Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PENYEHATAN PEMUKIMAN PENILAIAN RUMAH SEHAT

MATA KULIAH PENYEHATAN PEMUKIMAN

Dosen Pengampu:
Dr. Malik Saepudin, S.K.M., M.Kes.

Salbiah K., S.E., M.P.H.

Disusun Oleh:
Ayang Farahdita (20181121002)
Khansa Atallah Puruhita (20181113006)
Sekar Ayu Oktavianti (20181123011)
Suparti (20181123029)
Victaria Viyuna (20181123014)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D III SANITASI

2020

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul "Penyehatan Pemukiman Penilaian Rumah Sehat". Penyusunan laporan ini kami
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Pemukiman. Sekaligus pula kami
menyampaikan rasa terimakasih dan hormat kepada ibu Salbiah K., S.E., M.P.H. dan Dr.
Malik Saepudin, S.K.M., M.Kes. Selaku dosen pengampu mata kuliah Penyehatan
Pemukiman yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan laporan
ini dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya laporan ini dapat berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait penyehatan
pemukiman, terutama dalam penilaian rumah sehat.
Kami sadar laporan ini masih memiliki banyak sekali kekurangan, untuk itu kami
mohon maaf jika terdapat kata yang tidak berkenan dalam makalah yang telah kami buat.
Kritik dan saran pembaca sangat kami nanti untuk memperbaiki kekurangan dalam
makalah ini agar menjadi lebih baik.

Pontianak, 30 November 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Tujuan ......................................................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sanitasi Pemukiman .................................................... 6
B. Rumah Sehat ................................................................................................................. 6
C. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal ......................................................................... 6
D. Aspek-Aspek Rumah Sehat .......................................................................................... 7
E. Faktor-Faktor Rumah Sehat ........................................................................................ 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum ..................................................................................................... 15
B. Hasil praktikum ....................................................................................................... 15
C. Pembahsan .............................................................................................................. 42

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................... 48
B. Saran ......................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 49


LAMPIRAN ........................................................................................................................... 50

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hak manusia dan investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa, maka dari itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan berkesinambungan. Tujuan dari pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat (2015-2025) adalah meninhkatkan kemauan, kesadaran dan
kemampuan hidup bagi setiap manusia agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Salah satu indicator untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah
dengan terwujudnya rumah sehat pada setiap masyarakat. Rumah merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana
pembinaan keluarga. Rumah harus sehat dan nyaman agar penghuninya dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman tanpa resiko atau gangguan. Rumah sehat
adalah salah satu impian bagi semua orang. Rumah tidak hanya sekedar sebagai tempat
berlindung dari hujan dan terik matahari, tetapi juga menjadi symbol status social dan
teriknya matahri tetapi juga menjadi symbol status social dan sumber inspirasi bagi
pemilik.
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan pemukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem
pembiayan serta peran masyarakat.
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan
berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembanguan. Rumah yang
tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani
yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan akan mengurangi daya kerja atau daya
produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi
lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada
kumpulan rumah (lingkungan pemukiman.
Kondisi sanitasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit dan ganggguan kesehatan diantaranya adalah
penyakit pada saluran pernafasan, penyakit kulit, penyakit yang diakibatkan oleh
binatang pengganggu atau vector penyakit, menyebabkan kecelakan serta
menyebabkan masalah lingkungan.

4
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/II/1999
tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai melingkupi 3
kelompok komponen penilaian, yaitu :
a) Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,
jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi,
sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
b) Kelompok sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan
kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan
sampah.
c) Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur,
membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman,
membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada
tempatnya.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999, meliputi parameter
lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas tanah didaerah perumahan dan
pemukiman, prasarana dan sarana lingkungan, vector penyakit, dan penghijauan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan praktik inspeksi penilairan rumah sehat
didaerah masing-masing.
b. Tujuan Khusus
1) Mendiskripsikan persyaratan rumah sehat
2) Mahasiswa dapat mengetahui komponen rumah yang termasuk dalam
kategori sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
3) Mahasiswa dapat mengetahui sarana sanitasi rumah yang termasuk
kategori sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sanitasi Pemukiman


Definisi Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebuut termasuk juga semua
fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan
jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu (WHO).
Pemukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara
permanen, berfungsi sebagai tempat bermukim, beristrirahat, berekreasi dan sebagai
tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan physiologis,
psychologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan.
Tujuan sanitasi pemukiman adalah penataan pemukiman yang memenuhi syarat
kesehatan, terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang
sehat, dan mengurangi resiko kecelakaan, kebakaran, penularan penyakit atau gangguan
kesehatan.
Ruang lingkup sanitasi pemukiman meliputi penyediaan air bersih, pembuangan
air kotor, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, pemberantasan vector,
pencahayaan, ventilasi, kebisingan, kontruksi bangunan dan sarana prasarana.
B. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah tempat berlindungan/bernaung dan tempat untuk
beristrirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani
maupun sosial (Kasjono,2011). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
rumah sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang, baik secara jasmani, rohani dan
sosial. Artinya dalam rumah diperlukan segala fasilitas untuk tumbuh dan berkembang.
Fasilitas tersebut harus ada didekat rumah seperti sekolah, toko, pasar, tempat kerja,
fasilitas air bersih, sanitasi dan lain – lain (Wahyuningsih, 1999).
C. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes
No.829/MenKes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1) Bahan Bangunan
a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150
µg/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb)
kurang dari 300 mg/kg bahan.
b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme pathogen
2) Komponen dan Penataan Ruangan

6
a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b) Dinding rumah memiliki ventilasi, kamar mandi, dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan
c) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d) Bumbungan rumah 10m dan ada penangkal petir
e) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya
f) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dana tau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
mnerima seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
4) Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18–30oC.
b. Kelembaban udara 40–70%.
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam.
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni.
e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam.
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
5) Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen menimal 10% luas lantai.
6) Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang didalam rumah.
7) Penyediaan Air
a) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/orang/hari
b) Kualitas air bersih dan air minum menurut permenkes nomor 416
tahun 1990 dan Kepmenkes Nomor 907 tahun 2002
8) Pembuangan Limbah
a) Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber
air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari lingkungan tanah
9) Kepadatan Hunian
Luas kamar tidur minimal 8m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang.
D. Aspek-Aspek Rumah Sehat
Dibawah ini terdapat aspek yang dinilai, anatar lain sebagai berikut:
1. Komponen Rumah
a. Langit-langit
Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang
disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:

7
1) Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga, agar
tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.
2) Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan
tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.
3) Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga
panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.
Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :
1) Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari
atap,
2) Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga
dengan konstruksi bebas tikus
3) Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai kecuali,
4) Dalam hal langit-langit/kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya
mempunyai tinggi rumah 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik
terendah titik kurang dari 1,75 m, dan
5) Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang-kurangnya
sampai 2,40 m. (Notoatmodjo, 2011 dalam
b. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:
1) Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan
angin dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban
diatasnya,
2) Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air
sekurang-kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas
lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga
dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak
berlumut, dan
3) Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat
diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas
lubang harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
4) Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku
yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12
meter.
c. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin,
kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah
tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang
basah dan berdebu merupakan sarang penyakit bagi saluran pernafasan (TBC).

8
d. Jendela
Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya
sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai.
e. Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan
silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lubang penghawaan minimal. 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
2) Udara yang mengalir masuk. sama dengan volume udara yang
mengalir keluar ruangan.
3) Udara yang masuk tidak. berasal dari asap dapur atau bau
kamar mandi/WC.
f. Lubang asap dapur
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan,
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Lubang penghawaan keluar. tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
2) Lubang penghawaan keluar. tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.
Bagi rumah dengan kelembaban, suhu, dan penerangan alami yang
kurang baik ukuran dan letaknya, diharapkan bisa menambah genting kaca
serta memperbaiki plafon, dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari.
g. Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh:
1) Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
2) Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata).
3) Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,
4) Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,
5) Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam
setiap hari,
6) Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.
2. Sarana Sanitasi
a. Syarat air bersih dan sehat
Air mempunyai beberapa sarat yang harus terpenuhi untuk disebut sebagai air
bersih dan sehat, sehingga dapat digunakan sebagai air minum dan kebutuhan-
kebutuhan air rumah tangga.

9
1) Syarat fisik
Syarat fisik air yang bersih dan sehat biasanya dapat diketahui lansung
melalui tampilan fisiknya seperti:
a) Air tersebut tidak mengandung bau dan rasa tertentu.
b) Air tidak bewarna, bersih dan jernih.
c) Suhu air sama dengan suhu ruang.
2) Syarat kimia
Syarat kimia air yang bersih dan sehat adalah tidak memiliki kandungan zat-
zat berbahaya dalam ukuran kadar tertentu.
3) Syarat biologis
Air berkualitas secara biologis jika didalamnya tidak terdapat organisme,
kuman dan bakteri melebihi batasan yang telah ditentukan, batasan tersebut
adalah:
a) Dalam 1 cc air minum sehat hanya terdapat kurang dari 100 kuman.
b) Dalam 100 cc air minum sehat tidak boleh terkandung bakteri e.coli yang
dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
c) Air minum yang sehat juga tidak boleh mengandung bakteri-bakteri lain
yang membawa penyakit seperti thipus, kolera dan disentri.
b. Air hujan
Pada beberapa tempat Air hujan biasanya didapat dengan cara menampung air
hujan secara langsung pada bak penampungan, biasanya air hujan digunakan jika
pada daerah tersebut tidak didapat sumber air selain air hujan. Sekilas air hujan
terlihat bersih namun biasanya air hujan mengandung debu-debu dan partikel kecil
yang terbawa oleh udara.
Perlindungan air hujan (PAH) menurut Depkes RI 2005, beberapa syarat
perlindungan air hujan (PAH yang penting, antara lain:
1) Bidang penangkap air harus bersih tidak ada kotoran atau sampah
2) Lokasi jauh dari sumber pencemar
3) Talang / saluran air tidak kotor dan dapat mengalirkan air
4) Dinding penampung air hujan harus kuat dan tidak bocor
5) Bak saringan terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk serta dilengkapi
kerikil, ijuk, dan pasir
6) Pipa peluap dipasang kawat kasa rapat nyamuk dan tidak menghadap ke atas;
(f). Kran air tidak rusak
7) Bak resapan terdapat batu, pasir, dan bersih.
Penting untuk diperhatikan, sebelum digunakan, air hujan harus ditambah
dengan kapur (CaCO3), dengan tujuan untuk mencukupi garam mineral yang

