Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS POTENSI

GEDUNG KANTOR POS BERSEJARAH


DALAM KEPENTINGAN RANCANG KOTA
Sudarmawan Juwono, Kiki Maria, Abdullah Ali

Abstrak

Sebagian kota-kota besar di Indonesia memiliki bangunan kantor pos yang merupakan
peninggalan masa kolonial Hindia Belanda. Bangunan bangunan ini menempati pada
lokasi pusat kota yang strategis menjadi penanda arsitektur sehingga tidak terpisahkan
kehadirannya dalam rancang kota. Berkaitan dengan kebutuhan identitas serta
keberlanjutan kota keberadaan bangunan ini perlu dipertahankan. Terlebih hingga saat
ini bangunan tersebut masih berfungsi dengan baik sehingga perlu diperhatikan fisik
maupun pemanfaatannya. Bagaimana konsep pelestarian yang tepat agar pemilik
bangunan tetap dapat mengembangkan fungsinya serta menjadi elemen arsitektur kota
yang baik ? Berdasarkan dari teori integrasi ruang kota maka analisis harus mengacu
pada 3 (tiga) hal yaitu : aspek fisik, aspek keterhubungan dan aspek place (tempat). Dari
pembahasan ini dapat dikemukakan bahwa potensi arsitektur gedung kantor pos
bersejarah adalah fungsi publik yang dapat diintegrasikan dengan wisata kota, potensi
morfologi ruang kota, dan identitas arsitektur kota.

Kata kunci : Kontinuitas kota, pengalaman wisata

Pendahuluan namun masih merupakan bagian dari


Balaikota Batavia ( sekarang menjadi
Keberadaan gedung gedung Kantor Museum Jakarta Kota Fatahillah ). Saat itu
Pos lama merupakan fenomena arsitektur gedung Balaikota atau Stad Huis menjadi
kota kota di Indonesia yang tidak dapat gedung layanan satu atap yang melayani
dipisahkan dengan kawasan pusat kota lama. berbagai macam layanan pada masyarakat
Bahkan komposisi gedung Kantor Pos dengan (Heuken, 1997) mulai dari pajak, pengadilan
alun alun dan kabupaten telah menjadi hingga administrasi perdagangan.
model pusat kota kota kecil di Indonesia
periode berikutnya paska kemerdekaan. Perkembangan pos semakin pesat
Perjalanan sejarah keberadaan gedung setelah Gubernur Jenderal Daendels merintis
gedung Kantor Pos dimulai saat Gubernur pembangunan jalan Pos Raya atau Post
Jenderal VOC GW Baron Imhoff pada tanggal Groote Weg yang membentang dari Anyer
26 Agustus 1746 mendirikan kantor pos hingga Panarukan. Jalan ini menghubungkan
pertama kali di Batavia (Juwono, 2004). kota kota besar di pulau Jawa dan
Sebelumnya surat surat dari Eropa hanya mempersingkat jarak tempuh dan memberi
dipajang di gedung penginapan kota hingga kemudahan dalam pergerakan kereta pos.
penerima surat tersebut mengambilnya. Pada setiap kota yang dilintasi jalan Pos
Kantor Pos yang didirikan Baron Imhoff Raya dibangun pos pos pemberhentian dan
belum menempati bangunan tersendiri tempat istirahat bagi kereta pos. Dalam

