Laporan PK KELOMPOK 16
Laporan PK KELOMPOK 16
(UNIVERSITAS HASANUDDIN)
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 16 :
1. Iswandy Arkam (M021231076)
2. Nurikhsa (M021231055)
3. Nurul Hikma Ramadhani (M021231039)
4. Ayu Pratama Putri (M021231003)
A. MASALAH
kayu yang mudah rapuh atau termakan rayap merujuk pada karakteristik kayu yang rentan
terhadap kerusakan atau serangan oleh hama rayap. Kayu yang mudah rapuh memiliki serat yang
lemah atau kerapatan yang rendah, sehingga mudah patah atau retak. Sementara itu, kayu yang
mudah termakan rayap mengalami kerusakan akibat serangan rayap yang mengonsumsi serat
kayu, menyebabkan kayu menjadi rapuh dan kehilangan kekuatannya.
Masalah ini dapat memiliki dampak negatif pada kekuatan, keawetan, dan ketahanan struktural
kayu tersebut. Kayu yang mudah rapuh atau termakan rayap tidak cocok digunakan dalam aplikasi
atau konstruksi yang memerlukan kekuatan yang tinggi. Kerusakan oleh rayap juga dapat
menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan jika tidak ditangani dengan cepat.
Penting untuk mengenali masalah ini agar dapat mengambil langkah-langkah preventif yang tepat,
seperti pemilihan jenis kayu yang tahan terhadap serangan rayap atau penggunaan bahan pengawet
kayu. Perawatan dan pemeliharaan rutin juga penting untuk menjaga keawetan dan kekuatan kayu
yang rentan terhadap kerusakan tersebut.
B. SOLUSI
Solusi untuk kayu yang mudah rapuh atau mudah dimakan oleh rayap dapat melibatkan berbagai
tindakan preventif dan perlindungan. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:
1. Penggunaan kayu yang tahan rayap: Pilih jenis kayu yang tahan terhadap serangan rayap, seperti
kayu jati, kayu meranti, atau kayu keras lainnya. Jenis kayu ini memiliki kandungan bahan kimia
alami yang membuatnya lebih tahan terhadap serangan rayap.
2. Perlindungan prakonstruksi: Sebelum membangun atau menggunakan kayu, lakukan
perlindungan prakonstruksi dengan menggunakan bahan perlindungan seperti bahan pengawet
kayu (wood preservatives) yang mengandung zat kimia yang dapat mencegah serangan rayap.
Perhatikan bahwa penggunaan bahan pengawet harus sesuai dengan panduan dan peraturan yang
berlaku.
3. Pengawetan kayu: Jika kayu yang akan digunakan tidak memiliki ketahanan terhadap rayap,
lakukan proses pengawetan kayu untuk melindunginya. Pengawetan kayu melibatkan penggunaan
bahan kimia khusus yang meresap ke dalam serat kayu untuk melindunginya dari serangan rayap
dan organisme lainnya.
4. Perawatan rutin: Lakukan perawatan rutin pada kayu dengan memastikan kelembaban rendah
di sekitar kayu dan menjaga kebersihan area sekitarnya. Hindari akumulasi kelembaban atau air
yang dapat memicu pertumbuhan jamur atau memberikan kondisi yang disukai oleh rayap.
C. DISKUSI