10
diperlukan tubuh dan untuk mengurangi kandungan CO2 yang terlarut dalam air
hujan (Machfoedz, 2004).
c. SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah )
Limbah adalah suatu benda atau zat yang mengandung berbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan umumnya muncul
karena hasil perbuatan manusia termasuk dari industrialisasi. (Daryanto, 2004)
1) Cara pelaksanaan pembuagan air limbah rumah tangga
a) Air limbah dari wc harus dibuang ke septictank
b) Air limbah dari dapur harus dibuang ke septicktank dengan syarat
sebelum dimasukkan kedalam septictank harus melalui instalasi
perangkap lengkap.
c) Air limbah dari kamar mandi, laundry, dll dapat langsung dibuang ke riol
tetapi dilarang langsung dimasukan kedalam septic tank karena obat-obat
kimia akan merusak bakteri-bakteri pembusuk, akibatnya proses
pembusukan terganggu dan septic tank akan cepat penuh.
2) Saluran pembuangan air limbah
Pada umumnya SPAL dan sistem riol sama halnya SPAL untuk sluran air limbah
menuju septic tank dan bak peresapan, sedangkan sistem riol menggunakan
SPAL yang air limbahnya dialirkan kesaluran pemukiman penduduk. SPAL
terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan mempunyai penyaringan dan
screen,mempunyai slup atau kemiringan yang cukup.
3) Septic tank
Septic tank yang memenuhi syarat adalah :
a) Terbuat dari bahan yang kedap air
b) Terdiri dari ruang lumpur dan ruang pencernaan
c) Lantai dasar septic tank harus di buat miring
d) Mempunyai pipa in dan out let
e) Mempunyai pipa pembuangan
f) Mempunyai lubang hawa
4) Sumur Peresapan
Sumur peresapan untuk pembuangan air limbah cair dari ruang cuci, kamar
mandi dan dapur. Sumur peresapan sebaiknya ditutup dengan penutup rapat
guna mencegah masuknya lalat,tikus dan kecoak, mempunyai pipa inlet,
mempunyai kerikil didasar sumur peresapan, mempunyai pasangan bata tanpa
spesi, mempunyai lapisan ijuk dan kerikil.
d. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yang dibuang yang

11
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Pengelolaan
sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup. Pada penyimpanan sampah adalah tempat
sampah sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian
diangkut serta dibuang (dimusnakan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang
berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu.maksud dari pemisahan dan
penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya.
Dalam UU No.18 Than 2008, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah
rumah tangga adalah kegiatan yang sistemastis, menyeluruh serta
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah rumah
tangga (Susilowati,2004). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk
hidup lain (Supardi, 2003).
Menurut Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006 untuk mencapai kondisi
masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat
diperlukan adanya lingkungan pemukiman yang sehat. Dari aspek persampahan,
maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah
dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan pemukiman dimana
manusia beraktifitas di dalamnya (Dwiyanto, 2011). Derajat kesehatan masyarakat
ditentukan oleh kondisi lingkungan serta faktor lingkungan yang merupakan unsur
penentu kesehatan bagi masyarakat setempat dan apabila terjadi perubahan pada
lingkungan disekitar manusia, maka akan terjadi perubahan pada kondisi
kesehatan lingkungan masyarakat tersebut (Setyowati dkk. 2012).
Undang‐Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah,
yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari‐hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik, yang dapat terurai atau tidak dapat terurai, yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Secara umum sumber timbulan sampah
dibedakan atas 7 (tujuh) kategori, yaitu pemukiman, kawasan komersial, kawasan
perkotaan,kawasan industri, ruang terbuka, lokasi pengolahan, dan kawasan
pertanian (Pandie, 2013).
Syarat-syarat tempat sampah antara lain:
1) Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah
2) Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan.

12
3) Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu
orang.

E. Faktor-Faktor Rumah Sehat


Faktor-faktoryang perlu diperhatikan dalam membangun rumah adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan (Alam)
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Hal ini menyangkut kondisi lingkungan alam dan sosial di sekitar rumah yang
akan didirikan (Mubarak dan Chayatin, 2009).
2. Tingkat Kemampuan Ekonomi
Individu yang ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat
kemampuan ekonominya,terutama menyangkut kesiapan finansial. Hal-hal yang perlu
menjadi perhatian tiap-tiap individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah
adalah diperlukan pemeliharaan rumah tersebut sehingga dapat dipergunakan dalam
waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucunya (Mubarak dan
Chayatin, 2009).
3. Kemajuan Teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern
belum tentu sesuai dengan selera individu di masyarakat. Teknologi modern selain
membutuhkan biaya dan perawatan yang juga mahal juga diperlukan pengetahuan
yang cukup agar mengerti tentang teknologi tersebut. Teknologi yang tinggi jika
diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai (Mubarak dan Chayatin, 2009).
4. Kebijaksanaan (Peraturan) Pemerintah Menyangkut Tata Guna Tanah.
Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan
jelas dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan
lain-lain (Mubarak dan Chayatin, 2009).

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Persiapan

Pelaksanaan Observasi

Mengolah Data

Menganalisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Lokasi dalam pemeriksaan penilaian rumah sehat dilakukan di wilayah kota
Pontianak dan kota Mempawah. Penilaian rumah sehat di kota Pontianak dilaksanakan di
3 titik lokasi yang berbeda, lokasi pertama merupakan Asrama Dipolair Polda Kalbar di
jalan Khatulistiwa No. 300 kecamatan Pontianak Utara. Kawasan Asrama Dipolair Polda
Kalbar merupakan perumahan yang dikhususkan untuk ditinggali oleh petugas polisi air
dan keluarga, pada kawasan ini masih banyak rumah yang belum dihuni. Pada titik lokasi
pertama dilakukan penilaian terhadap 3 Kepala Keluarga. Lokasi kedua berada di
Komplek Marissa 12 di jalan Poltekkes, Kecamatan Pontianak Utara. Komplek Marissa
merupakan tipe perumahan KPR yang diberikan subsidi khusus, dan semua bangunan
pada awalnya dalam tipe rumah, bentuk, dan tata ruangan yang sama. Pada titik lokasi
kedua dilakukan penilaian terhadap 5 kepala keluarga (KK). Lokasi ketiga berada di Jalan
Selat Panjang, RT03/RW035, Kecamatan Pontianak Utara, dan pada titik lokasi ketiga
dilakukan penilaian terhadap 4 Kepala Keluarga (KK). Lokasi ke-4 berada di Komplek
Alambhana Makmur, kecamatan Sui Ambawang, dan pada titik lokasi ke04 dilakukan
penilaian terhadap 5 kepala keluarga (KK).
Untuk penilaian rumah sehat di kota Mempawah, lokasi penilaian berada di BTN
Bhayangkara Asri, kecamatan Mempawah Hilir. Seperti lokasi sebelumnya yaitu Asrama
Dipolair Polda Kalbar, pada kawasan BTN Bhayangkara Asri juga merupakan perumahan
yang kebanyakan dihuni oleh orang-orang yang bekerja di kepolisian, dan lokasi ini tidak
terlalu jauh dari jalan utama Kota Mempawah. Pada lokasi ini dilakukan penilaian rumah
sehat terhadap 4 kepala keluarga (KK).
B. Hasil Praktikum
1. Komponen Rumah
a. Langit-langit
Tabel Hasil Penilaian Komponen Langit-Langit Rumah Di Wilayah Kota
Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, kotor 3 17,6
3 Ada, bersih 14 82,3
Total Rumah Yang Diperiksa 17 100

15
Tabel Hasil Penilaian Komponen Langit-Langit Rumah Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, kotor 0 0
3 Ada, bersih 4 100
Total Rumah Yang Diperiksa 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa langit-langit pada rumah warga di


Kota Pontianak adalah ada dan bersih dengan persentase sebanyak 82,3%.
Sedangkan di kota mempawahlangit-langit pada rumah warga adalah ada dan
bersih dengan persentase sebanyak 100%.
b. Dinding
Tabel Hasil Penilaian Komponen Dinding Rumah Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Bukan tembok (terbuat dari anyaman 0 0
bambu/ilalang).
2 Semi permanen/setengah 0 0
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air.
3 Permanen (tembok/pasangan batu bata 17 100
yang diplester) papan kedap air.
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Dinding Rumah Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Bukan tembok (terbuat dari anyaman 0 0
bambu/ilalang).
2 Semi permanen/setengah 0 0
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air.
3 Permanen (tembok/pasangan batu bata 4 100
yang diplester) papan kedap air.
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dinding pada rumah warga di Kota
Pontianak dan Kota Mempawah adalah Permanen (tembok/pasangan batu bata
yang diplester) papan kedap air dengan persentase sebanyak 100%.
c. Lantai
Tabel Hasil Penilaian Komponen Lantai Rumah Di Wilayah Kota Pontianak Tahun
2020:

