Proposal Putri Dayani Nasution
Proposal Putri Dayani Nasution
Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Oleh :
PUTRI DAYANI NASUTION
NIM : 0205203068
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Mengetahui atas segala yang tidak saya
ketahui. Alhamdulillahirabbil`alamin, Segala puji hanya milik Allah yang telah
memberi nikmat yang tiada terkira khususnya kepada penulis,sehingga penulis bisa
menyelesaikan jurnal ini dengan judul. “ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM
TERHADAP SANKSI HUKUM BAGI JUSTICE COLLABOLATOR (STUDI
KASUS PEMBUNUHAN BRIGADIR JOSHUA)”Tidak luput pula shalawat serta
salam kepada Nabi junjungan alam, Rasulullah Saw, yang memiliki dedikasi yang
sangat tinggi terhadap agama Allah, semoga kita mendapatkan safaatnya di akhirat
kelak nanti. Jurnal ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
gelar sarjana (S1) di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Sebab penulis
masih memiliki kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan pengalaman, sehingga
banyak hambatan yang penulis hadapi dalam proses penyusunan jurnal, tetapi berkat
bimbingan serta arahan dari Ibu serta Bapak Dosen Pembimbing Jurnal ini dapat
diselesaikan. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih, serta bapak/ibu dosen yang
telah memberikan penulis berbagai ilmu yang tiada tara. Dengan kerendahan hati,
Penulis menyampaikan bahwa jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki
kekurangan dan kejanggalan baik yang menyangkut teknis maupun segi ilmiahnya.
Oleh sebab itu penulis membuka diri untuk menerima kritikan serta saran dari para
pembaca dalam rangka perbaikan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
1
yang diancam. Dengan cara demikian ini, maka oleh orang yang akan melakukan
perbuatan pidana yang dilarang tadi lebih dulu telah diketahui pidana apa yang akan
dijatuhkan kepadanya jika perubatan itu dilakukan.1
Selain hukum pidana, di Indonesia terdapat hukum yang berlaku secara formal,
yaitu hukum adat dan hukum Islam. Namun hukum Islam yang berlaku di Indonesia
umumnya hanya mengatur tentang hal hal yang bersifat kekeluargaan atau yang
mengatur tentang hubungan antar individu, misalnya masalah perkawinan dan
kewarisan, ini pun hanya berlaku bagi warga Negara Indonesia yang beragama
Islam.dalam hukum Islam juga mengatur tentang macam-macam perbuatan yang
dilarang menurut syara’ (syari’at) atau yang disebut dengan jinayat. Adapun perbuatan
yang termasuk dalam jinayat antara lain, mencuri, berzina, minum-minuman keras,
murtad, pembunuhan, dan masih ada beberapa perbuatan lain yang dilarang oleh
syara’. Dari beberapa contoh jinayat diatas, salah satu perbuatan yang paling dilarang
atau dilaknat oleh Allah SWT ialah membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang.
1 Nugroho Prio Utomo ..Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Pidana Penjara Seumur Hidup
Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Berencana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri
Sleman.(Jurnal, Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta:2013)
2
Besse Muqita Rijal Mentari .Saksi Pidana Pembunuhan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Dengan Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Hukum. Vol. 23, No. 1 (Mei 2020) 01 – 38.hal 3
2
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat An-Nisa’ Ayat 93. Dalil
tersebut menegaskan bahwa balasan terhadap orang yang melakukan pembunuhan
adalah siksaan yang teramat pedih di akhirat dan di kutuk oleh Allah SWT. Begitupula
dalam hukum pidana Indonesia, pembunuhan atau merampas nyawa orang lain juga
merupakan salah satu perbuatan pidana dengan sanksi yang sangat berat. Dalam KUHP
tindak pidana pembunuhan salah satunya dikenal dengan pembunuhan yang tidak
disengaja (culpose misdrijven). Selain itu terdapat pembunuhan yang disengaja atau
direncanakan (dolus misdrijven). Pada pembunuhan yang direncanakan terlebih
dahulu, ancaman hukumannya lebih berat daripada yang tidak direncanakan terlebuh
dahulu.
