Laprak Fermentasi Roti
Laprak Fermentasi Roti
Oleh :
Anida 2110516320002
Dinda Putri Andiri 2110516320005
Nikmah Liana 2110516120003
Nur Azizah 2110516320004
Siti Arbayah 2110516120007
2024
PENDAHULUAN
Latar belakang
Roti merupakan salah satu pangan olahan yang terbentuk dari fermentasi
terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) atau bahan
pengembang lainnya kemudian dipanggang. Mudjajanto dan Yulianti (2004) dalam
Deni (2018).
Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam
pembuatan produk tertentu. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2
(Rahmawati, 2010). Asih (2016) menyatakan bahwasanya pengembang roti yang
paling umum adalah Saccharomyces cerevisiae dalam bentuk butiran (granul) ragi
instant. Ragi sebetulnya adalah campuran sel-sel khamir Saccharomyces cerevisiae
dengan tepung sebagai media pembawanya. Fermentasi mempunyai pengertian
aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang
bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan
biopolimer (Muhidin, 2001).
Ragi ini berfungsi sebagai pengembang adonan dan pemberi aroma. Ragi
sendiri merupakan mikroorganisme satusel yang sanggup memfermentasikan
karbohidrat pada tepung dan menghasilkan gas karbondioksida CO2 dan alcohol.
Adonan akan mengembang ketika gluten memperangkap gas CO2. Sedang alkohol
akan teruapkan selama pemanggangan. Ragi juga membuat adonan menjadi elastis
dan lekat sehingga rasa dan aroma roti menjadi khas (Sufi, 2015).
Tepung terigu sebagai bahan dasar roti mengandung dua macam protein yang
memegang peranan penting dalam pembuatan roti. Protein gluten yang bersifat kedap
udara berfungsi memberi kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi
sehingga dapat meningkatkan volume adonan pada pembuatan roti. Gluten juga
berfungsi menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan
untuk menahan gas dari aktivitas ragi. Sedangkan glutenin memberikan elastisitas dan
kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten. Biasanya penambahan lemak, gula,
susu bubuk dan emulsifier ada dalam komponen pembuatan roti namun tidak
esensial. Fungsi air utamanya untuk menghidrasi pati dan gluten (protein elastis yang
ada pada gandum), mencampur dan meningkatkan viskositas adonan sehingga gas
karbondioksida yang terbentuk dalam adonan terperangkap saat fermentasi terjadi
(Sufi, 2015).
Proses pengembangan adonan merupakan suatu proses yang terjadi secara
sinkron antara peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang
terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak, dan karbohidrat beberapa
faktor yang mempengaruhi daya produksi gas adalah konsentrasi ragi roti, gula,
makanan ragi dan susu. Kualitas roti secara umum ditentukan oleh variasi dalam
penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya (Haryadi, 2013).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari proses fermentasi pada
roti.
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 14 Maret 2024 pukul 13.00-17.30
WITA di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baskom, loyang, sendok,
mangkok, aluminium foil, timbangan analitik, oven, dan wadah cetakan roti
alumunium.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tepung protein tinggi
(cakra), tepung protein rendah (segitiga biru), gula pasir, ragi instant, susu bubuk full
cream, kuning telur, air, blueband, garam, dan bahan penambah rasa yaitu chococips,
selai nanas dan strawberry.
Prosedur kerja
Prosedur kerja pembuatan fermentasi roti pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Dicampur bahan kering terigu protein tinggi sebanyak 200 gram dan sedang
sebanyak 50 gram, gula 50 gram, susu bubuk, ragi instant yang sudah dicampur
air hangat hingga rata
Dimasukan 4 kuning telur campur hingga rata lalu tambahkan air es sambil
diuleni hingga menyatu dan tidak lengket di wadah
Dimasukan mentega dan garam hingga kalis elastis lalu dibentuk bulat dalam
wadah didiamkan hingga 30 menit hingga mengembang
Dibagi adonan sesuai selera dan di rounding sampai permukaan adonan halus
padat lentur lalu diamkan 15 menit
Diambil sebuah adonan lalu diliging pipih dan diberi selai atau dikosongkan
Diproofing lalu dioleskan dengan kuning telur, panggang dengan suhu 175°C
selama 30 menit
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kelompok 2 Chocochips
Penilaian
No Responden Warna Aroma Tekstur Rasa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Panelis 1
2 Panelis 2
3 Panelis 3
4 Panelis 4
5 Panelis 5
Ket: 1. Sangat Tidak Suka, 2. Tidak Suka, 3. Cukup Suka, 4. Suka, 5. Sangat Suka
Kelompok 3 Selai Nanas
Penilaian
No Responden Warna Aroma Tekstur Rasa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Panelis 1
2 Panelis 2
3 Panelis 3
4 Panelis 4
5 Panelis 5
Ket: 1. Sangat Tidak Suka, 2. Tidak Suka, 3. Cukup Suka, 4. Suka, 5. Sangat Suka
Kesimpulan
1. Fermentasi dilakukan untuk menghasilkan potongan roti dengan bagian yang
porus dan tekstur roti yang lebih lembut, hal ini disebabkan oleh reaksi
fermentasi gula oleh khamir Saccharomyces cerevisiae.
2. Faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain mikroorganisme, substrat
(medium), pH (keasaman), suhu, oksigen, dan aktivitas air.
3. Warna roti dipengaruhi oleh lama waktu proofing dan reaksi maillard, reaksi
ini yang merupakan interaksi antara gula dan asam amino dalam roti.
4. Rasa manis pada roti diakibatkan oleh penambahan gula dan juga bahan
penambah seperti toping.
5. Semakin panas suhu ruangan, semakin cepat proses fermentasi dalam adonan
roti.
6. Pada roti tanpa penambahan toping memiliki citarasa dan aroma yang khas
roti karena fermentasi berlangsung secara maksimal karena kandungan gluten
pada tepung terigu memerangkap CO 2 dan alkohol yang menguap saat
pemanggangan berlangsung.
7. Kriteria roti manis yang baik adalah teksturnya lembut, tingkat kekenyalannya
cukup tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek.
8. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau kelayakan
suatu produk agar dapat diterima meliputi warna, rasa, tekstur, dan aroma dari
produk yang dihasilkan.
9. Uji hedonik pada praktikum ini banyak yang menyukai dalam uji organoleptik
roti
Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah untuk para praktikan diharapkan
memperhatikan dan bersungguh – sungguh dalam menjalankan praktikum dan dapat
saling bekerja sama. Diharapkan kepada semua praktikan dapat melakukan dan
memahami praktikum fermentasi roti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Roti
Kelompok 1 Original
Kelompok 2 Chochocips
Kelompok 3 Selai Nanas