16
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tanah 0 0
2 Papan/anyaman bambu dekat dengan 0 0
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
3 Diplester/ ubin/ keramik/ papan/ rumah 17 100
panggung.
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Lantai Rumah Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tanah 0 0
2 Papan/anyaman bambu dekat dengan 0 0
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
3 Diplester/ ubin/ keramik/ papan/ (rumah 4 100
panggung)
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Lantai pada rumah warga di Kota
Pontianak dan Mempawah adalah Diplester/ ubin/ keramik/ papan (rumah
panggung) dengan persentase sebanyak 100%.
d. Jendela kamar tidur
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jendela kamar tidur Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 17 100
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jendela kamar tidur Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 4 100
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jendela kamar tidur pada rumah warga di
Kota Pontianak dan Mempawah adalah ada dengan persentase sebesar 100%.
e. Jendela ruang keluarga
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jendela Ruang Keluarga Rumah Di Wilayah Kota
Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 17 100
Total 17 100

17
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jendela Ruang Keluarga Rumah Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 4 100
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jendelaruang keluarga pada rumah warga
di Kota Pontianak dan kota Mempawahadalah Ada dengan persentase sebesar
100%.
f. Ventilasi
Tabel Hasil Penilaian Komponen Ventilasi Rumah Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 6 35,2
3 Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari 11 64,7
luas lantai
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Ventilasi Rumah Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada 4 100
3 Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari
luas lantai
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa ventilasipada rumah warga di Kota


Pontianak adalahAda, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai dengan
persentase sebesar 64,7%. Sedangkan ventilasipada rumah warga di Kota
Mempawah adalah ada dengan persentase sebesar 100%.
g. Lubang asap dapur
Tabel Hasil Penilaian Komponen Lubang Asap Dapur Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 10 58,8
2 Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari 4 23,5
luas lantai
3 Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari 3 17,6
luas lantai
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Lubang Asap Dapur Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:

18
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 4 100
2 Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari 0 0
luas lantai
3 Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari 0 0
luas lantai
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa lubang asap dapurpada rumah warga di
Kota Pontianak adalah Tidak ada dengan persentase sebesar 58,8%. Sedangkan
komponen bahwa lubang asap dapurpada rumah warga di kota Mempawah adalah
Tidak ada dengan persentase 100%.
h. Pencahayaan
Tabel Hasil Penilaian Komponen Pencahayaan Di Wilayah Kota Pontianak Tahun
2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak terang sehingga kurang jelas 0 0
untuk membaca dengan normal
2 Kurang terang sehingga kurang jelas 0 0
untuk membaca dengan normal
3 Terang dan tidak silau sehingga dapat 17 100
dipergunakan untuk membaca dengan
normal
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Pencahayaan Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak terang sehingga kurang jelas 0 0
untuk membaca dengan normal
2 Kurang terang sehingga kurang jelas 0 0
untuk membaca dengan normal
3 Terang dan tidak silau sehingga dapat 4 100
dipergunakan untuk membaca dengan
normal
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pencahayaanpada rumah warga di Kota


Pontianak dan di kota Mempawah adalah Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan normal, dengan persentase sebesar 100%.
2. Sarana Sanitasi
a. Sarana Air Minum (air isi ulang / PAH / PDAM)
Tabel Hasil Penilaian Komponen Sarana Air Minum Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, bukan milik sendiri, tidak 0 0

19
memenuhi syarat kesehatan
3 Ada, milik sendiri, tidak memenuhi 0 0
syarat kesehatan
4 Ada, bukan milik sendiri, tidak 0 0
memenuhi syarat kesehatan
5 Ada, milik sendiri, memenuhi syarat 17 100
kesehatan
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Sarana Air Minum Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, bukan milik sendiri, tidak 0 0
memenuhi syarat kesehatan
3 Ada, milik sendiri, tidak memenuhi 0 0
syarat kesehatan
4 Ada, bukan milik sendiri, tidak 0 0
memenuhi syarat kesehatan
5 Ada, milik sendiri, memenuhi syarat 4 100
kesehatan
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sarana air minum pada rumah warga di
Kota Pontianak dan kota Mempawah adalahAda, milik sendiri, memenuhi syarat
kesehatan dengan persentase sebesar 100%
b. Jamban/WC
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jamban Di Wilayah Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, 0 0
disalurkan kesungai atau kekolam
3 Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan 0 0
kesungai atau kekolam
4 Ada, leher angsa, ada tutup, septictank 0 0
5 Ada, leher angsa, ada tanki septictank 17 100
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jamban Di Wilayah Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, 0 0
disalurkan kesungai atau kekolam
3 Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan 0 0
kesungai atau kekolam
4 Ada, leher angsa, ada tutup, septictank 0 0
5 Ada, leher angsa, ada tanki septictank 4 100
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jamban pada rumah warga di Kota
Pontianak dan di kota Mempawah adalah Ada dengan tipe leher angsa, ada tanki
septictank dengan persentase sebesar 100%.

20
c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Tabel Hasil Penilaian Komponen Sarana Pembuangan Air Limbah Di Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada, sehingga tergenang tidak 0 0
teratur dihalaman
2 Ada, diresapkan tetapi mencemari 2 11,7
sumber air < 10 meter
3 Ada, dialirkan keselokan terbuka 15 88,2
4 Ada, diresapkan tetapi mencemari 0 0
sumber > 10 meter
5 Ada, dialirkan keselokan tertutup untuk 0 0
diolah lebih lanjut
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen sarana pembuangan air limbah Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada, sehingga tergenang tidak 0 0
teratur dihalaman
2 Ada, diresapkan tetapi mencemari 0 0
sumber air < 10 meter
3 Ada, dialirkan keselokan terbuka 4 100
4 Ada, diresapkan tetapi mencemari 0 0
sumber > 10 meter
5 Ada, dialirkan keselokan tertutup untuk 0 0
diolah lebih lanjut
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sarana pembuangan air limbah pada
rumah warga di Kota Pontianak adalah Ada, dialirkan keselokan terbuka dengan
persentase sebesar 88,2%. Sedangkan, sarana pembuangan air limbah pada rumah
warga di kota Mempawah adalah Ada, dialirkan keselokan terbuka dengan
persentase sebesar 100%.
d. Sarana Pembuangan Sampah (Tempat Sampah)
Tabel Hasil Penilaian Komponen Sarana Pembuangan Sampah Di Wilayah Kota
Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, tetapi tidak kedap air 4 23,5
3 Ada, kedap air dan tidak tertutup 9 53
4 Ada, kedap air dan tertutup 4 23,5
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Sarana Pembuangan Sampah Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada 0 0
2 Ada, tetapi tidak kedap air 0 0

21
3 Ada, kedap air dan tidak tertutup 1 25
4 Ada, kedap air dan tertutup 3 75
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sarana pembuangan sampah pada rumah
warga di Kota Pontianak adalahAda, kedap air dan tidak tertutup dengan persentase
sebesar 53%. Sedangkan sarana pembuangan sampah pada rumah warga di Kota
Mempawah adalah Ada, kedap air dan tertutup dengan persentase sebesar 75%.
3. Perilaku Penghuni
a. Membuka Jendela Kamar Tidur
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuka Jendela Kamar TidurDi Wilayah Kota
Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah dibuka 0 0
2 Jarang dibuka 8 47
3 Setiap hari dibuka 9 53
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuka Jendela Kamar Tidur Di Wilayah Kota
Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah dibuka 0 0
2 Jarang dibuka 3 75
3 Setiap hari dibuka 1 25
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa perilaku membuka jendela kamar tidur
pada rumah warga di Kota Pontianak adalah setiap hari dibuka dengan persentase
53% namun persentase jarang membuka jendela kamar tidur juga cukup tinggi
yaitu 47%. Sedangkan, bahwa perilaku membuka jendela kamar tidur pada rumah
warga di Kota Mempawah adalah jarang dibuka dengan persentase 75%.
b. Membuka Jendela Ruang Keluarga
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuka Jendela Ruang Keluarga Di Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah dibuka 12 70,5
2 Kadang-kadangdibuka 2 11,7
3 Setiap hari dibuka 3 17,6
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuka Jendela Ruang Keluarga Di Wilayah
Kota Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah dibuka 0 0
2 Kadang-kadangdibuka 2 50

22
3 Setiap hari dibuka 2 50
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa perilaku membuka jendela ruang


keluarga pada rumah warga di Kota Pontianak adalah Tidak pernah dibuka dengan
persentase sebesar 70,5%. Sedangkan, bahwa perilaku membuka jendela ruang
keluarga pada rumah warga di Kota Mempawah adalah kadang-kadang dibuka dan
setiap hari dibuka karena memiliki persentase yang sama yaitu 50%.
c. Membersihkan Rumah dan Halaman
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membersihkan Rumah dan HalamanDi Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah 0 0
2 Kadang-kadang 11 64,7
3 Setiap hari 6 35,2
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membersihkan Rumah dan Halaman Di Wilayah
Kota Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak pernah 0 0
2 Kadang-kadang 2 50
3 Setiap hari 2 50
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa perilaku membersihkan rumah dan


halaman pada rumah warga di Kota Pontianak adalah kadang-kadang dengan
persentase 64,7%. Sedangkan, perilaku penghuni dalam membersihkan rumah dan
halaman pada rumah warga di Kota Mempawah adalah kadang-kadang dan setiap
hari, karena memiliki persentase yang sama besar yakni 50%.
d. Membuang Tinja Bayi dan Balita
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuang Tinja Bayi dan Balita Di Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Dibuang sembarangan 0 0
2 Ke TPS 0 0
3 Dibuang ke jamban 17 100
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuang Tinja Bayi dan Balita Di Wilayah
Kota Mempawah Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Dibuang sembarangan 0 0
2 Ke TPS 0 0
3 Dibuang ke jamban 4 100