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| 1


Judul Artikel

babad Sala (Sayid, 1984) disebutkan bahwa legibelity. Bilamana aspek struktur ini
Sri Mangkunegara salah satu penguasa diabaikan maka bangunan akan memiliki
wilayah Jawa yang memerintahkan
kekurangan dari fungsi bangunan tersebut
pembangunan fasilitas pos pos pada lokasi-
terhadap kawasanKebanyakan keberadaan
lokasi strategis kota yaitu pada jantung atau
bangunan kantor pos direncanakan secara
pusat kota berdekatan dengan bangunan-
fungsional namun kemudian berkembang
bangunan penting lainnya.
menjadi ikon kawasan yang melebihi nilai
PERMASALAHAN fungsionalnya menjadi nilai simbolik.
Kearifan atau strategi kultural pemerintah
Dalam pembahasan ini dikemukakan kolonial mengadopsi konsep kota Jawa
dua pertanyaan sesuai dengan kepentingan sangat brilian karena menundukkan kekuatan
rancang kota sebagai berikut : kosmologi kota Jawa dalam suatu tatanan
kota kolonial. Adanya sub-ordinasi kekuatan
1) Seberapa jauh makna gedung gedung lokal (pribumi) dalam wujud keraton atau
tersebut dalam konteks rancang kota ? kabupaten dibawah bayang bayang kekuatan
politik kolonial ditunjukkan dalam tatanan
2) Bagaimana konsep pelestarian dalam pusat kota termasuk perancangan Kantor
mengembangkan fungsinya serta menjadi Pos.
elemen arsitektur kota yang baik ?
Kondisi Arsitektural
Analisis dan Pembahasan
Beberapa bangunan Kantor Pos tidak
Kepentingan Rancang Kota hanya bermakna fungsional sebagai
pelayanan masyarakat namun menjadi
Dalam arsitektur kota, sangat semacam simbol pusat kota dan politik
diperhatikan aspek desain yang bersifat kait kolonial seperti halnya pasar, gedung
hubungan antara arsitektur mikro dengan balaikota atau masjid. Sebagai contoh
kota sebagai arsitektur makro. Shirvani gedung Kantor Pos Yogyakarta yang berada
(1985) mengemukakan 8 (delapan) komponen di samping gedung Bank Indonesia
merupakan ikon kota ini hampir menjadi
perancangan kota, empat di diantaranya
back ground berbagai aktivitas masyarakat
yang terkait adalah tata massa bangunan, mulai dari demonstrasi, pawai atau berbagai
keberadaan supporting activity, simbol dan aktivitas lainnya. Meskipun secara
penanda dan bangunan bersejarah. Secara dimensional fisik relatif kecil dibandingkan
substansial arsitektur kota ini sangat dengan gedung gedung bersejarah seperti
mendukung keberadaan arsitektur mikro gedung Bank Indonesia yang berdiri megah
namun karena posisinya yang strategis maka
(bangunan). Namun bilamana kehadiran
menjadi menonjol. Gambaran lain dapat
bangunan ini tidak difungsikan dengan baik ditemukan pada Kantor Pos Pasar Baru yang
maka akan menjadi lemah dalam proses berdampingan dengan Gedung Kesenian
tawar menawar penataan kota. Aldo Rossi Jakarta menandai kawasan Pasar Baru
mengingat bahwa arsitektur bukanlah politik merupakan potensi arsitektur kota yang
atau untuk tujuan tujuan politik namun menarik.
demikian dapat dipergunakan sebagai alat Kebanyakan keberadaan bangunan
untuk mencapai tujuan politik itu sendiri. kantor pos direncanakan secara fungsional
namun kemudian berkembang menjadi ikon
Kevin Lynch (1966) melihat kawasan yang melebihi nilai fungsionalnya
beberapa aspek seperti menjadi penanda menjadi nilai simbolik. Kearifan atau
sehingga bangunan harus memiliki strategi kultural pemerintah kolonial
mengadopsi konsep kota Jawa sangat
2 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
brilian karena menundukkan kekuatan keraton atau kabupaten dibawah bayang
kosmologi kota Jawa dalam suatu tatanan bayang kekuatan politik kolonial
kota kolonial. Adanya sub-ordinasi ditunjukkan dalam tatanan pusat kota
kekuatan lokal (pribumi) dalam wujud termasuk perancangan Kantor Pos.