3Ardiva Naufaliz Azzahra .Perlindungan Hukum Bagi Justice Collaborator Dalam Tindak Pidana
Korupsi Menurut Uu Perlindungan Saksi Dan Korban. Jurnal Verstek Vol. 10 No. 1 ( Januari - April
2022 ) hal 2
3
Bekerjasama (Justice Collaborator) di dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu
perlindungan hukum saksi Justice Collaborator tersebut belum tentu dapat
mengakomodir seluruh aspek perlindungan hukum yang akan didapatkan oleh Justice
Collaborator. Kurangnya pemahaman aparat penegak hukum dalam penerapan
perlindungan hukum yang selayaknya didapatkan oleh Justice Collaborator,
menyebabkan koordinasi antar penegak hukum terganggu.
Pada Pasal 338.: Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama larmanya lima belas
tahun.
Pasal 339.: Makar mati diikuti, disertai atau didahului dengan perbuatan yang
dapat dihukum dan yang dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan atau
memudahkan perbuatan itu atau jika tertangkap tangan akan melindungi dirinya atau
kawan-kawannya dari pada hukuman atau akan mempertahankan barang yang
didapatnya dengan melawan hak, dihukum penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun.4
Pasal 340. :Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu
menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pem- bunuhan direncanakan (moord),
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lama
dua puluh tahun
Pembunuhan dengan sengaja ini diatur dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat
178, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat
suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
4
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Bogor : 2018), Hal: 240-241
4
Tuhan. kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka
baginya siksa yang sangat pedih”
Pada pasal 10 A 5
(1) Saksi Pelaku dapat diberikan penanganan se- cara khusus dalam proses
pemeriksaan dan penghargaan atas kesaksian yang diberikan.
(2) Penanganan secara khusus sebagaimana di- maksud pada ayat (1) berupa:
a. pemisahan tempat penahanani atau tempat menjalani pidana antara Saksi Pelaku de
ngan tersangka, terdakwa, dan/atau nara- pidana yang diungkap tindak pidananya,
b. pemisahan pemberkasan antara berkas Saksi Pelaku dengan berkas tersangka dan
terdakwa dalam proses penyidikan, dan penuntutan atas tindak pidana yang,
diungkapkannya, dan/atau
(3) Penghargaan atas kesaksian sebagaimana di-maksud pada ayat (1) berupa:
b. pembebasan bersyarat, remisi tambahan, dan hak narapidana lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Saksi Pelaku yang berstatus nara-
pidana.
(5) Untuk memperoleh penghargaan berupa pem- bebasan bersyarat, remisi tambahan,
dan hak narapidana lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, LPSK
5Amandemen undang-undang psk uu ri no 31 tahun 2014 tentang perlindungan saksi dan korban hal
9-10
5
memberikan rekomendasi secara tertulis kepada menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum.
6
Putri Candrawathi yang didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan berencana
terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.Tindak pidana itu juga
dilakukan bersama-sama dengan Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf. Kemudian
mereka didakwa telah melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP.Sementara itu, pembunuhan terhadap Brigadir Yosua terjadi pada Jumat,
8 Juli 2022 di rumah dinas Sambo nomor 46 yang terletak di Kompleks Polri, Duren
Tiga, Jakarta Selatan. Dalam surat dakwaan, Richard Eliezer dan Sambo disebut
menembak Brigadir Yosua.Adapun latar belakang pembunuhan diduga karena Putri
telah dilecehkan Brigadir J saat berada di Magelang pada Kamis, 7 Juli 2022. Namun
dugaan ini telah dibantah oleh pihak keluarga Brigadir Yosua.