23
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa perilaku membuang tinja bayi dan balita
pada rumah warga di Kota Pontianak dan Kota Mempawahadalah untuk dibuang ke
jamban dengan persentase sebesar 100%.
e. Membuang Sampah
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuang Sampah Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Dibuang ke selain tempat 0 25
sampah/dibakar
2 Tiap hari dibuang ke tempat sampah 17 25
3 Diolah lebih lanjut (recycle) 0 50
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Membuang Sampah Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Dibuang ke selain tempat 0 0
sampah/dibakar
2 Tiap hari dibuang ke tempat sampah 4 100
3 Diolah lebih lanjut (recycle) 0 0
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa perilaku membuang sampah pada rumah
warga di Kota Pontianak dan Kota MempawahadalahTiap hari dibuang ke tempat
sampah dengan persentase 100%.
4. Binatang Penular Penyakit
a. Jentik Nyamuk
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jentik Nyamuk Di Wilayah Kota Pontianak
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada penampungan air 0 0
2 Kontainer ada jentik 2 11,7
3 Kontainer tidak ada jentik 15 88,2
4 Gram larvasida 0 0
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Jentik Nyamuk Di Wilayah Kota Mempawah
Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Tidak ada penampungan air 0 0
2 Kontainer ada jentik 0 0
3 Kontainer tidak ada jentik 4 100
4 Gram larvasida 0 0
Total 4 100

24
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada komponen jentik nyamuk pada
rumah warga di Kota Pontianak adalahKontainer tidak ada jentik dengan
persentase 88,2% dan kontainer yang ada jentik hanya berkisar 11,7%.
Sedangkan, untuk komponen jentik nyamku pada rumah warga di kota
Mempawah adalah kontainer tidak ada jentik dengan persentase 100%.
b. Tikus
Tabel Hasil Penilaian Komponen Tikus Di Wilayah Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Ada atau terdapat tanda-tanda 0 0
keberadaan tikus
2 Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 17 100
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Tikus Di Wilayah Kota Mempawah Tahun
2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Ada atau terdapat tanda-tanda 0 0
keberadaan tikus
2 Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 4 100
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada komponen tikus pada rumah
warga baik di Kota Pontianak dan kota Mempawah adalahTidak ada tanda-tanda
Keberadaan tikus dengan persentase 100%.
c. Kecoa
Tabel Hasil Penilaian Komponen Kecoa Di Wilayah Kota Pontianak Tahun 2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Ada atau terdapat tanda-tanda 5 29,4
keberadaan kecoa
2 Tidak ada tanda-tanda Keberadaan 12 70,5
kecoa
Total 17 100
Tabel Hasil Penilaian Komponen Kecoa Di Wilayah Kota Pontianak Tahun
2020:
Persentase
No Kategori Jumlah
(%)
1 Ada atau terdapat tanda-tanda 2 50
keberadaan kecoa
2 Tidak ada tanda-tanda Keberadaan 2 50
kecoa
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada komponen kecoa pada rumah
warga di Kota Pontianak adalahTidak ada tanda-tanda Keberadaan kecoa dengan
persentase sebesar 70,5%, namun masih Ada atau terdapat tanda-tanda
keberadaan kecoa dengan persentase 29,4%. Selain itu, pada komponen kecoa

25
pada rumah warga di kota Mempawah adalah adanya tanda-tanda keberaadaan
kecoa dengan persentase 50% dan Tidak ada tanda-tanda Keberadaan kecoa
dengan persentase 50%.

26
KUESIONER PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK Alamat KK
1. Muhammad Syafrani 1. BTN Bhayangkara Asri F12 Kelurahan : Terusan
2. Bambang Triono 2. BTN Bhayangkara Asri G12 Kecamatan : Mempawah Hilir
3. Feri Fahrudin 3. BTN Bhayangkara Asri F11 RT/RW : 041/008
4. Salbiah 4. BTN Bhayangkara Asri F13 Tanggal : 27 November 2020
5. ........................................... 5. ..................................................... Nama/TTD : Ayang Faraditha
Petugas : ....................................

HASIL
KOMPONEN YANG PENILAIAN KK
NO KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
1 2 3 4 5
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a Tidak ada 0
b Ada, Kotor 1
c Ada, Bersih 2 62 62 62 62
2. Dinding a Bukan tembok (terbuat dari anyaman banbu/ilalang) 0
b Semi permanen (setengah tembok/pasangan bata atau batu 1
yang tidak di plester/papan yang tidak kedap air)
c Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 2 62 62 62 62
papan kedap air.
3. Lantai a Tanah 0
b Papan/Anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang 1
retak dan berdebu
c Di plester/Ubin/Keramik/papan (rumah panggung) 2 62 62 62 62
4. Jendela Kamar Tidur a Tidak ada 0
b Ada 1 31 31 31 31
5. Jendela Ruang a Tidak ada 0
Keluarga b Ada 1 31 31 31 31

6. Ventilasi a Tidak ada 0


b Ada 1
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai 2 62 62 62 62
7. Lubang Asap Dapur a Tidak ada 0 0 0 0 0
b Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari luas lantai dapur 1

27
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai dapur 2
8. Pencahayaan a Tidak terang, tidak dapat di pergunakan untuk membaca 0
b Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c Terang dan tidak silau sehingga dapat di pergunakan untuk 2 62 62 62 62
membaca dengan normal
Jumlah ...... 372 372 372 372
II. SARANA SANITASI
1. Sarana Air Minum a Tidak ada 0
(air isi ulang / PAH / b Ada, bukan milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 1
PDAM) c Ada, milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 2
d Ada, bukan milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 3
e Ada, milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 4 124 124 124 124
2. Jamban/WC a Tidak ada 0
b Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai/kolam/parit
c Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai/kolam/parit
d Ada, leher angsa, disalurkan ke sungai/kolam/parit 3
e Ada, leher angsa, ada tangki septik 4 124 124 124 124
3. Sarana Pembuangan Air a Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur dihalaman 0
Limbah (SPAL) rumah
b Ada diresapkan tetapi mencemari sumber air (< 10m) 1
c Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 62 62 62 62
d Ada, Diresapkan, tidak mencemari sumber air (>10m) 3
e Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih lanjut 4
4. Sarana Pembuangan a Tidak ada 0
Sampah b Ada, tidak kedap air, tidak tertutup 1
(Tempat Sampah) c Ada, kedap air, tidak tertutup 2 62
d Ada, kedap air, Tertutup 3 93 93 93
Jumlah............... 403 403 403 372
III. PERILAKU PENGHUNI
1. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b jarang dibuka 1 31 31 31
c Setiap harindibuka 2 62
2. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
Ruang Keluarga b Kadang-kadang dibuka 1 31 31
c Setiap hari di buka 2 62 62
3. Membersihkan a Membersihkan Rumah dan 0

28
Rumah dan Halaman b Kadang-kadang 1 31 31
c Setiap hari 2 62 62
4. Membuang Tinja a Dibuang sembarangan 0
Bayi dan Balita b Ke TPS 1
c Dibuang ke Jamban 2 62 62 62 62
5. Membuang Sampah a Dibuang ke selain tempat sampah/dibakar 0
b Tiap hari dibuang ke tempat sampah 1 31 31 31 31
c Diolah lebih lanjut (recycle) 2
Jumlah....... 217 248 217 217
IV BINATANG PENULAR PENYAKIT
1. Jentik Nyamuk a Tidak ada penampungan air 0
b Kontainer ada jentik 1
c Kontainer tidak ada jentik 2 62 62 62 62
d Gram larvasida 3
2. Tikus a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan tikus 0 0 0 0 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 1
3. Kecoa a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan kecoa 0 0 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan Kecoa 1 31 31
Jumlah... 93 93 62 62
TOTAL SKOR PENILAIAN 1085 1116 1054 1023
Hasil Penilaian: NILAI x BOBOT = 1302

 Kategori Rumah Sehat = 989 – 1302 (76%-100%)


 Rumah Tidak Sehat = < 989 (<76%)

KK 1 : 1085 (Rumah Sehat)

KK 2 : 1116 (Rumah Sehat)

KK 3 : 1054 (Rumah Sehat)

KK 4 : 1023 (Rumah Sehat)

29
KUESIONER PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK Alamat KK
1. Danu Wikoco 1. Asrama Ditpol Air Polda Kalbar jl. Khatulistiwa no.300 Kelurahan : Siantan Hilir
No.A4
2. Wardiono 2. Asrama Ditpol Air Polda Kalbar jl.Khatulistiwa no.300 Kecamatan : Pontianak Utara
No.B2
3. Khaerul Tian 3. Asrama Ditpol Air Polda Kalbar jl.Khatulistiwa no.300 RT/RW : 001/001
No.D2
4. ........................................... 4. ..................................................... Tanggal : 29/November/2020
5. ........................................... 5. ..................................................... Nama/TTD : Suparti
Petugas :

HASIL
KOMPONEN YANG PENILAIAN KK
NO KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
1 2 3 4 5
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a Tidak ada 0
b Ada, Kotor 1 31
c Ada, Bersih 2 62 62
2. Dinding a Bukan tembok (terbuat dari anyaman banbu/ilalang) 0
b Semi permanen (setengah tembok/pasangan bata atau batu 1
yang tidak di plester/papan yang tidak kedap air)
c Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) papan 2 62 62 62
kedap air.
3. Lantai a Tanah 0
b Papan/Anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang 1
retak dan berdebu
c Di plester/Ubin/Keramik/papan (rumah panggung) 2 62 62 62
4. Jendela Kamar Tidur a Tidak ada 0
b Ada 1 31 31 31
5. Jendela Ruang a Tidak ada 0
Keluarga b Ada 1 31 31 31