DAFTAR KANTOR POS BERSEJARAH

No BANGUNAN TAHUN KONDISI KEUNIKAN/


KANTOR POS PEMBANGUNAN KAWASAN DULU KEISTIMEWAAN
& ARSITEK DAN SAAT INI ASPEK RANCANG KOTA
1 KP Medan 1913 Pusat kota dan masih
menjadi pusat kota
lama
2 KP Barukoto Bengkulu Belum diketahui
3 KP Jakarta Pasar Baru 1913 Kawasan perbelanjaan Berada pada struktur kawasan
dan wisata pusat kota lama, membentuk
serial vision kawasan Pasar Baru
–Lapangan Bantentg
4 KP Jakarta Kota-Taman 1940-Baumgraten Kawasan wisata Kota Merupakan bagian struktur utama
Fatahillah Tua –dulu merupakan pusat Kota Tua titik nol kota
daerah pusat Jakarta dan berada dalam jejaring
perkantoran potensi arsitektur Kota Tua.
5 KP Cikini Jakarta Belum diketahui

6 KP Jakarta Jatinegara Belum diketahui


7 KP Bogor Belum diketahui
8 KP Bandung Asia Afrika 1940
9 KP Cirebon 1940
10 KP Cianjur Belum diketahui
11 KP Garut Belum diketahui
12 KP Sukabumi Belum diketahui
13 KP Semarang Johar Tahun 1914 Pusat perbelanjaan dan Berada pada kerangka struktur
wisata Old Netherland kota Semarang yang dibentuk
oleh jalan Pemuda
14 KP Semarang Bangkong Belum diketahui
15 KP Tegal Belum diketahui
16 KP Pekalongan Belum diketahui
17 KP Magelang Belum diketahui
18 KP Yogyakarta Belum diketahui Pusat kota, Berada dalam kerangka sumbu
perkantoran dan imajiner kota Yogyakarta
kawasan wisata
Keraton dan
perbelanjaan
Malioboro
19 KP Wonosobo Belum diketahui
20 KP Purworejo Belum diketahui
21 KP Salatiga Belum diketahui
22 KP Surabaya Utara Belum diketahui
23 KP Surabaya Simpang Belum diketahui
24 KP Gresik Pelabuhan Belum diketahui
25 KP Pontianak Rahadi Belum diketahui
Usman
26 KP Makassar Balaikota- Belum diketahui
Eks Sentral Giro
27 Eks -KP Merauke 1920 Tahun 1920
3 KP Semarang Johar
4 Yogyakarta

