Anda di halaman 1dari 66

IPAL MINIMALIS TAMBAK

UDANG

SOLUSI PRAKTIS
PENGOLAHAN LIMBAH
TAMBAK UDANG
ITANG HIDAYAT
AQUACULTURE TECHNOLOGY AND
DEVELOPMENT
PT STP - JAPFA AQUACULTURE
LATAR BELAKANG
Pembuangan limbah cair dan limbah padat tambak udang langsung ke lingkungan
sekitar, tanpa pengolahan terlebih dahulu, dapat berakibat :
• Pergeseran dominasi sistem alami photoautothroph (plankton sebagai produsen
primer laut) oleh sistem organothroph bacteria karena kelimpahan bahan organik
dalam air laut, indikasinya : naiknya konsentrasi bahan organik dan turunnya ORP.
• Perluasan siltation zone di perairan pantai / muara sungai.
• Penambahan lapisan anoxia (rendah oksigen) dan euxinia (tinggi sulfida) di laut.
• Pembentukan lapisan biofilm Vibrio parahaemolyticus (Vp) di sedimen, saat
terjadi upwelling di laut, koloni Vp terdispersi dalam air laut dan melakukan
penempelan kembali di substrat lain seperti pada plankton, pasir filter air, udang,
ikan, kerang atau rumput laut.
• Koloni bakteri Vibrio parahaemolyticus berupa biofilm memiliki resistensi yang
tinggi terhadap antibiotika, probiotik dan disinfektan.
• 70% toksin PirA & PirB VpAHPND terdeteksi di sludge/lumpur dan 30% di air dan
substrat lainnya seperti crustacea liar.
2020 Positif 2020 Positif
No Jenis sampel No Jenis sampel
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des PirA & PirB Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des PirA & PirB
1 Sedimen inlet air baku 6 7 4 4 6 2 6 1 36 1 Lumpur 7 11 18 8 38 9 41 13 145
2 Sedimen di petakan 1 3 17 2 33 9 35 13 113 2 Air Kolam 4 4 4 1 1 14
3 Sedimen di saluran outlet 1 1 1 2 5 3 Krustasea liar 2 4 5 3 1 1 16
4 Sub soil kolam pengeringan 1 1 2 1 5
5 Krustasea liar 2 4 5 3 1 1 16

Jenis Sampel Lingkungan

9%
3% 21%
3%
Sedimen inlet air baku
Sedimen di petakan
Sedimen di saluran outlet
Sub soil kolam pengeringan
Krustasea liar