6. Ventilasi a Tidak ada 0


b Ada 1 31
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai 2 62 62

30
7. Lubang Asap Dapur a Tidak ada 0
b Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari luas lantai dapur 1 31 31
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai dapur 2 62
8. Pencahayaan a Tidak terang, tidak dapat di pergunakan untuk membaca 0
b Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan 1
normal
c Terang dan tidak silau sehingga dapat di pergunakan untuk 2 62 62 62
membaca dengan normal
Jumlah ....... 403 372 372
II. SARANA SANITASI
1. Sarana Air Minum a Tidak ada 0
(air isi ulang / PAH / b Ada, bukan milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 1
PDAM) c Ada, milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 2
d Ada, bukan milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 3
e Ada, milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 4 124 124 124
2. Jamban/WC a Tidak ada 0
b Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai/kolam/parit
c Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai/kolam/parit
d Ada, leher angsa, disalurkan ke sungai/kolam/parit 3
e Ada, leher angsa, ada tangki septik 4 124 124 124
3. Sarana Pembuangan a Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur dihalaman rumah 0
Air Limbah b Ada diresapkan tetapi mencemari sumber air (< 10m) 1
(SPAL) c Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 62 62 62
d Ada, Diresapkan, tidak mencemari sumber air (>10m) 3
e Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih lanjut 4
4. Sarana Pembuangan a Tidak ada 0
Sampah b Ada, tidak kedap air, tidak tertutup 1
(Tempat Sampah) c Ada, kedap air, tidak tertutup 2 62 62
d Ada, kedap air, Tertutup 3 93
Jumlah............... 403 403 403
III. PERILAKU PENGHUNI
1. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b jarang dibuka 1 31
c Setiap harindibuka 2 62 62
2. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
Ruang Keluarga b Kadang-kadang dibuka 1
c Setiap hari di buka 2

31
3. Membersihkan a Membersihkan Rumah dan 0
Rumah dan Halaman b Kadang-kadang 1 31 31
c Setiap hari 2 62
4. Membuang Tinja a Dibuang sembarangan 0
Bayi dan Balita b Ke TPS 1
c Dibuang ke Jamban 2 62 62 62
5. Membuang Sampah a Dibuang ke selain tempat sampah/dibakar 0
b Tiap hari dibuang ke tempat sampah 1 31 31 31
c Diolah lebih lanjut (recycle) 2
Jumlah....... 186 186 279
IV BINATANG PENULAR PENYAKIT
1. Jentik Nyamuk a Tidak ada penampungan air 0
b Kontainer ada jentik 1 31
c Kontainer tidak ada jentik 2 62 62
d Gram larvasida 3
2. Tikus a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan tikus 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 1 31 31 31
3. Kecoa a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan kecoa 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan Kecoa 1 31 31 31
Jumlah... 124 124 93
TOTAL SKOR PENILAIAN 1085 1085 1147
Hasil Penilaian: NILAI x BOBOT = 1302

 Kategori Rumah Sehat = 989 – 1302 (76%-100%)


 Rumah Tidak Sehat = < 989 (<76%)

KK 1 : 1085 (Rumah Sehat)

KK2 : 1085 (Rumah Sehat)

KK3 : 1147 (Rumah Sehat)

32
KUESIONER PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK Alamat KK
1. Ramli Lahmak 1. Komplek Marissa 12, No. C7 Kelurahan : Siantan Hulu
2. Heri 2. Komplek Marissa 12, No. C8 Kecamatan : Pontianak Utara
3. Maulana Yahya 3. Komplek Marissa 12, No. C6 RT/RW : 008 / 026
4. Abdul Rohman 4. Komplek Marissa 12, No. D7 Tanggal : 29 Nopember 2020
5. Muhammad Thalib 5. Komplek Marissa 12, No. B7 Nama/TTD : Khansa Atallah Puruhita
Petugas : ...........................................

HASIL
KOMPONEN YANG PENILAIAN KK
NO KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
1 2 3 4 5
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a Tidak ada 0
b Ada, Kotor 1
c Ada, Bersih 2 62 62 62 62 62
2. Dinding a Bukan tembok (terbuat dari anyaman banbu/ilalang) 0
b Semi permanen (setengah tembok/pasangan bata atau batu 1
yang tidak di plester/papan yang tidak kedap air)
c Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 2
62 62 62 62 62
papan kedap air.
3. Lantai a Tanah 0
b Papan/Anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu
c Di plester/Ubin/Keramik/papan (rumah panggung) 2 62 62 62 62 62
4. Jendela Kamar Tidur a Tidak ada 0
b Ada 1 31 31 31 31 31
5. Jendela Ruang a Tidak ada 0
Keluarga b Ada 1
31 31 31 31 31
6. Ventilasi a Tidak ada 0
b Ada 1 31 31 31
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai 2 62 62
7. Lubang Asap Dapur a Tidak ada 0 0 0 0 0 0

33
b Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari luas lantai dapur 1
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai dapur 2
8. Pencahayaan a Tidak terang, tidak dapat di pergunakan untuk membaca 0
b Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c Terang dan tidak silau sehingga dapat di pergunakan 2
62 62 62 62 62
untuk membaca dengan normal
Jumlah ...... 372 341 341 341 372
II. SARANA SANITASI
1. Sarana Air Minum a Tidak ada 0
(air isi ulang / PAH / b Ada, bukan milik sendiri, tidak memenuhi syarat 1
PDAM) kesehatan
c Ada, milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 2
d Ada, bukan milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 3
e Ada, milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 4 124 124 124 124 124
2. Jamban/WC a Tidak ada 0
b Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai/kolam/parit
c Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai/kolam/parit
d Ada, leher angsa, disalurkan ke sungai/kolam/parit 3
e Ada, leher angsa, ada tangki septik 4 124 124 124 124 124
3. Sarana Pembuangan Air a Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur dihalaman 0
Limbah (SPAL) rumah
b Ada diresapkan tetapi mencemari sumber air (< 10m) 1
c Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 62 62 62 62 62
d Ada, Diresapkan, tidak mencemari sumber air (>10m) 3
e Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih 4
lanjut
4. Sarana Pembuangan a Tidak ada 0
Sampah b Ada, tidak kedap air, tidak tertutup 1 31
(Tempat Sampah) c Ada, kedap air, tidak tertutup 2 62 62
d Ada, kedap air, Tertutup 3 93 93
Jumlah............... 403 371 341 403 372
III. PERILAKU PENGHUNI
1. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b jarang dibuka 1 31 31
c Setiap harindibuka 2 62 62 62
2. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0 0 0 0 0 0

34
Ruang Keluarga b Kadang-kadang dibuka 1
c Setiap hari di buka 2
3. Membersihkan a Membersihkan Rumah dan 0
Rumah dan Halaman b Kadang-kadang 1 31 31 31 31
c Setiap hari 2 62
4. Membuang Tinja a Dibuang sembarangan 0
Bayi dan Balita b Ke TPS 1
c Dibuang ke Jamban 2 62 62 62 62 62
5. Membuang Sampah a Dibuang ke selain tempat sampah/dibakar 0
b Tiap hari dibuang ke tempat sampah 1 31 31 31 31 31
c Diolah lebih lanjut (recycle) 2
Jumlah....... 186 186 155 217 155
IV BINATANG PENULAR PENYAKI
1. Jentik Nyamuk a Tidak ada penampungan air 0
b Kontainer ada jentik 1
c Kontainer tidak ada jentik 2 62 62 62 62 62
d Gram larvasida 3
2. Tikus a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan tikus 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 1 31 31 31 31 31
3. Kecoa a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan kecoa 0 0 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan Kecoa 1 31 31 31
Jumlah... 124 124 93 124 93
TOTAL SKOR PENILAIAN 1085 1022 930 1085 992
Hasil Penilaian: NILAI x BOBOT = 1302

 Kategori Rumah Sehat = 989 – 1302 (76%-100%)


 Rumah Tidak Sehat = < 989 (<76%)

KK 1: 1085 (Rumah Sehat)


KK 2: 1022 (Rumah sehat)
KK 3: 930 (Rumah tidak sehat)
KK 4: 1085 (Rumah sehat)
KK 5: 992 (Rumah sehat)

35
KUESIONER PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK Alamat KK
1. Yani 1. Jl.Selat Panjang RT03/RW35 Siantan Hulu Kelurahan : Siantan Hulu

2. Ida Sonol 2. Jl.Selat Panjang RT03/RW35 Siantan Hulu Kecamatan : Pontianak Utara
3. Andelena Ita 3. Jl.Selat Panjang RT03/RW35 RT/RW : 03/35
Siantan Hulu
4. Hamzah 4. Jl.Selat Panjang RT03/RW35 Siantan Hulu Tanggal : 29/November/2020
5. ........................................... 5. ..................................................... Nama/TTD : Victaria Viyuna
Petugas :

HASIL
KOMPONEN YANG PENILAIAN KK
NO KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
1 2 3 4 5
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a Tidakada 0
b Ada, Kotor 1 31 31
c Ada, Bersih 2 62 62
2. Dinding a Bukan tembok (terbuat darianyamanbanbu/ilalang) 0
b Semipermanen(setengahtembok/pasanganbataataubatu 1
yang tidak di plester/papan yang tidakkedap air)
c Permanen (tembok/pasanganbatubata yang diplester) 2 62 62 62 62
papankedap air.
3. Lantai a Tanah 0
b Papan/Anyaman bamboo dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu
c Diplester/Ubin/Keramik/papan (rumahpanggung) 2 62 62 62 62
4. Jendela Kamar Tidur a Tidakada 0
b Ada 1 31 31 31 31
5. JendelaRuang a Tidakada 0
Keluarga b Ada 1 31 31 31 31