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| 3


Judul Artikel

Sumber :
Gedung Kantor Pos Bersejarah Dalam Konteks Perkotaan

Beberapa bangunan Kantor Pos tidak Kantor Pos Jakarta Kota yang menempati
hanya bermakna fungsional sebagai sebagian lokasi “ lapangan Kota “
pelayanan masyarakat namun menjadi berhadapan dengan Stad Huis (sekarang
semacam simbol pusat kota dan politik menjadi Museum Kota Jakarta).
kolonial seperti halnya pasar, gedung terhadap desain kawasan. Hal ini
balaikota atau masjid. Sebagai contoh menunjukkan bahwa keberadaan bangunan
gedung Kantor Pos Yogyakarta yang bersejarah sangat penting mendukung
berada di samping gedung Bank Indonesia fungsi kota, memberikan manfaat atau nilai
merupakan ikon kota ini hampir menjadi guna kepada warga kota.
back ground berbagai aktivitas masyarakat Masalah perkotaan ( urban desain ) dari
mulai dari demonstrasi, pawai atau aspek perancangan kawasan lama
berbagai aktivitas lainnya. Meskipun secara menyangkut beberapa masalah yaitu krisis
dimensional fisik relatif kecil dibandingkan identitas, sinergi kawasan dan kerusakan
dengan gedung gedung bersejarah seperti struktur kawasan.
gedung Bank Indonesia yang berdiri megah Identitas kota terbentuk dari morfologi
namun karena posisinya yang strategis kota, arsitektur bangunan bersejarah
maka menjadi menonjol. Gambaran lain membentuk karakteristik kota.
dapat ditemukan pada Kantor Pos Pasar Persoalannya bahwa keberadaan bangunan
Baru yang berdampingan dengan Gedung baru di lingkungan kawasan yang memiliki
Kesenian Jakarta menandai kawasan Pasar bangunan bersejarah yang tidak ditata
Baru merupakan potensi arsitektur kota dengan baik sehingga bangunan bersejarah
yang menarik. tertutup.
Pada beberapa kasus seperti kawasan Kota
Struktur Kota Tua, sinergi kawasan antara bangunan lama
Posisi bangunan-bangunan tertutup, dan bangunan baru tidak terbentuk.
jalan dan ruang terbuka membentuk Sebaliknya terjadi kerusakan struktur
struktur ruang kota. Hubungan antar kawasan karena intervensi aktivitas atau
elemen ini membangun suatu pola linkage, bangunan baru tidak terintegrasi dengan
keterkaitan antar fungsi dan tema ruang. baik.
Dalam kasus Kantor Pos Yogyakarta
adalah contoh yang sangat baik menjadi Penanda Kota
bagian dari struktur simbolik kota Bangunan Kantor Pos dapat
Yogyakarta. Bangunan kantor Pos dikembangkan menjadi elemen penanda
Yogyakarta terletak pada lintasan imajiner kota yang efektif.
antara Gunung Merapi -bangunan “ Supporting Activity
Monjali “ ( Monumen Yogya Kembali ) – Ruang Publik
Tugu – keraton Yogyakarta Tugu Krapyak Konservasi Kota
dan Laut Selatan pernah diperdebatkan. Pemahaman
Kantor Pos sebagai bangunan baru Dari studi di atas dapat dikemukakan
sebenarnya merupakan simbol kolonial bahwa bangunan Kantor Pos cukup memili
karena merusak struktur ‘ sakral “ keraton. dukungan
Hal yang sama ditunjukkan keberadaan
4 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Struktur kawasan contoh bangunan yang mampu menyatukan
. Kasus dari keberadaan kantor pos simbol dengan fungsi kawasan secara baik
bersejarah menunjukkan adanya memanfaatkan suasana kawasan sehingga