64%
• Mengingat adanya potensi resiko penyebaran penyakit yang ditimbulkan
oleh bakteri Vp yang saat ini berupa AHPND / EMS di beberapa lokasi
sentra budidaya udang, perlu upaya untuk meminimalisasi resiko tersebut.
• Salah satu upayanya, dengan melokalisir media penempelan biofilm bakteri
VpAHPND di substrat lumpur / limbah padat tambak udang supaya tidak
keluar dari lingkungan tambak udang.
• Target utama keberhasilan IPAL minimalis adalah menahan limbah padat
(suspensi dan lumpur) supaya tidak keluar dari lingkungan tambak udang.
Sesuai dengan pedoman untuk pengolahan limbah tambak udang pada
PERMEN-KP no 75 tahun 2016.
• IPAL minimalis mampu menahan limbah padat tidak keluar dari tambak
udang ke lingkungan perairan sekitar tambak udang ; baik limbah padat
dari buangan air limbah saat panen maupun buangan air limbah harian
dari kegiatan budidaya.
• Pengadaan sistem pengolahan limbah yang komplit dengan standar
IPAL sesuai SNI di tambak udang masih menjadi pertimbangan bagi
para petambak terkait keterbatasan lahan, kesanggupan finansial,
serta tingkat kompleksitas teknologi desain instalasi pengolahan air
limbah yang digunakan.
• Oleh karena itu, sejalan dengan tujuan sosialisiasi bertahap mengenai
pengadaan sistem pengolahan limbah yang ideal di tambak udang,
diperlukan desain IPAL tambak yang bersifat sementara namun dapat
mengakomodasi resiko pencemaran lingkungan dari kegiatan
budidaya tambak udang dengan teknologi tepat guna, sederhana,
biaya relatif rendah dengan luasan lahan yang terbatas, sebagai
jembatan / transisi sebelum penerapan infrastruktur IPAL sesuai SNI
yang sebenarnya dapat diadakan.
PEMILIHAN SISTEM IPAL
PRINSIP
• Mengubah bahan organik menjadi bentuk molekul sederhana yang
tidak bersifat polutan.
• CxHyOz ---> CO2 + H2O + solid
• Mengubah senyawa bernitrogen menjadi nitrat dan gas nitrogen (N2).
• Mengubah senyawa berposfor menjadi senyawa yang tidak larut
dalam air.
METODE
• Pengolahan limbah secara fisika (filtrasi, sedimentasi, flotasi, absorpsi,
adsorpsi, aerasi) berhubungan dengan cara cara separasi.
• Pengolahan limbah secara biologi, berupa pemanfaatan mikroba
untuk penguraian limbah (biofilm / biofiltrasi, bioflokulasi / lumpur
aktif / activated sludge, enzimasi & fermentasi).
• Pengolahan limbah secara kimia (oksidasi, asam-basa, disinfeksi,
elektrolisis, koagulasi, membran ultra filtrasi, resin kation anion,
reverse osmosis).
PENGOLAHAN LIMBAH METODE KIMIA VS BIOLOGI
• Pengolahan limbah secara kimia :
- Berlangsung singkat
- Tidak memerlukan lahan yang luas
- Investasi pengadaan IPAL sedang, namun biaya operasional tinggi.
• Pengolahan limbah secara biologi :
- Berlangsung lama
- Memerlukan lahan yang luas
- Investasi tinggi, namun biaya operasional rendah.
PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGI DENGAN LUMPUR AKTIF

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara biologi dengan sistem


lumpur aktif memiliki ketentuan teknis secara umum yang harus
dipenuhi :
• Kolam ekualisasi : HRT minimal 4 jam
• Kolam anaerob : HRT minimal 72 jam
• Kolam aerob : HRT minimal 8 jam
• Kolam pengendapan : HRT minimal 2 jam
• Kolam kontrol : HRT minimal 2 jam
Kolam anaerob diperlukan untuk air limbah dengan rasio COD/BOD >
1,5
FLOW CHART IPAL DENGAN LUMPUR AKTIF
INLATE AIR LIMBAH KOLAM EKUALISASI KOLAM ANAEROB KOLAM AEROB

OUTLATE AIR KOLAM DISINFEKSI KOLAM STABILISASI KOLAM


LIMBAH / STERILISASI / BIOFILTRASI PENGENDAPAN

DRYING BED
• "Mesin utama" pengolahan limbah secara biologi dengan kolam
aerasi tersuspensi adalah lumpur aktif/activated sludge/bioflok
dengan SV 30 (sludge volume pengendapan 30 menit) = 400 mL/L.
ACTIVATED SLUDGE
KOLAM SEDIMENTASI
KOLAM STABILISASI
KOLAM STABILISASI
AERATED LAGOON
MBBR (MOVING BED BIOFILM REACTOR)
SBR (SEQUENCING BATCH REACTOR)
SBBR / STATIC BED BIOFILM REACTOR
BIOFILTRASI : ROCK BIOFILTER
BIOFILTRASI : ROCK BIOFILTER
MODERN COMPACT SYSTEM
• Metode yang diterapkan pada instalasi pengolahan air limbah tambak
udang minimalis yaitu gabungan dari 3 sistem pengolahan limbah
secara biologi : aerated lagoon, SBR (sequencing batch reactor) dan
kolam fakultatif aerob-anaerob, dimana nitrifikasi dan denitrifikasi
dilangsungkan secara terintegrasi dalam 1 kolam IPAL.
• Ketiga proses tersebut dikombinasikan secara simultan, dengan
memanfaatkan lahan yang ada (tidak memerlukan lahan yang luas
karena seluruh proses terjadi dalam satu reaktor), perawatan mudah
serta biaya operasional yang rendah.
IPAL MINIMALIS TAMBAK UDANG
• Kolam ekualisasi : HRT minimal 4 jam
• Kolam anaerob : HRT minimal 72 jam
• Kolam aerob : HRT minimal 8 jam
• Kolam pengendapan : HRT minimal 2 jam
• Kolam stabilisasi : HRT minimal 2 jam

