ABSTRAK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajan inkuiri pada mata pelajaran Matematika Debit di kelas VI Sekolah Dasar Negeri
05 Pardasuka. Menurut hasil penelitian, bahwa nilai ulangan harian siswa masih tergolong
rendah dan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah
yaitu 70. Dari 9 hanya 5 yang mendapat nilai diatas 70. Faktor penyebabnya adalah karena
pembelajaran yang cenderung menggunakan metode ceramah. Dengan Penerapan
pendekatan inkuiri pada siswa SDN 05 Pardasuka akan lebih memahami masalah yang
berkaitan dengan materi pengukuran debit, karena siswa mencari semua data sendiri
kemudian menyimpulkannya sendiri sehingga dapat mengembangkan pendidikan
demokrasi.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting karena pendidikan merupakan suatu hal penentu kemajuan suatu bangsa, dan satu
penentu kemampuan sumber daya manusia di suatu Negara. Dimana pada masa saat ini
kemajuan suatu bangsa tidak dilihat dari kekayaan sumber daya alamnya saja tetapi pada
saat ini juga dilihat dari kemampuan sumber daya manusianya sendiri bagaimana
memanfaatkan suatu sumber daya alam yang ada di negaranya. Namun permasalahannya
saat ini ialah banyak siswa-siswi yang kurang mencintai pendidikan terutama yang paling
disorot ialah pelajaran Matematika. Kebanyakan Siswa-siswi sekolah jenuh terhadap
pelajaran Matematika disebabkan karena belum ada sesuatu hal yang mampu
membangkitkan minat para siswa-siswi sekolah untuk menyukai mata pelajaran
matematika bahkan untuk sekedar membaca dan membolak-balik buku yang bersangkutan
dengan Matematika.
Mengajar dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan, guru memang
memegang peranan penting dalam pembelajaran di kelas. Tetapi jika tidak ada siswa, Guru
pun tidak ada. Guru tidak bisa mengajar tanpa siswa, tetapi siswa bisa belajar tanpa ada
guru. Itulah sebabnya di dalam pendidikan formal guru dengan siswa sama- sama saling
melengkapi. Peran guru di ruangan kelas bukan hanya menjadi penyaji pelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa, melainkan mengajarkan kepada siswa tentang cara mempelajari
sesuatu dengan efektif. Selain itu membimbing dan melatih siswa untuk mengembangkan
keterampilan yang dimiliki siswa tersebut. Sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di
sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah memegang peranan sangat penting.
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.
Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai
seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di sekolah SD Negeri 05 Pardasuka,
ternyata wali kelas Vl ketika menyampaikan materi pembelajaran hanya mentransfer ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga rendahnya pemahaman siswa dalam materi pembelajaran
Matematika.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas kelas Vl yang sekaligus guru mata
pelajaran Matematika di SD Negeri 05 Pardasuka, bahwa nilai ulangan harian siswa masih
tergolong rendah dan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
sekolah yaitu 70. Dari 9 hanya 5 yang mendapat nilai diatas 70. Faktor penyebabnya adalah
karena pembelajaran yang cenderung menggunakan metode ceramah.
Sesuai permasalahan yang dihadapi guru kelas Vl di SD Negeri 05 Pardasuka, Maka perlu
dilakukan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika. Peneliti tertarik untuk melakukan penerapan model
pembelajaran inkuiri. Metode inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang
dianggap mampu menumbuhkan minat dan rasa percaya diri siswa. Hal ini terjadi karena
penerapan model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa mencari dan menemukan
sendiri pola dan struktur matematika melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan
menantang.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi Pengukuran debit di kelas VI SD Negeri 05 Pardasuka tahun
2021/2022 ?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Pengukuran debit di kelas VI
SD Negeri 05 Pardasuka?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi Pengukuran debit di kelas VI SD Negeri 05 Pardasuka tahun
ajaran 2021/2022
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model
pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran Matematika materi Pengukuran debit di
kelas VI SD Negeri 05 Pardasuka tahun 2021/2022

D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi sekolah
 Menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran sehingga hasil belajar siswa
meningkat secara optimal.
 Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dengan penerapan model
pembelajaran Inkuiri.
 Pembelajaran di sekolah menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Bagi guru
 Sebagai bahan masukan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
Materi yang diajarkan.
 Menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang model pembelajaran inkuiri
yang dapat dijadikan salah satu alternatif proses pembelajaran Matematika sehingga
dapat memperbaiki dan mampu memecahkan segala persoalan siswa.
 Dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan
disampaikan.