kesesuaian dengan aspek struktur kawasan tercipta konsep “ place “ yang sangat baik.
dikemukakan oleh Lynch yang Shirvani (1985) mengemukakan konsep “
memperhatikan kekuatan pengaruh supporting activity “ bahwa suatu elemen
individual bangunan terhadap suatu arsitektur kota diharapkan dapat menjadi “
kawasan. pendukung aktivitas kawasan” . Alienasi
suatu bangunan dapat ditengarai dari fungsi
Fungsi kawasan tersebut dalam kawasan. Bilamana dalam
Keberadaan “ Kantor Pos dunia marketing dikenal istilah positionign,
Yogyakarta “ sebagai ikon kota termasuk dalam hal ini maka kedudukan suatu
penggunaan jalan dan halaman depan untuk bangunan atau lingkungan binaan
berbagai aktivitas termasuk aktivitas bersejarah tidak cukup akan sampai pada
demonstrasi adalah fenomena menarik. kuadran fungsional, meningkat lebih jauh
Sebagaimana dalam teori fungsi bahwa pada kuadran emosional terakhir kuadran
memenuhi fungsi tidak sesuatu usaha yang spiritual. Aspek kekotaan ini menjadi syarat
berdiri sendiri tetapi ada upaya kuat utama dalam penataan kawasan dan
mewujudkan aktualitasnya.Kaitan gedung pelestarian bangunan bersejarah. Di negara
tersebut dengan aktivitas kawasan dalam negara maju, aspek kekotaan bangunan
meningkatkan kontekstualitas bangunan bangunan bersejarah ini diolah dengan baik
aspek ini sangat penting namun tidak jarang dan didintegrasikan dengan fungsi kekinian
bangunan lama kehilangan nilai sehingga menghasilkan kawasan kota yang
fungsionalnya sekalipun terletak di menarik bagi wisatawan. Pemerintah kota
kawasan strategis. Kantor Pos Pasar Baru Guang Zhou di China misalnya mengolah
adalah contoh potensi kekuatan fungsi Beijing Road sebagai ruang pedestrian
kawasan yang sangat kuat namun belum ways yang menarik. Perbelanjaan modern
dimanfaatkan dengan baik. Sebagaimana sperti mall, toko toko pakaian yang tidak
diketahui kawasan Pasar Baru merupakan lebih bagus dari toko toko di Pasar Baru
integrasi kawasan wisata belanja, ibadah atau Blok M dipadukan dengan “ obyek
dan rekreasi. Struktur Kota Tua Jakarta sejarah “ situs jalan kuno yang dibangun
merupakan struktur kawasan yang sangat sejak jaman dinasti Tang, Sung, Ming
kuat membentuk kota Batavia lama hingga jaman Dinasti Ching. Obyek
kemudian Jakarta sekarang ini. Namun sejarah ini ditemukan di kedalaman 1 meter
demikian dari aspek aktivitas kawasan, di bawah permukaan tanah saat
lingkungan ini cenderung untuk diabaikan pembangunan jalan , ternyata berlapis lapis
karena belum menjadi suatu kekuatan mengingatkan jalan yang dibangun
pendukung aktivitas kota Jakarta. Bila hal penguasa Roma yaitu “ Cursus Publicus “ .
ini diabaikan maka lingkungan tersebut Kemudian situs ini ditutup kaca diberi
hanya bertahan sebagai unsur simbolis ilustrasi berupa model kota Guanmg Zhou
namun dalam jejaring fungsional kawasan masa lalu. Meskipun obyek sejarah tersebut
secara kontekstual tidak lebih berarti dari hanya sepotong namun karena dikemas
sekedar kumpulan bangunan dengan baik maka menjadi obyek tontonan
bersejarah.Aktivitas kawasan menyangkut yang menarik.
keberadaan bangunan dari aspek
perwadahan “ ruang “ dalam kinerja Sistim Visual Kawasan
fungsinya. Sebaliknya Café Batavia adalah