(Flowchart IPAL secara biologi dengan activated sludge)

• Limbah hasil kegiatan perikanan seperti hatchery , pabrik pakan, pabrik pengolahan ikan / coldstorage sudah
umum menggunakan IPAL dengan kolam aerasi tersuspensi (activated sludge) atau aerasi suspensi terlekat
(MBBR/MBR) dan kemungkinan besar juga akan disyaratkan untuk IPAL tambak udang nantinya.
• Dimensi kolam IPAL minimalis berdasarkan pengadaan kolam ekualisasi dengan waktu tinggal / waktu retensi /
HRT 4 jam seperti pada gambar flowchart IPAL pengolahan secara biologi dengan activated sludge (kolom yang
diarsir warna merah).
• HRT kolam ekualisasi 4 jam sesuai dengan rata rata kecepatan panen / kuras air dari satu unit kolam saat panen
yang rata rata memerlukan waktu 4 jam.
• Dengan demikian, dimensi IPAL minimalis yang identik dengan dimensi kolam ekualisasi pada sistem IPAL
dengan activated sludge, akan mampu mengantisipasi suspensi dan lumpur supaya terendapkan pada saat
peak load (beban puncak) debit air limbah tertinggi saat panen berlangsung.
PERHITUNGAN DIMENSI KOLAM IPAL MINIMALIS
• Luas / volume IPAL minimalis dihitung berdasarkan beban puncak debit air limbah
tambak udang, yakni saat panen.
• Sebagai contoh, untuk tambak udang dengan kolam kolam yang seragam ukuran dan
dimensinya sebut saja ukuran kolam budi daya 50 m x 50 m dengan tinggi air 1,5 m :
Volume air kolam : (2500 x 1,5) = 3.750 m3 panen tuntas dalam 4 jam, maka Q (debit air)
= 3.750 m3/4 jam = 937,5 m3/jam.
Dimensi kolam IPAL minimalis = HRT 4 jam = 4 x 937,5 m3 = 3.750 m3 dengan kata lain 1 :
1 dengan volume air 1 kolam budidaya.
• Untuk tambak udang dengan ukuran kolam beragam dengan luasan dan kedalaman air
yang berbeda beda, dimensi kolam IPAL minimalis setara dengan volume air kolam yang
terbesar yang ada di tambak udang tersebut.
• Mengingat waktu pengendapan limbah air tambak rerata di 0,5 jam saja maka 1 kolam
IPAL minimalis mampu melayani debit air dari 8 kolam budidaya yang dipanen pada saat
bersamaan.
• Saat panen, petak pengolahan minimalis berfungsi sebagai kolam pengendapan
saja untuk pemisahan lumpur, supaya partikel limbah padat tertahan di kolam
IPAL, sementara air dialirkan langsung ke lingkungan. Saat tidak panen, kolam
IPAL minimalis digunakan untuk pengolahan air limbah harian secara fakultatif.
• Waktu tinggal (HRT) minimum untuk sistem fakultatif adalah 24 jam ( 1 hari) ;
Volume kolam IPAL minimalis pada contoh 3.750 m3 : 24 jam = 156 m3/jam. Ini
menjadi faktor pembatas kemampuan 1 kolam IPAL minimalis untuk mampu
melayani berapa kolam budidaya. Tergantung dari jumlah pergantian air harian
tambak udang tersebut (debit limbah harian) :
Pergantian air harian/kolam Jumlah kolam yang mampu dilayani 1 kolam IPAL
2.5% 93.75 m3 40
5% 187.5 m3 20
10% 375 m3 10
15% 562.5 m3 7
20% 750 m3 5
Jumlah kolam yang mampu dilayani kolam IPAL = volume kolam IPAL : debit air limbah harian
• Berdasarkan perhitungan di atas, rasio optimum dimensi kolam IPAL
minimalis adalah 5% dari volume air seluruh kolam budidaya.
• 20 kolam budidaya vs 1 kolam IPAL minimalis, dengan catatan kolam
budidaya melakukan pergantian air maksimal 5% per hari.
• Pada aplikasinya IPAL minimalis dapat diterapkan dengan sistem
sentral atau modular.
• Sebagai contoh, jika hamparan tambak udang terdiri atas 100 kolam
budidaya dengan ukuran kolam seragam maka dapat menggunakan
IPAL modular, dimana setiap 20 kolam dilengkapi dengan 1 unit IPAL
minimalis. Atau, untuk 100 kolam budidaya dapat dilengkapi 1 unit
IPAL minimalis sentral dengan dimensi 5% dari volume total air kolam
budidaya.
1
LAYOUT IPAL MINIMALIS
2

