguasai berbagai laras yang berbeda itu
agar dapat memilih laras yang tepat untuk khalayak sasaran.
1. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of
speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dan komunikasi terjadi secara langsung
atau bertatap muka, sehingga terikat oleh kondisi, situasi, dan waktu. Dalam ragam
lisan, kita juga akan berurusan dengan tata bahasa, kosa kata, dan lafal. Ciri-ciri
ragam bahasa lisan sebagai berikut:
a) Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua.
b) Didalam ragam bahasa lisan terdapat unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti
subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan.
c) Ragam bahasa lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
d) Ragam bahasa lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan Panjang pendeknya
suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan
huruf miring.
2. Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, jadi komunikasi yang terjadi tidak
secara langsung. Ciri-ciri ragam bahasa tulis sebagai berikut:
a) Ragam bahasa tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara di depan.
b) Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata.
c) Ragam tulis tidak terikat oleh kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
d) Ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
3. Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok
bahasawan di tempat tertentu (Kridalaksana, Kamus Linguistik, 1993). Dalam
istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati
ialah lafal (Sugono, 1999). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam
pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung, mBayuwangi,
atau realisasi pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an, gera’an. Logat
daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh
seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas;
logat indonesia orang Bali dan Jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-
12
ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi
bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
4. Ragam Idiolek
Idiolek adalah bentuk bahasa yang khas digunakan oleh seorang individu.
Varietas tersebut merupakan keseluruhan ciri yang khas pribadi dalam pola pilihan
kosakata atau idiom (leksikon individu), tata bahasa, dan pelafalan. Contoh
kosakata idiolek yang sering diucapkan oleh public figur Rini Fatimah Jaelani yang
sering disapa Syahrini di antaranya pemiirrssaahhh (pemirsa), cucok meong
(menggambarkan pujian atas hal-hal yang menakjubkan dan cantik), dan syantieekk
(cantik). Varasiasi idiolek tersebut sudah terbiasa diungkapkan Syahrini dan
menjadi ciri khasnya. Contoh lain, idiolek yang sering diucapkan oleh public figur
Inul Daratista dan menjadi ciri khasnya di antaranya lucune (lucunya), waktune
(waktu), canteekkk (cantik), yoshay (ayo sayang), akohh (aku). Berdasarkan data
tersebut adapun faktor yang mempengaruhi variasi bahasa idiolek public figur,
yaitu latar belakang keluarga penutur, jenis pekerjaan, dan faktor lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu bahasa Indonesia, bahasa-bahasa daerah dan bahasa-bahasa asing. Penggunaan
ketiga jenis bahasa itu dapat menimbulkan masalah jika kedudukan dan fungsinya
masing-masing tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia diperlukan karena perumusan itu memungkinkan penutur bahasa Indonesia
mengadakan pembedaan antara kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia pada satu
pihak serta kedudukan dan fungsi bahasa-bahasa lain (bahasa daerah dan bahasa asing
yang digunakan di Indonesia) pada pihak yang lain. Kekaburan pembedaan kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia dengan kedudukan dan fungsi bahasa-bahasa lain itu tidak
saja akan merugikan pengembangan dan pembakuan bahasa Indonesia, tetapi juga
dapat menyebabkan terjadinya kekacauan dalam cara berpikir para penutur (terutama
penutur pemula) yang dwibahasawan. Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan,
yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Perbedaan antara bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,
disikapi lewat fungsinya masin-masing, juga dapat disikapi dari proses terbentuknya
dan dari segi wujudnya.
B. Saran
Jadi seperti yang kita ketahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia teramat
penting tidak hanya untuk kita tapi juga untuk bangsa ini. Bagaimana jadinya kita dan
bangsa ini bila tidak ada bahasa Indonesia bahasa pemersatu? Bahasa Indonesia
bahasa penghubung? Maka daripada itu kita harus menjunjung tinggi bahasa kita
bahasa Indonesia. Dan harus melestarikan bahasa Indonesia dengan cara senantiasa
menggunakan bahasa Indonesia di mana pun kita berada karena kalau bukan kita siapa
lagi yang akan meneruskan dan menjaganya?
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung
jawabkan.
13
DAFTAR PUSAKA
Kridalaksana, H. (1978). Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.
Suharianto, S. (1981). Kompas Bahasa: Pengantar Berbahasa Indonesia yang Baik dan
Benar. Surakarta: Widya Duta.
Sugono. (1999). Telaah Bahasa dan Sastra: Persembahan kepada Prof. Dr. Anton M.
Moeliono. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moeliono, A. M. (2000). Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam
era Globalisasi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdiknas.
Bahasa Indonesia: Apa itu bahasa baku, ciri-ciri dan contohnya?. Tirto.id. Publikasi tanggal
19 Januari 2023 pukul 10:43 WIB. Diakses pada tanggal 8 Januari 2024 Pukul 20:14 WIB.
https://tirto.id/apa-itu-bahasa-baku-ciri-ciri-dan-contohnya-gBhx
14