6. Ventilasi a Tidakada 0
b Ada 1 31 31
c Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 2 62 62
7. Lubang Asap Dapur a Tidakada 0

36
b Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai 1 31 31
dapur
c Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 2 62 62
dapur
8. Pencahayaan a Tidak terang, tidak dapat di pergunakan untuk membaca 0
b Kurangterang, 1
sehinggakurangjelasuntukmembacadengan normal
c Terangdantidaksilausehinggadapat di 2 62 62 62 62
pergunakanuntukmembacadengannormal
Jumlah ...... 434 403 372 341
II. SARANA SANITASI
1. Sarana Air Minum a Tidakada 0
(air isiulang / PAH / b Ada,bukan milik sendiri, tidak memenuhi syarat 1
PDAM) kesehatan
c Ada, milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 2
d Ada, bukanmiliksendiri, memenuhisyaratkesehatan 3
e Ada, miliksendiri, memenuhisyaratkesehatan 4 124 124 124 124
2. Jamban/WC a Tidakada 0
b Ada, bukanleherangsa, tidakadatutup, 1
disalurkankesungai/kolam/parit
c Ada, bukanleherangsa, adatutup, 2
disalurkankesungai/kolam/parit
d Ada, leherangsa, disalurkankesungai/kolam/parit 3
e Ada, leherangsa, adatangkiseptik 4 124 124 124 124
3. SaranaPembuangan Air a Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur dihalaman 0
Limbah (SPAL) rumah
b Ada diresapkantetapimencemarisumber air (< 10m) 1
c Ada, dialirkankeselokanterbuka 2 62 62 62 62
d Ada, Diresapkan, tidakmencemarisumber air (>10m) 3
e Ada, dialirkankeselokantertutupuntukdiolahlebihlanjut 4
4. SaranaPembuangan a Tidakada 0
Sampah b Ada, tidakkedap air, tidaktertutup 1
(TempatSampah) c Ada, kedap air, tidaktertutup 2 62 62 62
d Ada, kedap air, Tertutup 3 93
Jumlah............... 403 372 372 372
III. PERILAKU PENGHUNI
1. MembukaJendela a Tidakpernahdibuka 0
KamarTidur b jarangdibuka 1 31 31
c Setiapharindibuka 2 62 62

37
2. MembukaJendela a Tidakpernahdibuka 0
RuangKeluarga b Kadang-kadangdibuka 1
c Setiaphari di buka 2
3. Membersihkan a MembersihkanRumahdan 0
RumahdanHalaman b Kadang-kadang 1
c Setiaphari 2 62 62 62 62
4. MembuangTinja a Dibuangsembarangan 0
BayidanBalita b Ke TPS 1
c DibuangkeJamban 2 62 62 62 62
5. MembuangSampah a Dibuangkeselaintempatsampah/dibakar 0
b Tiapharidibuangketempatsampah 1 31 31 31 31
c Diolahlebihlanjut (recycle) 2
Jumlah....... 186 186 217 217
IV BINATANG PENULAR PENYAKIT
1. JentikNyamuk a Tidakadapenampungan air 0
b Kontaineradajentik 1 31
c Kontainertidakadajentik 2 62 62 62
d Gram larvasida 3
2. Tikus a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan tikus 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 1 31 31 31 31
3. Kecoa a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan kecoa 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan Kecoa 1 31 31 31 31
Jumlah... 124 124 124 93
TOTAL SKOR PENILAIAN 1147 1085 1085 1023
HasilPenilaian: NILAI x BOBOT = 1302

 Kategori RumahSehat = 989 – 1302 (76%-100%)


 RumahTidakSehat = < 989 (<76%)

KK 1 : 1147 (Rumah Sehat)

KK 2 : 1085 (Rumah Sehat)

KK 3 : 1085 (Rumah Sehat)

KK 4 : 1023 (Rumah Sehat)

38
KUESIONER PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK Alamat KK
1. Ruswanti 1. Komplek alambhana makmur Kelurahan : Ambawang kuala
2. Herwati 2. Komplek alambhana makmur Kecamatan : Sui ambawang
3. Firmansyah 3. Komplek alambhana makmur RT/RW : 003/001
4. Edi 4. Komplek alambhana makmur Tanggal : 28 november 2020
5. Tugimin 5. Komplek alambhana makmur Nama/TTD : Sekar ayu oktavianti
Petugas : ...........................................

HASIL
KOMPONEN YANG PENILAIAN KK
NO KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
1 2 3 4 5
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a Tidak ada 0
b Ada, Kotor 1
c Ada, Bersih 2 62 62 62 62 62
2. Dinding a Bukan tembok (terbuat dari anyaman banbu/ilalang) 0
b Semi permanen (setengah tembok/pasangan bata atau 1
batu yang tidak di plester/papan yang tidak kedap air)
c Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 2 62 62 62 62 62
papan kedap air.
3. Lantai a Tanah 0
b Papan/Anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu
c Di plester/Ubin/Keramik/papan (rumah panggung) 2 62 62 62 62 62
4. Jendela Kamar Tidur a Tidak ada 0
b Ada 1 31 31 31 31 31
5. Jendela Ruang a Tidak ada 0
Keluarga b Ada 1 31 31 31 31 31

6. Ventilasi a Tidak ada 0


b Ada 1
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai 2 62 62 62 62 62
7. Lubang Asap Dapur a Tidak ada 0
b Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari luas lantai 1

39
dapur
c Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai 2
dapur
8. Pencahayaan a Tidak terang, tidak dapat di pergunakan untuk 0
membaca
b Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c Terang dan tidak silau sehingga dapat di pergunakan 2 62 62 62 62 62
untuk membaca dengan normal
Jumlah ....... 372 372 372 372 372
II. SARANA SANITASI
1. Sarana Air Minum a Tidak ada 0
(air isi ulang / PAH / b Ada, bukan milik sendiri, tidak memenuhi syarat 1
PDAM) kesehatan
c Ada, milik sendiri, tidak memenuhi syarat kesehatan 2
d Ada, bukan milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 3
e Ada, milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan 4 124 124 124 124 124
2. Jamban/WC a Tidak ada 0
b Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai/kolam/parit
c Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai/kolam/parit
d Ada, leher angsa, disalurkan ke sungai/kolam/parit 3
e Ada, leher angsa, ada tangki septik 4 124 124 124 124 124
3. Sarana Pembuangan Air a Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur dihalaman 0
Limbah (SPAL) rumah
b Ada diresapkan tetapi mencemari sumber air (< 10m) 1 31 31
c Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 62 62 62
d Ada, Diresapkan, tidak mencemari sumber air (>10m) 3
e Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih 4
lanjut
4. Sarana Pembuangan a Tidak ada 0
Sampah b Ada, tidak kedap air, tidak tertutup 1 31 31 31
(Tempat Sampah) c Ada, kedap air, tidak tertutup 2 62 62
d Ada, kedap air, Tertutup 3
Jumlah............... 341 341 310 341 372
III. PERILAKU PENGHUNI
1. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0
b jarang dibuka 1 31 31 31

40
Kamar Tidur c Setiap harindibuka 2 62 62

2. Membuka Jendela a Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b Kadang-kadang dibuka 1 31 31
c Setiap hari di buka 2 62 62 62
3. Membersihkan a Membersihkan Rumah dan 0
Rumah dan Halaman b Kadang-kadang 1 31 31 31 31 31
c Setiap hari 2
4. Membuang Tinja a Dibuang sembarangan 0
Bayi dan Balita b Ke TPS 1
c Dibuang ke Jamban 2 62 62 62 62 62
5. Membuang Sampah a Dibuang ke selain tempat sampah/dibakar 0
b Tiap hari dibuang ke tempat sampah 1 31 31 31 31 31
c Diolah lebih lanjut (recycly) 2
Jumlah....... 217 248 186 248 186
IV BINATANG PENULAR PENYAKIT
1. Jentik Nyamuk a Tidak ada penampungan air 0
b Kontainer ada jentik 1
c Kontainer tidak ada jentik 2 62 62 62 62 62
d Gram larvasida 3
2. Tikus a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan tikus 0 0 0 0 0 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan tikus 1
3. Kecoa a Ada atau terdapat tanda-tanda keberadaan kecoa 0 0 0 0
b Tidak ada tanda-tanda Keberadaan Kecoa 1 31 31
Jumlah... 93 93 62 62 62
TOTAL SKOR PENILAIAN 1023 1054 930 1023 992

Hasil Penilaian: NILAI x BOBOT = 1302

 Kategori Rumah Sehat = 989 – 1302 (76% - 100%)


 Rumah Tidak Sehat = < 989 (<76%)

KK 1 : 1023 (Rumah Sehat) KK 3 : 930 (Rumah Tidak Sehat) KK 5 : 992 (Rumah Tidak Sehat)

KK 2 : 1054 (Rumah Sehat) KK 4 : 1023 (Rumah Sehat)