4 LEGEND :

1 : Drying bed / kolam pasir penirisan lumpur


5 2 : Pipa transfer lumpur / sludge
3 : Pompa transfer air limbah
4 : Pintu kayu monik
6
5 : Dinding pengarah arus air limbah
7 6 : Central drain / sludge collector
7 : Pompa submersible transfer lumpur
8 : Pintu kayu monik untuk air overflow
8
FLOW CHART IPAL MINIMALIS
• Pompa transfer air limbah ke bak IPAL dapat
berupa pompa sentrifugal atau submersible,
jumlah pompa yang dipasang disesuaikan dengan
debit air limbah harian dan saat panen.
Pompa air 4 inch = 50 m3/jam
Pompa air 6 inch = 100 m3/jam
Pompa air 8 inch = 400 m3/jam
• Penggunaan pompa air untuk transfer air limbah
dari saluran outlet ke kolam IPAL secara umum
tidak dapat dihindari, karena factor elevasi lahan.
Sangat jarang tambak yang dibangun di area
perbukitan, kebanyakan di daerah yang landai.
• Pompa transfer lumpur berupa pompa
submersible, tipe sewage pump 2 inch atau 3 inch
atau 4 inch.
• Kincir air 1 HP dinyalakan 12 jam saat siang hari
dan dimatikan 12 jam saat malam hari.
• Air limbah masuk ke IPAL dengan pemompaan
dan keluar dari bak IPAL secara overflow dengan
mengatur ketinggian air di pintu papan monik
atau berupa cowakan dinding atas tanggul atau
pipa overflow.
CONTOH DIMENSI IPAL MINIMALIS

