Anda di halaman 1dari 5

Instrumen Budaya Literasi Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Tegal


Alamat : Jl. Martoloyo No. 62 Tegal
Alamat Web : SMP N 9 Tegal - Op�mis Krea�f Eksis
Telepon : 0283-3566-81
Surel Sekolah : smpn9tegal@gmail.com
Narahubung : Koordinator PPG

Topik 4: Aksi Nyata


Berilah tanda cek (✓) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan kondisi di
sekolah Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan
mengenai “masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan).

No. Indikator Sudah Belum Masalah (Jika Belum)


1. Ada kegiatan 15 menit
membaca yang dilakukan
setiap hari (di awal, ✓
tengah, atau menjelang
akhir pelajaran).
2. Kegiatan 15 menit
membaca telah berjalan ✓
minimal satu semester.
3. Guru menjadi model
dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut ✓
membaca selama kegiatan
berlangsung.
4. Kepala sekolah dan tenaga
kependidikan menjadi
model dalam kegiatan 15 ✓
menit membaca selama
kegiatan berlangsung.
5. Ada Tim Literasi Sekolah Ada. Namun, karena
(TLS) atau tim sejenis bentuk GLS hanya
yang dibentuk oleh Kepala mencakup tadarus

Sekolah. bersama, maka TLS yang
terbentuk hanya dari
guru agama.
6. Ada bahan kaya teks yang

terpampang di tiap kelas.
7. Ada bahan kaya teks yang
terpampang di koridor dan ✓
area lain di sekolah.
8. Ada poster-poster

kampanye membaca untuk
memperluas pemahaman
dan tekad warga sekolah
untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat
9. Ada perpustakaan, sudut
baca di tiap kelas, dan area
baca yang nyaman dengan

koleksi buku nonpelajaran
yang dimanfaatkan untuk
berbagai kegiatan literasi.
10. Perpustakaan sekolah
menyediakan beragam
buku bacaan (buku
nonpelajaran: fiksi dan
nonfiksi) yang diperlukan ✓
peserta didik untuk
memperluas
pengetahuannya dalam
pelajaran tertentu.
11. Kebun sekolah, kantin, Di kantin sekolah belum
dan UKS menjadi tersedia poster mengenai
lingkungan yang bersih, tentang pembiasaan
sehat dan kaya teks. hidup bersih, sehat, dan
Terdapat poster-poster ✓ indah. Hal ini
tentang pembiasaan hidup dikarenakan tempatnya
bersih, sehat, dan indah. yang terbatas untuk
ditempelkan sebuah
poster.
12. Peserta didik memiliki
jurnal membaca harian

(menuliskan judul bacaan
dan halaman).
13. Peserta didik memiliki
portofolio yang berisi

kumpulan jurnal respon
membaca.
14. Peserta didik memiliki
portofolio yang berisi
kumpulan jurnal respon

membaca (untuk SMP
minimal dua belas buku
nonpelajaran)
15. Jurnal respon peserta didik Karena memang
dari hasil membaca buku ✓ terbentuk
bacaan dan/atau buku
pelajaran dipajang di kelas
dan/atau koridor sekolah.
16. Ada berbagai kegiatan
tindak lanjut (dari 15
menit membaca) dalam
bentuk menghasilkan

respon secara lisan
maupun tulisan (bagian
dari penilaian
nonakademik).
17. Ada berbagai kegiatan
tindak lanjut (dari 15
menit membaca) dalam
bentuk menghasilkan
respon secara lisan

maupun tulisan dalam
pembelajaran (bagian dari
penilaian akademik yang
terintegrasi dalam nilai
mata pelajaran).
18. Kepala sekolah dan
jajarannya berkomitmen
melaksanakan dan ✓
mendukung gerakan
literasi sekolah.
19. Ada penghargaan terhadap
pencapaian peserta didik

dalam kegiatan literasi
secara berkala.
20. Ada kegiatan akademik
yang mendukung budaya
literasi sekolah, misalnya:
wisata ke perpustakaan ✓
atau kunjungan
perpustakaan keliling ke
sekolah.
21. Ada kegiatan perayaan
hari-hari tertentu yang ✓
bertema literasi.
22. Ada unjuk karya (hasil
dari kemampuan berpikir
kritis dan kreativitas

berkomunikasi secara
verbal, tulisan, visual, atau
digital) dalam perayaan
hari-hari tertentu yang
bertema literasi.
23. Peserta didik
menggunakan lingkungan
fisik, sosial, afektif, dan
akademik disertai beragam
bacaan (cetak, visual,

auditori, digital) yang kaya
literasi–di luar buku teks
pelajaran–untuk
memperkaya pengetahuan
dalam mata pelajaran.
24. Ada pengembangan
berbagai strategi membaca
(dalam kegiatan membaca ✓
15 menit dan/atau dalam
pembelajaran).
25. Guru melaksanakan
“strategi literasi dalam

pembelajaran” dalam
semua mata pelajaran.
26. Sekolah melibatkan publik Orang tua peserta didik
(orangtua, alumni, dan sebagian besar kurang
elemen masyarakat) untuk ✓ memperhatikan anaknya
mengembangkan kegiatan khususnya dalam
literasi sekolah. kegiatan literasi sekolah
27. Sekolah berjejaring
dengan pihak eksternal
untuk pengembangan
program literasi sekolah ✓
dan pengembangan
profesional warga sekolah
tentang literasi.

Rencana Aksi Literasi Sekolah

1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah


Literasi Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga
sekolah. Oleh karena itu, perlunya lingkungan fisik yang nyaman untuk
pembelajaran. Salah satunya dengan memajang karya peserta didik untuk
menumbuhkan motivasi dalam menciptakan karya baru sehingga pembiasaan
literasi dapat dikembangkan. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara
rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Fasilitas lain
berupa buku yang dapat menjadi bahan bacaan bagi peserta didik juga diperlukan
dalam meningkatkan minat membaca dan menulis peserta didik dalam rangka
menumbuhkan kebudayaan literasi sekolah.
2. Kegiatan Literasi Digital
Dengan perkembangan teknologi dan informasi di era 4.0 ini perlu adanya
inovasi dalam menumbuhkan budaya literasi di sekolah. Peserta didik di era ini
hampir 24 jam membuka gawai mereka. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
menumbuhkan kebiasaan literasi dengan menyediakan sumber bacaan yang
interaktif dan menarik sehingga menumbuhkan minat baca peserta didik.
Penggunaan internet juga dapat menunjang referensi bacaan yang dapat dibaca
oleh peserta didik.
3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Dalam mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat dalam
dilaksanakan dengan pemberian waktu khusus selama 15 menit untuk
melakukan kegiatan literasi, baik fiksi maupun non fiksi. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan minat baca peserta didik baik dari materi pelajaran maupun
bacaan yang mereka minati. Dengan pembiasaan seperti ini, budaya literasi
sekolah akan tercipta dengan perlahan. Selain itu, dengan menyiapkan pojok
baca di lingkungan sekolah juga salah satu upaya dalam menciptakan sekolah
sebagai lingkungan akademik yang literat.

Anda mungkin juga menyukai