7
Eliezer pun akhirnya mematahkan alibi atau skenario yang dibuat Sambo. "Faktanya
Richard Eliezer atau Bharada E tetap menjadi tersangka sehingga kemudian atas dasar
tersebut, Bharada E alias Richard Eliezer menyampaikan akan mengatakan atau
memberikan keterangan secara jujur dan terbuka. Hal itulah yang mengubah semuanya
menjadi terang benderang.Tak berselang lama setelah ditetapkan sebagai tersangka,
Bharada E alias Richard Eliezer meminta didampingi pengacara baru. Selain itu, dia
menolak bertemu dengan Ferdy Sambo. Pada awal kasus ini terungkap, Richard Eliezer
alias Bharada E didampingi pengacara yang ditunjuk Sambo. Setelah itu, dia
didampingi pengacara nyentrik Deolipa Yumara dan M Boerhanudin. Keterangan
Bharada E atau Richard Eliezer saat awal menyatakan diri jadi JC, adalah Brigadir J
alias Yoshua terkapar bersimbah darah. Saat itu Sambo berdiri di depan jenazah
Brigadir J alias Yoshua. Sambo menyerahkan senjata kepada Richard Eliezer atau
Bharada E.Saat itu Bharada E alias Richard Eliezer menyampaikan bahwa melihat
almarhum Yoshua terkapar bersimbah darah, Ferdy Sambo berdiri di depan dan
memegang senjata lalu diserahkan kepada Bharada E alias Richard Eliezer," ujarnya.
Tim khusus (timsus) yang menangani kasus Ferdy Sambo kemudian melapor ke
Kapolrsi. Kapolri lantas meminta timsus menghadapkan Eliezer secara langsung.Pada
kasus penembakan Brigadir J alias Yosua Hutabarat yang didalangi Ferdy Sambo
sendiri melibatkan 15 saksi dari berbagai instansi seperti Brimob, Propam hingga
eksternal Polri. Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Nurul Azizah mengatakan ada
15 orang saksi yang dihadirkan dalam sidang etik yang dijalani Sambo. Para saksi
berasal dari beberapa instansi, dari Brimob, Propam, hingga eksternal. Bahkan,
sejumlah saksi tersebut berasal dari beberapa penempatan khusus (patsus) seerti Provos
Divpropam Polri dan Bareskrim. Saksi yang dimaksud seperti dari Patsus Brimob ada
Brigjen Hendra Kurniawan, Brigjen Benny Ali, Kombes Agus Nurpatria, Kombes
Susanto, Kombes Budhi Herdi. Berikutnya saksi dari Patsus Provos ada AKBP Ridwan
Soplanit, AKBP Arif Rahman, AKBP Arif Cahya, Kompol Chuck Putranto, dan AKP
Rifarizal Samual.Sedangkan saksi dari Patsus Bareskrim saat itu ada Bripka Ricky
Rizal yang sudah divonis hakim 13 tahun penjara, Kuat Maruf yang divonis 15 tahun
8
penjara, serta Bharada E atau Richard Eliezer sendiri yang divonis hakim 1 tahun 6
bulan penjara.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENELITIAN
D.MANFAAT PENELITIAN
A.Manfaat Teoritis
9
Merupakan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu. Maka dari itu, manfaat ini
akan mampu memberikan dampak pada pengembangan ilmu yang diteliti dari segi
teoritis.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mampu untuk memberikan ilmu
dan wawasan sekaligus sanksi yang diberikan kepada justice collabolator dal tindak
pidana pembunuhan baik dalam hukum islam dan hukum positif
B.Manfaat Praktis
E.KAJIAN TERDAHULU
Dalam kajian terdahulu peneliti Pada pengkajian ini setelah ditelusuri maka penulis
mendapatkan data yaitu sebagai berikut:
1.Skripsi yang di tulis oleh Nurhikmah Saleh dengan judul “Kajian Yuridis
Terhadap Justice Collaborator Dalam Mengungkap Tindak Pidana Korupsi “skipsi ini
membahas kajian yuridisnya yang dimana membahas terhadap tindak pidana korupsi
dari penelitian ini dapat dilihat perbedaannya.