15,8 m

15,8 m

5m

10 m

50 m 20 m

50 m

Kedalaman kolam 2 m, tinggi air kolam 1,5 m


SISTEM OPERASIONAL IPAL MINIMALIS
• Seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan
baik. seperti pompa dan paddle wheel aerator.
• Air limbah yang berasal dari kegiatan budidaya masuk ke petak pengolahan limbah
minimalis melalui pompa sentrifugal atau submersible. Jumlah pompa yang dipasang
berdasarkan debit air limbah.
• Saat panen, petak pengolahan minimalis berfungsi sebagai kolam pengendapan untuk
pemisahan lumpur pada sludge drying bed kemudian air dialirkan ke lingkungan secara
overflow.
• Saat tidak panen, pengolahan air limbah harian secara fakultatif.
• Air limbah pada petak pengolahan kemudian diaerasi menggunakan paddle wheel
aerator, pemasangan paddle wheel aerator dengan rasio 200 m2 dipasang 1 paddle
wheel aerator 1 HP.
• Petak pengolahan limbah minimalis dioperasikan dengan sistem fakultatif anaerob yaitu
paddle wheel aerator diaktifkan 12 jam pada siang hari dan di non-aktifkan 12 jam pada
malam hari.
SISTEM MAINTENANCE IPAL MINIMALIS
• Untuk mendukung proses nitrifikasi – denitrifikasi berlangsung cepat, 100 ppm
kapur Ca(OH)2 atau CaCO3 ditambahkan setiap harinya pada proses pengolahan
limbah.
• Jika timbul bau tidak sedap pada petak pengolahan limbah minimalis karena
aktifitas bakteri belerang/ bakteri filament, 10 ppm H2O2 50% ditambahkan pada
proses pengolahan limbah.
• Lumpur yang terakumulasi pada sludge collector secara mekanis dipompa
menuju drying bed setiap hari. Lumpur yang terdapat pada drying bed
dipindahkan secara periodik untuk proses pengolahan lumpur lebih lanjut.
Sehingga bak pasir dapat meniriskan lumpur secara maksimal.
• Diperlukan perawatan rutin pompa air limbah,pompa transfer lumpur dan paddle
wheel aerator.
VARIASI, IMPROVISASI DAN MODIFIKASI
• Desain dan skenario pengoperasian IPAL minimalis seperti yang telah dijelaskan di
atas mengakomodasi kebutuhan petambak untuk pengadaan IPAL yang paling
sederhana, paling murah biaya operasionalnya. Terutama di pengoperasian
aerator guna menekan biaya operasional dengan sistem SBR aerob-anaerob
dimana aerator tidak dioperasikan selama 24 jam dan jenis aerator yang
digunakan hanya berupa kincir air saja.
• Jika diantara petambak ada yang bersedia mengeluarkan biaya lebih untuk
meningkatkan kualitas air buangan limbah tambak udangnya atau kualitas effluen
/ air buangan masih belum optimal dapat menerapkan tambahan kolam aerasi /
biofiltrasi / disinfeksi dengan tambahan luasan 20% dari luas IPAL minimalis yang
ada.
• Modifikasi IPAL minimalis dapat berupa :
- Variasi 1 : Kolam IPAL minimalis dengan kolam biofiltrasi aerob
- Variasi 2 : Kolam IPAL minimalis full aerasi dengan kolam biofiltrasi / disinfeksi
VARIASI I IPAL MINIMALIS
1 : Kolam biofiltrasi dengan media batu, dengan dimensi
20% dari kolam IPAL dari contoh IPAL ukuran 2500 m2
dengan kedalaman kolam 2 m, kolam biofiltrasinya 500
m2 dengan kedalaman 2 m ( P = 50 m L = 10 M ).
2 : Overflow bisa berupa pintu kayu monik, pipa overflow
atau cowakan bagian atas tanggul.
3 : Pompa air untuk recycle, cukup 1 unit pompa saja yang
berukuran 4 inch atau 6 inch atau 8 inch.
4 : Tumpukan batu kali diameter 20 - 30 cm sebagai
biofilter, dengan bentuk menyerupai bentuk dan
ukuran tanggul kolam, dalam contoh disini dengan
dimensi L atas 2 m lebar bawah 4 m tinggi 2 m dengan
panjang 10 m.
5 : Overflow bisa berupa pintu kayu monik, pipa overflow
atau cowakan bagian atas tanggul.
6 : Pompa udara root blower untuk aerasi di kolam
biofiltrasi.
5
3
6 4 2