41
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil:
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan skor penilaian rumah sehat yang
dilakukan di wilayah kota Mempawah, maka 4 kepala keluarga (KK) atau dari
keseluruhan rumah yang diperiksa dinyatakan Rumah Sehat dengan hasil skor tiap
rumah warga mencapai nilai persyaratan criteria rumah sehat yaitu diatas 989.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan skor penilaian rumah sehat yang
dilakukan di kota Pontianak, maka dari 17 Kepala Keluarga (KK) yang diperiksa,
maka 14 Kepala Keluarga (KK) yang diperiksa dinyatakan Rumah Sehat dengan hasil
skor tiap rumah warga mencapai nilai persyaratan criteria rumah sehat yaitu diatas
989. Serta 3 Kepala Keluarga (KK) lainnya yang diperiksa dinyatakan Rumah Tidak
Sehat dengan hasil skor tiap rumah warga tersebut tidak mencapai nilai persyaratan
kriteria rumah sehat yaitu diatas 989.
C. Pembahasan
Dari hasil peninjauan ataupun observasi langsung yang telah dilakukan pada 4 titik
lokasi yang ada di wilayah kota Pontianak, dengan kepala keluarga yang telah dilakukan
penilaian sebanyak 17 KK. Diketahui bahwa dari komponen-komponen dalam penilaian,
masih ditemukan masalah-masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan rumah tersebut.
Hal ini dapat diketahui dari masih tingginya persentase pada variabel-variabel dalam
komponen penilaian yang dapat mempengaruhi kesehatan rumah.
Adapun masalah-masalah yang ditemukan pada penilaian rumah sehat di wilayah
kota Pontianak adalah sarana pembuangan air limbah yang dialirkan keselokan terbuka
dengan persentase sebesar 88,2%, kemudian jendela ruang keluarga tidak pernah dibuka
dengan persentase 70,5%, selanjutnya permasalahan bersih-bersih rumah dan halaman
yang kadang-kadang dilakukan dengan persentase sebesar 64,7%, selain itu tidak adanya
lubang asap pada dapur dengan persentase 58,8% dan permasalahan sarana pembuangan
sampah yang sudah ada, kedap air, tapi tidak tertutup dengan persentase 53%.
Dari hasil peninjauan ataupun observasi langsung yang telah dilakukan pada 1 titik
lokasi yang ada di wilayah kota Mempawah, dengan kepala keluarga yang telah dilakukan
penilaian sebanyak 4 KK. Diketahui bahwa dari komponen-konponen dalam penilaian,
masih ditemukan masalah-masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan rumah tersebut,
seperti tidak adanya lubang asap dapur dengan persentase 100%, kemudian permasalahan
sarana pembuangan air limbah yang dialirkan keselokan terbuka dengan persentase 100%,
selanjutnya permasalahan jarang membuka jendela kamar tidur dengan persentase 75%
dan jarang membuka jendela ruang keluarga dengan persentase 50%, serta permasalahan
bersih-bersih rumah dan halaman dengan persentase 50%. Hal ini dapat diketahui dari
masih tingginya persentase pada variabel-variabel dalam komponen penlaian yang dapat
mempengaruhi kesehatan rumah.

42
Setelah terkumpulnya permasalahan dari komponen-komponen yang paling
tidak memenuhi syarat dari hasil penilaian berdasarkan persentasenya, dan setelah
diambil 5 komponen yang paling tidak memenuhi syarat, kemudian dikaji dengan tabel
pemilihan alternatif yang berguna untuk menentukan alternatif pemecahan masalah
dengan berdasarkan kriteria, yang di mulai dari Kriteria 1 (adalah paling susah
Penangananya, paling mahal, kecil dampaknya), sampai dengan kriteria 5 yang paling
mudah penanganannya, paling murah, dan besar dampaknya. Berikut adalah tabel
pemilihan alternatif dari penilaian yang dilaksanakan di Kota Pontianak:
TABEL PEMILIHAN ALTERNATIF
Penilaian Komponen Di Wilayah Kota Pontianak Tahun 2020
NO Alternatif Mudah/ Murah/
Dampak Total
sulit mahal
1 Sarana pembuangan air limbah (SPAL) 1 2 5 8
2 Perilaku membuka jendela ruang keluarga 5 1 3 9
3 Bersih-bersih rumah dan halaman 5 5 4 14
4 Lubang asap dapur 2 1 2 5
5 Sarana pembuangan sampah 5 3 4 12
Pada sarana pembuangan air limbah (SPAL), diberikan angka 1 karena sulit
dilaksanakan, walaupun prosesnya sudah sederhana tetapi cukup sulit dalam
pembuatan dan pemasangan SPAL, kemudian diberikan angka 2 untuk biaya yang
dibutuhkan, karena biaya yang diperlukan juga cukup tinggi walaupun sudah ditekan
dengan menggunakan barang-barang bekas atau sederhana dalam proses
pembuatannya. Tetapi dampak dari pembuatan SPAL diberikan angka 5 karena sangat
baik bagi lingkungan, untuk mencegah adanya pencemaran ataupun kontaminasi
limbah ke lingkungan serta dapat mencegah penyakit terutama yang berhubungan
dengan vektor seperti nyamuk.
Pada perilaku membuka jendela ruang keluarga, diberikan angka 5 karena
sangat mudah dalam pelaksanaannya, kemudian diberikan angka 1 untuk biaya karena
mahal untuk membuat sebuah jendela agar aman untuk dibuka seperti menambahkan
pengaman tamabahan yaitu teralis besi agar lebih aman saat dibuka. Kemudian
diberikan angka 3 karena dampaknya cukup baik yaitu meningkatkan pengkondisian
udara pada ruang keluarga, dan membiarkan cahaya matahari masuk untuk mengurangi
kelembaban dan dapat mematikan mikroorganisme.
Pada perilaku bersih-bersih rumah dan halaman, diberikan angka 5 karena
sangat mudah untuk dilaksanakan kapan saja dengan peralatan dan tindakan yang
sederhana, dan diberikan angka 5 karena peralatan yang digunakan sanagat mudah
didapatkan dengan harga yang terjangkau. Selain itu dampaknya diberikan angka 4,
karena dengan bersih-bersih rumah dan halaman dapat meningkatkan kualitas rumah
sehat dan mencegah dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan dari buruknya
hygiene dan kebersihan rumah.

43
Pada tabel pemilihan alternatif, di komponen lubang asap dapur, diberikan
angka 2 karena cukup sulit dilaksanakan karena harus membuat lubang ventilasi baru
untuk mengatasi permasalahan asap, kemudian diberi angka 1 karena jika
menggunakan alat seperti cooker hood untuk menghisap asap dapur, tentu saja
memakan biaya yang mahal hingga jutaan rupiah, walau ada cara untuk mengakalinya
dengan membuka jendela atau pintu yang berada disekitar area dapur. Selain itu
diberikan angka 2 pada dampak yang ditimbulkan karena hanya berkaitan dengan
pengkondisian udara ruangan yang lebih baik.
Pada komponen sarana pembuangan sampah, diberikan nilai 5 karena sangat
mudah dilakukan yaitu dengan menyediakan tempat pembuangan sampah yang baik,
namun diberikan angka 3 karena membutuhkan biaya untuk membeli tempat sampah
yang baik dan sesuai dengan persyaratan rumah sehat, selain itu diberikan nilai 4
karena dampak dari sarana pembuangan sampah yang baik, dapat mencegah
perkembangbiakan vektor penular penyakit seperti lalat, kecoa, dan binatang
pengganggu seperti tikus, serta sampah yang dibuang ke tempat yang baik tidak
menimbulkan bau yang sangat mengganggu pada area rumah.
Berikut adalah tabel pemilihan alternatif dari penilaian yang dilaksanakan di
Kota Mempawah:
TABEL PEMILIHAN ALTERNATIF
Penilaian Komponen Di Wilayah Kota Mempawah Tahun 2020

NO Alternatif Mudah/ Murah/


Dampak Total
sulit mahal
1 Lubang asap dapur 2 1 2 5
2 Sarana pembuangan air limbah (SPAL) 1 2 5 8
3 Perilaku membuka jendela kamar tidur 5 1 3 9
4 Perilaku membuka jendela ruang keluarga 5 1 3 9
5 Bersih-bersih rumah dan halaman 5 5 4 14
Pada tabel pemilihan alternatif, di komponen lubang asap dapur, diberikan
angka 2 karena cukup sulit dilaksanakan karena harus membuat lubang ventilasi baru
untuk mengatasi permasalahan asap, kemudian diberi angka 1 karena jika
menggunakan alat seperti cooker hood untuk menghisap asap dapur, tentu saja
memakan biaya yang mahal hingga jutaan rupiah, walau ada cara untuk mengakalinya
dengan membuka jendela atau pintu yang berada disekitar area dapur. Selain itu
diberikan angka 2 pada dampak yang ditimbulkan karena hanya berkaitan dengan
pengkondisian udara ruangan yang lebih baik.
Pada sarana pembuangan air limbah (SPAL), diberikan angka 1 karena sulit
dilaksanakan, walaupun prosesnya sudah sederhana tetapi cukup sulit dalam
pembuatan dan pemasangan SPAL, kemudian diberikan angka 2 untuk biaya yang
dibutuhkan, karena biaya yang diperlukan juga cukup tinggi walaupun sudah ditekan
dengan menggunakan barang-barang bekas atau sederhana dalam proses