10
2.Skripsi yang ditulis oleh Ilham Ohoirenan dengan judul “Tinjauan Hukum Justice
Collaborator Sebagai Upaya Pengungkapan Fakta Hukum Tindak Pidana
Pembunuhan”dalam penelitan ini membahas pengungkapan faktanya dan proses
pengungkapannya
Dengan demikian, jurnal yang akan saya tulis memiliki fokus yang lebih spesifik
Yaitu Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukum Bagi Justice Collabolator
(Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua) dan untuk mengetahui tinjauan sanksi
terhadap justice collabolator dalam tindak pidana pembunuhan menurut hukum islam
dan positif.
F.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup adalah uraian tentang batasan penelitian agar penelitian menjadi
terfokus pada ruang lingkupmasalah yang di inginkan. Ruang lingkup dalam penelitian
ini adalah tentang Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukum Bagi Justice
Collabolator (Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua)
G.KERANGKA TEORI
Adapun Kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
11
Pembunuhan dengan sengaja ini diatur dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat
178, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat
suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan. kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka
baginya siksa yang sangat pedih”
Pada Pasal 338.: Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama larmanya lima belas
tahun.
Pasal 339.: Makar mati diikuti, disertai atau didahului dengan perbuatan yang
dapat dihukum dan yang dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan atau
memudahkan perbuatan itu atau jika tertangkap tangan akan melindungi dirinya atau
kawan-kawannya dari pada hukuman atau akan mempertahankan barang yang
didapatnya dengan melawan hak, dihukum penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun.6
Pasal 340. :Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu
menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pem- bunuhan direncanakan (moord),
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lama
dua puluh tahun
12
2.Justice Collabolator
Justice collaborator disebut sebagai seorang pelaku tindak pidana yang telah
memberikan bantuan sebagai saksi kepada penegak hukum dalam pengungkapan suatu
tindak pidana dimana dia terlibat dalam tindak pidana tersebut.24 Pelindungan hukum
terhadap keberadaan justice collaborator perlu mendapatkan perhatian yang serius
mengingat pentingnya peranan seorang justice collaborator khususnya dalam
pengungkapan perkara tindak pidana pembunuhan Pelindungan terhadap justice
collaborator tercantum dalam Pasal 10 dan Pasal 10A Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2006 yang kini telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pelindungan
Saksi dan Korban.
13
Pembunuhan secara terminologi berarti perkara membunuh, atau perbuatan
membunuh. Sedangkan dalam istilah KUHP pembunuhan adalah kesengajaan
menghilangkan nyawa orang lain. Tindak pidana pembunuhan dianggap sebagai delik
material bila delik tersebut selesai dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat
yang dilarang atau yang tidak dikehendaki oleh Undang-undang. Dalam KUHP,
ketentuan-ketentuan pidana tentang kejahatan yang ditujukan terhadap nyawa orang
lain diatur dalam buku II bab XIX, yang terdiri dari 13 Pasal, yakni Pasal 338 sampai
Pasal 350. Bentuk kesalahan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain ini dapat
berupa sengaja (dolus) dan tidak sengaja (alpa). Kesengajaan adalah suatu perbuatan
yang dapat terjadi dengan direncanakan terlebih dahulu atau tidak direncanakan.Tetapi
yang penting dari suatu peristiwa itu adalah adanya niat yang diwujudkan melalui
perbuatan yang dilakukan sampai selesai.
H.METODE PENELITIAN
7
Muhaimin,metode penelitian hukum,mataram university press,2020 Hal 45
14
temuan ilmiah berupa produk atau proses atau analisis ilmiah maupun argumentasi
baru.8
A.Jenis Penelitian
B.Sumber Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dokumentasi, yaitu fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks. Dalam
8 Muhaimin.op.cit h17-18
15
penelitian ini, penulis mencari dan mengumpulkan data dari Undang-
Undang/bukubuku yang terkait dengan materi yang penulis teliti.
I.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II : LANDASAN TEORI, Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang
pengertian.perlindungan .Sanksi Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Justice
Collabolator
BAB V : PENUTUP, Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi
kesimpulan dan saran terkait dengan permasalahan yang ada.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mentari Rijal , Muqita Besse Mentari Saksi Pidana Pembunuhan Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Dengan Hukum Islam, Jurnal Ilmiah Hukum. ,Vol.
23, No. 1 (Mei 2020) 01 – 38.
17