1
VARIASI 2 IPAL MINIMALIS
Dengan menggunakan desain kolam IPAL minimalis yang dilengkapi kolam
biofiltrasi seperti di atas, namun agak berbeda pada pengoperasiannya :
• Setingan posisi kincir air ditarik agak menjauhi titik tengah kolam / central
drain
• Kincir air dinyalakan 24 jam (aerob)
• Dilakukan penambahan berkala molase, kapur untuk pembentukan lumpur
aktif / bioflok
• Lumpur dari central drain secara berkala tetap ditransfer ke kolam pasir
penirisan lumpur / drying bed
• Kolam biofiltrasi sewaktu waktu dialih fungsikan untuk penambahan dan
homogenisasi disinfektan berupa kaporit powder / kaporit tablet, jika
diperlukan sterilisasi air kolam sebelum dibuang keluar.
EFISIENSI IPAL MINIMALIS
• IPAL minimalis dengan konstruksi dan pengoperasian yang benar memiliki
efisiensi removal COD dan nutrien (N, P, S) 70%. Namun jika pada
pengoperasiannya teledor dalam masalah sludge transfer ke bak drying
bed, jumlah dan settingan posisi aerator yang minim, serta jam
pengoperasian aerator yang tidak sesuai, sehingga di kolam IPAL minimalis
terdapat deposit lumpur yang tersebar rata atau menumpuk di dekat
central drain, maka efisiensi removalnya < 50%.
• Untuk varian IPAL minimalis yang sesuai konstruksi dan pengoperasiannya
ditambah dengan kolam biofiltrasi / disinfeksi efisiensi removal COD dan
nutriennya > 70%.
PENUTUP
• Kunci keberhasilan pengoperasian IPAL minimalis adalah pengeluaran
lumpur secara rutin dari central drain IPAL minimalis ke kolam drying bed,
sehingga tidak ada deposit lumpur di kolam IPAL minimalis, hanya limbah
cair saja. Prioritas pada sludge removal ini diatur pada PERMEN-KP no 75
tahun 2016. Lumpur kering yang telah ditiriskan dan terkomposkan dapat
dimanfaatkan untuk pupuk organik bagi pertanian.
• Sebelum dapat mengalokasikan dana dan sumber daya untuk pengadaan
IPAL yang kompleks dan komplit, paling tidak petambak untuk tahap awal
dapat menerapkan IPAL yang minimalis untuk menjaga kelestarian
lingkungan sekitar dan kesinambungan budidaya tambaknya,
meminimalkan resiko dan kerugian yang ditimbulkan oleh aktifitas
pembuangan air limbah tambak udang yang tanpa pengolahan terlebih
dahulu ke lingkungan perairan sekitar tambak udang.
• Dari 3 variasi IPAL minimalis yang ada, petambak dapat memilih varian IPAL
minimalis mana yang lebih sesuai dengan kemampuan dana dan sumber
dayanya.
LAMPIRAN
PERMEN-KP RI NO 75 2016 PERMEN-KP RI 2014
No Satuan Kisara
Parameter Air
. n
Fisika
1. TSS (Total Suspended mg/l ≤ 200
Solid)
2. Kekeruhan NTU (Nephelometer Turbidity ≤ 50
Unit)

Kimia
1. pH - 6-9,0
2. BOD5 mg/l < 45
3. PO4-3 mg/l < 0,1
4. H2S mg/l < 0,03
5. NO3 mg/l < 75
6. NO2 mg/l < 2,5
7. NH3 mg/l < 0,1

Biologi
1. Dinoflagellata
Gymnodinium Individu/l <8x
Peridinium Individu/l 102
2. Bakteri Patogen CFU (Calory Froming Unit) <8x
102
< 102
PERMEN-TAN RI NO 70 TAHUN 2011 PERMEN-LH RI NO 5 TAHUN 2014
SELAMAT
BEKERJA
DAN
SUKSES

Anda mungkin juga menyukai