44
pembuatannya. Tetapi dampak dari pembuatan SPAL diberikan angka 5 karena sangat
baik bagi lingkungan, untuk mencegah adanya pencemaran ataupun kontaminasi
limbah ke lingkungan serta dapat mencegah penyakit terutama yang berhubungan
dengan vektor seperti nyamuk.
Pada perilaku membuka jendela kamar tidur, diberikan angka 5 karena sangat
mudah dalam pelaksanaannya, kemudian diberikan angka 1 untuk biaya karena mahal
untuk membuat sebuah jendela agar aman untuk dibuka seperti menambahkan
pengaman tamabahan yaitu teralis besi agar lebih aman saat dibuka. Kemudian
diberikan angka 3 karena dampaknya cukup baik yaitu meningkatkan pengkondisian
udara pada kamar tidur, dan membiarkan cahaya matahari masuk untuk mengurangi
kelembaban dan dapat mematikan mikroorganisme.
Pada perilaku membuka jendela ruang keluarga, diberikan angka 5 karena
sangat mudah dalam pelaksanaannya, kemudian diberikan angka 1 untuk biaya karena
mahal untuk membuat sebuah jendela agar aman untuk dibuka seperti menambahkan
pengaman tamabahan yaitu teralis besi agar lebih aman saat dibuka. Kemudian
diberikan angka 3 karena dampaknya cukup baik yaitu meningkatkan pengkondisian
udara pada ruang keluarga, dan membiarkan cahaya matahari masuk untuk mengurangi
kelembaban dan dapat mematikan mikroorganisme.
Pada perilaku bersih-bersih rumah dan halaman, diberikan angka 5 karena
sangat mudah untuk dilaksanakan kapan saja dengan peralatan dan tindakan yang
sederhana, dan diberikan angka 5 karena peralatan yang digunakan sanagat mudah
didapatkan dengan harga yang terjangkau. Selain itu dampaknya diberikan angka 4,
karena dengan bersih-bersih rumah dan halaman dapat meningkatkan kualitas rumah
sehat dan mencegah dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan dari buruknya
hygiene dan kebersihan rumah.
Dari tabel pemilihan alternatif, diambil 3 komponen dengan nilai total terbesar,
sehingga berikut ini adalah rekomendasi pemecahan masalah rumah dari penilaian rumah
sehat yang di lakukan di wilayah kota Pontianak:
NO Permasalahan Rekomendasi Pemecahan Masalah
1 Tidak membersihkan rumah dan Merencanakan kegiatan rutin bersih-bersih di
halaman secara rutin, dan hanya lingkungan warga dengan bantuan tokoh
Kadang-kadang saja masyarakat, sehingga warga mulai
membiasakan diri untuk membersihkan rumah
dan lingkungannya.
2 Sarana pembuangan sampah sudah ada, Membuat penutup tempat sampah agar tidak
kedap air, namun tidak tertutup mengundang datangnya vektor penyakit serta
tidak menimbulkan bau. Selain itu bisa dengan
membeli tempat sampah yang sudah kedap air
dan ada penutupnya.

45
3 Jendela ruang keluarga tidak pernah Mulai membiasakan diri untuk membuka
dibuka jendela ruang keluarga untuk melancarkan
sirkulasi udara dan pencahayan, mengingat
ruang keluarga merupakan ruang berkumpul dan
tempatnya berbagai aktifitas sehari-hari, namun
untuk alasan kemanan, lebih baik dilakukan saat
jendela sudah dipasang teralis besi, jadi
dihaarapkan untuk bijak saat membuka jendela.

Adapaun dari tabel pemilihan alternatif, diambil 3 komponen dengan nilai total
terbesar, sehingga berikut ini adalah rekomendasi pemecahan masalah rumah dari
penilaian rumah sehat yang di lakukan di wilayah kota Mempawah:
NO Permasalahan Rekomendasi Pemecahan Masalah
1 Tidak membersihkan rumah dan Merencanakan kegiatan rutin bersih-bersih di
halaman secara rutin, dan hanya lingkungan warga dengan bantuan tokoh
terkadang saja masyarakat, sehingga warga mulai
membiasakan diri untuk membersihkan rumah
dan lingkungannya. Dengan bersih-bersih rumah
dapat mengurangi adanya gangguan dari
binatang pengganggu yang dapat mengganggu
kesehatan.
2 Jarang membuka jendela kamar tidur Bukalah jendela kamar tidur setiap hari, selain
melancarkan sirkulasi udara, juga agar cahaya
matahari dapat masuk dan secara alami dapat
membunuh kuman dan mengurangi kelembaban.
Namun untuk alasan kemanan, lebih baik
dilakukan saat jendela sudah dipasang teralis
besi, jadi dihaarapkan untuk bijak saat membuka
jendela.
3 Jendela ruang keluarga Kadang-kadang Bukalah setiap hari jendela ruang keluarga agar
dibuka sirkulasi udara di ruangan berjalan dengan baik,
dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan.
Namun untuk alasan kemanan, lebih baik
dilakukan saat jendela sudah dipasang teralis
besi, jadi dihaarapkan untuk bijak saat membuka
jendela.

Dari tabel diatas dapat kita lihat berbagai permasalahan dan rekomendasi
penyelesaian permasalahan rumah sehat secara sederhana yang dapat kita terapkan
di wilayah pemeriksaan, tepatnya di wilayah kota Pontianak dan wilayah kota
Mempawah. Perilaku jarang bersih-bersih rumah dan halaman juga memiliki

46
resiko seperti kondisi rumah yang menjadi kotor dan mengundang kedatangan
binatang pengganggu yang dapat mengganggu kesehatan, serta tentu saja rumah
yang kotor akan menghilangkan nilai estetika. Untuk itu, perlu adanya aktifitas
rutin untuk membersihkan rumah dan halaman. Sarana pembuangan sampah jika
tidak tertutup akan menimbulkan bau dan mengundang kedatangan binatang
pengganggu yang dapat menurunkan derajat kesehatan. Adanya keberadaan
binatang penganggu di rumah merupakan hal yang patut diperhatikan karena dapat
menularkan atau menimbulkan penyakit yang mengganggu kesehatan. Untuk itu,
perlu dilakukan peningkatan sarana pembuangan sampah yang lebih baik.
Selain itu, kebiasaan tidak membuka jendela ruang keluarga dapat
menimbulkan kondisi udara yang kurang nyaman seperti pengap, dan beresiko
untuk meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu yang dapat
menganggu kesehatan. Serta kebiasaan jarang membuka jendela kamar tidur juga
tidak baik, karena jika cahaya matahari tidak masuk ke dalam kamar, maka
cenderung kondisi ruangan akan lebih lembab dan pengap yang memunginkan
perkembangan optimal mikroorganisme yang dapat mengganggu kesehatan. Untuk
itu, lebih baik jika membuka jendela agar pengkondisian udara yang lebih baik.
Sehingga dari uraian di atas, sangat penting untuk menjadikan rumah
termasuk kedalam kategori rumah sehat, karena dapat mengurangi resiko
terjadinya penyakit, terutama yang disebabkan oleh rumah dan lingkungannya.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum penilaian rumah sehat yang dilakukan di wilayah kota Pontianak
dan Kota Mempawah, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan skor penilaian rumah sehat
yang dilakukan di wilayah kota Mempawah, maka 4 kepala keluarga (KK)
atau dari keseluruhan rumah yang diperiksa dinyatakan Rumah Sehat dengan
hasil skor tiap rumah warga mencapai nilai persyaratan criteria rumah sehat
yaitu diatas 989.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan skor penilaian rumah sehat
yang dilakukan di kota Pontianak, maka dari 17 Kepala Keluarga (KK) yang
diperiksa, maka 14 Kepala Keluarga (KK) yang diperiksa dinyatakan Rumah
Sehat dengan hasil skor tiap rumah warga mencapai nilai persyaratan criteria
rumah sehat yaitu diatas 989. Serta 3 Kepala Keluarga (KK) lainnya yang
diperiksa dinyatakan Rumah Tidak Sehat dengan hasil skor tiap rumah warga
tersebut tidak mencapai nilai persyaratan kriteria rumah sehat yaitu diatas 989.
B. Saran
Adapun saran untuk warga di wilayah kota Pontianak dan kota Mempawah agar
meningkatkan komponen-komponen penting yang berhubungan dengan rumah sehat,
diantaranya sarana pembuangan air limbah yang baik, kebiasaan membuka jendela,
kebiasaan bersih-bersih rumah, membuat lubang asap dapur, sarana pembuangan sampah,
dan mencegah adanya kehadiran binatang pengganggu.

48
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, W., Kartikasari, D.A., Ratri, L.P. Peran Petugas Kesehatan Terhadap Sanitasi
Rumah Di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1.
Juni 2019.
Dinas Lingkungan Hidup. 2020. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Lingkungan
Hidup. Diakses pada 22 April 2020.
Awaludin, Azis. 2010. Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat Di Desa Kedungwuluh Lor
Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Poltekkes Kemenkes Semarang
Direktorat Pengembangan Pemukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2006. Identifikasi
Kawasan Pemukiman Kumuh Penyangga Kota Metropolitan.
Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2007. Buku panduan penyehatan lingkungan permukiman
(2007).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa
Penyakit Serta Pengendaliannya.
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Faiga, Gama. 2019. 7 Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga. Dikses pada 18 September
2019.

49
LAMPIRAN

FORMAT PENILAIAN KEGIATAN MAHASISWA


PRODI D.III SANITASI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN PONTIANAK

MATA KULIAH : PENYEHATAN PEMUKIMAN


KODE MATA KULIAH : ……………………………………………
KELAS : D3 KESEHATAN LINGKUNGAN
SEMESTER V
TOPIK : ……………………………………………
KELOMPOK : KELOMPOK 3
MAHASISWA
1. AYANG FARADITHA
2. KHANSA ATALLAH P
3. SEKAR AYU O
4. SUPARTI
5. VICTARIA VIYUNA

. NILAI
N KRITERIA PENILAIAN 79- 6 5 4 KET
O 1 8 6 1
0 - - -
0 7 6 5
8 7 5
A B C D
I. PERSIAPAN MAKALAH
1. Kebenaran Isi
2. Ketajaman Pembahasan
3. Sistematika Penulisan
4. Kelengkapan Kepustakaan
I PRESENTASI SEMINAR
I
.
1.
Penguasaan dan Kejelasan Materi
2.
Strategi Seminar
3.
Diskusi Aktif
4.
Kerja Kelompok
5.
Penguasaan AVA (Alat Peraga
Visual)
6. Kesimpulan Hasil
Jumlah ………
Penilaian :
A = 79-100 Nilai = Jumlah Nilai Yang Diperoleh
B = 68-78 10
C = 56-67
D = 41-55

50
51
52

Anda mungkin juga menyukai