3. Bagi siswa
 Meningkatkan keaktifan dan respons siswa dalam proses pembelajaran melalui
model pembelajaran inkuiri.
 Menarik perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung agar mudah dipahami.
 Mempermudah siswa dalam menemukan konsep melalui percobaan sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

4. Bagi peneliti
 Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam memperbaiki proses pembelajaran
matematika.
 PDapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

A.MENGATASI KEJENUHAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA


Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai akibat dari interaksi
antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja
dirancang. Ataupun tidak sengaja dirancang namun dimanfaatkan. Proses belajar tidak
hanya terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan guru, tetapi dapat pula
diperoleh lewat interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Pembelajaran matematika, salah satu diantara tujuannya adalah membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama.Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah. Berbagai persepsi
awal yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika, telah membentuk sikap yang
beragam. Ada yang memiliki minat yang tinggi terhadap matematika, namun tidak sedikit
yang bersikap jenuh terhadap matematika. Hal ini tentu dikarenakan pengalaman belajar
yang pernah mereka rasakan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi
negatif siswa terhadap matematika adalah karena kejenuhan yang mereka alami selama
belajar matematika. Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa disebabkan karena
ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang diberikan, atau juga karena mereka
sukar untuk memahami materi yang diajarkan. Kejenuhan ini juga sering ditimbulkan oleh
guru pengajarnya. Karena guru kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metode,
strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan dan membangkitkan minat.

B.PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR MATEMATIKA


Pembelajaran matematika secara formal umumnya diawali di bangku sekolah. Sementara
itu, matematika di sekolah masih menjadi pelajaran yang menakutkan bagi para siswa. Di
antara berbagai faktor yang memicu hal ini adalah proses pembelajaran yang kurang asyik
dan menarik. Model pembelajaran yang sering di temui pada pembelajaran matematika
adalah proses pembelajaran bercorak “teacher centered”, yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru. Sehingga guru menjadi pemeran utama dan kehadirannya menjadi
sangat menentukan. Pembelajaran menjadi tak dapat dilakukan tanpa kehadiran guru. Siswa
cenderung pasif dan tidak berperan selama proses pembelajaran. Sehingga proses yang
muncul adalah “take and give”. Dalam merangkai pembelajaran, guru pada umumnya
terbiasa dengan model standar, yakni pembelajaran yang bermula dari rumus,
mengapalnya, kemudian diterapkan dalam contoh soal. Model pembelajaran yang demikian
tidak memberi ruang bagi siswa untuk melakukan observasi (mengamati),eksplorasi
(menggali), inkuiri (menyelidiki), dan aktivitas-aktivitas lain yang memungkinkan mereka
terlibat dan memahami permasalahan yang sesungguhnya. Model seperti ini yang
mengakibatkan matematika bak kumpulan rumus yang menyeramkan, sulit dipelajari, dan
nampak abstrak.
Oleh karena itu, di SDN 05 Pardasuka diterapkan model pembelajaran inkuiri. Dengan
Penerapan pendekatan inkuiri pada siswa SDN 05 Pardasuka akan lebih memahami masalah
yang berkaitan dengan materi pengukuran debit, karena siswa mencari semua data sendiri
kemudian menyimpulkannya sendiri sehingga dapat mengembangkan pendidikan
demokrasi.
Lebih jelasnya inquiry merupakan proses yang terus menerus atau merupakan berputar
berkesinambungan, mulai dari menanyakan pertanyaan, meneliti jawaban, menerjemahkan
informasi, mempresentasikan temuan dan melakukan refleksi. Di mana peserta didik
dituntut untuk berpikir kritis dan tingkat tinggi atau HOts. Secara pengertian model
Pembelajaran inquiry atau inkuiri merupakan aktivitas sistematis dalam pembelajaran
Yang menuntut peserta didik untuk berpikir dengan cara analitik, kritis, dan kreatif sehingga
mampu mendapatkan solusi dari permasalahan yang diberikan, secara mandiri oleh siswa
tersebut. Pembelajaran berbasis inkuiri ini adalah pendekatan yang menitik beratkan pada
keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran. Peran guru dalam model
pembelajaran inquiry ini hanya sebagai Fasilitator, sedangkan siswa sebagai subjek belajar
atau memiliki peran utama untuk mengajukan pertanyaan atau mengeksplorasi gagasan
mereka dari berbagai sudut pandang peserta didik mengenai materi pelajaran. Dalam model
pembelajaran Inkuiri ini, dapat menggunakan berbagai cara pendekatan, mulai dari kegiatan
diskusi dengan membuat kelompok kecil sampai dengan pembelajaran terpadu. Akan lebih
baik jika dibandingkan para peserta didik hanya disuruh menghafalkan materi dan fakta.
Dengan system tersebut dapat memungkinkan peserta didik untuk bisa membangun
pengetahuan mereka dengan cara mengeksplorasi gagasan mereka, berdiskusi dengan
teman mereka, dan atau mengalami pengalaman langsung. Dan juga model pembelajaran
inkuiri ini dirancang agar peserta didik bisa melaksanakan segala percobaan secara mandiri
sehingga pengalaman mereka perihal ilmu pengetahuan dapat semakin terbuka, yang
mendorong mereka untuk selalu penasaran mengutarakan pertanyaan dan mencari
jawabannya sendiri.Berikut adalah beberapa pendapat lain menurut para ahli tentang
pengertian Pembelajaran inkuiri atau inquiry based learning model.
W.Gulo: Pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Anam, Khoirul, 2017, hlm. 11).
Coffman: Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan
siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan
eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang Bersifat logis dan ilmiah
(Coffman dalam Abidin, 2018, hlm. 151).
Hanafiah dan Sudjana: Model pembelajaran inquiry merupakan metode pembelajaran yang
menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan
sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah dan Sudjana, 2010 Dalam Wardoyo
2015, hlm. 66).
Abidin: Menurut Abidin (2018, hlm. 149): Model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan
berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
masalah, topik, dan isu tertentu.