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| 5


Judul Artikel

Kekuatan visual bangunan Kantor Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan


Pos yang menonjol adalah potensi fasad kesimpulan sebagai berikut bahwa nilai
sebagai unsure bangunan yang paling arsitektur gedung Kantor Pos bersejarah
mudah terlihat. Kekuatan visual kawasan yang terpenting adalah adanya kekuatan
diperkuat oleh keberadaan Kantor Pos, ada bangunan sebagai pendukung sistim
beberapa contoh yang dapat distudi lebih struktur kawasan, fungsi kawasan dan
lanjut yaitu bangunan Kantor Pos visual kawasan. Unsur unsur yang
Yogyakarta. Pada kasus Kantor Pos Pasar membentuk antara lain adalah tampilan
Baru menjadi potensi visual utama kawasan fasad gedung, aktivitas bangunan dan posisi
Pasar Baru yang bersejarah. Tanpa bangunan yang strategis menjadi energi
keberadaan Kantor Pos dan Gedung supporting activity yang menunjang sistim
Kesenian Jakarta yang secara visual kawasan. Hal yang terpenting adalah
menjadi penanda dan town scape kawasan adanya potensi terbentuknya jejaring
maka kekuatan historis Pasar Baru tidak kawasan yang mengintegrasikan
terwujud.Kantor Pos Semarang merupakan keberadaan kantor pos dengan nilai nilai
penada sekaligus town scape kawasan kawasan yang dapat dikembangkan sebagai
menuju kawasan Kota Lama yang obyek wisata. Pelestarian gedung Kantor
menandai peralihan kawasan dari kawasan Pos sebaiknya diarahkan dalam konteks
baru menuju kawasan lama. Hal ini sangat revitalisasi yang masih berkaitan dengan
penting karena bangunan bersejarah lain fungsi lama sebagai kantor pos namun
sudah tidak ada lagi ( dulu di samping terintegasi dengan aktivitas baru yang
Kantor Pos Semarang berdiri gedung Papak berkembang di kawasan tersebut. Dalam
yang merupakan gedung Balai Kota mendukung pembentukan image kawasan
Semarang ).Kaitan dengan struktur sebagai bagian merekonstruksi kembali
kawasan seperti aksesbilitas maupun identitas kawasan maka aspek visual agar
jejaring kawasan yang membentuk suatu diperhatikan sehingga tidak terjadi konflik
pola kawasan. Bangunan yang baik akan dengan pemanfaatna bangun sehingga
mendukung pembentukan struktur kawasan meningkatkan kinerja kawasan dengan
dengan memperkuat kawasan tersebut memperhatikan aspek psikografis
sebagai node atau path. Cullen ( 1969 ) pelanggan. Sebagai ilustrasi gedung Kantor
mengemukakan tentang kekuatan visual Pos Fatahillah dalam pelestariannya
sebagai aspek yang sangat penting dalam diarahkan mendukung keberadaan kawasan
merancang kawasan. Kekuatan visual ini wisata Kota Tua dengan membentuk
membentuk suatu aliran pemandangan yang jejaring kawasan. Aspek aktivitas yang
berwujud sebagai suatu “ serial vision “. perlu diperhatikan dengan memperhatikan
Aset visual ini harus dipertahankan atau fungsi lamanya. Sehingga studi
kawasan tersebut kehilangan fragmentasi pengembangan dalam upaya melestarikan
dan identitas kawasannya.Bangunan Kantor harus melihat aspek psikografis
Pos Yogyakarta adalah contoh ekstrim pelanggannya.
bangunan kolonial yang membelakangi
kawasan pusat kota Yogyakarta lama Kepustakaan
( keraton dan alun alun ) sekaligus mensub- Anonim, 2000, Bangunan Cagar Budaya di
ordinasikan keberadaan keraton menjadi “ Propinsi DKI Jakarta, Dinas
bangunan “ sekunder. Museum dan Pemugaran Propinsi
DKI Jakarta
Kesimpulan dan Saran Anonim, Sejarah Pos Dan Telekomunikasi
Di Indonesia, Direktorat Jenderal
6 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Pos dan Telekomunikasi, Jakarta, Massachusetts And London,
1980 England.
Huib, Akihary, 1988, Arshitectuer en MP Van Bruggen & RS Wassing, 1998,
Stedebouw Indonese 1870-1970, Djokja Solo Beeld Van De
Rijksdienst voo de Vorstensteden, Asia Maior,
Monumentenzorg, Garfiplan, Purmerend, Nederland.
Geewenburg Scott, Merillees, 2000, Batavia in
Juwono, Sudarmawan, 2002, Tesis Nineteenth Century Photographs,
Magister Teknik Arsitektur, Kajian Archiplego Press, Singapore
Morfologi Kawasan Kantor Pos Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design
Bersejarah, Universitas Process, Van Nostrand Reinhold
Diponegoro, Semarang –tidak Company, New York.
diterbitkan Sofianto, Kunto, 2001, Garoet Kota Intan,
Juwono, Sudarmawan, 2003, Studi Visual Sejarah Lokal Kota Garut Sejak
Kawasan Kantor Pos Semarang, Jaman Kolonial Belanda, Penerbit
tidak diterbitkan Alqaprint Jatinangor, Bandung.
Juwono, Sudarmawan, 2004, Selayang Wiryomartono, Bagoes P, 1995, Seni
Pandang Arsietktur Kantor Pos Bangunan dan Seni Bina Kota Di
Tempo Doeloe, Penerbit Komunitas Indonesia, Kajian Mengenai
Pos, Depok Konsep, Struktur, dan Elemen Fisik
Khairuddin, 1985, Filsafat Kota Kota Sejak Peradaban Hindu-
Yogyakarta, Liberty, Yogyakarta Buddha, Islam Hingga Sekarang,
Lim, William, 1998, Asian New Urbanism, PT Gramedia Pustaka Utama,
Select Books Pte. Ltd, Singapore Jakarta.
Lynch, Kevin, 1969, The Image Of A City,
MIT Press, Cambridge,

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| 7

Anda mungkin juga menyukai