LANGKAH-LANGKAH MODEL INKUIRI


Langkah-langkah penerapan model inkuiri adalah sebagai berikut:
Pertama, Guru memberikan suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa.
Kedua, Merumuskan masalah. Siswa mencoba untuk merumuskan masalah dari maslah
yang diberikan oleh guru
Ketiga, Siswa diminta untuk membuat hipotensi dari permasalahan tersebut.
Keempat, Pengumpulan data. Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan
permasalahan yang diberikan.
Kelima, Menguji hipotesis. Siswa menyesuaikan antara data yang diperoleh dengan
hipotesis yang sudah dirumuskan.
Keenam, Kesimpulan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Matematika adalah ilmu realitas, dalam artian ilmu yang bermula dari kehidupan nyata.
Selayaknya pembelajaran dimulai dari sesuatu yang nyata, dari ilustrasi yang dekat dan
mampu dijangkau siswa, dan kemudian disederhanakan dalam formulasi matematis.
Mengajarkan matematika bukan sekedar menyampaikan aturan-aturan, definisi-definisi,
ataupun rumus-rumus yang sudah jadi. Konsep matematika seharusnya disampaikan
bermula pada kondisi atau permasalahan nyata.
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika materi benda di kelas VI SD Negeri 05
Pardasuka Model pembelajaran inkuiri dapat membuat siswa menjadi aktif untuk
mencari dan menemukan penyelesaian permasalahan yang diajukan.
2. Dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
yang disusun di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat
peningkatannya dalam pengamatan aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa.
3. Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya
suatu pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yakni sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Seorang guru SD sebaiknya menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam
proses pembelajaran Matematika, khususnya pada materi pengukuran debit
b. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuri
hendaknya guru mempersiapkan segala kebutuhan baik alat atau bahan yang
digunakan selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.

2. Bagi kepala sekolah


a. Kepala sekolah hendaknya melaksanakan monitoring atau pembinaan
pelaksanaan pembelajaran-pembelajaran yang inovatif seperti pembelajaran
dengan model pembelajaran inkuiri pada guru-guru SD.
b. Kepala sekolah hendaknya memberikan atau menyediakan fasilitas yang
memadai kepada guru-guru SD untuk melaksanakan pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri.

3. Bagi peneliti selanjutnya


a. Peneliti selanjutnya hendaknya lebih kritis dalam menghadapi masalah yang
muncul dalam dunia pendidikan, khususnya dalam masalah pembelajaran
sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam
memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi peneliti selanjutnya untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri
dalam pembelajaran Matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khoirul. 2016. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.
Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada
Media.
Aritonang, Sumeani. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Untuk meningkatkan
Hasil Belajar Matematika :Unimed

Anda mungkin juga menyukai